Executive Summary Report kegiatan ”Studi Penyusunan Konsep Pedoman di Bidang Transportasi Penyeberangan” adalah salah satu rangkaian dari beberapa laporan yang harus dikerjakan oleh konsultan. Laporan ini pada hakekatnya telah menggambarkan data dan informasi dari lokasi studi yang telah dikaji, konsep rumusan naskah akademis pedoman di bidang transportasi penyeberangan, serta buku konsep tersebut. Konsep pedoman di bidang transportasi penyeberangan tersebut meliput;
1) Pedoman pemeliharaan/perawatan kapal penyeberangan 2) Pedoman berlalu lintas di alur penyeberangan
3) Pedoman Penetapan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) pelabuhan laut yang digunakan untuk angkutan penyeberangan
4) Pedoman Penetapan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan laut yang khusus digunakan untuk angkutan penyeberangan
5) Pedoman penentuan jumlah kapal penyeberangan pada lintas penyeberangan komersial
6) Pedoman Penempatan kapal penyeberangan sesuai daerah operasi 7) Pedoman Pengurusan izin pengoperasian kapal penyeberangan
8) Pedoman penanganan kecelakaan kapal penyeberangan pada saat operasi 9) Pedoman Penempatan kapal penyeberangan pada lintas penyeberangan
perintis
10) Pedoman pengukuran jarak lintas antar pelabuhan penyeberangan pada lintas penyeberangan
Konsultan masih menyadari, bahwa substansi Executive Summary Report ini masih belum sempurna seperti yang diharapkan oleh Tim Pengarah dan Tim Pendamping. Berkenaan dengan itu, konsultan mengharapkan adanya masukan yang sifatnya konstruktif tertutama dalam penyempurnaan laporan ini.
Jakarta, November 2012
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan transportasi angkutan penyeberangan adalah merupakan salah satu moda transportasi yang sangat dibutuhkan di negera Indonesia. Hal ini, dikarenakan Negara Indonesia terdiri dari berbagai pulau yang jumlahnya sekarang ini mencapai 17.404 buah, yang tersebar di 32 provinsi ( http://id.wiki,2009). Jumlah penduduk di pulau tersebut, relatif cukup banyak, dengan kegiatan sehari beraneka ragam, beberapa di antaranya adalah bergerak di bidang pertanian dan perdagangan. Untuk memenuhi kebutuhan primer penduduk tersebut sebagian besar di datangkan dari pulau lainnya, yang sudah barang tentu membutuhkan transportasi, salah satu di antaranya adalah angkutan penyeberangan. Angkutan penyeberangan merupakan angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya1
Melihat relatif banyaknya pulau di Indonesia, sudah barang tertentu membutuhkan berbagai moda transportasi, salah satu di antaranya adalah moda transportasi angkutan penyeberangan. Dalam kondisi yang demikian, pemerintah tidak mungkin memenuhi secara keseluruhan menyediakan angkutan penyeberangan. Berkenaan dengan itu, , pemerintah memberikan peluang bagi pihak swasta untuk bergerak dalam usaha angkutan penyeberangan. Jumlah kapal angkutan penyeberangan dalam tahun 2007 mencapai 196 unit. Di antaranya memilik PT.ASDP Ferry Indonesia sebanyak 80 unit, dan milik KSO dengan jumlah 2 unit serta milik swasta sebanyak 112 unit (www.hubdat.web.id//PerhubunganDarat Angka – Edisi IV-Maret , 2008 ).
Dalam operasi angkutan kapal penyeberangan perlu dilakukan pembinaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kelencaran, kenyamanan dan keselamatan. Hal ini telah ditegaskan dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dimana dalam pembinaan pelayaran dilakukan dengan memperhatikan seluruh aspek kehidupan masyarakat dan diarahkan untuk 2 ; a. memperlancar arus perpindahan
1 Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran pada Pasal 22 ayat (1)
orang dan/atau barang secara massal melalui perairan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman, dan berdaya guna, dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat; b. meningkatkan penyelenggaraan kegiatan angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim sebagai bagian dari keseluruhan moda transportasi secara terpadu dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jenis angkutan di perairan terdiri atas angkutan laut, dan angkutan sungai dan danau, serta angkutan penyeberangan3
Berkenaan dengan adanya penjelasan seperti telah disebutkan sebelumnya, maka untuk menjamin adanya keselamatan, keamanan, dan kenyamanan para penumpang, maka diperlukan adanya pedoman penyelenggaraan angkutan penyeberangan. Untuk itu, diperlukan suatu kegiatan “ Studi Penyusunan Konsep Pedoman di Bidang Transportasi Penyeberangan”.
Dari segi regulasi, dasar pelaksanaan kegiatan ‘Studi Penyusunan Konsep Pedoman di Bidang Transportasi Penyeberangan adalah sebagai berikut;
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
2. Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan 3. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan 4. Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
5. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan
6. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.3 tahun 2005 tentang Lambung Timbul Kapal
7. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM.26 tahun 2011 tentang Telekomunikasi Pelayaran
8. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM.26 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan
9. Keputusan Menteri Perhubungan No. 53 Tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan
10. Keputusan Menteri Perhubungan No. 52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan
11. International Maritime Organization ( IMO ) 12. Navguide IALA
B. Maksud dan Tujuan
a. Maksud kegiatan adalah melakukan studi penyusunan pedoman di bidang transportasi penyeberangan
b. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari studi ini adalah merumuskan konsep pedoman di bidang transportasi penyeberangan
C. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapka dari kegiatan ini adalah adanya tersusunnya pedoman di bidang transportasi angkutan penyeberangan yang meliputi 10 (sepuluh) konsep pedoman, yaitu:
1) Pedoman pemeliharaan/perawatan kapal penyeberangan 2) Pedoman berlalu lintas di alur penyeberangan
3) Pedoman Penetapan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) pelabuhan laut yang digunakan untuk angkutan penyeberangan
4) Pedoman Penetapan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan laut yang khusus digunakan untuk angkutan penyeberangan
5) Pedoman penentuan jumlah kapal penyeberangan pada lintas penyeberangan komersial
6) Pedoman Penempatan kapal penyeberangan sesuai daerah operasi 7) Pedoman Pengurusan izin pengoperasian kapal penyeberangan
8) Pedoman penanganan kecelakaan kapal penyeberangan pada saat operasi 9) Pedoman Penempatan kapal penyeberangan pada lintas penyeberangan
perintis
10) Pedoman pengukuran jarak lintas antar pelabuhan penyeberangan pada lintas penyeberangan D. Lokasi Studi a. Ambon b. Medan c. Kendari d. Mataram
E. Ruang Lingkup Kegiatan
Pedoman di bidang transportasi penyeberangan adalah relative luas, karena itu konsultan memfokuskan beberapa pedoman sesuai dengan ruang lingkup kegiatan yang ditetapkan dalam TOR adalah sebagai berikut;
1) Pedoman pemeliharaan/perawatan kapal penyeberangan 2) Pedoman berlalu lintas di alur penyeberangan
3) Pedoman Penetapan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) pelabuhan laut yang digunakan untuk angkutan penyeberangan
4) Pedoman Penetapan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan laut yang khusus digunakan untuk angkutan penyeberangan
5) Pedoman penentuan jumlah kapal penyeberangan pada lintas penyeberangan komersial
6) Pedoman Penempatan kapal penyeberangan sesuai daerah operasi 7) Pedoman Pengurusan izin pengoperasian kapal penyeberangan
8) Pedoman penanganan kecelakaan kapal penyeberangan pada saat operasi 9) Pedoman Penempatan kapal penyeberangan pada lintas penyeberangan
perintis
BAB II
PEDOMAN DI BIDANG TRANSPORTASI PENYEBERANGAN A. Pedoman Pemeliharaan Kapal Penyeberangan
1. Latar Belakang Penyusunan
Undang–Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 130, dan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan, Pasal 91.
2. Tujuan penyusunan
Tujuannya adalah untuk menjamin kelaiklautan kapal selama beroperasi.
3. Sasaran yang diwujudkan dalam penyusunan
Sasaran yang diwujudkan dalam penyusunan konsep pedoman pemeliharaan kapal penyeberangan adalah sebagai acuan kepada pengusaha/operator kapal, nahkoda dan ABK serta pejabat pemeriksa kelaiklauatn kapal dalam kegiatan pemeliharaan kapal.
4. Jangkauan penyusunan
Jangkauan penyusunan konsep pedoman ini adalah panduan dan tanggung jawab awak kapal terhadap semua bagian kapal termasuk permesinan dan kelengkapan bantu kapal meliputi;
a. Manajemen Pemeliharaan ISM Code b. Survei dan Pengujian Keselamatan Kapal c. Pemeliharaan Bagian Kapal:
1) pemeliharaan pelat lambung
2) pemeliharaan ruang penumpang dan sanitary 3) pemeliharaan sarana tambat
4) pemeliharaan alat-alat keselamatan 5) pemeliharaan pemadam kebakaran 6) pemeliharaan ramp door
7) pemeliharaan alat navigasi 8) pemeliharaan mesin induk 9) pemeliharaan motor bantu 10) pemeliharaan pesawat bantu
11) pemeliharaan departemen radio dan sipil
5. Objek atau arah pengaturan
a. Manajemen Pemeliharaan ISM Code
1) Pada Klausul 10.2 ISM Code menyebutkan: Perusahaan harus menjamin bahwa setiap ketidaksesuaian telah dilaporkan dengan kemungkinan penyebabnya apabila diketahui –dan tindakan perbaikan telah dilaksanakan (Dalam konteks ini “ketidaksesuaian” harus diartikan sebagai kekurangan teknis atau cacat atau kesalahan operasional daripada bagian lambung kapal atau permesinan dan peralatannya/lihat klausul ISM Code). Masalah-masalah yang ditemukan selama inspeksi teknis rutin atau perbaikan, setelah terjadinya kerusakan atau pada kejadian lain harus dilaporkan. Elemen elemen mendasar daripada proses investigasi kerusakan dan kesalahan atau ketidaksesuaian –dapat dikaji pada diagram berikut ini. Perlu diperhatikan bahwa tidaklah mudah untuk melakukan tindakan korektif. Efektifitas tindakan tersebut harus dikaji terlebih dahulu.Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut.
