PENGATURAN SERTA INTEGRASI TELEMEDICINE DALAM
STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN MODERN
(Dr. I Wayan Wiryawan, SH.,MH.)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi (dan komunikasi) saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru. Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. 1
Telemedicine dapat digambarkan sebagai dua orang professional di bidang kesehatan yang saling berdiskusi dari jarak jauh secara real time. Untuk melakukan diskusi tersebut dua orang professional tersebut menggunakan telepon, ataupun teknologi yang lebih canggih seperti teknologi satelit dan peralatan video conference. Secara umumtelemedicine merujuk
1Dep.Kes, 1999, Penggunaan Tekhnologi Informasi Bidang Kesehatan, available from web
pada penggunaan alat komunikasi dan teknologi informasi untuk mengirim perawatan kesehatan.2
Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar urutan keenam di dunia yakni mencapai 203.456.005 jiwa, dengan jumlah penduduk miskinnya sebanyak 13,3% (tahun 2010).
Permasalahan kesehatan menjadi salah satu isu utama di Indonesia. Menurut Progres Report in Asia &The Pacific yang diterbitkan UNESCAP, Indonesia masih mengalami keterlambatan dalam proses realisasi pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (TMP)/Millenium Development Goals (MDG).
Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian ibu melahirkan, masih rendahnya kualitas sanitasi dan air bersih, laju penularan HIV/Aids yang kian sulit dikendalikan, serta meningkatnya beban utang luar negeri yang kian menumpuk. Sektor-sektor tersebut jelas memberikan pengaruh pada kualitas hidup manusia Indonesia yang termanifestasi pada posisi peringkat Indonesia yang kian menurun pada Human Development Growth Index per 2010. Pada tahun 2006 Indonesia menyentuh peringkat 107 dunia, 2008 di 109, hingga tahun 2009 sampai dengan 2010 masih di posisi 111. 3
Sejauh ini, rasio dokter di Indonesia masih satu berbanding 5.000 penduduk.Jika dibandingkan dengan Malaysia, rasio dokter di Malaysia satu berbanding 700 jiwa.sehingga pasien-pasien disana bisa terlayani dengan baik. Permasalahan lainnya yang dihadapi Indonesia adalah kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan (17.000 pulau).Sehingga untuk menempatkan dokter ahli di seluruh pulau jelas memiliki kendala tersendiri. Sebagian besar dokter ahli lebih memilih berada di pusat-pusat perkotaan besar, khususnya ibu kota provinsi. Masyarakat yang berada di kabupaten, kecamatan, atau desa apalagi di daerah perbatasan mau tak mau harus cukup puas dilayani oleh dokter yang bukan spesialis atau bahkan mantri dan perawat.4
Adanya kesenjangan pelayanan kesehatan, persebaran dokter di Indonesia yang tidak merata, apalagi dokter spesialis, merupakan kendala yang sulit diatasi.Terlepas dari semua permasalahan diatas, animo masyarakat Indonesia untuk berobat keluar negeri juga cukup tinggi.Ketua IDI menyatakan dalam setahun hampir 1 juta orang berobat ke luar negeri
2Jennifer E. Carpenter, RRA, Issue: Managing Multimedia Medical Records: A Health Information
Manager's Role, Jurnal of AHIMA - HIM practice associate, Februari 1998.
3Sri Kusumadewi, dkk, 2009, Informatika Kesehatan, Graha Ilmu dan Rumah Produksi Informatika,
Yogyakarta, h41.
dengan uang yang dibelanjakan ke luar negeri untuk kepentingan berobat mencapai angka Rp 20 triliun.
Kondisi semacam ini, sadar atau tidak sangat menyulitkan upaya pemerintah meningkatkan pembangunan kesehatan di Indonesia. Padahal pembangunan kesehatan mempunyai tujuan yang sangat penting dalam upaya pembangunan nasional yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, dan sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk menanggapi krisis kesehatan di daerah pedesaan dan perbatasan di Indonesia seperti yang dijelaskan diatas maka diperlukan satu cara yang dapat mengatasi persoalan itu secara efektif dan efisien. Strategi yang ditempuh merupakan model pelayanan kesehatan yang tidak biasa yakni antara dokter dan pasien tidak bertemu secara langsung melainkan dihubungkan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang disebut dengan Telemedicine.5
1.2 Urgensi dan Potensi Hasil
Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaturan Telemedicine dalam berperan sebagai metode pengobatan klinis yang pengembangannya memanfaatkan telepon, internet, dan jaringan komunikasi lain untuk mentransfer informasi medis. Dengan transfer ini informasi media tersebut dapat digunakan untuk konsultasi kesehatan, dan kadang-kadang dapat digunakan untuk prosedur medis di tempat terpencil. Teknologi telemedicine terdiri dari teknologi perangkat keras dan perangkat lunak. Informasi tersebut penting ke depannya sebagai bahan evaluasi dalam pembuatan produk hukum, yang hakikatnya merupakan kebijakan publik.Sebagai suatu kebijakan publik, produk hukum terbuka dikritisi oleh publik dan publik berhak berpartisipasi di dalam prosesnya.Publik dalam pengertian luas dipahami juga sebagai orang perorangan yang berada di lingkungan perguruan tinggi.Pada posisi inilah pentingnya penelitian ini dilakukan dan potensi hasil yang daharapkan.
Dengan berbasis tekhnologi maka diupayakan pelayanan akses kesehatan yang tak terjangkau karena minimnya jumlah tenaga kesehatan di Indonesia, maka telemedicine ini bisa
5Johan Harlan, “Dasar-Dasar Implementasi Telemedicine,” Makalah Pusat Studi Informatika Kedokteran
memberikan solusi, akan tetapi perlu di regulasi baik terkait kebijakan pengintegrasiannya dalam konsep pelayanan kesehatan modern.Bilamana telemedicine sudah memiliki regulasi yang sempurna diharapkan kedepan dalam pelaksanannya akan dapat memberikan sebuah jalan keluar dalam pelayanan kesehatan khususnya bagi tempat/daerah terpencil yang belum bisa terjangkau baik.
Penelitian ini urgensi serta potensi hasilnya adalah Hasil penelitian yang merupakan produk baru yaitu dengan menggunakan telemedicine sebagai metode pelayanan kesehatan modern serta diharapkan memberikan suatu model, prototipe, teknologi tepat guna, rekayasa social guna mewujudkan pelayanan kesehatan tanpa batas secara teknologi dan modern.Penelitian ini diharapkan menghasilkan inovasi teknologi pada bidang-bidang unggulan dan rekayasa sosial guna meningkatkan pembangunan berkelanjutan pada tingkat lokal maupun nasional. Disamping itu juga hasil penelitian ini dapat sekiranya memberikan sumbangan pemikiran secara akademis khususnya dalam pengembangan hukum kesehatan berupa peningkatan kualitas perkuliahan berupa teori baru, buku ajar, model pembelajaran; peningkatan kompetensi dosen; meningkatkan publikasi ilmiah; meningkatkan perolehan HKI; meningkatkan iklim ilmiah di perguruan tinggi; serta model pemberdayaan masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
Telemedicine adalah aplikasi suatu metode dari pengobatan klinis, yang pengembangannya memanfaatkan telepon, internet, dan jaringan komunikasi lain untuk mentransfer informasi medis. Dengan transfer ini, informasi media tersebut dapat digunakan untuk konsultasi kesehatan dan kadang-kadang dapat digunakan pula untuk prosedur medis di tempat terpencil.
