• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air/Penggerak Pompa Air Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air/Penggerak Pompa Air Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BAKAR POMPA AIR

/PENGGERAK POMPA AIR DI KECAMATAN

PERBAUNGAN KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH

GEORGE ALEXANDER MAXWELL PASARIBU 030308034/TEKNIK PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

(2)

ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BAKAR POMPA AIR

/PENGGERAK POMPA AIR DI KECAMATAN

PERBAUNGAN KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH

GEORGE ALEXANDER MAXWELL PASARIBU 030308034/TEKNIK PERTANIAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

(Taufik Rizaldi, STP., MP) (Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

(3)

ABSTRACK

The height of fuel price and difficult progressively farmer got the fuel to move the water pumps, becoming one of factor resistor of agriculture product increase and can pursue the economics growth in an area. This research were done to get the amount of actual water pumps requirement and also forecasted requirement of fuel of 2 inch, 3 inch, 4 inch and 6 inch s water pumps to watering the rice field. This research method used the trend line analysis model, by used primary data (farmer sample) and secondary data (relevant institution). From research result the sum of actual water pumps were obtained in the year 2007 was 233 unit and the sum of fuel required were 15.431,32 litre with the fuel cost was Rp 70.816.646,83. For forecasting of year 2008 obtained the water pumps amount were 288 unit and the sum of fuel required were 19571,66 litre. With the fuel cost was Rp 89.863.326,32 Forecasting method used be at the maximum elegibility value = 4 and minimum = - 4.

(4)

ABSTRAK

Tingginya harga bahan bakar dan semakin sulitnya petani memperoleh bahan bakar untuk menggerakkan pompa air, menjadi salah satu faktor penghambat peningkatan produksi pertanian dan dapat menghambat pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jumlah kebutuhan aktual pompa air serta memprediksi kebutuhan bahan bakar pompa air 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci untuk mengairi lahan sawah. Metode penelitian ini menggunakan model analisis garis kecenderungan, dengan menggunakan data primer (sampel petani) dan data sekunder (instansi terkait). Dari hasil penelitian jumlah aktual pompa air yang diperoleh pada tahun 2007 adalah 233 unit dan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan adalah 15.431,32 liter, dengan biaya Rp 70.816.646,83 Untuk peramalan tahun 2008 diperoleh jumlah pompa air adalah 288 unit dengan kebutuhan bahan bakar adalah 19.571.66 liter, dengan biaya Rp 89.863.326,32 Metode peramalan yang digunakan berada pada nilai kelayakan maksimum = 4 dan minimum = - 4

(5)

RINGKASAN PENELITIAN

GEORGE ALEXANDER MAXWELL PASARIBU Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air/Penggerak Pompa air di kecamatan Perbaungan kabupaten Serdang Bedagai , dibawah bimbingan bapak Taufik Rizaldi sebagai ketua komisi pembimbing dan bapak Saipul Bahri Daulay sebagai anggota komisi pembimbing.

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi kebutuhan bahan bakar pompa air diameter 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci, yang dihitung dengan menganalisis jumlah dan kemampuan operasi pompa air diameter 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci, serta dapat memprediksi jumlah pompa air dan kebutuhan bahan bakar pompa air diameter 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk komsumsi bahan bakar.

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data primer (data yang diperoleh langsung dari petani) dan data sekunder (data yang diperoleh dari instansi terkait) yang kemudian dianalisis, adapun ringkasan dari hasil penelitian ini adalah :

Ditinjau berdasarakan data Dinas Pertanian dan Peternakan daerah kabupaten Serdang Bedagai (2007), diketahui bahwa desa Melati II merupakan desa yang memiliki luas lahan sawah terbesar dengan luas 847 ha.

(6)

Dari total 233 pompa air yang ada di kecamatan Perbaungan pada tahun 2007, diantaranya pompa air 2 inci banyak 47 unit, rata rata konsumsi bahan bakarnya adalah 0,78 liter/jam untuk pengolahan tanah dan 0,76 liter/jam untuk pemeliharaan tanaman, rata rata jam kerja/hari adalah 9,38 jam/hari untuk pengolahan tanah dan 7,5 jam/hari untuk pemeliharaan tanaman, efektifitas rata rata adalah 9,11 rante/hari untuk pengolahan tanah dengan kerja efektif 2 hari/musim, dan 6,29 rante /hari untuk pemeliharaan tanaman dengan kerja efektif 3 hari /musim.

Pompa air 3 inci sebanyak 139 unit, rata rata konsumsi bahan bakarnya adalah 0,8 liter/jam untuk pengolahan tanah dan 0,77 liter/jam untuk pemeliharaan tanaman, rata rata jam kerja/hari adalah 11 jam/hari untuk pengolahan tanah dan 9,04 jam/hari untuk pemeliharaan tanaman, efektifitas rata rata adalah 8,94 rante/hari untuk pengolahan tanah dengan kerja efektif 2 hari/musim, dan 6,61 rante /hari untuk pemeliharaan tanaman dengan kerja efektif 3 hari /musim.

Pompa air 4 inci sebanyak 42 unit, rata rata konsumsi bahan bakarnya adalah 0,84 liter/jam untuk pengolahan tanah dan 0,79 liter/jam untuk pemeliharaan tanaman, rata rata jam kerja/hari adalah 11,4 jam/hari untuk pengolahan tanah dan 8,67 jam/hari untuk pemeliharaan tanaman, efektifitas rata rata adalah 9,62 rante/hari untuk pengolahan tanah dengan kerja efektif 2 hari/musim, dan 6,41 rante /hari untuk pemeliharaan tanaman dengan kerja efektif 3 hari /musim.

(7)

pemeliharaan tanaman, rata rata jam kerja/hari adalah 8,58 jam/hari untuk pengolahan tanah dan 6,33 jam/hari untuk pemeliharaan tanaman, efektifitas rata rata adalah 7,4 rante/hari untuk pengolahan tanah dengan kerja efektif 2 hari/musim, dan 4,93 rante /hari untuk pemeliharaan tanaman dengan kerja efektif 3 hari /musim.

Peramalan Jumlah Pompa Air

Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan (trend line analysis model) dengan persamaan Ft = a + bt, untuk jumlah pompa air 2 inci berdasarkan persamaan Ft = -18,895 + 7,81t diramalkan pada tahun 2008 2010, jumlah pompa air 2 ini berturut turut adalah 51unit, 53 unit, dan 60 unit.

Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan (trend line analysis model) dengan persamaan Ft = a + bt, untuk jumlah pompa air 3 inci berdasarkan persamaan Ft = 22,56 + 14,71t diramalkan pada tahun 2008 2010, jumlah pompa air 3 ini berturut turut adalah 155 unit, , 170 unit dan184 unit.

(8)

Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan (trend line analysis model) dengan persamaan Ft = a + bt, untuk jumlah pompa air 6 inci berdasarkan persamaan Ft = -0,105 + 0,69 t diramalkan pada tahun 2008 2010, jumlah pompa air 6 ini berturut turut adalah 6 unit, 7 unit, dan 8 unit.

Dengan model peramalan Ft = -18,895 + 7,81t pada pompa air 2 inci nilai tracking signal yang dipeoleh berada dalam kisaran -2,835 sampai 1,69, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 dan minimum 4.

Dengan model peramalan Ft = 22,56 + 14,71t pada pompa air 3 inci nilai tracking signal yang dipeoleh berada dalam kisaran - 2 sampai 1,228, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 dan minimum 4.

Dengan model peramalan Ft = 27,2 + 5,4t pada pompa air 4 inci nilai tracking signal yang dipeoleh berada dalam kisaran - 2 sampai 1,166, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 dan minimum 4.

Dengan model peramalan Dengan model peramalan Ft = -0,105 + 0,69 t pada pompa air 6 inci nilai tracking signal yang dipeoleh berada dalam kisaran - 2 sampai 1,2, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 dan minimum 4.

Analisis Kebutuhan Bahan Bakar

(9)

inci yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah sebesar 117,02 liter dan pemeliharaan tanaman 108,02 liter. Diramalkan hingga tahun 2010 kebutuhan bahan bakar pompa air 2 inci akan terus meningkat. Pada pada pompa air 2 inci berbahan bakar bensin, untuk pengolahan tanah sebesar 2161,35 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 2251,16 liter. Untuk yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah 166,81 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 153,98 liter. Terlihat peningkatan kebutuhan bahan bakar bensin untuk pompa air 2 inci untuk pengolahan tanah sebanyak 42,5 % atau meningkat sebanyak 645,18 liter. Dan untuk pemeliharaan tanaman meningkat 42,5 % juga atau meningkat sebanyak 671,99 liter. Untuk pompa air 2 inci yang menggunakan bahan bakar solar, peningkatan kebutuhan bahan bakar sebanyak 42,54% atau meningkat 49,79 liter untuk pengolahan tanah, dan untuk pemeliharaan tanaman 42,54 % atau meningkat 45,78 liter.