Gambar 2.1 BLOK DIAGRAM
PROSES TINDAKAN KOREKTIF
IDENTIFIKASI MASALAH
PASTIKAN PENYEBABNYA
RUMUSKAN USULAN SOLUSI
EVALUASI USULAN SOLUSI
PILIH SATU USULAN TOLAK SEMUA USULAN LAKSANAKAN USULAN EVALUASI EFEKTIFITASNYA
EFEKTIF TIDAK EFEKTIF
S E L E S A I
2) Perusahaan pelayaran dalam mengembangkan atau meningkatkan prosedur pemeliharaan –perbaikan diharuskan juga untuk memperhitungkan hal hal tersebut dibawah ini: a) Rekomendasi produsen peralatan permesinan mengenai perbaikan dan spesifikasinya.b) Riwayat peralatan dan permesinan termasuk kelemahan, cacat dan kerusakan serta tindakan
perbaikan yang pernah dilakukan.c) Hasil inspeksi pihak ketiga.d) Usia kapal.e) Identifikasi peralatan permesinan serta sistem yang dinilai kritis.f) Dampak kelemahan-kegagalan peralatan permesinan pada keselmatan opersonil kapal.
3) Penetapan interval (jangka waktu) pemeliharaan-perbaikan. Interval pemeliharaan dan perbaikan harus ditentukan berdasarkan berikut: a) Rekomendasi produsen peralatan-permesinan dan spesifikasinya. b) Prediksi dan determinasi teknik pemeliharaan dan perbaikan (misalnya: analisa minyak lumas dan getaran).c) Pengalaman praktis dalam pengoperasian dan pemeliharaan-perbaikan kapal dan permesinannya termasuk kecenderungannya yang merupakan hasil inspeksi rutin dan berdasarkan sifat sifat dan tingkat kegagalan yang pernah terjadi. d) Tingkat pemakaian peralatan : kontinyu, sebentar sebentar, siaga (stand by), atau darurat. e) Batasan operasional atau praktis misalnya: pemeliharaan perbaikan yang harus dilaksanakan di atas dok.f) Interval yang merupakan ketentuan Klasifikasi, konvensi, ketentuan pemerintah dan ketentuan perusahaan dan g) Pengujian reguler untuk peralatan permesinan yang harus selalu siaga (stand by\).
4) Spesifikasi jenis inspeksi dan peralatan ukur yang diperlukan serta tingkat ketepatan dan ketelitiannya. Berikut ini adalah contoh jenis atau tipe inspeksi dan pengujian yang perlu dilaksanakan yaitu: a) Visual.b) Getaran. c)Tekanan. d) Suhutemperature. e) Elektrikal. f) Pembebanan. g) Kekedapan (kedap air).
5) Penugasan personil yang tepat dan bertanggung jawab untuk kegiatan inspeksi.
6) Penugasan personil yang tepat dan bertanggung jawab untuk kegiatan pemeliharaan dan perbaikan.
17)Definisi yang jelas mengenai mekanisme dan persyaratan pelaporan. Dalam hal ini cacatan harus disimpan dan dikelola sebagai bukti terpenuhinya prosedur pemeliharaan – perbaikan serta efektifitasnya dapat dikelompokkan dalam dua kategori utama yaitu: catatan yang diperoleh dari pihak luar meliputi: a) Catatan dan laporan klasifikasi dan sertifikatnya.b) Catatan dan laporan statutori dan sertifikatnya.c) Laporan pemeriksaan pihak Pemerintah bendera kapal.d)Laporan organisasi terkait
lainnya. Kedua adalah catatan yang berasal dari perusahaan sendiri yang meliputi; a) catatan inspeksi rutin atas kapal. b) catatan pekerjaan pemeliharaan perbaikan yang pernah dilaksanakan. c) catatan hasil pengujian peralatan yang senantiasa tersedia dan kritis lainnya.d) catatan hasil pengujian keadaan bahaya dan penghentian darurat.e) catatan kunjungan superintenden dan hasil inspeksinya.f) laporan audit internal dan pihak ketiga.g) laporan ketidaksesuaian, kecelakaan, dan kejadian yang membahayakan, h) catatan mengenai implementasi dan verifikasi pelaksanaan tindakan koreksi dan i) daftar permintaan suku cadang, surat pesanan, pemberitahuan surat pengiriman dan lain lainnya.
18) Pada Klausul 10.3 ISM Code yang menyatakan : “Perusahaan harus menyusun prosedur yang merupakan bagian dari SPPPK (SP-3-K) untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya kegagalan operasional mendadak (tidak terduga) pada peralatan dan sistem teknis yang dapat menimbulkan keadaan bahaya. SP-3-K harus menyiapkan tindakan khusus dan spesifik dengan tujuan menunjukkan kehandalan sebuah peralatan atau system. Prosedur tersebut harus meliputi pengujian secara berkala seperti halnya perlengkapan, permesinan dan sistem teknis yang harus berstatus siaga serta yang tidak beroperasi secara kontinyu”
19) Apabila peralatan-perlengkapan sudah diidentifikasi, pengujian yang tepat dan sesuai dan prosedur lainnya harus ditetapkan untuk menjamin kehandalannya. Di atas kapal terdapat banyak perlengkapan-permesinan dan sistem teknis dimana kegagalan operasionil mendadak dapat menimbulkan keadaan berbahaya dan untuk itu, diperlukan tindakan yang efektif didukung adanya peralatan yang sudah memadai. Tindakan yang tepat harus dilaksanakan.
Lebih jelasnya daftar konrol manajemen sistem pemeliharaan dan perbaikan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2. DAFTAR KONTROL
MANAJEMEN SISTEM PEMELIHARAAN - PERBAIKAN
No. P E M E R I K S A A N Yes No
1
Apakah informasi yang baru/diperbarui mengenai statutory, peraturan klasifikasi, peraturan pelabuhan internasional/nasional, kode industry dan pedomannya selalu diterima tepat waktu dan memadai
2
Apakah pengawasan atau kontrol ditempat untuk menjamin kesesuaian peraturan yang bersifat wajib dan untuk menjamin bahwa kode yang sesuai pedoman dan standar telah diperhitungkan
3
Apakah tanggung jawab petugas dan otoritasnya, baik di kapal dan atau dikantor terlibat dalam pemeriksaan/inspeksi dan aktifitas pemeliharaan-perbaikan telah dirumuskan
4 Apakah aktifitas inspeksi, pemeliharaan-perbaikan dilimpahkan kepada petugas yang tepat terlatih dan berpengalaman
5
Apakah telah dilakukan pemeriksaan atas tersedia atau tidaknya dokumen teknis maupun prosedur serta yang berlaku adalah terbitan terakhir apabila setiap saat dibutuhkan
6 Apakah telah dilakukan tindakan untuk menjamin agar dokumen yang sudah kedaluwarsa tidak digunakan secara tidak sengaja 7 Apakah sudah tersedia sistem untuk pelaporan dan analisa cacat,
kecelakaan dan keadaan yang membahayakan
8 Apakah jenis dan besarnya cacat dan kecelakaan/kejadian telah dilaporkan secara jelas, lengkap dan benar
9 Apakah prosedur untuk implementasi tindakan korektif dan verifikasi atas efektifitasnya telah tersedia
10
Apakah catatan pemeliharaan-perbaikan memungkinkan dipakai secara tepat untuk monitoring kronologis pemeliharaan-perbaikan kapal
11 Apakah interval inspeksi telah ditetapkan
12 Apakah metode, tipe dan ketelitian inspeksi dan akurasi peralatan yang akan dipakai telah dibakukan
13 Apakah criteria untuk penolakan & penerimaan sudah ditetapkan/dibakukan
14 Apakah interval pemeliharaan-perbaikan telah ditetapkan
15
Apakah catatan hasil inspeksi dan pelaksanaan pemeliharaan-perbaikan telah tersimopan dengan baik untuk menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan perusahaan dan peraturan yang wajib
16
Apakah seluruh perlengkapan peralatan dan sistem teknis termasuk yang harus selalu siaga dan jarang difungsikan, dimana dapat terjadi kesalahan operasional yang akan menimbulkan keadaan yang rawan atau berbahaya
17
Apakah prosedur periizinan untuk bekerja pada tempat yang dimasuki serta risiko yang akan terjadi sewaktu aktifitas inspeksi dan pemeliharaan-perbaikan dan untuk menjamin dilaksanakannya pengawasan yang memadai
18
Apakah hasil analisa informasi pemeliharaan-perbaikan telah tersedia untuk diikutkan dalam pembahasan mengenai efektifitas sistem manajemen oleh para pimpinan armada dan perusahaan
b. Survei dan Pengujian Keselamatan Kapal
Pengujian dan pemeliharaan-perbaikan perlengkapan peralatan siaga (stand by) yang jarang dipergunakan harus menjadi bagian dari rencana pemeliharaan perbaikan yang dipersiapkan oleh perusahaan. Berikut ini adalah contoh dari instalasi yang harus diinspeksi dan diuji yaitu: a) Tanda bahaya dan perangkat pemutusan pada keadaan darurat.b) Kehandalan sistem bahan bakar (terutama dalam keadaan bahaya). c) Kehandalan sistem bongkar muat muatan.d) Peralatan perlengkapan keselamatan (pemadam kebakaran dan detector CO-2 dan lainnya). e) Pengujian perangkat sistem kemudi darurat pada saat tiba dan bertolak, jenerator, pompa kebakaran darurat, peralatan komunikasi dan lainnya serta f) Peralatan perlengkapan pemadam kebakaran dan pertolongan bagi menusia.
c. Survey Mempertahankan Kelas
Agar kapal dapat terus beroperasi maka sertifikat secara periodik harus dipertahankan salah satunya adalah melalui : SURVEY MEMPERTAHANKAN KELAS (SMK). Dokumen yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan SMK adalah meliputi : a) Permohonan survey.b) Sertifikat Klasifikasi Lambung dan Mesin. c) Sertifikat Instalasi Pendingin (apabila ada). d) Sertifikat Garis Muat.e) Buku Instalasi Bongkar Muat (apabila ada).
