• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan

Pada awalnya merupakan sebuah industri rumahan ( Home industry) dengan nama Boistois. Pada masa indsutri rumahan tersebut, Boistois bergerak dibidang pembuatan atau sebagai jasa pemesanan untuk Jersey atau biasa disebut dengan baju olahraga dibidang olahraga ekstrim. Lalu seiring dengan berjalannya waktu dan atas kesepakatan para pengurus karena masuknya investor perorangan lokal yang menginginkan kepengurusan atau struktur organisasi yang jelas, maka berganti nama dengan Boistois Extreame Gear pada tanggal 1 Januari 2010 sehingga tanggal tersebut di tetapkan sebagai hari jadi Boistois Extreame Gear. Boistois menjadi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri. Perusahaan ini beralamat di Jalan Raya Hankam No. 63, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat 17414. Alamat tersebut menjadi kantor pusat dari berbagai cabang Boistois di Pulau Jawa. Seperti di Jakarta, Bandung, dan Jogjakarta.

(2)

Boistois Extreame Gear bergerak dalam bidang produk fashion olahraga, khususnya olahraga ekstrim seperti Motocrosc dan berbagai macam cabang sepeda. Sebagai perusahaan yang dibilang baru terbentuk, Boistois mendapatkan apresiasi yang tinggi dari para pecinta olahraga ekstrim lokal. Dengan begitu, produk lokal dibidang olahraga bisa ikut berkembang dan juga bersaing dengan produk lainnya.

Boistois Extreame Gear telah mempersiapkan diri dengan menghimpun tenaga-tenaga ahli serta profesional yang berpengalaman dibidangnya masing-masing untuk ikut berpatisipasi dalam program-program olahraga ekstrim di Indonesia. Pengalaman dan keahlian yang terus dikembangkan melalui riset dan kerjasama dengan perusahaan asing dan sejenis telah menjadi acuan bagi setiap langkah yang akan ditempuh dalam implementasi pelayanan dan kualitas yang berpedoman dengan asas kepercayaan serta pemberi tugas dari pada kepentingan perusahaan dimana faktor biaya, mutu, dan waktu telah menjadi konsekuensi pertimbangan pelaksanaan tugas pelayanan produk.

Boistois Extreame Gear juga men-support bidang olahraga di Indonesia khususnya olahrga ekstrim dengan menyuplai dan juga membantu para raider atau disebut atlet dibidang olahrga ekstrim dalam urusan promosi dan perlengkapan dalam kompetisi domestik

(3)

dan juga luar negri. Dengan begitu nama Boistois tersebar luas di manca negara dan juga luar negri.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

4.1.2.1. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan lokal dengan memiliki produk yang tidak kalah saing dengan produk luar dan menjadi brand yang terpercaya dalam hal pelayanan

4.1.2.2. Misi Perusahaan

1. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme sebagai perusahaan penyedia peralatan untuk pecinta olahraga ekstrim.

2. Meningkatkan kualitas hubungan dengan pengguna jasa / customer

3. Meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan dengan tetap menjaga kualitas produk dan pelayanan yang dihasilkan

4.1.3. Bidang Usaha Perusahaan

Secara detail, lingkup usaha dari Boistois Extreame Gear adalah perusahaan yang memproduksi jersey untuk olahraga ekstrim, selain itu juga memproduksi atau menyediakan perlengkapan olahraga

(4)

ekstrim. Berikut adalah bidang usaha yang dimiliki oleh Boistois Extreame Gear :

1. Jersey Spesialis kostum

Dalam lingkup usaha Boistois Extreame Gear, perusahaan ini menyediakan produk yang dibuat sesuai dengan keinginan client atau seusai dengan disain dari para atlit . dengan lingkup usaha ini, memiliki harga yang sedikit lebih mahal akan tetapi mengedepankan keinginan yang sesuai dengan konsumen.

2. Brand Boistois

Dalam lingkup usaha ini, Boistois mengeluarkan atau memproduksi perlengkapan sendiri dengan label Boistois. Dengan bentuk usaha ini, perusahaan dapat mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena memproduksi dengan banyak dan berbagai ukuran. Brand Boistois itu sendiri dapet ditemukan di toko yang menjual peralatan olahraga ekstrim, khususnya dibidang motocross dan cabang sepeda.