(10)

Dan untuk pemeliharaan tanaman meningkat 32,3 % juga atau meningkat sebanyak 549,98 liter. Untuk pompa air 3 inci yang menggunakan bahan bakar solar, peningkatan kebutuhan bahan bakar sebanyak 32,3 % atau meningkat 480,02 liter untuk pengolahan tanah, dan untuk pemeliharaan tanaman 32,3 % atau meningkat 558,08 liter.

Kebutuhan bahan bakar aktual pada pompa air 4 inci pada tahun 2007, yang berbahan bakar bensin dan digunakan untuk pengolahan tanah sebanyak 1014,68 liter dan untuk pemeliharaan tanaman 1082,79 liter. Untuk pompa air 4 inci yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah sebesar 634,23 liter dan pemeliharaan tanaman 783,78 liter. Diramalkan hingga tahun 2010 kebutuhan bahan bakar pompa air 4 inci akan terus meningkat. Pada pada pompa air 4 inci berbahan bakar bensin, untuk pengolahan tanah sebesar 2101,83 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 2242,92 liter. Untuk yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah 1313,77 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 1623,55 liter. Terlihat peningkatan kebutuhan bahan bakar bensin untuk pompa air 4 inci untuk pengolahan tanah sebanyak 107 % atau meningkat sebanyak 1087,15 liter. Dan untuk pemeliharaan tanaman meningkat 107 % juga atau meningkat sebanyak 1160,3 liter. Untuk pompa air 4 inci yang menggunakan bahan bakar solar, peningkatan kebutuhan bahan bakar sebanyak 107 % atau meningkat 679,54 liter untuk pengolahan tanah, dan untuk pemeliharaan tanaman 107 % atau meningkat 839,73 liter.

(11)

berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah sebesar 79 liter dan pemeliharaan tanaman 90 liter. Diramalkan hingga tahun 2010 kebutuhan bahan bakar pompa air 3 inci akan terus meningkat. Pada pada pompa air 6 inci berbahan bakar bensin, untuk pengolahan tanah sebesar 78 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 83 liter. Untuk yang berbahan bakar solar, untuk pengolahan tanah 126 liter dan pemeliharaan tanaman sebesar 144 liter. Terlihat peningkatan kebutuhan bahan bakar bensin untuk pompa air 6 inci untuk pengolahan tanah sebanyak 59,7 % atau meningkat sebanyak 29 liter. Dan untuk pemeliharaan tanaman meningkat 59,7 % juga atau meningkat sebanyak 31 liter. Untuk pompa air 6 inci yang menggunakan bahan bakar solar, peningkatan kebutuhan bahan bakar sebanyak 60 % atau meningkat 47 liter untuk pengolahan tanah, dan untuk pemeliharaan tanaman 60 % atau meningkat 54 liter.

Analisi Biaya Kebutuhan Bahan Bakar

Total biaya bahan bakar pompa air 2 inci aktual untuk tahun 2007, yang berbahan bakar bensin sebesar Rp 14.548.102,9 dan yang berbahan bakar solar Rp 1.062.169,9 Biaya bahan bakar hasil peramalan untuk tahun 2008 untuk pompa air 2 inci berbahan bakar bensin sebesar Rp 15.786.239,3 dan yang berbahan bakar solar Rp 1.152.567,4. Biaya bahan bakar pompa air 2 inci untuk bahan bakar bensin meningkat sebanyak 8,5 %, begitu juga yang berbahan bakar solar sebanyak 8,5 %.

(12)

bakar solar Rp 15.804.571,9. Biaya bahan bakar pompa air 3 inci untuk bahan bakar bensin meningkat sebanyak 11,5 %, begitu juga yang berbahan bakar solar sebanyak 11,5 %.

Total biaya bahan bakar pompa air 4 inci aktual untuk tahun 2007, yang berbahan bakar bensin sebesar Rp 10.122.369,6 dan yang berbahan bakar solar Rp 6.097.471,4. Biaya bahan bakar hasil peramalan untuk tahun 2008 untuk pompa air 4 inci berbahan bakar bensin sebesar Rp 18.316.668,7 dan yang berbahan bakar solar Rp 11.033.519,6. Biaya bahan bakar pompa air 4 inci untuk bahan bakar bensin meningkat sebanyak 80,9 %, begitu juga yang berbahan bakar solar sebanyak 80,9 %.

Total biaya bahan bakar pompa air 6 inci aktual untuk tahun 2007, yang berbahan bakar bensin sebesar Rp 453.600 dan yang berbahan bakar solar Rp 726.012. Biaya bahan bakar hasil peramalan untuk tahun 2008 untuk pompa air 6 inci berbahan bakar bensin sebesar Rp 544.320 dan yang berbahan bakar solar Rp 871.214,4. Biaya bahan bakar pompa air 6 inci untuk bahan bakar bensin meningkat sebanyak 20 %, begitu juga yang berbahan bakar solar sebanyak 20 %.

(13)

RIWAYAT HIDUP

GEORGE ALEXANDER MAXWELL PASARIBU lahir di Rumbai, Pekan Baru pada tanggal 1 mei 1985, anak kedua dari lima bersaudara, lahir dari pasangan Ayahanda tercinta A.R.Pasaribu dan Ibunda tersayang L.M. Sibarani.

Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 17 Medan, dan pada tahun 2003 penulis lulus seleksi masuk universitas sumatera utara melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru), di Program Studi Teknik Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, penulis aktif sebagai organisasi IMATETA ( Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian).

(14)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air/Penggerak Pompa Air di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan di Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian USU Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Taufik Rizaldi, STP, MP. selaku ketua komisi pembimbing dan kapada bapak Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si. selaku anggota pembimbing yang telah banyak membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada ayahanda dan ibunda atas segala perhatian, doa dan dukungan materil maupun moril. Disamping itu penulis ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh keluarga dan teman-teman yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan usulan penelitian ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sehingga menjadi lebih baik.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Medan, November 2008

(15)

DAFTAR ISI

Gambaran Umum Kecamatan Perbaungan ... 5

Perkembangan Teknologi Pertanian ... 5

Peranan Mekanisasi Pertanian ... 6

Pekerjaan Mengolah Tanah Pertanian ... 10

Sistem Pengairan... 12

Kebutuhan Air Irigasi... 13

Pompa Air Untuk Pengolahan Tanah dan Pemeliharaan Tanaman ... 15

Jenis/Tipe Pompa Air... 18

Motor Bakar/Motor Penggerak ... 19

Bahan Bakar ... 20

Bahan Bakar Sebagai Sumber Energi ... 20

Bahan Bakar Untuk Motor Bakar ... 21

Bahan Bakar Motor Diesel... 24 Kondisi Aktual Lahan Pertanian di Kecamatan Perbaungan ... 30

Analisis Jumlah Ideal Pompa Air di Kecamatan Perbaungan... 31

Jumlah Aktual Pompa Air dan Kemampuan Operasinya... 33

Peramalan Jumlah Pompa Air... 38

Peramalan Jumlah Pompa Air 2 Inci... 40

Peramalan Jumlah Pompa Air 3 Inci... 42

(16)

Peramalan Jumlah Pompa Air 6 Inci... 46

Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air ... 49

Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air ... 52

Analisa Biaya Bahan Bakar... 54

Perhitungan Kebutuhan Bahan Bakar Secara Teori... 56

KESIMPULAN... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(17)

DAFTAR TABEL

Hal

1. Luas Lahan Baku Sawah Kecamatan Perbaungan ... 30

2. Jumlah Pompa Air dan Kemampuan Operasinya Tahun 2007 ... 33

3. Jumlah Pompa Air Bermotor Bakar Solar dan Kemampuan Operasinya... 35

4. Jumlah Pompa Air Bermotor Bakar Bensin dan Kemampuan Operasinya... 36

5. Data Jumlah Pompa Air Tahun 2000-2007... 39

6. Data masukan untuk Peramalan Pompa Air... 40

7. Peramalan jumlah Pompa Air 2 Inci ... 41

8. Uji Kelayakan Peramalan (tracking signal) ... 41

9. Peramalan jumlah Pompa Air 3 Inci ... 43

10. Uji Kelayakan Peramalan (tracking signal) ... 43

11. Peramalan jumlah Pompa Air 4 Inci ... 45

12. Uji Kelayakan Peramalan (tracking signal) ... 45

13. Peramalan jumlah Pompa Air 6 Inci ... 47

14. Uji Kelayakan Peramalan (tracking signal) ... 47

15. Perkiraan Kemampuan Operasi dan Komsumsi Bahan Bakar Pompa Air 2 Inci ... 49

16. Perkiraan Kemampuan Operasi dan Komsumsi Bahan Bakar Pompa Air 3 Inci ... 50

(18)

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Grafiktrend lineJumlah Pompa Air 2 Inci Tahun 2000-2007 ... 40