Dalam rangka menjamin keselamatan, keamanan, kenyamanan dan atau kelaiklautan kapal selama berlayar, salah satu kegiatan yang perlu dilakukan adalah survey periodik dan pemeliharaan. Survey periodik terdiri 6 (enam)
kategori yaitu 1: a.survey tahunan (annual survey), b.survey antara (intermediate
survey), c.survey pembaharuan klas (class renewal survey), d.survey pengedokan,
e.survey berkala dan pengujian dari sistem penggerak dan sistem pengemudian, f.survey berkala dan uji masing-masing bagian instalasi. Untuk lebih jelasnya masing-masing survey tersebut adalah sebagai berikut;
1) Survey Tahunan
Survey tahunan adalah survey periodik yang dilaksanakan setiap tahun sesuai tanggal jatuh temponya dengan rentang waktu (time window) 3 bulan sebelum dan sesudah tanggal jatuh tempo. Sementara Survey periodik untuk sistem otomasi / kendali jauh seperti halnya sistem otomasi mesin penggerak utama.Di lain pihak, pemeriksaan lambung adalah meliputi; a) Lambung di atas garis air beserta alat penutupannya (geladk cuaca, ambang dan tutup palkah, palkah kecil, b) Perlengkapan jangkar dan peralatan tambat.c) Semua pintu kedap air pada sekat kedap air terutama rampa dan d) Efisiensi dari sistem pengoperasian manual dan atau otomatis dari pintu anti kebakaran terutama yang berhubungan dengan ruang penumpang’. Perlindungan terhadap bahaya kebakaran dan jalan penyelamatan darurat. Khusus pemeriksaan dan pengujian instalasi mesin dan listrik adalah meliputi: a) Mesin utama dan perlengkapannya.b) Mesin bantu dan generator listrik.c) Kompresor, pompa, peralatan pemindah panas dll. d) Sistem poros dan baling baling (poros antara, poros baling baling dan sistem kekedapannya sejauh memungkinkan).e) Katup katup laut.f) Jalan penyelamatan darurat. g) Semua susunan pencegahan bahaya kebakaran dan peledakan. h) Semua peralatan utama dan bantu dari kemudi termasuk perlengkapan fasn sistem kontrolnya.i) Peralatan komunikasi antara anjungan, ruang kontrol kamar mesin dan ruang mesin kemudi.j) Pemeriksaan eksternal terhadap bejana tekan termasuk katup keamanan dan manometer (bila ada). k) Pemeriksaan eksternal terhadap ketel uap dan perlengkapannya termasuk peralatan pengaman (bila ada). l) Sumber tenaga listrik utama dan darurat, papan hubung dan peralatan listrik lainnya (termasuk alat control dan peralatan pemindah). m) sistem pemadam kebakaran, deteksi asap beserta perlengkapannya.
Pemeriksaan peralatan pemadam kebakaran meliputi: a) Kendali jarak jauh untuk penghentian kipas angin, instalasi mesin serta suplai bahan bakar didalam kamar mesin. b) Alat penutup ventilasi, ruang cerobong gas buang, jendela cahaya, koridor dan terowongan dan c) Sistem pemadam kebakaran, deteksi asap beserta perlengkapannya.
2) Survay Antara
Survey Antara dapat dilaksanakan bersamaan dengan Survey Tahunan kedua dan paling lambat pada Survai Tahunan Ketiga. Item survai antara pada dasarnya sama dengan item survai tahunan namun ditambah dengan item survai sebagai berikut:
a) Pemeriksaan Tangki Balas, meliputi: (1) Untuk kapal umur di atas 5 tahun s/d 10 tahun. Pemeriksaan internal tangki yang dipilih yang digunakan untuk ballast air laut. Bila pada pemeriksaan tersebut di atas tidak ditemukan cacat pada konstruksi, pemeriksaan dapat dibatasi dengan anggapan bahwa lapisan cat pelindung masih baik. (2) Untuk kapal yang berumur di atas 10 tahun. Pemeriksaan internal seluruh tangki yang digunakan untuk ballast air laut. Bila pada pemeriksaan tersebut di atas tidak ditemukan cacat pada konstruksi, pemeriksaan dapat dibatasi dengan anggapan cat pelindung masih baik. (3) Untuk tangki alas ganda. Bila ditemukan kerusakan yang cukup berarti pada lapisan cat pelindung, korosi atau cacat lainnnya pada tangki balas air laut atau apabila pada saat kapal dibangun tidak digunakan lapisan cat pelindung, maka pemeriksaan dapat diperluas ke tangki ballast lainnya yang sejenis. (3) Apabila ditemukan lapisan cat pelindung rusak dan tidak diperbaiki atau apabila tidak menggunakan lapisan cat pelindung saat kapal dibangun kelas kapal dapat dipertahankan dengan catatan tangki tersebut harus diperiksa internal dan diadakan pengukuran ketebalan pada setiap survai tahunan berikutnya.
b) Pemeriksaan Permesinan Dan Instalasi Listrik, meliputi; (1) Pengukuran tahanan isolasi jaringan (hanya dilakukan pada saat kapal dalam keadaan bebas gas). (2) Pengukuran simpangan poros engkol mesin induk.(3) Pengukuran simpangan poros engkol mesin bantu (bila
memungkinkan).(4)Pengukuran tahanan isolasi untuk generator, elektromotor, papan hubung utama, alat alat listrik dan kabel.(5) Pengukuran ruang main aksial bantalan tekan system poros.(6) Uji coba generator darurat termasuk papan hubungnya (black out tes).(7) Uji coba peralatan udara start dan kontrol botol angin dan (8) Uji operasi secara umum dari instalasi mesin dan listrik
3) Survay Pembaruan Kelas a) Komponen survay kelas
Survai pembaruan kelas dikenal dengan SS adalah survai yang dilaksanakan dilaksanakan setiap lima tahun sekali (setiap berakhirnya masa berlaku Sertifikat Klasifikasi) dan dilaksanakan dilates dok.Sementara Survai periodik untuk system otomasi/kendali jauh seperti halnya sistem otomasi sistem penggerak utama. Dalam pembaruan kelas akan dilakukan pemeriksaan lambung yang meliputi: (1) Lambung di bawah garis air (pelat alas, pelat sisi, linggi haluan dan linggi buritan, kotak laut berserta kelengkapannya, daun kemudi, tongkat kemudi, pena kemudi, pengukuran ruang main bantalan kemudi). (2) Lambung di atas garis air beserta alat penutupannya (pelat sisi, geladak cuaca, ambang dan tutup palkah, rampa, palkah kecil, pintu kedap cuaca dan jendela cahaya, pipa udara, pipa duga,beserta penutupannya, kubu kubu, ventilasi udara beserta penutupannya, kubu kubu berikut lubang pembebasan, pagar, tingkap sisi dan jendela termasuk penutupannya, pintu muat dan bukaan lainnya yang sejenis pada lambung, ruang muat, geladak kedua, ruang mesin dan lain lain, skaper, pipa pembuangan dan katup, bangunan atas, rumah geladak dan alat penutupannya, kondisi umum tiang agung, dudukan batang derek dan pondasi kran).
b) Survay SS( side steel ) ke 4
Untuk SS (side steel) ke-4 dan seterusnya seluruh pelat kulit di atas dan dibawah garis air termasuk pelat lunas dan sea chest, pelat penguat ambang palkah dan tutup palkah, seluruh pelat geladak utama, tiga penampang melintang 0.5 L pada tengah kapal, bagian dalam FPT dan APT, geladak
bangunan atas terbuka yang dipilih (poop, bridge, dan forecastle deck) harus diperiksa dengan alat Ultrasonic Test yang meliputi : (1) Peralatan jangkar dan peralatan tambat. (2) Untuk jangkar dan rantai jangkar harus dikalibrasi. (3) (4) Semua pintu kedap air termasuk rampa pada sekat kedap air (bila ada).(5) Efisiensi dari sistem manual dan atau otomatis dari pintu anti kebakaran (bila ada). (6) Perlindungan terhadap bahaya kebakaran dan jalan penyelamatan darurat diperiksa.