Ide tentang pemeriksaan dan evaluasi kesehatan dengan menggunakan perangkat jaringan telekomunikasi bukanlah hal yang baru.Setelah diperkenalkan pesawat telepon, percobaan telemedicine telah dilakukan pertama kali dengan men- transmisi-kan rekaman EKG melalui jaringan telepon sistem analog.Walaupun jarak tempuh transmisi hanya beberapa kilometer, namun nilai klinisnya tidak begitu bermakna.Setelah itu, beberapa kali dicoba untuk melakukan transmisi suara jantung dan napas antar dokter dan pasien.Setelah Perang Dunia ke-II (1945), teknik transmisi foto dikembangkan oleh militer di eropa. Pengalaman tersebut memberikan
inspirasi para pioneer kedokteran dalam mengembangkan teknik pengiriman gambar-gambar medis tentang penyakit dan kelainan dari pasien ke dokter. Sejumlah peneliti kedokteran pada saat itu telah melakukan kegiatan pendidikan, interprestasi dan menegakkan diagnosis serta melakukan pengobatan psikiatri, dan radiologi jarak jauh.6
Sejalan dengan kemajuan teknologi komputer dan sistem digital saat ini, perkembangan telemedicine semakin berkembang.Peralatan kedokteran dapat menghasilkan gambar digital secara langsung, selain itu juga dapat mengubah citra video menjadi citra digital. Kini, penggunaan telemedicine sangat luas sampai sekarang diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark, Belanda, Norwegia, Jordan, India, dan Malaysia.7
Dalam praktek pelaksanaannya, telemedicine diterapkan dalam dua konsep, yaitu
real-time (synchronous) dan store-and-forward (asynchronous). Telemedicine secara real-real-time
(synchronous telemedicine) bisa berbentuk sedarhana seperti penggunaan telepon, atau kompleks seperti penggunaaan robot rendah. Synchronous telemedicine memerlukan kehadiran kedua pihak pada waktu yang sama. Telemedicine dengan store-and-forward (asynchronous
telemedicine) mencakup pengumpulan data medis dan pengiriman data ini ke seorang dokter
(specialist) pada waktu yang tepat untuk evaluasi secara offline. Jenis telemedicine ini tidak memerlukan kehadiran kedua belah pihak dalam waktu yang sama.
Audio-Video8
Istilah video juga biasa digunakan untuk menerangkan sistem-sistem yang berkaitan dengan proses perekaman dan transmisi yaitu sistem pengambilan atau penangkapan suara, sambungan transmisi pembawa bunyi, amplifier dan lainnya. Audio sendiri memiliki pengertian sebagai suatu perangkat yang berfungsi sebagai penerima gambar dan suara.
Audio-Video merupakan perangkat soundsystem yang dilengkapi dengan penampilan
gambar, biasanya digunakan untuk presentasi, home theater, dsb.
Telemetri9
Sistem telemetri adalah cara pengukuran jarak jauh yang memanfaatkan sarana komunikasi. Sensor yang terpasang pada stasiun pemantau mengukur besar-besaran fisis pada suatu lingkungan, hasil tersebut berupa informasi elektris yang diperkuat oleh sistem penguat
6Where Caring and Technology meet. M:J: Ball , et al., Editors. Springer: New York. h. 40-53.
7Thome,M. and Adler. B A, 1999, Telephone Intevention to reduce fatigue and symptom distress in
mothers with difficult infants in the community. Journal of Advanced Nursing Vol. 29 (1) h.. 128-137.
8McLernan, A., Moutray, M., Harrisson, S. (1998). A Joint US-UK Study of HomeTelenursing. Journal of
Telemedicine and Telecare, 4(1), h.. 83-85
awal (pre-Amp) maupun sistem penguat (Amplifier). Setelah mendapat penguatan yang cukup sesuai dengan sistem berikutnya, sinyal dikondisikan agar mempunyai kualitas data yang baik oleh SC (Signal Conditioner).
Dengan demikian setelah melewati SC, sinyal elektris akan lebih bersih dari noise maupun sinyal- sinyal palsu. Mengingat penampil besaran merupakan sistem digital, maka sinyal tersebut harus diubah ke bentuk digital oleh Analog Digital Converter (ADC). Selanjutnya data tersebut dapat dikirimkan ke stasiun pengendali melalui sistem komunikasi data yang terdiri atas modem (Modulator-demodulator) dan sistem komunikasi biasa seperti pemancar radio, telepon kabel, telepon seluler maupun dikirimkan melalui satelit.
Robotic10
Istilah robot berasal dari bahasa Cekoslowakia.Kata robot berasal dari kosakata “Robota” yang berarti “kerja cepat”. Istilah ini muncul pada tahun 1920 oleh seorang pengarang sandiwara bernama K. Capec. Sedangkan pengertian robot secara tepat adalah system atau alat yang dapat berperilaku atau meniru perilaku manusia dengan tujuan untuk menggantikan dan mempermudah kerja/aktifitas manusia. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai robot, mesin harus memiliki dua macam kemampuan yaitu:
1. Bisa mendapatkan informasi dari sekelilingnya.
2. Bisa melakukan sesuatu secara fisik seperti bergerak atau memanipulasi objek. Untuk dapat dikatakan sebagai robot sebuah sistem tidak perlu untuk meniru semua tingkah laku manusia, namun suatu sistem tersebut dapat mengadopsi satu atau dua saja sistem yang ada pada diri manusia saja sudah dapat dikatakan sebagai robot. Sistem yang diadopsi berupa sistem penglihatan (mata), sistem pendengaran (telinga) ataupun sistem gerak.
Belakangan ini, perkembangan hebat telah dibuat dalam robot medis, dengan dua perusahaan khusus, Computer Motion dan Intuitive Surgical yang menerima pengesahan pengaturan di Amerika Utara, Eropa dan Asia atas robot-robotnya untuk digunakan dalam prosedur pembedahan minimal. Otomasi laboratorium juga merupakan area yang berkembang. Di sini, robot benchtop digunakan untuk memindahkan sampel biologis atau kimiawi antar perangkat seperti inkubator, berupa pemegang dan pembaca cairan.
Ide tentang pemeriksaan dan evaluasi kesehatan dengan menggunakan perangkat jaringan telekomunikasi bukanlah hal yang baru. Setelah diperkenalkan pesawat telepon, percobaan
telemedicine telah dilakukan pertama kali dengan mentransmisikan rekaman melalui jaringan telepon sistem analog. Walaupun jarak tempuh transmisi hanya beberapa kilometer, namun nilai klinisnya tidak begitu bermakna. Setelah itu, beberapa kali dicoba untuk melakukan transmisi suara jantung dan napas antar dokter dan pasien. Setelah Perang Dunia ke-II (1945), teknik transmisi foto dikembangkan oleh militer di eropa. Pengalaman tersebut memberikan inspirasi para pioner kedokteran dalam mengembangkan teknik pengiriman gambar-gambar medis tentang penyakit dan kelainan dari pasien ke dokter.
Sejumlah peneliti kedokteran pada saat itu telah melakukan kegiatan pendidikan, interprestasi dan menegakkan diagnosis serta melakukan pengobatan psikiatri, dan radiologi jarak jauh. Sejalan dengan kemajuan teknologi komputer dan sistem digital saat ini, perkembangan telemedicine semakin berkembang. Peralatan kedokteran dapat menghasilkan gambar digital secara langsung, selain itu juga dapat mengubah citra video menjadi citra digital.
Kini, penggunaan telemedicine sangat luas sampai sekarang
di aplikasi kan di Amerika,Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordan, India, dan Malaysia.
Menurut Edmon Makarim,11 prinsip penerapan yang terbaik (best practices) adalah hal yang sangat penting dan sering dikemukakan oleh para teknolog, terutama pada saat suatu sistim informasi dan/atau sistem komunikasi berinteraksi dengan kepentingan publik. Prinsip ini merupakan bentuk pertanggungjawaban hukum penyelenggara sistem elektronik tentang akuntabilitas sistem elektronik yang mereka ciptakan. Oleh sebab itu, dibutuhkan tata kelola yang baik berdasarkan perspektif konvergensi hukum telematika
11Makarim, Edmon, 2010, Tanggung Jawab Hukum Penyelnggara Sistem Elektronik, Rajagrafindo
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah bermaksud meneliti secara mendalam bagaimana konsep terhadap Pengaturan Serta Integrasi Telemedicine Dalam Strategi Kebijakan Pengembangan Pembangunan Kesehatan Modern, karena seperti kita ketahui kesehatan modern pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan nasional. Oleh sebab itu pengembangan telemedicine di Indonesia merupakan sebuah terobosan baru dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat secara optimal.
3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini mengedepankan pendalaman terhadap beberapa hal yaitu:
1. Apakah pengaturan Telemedicine di Indonesia telah memadai guna mendukung pembangunan kesehatan moedern?
2. Bagaimanakah bentuk integrasi Telemedicine dalam konteks kebijakan terkait mengatur praktek, SOP, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan serta jaminan informasi terhadap pasien?
Hal-hal tersebutlah yang menjadi poin penting dalam penelitian ini sehingga pada akhirnya dapat memberikan masukan sebuah design konsep pengaturan yang jelas dan konkrit terhadapPengaturan Serta Integrasi Telemedicine Dalam Strategi Kebijakan Pengembangan Pembangunan Kesehatan Modern.