(5)

4.1.4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu sistem pengaturan secara sederhana atas kerja dan tanggung jawab dari masing – masing divisi atau bagian yang ada didalam suatu perusahaan. Pengelompokan ini ditujukan agar memudahkan pemimpin mengamati pola kerja dari masing – masing divisi dan agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan fungsi tiap divisi.

4.1.5. Makna Logo CEO divisi customer service staff administrasi divisi marketing

staff humas staff promosi

divisi produksi

staff produksi pengiriman staff divisi keuangan

(6)

1. Penggunaan nama Boistois

Boistois adalah sebuah nama dari kata yang dibelokan dari kata Boys Toys yang berarti permainan laki-laki. Karena pada dasarnya Boistois memproduksi barang olahraga ekstim. Olahraga ekstim itu sendiri banyak di gemari oleh kaum laki – laki. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk memproduksi untuk wanita.

2. Pengunaan lambang gunung

Dalam logo Boistois, terdapat lambang gunung dibelakang nama. Arti dari lambang gunung tersebut dimaksudkan agar perusahaan Boistois Extreame Gear mecapai kesuksesas yang menjulang tinggi. Maksud dari gunung tersebeut juga di artikan sebagai perusahaan ini teguh dalam memegang prinsip. Gunung tersebut juga menjelaskan bahwa produk Boistois itu di khususkan kepada olahraga ekstrim yang memiliki halang rintang.

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di CV. Boistois Jakarta, dengan responden

karyawan perusahaan tersebut. Proses penyebaran kuisioner berjalan kurang lebih 4 hari kerja, periode 12 – 15 Desember 2016. Jumlah pernyataan terdiri dari 26 pertanyaan valid dengan sebaran kepada 42 responden. Pernyataan dibagi menjadi 4 cakupan besar yaitu pernyataan

(7)

mengenai gaya kepemimpinan otoriter, bebas, demokratis, dan kepuasan komunikasi. Kuesioner diberikan kepada karyawan dengan level driver, staff officer, supervisor, akuntan, dan asisten manajer.

Sebanyak 42 karyawan CV. Boistois Jakarta ditetapkan sebagai responden dalam penelitian ini. Di dalam kuesioner yang merupakan instrument utama, karakteristik responden diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan. Karakteristik responden dapat memberi gambaran mengenai terhadap siapa penelitian ini dilakukan. Berikut karakteristik responden tersebut :

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil kuesioner yang diolah, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat table berikut ini :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE

1 Laki – laki 36 86%

2 Perempuan 6 14%

TOTAL 42 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari total 42 responden, sebanyak 86% berjenis kelamin laki-laki dan sisanya yaitu sebanyak 14% responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukan bahwa karyawan CV. Boistois Jakarta didominasi oleh laki-laki, Karena CV.

(8)

Boistois Jakarta adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan alat-alat olahraga ekstrim. Maka dari itu kebutuhan yang bersifat teknikal atau teknis sangat tinggi sehingga menjadi hal yang wajar bila jumlah karyawan laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan jumlah karyawan perempuan.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil kuesioner yang diolah, karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

NO PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE

1 SMA 8 19%

2 D-3 4 10%

3 S1 28 67%

4 S2 2 5%

TOTAL 42 100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 67% dari total 42 responden merupakan lulusan sarjana, 19% responden tamatan SMA, 10% lulusan diploma 3 dan 5% responden lulusan magister. Hal ini menunjukan bahwa karyawan yang berhasil menyelesaikan kuliahnya mampu berpikir dengan lebih matang, memiliki tujuan jelas dalam bekerja dan mampu bekerja dalam tekanan.

(9)

4.2.3 Karakteristik Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil kuesioner yang diolah, karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

NO USIA JUMLAH PERSENTASE

1 17 – 30 tahun 30 71%

2 31 – 40 tahun 7 17%

3 ≥ 41 tahun 5 12%

TOTAL 42 100%

Dapat dilihat dari tabel diatas berdasarkan usia, bahwa responden

yang menjadi populasi kunci dalam penelitian ini sebagian besar berusia 17 - 30 tahun dengan jumlah 30 orang atau 71% sedangkan usia ≥41 tahun berjumlah 5 orang atau 12% dan usia 31 – 40 tahun berjumlah 7 orang atau 17% dari jumlah keseluruhan responden.

Dari hasil penelitian, menggambarkan bahwa usia 17 – 30 tahun mendominasi CV. Boistois Jakarta dan diusia tersebut merupakan usia produktif dalam bekerja.