c) Untuk kapal di atas 5 tahun s/d 10 tahun
Untuk kapal umur di atas 5 tahun s/d 10 tahun. Pemeriksaan internal untuk dilakukan untuk semua tangki air (air tawar & air laut) dan tangku muatan. Bila pada pemeriksaan tersebut di atas tidak ditemukan cacat pada konstruksi, pemeriksaan dapat dibatasi dengan anggapan bahwa lapisan cat pelindung masih baik, pressure test tangki dapat ditiadakan. Untuk tangki bahan bakar (double bottom) bagian depan dan belakang bila hasil pemeriksaan internal baik, pemeriksaan tangki lainnya dapat diabaikan. Sementara untuk tangki bahan bakar tinggi (FO deep tank), tangki minyak pelumas, dan feed water tank dapat dipilih salah satu tangki, bila hasil pemeriksaan internal baik, tangki yang lainnya dapat diabaikan.
d) Untuk kapal berumur 10 tahun s/d 15 tahun
Untuk kapal yang berumur 10 tahun s/d 15 tahun. Pemeriksaan internal dan pressure test seluruh tangki air (air tawar dan air laut). Untuk tangki bahan bakar, minyak pelumas dan feed water tank diperiksa internal dan diuji dengan max working pressure. Untuk semua tangki muatan diperiksa internal dan diuji hidrolik (diisi air sampai bagian atas ambang tangki muatan) atau uji tekan dengan udara (max 0.2 bar).
e) Untuk kapal yang berumur di atas 15 tahun
Untuk kapal yang berumur di atas 15 tahun semua tangki harus diperiksa internal secara cermat dan dilaksanakan uji tekan sampai tinggi pipa limpah. Kapal muatan kering umur dilates 15 tahun (berlaku juga untuk ferry). Pemeriksaan internal ruang muat dalam hal kapal ferry ro ro pemeriksaan geladak kendaraan dan rampa.
f) Pemeriksaan mesin dan listrik
Pemeriksaan mesin dan instalasi listrik, meliputi: (1) Mesin utama dan perlengkapannya harus dibuka lengkap dan diperiksa (uji coba mesin utama berikut kelengkapannya setelah mesin utama selesai dirakit kembali). (2) Mesin bantu dan generator listrik harus dibuka lengkap dan diperiksa (uji coba mesin bantu dan generator listrik, setelah mesin bantu dan generator listrik selesai dirakit kembali. (3) Kompressor, pompa, peralatan pemindah panas dll (bagian bagian dari compressor, pompa, peralatan pemindah panas dibuka diperiksa dan diuji coba). (4) Sistem poros dan baling baling (pemeriksaan poros antara, poros baling baling dan sistem kekedapan sejauh memungkinkan, pengukuran ruang main poros baling baling, poros baling baling dicabut dan diperiksa dan pemeriksaan baling baling). (5) Katup katup laut harus dibuka, dirawat dan diperiksa. (6) Pemeriksaan jalan penyelamatan darurat.(7) Pemeriksaan susunan pencegahan bahaya kebakaran dan peledakan. (8) Pemeriksaan semua peralatan utama dan bantu (darurat) dari kemudi termasuk perlengkapannya dan system control. (9) Pemeriksaan peralatan komunikasi antara anjungan, ruang control kamar mesin dan ruang mesin kemudi. (10) Pemeriksaan eksternal & internal serta uji hidrolik 1.5 x tekanan kerja bejana tekan termasuk katup keamanan dan manometer. (11) Pemeriksaan eksternal terhadap ketel uap (apabila ada) dan perlengkapannya termasuk perlengkapan pengaman. (12) Pemeriksaan sumber tenaga listrik utama dan darurat, papan hubung dan peralatan listrik lainnya. (13) Pemeriksaan mesin mesin geladak.
g). Pemeriksaan peralatan pemdam kebakaran;
Pemeriksaan peralatan pemadam kebakaran, meliputi: (1) Kendali jarak jauh untuk penghentian kipas angin, instalasi mesin serta suplai bahan bakar didalam kamar mesin. (2) Alat penutup ventilasi, ruang cerobong gas buang, jendela cahaya, koridor dan terowongan. (3) Sistem pemadam kebakaran, deteksin asap berserta perlengkapnnya.
4) Survey Pengedokan
a) Periode Survay pengedokan
Dalam satu periode masa berlaku kelas (lima tahunan) kapal harus melaksanakan 2 (dua) kali survai pengedokan yaitu : survai pengedokan I (survai pengedokan antara) dan survai pengedokan II (survai pengedokan SS) dan survai pengedokan II merupakan salah satu item pemeriksaan pembaruan kelas. Khusus untuk kapal penumpang survey pengedokan merupakan salah satu item pemeriksaan survai tahunan (berlaku untuk ferry ro-ro). Tujuan survai pengedokan adalah: (1) Mengetahui kondisi teknis/konstruksi bagian bawah air.(2) Memperpanjang umur pakai kapal.(3) Membersihkan tumbuhan laut yang menempel di badan kapal agar kecepatan kapal tidak menurun.(4) Memenuhi ketentuan dan peraturan tentang keharusan kapal diadakan pengedokan (ketentuan pemerintah/badan klasifikasi).(5) Mengetahui kondisi katup katup laut dan kerangan laut.(6) Mengetahui kondisi poros baling baling dan tongkat kemudi berikut ruang mainnya (clearance).
Berdasarkan peraturan kelas, periode pengedokan adalah sebagai berikut: (1) Kapal kelas A 100 setiap 24 bulan maksimal 30 bulan. (2) Kapal kelas A 90 setiap 18 bulan maksimal 24 bulan.(3) Kapal penumpang akomodasi > 12 penumpang setiap 12 bulan (kapal ferry ro-ro).
b) Lingkup Survai Pengedokan adalah:
1) Lambung, (survai alas) meliputi: (1) Pemeriksaan pelat alas dan pelat sisi, termasuk beberapa komponen yang melekat, kotak laut, kemudi, tongkat kemudi, pipa pembuangan dan pipa pengering air (water drain pipes), termasuk juga penutupnya. Untuk SS ke 3 dan seterusnya semua pelat kulit harus diukur ketebalannya. (2) Pemeriksaan sistem kemudi (steering gear), meliputi pelat daun kemudi, flens kopling kemudi, baut pas kemudi, tongkat kemudi, pena kemudi, bantalan dan ruang main kemudi. Bila hasil pengukuran ruang main tongkat kemudi dan pena kemudi sudah mendekati toleransi yang diijinkan atau bila dari hasil pemeriksaan dicurigai adanya kerusakan, maka tongkat kemudi harus dicabut. Sistem kemudi utama dan darurat harus diuji coba operasionalnya. (3) Pemeriksaan perlengkapan yang menempel pada pelat kulit seperti
misalnya bilge keel, shaft bracket jika ada. (4) Pemeriksaan kotak laut dan saringannya berikut baut baut pengikatnya harus dibuka.(5) Pemeriksaan bagian lainnya, seperti terowongan bow thruster (jika dilengkapi). (6) Pemeriksaan jangkar berserta perlengkapan kapal (khusus SS jangkar dan rantai jangkar harus dikalibrasi), tali tambat, pipa urlup dan bak rantai jangkar.
2) Permesinan dan system propulsi
permesinan dan sistem propulsi meliputi pemeriksaan poros baling baling, bantalan poros, baling baling, kopling flens. Untuk lebih detil pelaksanaannya sebagai berikut: (1) Pengukuran ruang main bantalan serta kekedapan perapat tabung poros. (2) Pemeriksaan kelurusan dan keretakan pada poros baling baling. (3) Pemeriksaan baling baling untuk memastikan tidak adanya kerusakan, keretakan atau korosi karena adanya kavitasi pada daun baling baling. (4) Pemeriksaan kopling flens dan baut baut pas.
3) Katup katup laut, katup isap dan katup katup buang yang berada dibawah geladak lambung timbul, serta sambungan sambungan pada sistem perpipaannya harus dibuka dan diperiksa dengan tujuan untuk memastikan kondisi dan tingkat keausan katup dan pipa tersebut.
4) Dalam keadaan tertentu tidak bisa naik dok, dapat dilakukan survai bawah air sebagai penundaan survai pengedokan atau usulan pengganti survai pengedokan dengan persetujuan BKI. Survai bawah air harus dilaksanakan pada daerah perairan yang cukup jernih, tenang serta pencahayaan yang cukup, kapal dalam keadaan kosong, dan pelat kulit dibawah garis air dalam keadaan bersih dari hewan dan tumbuhan laut. Survai bawah air harus dilaksanakan oleh perusahaan jasa inspeksi bawah air yang telah disetujui oleh BKI, dibawah pengawasan Surveyor menggunakan kamera bawah air dengan monitor serta sistem komunikasi dan pencatatan. Foto foto dan video hasil pemeriksaan bawah air berikut laporan dari perusahaan jasa inspeksi bawah air diserahkan ke Surveyor lapangan.
c) Lingup Survay dibawah air: 1) Umum
Secara umum survay dibawah air adalah meliputi ; (1) Pemeriksaan bagian bagian kapal di bawah garis air dibuat dalam interval 6 (enam) bulan baik itu diluar jatuh tempo (secara normal setiap 30 bulan). (2) Survai bawah air diusulkan untuk menunda survai pengedokan sebagai pengganti survai pengedokan dan survai pembaruan kelas tidak melebihi 36 bulan.(3) Untuk kapal berumur kurang dari 15 tahun survai bawah air dapat diusulkan sebagai pengganti survai pengedokan. (4) Foto foto bawah air pada layar monitor harus memberikan informasi teknis yang akurat sedemikian rupa agar surveyor dapat menetapkan bagian bagian / lokasi yang harus diperiksa. (5) Dokumentasi yang sesuai untuk reproduksi video termasuk suara harus tersedia untuk BKI. (6) Rencana dan prosedur survai bawah air dikirim untuk pemeriksaan dan berisi foto foto untuk mengidentifikasi daerah yang disurvai tingkat kebersihan lambung, lokasi pengujian dan untuk pencatatan semua kerusakan yang ditemukan.
2) Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan tambahan adalah meliputi ; (1) Dalam hal misalnya diasumsikan bahwa terjadi kandas, maka surveyor dapat meminta agar lambung dibawah garis air diperiksa dari dalam.(2) Dalam hal selama pelaksanaan survai bawah air ditemukan kerusakan yang hanya dapat diperiksa dilates dok atau memerlukan perbaikan segera, maka kapal harus naik dok. (3) Bila cat lapis pelindung dari lambung dibawah air dalam kondisi yang dapat menimbulkan kerusakan karena korosi yang mempengaruhi kelas kapal sebelum pengedokan berikutnya, maka kapal harus naik dok.
5) Survay Periodik
Survay periodik terdiri dari ; a) Survai kerusakan dan perbaikan Survai kerusakan dan perbaikan terjadi saat lambung kapal, instalasi mesin atau listrik kapal dan atau beberapa perlengkapan khusus yang dikelaskan mengalami kerusakan yang akan mempengaruhi kelas, atau jika mengakibatkan kelas kapal ditangguhkan. b) Survay modifikasi ( perombakan ) dilakukan untuk untuk modifikasi lambung atau mesin kapal, survai dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan khusus yang relevan dalam hal prosedur mirip dengan survai penerimaan kelas bangunan baru dengan persyaratan; (1) Permohonan klasifikasi dimasukkan ke BKI dan menggunakan form yang telah disediakan oleh BKI. (2) Gambar gambar agar disampaikan kepada BKI dalam rangkap 3 (tiga) termasuk gambar gambar komponen akan diinstall harus dikirim ke BKI untuk mendapatkan persetujuan. (3) Untuk kepentingan pemeriksaan gambar, BKI berhak memperoleh informasi tambahan. (4) BKI berhak menilai sarana produksi dan prosedur galangan dan pabrik liannya, apakah memenuhi persyaratan konstruksi. (5) Semua material, komponen, peralatan dan instalasi harus memenuhi persyaratan dan diperiksa, bila tidak dapat diperiksa harus disertai dengan sertifikat yang disetujui oleh BKI. (6) Setiap pemeriksaan harus direncanakan dengan kantor BKI terdekat. (7) Untuk pelaksanaan pengujian yang dipersyaratkan, galangan atau pabrik agar memberikan bantuan staf dan peralatan yang memadai. (8) Lambung dan permesinan dan/atau perlengkapan tertentu harus sesuai dengan gambar yang disetujui oleh BKI. (9) Semua pengujian dan percobaan harus dilaksanakan dengan hasil baik dan semua pekerjaan harus memenuhi standard engineering dan persyaratan kelas. (10) Bagian bagian yang dilas harus dikerjakan oleh juru las yang qualified.
6) Survay Otomasi
Pemilik/operator kapal mengajukan permohonan survai otomasi terlebih dahulu harus memastikan kondisi di bawah ini dalam keadaan baik. Survay otomasi terdiri dari:
a) Pengujian otomasi berkaitan dengan Suplai Tenaga Listrik meliputi : (1) Pengujian pada generator set cadangan, meliputi: (a) Genset cadangan, dapat distart dan terhubung secara otomatis untuk memenuhi kebutuhan listrik utama, apabila suplai listrik dari genset utama padam. (b) Genset cadangan dapat distart dengan kontrol jarak jauh.(c) • Suplai listrik secara otomatis telah terhubung dengan battery (aki). (d) Pengujian kelangsungan suplai tenaga listrik yang dijaga dengan pengoperasian secara terus menerus beberapa genset yang dirangkai secara parallel. (e) Terjadi pemutusan aliran listrik secara otomatis dalam waktu 5 detik jika ada arus yang masuk dan ada
peringatan pada nilai tertentu untuk generator, apabila penggunaan listrik tidak terlalu diperlukan.
b) Pengujian otomasi berkaitan dengan motor motor bantu meliputi : (1) Pompa minyak pelumas mesin induk. (2) Pompa minyak pelumas untuk camshaft.(3) Pompa pendingin piston.(4) Pompa pendingin jacket silinder.(5) Pompa sirkulasi untuk sistem pendinginan air tawar.(6) Pompa pendingin katup, pendingin air laut, booster, bahan bakar, minyak pelumas untuk reduction gear.(7) Pompa minyak untuk servo CPP, pendingin jaket, untuk mesin bantu, pendingin air laut.(8)Kompresor udara start.(9)Pompa sirkulasi system pemanas minyak (apabila ada),
c) Pengujian ini (butir a) s/d i) di atas harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: (1) Dilengkapi starting dengan kontrol jarak jauh.(2) Secara otomatis terhubung dengan motor cadangan.(3) Dapat distart ulang setelah terjadi kegagalan dan terdapat penerusan power.
d) Pompa hidrolis untuk sistem kemudi meliputi : (1) Dilengkapi starting secara kontrol jarak jauh.(2) Dapat distart ulang setelah terjadi kegagalan dan terdapat penerusan power.
e) Pompa utama pemadam kebakaran meliputi; (1) Dilengkapi starting secara kontrol jarak jauh. (2) Pengujian sistim komunikasi. (3) Pengujian sistem komunikasi dari brigde ke akomodasi.(4) Pengujian sistem alarm di kamar mesin
7) Survay Poros Baling-Baling dan Tabung Poros
Survai yang umunya dilakukan dalam hal ini adalah: a) Pemeriksaan poros baling baling, baut baut kopling poros dan tabung poros.b) Pemeriksaan NDT pada bagian yang bersentuhan dari baling baling.c) Pengukuran ruang main/keausan bantalan tabung poros (sebelum dicabut & setelah dipasang).d) Pemeriksaan (dibuka) sistem kekedapan tabung poros (sealing devices).e) Untuk CPP, gigi pengatur kisar dan bagian bagian yang bekerja dari perlengkapan baut baut daun baling baling diperiksa dengan magnetic partikel test (uji partikel magnet).f) LO tank low level alarm, pengukuran temperatur oli peralatan, sistem pipa LO dan pompa sirkulasi LO.g) Gaya pemasangan poros baling baling tanpa pasak berikut peralatannya.
8) Survay Parsial (survai cicilan)/ survai penundaan (untuk penyesuaian dengan survai pengedokan)
Beberapa survay yang perlu dilakukan dalam hal ini adalah meliputi: a) Survai penundaan (6 bulan untuk bantalan pelumasan air laut dan12 bulan untuk bantalan pelumasan minyak) yang terdiri dari : (1) Pemeriksaan poros baling baling visual dari dalam kamar mesin.(2) Catatan ruang main / keausan dari bantalan tabung poros. (3) Pemeriksaan catatan perawatan dari sistem kekedapan tabung poros.(4) Konfirmasi mengenai pengoperasian putaran motor induk pada putaran yang berakibat getaran torsional.(5) Pemeriksaan sistem pipa pendingin air laut untuk bantalan tabung poros. (6) Uji operasi (kerja) dari LO low level alarm, temperatur oli peralatan, sistem pipa LO dan pompa sirkulasi LO. (7) Survai parsial untuk poros dari jenis bantalan tabung poros pelumasan minyak (penundaan 3 tahun dari tanggal selesai survai) meliputi:
(a) Pemeriksaan NDT dengan uji partikel magnet pada bagian fitting baling baling.
(b) Ruang main/keausan bantalan tabung poros.
(c) Pemeriksaan (dibuka) sistem kekedapan tabung poros (sealing devices). (d) LO low level alarm, peralatan pengontrol temperatur, sistem pipa LO dasn
pompa sirkulasi LO.
9) Survai parsial untuk poros dari jenis bantalan tabung poros pelumasan minyak (penundaan 5 tahun dari tanggal selesai survai):
Beberapa survay yang dilakukan dalam hal ini adalah: a) Pemeriksaan seperti semua persyaratan pada butir 2 dilates.b) Pengecekan “Catatan sistem monitoring dari bantalan tabung poros dan peralatan sistem kekedapan minyak”.
10) Survay pembaruan Kelas bersampung ( CHS-CMS)
Ada dua jenis survai pembaruan kelas bersambung yaitu: a) Survai bersambung lambung (Continuous Hull Survey/CHS), dan b) Survai bersambung mesin (Continuous Machinery Survey/CMS). Survai bersambung lambung dan mesin ini dapat dilaksanakan bersamaan dengan survai jenis lainnya (survai
mempertahankan kelas dan survai khusus). Jangka waktu antara dua survai yang berurutan dari tiap bagian yang disurvai tidak boleh lebih dari 5 tahun.
Survai bersambung lambung (CHS) adalah item pemeriksaan survai pembaruan klas lambung yang dilaksanakan secara bertahap sejak setelah melaksanakan SS sampai SS berikutnya. CHS ini dapat diikuti oleh berbagai jenis kapal kecuali kapal tanki minyak/produk minyak, kapal tangki kimia dan kapal curah dengan notasi ESP.
Survai bersambung mesin (CMS) adalah item pemeriksaan pembaruan kelas instalasi mesin yang dilaksanakan secara bertahap dan harus selesai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Instalasi sistem poros baling baling, ketel uap dan botol angin tidak termasuk item survai CMS dan disurvai terpisah. Sebagian item CMS pemeriksaan pada waktu dibuka lengkap dapat diwakili oleh KKM dengan ijasah minimal ATT-II dan laporan pemeriksaan diserahkan kepada Surveyor pada saat survai (survey confirmation) paling 3 (tiga) bulan setelah pemeriksaan. Sebagian item CMS dapat diwakili kecuali pemeriksaan crank pin & bearing, crank-journal & bearing, crosshead & bearing.