2. Grafiktrend lineJumlah Pompa Air 3 inci Tahun 2000-2007... 42

3. Grafiktrend lineJumlah Pompa Air 4 inci Tahun 2000-2007... 44

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Perhitungan Jumlah Ideal Pompa Air di Kecamatan perbaungan... 64

2. Peramalan Jumlah Pompa Air Diameter 2 Inci ... 73

3. Peramalan Jumlah Pompa Air Diameter 3 Inci ... 77

4. Peramalan Jumlah Pompa Air Diameter 4 Inci ... 82

5. Peramalan Jumlah Pompa Air Diameter 6 Inci ... 86

6. Perhitungan Kemampuan Operasi dan Konsumsi Bahan Bakar Pompa Air dalam Satu Tahun... 90

7. Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air Tahun 2000-2010... 100

8. Analisis Biaya Bahan Bakar Pompa Air 2 Inci, 3 Inci, 4 Inci, dan 6 Inci Tahun 2000-2010 ... 102

9. Perhitungan Kebutuhan Bahan Bakar Pompa Air Secara Teori ... 104

10. Perbandingan Grafik kebutuhan Bahan Bakar Air yang Diperoleh Secara Aktual Dengan yang Dipeoleh Secara Teori... 110

11. Data Jumlah dan Spesifikasi Pompa Air 2 Inci... 112

12. Data Jumlah dan Spesifikasi Pompa Air 3 Inci... 115

13. Data Jumlah dan Spesifikasi Pompa Air 4 Inci... 121

(20)

ABSTRACK

The height of fuel price and difficult progressively farmer got the fuel to move the water pumps, becoming one of factor resistor of agriculture product increase and can pursue the economics growth in an area. This research were done to get the amount of actual water pumps requirement and also forecasted requirement of fuel of 2 inch, 3 inch, 4 inch and 6 inch s water pumps to watering the rice field. This research method used the trend line analysis model, by used primary data (farmer sample) and secondary data (relevant institution). From research result the sum of actual water pumps were obtained in the year 2007 was 233 unit and the sum of fuel required were 15.431,32 litre with the fuel cost was Rp 70.816.646,83. For forecasting of year 2008 obtained the water pumps amount were 288 unit and the sum of fuel required were 19571,66 litre. With the fuel cost was Rp 89.863.326,32 Forecasting method used be at the maximum elegibility value = 4 and minimum = - 4.

(21)

ABSTRAK

Tingginya harga bahan bakar dan semakin sulitnya petani memperoleh bahan bakar untuk menggerakkan pompa air, menjadi salah satu faktor penghambat peningkatan produksi pertanian dan dapat menghambat pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jumlah kebutuhan aktual pompa air serta memprediksi kebutuhan bahan bakar pompa air 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci untuk mengairi lahan sawah. Metode penelitian ini menggunakan model analisis garis kecenderungan, dengan menggunakan data primer (sampel petani) dan data sekunder (instansi terkait). Dari hasil penelitian jumlah aktual pompa air yang diperoleh pada tahun 2007 adalah 233 unit dan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan adalah 15.431,32 liter, dengan biaya Rp 70.816.646,83 Untuk peramalan tahun 2008 diperoleh jumlah pompa air adalah 288 unit dengan kebutuhan bahan bakar adalah 19.571.66 liter, dengan biaya Rp 89.863.326,32 Metode peramalan yang digunakan berada pada nilai kelayakan maksimum = 4 dan minimum = - 4

(22)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2 57 Lintang Utara, 3 16'' Lintang Selatan, 98 33'' Bujur Timur, 99 27 Bujur Barat dengan luas wilayah 1.900.022 km2 dengan batas wilayah sebagai berikut : sebelah Utara

dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, serta sebelah Barat dengan Kabupaten Deli Serdang, dengan ketinggian wilayah berkisar 0-500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan kabupaten baru yang merupakan hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Deli Serdang. Jumlah penduduk Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2004 berjumlah 588.263 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki 295.806 jiwa dan perempuan 292.457 jiwa. Sedangkan jumlah rumah tangganya mencapai 137.042 RT. Ditinjau dari segi persebaran penduduk, jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Perbaungan yaitu sebesar 125.124 jiwa atau sebesar 19.47 persen dari seluruh penduduk (http://Serdang Bedagai kab.go.id).

Kecamatan Perbaungan berada pada dataran rendah dengan luas wilayah 206,02 km2, yang terdiri dari 36 Desa, 5 Kelurahan, 184 Dusun, 269 RW dan 620

RT. Pekerjaan masyarakat setempat di dominasi pada pertanian sebanyak 15 419 jiwa, sebagian besar diantaranya berprofesi sebagai petani. Sebanyak 5.395 Ha lahan digunakan sebagai areal persawahan dan 6.830 Ha digunakan untuk keperluan yang lain (http://Serdang Bedagai kab.go.id).

(23)

perhatian yang lebih pada petani petani yang berada di Kecamatan Perbaungan. Penyediaan bibit yang unggul, tersedianya koperasi agar mempermudah petani dalam meminjam uang, dan alat alat dan mesin pertanian. Hasil pertanian yang baik dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat dan berdampak positif dalam kemajuan dan perkembangan Kecamatan Perbaungan secara khususnya, serta kemajuan Kabupaten Serdang Bedagai pada umumnya.

Dalam pengolahannya, lahan pertanian membutuhkan alat dan mesin pertanian (alsintan) sesuai keperluan pengerjaannya. Kecamatan Perbaungan sebagai daerah yang penduduknya mayoritas bekerja dengan mengelola sawah maka sangat diperlukan oleh petani alat dan mesin pertanian dalam menunjang keberhasilan pengolahan areal sawah yang dimiliki dan meningkatkan hasil pertaniannya. Pada saat sekarang alat dan mesin pertanian yang diciptakan dalam membantu petani dalam mengelola lahan pertanianya sudah sangat canggih, alat-alat pertanian terbaru sudah banyak digunakan dalam mengolah lahan pertaniannya antara lain traktor roda dua dan empat, pompa air, penggiling padi, dan lain lain.

(24)

Dalam menigkatkan produksi pertanian, proses produksi yang meliputi kegiatan pra panen sampai pada pasca panen memerlukan dukungan dari berbagai sarana dan prasarana produksi yang efektif, diantaranya adalah dukungan alat mesin pertanian.

Dalam pengoperasiannya, alat dan mesin pertanian (alsintan) menggunakan motor bakar/motor penggerak dalam menggerakkan alsintan. Untuk itu motor bakar/motor penggerak memerlukan energi agar dapat bekerja secara baik. Energi yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan bakar minyak (BBM), baik itu solar, premium, maupun minyak tanah. Hal inilah yang sering menjadi permasalahan bagi petani yang menggunakan alsintan.

Tersedianya BBM pada sektor pertanian tidak memiliki alokasi khusus, dimana dalam memperolehnya di dapat dari pasokan untuk sektor-sektor lainnya bergantung pada jenis BBM seperti minyak solar dan premium diperoleh dari SPBU untuk sektor transportasi, dan minyak tanah diperoleh dari APMT (Agen Penyalur Minyak Tanah), untuk sektor rumah tangga melalui pangkalan minyak tanah (Endang, 2005).

Selain tidak adanya alokasi khusus bagi BBM untuk sektor pertanian, petani juga dihadapkan dengan permasalahan lain. Dengan mahalnya harga BBM karena berdasarkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang menetapkan harga berdasarkan konsumsi masyarakat dan konsumsi industri yang perbedaan harganya sangatlah tinggi. Alsintan dianggap sebagai mesin industri sehingga harga perolehan BBM-nya juga dikenakan dengan harga industri.

(25)

lainnya seperti, plastik dan dirigen. Berdasarkan dari banyaknya permasalahan petani dalam memperoleh BBM maka diperlukannya analisis kebutuhan bahan bakar untuk alat dan mesin pertanian yang pada saat ini dikhususkan pada pompa air, di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Hal ini dilakukan agar diharap dapat menghindari terganggunya penyediaan bahan bakar untuk sektor pertanian yang dapat berdampak pada terganggunya produksi pertanian yang diperkirakan akan berdampak pula pada terganggunya perkembangan ekonomi daerah tersebut.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data kebutuhan bahan bakar alsintan pompa air di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Memprediksi kebutuhan BBM alsintan pompa air untuk tahun-tahun mendatang di Kecamatan Perbaungan , Kabupaten Serdang Bedagai.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan dasar penulisan skripsi untuk dapat menyelesaikan studi di Program Studi Teknik Pertanian.

(26)

TINJAUAN LITERATUR

Gambaran Umum Kecamatan Perbaungan

Luas wilayah Perbaungan 206,02 km2 yang terdiri dari 5 kelurahan, 184

desa 269 RT dan 620 RW, batasan-batasan wilayahnya adalah sebagai berikut : - Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Teluk Mengkudu dan

Sei Rampah

- Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang - Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Pantai Cermin - Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sei Rampah

Pada awalnya kecamatan Perbaungan adalah salah satu kecamatan di kabupaten Deli Serdang, tetapi pada tanggal 18 Desember 2003 dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor, 36 tahun 2003 tentang pembentukan kabupaten Samosir dan kabupaten Serdang Bedagai di provinsi Sumatera Utara, sehingga kecamatan Perbaungan termasuk kedalam 11 kecamatan yang ada di kabupaten Serdang Bedagai (http://Serdang Bedagai kab.go.id).

