ANALISIS GANGGUAN KEJIWAAN TOKOH GAMBIR DALAM NOVEL
PINTU TERLARANG KARYA SEKAR AYU ASMARA
JURNAL ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I)
SARI DOLA IRVAN
NIM. 09080152
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
ANALISIS GANGGUAN KEJIWAAN TOKOH GAMBIR DALAM NOVEL
PINTU TERLARANG KARYA SEKAR AYU ASMARA
Oleh
Sari Dola Irvan1, Iswadi Bahardur2, Yulia Sri Hartati3
1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini berjudul “Analisis Gangguan Kejiwaan Tokoh Gambir dalam Novel
Pintu Terlarang Karya Sekar Ayu Asmara”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1)
apakah ciri-ciri gangguan kejiwaan tokoh Gambir dalam novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara?, 2) apakah faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan kejiwaan tokoh Gambir dalam novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara? Tujuan dari penulisan ini adalah: 1) untuk mendeskripsikan ciri-ciri gangguan kejiwaan tokoh Gambir dalam novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara, 2) mendeskripsikan faktor penyebab gangguan kejiwaan tokoh Gambir dalam novel
Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra. Sumber data yaitu novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan. Metode kepustakaan dilakukan dengan cara mengambil beberapa referensi sebagai acuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh Gambir dalam novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara mengalami ganguan kejiwaan. Gangguan jiwa yang dialami Gambir adalah gangguan jiwa skizofrenia. Adapun ciri-ciri skizofrenia yaitu kekacauan pikiran, kekacauan afektif, penarikan diri dari realita dan halusinasi. Faktor yang menyebabkan Gambir gangguan jiwa adalah faktor psikologis. Hal itu terjadi karena Gambir sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
ANALISIS GANGGUAN KEJIWAAN TOKOH GAMBIR DALAM NOVEL
PINTU TERLARANG KARYA SEKAR AYU ASMARA
Oleh
Sari Dola Irvan1, Iswadi Bahardur2, Yulia Sri Hartati3
3) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
4) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
This thesis entitled "Analysis of Mental Disorders Gambir figures in Forbidden Novel Sekar Ayu Asmara work" . The problems of this research are : 1 ) whether the characteristics of psychiatric disorders Gambir character in the novel Forbidden Sekar Ayu Asmara work ? , 2 ) whether the factors that affect psychiatric disorders Gambir character in the novel Forbidden Sekar Ayu Asmara work ? The purpose of this paper is : 1 ) to describe the characteristics of psychiatric disorders Gambir character in the novel Forbidden Sekar Ayu Asmara work , 2 ) describe the causes of psychiatric disorders Gambir character in the novel Forbidden Sekar Ayu Asmara work.
The approach used in this study is the psychological approach to literature . The data source is the novel Forbidden Sekar Ayu Asmara work . This research is qualitative research . The method used in this study is a literature method . Methods of literature is done by taking a few references as a reference.
The results of this study indicate that the character in the novel Forbidden Gambir Sekar Ayu Asmara work experience psychiatric disorders . Gambir experienced mental disorders are psychiatric disorders schizophrenia . The characteristics of schizophrenia is thought chaos , chaos affective , withdrawal from reality and hallucinations . Factors that cause mental disorders Gambir is a psychological factor . It happened because of the Gambir often experienced domestic violence .
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang holistik. Pada diri manusia, tidak hanya ada dimensi fisik, melainkan adanya bagian jiwa. Jiwa hanya dapat dikenal dan dirasakan melalui aktivitas tubuh. Tanpa jiwa, manusia tidak akan bergerak, karena tubuh dan jiwa saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Jika fisik mengalami gangguan, maka jiwa juga akan terganggu. Hal ini memperkuat kenyataan bahwa jiwa dan fisik merupakan satu dimensi yang tak terpisahkan. Dapat juga dilihat, jika jiwa mengalami gangguan, maka fisik juga akan terganggu. Gangguan jiwa yang dimaksud yaitu suatu kondisi di mana keberlangsungan fungsi mental yang tidak normal. Keadaan itu yang sering membuat manusia merasa tertekan secara psikologis. Respon dari perasaan tertekan itu dimanifestasikan manusia dalam bentuk perilaku yang bermacam-macam tergantung sejauh mana manusia itu memandang masalah yang sedang dihadapinya.
Permasalahan yang demikian, dituliskan dalam bentuk karya sastra. Karya sastra yang dihasilkan pengarang selalu menghadirkan gambaran kehidupan manusia. Walaupun pengarang hanya menampilkan tokoh tersebut secara fiktif, akan tetapi selalu berhubungan dengan segala aspek kehidupan yaitu kehidupan yang mencakup hubungan antara masyarakat, individu, dan peristiwa yang terjadi dalam jiwa manusia itu sendiri. Aspek kejiwaan biasanya ditampilkan melalui tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra tersebut. Melalui perilaku tokoh yang ditampilkan itu pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan segala permasalahan yang dialaminya.