METODE PENELITIAN
4.1 Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum, dengan langkah-langkah sebagai berikut:12
Untuk memperoleh suatu pembahasan sesuai dengan apa yang terdapat di dalam tujuan penyusunan bahan analisis, maka dalam penulisan penelitian ini menggunakan metode pendekatan sosio legal. Penelitian ini berbasis pada analisis norma hukum, baik hukum dalam arti Law as it is written in the books (dalam peraturan perUndang-Undangan), maupun hukum dalam arti Law as it is decided by judge through judicial process (putusan-putusan pengadilan).13
Secara legal normatif maka penelitian kepustakaan dilakukan dengan menggunakan data yang bersumber dari data sekunder, seperti peraturan-peraturan baik dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah yang mengatur tentang secara eksplisit mengenai Edutourism di Bali. “Dalam melengkapi data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, maka dilakukan pula penelitian lapangan karena sasaran penelitian hukum disamping kaedah atau das
Sollen (penelitian hukum normatif), dapat berupa perilaku atau das Sein (penelitian lapangan)”.14
4.2 Sumber Bahan Hukum
Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan mencari, mempelajari dan mengumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan obyek penelitian, dengan bantuan buku, literatur, peraturan perundang undangan dan dokumen-dokumen yang terdiri dari :
a. Bahan Hukum Primer
12Langkah-langkah penelitian hukum tersebut merujuk pada Metode Penelitian Hukum berbasis kajian sosio-legal,
sebagaimana terangkum dalam Marhaendra Wija Atmaja, 2014, “Metode Penelitian Hukum dalam Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Perundang-undangan”, Denpasar: Progran Studi Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, hlm. 12. Risalah ini merujuk pada Soelistyowati Irianto, 2012, “Memperkenalkan kajian sosio-legal dan implikasi metodologisnya”, dalam Adriaan W. Bedner, dkk (Eds.), Kajian
Sosio-Legal, Denpasar: Pustaka Larasan; dan Soelistyowati Irianto, 2011, “Praktik Penelitian Hukum: Perspektif
Sosiolegal”, dalam Soelistyowati Irianto dan Shidarta, (Eds.), Metode Penelitian Hukum: Knstelasi dan Refleksi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
13 Enid Campbell, et.al., 1988, legal Research, Materials and Methods, Sydney : The Law Book Company
Limited, h.1
Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat.15 Bahan hukum primer dalam penelitian ini terdiri atas :
1. WHO
2. WTO/ GATS
3. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tetntang Rumah Sakit. 5. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
7. PMK No. 90 Tahun 2015 tentang Pelayanan Kesehatan di FASYANKES Terpencil dan sangat Terpencil (DTPK)
b. Bahan Hukum Sekunder
“Bahan hukum sekunder ialah bahan hukum yang mejelaskan bahan hukum primer”.16
Terutama buku-buku hukum termasuk skripsi, thesis, disertasi hukum dan jurnal jurnal hukum,(termasuk yang on-line). Bahan hukum sekunder berguna untuk meberikan petunjuk kearah mana peneliti akan melangkah.17
c. Bahan Hukum Tersier
“Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder”,18 yang terdiri dari
Kamus BesarBahasa Indonesia, Kamus Hukum Belanda-Indonesia, Kamus Inggris-Indonesia. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian kepustakaan, maka dilakukan studi dokumen yaitu mempelajari bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
Penelitian lapangan dilakukan untuk mendukung data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier guna memperoleh kajian yang lebih mendalam mengenai permasalahan yang akan dihadapi. Lokasi penelitian dilaksanakan di beberapa Rumah Sakit pemerintah maupun swasta serta puskesmas yang akan diambil secara random.
15 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, op.cit, h. 13 16 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, op.cit, h. 14
17 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, h. 155 18 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, loc.cit.
4.3 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder melalui pengkajian terhadap peraturan perUndang-Undangan, literatur-literatur, tulisan-tulisan para pakar hukum, bahan kuliah, yang berkaitan dengan penelitian ini.19 Selain itu dilakukan
dengan studi lapangan melalui metode observasi dan wawancara.
4.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan pasal-pasal kedalam kategori-kategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum tersebut.20 Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi lapangan dianalisis berdasarkan metode kualitatif, yaitu dengan melakukan :
a. Menemukan konsep-konsep yang terkandung dalam bahan-bahan hukum (konseptualisasi) yang dilakukan dengan cara memberikan interpretasi terhadap bahan hukum tersebut ;
b. Mengelompokkan konsep-konsep atau peraturan-peraturan yang sejenis atau berkaitan;
c. Menemukan hubungan di antara pelbagai kategori atau peraturan kemudian diolah ; d. Menjelaskan dan menguraikan hubungan di antara pelbagai kategori atau peraturan
perundang-undangan, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Sehingga mengungkapkan hasil yang diharapkan dan kesimpulan atas permasalahan.
19 Riduan, 2004, Metode & Teknik Menyusun Tesis, Bina Cipta, Bandung, h. 97. 20Soerjono Soekanto, op.cit, h. 225
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Telemedicine dalam Pengembangan Kesehatan Modern sebagai sebuah penawaran.
Teknologi informasi merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi.Teknologi informasi (dan komunikasi) saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru. Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara manual.Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat.Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru.
Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa. Telemedicine adalah aplikasi dari pengobatan klinis yang pengembangannya memanfaatkan telepon, internet, dan jaringan komunikasi lain untuk mentransfer informasi medis. Dengan transfer ini informasi media tersebut dapat digunakan untuk konsultasi kesehatan, dan kadang-kadang dapat digunakan untuk prosedur medis di tempat terpencil.
Telemedicine dapat digambarkan sebagai dua orang professional di bidang kesehatan yang saling berdiskusi dari jarak jauh secara real time.Untuk melakukan diskusi tersebut dua orang professional tersebut menggunakan telepon, ataupun teknologi yang lebih canggih seperti teknologi satelit dan peralatan video conference.Secara umumtelemedicine merujuk pada penggunaan alat komunikasi dan teknologi informasi untuk mengirim perawatan kesehatan.
Telemedicine adalah aplikasi dari pengobatan klinis yang pengembangannya
memanfaatkan telepon, internet, dan jaringan komunikasi lain untuk mentransfer informasi medis. Istilah telemedicine sering disalahartikan dengan istilah e-health ataupun
telehealth.Telemedicine hanya merujuk pada layanan klinis, sedangkan telehealth mencakup
bidang medis.Sedangkan e-health digunakan pada istilah yang mencakup telehealth, rekam medis elektronik, dan komponen-komponen lain dalam kesehatan TI (teknologi informasi).
Dalam praktek pelaksanaannya, telemedicine diterapkan dalam dua konsep yaitu : a. Real time (synchronous)
Telemedicine secara real time (synchronous telemedicine) bisa berbentuk sederhana seperti penggunaan telepon, atau yang kompleks seperti penggunaan robot bedah. Synchronous telemedicine memerlukan kehadiran dua pihak di waktu yang sama. Untuk itu diperlukan media penghubung yang dapat menawarkan interaksi real time sehingga salah satu pihak bisa melakukan penanganan kesehatan.Contohnya penggunaan teknologi tele-otoscope yang memberikan fasilitas untuk sorang dokter yang melihat ke dalam pendengaran pasien dari jarak jauh.Contoh lainnya yaitu tele-stethoskop yang membuat seorang dokter mendengarkan detak jantung pasien dari jarak jauh.
b. Store and forward (asynchronous)
Telemedicine dalam store-and-forward (asynchronous telemedicine) mencakup pengumpulan data medis dan pengiriman data ini ke seorang dokter pada waktu yang tepat untuk evaluasi offline. Jenis ini tidak memerlukan kehadiran kedua belah pihak dalam waktu yang sama. Dermatologi, radiologi, dan patologi adalah spesialis yang biasanya menggunakan teknologi ini. Rekam medis dalam struktur yang tepat dalah komponen utama dalam transfer ini.21
Telemedicine paling bermanfaat untuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil
ataupun daerak yang jauh.Saat ini telemedicine diterapkan secara virtual untuk semua bidang medis. Spesialis yang menggunakan telemedicine sering menggunakan prefix tele.Contohnya telemedicine yang diterapkan oleh radiologist disebut teleradiology, telemedicine yang diterapkan oleh cardiologist disebut telecardology.
Telemedicine sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi antara praktisi umum dan spesialis yang berada di lokasi yang jauh.Pemantauan pasien di rumah, dengan menggunakan perangkat-perangkat yang dikenal umum seperti tekanan darah dan mengirimkan informasi tersebut ke caregiver (orang yang bertanggung jawab atas kesehatan pasien, yaitu keluarga pasien) di tempat yang jauh.Solusi pemantauan jarak jauh difokuskan pada penyakit kronis dengan morbiditas tinggi.