Perkembangan Teknologi Pertanian

Dalam hakikatnya manusia itu senantiasa tergantung kepada lingkungannya, akan tetapi dalam upaya manusia memenuhi kebutuhannya mereka tidak selalu tergantung pada alam akan tetapi manusia dapat mempengaruhi, merubah, menciptakan corak dan bentuk lingkungan, untuk mengolah lingkungan alam sehingga tercipta benda-benda kebutuhan manusia secara fisik mempunyai keterbatasan untuk itu diperlukan seperangkat peralatan dan cara penggunaannya yang disebut dengan teknologi (Rifai dkk, 1990).

Perkembangan pertanian juga diiringi oleh perkembangan teknologi asal untuk membantu kegiatan tersebut seperti : pengolahan tanah, jentera penaikan

(27)

air, dan alat pemanen. Peradaban pertanian, bercocok tanam dan beternak yang pada awalnya hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari atau subsistem pada perkembangan berikutnya, sejalan dengan kehidupan masyarakat yang bercorak perdagangan berangsur-angsur berubah menjadi cikal bakal usaha tani

(Mangunwidjaja, 2005).

Peranan Mekanisasi Pertanian

Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (Agricutural Mekanisation), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).

Ilmu mekanisasi pertanian di Indonesia telah dilaksanakan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan pertanian, terutama di bidang usaha swa-sembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk, nilai sosial ekonomi, dan teknis, maka pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia dilaksanakan melalui pengembangan selektif. Yang dimaksud dengan sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat.

Adapun peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah :

(28)

3. Menjamin kenaikan kuantitas dan kualitas serta kapasitas produksi pertanian

4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan keluarga (subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming)

5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri.

Ruang lingkup mekanisasi pertanian meliputi 6 bidang, yaitu :

1. Bidang mesin-mesin budi daya pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan penggunaan tenaga dan alat-alat untuk budi daya pertanian 2. Bidang teknik tanah dan air, yang menelaah persoalan-persoalan yang ada

kaitannya dengan keadaan teknik tanah dan air

3. Bidang bangunan pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan gedung-gedung, bangunan, dan perlengkapan pertanian

4. Bidang elektrifikasi pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan penggunaan mesin-mesin yang dipakai dalam usaha menyiapkan hasil pertanian, baik untuk disimpan maupun langsung digunakan

5. Bidang mesin-mesin pengolahan pangan, yang menelaah persoalan-persoalan penggunaan alat serta syarat-syarat yang diperlukan bagi suatu pengolahan pangan.

(29)

tanah pertanian baru. Pembukaan tanah (land development), dalam pengertian mekanisasi pertanian, adalah suatu usaha atau tindakan untuk mengubah tanah menjadi tanah pertanian (Hardjosentono,dkk., 1996).

Selain itu, terutama agar modernisasi pertanian dapat terlaksana, maka pengetahuan petani di pedesaan harus kita tingkatkan dan kita isi dengan inovasi-inovasi yang mutakhir. Karena kalau saja para petani tersebut dipompa dengan ilmu pengetahuan yang aktual, maka dapat diramalkan bahwa cara berpikir mereka pun tentu akan mengalami perubahan. Dari yang tidak berorientasi, dari yang tradisional ke komersil, artinya jika saja para petani di pedesaan merasa sukses melakukan usaha taninya, kemunkinan besar rasa percaya dirinya akan semakin mendarah daging dalam hidupnya (Sastraatmadja, 1984).

(30)

Menurut Handaka (1996), parameter yang membatasi atau mendorong pertumbuhan mekanisasi pertanian adalah :

1. Perubahan stuktur ekonomi 2. Perubahan pangsa tenaga kerja 3. Meningkatnya upah sektor pertanian

4. Perubahan pranata budaya dan kelembgaan social di pedesaan 5. Perubahan orientasi petani kea rah komersialisasi dan efisiensi 6. Pertumbuhan sektor industri dan jasa

7. Komunikasi yang semakin terbuka.

Empat hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan mekanisasi pertanian :

1. Kebijaksanaan umum yang bersifat makro dan merupakan instrumen kebijakan ekonomi

2. Kelembagaan

3. Teknologi (jenis, wilayah, topologi) 4. Sumber daya yang tersedia

(Handaka, 1996).

Rekayasa alsintan telah berkembang sesuai dengan zamannya dimana teknologi dan iptek berusaha menutupi kebutuhan lingkungannya. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pengembangan alsintan untuk usaha kecil adalah :

1. Harga teknologi yang relatif mahal dipandang rata-rata skala ekonomi petani Indosesia

(31)

3. Aspek kebijakan makro terhadap wahana industri alsintan belum mantap (Handaka, 1996).

Pekerjaan Mengolah Tanah Pertanian

Pengolahan tanah adalah suatu perlakuan mekanis terhadap tanah untuk suatu keperluan atau tujuan tertentu. Untuk keperluan penanaman, pengolahan tanah adalah pekerjaan dalam menyiapkan tanah agar baik bagi pertumbuhan tanaman dengan menciptakan sifat tanah yang baik untuk kehidupan tanaman (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1982).

Untuk mendapatkan hasil tanaman yang memuaskan maka harus diciptakan keadaan fisik tananh yang baik bagi pertumbuhannya. Keadaan fisik yang baik akan dapat diperoleh dengan melakukan pengolahan tanah yang efektif, guna mempertahankan kondisi tanah, yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Produksi tanaman dapat berkurang secara langsung, pada kondisi tanah yang tidak menguntungkan, akibat terlambatnya pertumbuhan karena pemadatan, pertumbuhan tanaman sebagian besar dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan tanah seperti : status air, aerasi, temperatur dan keadaan lainnya (Yuswar, 2004).

Untuk mencapai tujuan diatas maka pengolahan tanah harus dapat ;

a. Merubah media tumbuh tanaman, baik secara fisik, kimia maupun biologis, sehingga sesuai dengan persyaratan pertumbuhan tanaman

b. Mencampur humus atau sisa tanaman dengan tanah c. Menghancurkan tanaman pengganggu

(32)

g. Melindungi tanah dari erosi. (Sukirno, 1999)

Kegiatan pengolahan tanah dibagi kedalam dua tahap, yaitu pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaaan terbenam sehingga menjadi busuk. Sedangkan pengolahan tanah kedua bertujuan untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah yang besar dan sisa-sia tanaman yang terpotong akibat pengolahan tanah pertama menjadi lebih halus. Dalam keadaan seperti ini sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu akan mati dan membusuk, yang selanjutnya merupakan unsur hara bagi padi yang akan ditanami (Pratomo dan Irwanto, 1983).

Merupakan masalah penting untuk mendapatkan produksi pertanian yang optimal. Kondisi tanah yang baik adalah salah satu faktor berhasilnya produksi tanaman, dan untuk mencapai kondisi tanah yang baik diperlukan alat-alat pertanian. Akhir-akhir ini masalah utama di dalam pembukaan dan pengolahan tanah adalah bagaimana agar didapatkan efisiensi yang optimal. Hal ini dimaksudkan dari pengertian minimal tillage yaitu pengolahan yang seminimal mungkin, tetapi menghasilkan tanah yang baik dan pertumbuhan tanaman yang optimal dengan biaya yang rendah (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1982).

(33)

adalah lebar kerja yang berguna dan kecepatan berjalan dengan memperhatikan kehilangan waktu dalam pembelokan serta perawatan mesin

(SmithandWilkies, 1990).

Sistem pengairan

Air merupakan hal yang penting bagi terciptanya suatu usaha tani yang baik. Pengairan yang cukup dan baik akan memberikan produksi yang tinggi dari usaha tani. Pengairan pada lahan sawah sangat dibutuhkan mulai dari tahap pengolahan tanah sampai pada budi daya. Pada pengolahan tanah pengairan diperlukan untuk memudahkan kegiatan pembajakan lahan (Yuswar, 2004).

Yang dimaksud pengairan ialah usaha-usaha :

a. Mengalirkan air dari sungai-sungai atau sumber air lain untuk keperluan pertanian

b. Membagikan air dari sungai-sungai atau sumber lain secara teratur kepada yang memerlukannya

c. Membuang sisa air yang telah dipergunakan ke sungai, langsung atau lewat saluran pembuangan.

(Soenarto, 1959).

