Lampiran Surat No :
133
/EQ.S/III/2014, tanggal
20 Maret 2014
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK)
DI PT GLOBAL FURNIKA MANDIRI, KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH
Identitas LV-LK :
I. Nama LV-LK
:
PT. EQUALITY INDONESIA
Alamat
:
Jl. Raya Sukaraja No. 72 Ciater, Kec. Sukaraja
Kabupaten Bogor 16710
Telp.
:
(0251) 7550722
Fax.
:
(0251) 7550724
:
eq@equalityindonesia.com
Website
:
www.equalityindonesia.com
Identitas Auditee :
II. Nama TDI
:
PT GLOBAL FURNIKA MANDIRI
Nomor SK TDI
:
32/DPP/3.4/TDI/III/2003 tanggal 4 Januari 2012
Kapasitas Produksi
:
350 m³/Tahun
Bidang Usaha
:
Mebel dari Kayu
Alamat
:
Kawasan Industri Candi Gatot Subroto Blok 23 No. 5 Kel.
Ngaliyan, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang – Jawa Tengah
Telp. (024)7626912
III. Hasil Penilaian
:
NILAI AKHIR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU MENDAPAT
PREDIKAT LULUS SEHINGGA PT GLOBAL FURNIKA
MANDIRI PROVINSI JAWA TENGAH BERHAK DIBERIKAN
SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU
Demikian agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 20 Maret 2014
PT. EQUALITY INDONESIA
Ucep Sucitra, A.Md
Halaman 1 dari 4
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor : 112/EQI-KEP.Cert/III/2014
Tentang
PENERBITAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK)
PADA PEMEGANG TANDA DAFTAR INDUSTRI PT GLOBAL FURNIKA MANDIRI
DI KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH
SK TDI NOMOR : 32/DPP/3.4/TDI/III/2003 TANGGAL 4 JANUARI 2012
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 350 M³/TAHUN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Verifikasi pada PT Global
Furnika Mandiri sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor 083/EQI-F090
tanggal 27 Desember 2013;
b. bahwa pada Tanggal 31 Desember 2013 telah dilakukan Pengambilan Keputusan oleh
Pengambilan Keputusan (PK) atas hasil Verifikasi PT Global Furnika Mandiri dan terdapat 1
(Satu) Verifier dinyatakan TIDAK MEMENUHI, yaitu Verifier 1.1.1.f sehingga dinyatakan TIDAK
LULUS sampai berhasil melaksanakan tindakan koreksi atas Verifier yang TIDAK MEMENUHI
tersebut hingga dinyatakan MEMENUHI seluruhnya;
c. PT Global Furnika Mandiri telah melakukan tindakan koreksi terhadap Verifier dan telah
dilakukan Penutupan terhadap LKS pada tanggal 27 Februari 2014 oleh Tim Auditor;
d. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Verifikasi Ulang pada PT
Global Furnika Mandiri sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor
083.1/EQI-F090 tanggal 9 Maret 2014;
e. bahwa berdasarkan huruf c dan d, Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan
Usulan Lembar Rekomendasi Nomor 037.1/EQI-F037 tanggal 9 Maret 2014 dan Tinjauan
Hasil Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor 075.1/EQI-F039 tanggal 13 Maret
2014 dan pernyataan pemeriksaan yang disahkan oleh Pengambil Keputusan;
f. bahwa hasil Pengambilan Keputusan dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator
Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut 102 tanggal 31 Desember 2013 dan Nomor Urut
102.1 tanggal 14 Maret 2014 menunjukkan PT Global Furnika Mandiri telah “MEMENUHI”
seluruh norma penilaian untuk setiap Verifier Legalitas Kayu (LK);
g. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf e dan f, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17
Desember 2012, PT Global Furnika Mandiri telah memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat
Legalitas Kayu (S-LK).