Teknologi telemedicine terdiri dari teknologi perangkat keras dan perangkat lunak.
Teknologi perangkat keras telemedicine: a. Jaringan computer/internet
Teknologi ini dapat menghubungkan antar computer sehingga dapat saling komunikasi dan bertukar data.Jaringan computer dapat menghubungkan computer di gedung yang berbeda, kota yang berbeda bahkan seluruh dunia. Teknologi lebih dikenal dengan internet.Jaringan computer ini tidak hanya dengan kabel tapi juga nirkabel.Jaringan computer termasuk internet mampu menciptakan synchronous telemedicinemaupun asynchronous.
b. Satelit
Satelit dapat mengatasi tempat-tempat yang tidak terjangkau.Satelit saat ini dipakai untuk dijadikan infrastruktur komunikasi seperti telepon.Satelit memperluas jangkauan telemedicine ke darah-daerah terpencil atau lokasi yang sulit dibangun infrastruktur jaringan kabel.
c. Handphone
Fungsi utama handphone adalah untuk komunikasi suara dan teks (SMS), namun fitur-fitur tambahan banyak ditambahkan seperti: MMS, fasilitas ini dapat mengirim suara, gambar, maupun video 4G, fasilitas ini menambah kecepatan pengiriman data ke handphone sehingga dapat dikirim secara realtime sehingga dapat dilakukan video conference, juga dapat dilakukan chatting atau browsing internet, shoftware, yaitu misalnya dengan teknologi Java dengan java ME (mobile edition) dapat ditambahkan dalam HP.
d. Plug-play device
Yaitu teknologi yang memungkinkan penambahan piranti baru dalam computer. Setiap computer akan dilengkapi dengan berbagai port. Lewat port-port tersebut piranti baru dapat ditambahkan dalan computer.Ada beberapa port yang ada saat ini diantaranta port serial, port pararel, dan USB.Dengan port tersebut peralatan multimedia dapat dihubungkan ke computer, sehingga audio conference maupun video conference dapat dilakukan.Piranti kesehatan juga dapat dihubungkan dengan computer lewat port ini, contohnya stetoskop, thermometer, USG, laboratorium.
Multimedia disini adalah yang berkaitan dengan media suara, gambar, dan video. Semuanya dapat bersifat digital dan dapat dikirim secara digital juga.22
Teknologi perangkat lunak yang mendukung telemedicine: a. Teknologi chatting dan conference
Chatting biasanya dilakukan antara 2 orang berbeda di computer yang berbeda.Sedangkan conference dapat dilakukan lebih dari dua orang yang berbeda tetapi dalam satu forum.Salah satu shoftware ini misalnya yahoo messenger, google talk.
b. Pengolahan citra
Pengolahan citra adalah salah satu bidang kajian di dunia perangkat lunak computer.Bidang ini mengkaji teknik-teknik mengolah citra (gambar, foto). Pengolahan citra menawarkan teknik-teknik untuk mengolah citra termasuk memperbaiki citra sebelum dikirm ke tempat lain.
c. Teknologi pemampatan (kompresi) data
Teknik ini mengubah data berukuran besar menjadi data berukuran kecil. Pengubahan tidak akan menghilangkan informasi di dalamnya. Karena data hasil kompresi berbeda dengan data sebelumnya, maka diperlukan proses dekompresi.23
5.2 Telemedicine di belahan dunia
Saat ini telemedicine sudah menjadi bagian penting dalam sebuah pengobatan.Telemedicine telah mampu membawa tangan-tangan dokter keluar dari ruang praktek mereka dan menyentuh orang-orang sakit yang tinggal jauh di pelosok.Terdapat beberapa perkembangan aplikasi telemedicine di dunia dan Indonesia:
a. Easy call me
Masa sekarang banyak dokter sudah membangun kedekatan dengan pasien melalui telepon atau pesan singkat (SMS).Hal ini memungkinkan bagi dokter untuk menangani maslah khusus misalnya pasien hepatitis rawat jalan, atau pasien hipertensi rawat jalan, dll.
b. Smart- home, smart patient
22Jennifer E. Carpenter, RRA, 1998, Issue: Managing Multimedia Medical Records: A Health Information
Manager's Role, Jurnal of AHIMA - HIM practice associate, h. 107.
Teknologi ini merupakan teknologi untuk melakukan monitoring terhadap pasien, dimana pasien tetap berada dirumah selama menitoring.Teknologi ini dikembangkan oleh ATA (American Telemedicine Association), Home Telehealth dan Remote Monitoring.
c. Robotic telemedicine
Proyek ini dikembangkan oleh Offsite Care Inc. Robot ini memungkinkan dokter berkoordinasi dengan klinis atau rumah sakit setempat, sekaligus memeriksa pasien dari jarak jauh.
d. Pakistan telemedicine project
Pemerintah America Serikat bekerja sama dengan IBM membangun infrastruktur telemedicine di Holy Family Hospital Rawalpindi di Pakistan. Disini dibangun sebuah system telemedicine untuk mengkoneksikan dokter-dokter ahli di Amerika Serikat dengan rumah sakit tersebut melalui jaringan Wi-Max.Dokter berhubungan dengan pasien melalui wencam dan dengan perangkat-perangkat yang diopersaikan oleh perawat di RS tersebut. e. Sistem Pakar
Sistem ini memodelkan pengetahuan pakar ke dalam system computer.Contoh penggunaan system pakar dalam dunia medis adalah dilakukan di http://easydiagnosis.com/Dalam website tersebut kita bisa melakukan beragam penyakit yang mungkin kita derita dengan memilih modul-modul yang tersedia dalam website tersebut.
f. Aplikasi telemedicine dari Telkom (Indonesia)
Ditjen Bina Upaya Kesehatan berinisiatif mengimplementasikan e-health dalam bentuk telemedicine.Aplikasi telemedicine dari Telkon adalah cikal bakal terintegrasinya diagnosa medis secara nasional.Hal ini telah disampaikan dalam seminar Telemedicine Tahun 2011. Saat ini pilot projet implementasi online diagnose medis adalah enam rumah sakit di Jakarta yaitu RSUP Pesahabatan, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, RS Darmais, RSJP Harapan Kita, dan RSAB Harapan Kita.24
5.3 Menjawab tantangan kesehatan di Indonesia dengan Telemedicine.
Tantangan kesehatan di level nasional dan global semakin kompleks dan meningkat. Di level global, beberapa jenis penyakit seperti jenis sindrom metabolisme yang mengakibatkan kasus penyakit degeneratif semakin banyak terjadi karena gaya hidup. Belum lagi, kasus penyakit yang menjadi endemis seperti Zika, dan Influenza. Pada level nasional terdapat juga sekelumit tantangan. Seperti misalnya transmisi virus HIV di Indonesia adalah yang tertinggi di Asia. Belum lagi ditambah adanya neglected infectious disease. Sementara itu, di luar bidang kesehatan, teknologi tumbuh sedemikian cepat. Maka, para tenaga medis wajib merespon kondisi kesehatan di Indonesia dengan perkembangan teknologi.Inovasi bernama telemedicine menjadi jawabannya.25
Telemedicine merupakan inovasi di bidang kesehatan yang akan digunakan dapat dimanfaatkan oleh para dokter di suatu rumah sakit untuk berkomunikasi dengan dokter serta tenaga medis lain di tempat yang berbeda.Melalui telemedicine, dokter bisa memberikan konsultasi, menegakkan diagnosis, hingga tata laksana operasi, semisal pasien masih dalam kondisi unstable (tidak stabil) pasien tinggal langsung call dan dipandu dalam penanganannya, sehingga dapat memberikan pelayanan yang cepat dan cermat serta efisien.Telemedicine juga dapat dimanfaatkan untuk membangun jejaring dengan pusat pelayanan kesehatan baik di Indonesia maupun luar negeri.
Di Jepang, salah satu rumah sakit yang memanfaatkan telemedicine adalah rumah sakit bersalin St. Mary. Junichiro Okada, MD. Neonatologis dan perawat bekerja sama memeriksa kondisi pasien, dan memilih staf yang tepat untuk diberangkatkan ke sana. Sedangkan di St. Mary menggunakan panggilan video dari klinik bersalin via Google Hangouts dan Skype, dengan dokter atau bidan di klinik atau rumah sakit lain.26
Secara manfaat, telemedicine lebih mudah diakses, menghemat biaya kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan pasien, metode modern, dan dapat menyimpan rekam medis.
Akan tetapi dibalik semua itu, tantangannya adalah,hanya dapat digunakan oleh para tenaga terlatih, membutuhkan peralatan yang canggih, dan memerlukan biaya yang besar dalam hal akses koneksi jaringan digital.