4.2.4 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja

Berdasarkan hasil kuesioner yang diolah, karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(10)

Tabel 4.5

Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja

NO LAMA BEKERJA JUMLAH PERSENTASE

1 < 1 tahun 11 26%

2 1 – 5 tahun 21 50%

3 > 5 tahun 10 24%

TOTAL 42 100%

Berdasarkan tabel diatas didapatkan fakta bahwa 50% responden telah bekerja selama 1 – 5 tahun, 24% responden bekerja lebih dari 5 tahun dan 26% bekerja kurang dari 1 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa CV. Boistois Jakarta didominasi oleh orang-orang yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun dan tentunya sudah mengalami bekerja dibawah pimpinan General Manager saat ini.

4.2.5 Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X)

Dengan total (28 ) item pertanyaan variabel Gaya Kepemimpinan

(X) yang terbagi dalam tiga dimensi yaitu gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya kepemimpinan bebas. Item yang disajikan dibawah akan diuji kesahihahannya melalui pengujian validitas. Perhitungan uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode korelasi Pearson Product Moment.

Setiap uji dalam statistik mempunyai dasar dalam pengambilan keputusan sebagai acuan untuk membuat kesimpulan. Dalam uji validitas pearson

(11)

Correlations Product Moment, dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut :

1. Jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, maka kuisioner tersebut dinyatakan valid

2. Jika nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid.

Berikut adalah hasil uji validitas Pearson Product Moment dari variabel Gaya Kepemimpinan (x) :

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter No Item Pernyataan Hasil Uji Validitas

(r hitung) Rtabel Keterangan

1 Gaya Kepemimpinan 1 0.858 0.304 VALID 2 Gaya Kepemimpinan 2 0.741 0.304 VALID 3 Gaya Kepemimpinan 3 0.550 0.304 VALID 4 Gaya Kepemimpinan 4 0.651 0.304 VALID 5 Gaya Kepemimpinan 5 0.784 0.304 VALID

(12)

Berdasarkan data output SPSS di atas menyatakan bahwa 6 item pernyataan variabel gaya kepemimpinan otoriter memiliki nilai signifikansi > 0.304(rtabel). Dari hasil analisi didapat nilai korelasi untuk item 6 nilai r hitung < 0.304 maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan tidak valid), sehingga harus dikeluarkan atau diperbaiki. Sedangkan pada item – item lainnya nilainya > 0.304 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut valid.

Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Bebas

6 Gaya Kepemimpinan

6 0.229 0.304 TIDAK VALID

No Item Pernyataan Hasil Uji Validitas

(r hitung) r tabel Keterangan

1 Gaya Kepemimpinan 7 0.168 0.304 TIDAK VALID 2 Gaya Kepemimpinan 8 0.575 0.304 VALID 3 Gaya Kepemimpinan 9 0.321 0.304 VALID 4 Gaya Kepemimpinan 10 0.397 0.304 VALID

(13)

Berdasarkan data output SPSS di atas menyatakan bahwa 7 item pernyataan variabel gaya kepemimpinan bebas memiliki nilai signifikansi > 0.304(r tabel). Dari hasil analisi didapat nilai korelasi untuk item 1 nilai r hitung < 0.304 maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan tidak valid), sehingga harus dikeluarkan atau diperbaiki. Sedangkan pada item – item lainnya nilainya<0.05 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut valid.

5 Gaya Kepemimpinan 11 0.411 0.304 VALID 6 Gaya Kepemimpinan 12 0.427 0.304 VALID 7 Gaya Kepemimpinan 13 0.569 0.304 VALID

(14)

Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Demokratis

Berdasarkan Output Data SPSS di atas menyatakan bahwa 7 item

pernyataan variabel gaya kepemimpinan demokratis memiliki nilai signifikansi > 0.304 (r tabel). Dari hasil analisis didapat nilai korelasi untuk seluruh item nilainya >0.304 dan dapat disimpulkan bahwa butir-butir

No Item Pernyataan Hasil Uji Validitas

(r hitung) r tabel Keterangan

1 Gaya Kepemimpinan 14 0.543 0.304 VALID 2 Gaya Kepemimpinan 15 0.543 0.304 VALID 3 Gaya Kepemimpinan 16 0.310 0.304 VALID 4 Gaya Kepemimpinan 17 0.584 0.304 VALID 5 Gaya Kepemimpinan 18 0.411 0.304 VALID 6 Gaya Kepemimpinan 19 0.776 0.304 VALID 7 Gaya Kepemimpinan20 0.327 0.304 VALID

(15)

instrument tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan valid).