11) Enhanced Survay Programme (ESP)
Persyaratan kelas untuk Enhanced Survey Programme (ESP) telah diberlakukan sejak tanggal 1 Juli 1993 untuk kapal tangki minyak dan kapal curah (termasuk pengangkut bijih besi) dan sejak 1 April 1998 untuk kapal tangki kimia. Pada survai berkala pemeriksaan internal, pemeriksaan jarak dekat (close-up survey), pengukuran ketebalan dipersyaratkan sebagai tambahan. lebih jelasnya beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) pemeriksaan kapal dan kelengkapannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2.Waktu Pelaksanaan Pemeriksaan Kapal dan Kelengkapannya
Item Kegiatan Periode Pelaksana Keterangan
Konstruksi Lambung Bottom Plate
(Pelat Alas)
Survey Alas 1 Tahun Klas Saat Dok
Side Sheel (Pelat Sisi) Survey 1 Tahun Klas Saat Dok Superstructure
(Bangunan Atas)
Survey 2 Tahun Klas Saat Dok
Lower Deck Survey 5 tahun Klas Saat Dok
Main Deck (geladak Utama) (Geladak Kendaraan)
Survey 5 Tahun Klas Saat Dok
Sarana Tambat
Winchlass Survey 5 tahun Klas Saat Dok
Rantai dan Jangkar Survey 1 tahun Klas Saat Dok
Alat-alat Keselamatan
Sekoci dan dewi-dewi
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
Life jacket
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
Lifebouy
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
ILR (liferaft)
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
Pemadam Portable
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
Instalasi Foam
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat Permesinan General Overhoul Mesin Induk Survey Max. 5 tahun
Klas Saat Dok
Gear Box pada Mesin Induk
Survey 5 tahun Klas Saat Dok
General Overhoul Mesin Bantu
Survey 10000 Hs Klas Saat Dok
F.O Furifier survey 5 tahun Klas Saat Dok
LO St By Pump M/E & Gear Box
survey 5 tahun Klas Saat Dok
Pompa Sanitary dan service air tawar
survey 5 tahun Klas Saat Dok
Pompa Pemadam survey 5 tahun Klas Saat Dok
Blower Ventilasi survey 5 tahun Klas Saat Dok
Departemen Radio dan Sipil
Transceiver HF-SBB
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
Alarm tone generator
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
Radio VHF
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
Battery/Accumulator
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
SART
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
Portable life boat radio
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
EPIRB
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
Watch keeping 2182 khz
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
Radar
Survey 1 tahun Syahbandar Tergantung
masa expire sertifikat
(2) Kelengkapan pemeliharaan dan bangunan atas kapal dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.3.Pelaksanaan Pemeliharaan Lambung dan Bangunan Atas Kapal
Item Kegiatan
Pemeliharaan Periode Pelaksana Dokumentasi Bottom Plate
(Pelat Alas)
Skrap, Meni, Cat 1 Tahun Dok/Galangan Laporan Dok Ukur ketebalan 5 Tahun Dok/Galangan Laporan Dok Side sheel
(Pelat sisi)
Ketok, mani, cat 6 bulan Crew Lap.
Perawatan
Soaping 1 bulan Crew Lap.
Superstructure (Bangunan Atas)
Ketok, mani, cat 6 bulan Crew Lap.
Perawatan
Soaping 1 minggu Crew Lap.
Perawatan Lower Deck Sweep, meni, cat 5 tahun Dok/Galangan Laporan Dok
Ketok, meni, cat 1 tahun Crew Lap.
Perawatan
Pembersihan Harian C. Service Lap.
Perawatan Main Deck (geladak Utama) (Geladak Kendaraan)
Sweep, meni, cat 5 Tahun Dok/Galangan Laporan Dok
Ketok, meni, cat 1 Tahun Crew Lap.
Perawatan
Pembersihan Harian C. Service Lap.
Perawatan
Forecastle Ketok, meni, cat 6 bulan Crew Lap.
Perawatan
Poop Deck Ketok, meni, cat 6 bulan Crew Lap.
Perawatan Passenger Deck Ketok, meni, cat 6 bulan Crew Lap.
Perawatan
Pembersihan Harian Crew Lap.
Perawatan
Boat Deck Ketok, meni, cat 6 bulan Crew Lap.
Perawatan
Pembersihan Harian C. Service Lap.
Perawatan
Drainage Lancarkan 3 Hari C. Service Lap.
Perawatan Got-got lower
deck
Bersihkan, keringkan
3 Hari C. Service Lap.
Perawatan Check saringan 3 Hari C. Service Lap.
Perawatan
Nav. Bridge Deck
Ketok, meni, cat 6 bulan Crew Lap.
Perawatan
Pembersihan Harian Mualim 2 Lap.
Perawatan
(3) Pemeliharaan Ruang Penumpang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.4.Pelaksanaan Pemeliharaan Ruang Penumpang dan Sanitary
Item Kegiatan
Pemeliharaan Periode Pelaksana Dokumentasi
Lantai Pembersihan Harian C. Service Lap. Perawatan
Dinding Soaping 3 Hari C. Service Lap. Perawatan
Langit-langit Soaping 1 Bulan C. Service Lap. Perawatan Tempat duduk Ketok, mani, cat 6 bulan C. Service Lap. Perawatan - Kaki
- Jok
Ganti kulit yang rusak
1 tahun C. Service Lap. Perawatan
Sanitari
Pembersihan Harian C. Service Lap. Perawatan Ketok, meni, cat 6 bulan C. Service Lap. Perawatan
Tabel 2.5. Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana Tambat Kapal Item Kegiatan Pemeliharaan Periode Pelaksan a Dokumentasi Winchlass Pelumasan & check pengoperasiannya
1 bulan Crew Lap. Perawatan
Ketok, mani, cat 6 bulan Crew Lap. Perawatan
Fair lead
Pelumasan 1 bulan Crew Lap. Perawatan
Ketok, mani, cat 3 bulan Crew Lap. Perawatan
Bollard Ketok, mani, cat 3 bulan Crew Lap. Perawatan
Tali-tali Chek Setiap saat Crew Lap. Perawatan
Rantai dan Jangkar
Cat /Kalibrasi 5 tahun Galangan Lap. Docking
`
(1) Pemeliharaan Alat-Alat Keselamatan Yang dilakukan Mualim 3/ Mualim 4
Tabel 2.6. Pelaksanaan Pemeliharaan Alat Keselamatan Kapal
Item Kegiatan
Pemeliharaan Periode Pelaksana
Dokumenta si
Sekoci dan dewi-dewi
Check Inventaris 1 tahun Crew Checklist
Pemeriksaa n sekoci Cat
lambung/dewi-dewi
1 tahun Crew
Ganti air minum 1 bulan Crew
Check sumbat 1 bulan Crew
Coba motor 1 bulan Mualim 3 /
Check tali pengayut 1 bulan Crew Check jacobs ladder 1 bulan Crew Greased keeping
block
1 bulan Crew
Greased lopor 1 bulan Crew
Greased roller 1 bulan Crew
Test Winch 1 bulan Crew
Lifejacket Periksa kelengkapan dan bersihkan
1 bulan Crew Check. alat
keselamatan
Lifebouy
Periksa tali dan lampu 1 bulan Mualim 3 / 4
Check. alat keselamatan
Cat kabel 6 bulan Mualim 3 /
4
Check. alat keselamatan
ILR
Service 1 Tahun Teknisi Lap. Service
Periksa tali penarik 1 minggu Mualim3 Check. alat keselamatan Periksa lashing 1 minggu Mualim3 Check. alat
keselamatan
Cat dudukan 6 bulan Crew Lap.
Perawatan Isyarat Cerawat
/ asap
Periksa kondisi 1 bulan Mualim 3 Lap.