25https://www.ristekdikti.go.id/menjawab-tantangan-kesehatan-dengan-telemedicine/, diakses ada
12-10-2017.
5.4 Pengembangan Telemedicine dalam Mendukung Kesehatan Modern di Indonesia. 5.4.1 Secara Pengaturan di Belahan Dunia.
Perkembangan teknologi informasi selalu mengalami perkembangan begitu juga teknologi informasi yang ada di dunia medis, salah satunya adalah telemedicine.
Telemedicine adalah kenyataan untuk menggunakan telekomunikasi dan teknologi informasi untuk memberikan kesehatan di kejauhan dengan mengumpulkan gambar dan informasi untuk diagnosis, pengobatan, tindak lanjut dan pemantauan. Telemedicine sangat membantu di beberapa daerah seperti : daerah pedesaan di mana saran ahli medis tidak sangat sering tersedia, daerah kritis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang cepat. Telemedicine dalam lima tindakan (DGOS, 2012) yaitu Teleconsultation, Teleexpertise, Telemonitoring, Teleassistance, dan Medical response.27
Telemedicine memungkinkan kegiatan kerja sama antara profesional kesehatan untuk penyebaran prosedur medis yang dilakukan dari jarak jauh dengan cara perangkat menggunakan informasi dan teknologi komunikasi. Teleexpertise yang memungkinkan kolaborasi antara profesional medis untuk berbagi pengetahuan dan ahli saran digunakan sebagai elemen penjelasan untuk mendukung keputusan. Model konseptual mengintegrasikan FIPA (Yayasan Agen Fisik Cerdas) Kontrak Protokol Net yang permits untuk mengumpulkan jawaban profesional medis untuk permintaan untuk keahlian tele secara efisien cara. persyaratan (cakupan, QoS (Quality of Service) yang terjamin prioritas, mobilitas dan roaming , layanan kegunaan) pada konfigurasi dan operasi jaringan yang mendasari dan jasa. Oleh karena itu, kami menyediakan operasional bantuan oleh peningkatan kualitas jaringan layanan melalui layanan web interoperable. Untuk membawa kontribusi nyata pada pelaksanaan ini disarankan konseptualisasi yang akan memungkinkan untuk menghasilkan temuan yang relevan dan berorientasi pada tindakan.28
Sebuah ulasan tinjauan sistematis intervensi telemedicine dilakukan. antar konvensi mencantumkan semua intervensi e - health, teknologi informasi dan komunikasi untuk komunikasi dalam perawatan kesehatan, Internet berbasis intervensi untuk diagnosis dan memperlakukan KASIH, dan kepedulian sosial jika bagian penting dari perawatan kesehatan dan
27Doumbouya, M. B., Kamsu-Foguem, B., Kenfack, H., & Foguem, C, 2014, Telemedicine using mobile
telecommunication: Towards syntactic interoperability in teleexpertise, Telematics and Informatics, 31(4), h. 648–
659.
28 Bradley, R. V, 2006, Global Diffusion of the Internet X : The Diffusion of Telemedicine in Ethiophia :
bekerjasama dengan pelayanan kesehatan untuk pasien dengan kondisi kronis yang dianggap relevan. Setiap sistemik berpotensi relevan. Ulasan tematik dinilai dalam teks penuh oleh salah satu anggota tim ahli eksternal, menggunakan daftar cek direvisi dari EPOC untuk menilai kualitas. Menyusul penilaian kualitas, Ulasan termasuk 80 ulasan sistematis heterogen.Dua puluh satu ulasan menyimpulkan bahwa telemedicine efektif, 18 menemukan bahwa bukti cukup menjanjikan tapi tidak lengkap dan lain-lain bukti yang terbatas dan tidak konsisten. Tema yang muncul adalah terutama masalah Sifat ATIC analisis ekonomi telemedicine, manfaat telemedicine bagi pasien, dan prestasi kolaboratif telemedicine sebagai kompleks dan sedang berlangsung di tak terduga proses.29
Hari ini dengan meningkatnya perangkat mobile banyak perusahaan dan Institut penelitian mencoba untuk mengusulkan inovatif.Solusi di bidang telemedicine disesuaikan dengan ponsel konteks perangkat.Misalnya sejak tahun 2009, Kesehatan Organizations Dunia sation (WHO) telah menerbitkan laporan yang mencakup inisiatif dan puskesmas keliling.30 MHA yang diselenggarakan oleh United Nations Foundation, adalah lembaga lain yang bertujuan untuk memaksimalkan dampak kesehatan mobile, terutama di negara berkembang, dengan memastikan interoperabilitas dan mempromosikan standar terbuka.31
Sebenarnya, yang ponsel telah diakui sebagai alat telemedicine sejak itu menjadi tersedia secara komersial.Solusi mengusulkan termasuk perangkat mobile yang berhubungan dengan telemedicine tersebut. Dalam studi ini fokus masalah adalah telemedicine & interoperabilitas antara banyak perangkat seperti laptop, meja atas, perangkat mobile, Dalam sisa kertas ini, tujuan yang ingin dicapai, kedua keadaan seni untuk menunjukkan apa yang telah sudah dilakukan, akhirnya bagian lain (Bahan dan metode, Hasil, Diskusi) menunjukkan bagaimana kita mencoba untuk mencapai tujuan.
Sebagai contoh di Ethiopia Peran aktif dan partisipasi lembaga pendidikan tinggi, aliansi asing di Ethiopia, dan keterlibatan pemerintah.Meskipun keberhasilan awal relatif kecil dan melibatkan proyek terisolasi, mereka telah menjanjikan dan telah mengatur panggung untuk para peneliti untuk menyelidiki proyek yang berlaku sehingga untuk mendapatkan pemahaman yang
29Rajan, B., Seidmann, A., & Dorsey, E. R., 2013, The Competitive Business Impact of Using Telemedicine
for the Treatment of Patients with Chronic Conditions. Journal of Management Information Systems, 30(2), h. 127–
158.
30Iwayaa, L. H., Gomesa, M.A.L., Simplfcioa, M. A., Carvalhoa, T.C.M.B., Dominicinia, C. K.,
Sakuraguia, R. R. M., Rebelob, M. S., … Hskanssonc, P., 2013, Mobile health in emerging countries: A survey of
research initiatives in Brazil. International Journal of Medical Informatics, 82(5), h. 283–298.
lebih baik dari faktor-faktor tersebut.Studi kami tidak mengklaim bahwa telemedicine dapat menyelesaikan semua Ethiopia medis tantangan.Namun, kami berpendapat bahwa itu adalah titik awal untuk mencapai Afrika yang tinggal di daerah dengan terbatas fasilitas dan tenaga medis.Oleh karena itu, penelitian kami bisa memiliki implikasi jauh meraih sebagai dunia terlihat untuk membantu negara ini, dan dengan perluasan, negara-negara berkembang lainnya, untuk mengatasi tantangan kesehatan mereka dan bergabung dengan masyarakat informasi.32
Pemberian layanan kesehatan menyediakan banyak tantangan bagi pemerintah di sebagian besar berkembang negara. Beberapa tantangan tersebut antara lain masalah keuangan dan sumber daya manusia yang mungkin mempengaruhi kemampuan pemerintah untuk mengelola dan mengubah sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan kesehatan. Telemedicine, teknologi pelayanan kesehatan di mana dokter memeriksa pasien dari jauh lokasi dengan menggunakan teknologi informasi, dilaporkan semakin membantu dalam memenuhi kebutuhan sektor kesehatan di negara berkembang seperti di sub - Sahara Afrika. Ini laporan studi konseptual pada adopsi sektoral telemedicine di Ethiopia, sub Sahara Negara Afrika. Kami meneliti potensi manfaat difusi telemedicine di Ethiopia, menangani kebutuhan kesehatan negara, dan membahas hambatan dan tantangan. Berdasarkan pada literatur sebelumnya, serta pengalaman yang diambil dari negara-negara berkembang lainnya, kami alamat tiga faktor potensial yang dapat mempengaruhi difusi telemedicine di Ethiopia.33
Munculnya topik baru dalam bidang ini adalah penting dan reviewers mulai mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan baru melampaui orang-orang efektivitas biaya klinis dan. Reviewer menunjukkan kebutuhan berkelanjutan untuk penelitian yang lebih besar dari telemedicine sebagai dikendalikan antar konvensi- , dan lebih fokus pada perspektif pasien , analisis ekonomi dan telemedicine inovasi sebagai proses yang kompleks dan prestasi kolaboratif yang sedang berlangsung. formatif Penilaian muncul sebagai daerah tujuan.34
Beberapa orang menyimpulkan bahwa telemedicine memiliki efek positif. Ini termasuk efek terapi, peningkatan efisiensi dalam pelayanan kesehatan , dan teknis kegunaan. Jenis intervensi yang ditemukan terapi efektif termasuk intervensi secara online psikologis;program untuk gagal jantung kronis yang mencakup jarak jauh monitoring; rumah telemonitoring kondisi
32Op,Cit, Bradley, R. V.