(34)

Kebutuhan air untuk tanaman didasarkan atas kebutuhan tanaman padi sebagai tanaman utama. Pada umumnya tanaman padi membutuhkan selama 24 jam air setinggi 4 mm. Dalam angka ini telah termasuk banyaknya air yang menguap langsung ke udara. Jumlah ini hanya untuk keperluan asimilasi dan peguapan. Untuk kebutuhan air pada pengolahan tanah, air harus cukup banyak supaya struktur lumpur tercapai. Setelah pembajakan awal maka tanah di gemplang selam satu minggu. Ketika digemplang, air tidak boleh banyak. Bingkah-bingkah tanah yang timbul ketika dibajak hendaknya masih diatas air, hingga dapat sinar matahari langsung. Pada saat menyikat diberi air sampai tinggi kira-kira 10 cm di atas tanah, sehingga struktur Lumpur dapat segera tercapai (Soenarto, 1959).

Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air irigasi (pengairan) adalah banyaknya air yang dibutuhkan untuk menambah curah hujan efektif guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kebutuhan air irigasi tersebut bergantung pada dua hal yaitu :

1. Tingkat pemakaian air.

Tingkat pemakaian air adalah jumlah keseluruhan air yang dibutuhkan unutk memenuhi kebutuhan air tanaman dalam satuan waktu dibandingkan terhadap luas area yang bersangkutan. Tingkat pemakaian air tergantung pada pertanaman yang ada di area lahan yang bersangkutan serta iklim setempat.

(35)

Tingkat efesiensi jaringan irigasi adalah ketepatgunaan jaringan irigasi yang ada dalam pengoperasiannya untuk menyampaikan secara teratur air irigasi kepetak-petak pertanaman (Kartasapoetra ,dkk,1994).

Beberapa faktor ekonomi yang menjadi kendala dalam menunjang alokasi air irigasi optimal antara lain :

1. Petani memilih komoditas yang paling menguntungkan, sementara itu sistem irigasi yang dibangun biasa ke komoditi padi.

2. Petani memilih pola tanam dengan kombinasi yang paling menguntungkan, sementara itu pada daerah irigasi teknis pola tanam global dan pola tanam detail ditetapkan oleh panitia irigasi yang berorientasi pada komoditas padi.,

3. Relatif besarnya iuran air irigasi, sementara resiko kegagalan panen makin besar.

4. Keterbatasan modal, untuk menerapkan pola tanaman dan intensitas tanam optimal.

5. Naiknya harga input seperti pupuk dan pestisida akan mempengaruhi tingkat adopsi teknologi usaha tani.

6. Merosotnya harga beberapa komoditi hasil pertanian. (Saptana, 2001).

Pompa air untuk Pengolahan Tanah dan Pemeliharaan Tanaman

(36)

pompa mungkin diklasifikasikan sebagai sebuah mesin yang mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik dan kemudian mengalirkan cairan itu.

(Gupta,et al., 1999).

Dalam pembahasan ini defenisi pompa akan dibatasi hanya pada bidang pertanian, yang mana dalam pertanian disebut adanya pompa pengairan (water pumps). Disebut pompa pengairan berarti berhubungan dengan pengairan pada lahan-lahan pertanian, terutama untuk lahan pertanian yang sulit dalam hal mendapatkan air untuk keperluan pertaniannya (Susilo, 1980).

Kebanyakan petani tidak dapat mempergunakan air dari sumber air . Dan meskipun sumber air ada, mungkin akan lebih ekonomis bila seseorang memasang unit pompa untuk menyedotnya, asal saja sumber air itu cukup banyak mengandung persediaan air. Unit pompa yang dipasang harus disesuaikan dengan keadaan sumber air. Persediaan air yang ideal adalah dari semua artesis atau dari sungai yang letaknya cukup tinggi, sehingga air dapat dipergunakan tanpa memakai pompa (Susilo, 1980).

Pompa air sangat dibutuhkan bagi petani yang sulit untuk mendapatkan air dari sumbernya atau karena tidak adanya saluran-saluran irigasi yang berada dekat dengan sawahnya, oleh karena itu dibutuhkan pompa air untuk menaikkan air dari sumber air.

(37)

menutup bagian yang berlubang karena tikus, dan sekaligus membersihkan rerumputan yang tumbuh di atas atau di sampingnya (dinding pematang). Setelah pekerjaan ini dilakukan, maka dilanjutkan dengan pemberian air, kemudian dibiaskan selama satu minggu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989). Pada pemeliharaan tanaman padi, air merupakan fakor yang penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman padi. Pada waktu tanaman berumur 15 sampai 20 hari, biasanya mulai dilakukan penyiangan yang pertama, karena pada umur tersebut rerumputan sudah mulai tumbuh dan mengganggu tanaman padi. Pada waktu penyiangan ini lubang pembuangan air harus ditutup agar Lumpur tanah yang mengandung makanan tidak terbawa air. Sesuai penyiangan yang pertama ini kadang-kadang diikuti dengan mengganti tanaman yang dianggap tumbuhnya kurang baik atau mati. Kemudian air diatur dan ditambah ketinggiannya sekitar 7 sampai 10 cm.

(38)

secara bersamaan. Satu minggu sebelum dituai lahan harus sudah kering, agar penuaian dapat dilakukan dengan mudah.

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989).

Di Perbaungan kebanyakan para petani memperoleh sumber air dari sungai ular. Petani membuat saluran-saluran agar dapat memperoleh air dengan mudah,

kemudian mengalirkannya melalui saluran-saluran irigasi yang ada. Bagi petani yang masih menggunakan saluran irigasi sederhana dan yang memiliki sawah tadah hujan, pompa air sangat diperlukan untuk menjaga ketersediaan air pada sawah. Luas lahan yang menggunakan irigasi sederhana seluas 343 ha dan sawah tadah hujan seluas 30 ha. Irigasi sederhana yaitu sistem irigasi yang konstruksinya dilakukan dengan sederhana, tidak dilengkapi dengan pintu pengaturan dan alat pengukur, sehingga air irigasinya tidak dapat diatur dan diukur, dan disadari efesiensinya rendah (Pasandaran, 1991).

(39)

karena Pemprov Sumut menganggarkan dana pembebasan tanah di APBD 2007 untuk proyek Bendung Serba Jadi Sungai Ular. Dana pembangunan Bendung Serba Jadi Sungai Ular sudah diperoleh pemerintah dari pinjaman JBIC (Japan Bank for International Cooperations). Hanya saja, proyek bendungan yang rencananya mengaliri 18.000 hektar sawah lebih di Kabupaten Serdang Bedagai ini bisa terancam gagal. Beberapa titik lokasi proyek yang lahannya dikuasai PTPN IV masih belum bisa dibebaskan. Lahan PTPN IV terkena proyek pembangunan jaringan irigasi revitalisasi Sungai Ular, yakni di kanal utama sepanjang 45 kilo meter (www.kompas.com).

Dengan tidak maunya PTPN IV melepaskan lahan tersebut, maka para petani harus mencari alternatif lain diantaranya dengan membuat sumur bor agar persawahan yang berjauhan dengan saluran irigasi primer dapat memnuhi kebutuhan air di sawahnya dengan baik. Oleh karena itu diperlukan pompa air yang mampu menghisap/menarik air ke permukaan dan kemudian mengalirkannya ke sawah-sawah para petani.

Jenis / Tipe Pompa air

(40)

a. Pompa pluyer yang sesuai untuk sumur dalam b. Pompa torak

c. Pompa sentrifugal d. Pompa propeller (aksial) (Hardjosentono, 2000).

Motor Bakar / Motor Penggerak

Motor penggerak adalah motor yang dapat megubah tenaga panas hasil dari suatu pembakaran menjadi tenaga mekanik. Motor penggerak dapat dibedakan dalam 2 bagian, yaitu :

1. Motor dengan pembakaran di luar (External combustion engine) Contoh : motor uap

2. Motor dengan pembakaran di dalam silinder (Internal combustion engine). Motor pembakaran di dalam silinder dapat dikelompokkan lagi, antar lain : 1. Berdasarkan langkah torak

a. Motor 2 Tak b. Motor 4 Tak

2. Berdasarkan bahan bakar yang dipakai

a. Motor bensin, apabila menggunakan bahan bakar bensin/premium b. Motor kerosene, apabila menggunakan bahan bakar minyak tanah c. Motor diesel, apabila menggunakan bahan bakar.

(Hardjosentono, 2000).

Bahan Bakar

(41)

Energi merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan setiap mahluk hidup terutama bagi manusia. Semua kegiatan manusia memerlukan energi agar semua dapat terlaksana dengan baik. Banyak sumber-sumber energi yang dapat diperoleh untuk digunakan dalam membantu kemajuan kehidupan manusia. Berdasarkan sumbernya, secara garis besar energi dapat dipilah menjadi energi primer dan energi sekunder atau siap guna (end use). Energi primer meliputi energi kimia yang terdapat pada bahan bakar fosil, energi nuklir yang terdapat dalam inti radio aktif, energi geothermal yang terdapat dalam panas kerak bumi, energi tidal yang terjadi karena perputaran rotasi bumi, energi surya berupa sinar surya yang mengenai permukaan bumi.