4.2.6 Uji validitas Variabel Kepuasan Komunikasi (Y)

7 item pernyataan Kepuasan Komunikasi (Y) yang telah disajikan

akan diuji kesahihannya melalui pengujian validitas. Perhitungan uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Korelasi Pearson Product Moment. Valid atau tidaknya item pernyataan juga dapat dilihat dari tingkan signifikansi > 0.304 (r tabel). Berikut peneliti sajikan ringkasan output dari SPSS 20.0 untuk uji validitas Kepuasan Komunikasi (Y).

Tabel 4.9 Uji Validitas Variabel Kepuasan Komunikasi

No Item Pernyataan Validitas Hasil Uji

(r hitung) R tabel Keterangan

1 Kepuasan Komunikasi 1 0.484 0.304 VALID 2 Kepuasan Komunikasi 2 0.495 0.304 VALID 3 Kepuasan Komunikasi 3 0.559 0.304 VALID 4 Kepuasan Komunikasi 4 0.712 0.304 VALID

(16)

Berdasarkan Output data SPSS di atas menyatakan bahwa 7 item pernyataan (Y) memiliki nilai signifikansi > 0.304 (r tabel). Dari hasil analisis didapat nilai korelasi untuk seluruh item nilainya > 0.304 dan dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrument tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan valid).

4.2.8 Uji Reliabilitas Variabel

4.2.8.1 Gaya Kepemimpinan (X)

Tabel 4.10

Uji Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter Cronbach’s Alpha N of Items

.790 5

Berdasarkan output SPSS hasil uji reliabilitas di atas menunjukan

bahwa nilai reliabilitas dari variabel gaya kepemimpinan otoriter sebesar 0.790. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa data variabel gaya

5 Kepuasan Komunikasi 5 0.500 0.304 VALID 6 Kepuasan Komunikasi 6 0.745 0.304 VALID 7 Kepuasan Komunikasi 7 0.669 0.304 VALID

(17)

kepemimpinan otoriter memiliki nilai reliabilitas tinggi dan nilai keandalan yang memenuhi ketentuan, karena lebih besar dari nilai standar minimum alpha 0.6. Dengan kata lain, kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan dalam penelitian ini bersifat stabil, konsisten dan dapat diandalkan.

Tabel 4.11

Uji Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan Bebas Cronbach’s Alpha N of Items

.613 6

Berdasarkan output SPSS hasil uji reliabilitas di atas menunjukan

bahwa nilai reliabilitas dari variabel gaya kepemimpinan bebas sebesar 0.613. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa data variabel gaya kepemimpinan otoriter memiliki nilai reliabilitas tinggi dan nilai keandalan yang memenuhi ketentuan, karena lebih besar dari nilai standar minimum alpha 0.6. Dengan kata lain, kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan dalam penelitian ini bersifat stabil, konsisten dan dapat diandalkan.

Tabel 4.12

Uji Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan Demokratis Cronbach’s Alpha N of Items

(18)

Berdasarkan output SPSS hasil uji reliabilitas di atas menunjukan bahwa nilai reliabilitas dari variabel gaya kepemimpinan demokratis sebesar 0.860. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa data variabel gaya kepemimpinan otoriter memiliki nilai reliabilitas paling tinggi dan nilai keandalan yang memenuhi ketentuan, karena lebih besar dari nilai standar minimum alpha 0.6. Dengan kata lain, kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan dalam penelitian ini bersifat stabil, konsisten dan dapat diandalkan.

4.2.8.2 Kepuasan Komunikasi (Y)

Tabel 4.13

Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Komunikasi Cronbach’s Alpha N of Items

.703 7

Berdasarkan output SPSS hasil uji reliabilitas di atas menunjukan

bahwa nilai reliabilitas dari variabel Kepuasan Komunikasi sebesar 0.703. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa data variabel gaya kepemimpinan otoriter memiliki nilai reliabilitas paling tinggi dan nilai keandalan yang memenuhi ketentuan, karena lebih besar dari nilai standar minimum alpha 0.6. Dengan kata lain, kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan dalam penelitian ini bersifat stabil, konsisten dan dapat diandalkan.