33Miscione, G., 2007, Telemedicine In The Upper Amazon: Interplay With Local Health Care Practices,
31(2), h. 403–425.
34Ekeland, A. G., Bowes, A., & Flottorp, S., 2010, Effectiveness of telemedicine: a systematic review of
pernapasan; web dan program berhenti merokok berbasis komputer; telehealth pendekatan untuk pencegahan sekunder penyakit jantung koroner, telepsychiatry ; maya terapi pemaparan realitas ( VRET ) untuk gangguan kecemasan;Terapi robot - dibantu ekstremitas atas proksimal; internet dan terapi perilaku kognitif berbasis komputer untuk pengobatan kecemasan ; rumah telehealth untuk diabetes, penyakit jantung dan penyakit paru obstruktif kronik ;dan internet berbasis intervensi aktivitas fisik Ulasan membandingkan telepsychiatry dan tatap muka kerja menemukan perbedaan antara keduanya , dan menyarankan bahwa telepsychiatry akan meningkat digunakan, terutama di mana itu lebih praktis .Intervensi yang efektif dalam mengurangi pelayanan kesehatan Penggunaan meliputi pemantauan tanda-tanda vital di rumah dengan telepon tindak lanjut oleh perawat; program pendidikan pasien asma komputerisasi; dan pemantauan rumah pasien diabetes Efektivitas teknis dan kehandalan dilaporkan dalam menghormati interpretasi remote data pasien; teknologi rumah pintar; dan pemantauan rumah pasien gagal jantung Satu review menyimpulkan bahwa rumah berbasis intervensi TIK secara umum memberikan hasil positif yang komprehensif untuk kronis manajemen penyakit , meskipun hanya mengidentifikasi sejumlah kecil studi heterogen telemedicine cukup menjanjikan. Sembilan belas orang kurang yakin tentang efektivitas telemedicine, menunjukkan bahwa itu adalah menjanjikan, atau memiliki potensi, tetapi bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum ada kemungkinan untuk menarik kesimpulan. Dalam beberapa kasus, di mana kondisi yang sama dan intervensi dibahas, ini kesimpulan yang lebih tentatif harus marah orang penulis yang menemukan bukti yang meyakinkan.35
Satu review misalnya menemukan internet disampaikan CBT menjadi ' menjanjikan ' dan ' pelengkap ' pembangunan, tetapi tidak memberikan dukungan yang lain lakukan untuk CBT untuk kondisi yang lebih spesifik kecemasan dan depresi. Demikian pula psikoterapi menggunakan teknologi komunikasi jarak jauh dipandang sebagai menjanjikan Tapi masih membutuhkan lebih banyak bukti. Daerah di mana penulis kajian sepakat bahwa telemedicine menunjukkan janji terapi , tetapi masih memerlukan penelitian lebih lanjut , termasuk virtual reality dalam rehabilitasi stroke meningkatkan gejala dan perilaku yang terkait dengan dan pengetahuan tentang gangguan mental yang spesifik dan kondisi terkait diabetes intervensi penurunan berat badan dan mungkin pemeliharaan berat badan dan penyalahgunaan alkohol
35Lee, S. G., Mun, S. K., Jha, P., Levine, B. A., & Ro, D. W, 2000, Telemedicine: Challenges and
Penulis lain menemukan janji dalam hal pelayanan kesehatan pemanfaatan. satu review misalnya menyarankan bahwa perkembangan telehealth yang tidak serempak dapat mengakibatkan waktu tunggu yang lebih singkat , tidak perlu arahan lebih sedikit, tingkat kepuasan pasien dan penyedia, dan setara (atau lebih baik ) akurasi diagnostik lain. menemukan bahwa telehealth rumah memiliki dampak positif pada penggunaan berbagai pelayanan kesehatan seperti baik sebagai kontrol glikemik pasien dengan diabetes. Pengalaman pasien positif disorot sebagai menjanjikan dalam kaitannya dengan rumah telemonitoring untuk kondisi pernapasan. Ada potensi untuk menggunakan Internet / layanan berbasis web untuk pasien kanker di daerah pedesaan. Dan telemonitoring bisa memberdayakan pasien dengan kondisi kronis.Dampak yang menjanjikan pada pelayanan diidentifikasi.dalam penggunaan sistem pendukung keputusan elektronik dan konsultasi telemedicine berjanji untuk mendukung peningkatan pengiriman tPA pada pasien dengan stroke (pengobatan yang membutuhkan untuk diberikan dalam 3 jam ). Komputer pengingat untuk para profesional di titik perawatan acara ' kecil perbaikan sederhana dalam perilaku profesional, namun studi yang heterogen dan intervensi yang kompleks, membuat ini sulit dimengerti.Bukti terbatas dan tidak konsisten, namun menyimpulkan bahwa bukti efektivitas telemedicine masih terbatas dan tidak konsisten, di berbagai bidang.36
Dalam hal efektivitas terapi, ada beberapa bukti limited tentang telemonitoring untuk gagal jantung meskipun pengulas menunjukkan bahwa transfer elektronik diri dipantau hasil telah ditemukan untuk menjadi layak dan dapat diterima dalam perawatan diabetes, mereka menemukan bukti hanya lemah untuk perbaikan HbA1c atau aspek lain dari manajemen diabetes, lain menemukan bukti hanya lemah manfaat yang berkaitan dengan aplikasi informatika dalam perawatan asma, dan tidak ada bukti peningkatan hasil klinis setelah konsultasi jarak dan video konferensi dalam perawatan diabetes Sering, para pengulas panggilan untuk penelitian lebih lanjut, terutama dalam bentuk RCT. Contoh termasuk panggilan yang berkaitan dengan intervensi penghentian alkohol berbasis web dan virtual reality dalam terapi stroke, meskipun ini yang ditemukan tobe ' berpotensi menarik dan aman. Lebih banyak pekerjaan pada telemonitoring pada gagal jantung disebut untuk e - terapi untuk masalah kesehatan mental pada teknologi smart home dan dukungan teknologi untuk wali orang dengan
demensia.Lainnya menggarisbawahi bahwa kurangnya bukti tidak berarti kurangnya efektivitas, dan bahwa dalam banyak kasus intervensi hanya ' terbukti '.37
Identifikasi sejumlah kecil studi heterogen dalam kaitannya dengan manajemen penyakit kronis. Satu review menemukan hal mustahil untuk menarik kesimpulan yang signifikan tentang dampak intervensi untuk mempromosikan penggunaan TIK oleh pelayanan kesehatan personil. Beberapa pengulas menemukan bahwa penelitian telah agak difokuskan secara sempit dan menyarankan penelitian lebih lanjut yang diperlukan perspektif yang lebih luas atau berbeda. Mereka menyarankan bahwa peneliti telemedicine belum meminta semua yang pertanyaan yang, atau penelitian yang dilakukan dengan cara yang tepat. Misalnya, dalam kasus dermatologi, perawatan luka dan oftalmologi, itu berpendapat bahwa evaluasi telah dieksplorasi ICT berbasis layanan asynchronous untuk keberhasilan, tetapi hasil atau masalah akses belum dianggap. Dalam nada yang sama, meskipun sebagian besar studi dari rumah pintar menemukan kelayakan teknis , masih ada topik-topik tertentu yang membutuhkan penelitian lebih lanjut, tidak cakap,' Teknis, etika, hukum, klinis, implikasi ekonomi dan organisasi dan tantangan 'Lainnya, Sementara melihat potensi yang signifikan untuk teleoncology, terutama di daerah pedesaan, menyarankan bahwa studi lokal mungkin diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini. Sumbangan lebih lanjut untuk perdebatan tentang CBT ( lihat di atas ), menemukan bahwa sementara itu tampaknya efektif untuk gangguan panik, fobia sosial dan depresi, dampaknya pada gangguan obsesif-kompulsif dan kecemasan dan depresi dikombinasikan tetap kurang jelas. Jalur kausal dalam penurunan HbA1c dalam perawatan diabetes masih belum jelas, dan kesimpulan ini dapat dihubungkan dengan variasi desain Program Sementara merokok penghentian program tampaknya efektif di berbagai studi namun mekanisme aksi tidak dipahami dengan baik.38
Sistem medis menghadapi berbagai tantangan saat ini karena perubahan yang terjadi dalam sistem kesehatan global . Tantangan-tantangan ini diwakili sebagian besar oleh kendala ekonomi ( spiral biaya , masalah keuangan ) , tetapi juga , dengan diberkerut penekanan pada akuntabilitas dan transparansi , perubahan yang dibuat dalam bidang pendidikan , fakta bahwa penelitian biomedis terus tumbuh dalam apa yang menyangkut kompleksitas tertentu Studi dll Juga kemitraan baru yang dibuat dalam sistem perawatan medis dan kemajuan besar dalam industri TI menunjukkan bahwa pergeseran paradigma dominan terjadi . Hal ini perlu fokus pada