Salah satu karya sastra yang memaparkan masalah kejiwaan adalah novel. Novel menceritakan pengalaman manusia yang paling menarik dengan bermacam-macam latar, karakter, dan masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya. Dalam karya sastra terutama novel, pengarang menceritakan permasalahan hidup yang dialami oleh tokoh utama. Tokoh utama menjadi pusat perhatian ketika membaca sebuah novel. Pengarang melukiskan gambaran dari kehidupan tokoh utama sebagai manusia yang dapat diamati, seperti masalah psikologi atau kejiwaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro (1995:177) yang menjelaskan bahwa tokoh utamalah yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lainnya, ia sangat menentukan perkembangan jalan cerita secara keseluruhan, sedangkan tokoh tambahan dalam cerita secara keseluruhan, cerita lebih sedikit dan kehadirannya hanya ada jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, baik secara langsung maupun secara tak langsung.
Novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara menceritakan tentang kekerasan terhadap seorang anak umur sembilan tahun bernama Gambir. Novel Pintu Terlarang menggambarkan realita kehidupan tentang problematika kekerasan terhadap seorang anak. Kekerasan tersebut mengakibatkan perilaku abnormal yang ditunjukan oleh tokoh serta menyimpan banyak kisah menarik untuk dianalisis lebih lanjut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang analisis gangguan kejiwaan tokoh Gambir karena novel Pintu Terlarang banyak mengisahkan tentang kekerasan terhadap seorang anak dalam sebuah keluarga. Perilaku abnormal yang terjadi pada seorang anak korban kekerasan orangtua. Gangguan kejiwaan yang akan penulis teliti ada di dalam novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis isi. Metode analisis ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan apa yang menjadi masalah, kemudian menganalisis dan menafsirkan data yang ada. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah novel
Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara. Moleong (2010: 235), menyatakan bahwa pengumpulan
data biasanya menghasilkan catatan tertulis yang berisi penggalan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dengan cara studi kepustakaan. Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik ketekunan pengamatan.
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan analisis data maka ditemukan gangguan kejiwaan yang dialami oleh tokoh Gambir dalam novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara. Gambir mengalami gangguan
kejiwaan skizofrenia akibat siksaan dan perlakuan kasar dari orangtuanya. Akibat perlakuan kasar tersebut, Gambir menjadi anak yang suka melamun dan menarik diri dari pergaulan. Sehingga, pada akhirnya ia membunuh kedua orangtuanya sendiri.
PEMBAHASAN
Pembahasan Gangguan Kejiwaan Tokoh Gambir dalam Novel Pintu Terlarang Karya Sekar Ayu Asmara.
Dari berbagai peristiwa yang dialami Gambir, terdapat ciri-ciri gangguan kejiwaan
skizofrenia yang Gambir derita.
1. Ciri-ciri Gangguan Kejiwaan Tokoh Gambir
Adapun beberapa ciri-ciri gangguan jiwa skizofrenia yaitu: a. Kekacauan Pikiran dan Perhatian
Kekacauan pikiran pada skizofrenia adalah suatu kesulitan umum menyaring stimulus yang tidak relevan. Penderita gangguan jiwa skizofrenia tidak mampu manyaring bagian-bagian yang berbeda dan relevan. Individu tersebut menanggapi terlalu banyak stimulus pada waktu yang bersamaan dan sulit mengambil makna dari masukan yang berlimpah.
b. Kekacauan Persepsi
Kekacauan persepsi pada penderita skizofrenia adalah kekacauan terhadap pandangan atau tanggapan diri. Pada penderita gangguan jiwa skizofrenia sering terjadi. Pada tahap skizofrenia akut, banyak penderita yang memasuki periode ketidakmampuan
dalam memahami sesuatu sebagai keseluruhan. Hal tersebut terlihat dari
ketidakmampuan mereka saat melihat perawat atau dokter sebagai manusia, tetapi mereka hanya melihat bagian tubuhnya saja.
c. Kekacauan Afektif
Kekacauan afektif adalah kekacauan sikap pada penderita skizofrenia. Penderita
skizofrenia biasanya tidak memberikan respon yang normal. Penderita skizofrenia
seringkali pasif dan tidak respon terhadap situasi yang seharusya membuat mereka sedih dan gembira. Penderita gangguan jiwa skizofrenia sering mengungkapkan perasaan yang tidak sesuai dengan situasi yang diungkapkan. Hal tersebut dicontohkan seperti saat mereka tertawa ketika menceritakan kejadian yang tragis. Jadi, kekacauan afektif membawa perubahan pada respon emosional.
d. Penarikan Diri dari Realita
Penarikan diri adalah sifat menjauh dari lingkungan. Selama mengidap gangguan jiwa seseorang sering menarik diri dari realita sosial karena sibuk dengan lamunan sendiri. Keasikan dengan diri sendiri tersebut sering diistilahkan dengan
autisme. Pada skizofrenia yang akut, dapat semakin berkembang sedemikian, sehingga
orang tidak respon dan mesti dirawat di rumah sakit. e. Delusi dan Halusinasi
Delusi adalah suatu keyakinan yang salah dari dirinya sendiri yang tidak dapat diubah melalui penalaran atau bujukan. Halusiansi adalah pengindraan yang tidak berdasarkan atas kenyataan objektif. Pada penderita skizofrenia akut, memiliki berbagai persepsi menyimpang disertai dengan delusi. Delusi yang paling umum adalah keyakinan tentang pikiran eksternal yang mengendalikan pikiran tersebut. Halusinasi dapat terjadi sendiri atau merupakan begian dari keyakinan delusi. Beberapa halusinasi yang dirasakan yaitu halusinansi auditorik dan halusinasi visual. Halusinasi auditorik adalah halusinasi yang menyatakan pada penderita tersebut tentang apa yang harus dikerjakan. Halusinasi visual yaitu halusinasi penglihatan, seperti melihat melihat makhluk aneh.