Pada saat ini kebutuhan energi didunia masih tergantung pada sumber daya fosil, terutama minyak dan gas bumi, serta batu bara. Padahal sumber daya itu merupakan sumber daya yang sulit untuk diperbaharui, diperlukan ratusan bahkan ribuan tahun agar terbentuk lagi minyak bumi dan gas alam yang baru. Tingkat pertumbuhan manusia tidak disertai dengan laju perkembangan pemikirannya. Sejak tahun 1980-an minyak menjadi sumber energi nomor satu, tetapi sejak tahun 1980 produksi minyak turun karena banyaknya minat dan kebutuhan berbagai negara. Dengan demikian, kebutuhan tidak sesuai lagi dengan ketersediaanya. Hal ini mengakibatkan harga minyak bumi menjadi mahal (Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).

(42)

utama, baik itu dalam menjalankan industri rumah tangga, industri produksi, dan sebagai energi transportasi.

Bahan Bakar Untuk Motor Bakar

Bahan-bakar sebagai salah satu faktor utama dalam menggerakkan motor bakar mempunyai berbagai jenis dan campurannya. Dalam hal ini ada terdapat beberapa jenis bahan bakar, antara lain :

1. Bensin

Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis Bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM Bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM Bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

a. Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat

berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya

adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering

juga disebut motor gasoline atau petrol.

b. Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan

(43)

tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injectiondan catalytic converters.

c.Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar

performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan

untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan.

Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki

kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic

Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan catalytic converters.

2. Minyak tanah (kerosen)

Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang

memiliki titik didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna. Digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, memasak, water heating, dll. Umumnya merupakan pemakaian

domestik (rumahan), usaha kecil.

3. Minyak Solar (HSD)

High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis Solar yang memiliki

angka performa cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan

untuk mesin trasportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor

trasportasi dan mesin industri.

(44)

Jenis bahan bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel berdasar-petroleum dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak

nebati atau hewan. Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam

lemak. Jenis produk yang dipasarkan saat ini merupakan produk biodiesel dengan campuran 95 persen diesel petrolium dan

mengandung 5 persen CPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester(FAME).

5. Avtur (Aviation Turbine)

Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avtur di desain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution). performa atau nilai mutu jenis bahan bakar avtur ditentukan oleh karakteristik kemurnian bahan bakar, model pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang rendah (www. BPH Migas.com).

Ditinjau dari segi bahan bakar, dalam hal ini bahan bakar yang disingkat (BBM), yang pertama harus diingat bahwa kerja optimal yang diperoleh seseorang pengemudi dari bekerjanya mesin kendaraan adalah

tergantung pada dua sifat utama BBM yaitu :

a. Dapat memberikan campuran bahan bakar udara dalam perbandingan

yang benar yang biasanya diatur oleh karburator dan injector

b. Dapat memberikan pembakaran secara normal pada saat yang tepat

didalam siklusnya.

Sehubungan dengan sifat utama yang harus dimiliki tersebut dapat

diharapkan bahwa bahan bakar dapat memberikan keuntungan, yaitu :

1. Memberikan kemudahan menghidupkan mesin kembali disaat mesin

(45)

2. Memberikan kecepatan akselerasi yang baik

3. Memberikan kemudahan menghidupkan mesin dalam keadaan dingin

4. Tidak ada masalah karburator icing selama musim dingin, untuk daerah beriklim sedang

5. Tidak menimbulkan suara aneh atau getaran aneh yang berhubungan dengan kualitas pembakaran dari bahan bakar

6. Dapat memenuhi batas-batas pencemaran udara yang ditentukan oleh peraturan negara.

(Wartawan, 1997).

Bahan Bakar Motor Diesel

Motor diesel menggunakan bahan bakar Solar, pemilihan bahan bakar yang baik sangat perlu, karena dapat menghindari banyak kesulitan :

1. Menghidupkan motor

2. Kerusakan pada pompa injeksi

3. Pengausan torak, ring torak, katup dan lainnya 4. Pemeliharaan motor.

Nilai cetan (Cetan Number) adalah nilai penambahan bahan bakar untk

motor diesel yang dinyatakan dengan angka, misalnya, nilai cetan traktor pertanian 40-45% adalah bahan yang mudah terbakar (hydrocarbon-cetanI),

60-65 % adalah campuran lain yang sukar terbakar (alpha methyl nephthylene)

(Hardjosentono ,dkk., 2000).

Bahan Bakar Motor Bensin

Motor Bensin 4 tak menggunakan Bensin murni, sedangkan motor Bensin dua tak menggunakan Bensin campur 20 : 1 atau 25 : 1 tergantung

(46)

pemilihan Bensin dan oli yang berkualitas baik sangat mempengaruhi usia motor

(47)

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai propinsi Sumatera Utara dan mulai dilaksanakan pada bulan juli 2008.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pangkajian kebutuhan energi pada sektor pertanian berdasarkan jumlah bahan bakar yang digunakan oleh alat mesin pertanian untuk mengolah lahan pertanian, memelihara tanaman dan mengolah hasil pertanian dapat digunakan dengan menggunakan rumus :

E = T x Ie

Ie = O x F

Keterangan : E =Total konsumsi bahan bakar (liter/tahun) T = Jumlah unit alat mesin pertanian (unit)

Ie = Intensitas energi dari setiap alat (liter/unit/tahun) O = Waktu pengoperasian (jam/tahun)

F = Konsumsi bahan bakar dari setiap alat (liter/jam)

Dengan asumsi perkiraan setiap alat mesin pertanian yang ada dioperasikan secara maksimal sesuai dengan peruntukannya, perkiraan kebutuhan bahan bakar ini tidak didasarkan pada luas lahan (Covering Area) yang diolah menggunakan alsintan (Endang , 2005).

(48)

sesuai data yang diperoleh.

Model analisis garis kecenderungan dengan menggunakan persaman garis lurus (straight line equation), sebagai berikut :

Ft = a + bt

Ft = Nilai ramalan permintaan pada periode ke-t

a = intersep

b = Slope dari garis kecenderungan (trend line). Merupakan tingkat perubahan dalam permintaan

t = Indeks waktu (t = 1,2,3, ,n) ; n adalah banyaknya periode waktu.

Slope dan intersep dari persamaan garis lurus dihitung dengan menggunakan formula berikut :

b = tA-n(t bar )(A bar) t2 n (t bar)2

a = A bar b(t bar)

di mana :

b = slope dari persaman garis lurus a = intersep dari persamaan garis lurus t = indeks waktu

t bar = nilai rata-rata dari t

A = variabel permintaan (data aktual permintaan)

(49)

Setelah dilakukan peramalan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dengan menggungkan metode Model analisis garis kecenderungan dengan menggunakan persaman garis lurus (straight line equation), kemudian dilakukan lagi perhitungan kebutuhan bahan bakar secar teori dengan menggunakan rumus perhitungan jumlah bahan bakar bahan bakar :

Bb = 0,1 l x Pm x Wt Hp Jam

Dimana : Pm = Daya motor (Hp)

Wt = Jam Kerja per tahun (Jam/tahun)

Dilakukan perbandingan jumlah kebutuhan bahan bakar minyak setiap tahun yang didapat secara aktual dengan yang didapat dengan cara teori untuk dilakukan perbandingan jumlah bahan bakar yang digunakan setiap tahun.

Pengumpulan Data

Metode dalam pengumpulan data adalah metode sensus. Dimana penelitian dilakukan terhadap semua petani yang memiliki alsintan dan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) untuk mengoperasikan alsintan dalam usaha taninya di Kecamatan Perbaungan maupun instansi yang terkait. Adapun langkah langkah yang dilakukan dalam pengambilan data adalah sebagai berikut

1. Pengamatan langsung

Data diperoleh dengan meninjau langsung bagian bagian yang berkaitan dengan penelitian.

(50)

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghubungi petugas petugas yang berwenang untuk memberikan informasi informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

3. Angket kuesioner

Angket kusioner dibuat agar mempermudah petani dalam pengisian data alsintan yang dimiliki,jumlah bahan bakar dan hal hal yang dibutuhkan dalam penelitian.

4. Pencatatan

Data data pengamatan langsung dan hasil wawancara yang diperoleh dicatat.

Adapun data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1. Jumlah alsintan (alat mesin pertanian ) (Unit)

2. Lama (waktu)pengoperasian (Jam/hari/tahun)

3. Intensitas alat (liter/alat/tahun)

4. Konsumsi bahan bakar (liter/hari/musin tanam)

Pelaksanaan Penelitian

Adapun kegiatan yang dilakukan selama penelitian yaitu :

1. Pengumpulan data sekunder jumlah alsintan pada tahun sebelumnya

2. Pengumpulan data primer jumlah alsintan yang diperlukan

3. Pengolahan data kebutuhan bahan bakar

(51)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Aktual Lahan Pertanian Di Kecamatan Perbaungan

Ada beberapa faktor yang mendorong berkembangnya bidang pertanian di kecamatan Perbaungan, diantaranya adalah aspek budaya, masyarkat Perbaungan sudah turun-temurun mengandalkan pertanian sebagai sumber mata pencahariannya yang utama, dan aspek geografis, dengan keadaan topografinya yang relatif datar, serta memiliki sumber air yang mencukupi yaitu dengan adanya sungai Ular yang merupakan salah satu intake sumber air irigasi untuk lahan pertaniannya, sehingga persediaan pengairan di daerah ini sudah memadai.