37Chun, Y. J., & Patterson, P. E., 2012, A usability gap between older adults and younger adults on
interface design of an Internet-based telemedicine system, Work (Reading, Mass.), 41 Suppl 1, h. 349–52
interaksi , kolaborasi dan peningkatan berbagi informasi dan pengetahuan , semua Mei ini pada gilirannya menjadi organisasi kesehatan terkemuka untuk merangkul teknik data mining dalam rangka menciptakan dan mempertahankan hasil kesehatan yang optimal . Data mining adalah domain penting saat ini karena menyediakan teknik analisis data lanjutan untuk mengekstraksi pengetahuan dari volume besar data yang dikumpulkan dan disimpan oleh setiap sistem harian dasar . Dalam organisasi kesehatan data mining dapat memberikan informasi berharga untuk pasien diagnosis dan rencana perawatan , manajemen hubungan pelanggan , manajemen sumber daya organisasi atau deteksi penipuan . Dalam artikel ini kita fokus pada menjelaskan pentingnya teknik data mining dan sistem untuk organisasi kesehatan dengan fokus pada mengembangkan dan menerapkan solusi telemedicine dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.Kami menyediakan arsitektur untuk mengintegrasikan teknik data mining ke dalam sistem telemedicine dan juga menawarkan gambaran tentang pemahaman dan meningkatkan solusi dilaksanakan dengan menggunakan metode Business Process Management.39
Hal ini didasarkan pada pengenalan telemedicine sebuah Sistem di hutan timur laut Peru.Sistem ini dirancang oleh konsorsium Eropa yang dipimpin oleh seorang Spanyol politeknik bekerjasama dengan dua universitas di Lima dan Kementerian Kesehatan Peru.Tujuan dari sistem adalah untuk memperbaiki kondisi kesehatan dengan memperluas ilmu pengetahuan berbasis obat ke daerah dengan mapan tradisional penyembuhan praktek.Fokus analisis utama dari artikel ini adalah pada interaksi antara sistem perawatan kesehatan masyarakat, yang menggunakan sistem telemedicine, dan perawatan kesehatan setempat praktek.Cara di mana pengobatan ilmiah adalah disampaikan melalui teknologi informasi dan kesehatan masyarakat pelayanan dianalisis dalam hal tenaga kesehatan aktivitas, konsepsi penduduk lokal kesehatan, dan lintasan diikuti oleh pasien yang mencari pemulihan.itu penulis berpartisipasi dalam desain evaluasi kedua sistem telemedicine dan bertindak sebagai pengamat partisipan di rumah sakit daerah dan klinik perifer. Selain mewawancarai petugas kesehatan dari daerah penelitian, penulisjuga bertemu dengan dukun , dan pasien di distrik-distrik apakah mereka terlibat dalam proyek telemedicine. Teori kelembagaan yang baru memberikan kerangka analisis untuk interpretasi perilaku yang diamati masyarakat petugas kesehatan, dukun, dan pasien
39 Gheorghe, M., & Petre, R., 2014, Integrating Data Mining Techniques in to Telemedicine Systems,
potensial.Secara empiris, penelitian ini menjelaskan aspek-aspek informal fungsi sistem telemedicine, dan yang parsial ketidakcocokan dengan definisi kesehatan dan penyakit dipekerjakan oleh masyarakat lokal dan penyembuh. Argumen dibuat bahwa pembangunan masyarakat mereka kesehatan, yang tertanam dalam pola normal tindakan, harus diidentifikasi, dan kemudian dipertimbangkan dalam desain, implementasi, dan evaluasi proyek telemedicine masa depan. Masalah artikel ini atizes pendekatan untuk telemedicine pembangunan kesehatan berbasis yang bertanggung jawab lemah untuk konteks sosial lokal dan keragaman mereka.40
Telemedicine adalah kenyataan untuk menggunakan telekomunikasi dan teknologi informasi untuk memberikan kesehatan di kejauhan dengan mengumpulkan gambar dan informasi untuk diagnosis, pengobatan, tindak lanjut dan pemantauan. Telemedicine sangat membantu di beberapa daerah seperti : daerah pedesaan di mana saran ahli medis tidak sangat sering tersedia, daerah kritis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang cepat. Telemedicine dalam lima tindakan (DGOS, 2012) yaitu Teleconsultation, Teleexpertise, Telemonitoring, Teleassistance, dan Medical response.41
Telemedicine memungkinkan kegiatan kerja sama antara profesional kesehatan untuk penyebaran prosedur medis yang dilakukan dari jarak jauh dengan cara perangkat menggunakan informasi dan teknologi komunikasi. Teleexpertise yang memungkinkan kolaborasi antara profesional medis untuk berbagi pengetahuan dan ahli saran digunakan sebagai elemen penjelasan untuk mendukung keputusan. Model konseptual mengintegrasikan FIPA (Yayasan Agen Fisik Cerdas) Kontrak Protokol Net yang permits untuk mengumpulkan jawaban profesional medis untuk permintaan untuk keahlian tele secara efisien cara. persyaratan (cakupan, QoS (Quality of Service) yang terjamin prioritas, mobilitas dan roaming , layanan kegunaan) pada konfigurasi dan operasi jaringan yang mendasari dan jasa. Oleh karena itu, kami menyediakan operasional bantuan oleh peningkatan kualitas jaringan layanan melalui layanan web interoperable. Untuk membawa kontribusi nyata pada pelaksanaan ini disarankan konseptualisasi yang akan memungkinkan untuk menghasilkan temuan yang relevan dan berorientasi pada tindakan.42
40 Miscione, G. , 2007, Telemedicine In The Upper Amazon: Interplay With Local Health Care Practices, h.
403–425.
41Doumbouya, M. B., Kamsu-Foguem, B., Kenfack, H., & Foguem, C., 2014, Telemedicine using mobile
telecommunication: Towards syntactic interoperability in teleexpertise. Telematics and Informatics, h. 648–659
Sebuah ulasan tinjauan sistematis intervensi telemedicine dilakukan. antar konvensi mencantumkan semua intervensi e - health, teknologi informasi dan komunikasi untuk komunikasi dalam perawatan kesehatan, Internet berbasis intervensi untuk diagnosis dan memperlakukan KASIH, dan kepedulian sosial jika bagian penting dari perawatan kesehatan dan bekerjasama dengan pelayanan kesehatan untuk pasien dengan kondisi kronis yang dianggap relevan. Setiap sistemik berpotensi relevan. Ulasan tematik dinilai dalam teks penuh oleh salah satu anggota tim ahli eksternal, menggunakan daftar cek direvisi dari EPOC (Cochrane Praktek Efektif dan Organisasi Care Group) untuk menilai kualitas. Menyusul penilaian kualitas, Ulasan termasuk 80 ulasan sistematis heterogen.Dua puluh satu ulasan menyimpulkan bahwa telemedicine efektif, 18 menemukan bahwa bukti cukup menjanjikan tapi tidak lengkap dan lain-lain bukti yang terbatas dan tidak konsisten. Tema yang muncul adalah terutama masalah Sifat ATIC analisis ekonomi telemedicine, manfaat telemedicine bagi pasien, dan prestasi kolaboratif telemedicine sebagai kompleks dan sedang berlangsung di tak terduga proses.43
5.4.2 Pengaturan di Indonesia.
Untuk menanggapi krisis kesehatan di daerah pedesaan dan perbatasan di Indonesia seperti yang dijelaskan diatas maka diperlukan satu cara yang dapat mengatasi persoalan itu secara efektif dan efisien. Strategi yang ditempuh merupakan model pelayanan kesehatan yang tidak biasa yakni antara dokter dan pasien tidak bertemu secara langsung melainkan dihubungkan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang disebut dengan Telemedicine.Disamping manfaat yang diperoleh dari penggunaan telemedicine perlu pula disadari bahwa penggunaan telemedicine juga berpotensi menimbulkan berbagai problema hukum, Beberapa permasalahan hukum tersebut mencakup antara lain: pemberian lisensi, akreditasi, privasi dan kerahasiaan catatan medis elektornik pasien, tanggung gugat bila terjadi malpraktek, pedoman klinis, dan asuransi.44
Belajar dari pengalaman beberapa negara, diketahui bahwa Malaysia telah membuat Undang-Undang tentang Telemedicine dengan nama Telemedicine Act 1997. India juga telah memiliki Undang-Undang tentang Telemedicine dengan nama Telemedicine Act 2003. Sementara itu di Negara Bagian California Amerika Serikat berdasarkan persetujuan Gubernur
43Op.Cit, Rajan, B., Seidmann, A., & Dorsey, E. R.