Perawatan
Obat-obatan Periksa kelengkapan, periksa expire date
1 bulan Mualim 2 Lap. Perawatan
Line throw Periksa / rapikan 1 bulan Mualim 3 Lap. Perawatan
Tabel 2.7 Pelaksanaan Pemeliharaan Alat Pemadam Kebakaran Kapal
Jenis Kegiatan Periode Pelaksanaan Dokumentasi
Pemadam portable
Service ulang
Periksa tanggal inspeksi terakhir, test fungsi 1 tahun 1 bulan Teknisi Mualim 4 Catatan Service Laporan Perawatan Dry Chemical Periksa kondisi, tanggal inspeksi terakhir, test fungsi
1 bulan Mualim 4 Laporan Perawatan
Hydrant Periksa kondisi, test fungsi
1 bulan Mualim 4 Catatan Latihan
CO2
Periksa kondisi, periksa tanggal inspeksi terakhir, test fungsi
1 bulan Mualim 4 Laporan Perawatan
Slang + Nozzle
Periksa kondisi dan kelengkapannya, test fungsi
1 bulan Mualim 4 Laporan Perawatan
Instalasi Foam
Test cairan 1 tahun Syahbandar Catatan Service Test pompa 1 bulan Masinis 3 Catatan Latihan Test sliding door 1 bulan Masinis 3 Catatan Latihan Rawat Sliding door 1 bulan Masinis 4 Laporan
Perawatan Rawat Katup blower 1 bulan Crew Laporan Bulanan
W S door
Greased 1 bulan Crew Laporan
Perawatan
Test buka tutup 1 bulan Crew Laporan
Perawatan
Baju tahan api Periksa kondisi dan kelengkapannya
1 bulan Mualim 4 Laporan Perawatan
Kotak Pasir
Periksa kondisi 1 bulan Mualim 4 Laporan Perawatan Check isi pasir 1 bulan Mualim 4
Tabel 2.8. Pelaksanaan Pemeliharaan Ramp door Kapal
Jenis Kegiatan Periode Pelaksanaan Dokumentasi
Keping Blok Greased 3 bulan Crew Lap. Bulanan
Wire Rope Greased 3 bulan Crew Lap. Bulanan
Plunger Greased 3 bulan Crew Lap. Bulanan
Engsel Greased 3 bulan Crew Lap. Bulanan
Seal / Packing Check Kondisi
Setiap dioperasikan
Crew Lap. Bulanan
Tabel 2.9. Pelaksanaan Pemeliharaan Alat-alat Navigasi Kapal
Peralatan Kegiatan Periode Pelaksanaan Dokumentasi
Kompas Standar
Kalibrasi 1 tahun Kalibrator Catatan kalibrasi Bersihkan
reflektor
1 bulan Mualim 2 Lap. Perawatan Bulanan
Periksa cairan 1 bulan Mualim2
Radar
Soaping Scanner 1 bulan Mualim 2 Laporan Perawatan Bulanan Greased motor 1 bulan Mualim 2
Check baut scanner 1 bulan Mualim 2 Cursor dibersihkan 1 bulan Mualim 2
Echo Sounder
Check transciever 1 tahun Mualim 2 Lap. Perawatan Bersihkan layar 1 bulan Mualim 2 Laporan
Perawatan Check kertas 1 bulan Mualim 2
Peta - peta Dikoreksi Setiap
saat
Mualim2 Catatan Koreksi Peta
Chrono meter
Koreksi Harian Perwira
radio
Catatan Koreksi Chronometer Check Batteray 1 bulan Mualim 2 Lap. Perawatan
Bendera Periksa inventaris/ bersihkan
1 bulan Mualim 2 Lap. Perawatan
Tabel 2.10. Pelaksanaan Pemeliharaan Mesin Induk Kapal
Jenis Kegiatan Periode Pelaksanaan Dokumentasi
Top Overhoul Survey 1500 jam Crew Berita Acara
Injector Test/set tekanan 3000 jam Crew Lap. Bulanan
Klep/katup Set clereance 1500 jam Crew Lap. Bulanan
LO. Charter
Check level Harian Crew Lap. Bulanan
Ganti LO baru 1000 jam Crew
Ganti LO filter 2000 Crew
Bosch Pump Service / check timing
6000 jam Crew Lap. Bulanan
Turbo Charger
Cuci filter 1 bulan Crew Buku harian
Ganti LO 1000 jam Crew Lap. Bulanan
Overhoul / survey 10000 Hs KKM/OS Lap. Survey
Crank Shaft
Check pelumas 1000 jam Crew Buku Harian
Govenor
Periksa shaft drive 1 bulan Crew Buku harian
Ganti LO 6000 jam Crew Lap. Bulanan
Kalibrasi 5 tahun Teknisi Berita Acara
Carn Shaft Periksa 1000 jam Crew Buku Harian
FO. Filter
Cuci 2 hari Crew Buku Harian
Ganti Baru 3000 jam Crew Lap. Bulanan
F.W Pump Cek seal dan
tekanan
Tiap hari Crew Buku Harian
S.W Pump Cek seal dan
tekanan
Tiap hari Crew Buku harian
Intercooler Dicuci & ditest press
10000 Hs Crew/Dock Lap. Bulanan
Plummer Block
Cek pelumas Tiap hari Crew Buku harian
Gear Box
Ganti LO 5000 jam Crew Lap. Bulanan
Cuci LO filter 1 bulan Crew Buku harian
Overhoul 1 tahun Kontraktor Berita Acara
LO Cooler Tubing pipe check 2 bulan Crew Buku harian
Tabel 2.11. Pelaksanaan Pemeliharaan Motor Bantu Kapal
Jenis Kegiatan Periode Pelaksanaa
n Dokumentasi General Overhoul Bongkar /pasang mes
10000 Hs Crew Berita Acara
Top Overhoul Bongkar/pasang mes
10000 Hs Crew Berita Acara
Injector Kalibrasi 10000 Hs Teknisi Lap. Kalibrasi
LO filter Ganti baru 1500 jam Crew Buku Harian
FO filter
Cuci 3 hari Crew Buku Harian
Ganti baru 1500 jam Crew Buku Bulanan
FW Cooler Bersihkan 2 bulan Crew Buku Harian
PT. Pump
Bersihkan filter 3 hari Crew Buku Harian
Kalibrasi 1 tahun Teknisi Berita Acara
SW Pump Dibersihkan 2 bulan Crew Buku Harian
FW Pump
Check Mechanic seal
Harian Crew Buku Harian
Check connection Harian Crew Buku Harian
Accu
Check level air accu Harian Crew Buku Harian Check accu charger Harian Crew Buku Harian
Switch Board Check
beban/pararel
Harian Crew/
Electricien
Buku Harian
Alternator
Bersihkan Exiter 1 minggu Electricien Buku Harian Megger test 1 bulan Electricien Lap. Bulanan Check Instalasi
kabel
1 minggu Electricien Lap. Harian
Check rectifier 1 minggu Electricien Lap. Harian
A/E Darurat Pemanasan 1 minggu Crew /
Electricien
Buku Harian
Lebih jelasnya pelaksanaan pemeliharaan pesawat bantu kapal dapat dilihat dalam tabel berikut
Tabel 2.12. Pelaksanaan Pemeliharaan Pesawat Bantu Kapal
Jenis Kegiatan Periode Pelaksanaan Dokumentasi
Mesin Kemudi
Check Oil level Harian Crew Buku Harian
Check Electr System Harian Electricien Buku Harian Check Hydraulic eq. Harian Crew Buku Harian
Kompresor Udara
Check Oil level 4 jam Crew Buku Harian
Ganti Oli 1 bulan Crew Lap. Bulanan
Bersihkan klep-klep 1 bulan Crew Lap. Bulanan Ganti bearing motor 1 tahun Crew Lap. Bulanan
Air Condition
Check tekanan Freon 4 jam Crew Buku Harian
Sogok cooler 3 bulan Crew Lap. Bulanan
Ganti bearing motor 1 tahun Crew Lap. Bulanan
Cici evaporator 6 bulan Crew Lap. Bulanan
Check inst. listrik Harian Electricien Buku Harian
Pompa
pendingin AC
Grease pompa pend. 1 minggu Crew Buku Harian
Ganti Bearing 1 tahun Crew Lap. Bulanan
Ganti Mekanik seal 1 tahun Crew Lap. Bulanan
Motor sekoci
Check RO level 1 minggu Crew Buku Harian
Check LO level 1 minggu Crew Buku Harian
Pemanasan motor 1 minggu Crew Buku Harian
Oil Water Separator
Check V. belt 1 minggu Crew Buku Harian
Ganti bearing motor 1 minggu Crew Buku Harian Bersihkan saringan 1 minggu Crew Buku Harian
Pompa G/S, Ballast dan
Ganti karet kopling 1 tahun Crew Lap. Bulanan Cek mekanical seal 1 minggu Crew Lap. Bulanan
Bilge Ganti bearing pompa 1 tahun Crew Lap. Bulanan Ganti bearing motor 1 tahun Crew Lap. Bulanan Check inst. listrik 1 bulan Electricien Lap. Bulanan
Ro ro Equipment
Check Oil Level 2 hari Crew Buku Harian
Check Inst Listrik 1 minggu Electricien Buku Harian
Check Inst. pipa 1 minggu Crew Buku Harian
Cuci filter oli 1 bulan Crew Buku Harian
Ganti kopling pompa 1 tahun Crew Lap. Bulanan Ganti bearing motor 1 tahun Electricien Lap. Bulanan Overhaul / survey 5 tahun Crew Berita Acara
F.O Furifier
Tiup pakai udara bertekanan
4 jam Crew Buku Harian
Check inst. Listrik 1 minggu Electricien Buku Harian Ganti kopling motor 6 bulan Crew Lap. Bulanan
Cuci element 1 bulan Crew Lap. Bulanan
LO St By Pump M/E & Gear Box
Check Inst listrik 1 minggu Electricien Buku Harian Ganti bearing motor 1 tahun Crew Lap. Bulanan
Cuci saringan LO 1 bulan Crew Lap. Bulanan
Pompa Sanitary dan service air tawar
Check inst. listrik 1 minggu Electricien Buku Harian Ganti Mecanic seal 1 tahun Crew Lap. Bulanan Ganti bearing motor 1 tahun Crew Lap. Bulanan Cuci saringan hisap 1 bulan Crew Lap. Bulanan
Pompa Pemadam
Check inst. Listrik 1 bulan Electricien Lap. Bulanan
Check putaran 1 bulan Crew Lap. Bulanan
As Propeller Ganti seal 2 tahun Dock Berita Acara
Ukur clereance 5 tahun Dock Berita Acara
Blower Ventilasi
Check inst. Listrik 1 bulan Electricien Lap. Bulanan Bersihkan saringan 1 minggu Crew Buku Harian
Lebih jelsnya pelaksanaan pemeliharaan pada Departemen radio dan Sipil lihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.13. Pelaksanaan Pemeliharaan pada Departemen Radio dan Sipil Kapal
Peralatan Kegiatan Periode Pelaksana Dokumentasi
Transceiver HF-SBB
Bersihkan Antena 1 bulan Perwira Radio Jurnal Check Battery 1 bulan Perwira Radio Jurnal Kemampuan &
Penggunaan freg 1 bulan Perwira Radio
Jurnal
Alarm tone generator
Bersihkan Antena 1 bulan Perwira Radio Jurnal Check Battery 1 bulan Perwira Radio Jurnal
Radio VHF
Bersihkan Antena 1 bulan Perwira Radio Jurnal Kemampuan freg 1 bulan Perwira Radio Jurnal Check Battery 1 bulan Perwira Radio Jurnal
Battery/ accumulator
Bersihkan 1 bulan Perwira Radio Jurnal Check cairan 1 bulan Perwira Radio Jurnal Check voltage 1 bulan Perwira Radio Jurnal Portable life