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor : 16;
Halaman 2 dari 4
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
6. Pedoman KAN 402 – 2007 - Panduan Interpretasi Untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000 : Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
7. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
8. ISO/IEC 19011:2002 (SNI 19-19011-2005) : Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu dan/atau Lingkungan;
9. ISO/IEC 19011:2011 : Guidelines for Quality and/or Environmental Management Systems Auditing;
10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.45/Menhut-II/2009;
11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.38/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009 tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.42/Menhut-II/2013 tanggal 16 Agustus 2013;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
13. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Tanda V-Legal;
14. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
16. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;
17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 64/M-DAG/PER/10/2012 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
18. Perjanjian Kerjasama Antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
19. DPLS 13 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP- PHPL) dan perubahannya;
20. DPLS 14 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dan perubahannya;
21. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 1 September 2009 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021:2008 Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen yang diperpanjang pada tanggal 2 September 2010 dengan masa berlaku sampai dengan 1 September 2014 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal 2 September 2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 Tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
Halaman 3 dari 4
22. Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for bodies operating product certification dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus 2015 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 Tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 Tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI); 23. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17
Desember 2012 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);
24. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal 17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);
25. Manual EQUALITY Certification beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan :
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 085/EQI-F065/XI/2013, tanggal 8 November 2013.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PENERBITAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) PADA PEMEGANG TANDA DAFTAR INDUSTRI PT
GLOBAL FURNIKA MANDIRI DI KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH SK TDI NOMOR :
32/DPP/3.4/TDI/III/2003 TANGGAL 4 JANUARI 2012 DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 350
M³/TAHUN.
PERTAMA : PT Global Furnika Mandiri dinyatakan “LULUS” dan berhak mendapatkan Sertifikat LEGALITAS KAYU (S-LK) Nomor : 090/EQC-VLK/III/2014.
KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 13 Maret 2014 sampai dengan tanggal 12 Maret 2020 selama PT Global Furnika Mandiri (Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17 Desember 2012.
KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi di media cetak, brosur atau pun iklan di televisi sebagaimana Panduan Sistem yang ditetapkan.
KEEMPAT : Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan atau penggunaan Tanda V Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan hak/sub-lisensi penggunaan Tanda V Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui ”Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.
KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi sistem legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan struktur atau manajemen Pemegang Sertifikat.
KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan (surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
Halaman 4 dari 4
KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali selama masa berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan; dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan :
a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja Pemegang Sertifikat;
b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum KELIMA;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila :
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3 (tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya atau izin usahanya dicabut.
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 13 Maret 2014
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :
1. Direktur Utama PT Global Furnika Mandiri;
2. Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan, u.p. Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hutan di Jakarta;
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 1 dari 9
(1) Identitas LVLK
a. Nama Lembaga
: PT EQUALITY Indonesia
b. Nomor Akreditasi
: LVLK-006-IDN
c. Alamat
: Jl. Sukaraja No. 72 Ciater, Kec. Sukaraja Bogor 16710
d. Nomor Telepon
Nomor Faks
:
:
:
0251-7157103
0251-7550724
eq@equalityindonesia.com
e. Direktur
: Ir. Agustri Warsono
f. Standar
: Perdirjen BUK Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012, Permenhut
Nomor : P.42/Menhut-II/2013.
g. Tim Audit
: 1. Juni Adi Wiguna, S. Hut. (Lead Auditor)
2. Dina Sukma Ria, S.Hut. (Auditor)
3. Wahyudi Prihartono (Auditor Magang)
4. Jasiando P Purba (Auditor Magang)
h. Tim Pengambil
Keputusan
: 1. Ir. Agustri Warsono
2. Amin Muchakim, S.Hut
(2) Identitas Auditee
a. Nama Pemegang
Izin/Hak
Pengelolaan
: PT Global Furnika Mandiri
b. Nomor & Tanggal
SK
: TDI Nomor: 32/DPP/3.4/TDI/III/2003 tertanggal 4 Januari
2012
c. Kapasitas
d. Nomor & Tanggal
SK Perubahan
e. Kapasitas
:
:
:
350 M3/Tahun
-
-
f. Alamat kantor
: Kawasan Industri Candi Gatot Subroto Blok 23 No. 5 Kel.