(19)

4.3 Analisis Data Statistik

4.3.1 Hasil Uji Normalitas (NPar Tests)

Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan analisis data atau uji asumsi klasik. Uji normalitas digunakan untuk menguji atau mengetahui data penelitian yang diakukan memiliki distribusi yang normal atau tidak.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni : Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas menggunakan SPSS 2.0 :

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas

One Sample Kolmogorov Smirnov Tests

Unstandarized residual

N 42

Normal parametersa.b Mean OE-7

Std. deviation 1,91170048

Most extreme differences Absolute ,137

Positive ,137

Negative -,071

Kolmogorov-smirnov z ,889

Asymp. Sig (2-tailed) ,408

a. Test distribution is Normal

b. Calculated from data

Keterangan tabel ini menunjukan nilai Kolmogorov Smirnov Z dari

pendistribusian hasil data penelitian yaitu 0.889 dengan nilai signifikansi 0,408>0.05. maka data distribusi dianggap normal.

(20)

4.3.2 Hasil Uji Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui korelasi hubungan diantara dua variabel. Koefisien koreasi menunjukan seberapa kuat hubungan yang terjadi antara 2 variabel dalam penelitian ini yaitu gaya kepemimpinan terhadap kepuasan komunikasi. Berikut hasil analisis koefisien korelasi product moment pearson dengan menggunakan program SPSS 20.0:

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefisien Korelasi Product Moment Pearson Gaya Kepemimpinan Otoriter terhadap Kepuasan Komunikasi

Gaya Kepemimpinan otoriter Kepuasan Komunikasi Gaya Kepemimpinan otoriter Pearson Correlation 1 -.669** Sig. (2-Tailed 0.000 N 42 42 Kepuasan Komunikasias Pearson Correlation -.669** 1 Sig. (2-Tailed 0.000 N 42 42

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-Tailed)

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) di atas didapat korelasi antara gaya kepemimpinan otoriter dengan kinerja (r) adalah -0.669. hal ini menunjukan bahwa terjadi pengaruh yang kuat antara gaya kepemimpinan otoriter terhadap kepuasan komunikasi karena berada direntang 0.60 – 0.799. Sedangkan arah hubungan adalah negative karena nilai r negative dengan niai signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05. Nilai sig (2-tailed) menunjukan ada korelasi antara gaya kepimpinan otoriter terhadap kepuasan komunikasi, karena memenuhi kriteria uji sig (2-tailed) <0.05. Sehingga didapat

(21)

kesimpulan bahwa ada pengaruh signifikan kearah negative dari gaya kepemimpinan otoriter terhadap kepuasan komunikasi karyawan Boistois Extreme Gear.

Tabel 4.16

Hasil Uji Koefisien Korelasi Product Moment Pearson Gaya Kepemimpinan Bebas terhadap Kepuasan Komunikasi

Gaya Kepemimpinan Bebas Kepuasan Komunikasi Gaya Kepemimpinan Bebas Pearson Correlation 1 .308* Sig. (2-Tailed 0.047 N 42 42 Kepuasan Komunikasias Pearson Correlation .308* 1 Sig. (2-Tailed 0.047 N 42 42

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-Tailed)

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) di atas didapat korelasi antara gaya kepemimpinan bebas dengan kepuasan komunikasi (r) adalah 0.308. Hal ini menunjukan bahwa terjadi pengaruh yang rendah antara gaya kepemimpinan bebas terhadap kepuasan komunikasi karena berada direntang 0.20 – 0.399. Sedangkan arah huungan adalah positif karena nilai r positif dengan nilai signifikansi 0.047 lebih kecil dari 0.05. Nilai sig (2-tailed) menunjukan ada korelasi antara gaya kepemimpinan bebas terhadap kepuasan komunikasi, karena memenuhi kriteria uji sig (2-tailed) <0.05. sehingga didapat kesimpulan bahwa ada pengaruh signifikan tetapi rendah kearah positif dari gaya kepemimpinan bebas terhadap kepuasan komunikasi karyawan Boistois Extreme Gear.