Tabel 1. Luas lahan baku sawah kecamatan Perbaungan

Desa Luas lahan Baku Sawah (ha)

(52)

Data diatas merupakan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan daerah kabupaten Serdang Bedagai (2007), pada tabel diatas diketahui bahwa desa Melati II merupakan desa yang memiliki luas lahan sawah terbesar dengan luas 847 ha, yang diikuti oleh desa Sei Naga Lawan 418 ha, desa Lubuk Bayas dan Lidah Tanah 400 ha.

Desa Melati II merupakan daerah yang memiliki luas lahan baku sawahnya yang terluas dan merupakan daerah percontohan pertanian di kecamatan Perbaungan, sehingga kelompok tani yang ada di desa ini menjadi yang paling diutamakan dalam mendapatkan bantuan dari pemerintah baik dalam hal mesin pertanian, bibit, pupuk maupun teknik-teknik budidaya tanaman hortikultura dan sarana prasarana pendukung lainnya.

Analisis Jumlah Ideal Pompa Air di Kecamatan Perbaungan

(53)

Pada lahan inilah pompa air akan digunakan, karena ketersediaan air yang cukup terbatas. Pompa air terdiri dari berbagai tipe, antara lain pompa air diameter 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci. Berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa jumlah ideal pompa air berdiameter 2 inci di Kecamatan Perbaungan adalah 511 unit/musim, hal ini berarti bahwa dengan jumlah tersebut maka diharapkan petani dapat mengairi lahan yang luas areal persawahannya 373 ha dengan tepat waktu, dengan asumsi pada daerah tersebut hanya menggunakan pompa air berdiameter 2 inci saja, dan tidak adanya pompa air tipe lain yang ada didaerah tersebut. Begitu pula halnya dengan pompa air berdiameter 3 inci yang jumlah idealnya adalah 410 unit/musim, pompa air berdiameter 4 inci yang jumlah idealnya 504 unit dan pompa air berdiameter 6 inci yang jumlah idealnya 602 unit. Pada kondisi ini pompa air bekerja pada daerah yang jadwal tanamnya serentak dan tidak disewakan ke desa atau daerah lainnya.

(54)

pompa air yang dibutuhkan untuk mengerjakan lahan tersebut adalah sebanyak 405 unit pompa air.

Jumlah Aktual dan Kemampuan Operasinya

Tabel 2. Jumlah Pompa Air dan Kemampuan Operasinya Tahun 2007

jenis pompa air jumlah Pompa air 2 inci 47 unit

peng.tanah 0,78 9,11 2

pem. tanaman 0,76 6,29 3

Pompa air 3 inci 139 unit

peng.tanah 0,807 8,94 2

pem. tanaman 0,77 6,61 3

pompa air 4 inci 42 unit

peng.tanah 0,84 9,62 2

pem. tanaman 0,79 6,41 3

pompa air 6 inci 5 unit

peng.tanah 0,74 7,4 2

pem. tanaman 0,74 4,93 3

(55)

tersedia sekarang sebanyak 5 unit, padahal jumlah ideal pompa air 6 inci yang diperlukan pada daerah tersebut sebanyak 602 unit pompa air, maka dibutuhkan sebanyak 597 unit pompa air lagi untuk memenuhi jumlah ideal yang diperlukan.

Tetapi berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pengolahan tanah serta pemeliharaan tanaman dapat berlangsung dengan baik dan pemanenan dilakukan tepat waktu, hal ini dapat terjadi karena :

1. Adanya perbedaan jadwal tanam suatu desa dengan desa yang lain, tergantung geografis aliran irigasi dan ketersediaan air.

2. Petani menggunakan pompa air yang ada didesa yang terdekat, jika pada desanya tidak ada pompa air.

(56)

dan banyaknya kerja efektif rata-rata adalah 2 hari/musim, dan pada pemeliharaan tanaman tanah rata-rata komsumsi bahan bakarnya adalah 0,79 liter/jam dengan efektifitas 6,41 rante/hari dan banyaknya kerja efektif rata-rata adalah 3 hari/musim. Untuk pompa air 6 inci pada pengolahan tanah rata-rata komsumsi bahan bakarnya adalah 0,74 liter/jam dengan efektifitas 7,4 rante/hari dan banyaknya kerja efektif rata-rata adalah 2 hari/musim, dan pada pemeliharaan tanaman tanah rata-rata komsumsi bahan bakarnya adalah 0,74 liter/jam dengan efektifitas 4,93 rante/hari dan banyaknya kerja efektif rata-rata adalah 3 hari/musim. Hal ini dengan catatan bahwa pompa air bekerja pada daerah itu saja dan tidak disewakan ke daerah yang lain.

Dari total 233 pompa air yang ada di Kecamatan Perbaungan pada tahun 2007, dapat dibagi menjadi pompa air bermotor bakar solar dan bermotor bakar Bensin. Jumlah dan kemampuan operasinya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Jumlah Pompa Air Bermotor Bakar Solar dan Kemampuan Operasinya

Jenis Motor

Bakar Jenis Pompa Air jumlah

Rata - rata konsumsi

(liter /jam) (rante/hari)efektifitas (hari/musim)kerja efektif

Solar

Pompa air 2 inci 5 unit

peng.tanah 0,753 6,6 2

pem. tanaman 0,73 5,25 3

Pompa air 3 inci 41 unit

peng.tanah 0,804 9,30 2

pem. tanaman 0,77 6,64 3

pompa air 4 inci 18 unit

peng.tanah 0,83 9,18 2

pem. tanaman 0,78 6,02 3

pompa air 6 inci 3 unit

peng.tanah 0,764 7,83 2

(57)

Tabel 4. Jumlah Pompa Air Bermotor Bakar Bensin dan Kemampuan Operasinya.

(liter /jam) (rante/hari)efektifitas (hari/musim)kerja efektif

Bensin

Pompa air 2 inci 42 unit

peng.tanah 0,815 9,4 2

pem. tanaman 0,76 6,39 3

Pompa air 3 inci 98 unit

peng.tanah 0,809 8,77 2

pem. tanaman 0,77 6,6 3

pompa air 4 inci 24 unit

peng.tanah 0,859 10,1 2

pem. tanaman 0,81 6,71 3

pompa air 6 inci 2 unit

peng.tanah 0,8 6,75 2

pem. tanaman 0,77 4,5 3

(58)

efektifitas pada pengolahan tanah 6,6 rante/hari dan pada pemeliharaan tanaman 5,25 rante/hari.

Untuk jumlah pompa air 3 inci bermotor bakar solar adalah 41 unit dan pompa air 2 inci bermotor bakar bensin adalah 98 unit, ini memperlihatkan bahwa dari total 139 unit pompa air 3 inci terdapat 29,5% pompa air 3 inci bermotor bakar solar dan 70,5 % pompa air 3 inci bermotor bakar bensin. Konsumsi rata rata pompa air 3 inci bermotor bakar solar untuk pengolahan tanah adalah 0,804 liter/jam dan untuk pemeliharaan tanaman 0,77 liter/jam, lebih irit dari konsumsi rata rata pompa air 2 inci bemotor bakar bensin yang sebanyak 0,809 liter/jam untuk pengolahan tanah dan 0,77 liter/jam untuk pemeliharaan tanaman. Dilihat dari efektifitas, penggunaan pompa air 2 inci bermotor bakar bensin dengan efektifitas pada pengolahan tanah 8,77 rante/hari dan pemeliharaan tanaman 6,6 rante/hari, tidak lebih baik dibandingkan pompa air 2 inci bermotor bakar solar yang mempunyai efektifitas pada pengolahan tanah 9,3 rante/hari dan pada pemeliharaan tanaman 6,64 rante/hari.

(59)

efektifitas pada pengolahan tanah 10,1 rante/hari dan pemeliharaan tanaman 6,71 rante/hari, lebih baik dibandingkan pompa air 4 inci bermotor bakar solar yang mempunyai efektifitas pada pengolahan tanah 9,18 rante/hari dan pada pemeliharaan tanaman 6,02 rante/hari.