2. Penyebab Gangguan Jiwa Skizofrenia a. Faktor Genetik
Faktor genetik adalah faktor yang disebabkan dari genetik keluarga. Petunjuk nyata peranan genetik pada skizofrenia datang dari penelitian epidemologi genetik yang memperlihatkan adanya peningkatan insiden skizofrenia dari keluarga insiden. Adanya
skizofrenia dalam satu keluarga disebabkan oleh faktor lingkungan. Orangtua yang
menderita skizofrenia lebih mungkin menularkan gangguan jiwanya pada anak-anaknya melalui praktek membesarkan anak yang salah dibanding melalui gen-gen yang kurang
baik. Skizofrenia ditemukan lebih tinggi tingkatannya pada anak yang ibu kandungnya menderita skizofrenia.
b. Faktor Hipotesis Neurotransmiter (Kimiawi)
Salah satu penelitian menunjukkan bahwa individu penderita skizofrenia memiliki jaringan otak yang relatif lebih sedikit. Hal ini dapat memeperlihatkan suatu kegagalan perkembangan atau kehilangan jaringan selanjutnya. Penelitian terakhir memusatkan diri di sekitar sebagai kelainan neurotransmiter yang ditemukan pada
penderita skizofrenia dan berpusat pada sistem dopaminergik lesi atau
ketidakseimbangan kimiawi yang tidak bertanggung jawab. c. Faktor Sosial dan Psikologis
Faktor sosial adalah faktor yang berhubungan dengan lingkungan sosial. Salah satu penelitian di Amerika menyatakan bahwa gangguan jiwa pada umumnya terjadi pada kalangan sosial kelas bawah dibanding dengan kelas menengah ke atas. Salah satu faktanya yaitu pada kalangan sosial ke bawah, mereka sulit menyelesaikan pendidikan sehingga akibatnya mendapat pekerjaan yang rendah. Mereka semakin lama semakin kurang mendapat penghargaan di kalangan sosial mastyarakat. Kejadian yang demikian dapat menimnulkan rasa stres yang tinggi terutama pada kecenderungan menderita
skizofrenia.
. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara dapat disimpulkan bahwa tokoh gambir memngalami gangguan kejiwaan jenis skizofrenia. Hal itu dibuktikan dengan adanya ciri-ciri sebagai berikut :1) Kekacauan pikiran dan perhatian, 2) Kekacauan persepsi, 3) Kekacauan afektif, 4) Penarikan diri dari realita, 5) Delusi dan halusinasi. Adapun faktor penyebab yang mempengaruhi yaitu: 1) faktor genetik, 2) faktor hipotesis neurotransmiter (kimiawi), 3) faktor sosial dan psikologis.
IMPLIKASI
Dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, baik tingkat SMP maupun SMA perlu diajarkan apresiasi sastra. Hal ini bertujuan untuk meningkatan pemahaman siswa di bidang kesastraan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Gani (1988:14) bahwa substansi sastra tidak lain adalah pengalaman kemanusiaan. Hubungan kompleks yang melibatkan seseorang, emosi yang membuatnya menderita atau bahagia, pengalaman yang dihadapinya, nilai serta kebermaknaannya yang diharapkan. Dengan kata lain, apapun yang ditemukan pembaca dalam cipta sastra yang dibacanya tentang isu kehidupan, seperti cinta, maut, keadilan, baik dan buruk, semua itu harus berkaitan dengan pengalaman batinnya.
Oleh karena itu, supaya
sasarannya bisa tercapai, dapat diajarkan melalui
Kompetensi Dasar (KD) 7.2Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia atau terjemahan. Kompetensi Dasar ini terdapat dalam kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khusunya pada pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA kelas XI semester satu.
SARAN
1. Novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara dapat dijadikan bacaan terutama bagi orangtua ataupun ibu-ibu yang hidup di kota-kota besar. Realita kekerasan anak dalam novel ini dapat menjadi pelajaran bagi kita terutama bagi orangtua.
2. Bagi kritikus dan peneliti sastar lainnya hendaknya dapat menjadikan novel Pintu
Terlarang sebagai objek penelitian lebih lanjut bagi yang berkaitan dengan gangguan
jiwa skizofrenia maupun konflik-konflik lainnya agar dapat menyempurnakan untuk penelitiannya serta pengembangan dalam dunia sastra.
DAFTAR RUJUKAN
Asmara, Sekar. 2009. Novel Pintu Terlarang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Junaidi, Iskandar. 2012. Anomali Jiwa. Yogyakarta.