(22)

Tabel 4.17

Hasil Uji Koefisien Korelasi Product Moment Pearson

Gaya Kepemimpinan Demokratis terhadap Kepuasan Komunikasi Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepuasan Komunikasi Gaya Kepemimpinan Demokratis Pearson Correlation 1 .616** Sig. (2-Tailed 0.000 N 42 42 Kepuasan Komunikasias Pearson Correlation .616** 1 Sig. (2-Tailed 0.000 N 42 42

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-Tailed)

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) di atas didapat korelasi antara gaya kepemimpinan demokratis dengan kepuasan komunikasi (r) adalah 0.616. Hal ini menunjukan bahwa terjadi pengaruh yang kuat antara gaya kepemimpinan demokratis terhadap kepuasan komunikasi karena berada direntang 0.60 – 0.799. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif dengan nilai signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05. Nilai sig (2-tailed) menunjukan ada korelasi antara gaya kepemimpinan demokratis terhadap kepuasan komunikasi, karena memenuhi kriteria uji sig (2-tailed) <0.05. sehingga didapat kesimpulan bahwa ada pengaruh signifikan kearah positif dari gaya kepemimpinan demokratis terhadap kepuasan komunikasi karyawan Boistois Extreme Gear.

(23)

4.3.3 Hasil Uji Signifikansi (Uji t)

Uji t test ini dipergunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan

yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh yang terjadi di dalam ini termasuk kategori signifikan atau tidak. Uji t test ini digunakan untuk menjawab hipotesis statistic, maksudnya hipotesis Ho atau Ha yang dapat diterima dalam penelitian.

Kemudian, untuk memperoleh hasil perhitungan uji t (uji

signifikansi), peneliti menggunakan software program SPSS 20.0, berikut hasil dari tabel Coefficient statistik t: pada dasarnya digunakan untuk menguji pengaruh antara ariabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan t hitung dengan tabel.

Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi

T_0.005

T DF Sig. (2-tailed)

4.495 41 0.000

Proses pengambilan keputusan :

a. Jika nilai sig > 0.05 (nilai tingkat signifikansi lebih dari 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian sudah cukup bukti untuk menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis alternatif (Ha)

b. Jika nilai sig < 0.05 (nilai tingkat signifikansi kurang dari 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian sudah cukup bukti untuk menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha)

(24)

Hasil Analisis :

1. Berdasarkan tabel di atas, maka untuk mengetahui hipotesis statistic penelitiannya dapat dilihat dari thitung = 4.495 > ttabel = 1.683 (ttabel n = 42 – 1 =

41, df 5% maka diperoleh 1.683 sesuai dengan distribusi ttabel) atau dapat

dilihat dari nilai sig 0.000 < 5% (0.05), maka hipotesis staistik (Ha) diterima yang menyatakan terdapat hubungan gaya kepemimpinan yang signifikan terhadap kepuasan komunikasi karyawan Boistois Extreme Gear.

2. Secara sederhana, dapat dijelaskan bahwa dari hasil nilai thitung dengan

nilai sig < 0.05 maka sudah cukup bukti bahwa variabel gaya kepemimpinan secara signifikan dapat mempengaruhi variabel kepuasan komunkasi karyawan Boistois Extreme Gear, jadi yang diterima adalah hipotesis alternative (Ha).

4.4 Pembahasan

Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Hubungan Gaya

Kepemimpinan dengan Kepuasan Komunikasi Karyawan CV. Boistois Jakarta”, peneliti ingin mengetahui sejauh mana hubungan gaya kepemimpinan General Manager CV. Boistois Jakartadengan Kepuasan Komunikasi Karyawannya.

Dalam gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang

pemimpin sangat penting terutama dalam mengelola sebuah organisasi dimana gaya kepemimpinana dapat diartikan sebagai norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi

(25)

perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dari hal tersebut tergambar jelas bahwa jika gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah positif makan akan berdampak positif pula terhadap kinerja karyawannya.

Berdasarkan hasil analisis data statistik yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan pimpinan di CV. Boistois Jakartaadalah gaya kepemimpinan otoriter sesuai dengan latar belakang masalah penelitian ini karna terjadinya penurunan kepuasan komunikasi dari karyawan Boistois Extreme Gear. Sedangkan yang diinginkan oleh karyawan dari CV. Boistois Jakartaadalah memiliki pemimpin dengan gaya kepemimpinan demokratis.