44http://fhukum.unpatti.ac.id/hkm-internasional/540-aspek-hukum-penggunaan-telemedicine, diakses pada
California Brown pada tanggal 7 Oktober 2011, Senat telah mengesahkan Telehealth Advancement Act of 2011 untuk menggantikan Telemedicine Development Act of 1996.45
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatantelah merancang Jaringan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).46Jaringan ini adalah sebuah koneksi/jaringan virtual
sistem informasi kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah dihubungkan. Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur jaringan komunikasi data terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network (WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area Network (LAN) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya. Namun jaringan ini masih sebatas pengumpulan data kesehatan untuk keperluan statistik kesehatan, belum dirancang dalam kapasitas khusus untuk keperluan layanan klinis dalam fungsinya sebagai telemedicine. Jadi masih bersifat sebagai layanan adminsitrasi kesehatan (e-health). Sementara untuk pengembangan e-health terutama telemedicine masih memerlukan master patient indexagar data dapat bertransaksi, dan yang akan dikumpulkan dari fasilitas kesehatan. Apabila sistem informasi kesehatan elektronikini telah berfungsi maksimal diharapkan dapat memenuhi asas kemanfaatan bagi masyarakat.
45Ibid.
6.1. Bentuk Integrasi Telemedicine dalam Konteks Kebijakan di Indonesia.
Penataan sistem informasi di bidang kesehatan oleh Kementerian Kesehatan sudah diawali sejak tahun 1982 oleh Bidang Pengumpulan dan Pengolahan Data di Biro Perencanaan sampai tahun 1985 dibentuk Pusat Data Kesehatan (Pusdakes) yang akhirnya pada tahun 2010 ditetapkan menjadi Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) sebagai pelaksana tugas Kementerian Kesehatan di bidang data dan informasi kesehatan.
Pusat Data dan Informasi telah melakukan inisiatif penyusunan:
1. Regulasi dan standar Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang dijabarkan dalam bentuk kegiatan, indikator, target, sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Aksi.
2. Dataset minimal berdasarkan kebutuhan unit-unit utama yang ada di Kementerian Kesehatan RI.
3. Membuat kamus data kesehatan (Health Data Dictionary atau HDD), sebagai persyaratan yang diperlukan untuk menciptakan komunikasi data yang terintegrasi.
4. Mengintegrasikan SIK melalui Pengembangan Arsitektur Data Exchange (web services). 5. Merevisi SP2TP atau SP3 maupun SIMPUS dengan nama baru yaitu Sistem Informasi Puskesmas.
Era otonomi banyak pelaku usaha di daerah melakukan pembangunan e-Kesehatan baik yang personal, mobile hingga berbasis web sehingga timbul fragmentasi dan berjalan menjadi tidak efisien, efektif dan mahal, maka perlu dilakukan interoperabilitas dan arsitektur implementasi e-Kesehatan di Indonesia.
Salah satu bidang kesehatan yang saat ini sudah berkembang di berbagai negara dalam mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yaitu Kesehatan (Health). e-Kesehatan menurut WHO secara singkat adalah penggunaan TIK untuk kesehatan. Dalam arti luas, e-Kesehatan berhubungan dengan upaya meningkatkan arus informasi, melalui sarana elektronik, untuk mendukung pelayanan kesehatan dan pengelolaan sistem kesehatan. Istilah e-Kesehatan harus diartikan secara holistik, tidak hanya terkait pada aspek teknis, tetapi juga menyangkut sikap dan pola pikir yang berwawasan global dengan melihat pemanfaatan TIK tidak semata-mata untuk menunjang pelayanan kesehatan dalam hubungan dengan kepentingan
lokal ataupun nasional, namun juga dalam kaitannya dengan kepentingan regional maupun dunia.
Dalam pertemuan KTT Dunia yang diadakan di Jenewa tahun 2003 telah dideklarasikan tentang pemanfaatan potensi teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung Deklarasi Milenium dan diantaranya adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Dalam pertemuan WHO ke 58 bulan Mei 2005 telah diadopsi Resolusi WHA58.28 (World Health Assembly) yang menyatakan agar negara-negara anggota mulai merencanakan pembangunan e-Kesehatan yang sesuai untuk masing-masing negara. Pada tahun yang sama, WHO meluncurkan Observatory Global for eHealth (GOe), sebuah inisiatif yang didedikasikan untuk melakukan studi terhadap evolusi e-Kesehatan dan dampaknya pada kesehatan di masing-masing negara. Model Observatory yaitu menggabungkan peran koordinator WHO regional dengan kantor pusat WHO untuk memantau perkembangan e-Kesehatan di setiap negara di seluruh dunia melalui survei yang dilakukan sekali dalam dua tahun.
Penataan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Kementerian Kesehatan sudah diawali sejak tahun 1982 oleh unit kerja setingkat eselon 3 yaitu Bidang Pengumpulan dan Pengolahan Data di Biro Perencanaan. Sejalan dengan semakin meningkatnya peran pengelolaan data dan perkembangan kebutuhan organisasi, maka pada tahun 1985 dibentuk Pusat Data Kesehatan (Pusdakes) yang merupakan unit kerja setingkat eselon 2. Dalam perjalanannya Pusdakes mengalami beberapa kali pergantian nama sampai akhirnya pada tahun 2010 ditetapkan menjadi Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) sebagai pelaksana tugas Kementerian Kesehatan di bidang data dan informasi kesehatan. Sebagai sekretariat SIK, Pusdatin telah melakukan inisiatif penyusunan regulasi dan standar SIK berupa rancangan peraturan pemerintah dan NSPK yaitu panduan ROADMAP (Peta Jalan) Rencana Aksi Penguatan SIK. Untuk memperkuat penyusunan standar dan regulasi SIK dibentuk Komite Ahli dan Tim Perumus Penyusunan Peraturan Pemerintah, Pedoman dan Roadmap Sistem Informasi Kesehatan yang terdiri dari para ahli yang berasal dari berbagai institusi/sektor yang mempunyai kaitan dan peran dalam Sistem Informasi Kesehatan. Setelah tugasnya selesai, komite ini akan dilebur menjadi Komite Ahli SIK.
Pada tahun 2016, dalam tahap awal pelaksanaan pembangunan kesehatan yang telah dijabarkan dalam bentuk kegiatan, indikator, target, sampai dengan kerangka pendanaan dan kerangka regulasinya sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Pusat Data dan Informasi tahun 2015 - 2019 yang diterbitkan Pusdatin, terjadi reorganisasi
Kementerian Kesehatan RI. Struktur organisasi Pusdatin mengalami sedikit perubahan pada nama, tugas dan fungsi bidang dan sub bidang.
Bersamaan dengan masa transisi perubahan struktur organisasi dan pejabat di lingkungan Pusdatin, pemerintah menetapkan Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan tahun 2016, yaitu : Memperkuat upaya promotif dan preventif, Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
1. Pembiayaan kesehatan.
2. Penyediaan, distribusi, dan mutu sediaan farmasi, alkes, dan makanan. 3. Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
4. Penguatan sistem informasi, manajemen, dan penelitian dan pengembangan kesehatan. 5. Penyediaan, persebaran dan kualitas SDM kesehatan.
Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
Meningkatkan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
Tahapan Perencanaan dan Implementasi Sistem Informasi Kesehatan
Dari gambar di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan, koordinasi dan asesmen merupakan langkah awal yang perlu dibangun. Pembangunan e-Kesehatan yang kompleks tidak mungkin diselesaikan tanpa kerjasama dengan para pemangku kepentingan terkait, khususnya dalam melakukan koordinasi dan