Ngaliyan, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang. Jawa Tengah.
g. Nomor telepon
Nomor Fax
:
:
:
024-7626912
024-7626917
gfm1@indo.net.id
h. Pengurus
- Direktur
- Komisaris
:
:
Tuan Agus Sugiharto Tejopurnomo
Nyonya Farida Mualim
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 2 dari 9
(3) Ringkasan Tahapan
Tahapan
Waktu dan Tempat
Ringkasan Catatan
Konsultasi Publik (bila
dibutuhkan)
Tidak ada
-
Pertemuan Pembukaan
Tanggal 16 Desember 2013 di
ruang rapat PT Global Furnika
Mandiri.
Pertemuan
dilaksanakan
di
Ruang Rapat Kantor PT Global
Furnika Mandiri (Auditee), Kota
Semarang
Jawa
Tengah.
Perkenalan anggota Tim Audit,
menyampaikan tujuan dan ruang
lingkup verifikasi, menyampaikan
jadwal/rencana kerja verifikasi,
menyampaikan metodologi dan
prosedur
verifikasi,
menyampaikan ketidaksesuaian
pada
verifikasi,
serta
menkonfirmasikan
waktu,
tempat, dan peserta pertemuan
penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri
dengan pembuatan BAP.
Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
Tanggal 16-18 Desember
2013.
Kantor PT Global Furnika
Mandiri,
Observasi di Gudang bahan
baku.
Pabrik Pengolahan dan
Gudang barang jadi.
Tim
Audit
menghimpun,
mempelajari data dan dokumen
dan menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 2.5,
Peraturan Jenderal Bina Usaha
Kehutanan
Nomor
P.8/VI-BPPHH/2012. Untuk menguji
kebenaran
data,
tim
Audit
melakukan
pengamatan,
pencatatan,
uji
petik
menggunakan
kriteria
dan
indikator pada Lampiran 2.5
Peraturan Jenderal Bina Usaha
Kehutanan
Nomor
P.8/VI-BPPHH/2012.
Pertemuan Penutupan
Tanggal 18 Desember 2013 di
ruang rapat PT Global Furnika
Mandiri,
Menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Auditee, atas
kerjasamanya selama verifikasi.
Menyampaikan daftar periksa
VLK
Pertemuan penutupan diakhiri
dengan pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan
Tanggal, 31 Desember 2013.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 3 dari 9
Indonesia.
yang diajukan untuk menjamin
bahwa verifikasi dilakukan secara
efektif dan efisien sesuai dengan
ketentuan
PT
EQUALITY
Indonesia.
Hasil rapat PK terdapat 1 verifier
yang
belum
memenuhi
(ketidaksesuaian) yaitu verifier
1.1.1 f.
PK memutuskan PT Global
Furnika
Mandiri
(Auditee)
dinyatakan TIDAK LULUS, dan
diberikan waktu untuk tindakan
koreksi terhadap ketidaksesuaian
maksimal selama 3 (tiga) bulan.
Tindakan Koreksi
27 Februari 2014
Pemenuhan tindakan koreksi
Auditee terhadap LKS pada
verifier 1.1.1 f
Pengambilan Keputusan
13 Maret 2014 di Ruang
Meeting PT EQUALITY
Indonesia.
Rapat PK meninjau kembali
terhadap tindakan koreksi yang
telah dilakukan Auditee beserta
bukti pemenuhannya.
PK memutuskan PT Global
Furnika Mandiri telah MEMENUHI
seluruh verifier Standar Verifikasi
Legalitas Kayu Lampiran 2.6
Perdirjen BUK Nomor
P.8/VI-BPPHH/2012
tanggal
17
Desember 2012 dan dinyatakan
LULUS
sehingga
berhak
mendapatkan Sertifikat.