Untuk jumlah pompa air 6 inci bermotor bakar solar adalah 3 unit dan pompa air 6 inci bermotor bakar bensin adalah 2 unit, ini memperlihatkan bahwa dari total 5 unit pompa air 6 inci terdapat 60% pompa air 6 inci bermotor bakar solar dan 40% pompa air 6 inci bermotor bakar bensin. Konsumsi rata rata pompa air 6 inci bermotor bakar solar untuk pengolahan tanah adalah 0,764 liter/jam dan untuk pemeliharaan tanaman 0,75 liter/jam, lebih irit dari konsumsi rata rata pompa air 6 inci bemotor bakar bensin yang sebanyak 0,88 liter/jam untuk pengolahan tanah dan 0,7 liter/jam untuk pemeliharaan tanaman. Dilihat dari efektifitas, penggunaan pompa air 6 inci bermotor bakar bensin dengan efektifitas pada pengolahan tanah 6,75 rante/hari dan pemeliharaan tanaman 4,5 rante/hari, tidak lebih baik dibandingkan pompa air 6 inci bermotor bakar solar yang mempunyai efektifitas pada pengolahan tanah 7,83 rante/hari dan pada pemeliharaan tanaman 5,22 rante/hari.

Peramalan Jumlah Pompa Air

(60)

pompa air yang ada di kecamatan Perbaungan, dan untuk mengetahui apakah metode yang digunakan telah sesuai dengan data yang diterima maka diperoleh data seperti pada tabel berikut :

Tabel 5. Data jumlah pompa air tahun 2000-20007

Tahun Pompa Air Jumlah pompa air

2 inci Pompa Air3 inci Pompa Air4 inci Pompa Air6 inci Pompa AirJumlah

2000 4 13 5 0 22

2001 4 13 5 0 22

2002 0 128 91 3 219

2003 0 108 71 4 183

2004 0 108 71 4 183

2005 0 108 71 4 183

2006 75 94 56 4 229

2007 47 139 42 5 233

(61)

0

Table 6. Data masukan untuk Peramalan Pompa Air

Periode Tahun Jumlah Pompa AirJenis Pompa Air

2 inci 3 inci 4 inci 6 inci

Peramalan Jumlah Pompa Air 2 inci

Data yang akan digunakan untuk forecasting jumlah pompa air 2 inci beberapa tahun kedepan dimulai dari tahun 2000-2007, berdasarkan dari trend yang dibentuk oleh data tersebut membentuk suatu garis kecendrungan menaik. Peramalan dilakukan untuk 3 (tiga) tahun kedepan, karena keterbatasan data yang diperoleh hanya 8 ( delapan) tahun.

Dari hasil perhitungan, maka diperoleh persamaan garis yang dibentuk adalah : Ft = - 18,895 + 7,81 t

(62)

Dilihat dari pola yang dibentuk oleh garis trend line diatas menyatakan bahwa dari tahun ketahun jumlah pompa air 2 inci dapat diramalkan akan terus meningkat.

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka peramalan pompa air 2 inci berdasarkan persamaan Ft = - 18,895 + 7,81 t ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 7. Peramalan Jumlah Pompa Air 2 inci

Periode Tahun Jumlah Aktual(unit) Ramalan (unit)

1 2000 4 0

Dalam menganalisis kehandalan suatu peramalan maka perlu diuji dengan tracking signal.

Tabel 8. Uji Kelayakan Peramalan (Tracking Signal)

Periode Forecast Jumlah Aktual Tracking Signal

(63)

0

Dengan model peramalan Ft = - 18,895 + 7,81 t nilaitracking signal yang dipeoleh berada diantara - 2,835 sampai 1,692, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 hal ini menunjukkan bahwa akurasi model peramalan ini dapat dihandalkan, karena menurut Gasperz (2005) bahwa batasan-batasan pengendaliantracking signalmaksimum adalah + 4

Peramalan Jumlah Pompa Air 3 inci

Data yang akan digunakan untuk forecasting jumlah pompa air 3 inci beberapa tahun kedepan dimulai dari tahun 2000-2007, berdasarkan dari trend yang dibentuk oleh data tersebut membentuk suatu garis kecendrungan menaik. Peramalan dilakukan untuk 3 (tiga) tahun kedepan, karena keterbatasan data yang diperoleh hanya 8 ( delapan) tahun.

Dari hasil perhitungan maka diperoleh persaman garis yang dibentuk adalah : Ft = 22,56 + 14,71 t

(64)

Dilihat dari pola yang dibentuk oleh garis trend line diatas menyatakan bahwa dari tahun ketahun jumlah pompa air 3 inci dapat diramalkan akan terus meningkat.

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka peramalan pompa air 3 inci berdasarkan persamaan Ft = 22,56 + 14,71 t ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 9. Peramalan Jumlah Pompa Air 3 inci

Periode Tahun Jumlah Aktual(unit) Ramalan (unit)

1 2000 13 37

Dalam menganalisis kehandalan suatu peramalan maka perlu diuji dengan tracking signal.

Tabel 10. Uji Kelayakan Peramalan (Tracking Signal)

Periode Forecast Jumlah Aktual(unit) Tracking Signal

(65)

0

Dengan model peramalan Ft = 22,56 + 14,71 t, nilai tracking signal yang dipeoleh berada diantara -2 sampai 1,229, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 hal ini menunjukkan bahwa akurasi model peramalan ini dapat dihandalkan, karena menurut Gasperz (2005) bahwa batasan-batasan pengendaliantracking signalmaksimum adalah + 4.

Peramalan Jumlah Pompa Air 4 Inci

Data yang akan digunakan untuk forecasting jumlah pompa air 4 inci beberapa tahun kedepan dimulai dari tahun 2000-2007, berdasarkan dari trend yang dibentuk oleh data tersebut membentuk suatu garis kecendrungan menaik. Peramalan dilakukan untuk 3 (tiga) tahun kedepan, karena keterbatasan data yang diperoleh hanya 8 ( delapan) tahun.

Dari hasil perhitungan maka diperoleh persaman garis yang dibentuk adalah : Ft = 27,2 + 5,4 t

(66)

Dilihat dari pola yang dibentuk oleh garis trend line diatas menyatakan bahwa dari tahun ketahun jumlah pompa air 4 inci dapat diramalkan akan terus meningkat.

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka peramalan pompa air 4 inci berdasarkan persamaan Ft = 27,2 + 5,4 t ditunjukkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 11. Peramalan Jumlah Pompa Air 4 Inci

Periode Tahun Jumlah Aktual(unit) Ramalan (unit)

1 2000 5 33

Dalam menganalisis kehandalan suatu peramalan maka perlu diuji dengan tracking signal.

Tabel 12. Uji Kelayakan Peramalan (Tracking Signal)

Periode Forecast Jumlah Aktual(unit) Tracking Signal

(67)

0 dipeoleh berada diantara -2 sampai 1,396, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 hal ini menunjukkan bahwa akurasi model peramalan ini dapat dihandalkan, karena menurut Gasperz (2005) bahwa batasan-batasan pengendaliantracking signalmaksimum adalah + 4.

Peramalan Jumlah Pompa Air 6 Inci

Data yang akan digunakan untuk forecasting jumlah pompa air 6 inci beberapa tahun kedepan dimulai dari tahun 2000-2007, berdasarkan dari trend yang dibentuk oleh data tersebut membentuk suatu garis kecendrungan menaik. Peramalan dilakukan untuk 3 (tiga) tahun kedepan, karena keterbatasan data yang diperoleh hanya 8 ( delapan) tahun.

Dari hasil perhitungan maka diperoleh persaman garis yang dibentuk adalah : Ft = -0,105 + 0,69 t

Gambar

Tabel 1. Luas lahan baku sawah kecamatan Perbaungan
Tabel 2. Jumlah Pompa Air dan Kemampuan Operasinya Tahun 2007
Tabel 3.  Jumlah Pompa Air Bermotor Bakar Solar dan Kemampuan Operasinya
Tabel 4. Jumlah Pompa Air Bermotor Bakar Bensin dan Kemampuan Operasinya.
+7

Referensi

Dokumen terkait

sistem.. Laporan hasil perhitunga model analisis garis kecenderungan. Laporan jumlah ideal alat mesin pertanian. Laporan peramalan jumlah alat mesin pertanian. Laporan kebutuhan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh profil peternak terhadap pendapatan dalam ternak sapi potong di kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai..

Jumlah Pemakaian Tenaga Kerja Satu Kali Masa Tanam Usahatani Padi Sawah Kecamatan

Untuk menganalisis perbedaan rata-rata produktivitas, rata-rata biaya, dan rata-rata pendapatan petani padi organik dengan pendapatan petani padi semi. organik di

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: (1) Kebutuhan Air Pertanian di Daerah Irigasi Karangploso rata-rata berkisar antara 750 – 1.020 liter/detik pada

kompetitif) usahatani komoditi padi sawah dengan irigasi setengah teknis dan non teknis di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. 4) Untuk menganalisis dampak kebijakan

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: (1) Kebutuhan Air Pertanian di Daerah Irigasi Karangploso rata-rata berkisar antara 750 – 1.020 liter/detik pada

Berdasarkan pada hasil pengujian, turbin Savonius U rotor bertingkat sebagai penggerak pompa air untuk pengairan yang dibuat berdasarkan konstruksi silinder yang