Sesuai dengan teori Kurt Lewin yang menyatakan bahwa

pemimpin dengan gaya kepemimpinan demokratis melibatkan pengikutnya dalam proses pengambilan keputusan. Mereka berorientasi pada orang dan berfokus pada hubungan manusia dan kerja tim. Kepemimpinan yang demokratis mengakibatkan peningkatan produktivitas dan kepuasan kerja. Sedangkan pemimpin dengan gaya otoriter cenderung tidak melibatkan bawahan alam proses pengambilan keputusan. Ia merasa bahwa para karyawan tidak memiliki hak atau wewenang untuk ikut terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut. Karyawan dibawah pimpinan otoriter mengakibatkan ketertekanan dalam bekerja dan juga frustasi dalam pekerjaannya.

(26)

Komunikasi yang diinginkan karyawan Boistos Extreme Gear, berkaitan dengan teori menurut Stephen P. Robbins. Teori tersebut membahas mengenai komunikasi internal organisasi yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward Communication) dan komunikasi dari bawah ke atas (upward communication), karena teori komunikasi ini berguna untuk menjaga komunikasi antara pemimpin dengan karyawannya demi tercapai tujuan bersama dalam organisasi, mencapai kinerja optimal dari masing-masing karyawannya dan berfokus pada hubungan manusia.

Pernan PR sebagai profesioanl dalam organisasi menurut Dozier D.

M dan Broom, terbagi dalam dua kategori yang dapat dikaitkan dengan gaya kepemimpinan, yaitu sebagai penasihat ahli (expert prescriber) dan fasilitator proses pemecahan masalah (problem solving process facilitator). Dua peranan tersebut meminta pemimpin untuk mampu menempatkan diri sebagai pencari solusi dalam penyelesaian masalah karyawannya.

Kondisi organisasi yang terus bergerak maju tentunya perlu diikuti

dengan penyesuaian yang tepat, jadi bila kita berbicara mengenai gaya kepemimpinan menurut peneliti tidak semua bisa cocok dengan gaya kepemimpinan demokratis itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan seorang harus lebih dinamis, hal ini tentunya disesuaikan dengan hubungan yang terjalin antara pemimpin dengan bawahan atau dapat juga dilihat dari efektifitas pembagian tugas dalam perusahaan saati ini,

(27)

Pemimpin CV. Boistois Jakartadalam menjalankan posisinya, tentu perlu juga untuk mampu menempatkan dirinya secara tepat di leel top management. Hal ini berkaitan dengan sesuatu yang disebut posisi koalisi dominan, posisi ini penting melihat dari Boistois merupakan perusahaan olahraga ekstrim yang sedang berkembang. Posisi koalisi dominan ini dapat menguntungkan karena dikala sebuah keputusan strategis akan dibuat maka koalisi dominan akan diikut sertakan. Sehingga pemimpin yang berada dalam koalisi dominan mampu menjadi jembatan penghubung antara level staff dengan level managerial mengenai berbagai pendapat dan saran.

Gambar

Tabel 4.6  Uji Validitas Variabel  Gaya Kepemimpinan Otoriter  No  Item Pernyataan  Hasil Uji
Tabel 4.7  Uji Validitas Variabel  Gaya Kepemimpinan Bebas 6 Gaya Kepemimpinan
Tabel 4.8  Uji Validitas Variabel  Gaya Kepemimpinan Demokratis
Tabel 4.9  Uji Validitas Variabel  Kepuasan Komunikasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kesalahpahaman sering terjadi karena faktor komunikasi Apabila pelayanan yang diberikan buruk, pasien akan memberikan respon negatif berupa ketidakpuasan sehingga pasien tersebut

Hasil uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan variabel daya tarik isi informasi terhadap tanggapan positif masyarakat. &lt;

Segenap dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas segala bantuan

Pada penelitian ini mengkaji pemantapan status taksonomis duku, kokosan dan langsat di Indonesia berdasarkan pendekatan morfologis dan molekular dengan metode RAPD dan

Pilkada Karanganyar periode 2013-2018 salah satu pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Juliyatmono dan Rohadi (YURO) diterpa isu. Penelitian dengan metode kualitatif ini

Pada tahap pengumpulan data dengan teknik ini, editor memerlukan panduan atau acuan untuk mendapatkan berbagai teknik yang dibutuhkan untuk membuat sebuah editing yang

Saponin adalah glikosida triterpenoida dan sterol.Senyawa golongan ini banyak terdapat pada tumbuhan tinggi, merupakan senyawa dengan rasa yang pahit dan mampu membentuk

diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan pengalaman atau konsep yang telah dimilikinya pada semua tahapan dari pendekatan saintifik baik tahap mengamati setelah