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
P.1. Industri kecil mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah. Kriteria K1.1 : Industri kecil dalam bentuk :
(a) TDI
(b) Industri dengan investasi kurang dari Rp 200.000.000
Kriteria K1.2 : Unit usaha dalam bentuk kelompok
Indikator 1.1.1. Industri kecil adalah produsen yang memiliki izin yang sah Verifier a
Akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir
MEMENUHI
Akta Perubahan Terakhir
Akta No. 24 tanggal 20 Nopember 2012, Notaris Bambang Soegianto, SH. Pada Akta No. 24 ini berisi informasi tentang persetujuan peningkatan modal yang telah ditempatkan
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 4 dari 9
dan disetor. Dan susunan pengurus pada PT. Global Furnika Mandiri adalah Agus Sugiharto Tejopurnomo selaku Direktur dan Farida Mualim selaku Komisaris. Akta ini telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor:
AHU-0037820.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 25 April 2013. Perihal penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar PT Global Furnika Mandiri.
Verifier.b.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam Tanda Daftar Industri (TDI)/ Izin Usaha Industri (IUI) Kecil
MEMENUHI
Auditee telah memiliki dokumen Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP) kecil dari
Pemerintah Kota Semarang dalam hal ini Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dengan
nomor: 517/2471/11.01/PK/IX/2012,
dimana tercantum nama Perusahaan PT Global Furnika Mandiri, modal Investasi disebutkan sebesar Rp 250.000.000 dengan Jasa dagangan Utama adalah barang cetakan, hasil
pertanian, meubelair.
Alat/peralatan/sukucadang: komputer, tulis, kantor. Dokumen ditandatangani pada tangal 20 September 2012 oleh Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang dengan masa berlaku sampai 20 September 2017.
Verifier.c.
Izin HO atau izin gangguan lingkungan sekitar
MEMENUHI
sesuai peraturan pemerintah no. 24 tahun 2009 pasal 3 ayat 3 dibunyikan bahwa setiap industri dalam kawasan industri dikecualikan dari perizinan gangguan. Dengan demikian dikarenakan Auditee lokasi industrinya berada dalam Kawasan Industri Candi dengan alamat Jl. Gatot Subroto Blok 23 No. 5 Kelurahan Ngaliyan Kecamatan Ngaliyan, maka Auditee tidak diwajibkan membuat dokumen izin gangguan lingkungan sekitar pabrik (HO). Verifier.d.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) MEMENUHI
TDP Perseroan Terbatas (PT) No.
11.01.1.46.03794 yang diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Semarang tanggal 21 September 2012. TDP ini berlaku sampai dengan tanggal 11 Februari 2015.
Verifier,e.
NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
MEMENUHI
PT Global Furnika Mandiri memiliki NPWP yang telah terdaftar dalam Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan telah dikukuhkan dalam Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) yakni dari Kantor Pelayanan Pajak Madya Semarang.
Informasi yang tercantum pada NPWP:
a. Nama Perusahaan: PT Global Furnika Mandiri
b. Nomor NPWP: 01.964.097.8-511.000 c. Alamat: Jl. Gatot Subroto Kaw. Industri
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 5 dari 9
Semarang.
d. Terdaftar tanggal: 1 April 2012 Verifier.f.
Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan (SPPL)
MEMENUHI
Dokumen lingkungan Auditee sedang dalam tahap proses pembuatan, dan telah terdapat tanda terima dari BLH kota Semarang.
Berdasarkan Lampiran 3.4 Perdirjen BUK Nomor P.8/VI-BPPHH/2012 Huruf g. IV.e. Dalam hal pada saat dilakukan verifikasi masih terdapat verifier (yang tidak terkait dengan bahan baku) yang sedang dalam proses pengurusan maka norma penilaian terhadap verifier tersebut adalah “Memenuhi” dan tim audit memberikan catatan dan penjelasan.
Verifier g.
Izin Usaha Industri (IUI) Kecil atau Tanda Daftar Industri (TDI)
MEMENUHI Dokumen Tanda Daftar Industri (TDI) yang
dimiliki oleh Auditee dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Semarang dengan nomor:
32/DPP/3.4/TDI/III/2003 tertanggal 4 Januari 2012 yang berlaku sebagai izin usaha industri. Dalam dokumen TDI ini tercantum informasi: 1. Jenis Industri (KLUI): Meubel dari Kayu
(36101).