Boat Radio Kemampuan freg 1 bulan Perwira Radio
Jurnal
EPIRB
Check Battery 1 bulan Perwira Radio Jurnal Kemampuan freg 1 bulan Perwira Radio Jurnal
Watch keeping 2182 KHZ
Check batteray 1 bulan Perwira Radio Jurnal Kemampuan freq 1 bulan Perwira Radio Jurnal Test tone 1 bulan Perwira Radio Jurnal
Survey tahunan Teknisi
Laporan Survey
Radar
Bersihkan antenna 1 bulan
Perwira Radio dan Mualim 2 Dibantu ABK deck dan Cleaning service Lap. Perawatan Kemampuan jarak 1 bulan
Magneton 1 bulan
Klystron 1 bulan
Tuning 1 bulan
Bersihkan CRT 1 bulan
Echo Sounder
Periksa kertas 1 bulan
Perwira Radio dan Mualim 2 Lap. Perawatan Kemampuan sounding 1 bulan Stykes 1 bulan
Bersihkan layer 1 bulan Check Transeiver Tahunan
Sarana Hiburan video, VCD Player, LD Antena 1 bulan Perwira Radio dibantu C. Service Lap. Perawatan Booster 1 bulan Kemampuan penerimaan 1 bulan Bersihkan 1 bulan Dapur / salon makan
Bersihkan Harian Koki/pelayan
Lap. Perawatan Semprot anti insect
Minggua n Koki/pelayan Gang Akomodasi Bersihkan Soaping dinding Harian 1 Bulan Pelayan dibantu Cleaning Lap. Perawatan
Kabin perwira Kabin VIP Service Kamar mandi WC Perwira dan VIP
Bersihkan Harian Pelayan
dibantu Cleaning Service
Lap. Perawatan Sikat lantai 1 bulan
Cat 1 tahun
B. Pedoman Penetapan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Laut Untuk Kepentingan Penyeberangan
1. Latar Belakang Penyusunan
Dilatarbelakangi oleh Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran pada Pasal 72 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 75 ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan ayat (6), Pasal 76 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 77, Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan pada Pasal 17, 18, 30, 31, 32, 33, 34, 35, dan Pasal 36, serta Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan, Pasal 11, Pasal 12 dan Pasal 13, diperlukan adanya tindak lanjut penyusunan Konsep Pedoman Penetapan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Laut Untuk Kepentingan Penyeberangan.
2. Tujuan Penyusunan
Pedoman Penetapan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan penyeberangan bertujuan untuk menyusun panduan penetapan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan penyeberangan di luar perairan daerah kerja pelabuhan untuk kenyamanan bagi pengguna pelabuhan penyeberangan.
3. Sasaran Yang Diwujudkan Dalam Penyusunan
Sasaran yang diharapkan dari studi ini adalah tersusunnya Pedoman Penetapan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan penyeberangan adalah adanya
acuan bagi pemerintah daerah dalam memberikan rekomendasi dalam penggunaan DLKp.
4. Jangkauan Penyusunan
Ruang lingkup penyusunan pedoman Penetapan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah menetapkan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan penyeberangan yang meliputi: a. Menentukan ukuran luas pelabuhan termasuk koordinat geografis. b.Menentukan ukuran alur pelayaran dari dan ke pelabuhan Menentukan ukuran luas keperluan keadaan darurat.d. Menentukan ukuran luas pengembangan pelabuhan jangka panjang. e.Menentukan ukuran luas percobaan berlayar dikaitkan dengan jumlah dan ukuran kapal yang melakukan percobaan berlayar. f. Menentukan ukuran luas fasilitas pembangunan serta pemeliharaan dan perbaikan kapal untuk mengantisifasi apabila terjadi kecelakaan kapal atau musibah kapal lainnya. g. Menentukan ukuran luas sarana bantu navigasi pelayaran
5. Objek atau Arah Pengaturan
a.Daerah Lingkungan Kepentingan ( DLKp )
Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di sekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran 2. Untuk kepentingan angkutan penyeberangan, maka pelabuhat laut maupun pelabuhan sungai dan danau harus menyediakan areal khusus untuk kepentingan pelayanan angkutan penyeberangan.
Batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan ditetapkan dengan koordinat geografis untuk menjamin kegiatan kepelabuhanan. Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan merupakan perairan pelabuhan di luar Daerah Lingkungan Kerja perairan yang digunakan untuk alur-pelayaran dari dan ke pelabuhan, keperluan keadaan darurat, pengembangan pelabuhan jangka panjang, penempatan kapal mati, percobaan berlayar, kegiatan pemanduan,
fasilitas pembangunan, dan pemeliharaan kapal. Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan merupakan perairan pelabuhan di luar Daerah Lingkungan Kerja perairan, dan digunakan untuk3:
a) alur pelayaran dari dan ke pelabuhan; b) keperluan keadaan darurat;
c) penempatan kapal mati; d) percobaan berlayar;
e) kegiatan pemanduan kapal;
f) fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal; dan g) pengembangan pelabuhan jangka panjang.
Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan perlu ditetapkan dalam rangka untuk memberikan rekomendasi untuk penetapan lokasi pelabuhan, sebagaimana halnya DLKp pelabuhan. Penetapan DLKp adalah oleh: a)Menteri untuk pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul; b) gubernur untuk pelabuhan pengumpan regional; atau b) bupati/walikota untuk pelabuhan pengumpan lokal serta pelabuhan sungai dan danau.
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya menetapkan batas-batas DLKp pelabuhan penyeberangan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak hasil penelitian diterima. 4 Dalam penetapan batas Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan sebagaimana paling sedikit memuat5:
1) luas perairan yang digunakan sebagai Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan; dan 2) titik koordinat geografis sebagai batas Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan
3 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan, Pasal 31 4 Ibid, Pasal 12 ayat (5)
b. Menetapkan ukuran DLKP wilayah perairan
Fasilitas daerah lingkungan kepentingan di pelabuhan penyeberangan yang akan diukur adalah sebagai berikut6: 1) Alur pelayaran dari dan ke pelabuhan, Fasilitas keperluan keadaan darurat, 2) Pengembangan pelabuhan jangka panjang, 3) Percobaan berlayar, dan 4) Fasilitas pembangunan serta pemeliharaan dan perbaikan kapal. Untuk memperoleh ukuran daerah lingkungan kepentingan wilayah perairan yang digunakan untuk penyediaan fasilitas tersebut adalah dengan pendekatan sebagai berikut
1) Area Alur Pelayaran
Alur pelayaran adalah sarana untuk keluar masuk kapal dari dan keluar pelabuhan. Untuk menentukan ukuran alur pelayaran maka harus diketahui variabel lebar kapal maksimum yang beroperasi di pelabuhan penyeberangan. Besarnya ukuran lebar alur pelayaran ditentukan dari sembilan kali lebar kapal maksimum yang beroperasi di pelabuhan penyeberangan ditambahkan dengan 30 meter. Secara matematis dapat dilihat pada formula berikut7:
W = 9B + 30
Keterangan:
W = Lebar alur pelayaran B = Lebar kapal maksimum
2) Area Keperluan Keadaan Darurat
Untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan kapal atau musibah kapal lainnya maka diperlukan area yang memadai. Musibah tersebut adalah berupa kecelakaan kapal, kebakaran kapal, kapal kandas dan lain-lain. Variabel yang harus diketahui sebelum menentukan ukuran keperluan darurat adalah variabel luas areal pindah labuh kapal. Penentuan ukuran area
salvage diperkirakan luasnya 50% dari luas areal pindah labuh kapal.
6 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan, Pasal 10 ayat (4)
Artinya luas ukuran keperluan darurat adalah setengah dari luas arela pindah labuh kapal, secara matematis dapat dilihat dari rumus berikut8:
Ad = 0,5 * A atau Ad = 0,5 * N * π * R2 dimana R = L + 6D + 30 Keterangan:
Ad = Area keperluan keadaan darurat A = Luas areal berlabuh
N = Jumlah kolam putar π = Konstanta (3,14)
R = Jari-jari areal untuk berlabuh per kapal L = Panjang kapal yang berlabuh
D = Kedalaman air
3) Area Pengembangan Pelabuhan Jangka Panjang
Penetapan rencana area pengembangan suatu pelabuhan tentunya disesuaikan dengan kecepatan pertumbuhan ekonomi daerah yang dilayani. Pertumbuhan ekonomi yang pesat akan memicu mobilitas penduduk dan juga mobilitas barang dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya. Mobilitas orang dan barang tersebut tentunya akan membutuhkan ruang lebih di tempat-tempat pelayanan jasa tidak terkecuali di pelabuuhan penyeberangan. Pelaksana teknis pelabuhan sebagai penanggung jawab kegiatan operasional di pelabuhan penyeberangan setidaknya menyiapkan dua kali luas eksisting pelabuhan yang ada untuk rencana pengembangan pelabuuhan ke depan.