2. Lokasi Perusahaan
Alamat: Kawasan Industri Candi Gatot Subroto Blok 23 No. 5 Kel. Ngaliyan, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang.
3. Produksi:
a. Komoditi Industri (KKI): pintu, kusen, kursi, jendela dan almari
b. Kapasitas produksi terpasang per tahun: 350 m3.
4. Total Investasi : Rp. 250.000.000,-. Jumlah Tenaga kerja : 33 0rang.
Indikator.1.1.2 Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memiliki izin sah, berupa eksportir produsen.
Verifier
Berstatus Eksportir Terdaftar Produk
Industri Kehutanan (ETPIK). MEMENUHI
Auditee telah memiliki Pengakuan sebagai Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK) untuk Meubel dari Kayu nomor: 3135-Rev.1/UPP/ETPIK/XII/2012 yang diterbitkan oleh Koordinator dan Pelaksana Unit Pelayanan Perdagangan, Direktorat Jenderal Perdagangan
Luar Negeri, Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia pada tanggal 28 Desember 2012.
K1.2 Unit Usaha Dalam Bentuk Kelompok
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 6 dari 9
Verifier a
Dokumen akte pembentukan
kelompok
Not Applicable
Pada auditee tidak terdapat pembentukan kelompok, jadi verifier ini tidak diterapkan
Verifier b
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Not Applicable
Pada auditee tidak terdapat pembentukan kelompok, jadi verifier ini tidak diterapkan Prinsip 2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan
kayu dari asalnya Kriteria K2.1.
Keberadaan dan penerapan system penulusuran bahan baku dan hasil olahannya Indikator 2.1.1
Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah Verifier a.
Dokumen jual beli/nota atau kontrak suplai bahan baku dan atau bukti
pembelian dilengkapi dengan
dokumen angkutan hasil hutan yang sah
MEMENUHI Untuk memenuhi setiap pesanan produk
furniture, PT Global Furnika Mandiri (Auditee) melakukan pemesanan bahan baku ke Supllier SERBA INDAH dan Supllier lainnya dengan
PO/Purchase Order yang pada saat
penerimaan disetujui oleh Factory Manager. PT Global Furnika Mandiri memiliki beberapa supllier bahan baku untuk bahan baku kayu, Plywood, Blockboard dan MDF yang tercantum pada Laporan Penerimaan Bahan Baku. Untuk bahan baku kayu yang diterima telah
berbentuk papan dibuktikan adanya
kelengkapan FA-KO dan untuk bahan baku Plywood, MDF atau Blockboard yang diterima dibuktikan dengan adanya nota Bukti Penerimaan Barang (BPB) yang diketahui oleh bagian pembelian.
Verifier b
Bukti Penerimaan Bahan Baku dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah
MEMENUHI Bukti serah terima bahan baku di PT Global Furnika Mandiri (Auditee) berupa Bukti penerimaan barang yang ditanda tangani oleh bagian administrasi dan bagian pembelian dilampiri dengan dokumen surat angkutan berupa Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO) dan atau surat jalan dan atau invoice dan atau faktur/ nota penjualan. Untuk pembelian bahan baku berupa papan selalu dilampiri dengan FA-KO yang dilampiri dengan DFA-KO, sedangkan untuk bahan baku MDF dan Plywood dilampiri dengan faktur/invoice/nota penerimaan. Verifier c.
Kayu impor dilengkapi dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dengan keterangan asal usul kayu. Bahan baku impor dilengkapi dengan dokumen asal negara pemanenan kayu yang dibuat oleh eksportir asal bahan baku
Not Applicable
Auditee dalam pemenuhan bahan baku kayunya seluruhnya berasal dari dalam negeri, tidak terdapat impor kayu dengan demikian verifier ini tidak diterapkan.
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 7 dari 9
Verifier. d.
Dokumen angkutan hasil hutan yang sah
MEMENUHI
Dokumen Angkutan Hasil Hutan yang diterima Auditee pada saat penerimaan bahan baku berupa kayu adalah Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO), sedangkan untuk bahan baku lainnya berupa Faktur angkutan atau nota barang.
Hasil pemeriksaan pada dokumen FA-KO Nomor Seri : CV. AJ.1319.B.000527, penerbit
Muslim Fauyan, nomor register :
228/13/1319/FA-KO/MFY/KO, lokasi
penerbitan Desa Salaman Magelang dengan tanggal penerbitan 03 September 2013, telah sesuai dengan Lampiran DKO Nomor : 527/DKO/AJ/IX/13 tanggal 03 September 2013 dengan total volume sebesar 4,2718 M3 dengan jumlah 594 keping.
Hasil Uji petik pemeriksaan kayu gergajian (BAP Terlampir) pada jenis kayu Mahoni menunjukan kesesuaian dengan hasil pengukuran yang dilakukan oleh grader Auditee, yang tertera pada fisik kayu dan tally sheet.
Verifeir. e.
Kayu bekas/hasil bongkaran, kayu hanyut atau hasil memungut dari sungai dan/ atau pantai dilengkapi Nota dan Dokumen Keterangan (Berita
Acara dari petugas kehutanan
kabupaten) yang dapat menjelaskan asal usul kayu dimaksud
Not Applicable
Auditee tidak menggunakan kayu bekas/hasil bongkaran, kayu hanyut atau hasil memungut dari sungai dan/atau pantai.
Verifier.f.
Dokumen angkutan berupa Nota untuk kayu limbah industri
Not Applicable
Verifier ini tidak diterapakan karena bahan baku yang diterima Auditee bukan kayu limbah industri.
Verifier g.
Dokumen catatan/laporan mutasi kayu
MEMENUHI
Dokumen Laporan Mutasi Hasil Hutan Olahan Kayu (LMHHOK) periode September sampai dengan November 2013 telah tersedia.
LMHHOK Auditee periode 3 (tiga) bulan terakhir (September-November 2013) telah sesuai dengan Laporan produksi dan laporan pemakaian bahan baku dari gudang.
Indikator 2.1.2
Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu Verifier.a.
Laporan produksi hasil olahan
MEMENUHI Laporan produksi Auditee terdiri dari beberapa bagian pekerjaan, yaitu : pembahanan, Milling,
assembling, amplas dasar, finishing,
accesories, packing dan kirim. Laporan produksi dibuat/dicatat setiap hari oleh mandor/kepala regu masing-masing dan dibuat menjadi laporan produksi harian, dan dicatat oleh Administrasi produksi.
Laporan produksi Auditee telah sesuai dengan Laporan Mutasi Hasil Hutan Olahan Kayu
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 8 dari 9
(LMHHOK) yang dibuat setiap bulan. Verifier b.
Produksi industri tidak melebihi kapasitas produksi yang diizinkan.
MEMENUHI Kapasitas produksi yang diizinkan untuk PT Global Furnika Mandiri sebesar 350 M3/tahun. Realisasi produksi Auditee selama bulan September sampai dengan November 2013 sebesar 68,8808 M3, dengan demikian realisasi produksi Auditee tidak melebihi kapasitas yang diizinkan.
Indikator. 2.1.3
Proses pengolahan kayu menjadi kayu olahan melalui jasa atau kerjasama dengan pihak lain Verifier.a
Kayu dilengkapi Nota dan Dokumen Keterangan yang dapat menjelaskan kayu diolah atau kerjasama dengan pihak lain
Not Applicable
Auditee dalam pengolahan produknya tidak melakukan kontrak kerja sama dengan pihak lain, sehingga verifier ini tidak diterapkan.
Verifier b.
Dokumen perizinan/ legalitas
perusahaan jasa/kerjasama
pengolahan dalam hal kerjasama dilakukan dengan industri lain atau pengrajin/ industri rumah tangga
Not Applicable
Auditee dalam pengolahan produknya tidak melakukan kontrak kerja sama dengan pihak lain, sehingga verifier ini tidak diterapkan.
Verifier c
Ada segregasi/ separasi produk yang dikerja- samakan/ dijasakan
Not Applicable
Auditee dalam pengolahan produknya tidak melakukan kontrak kerja sama dengan pihak lain, sehingga verifier ini tidak diterapkan. Prinsip 3. Keabsahan perdagangan atau pemindah- tanganan kayu olahan.
Kriteria. K3.1 Adanya dokumentasi pemindah- tanganan. Kriteria K3.2. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor.
Indikator 3.1.1. TDI/IUI Kecil memiliki dokumentasi pemindahtanganan meubel/ kerajinan/ kayu olahan Verifier
Dokumen yang menunjukan
pemindah- tanganan meubel/
kerajinan/ kayu olahan
MEMENUHI Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap
dokumen yang menunjukan
pemindahtanganan, Auditee dapat
menunjukan dokumen pemindahtanganan seperti: a. PEB b. Packing List c. Invoice, dan d. B/L Indikator 3.2.1.
Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
Verifier .a PEB
MEMENUHI Berdasarkan data selama periode bulan
September 2013 sampai dengan November 2013 terdapat 3 dokumen PEB yang menyertai 24,8090 M3 produk furniture yang
EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 9 dari 9
dan Korea.
Auditee dapat menunjukan dokumen
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang menyertai ekspor produk selama periode September 2013 sampai dengan November 2013. Dokumen PEB berisi informasi mengenai penerima, deskripsi produk, jenis produk, dan kuantitas produk telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice, Packing List, Bill of Lading).
Verifier b. Packing list
MEMENUHI Auditee dapat menunjukan keseluruhan
dokumen Packing List yang menyertai pengiriman ekspor produk selama periode September 2013 sampai dengan November 2013, dimana informasi mengenai penerima, deskripsi produk, jenis produk, dan kuantitas produk telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice, PEB, Bill of Lading) dan telah ditanda tangani oleh petugas bagian ekspor. Verifier c.
Invoice
MEMENUHI Auditee dapat menunjukan keseluruhan
dokumen Invoice yang menyertai pengiriman ekspor produk selama periode September 2013 sampai dengan November 2013, dimana informasi mengenai penerima, deskripsi produk, jenis produk, dan kuantitas produk telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Packing List, PEB, Bill of Lading) dan telah ditanda tangani oleh petugas bagian ekspor. Verifier d.
B/L
MEMENUHI Auditee dapat menunjukan keseluruhan
dokumen Bill Of Lading (B/L) yang menyertai pengiriman ekspor produk selama periode bulan September 2013 sampai dengan November 2013, dimana informasi mengenai penerima, deskripsi produk, jenis produk, dan kuantitas produk telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice, PEB, Packing List).
Verifier e.
Dokumen lisensi ekspor (V-Legal) Not Applicable
Verifier ini tidak diterapakan karena Auditee masih dalam tahap verifikasi oleh Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) PT Equality Indonesia.
Verifier f.
Bukti pembayaran bea keluar bila terkena bea keluar
Not Applicable
Produk kayu olahan yang diekspor berupa furniture oleh PT Global Furnika Mandiri, sehingga tidak termasuk jenis kelompok barang yang dikenakan Bea Keluar.
Verifier g.
Dokumen lain yang relevan
(diantaranya : CITES) untuk jenis kayu dibatasi perdagangannya
MEMENUHI Jenis bahan baku yang digunakan Auditee
untuk produk furniture adalah kayu mahoni. Sesuai Arahan strategis konservasi spesies Nasional di mana hanya terdapat 22 jenis kayu yang dibatasi jumlah perdagangannya, kayu jenis jati dan mahoni tidak termasuk kedalamnya, juga tidak terdaftar dalam CITES Appendic I, II dan III.