• Tidak ada hasil yang ditemukan

tanggung jawab antar kapal;

D. Pedoman Berlalulintas di Alur Penyeberangan 1. Latar Belakang

9) tanggung jawab antar kapal;

Kapal yang sedang berlayar harus menghindari: 1).kapal yang tidak terkendalikan; 2).kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas; 3).kapal yang sedang menangkap ikan; 4).kapal layar. Setiap kapal, kecuali kapal yang tidak dapat dikendalikan atau kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas, jika keadaan mengizinkan harus menghindarkan dirinya merintangi jalan aman sebuah kapal yang terkendala oleh saratnya. Kapal yang terkendala oleh saratnya harus berlayar dengan kewaspadaan khusus dengan benar-benar memperhatikan keadannya yang khusus itu.

10).olah gerak kapal dalam penglihatan terbatas.

Setiap kapal harus berlayar dengan kecepatan aman yang disesuaikan dengan keadaan dan suasana penglihatan terbatas yang ada serta harus benar-benar memperhatikan keadaan dan suasana penglihatan terbatas yang ada. Kapal yang mengidera kapal lain hanya dengan radar harus menentukan apakah sedang berkembang situasi saling mendekati terlalu rapat dan/atau apakah ada bahaya tubrukan. Jika kapal itu harus melakukan tindakan dalam waktu yang cukup lapang ketentuan bahwa bilamana tindakan demikian terdiri dari perubahan haluan, maka sejauh mungkin harus dihindari hal-hal sebagai berikut : 1).perubahan haluan ke kiri terhadap kapal yang ada di depan arah melintang, selain daripada kapal yang sedang disusul; 2).perubahan haluan ke arah kapal yang ada di arah melintang atau di belakang arah melintang. Kecuali telah yakin bahwa tidak ada bahaya tubrukan, setiap kapal yang mendengar isyarat kabut

kapal lain yang menurut pertimbangannya berada di depan arah melintangnya, atau yang tidak dapat menghindari situasi saling mendekati terlalu rapat hingga kapal yang ada di depan arah melintangnya, harus mengurangi kecepatannya serendah mungkin yang dengan kecepatan itu kapal tersebut dapat mempertahankan haluannya. Jika dianggap perlu kapal meniadakan kecepatannya sama sekali dan bagaimanapun juga berlayar dengan kewaspadaan khusus hingga bahaya tubrukan telah berlalu.

11).Sistem perambuan

Sesuai dengan ketentuan IALA, sistem pemasangan perambuan di dunia dikelompokkan pada dua bagian yaitu sistem A dan sistem B.

Gambar 2.8. Sistem Perambuan Internasional

d.

Indonesia menganut Sistem A dalam berlalu linta

Indonesia menganut sistem A, karena itu pemasangan rambu suaru dilakukan sebegai berikut 54;

1) SBNP rambu suar ataupun pelambung suar sebagai penuntun memasuki pelabuhan, berada di sebelah kanan masuk kapal pelabuhan dengan warna hijau.

2) SBNP rambu suar ataupun pelambung suar sebagai penuntun memasuki pelabuhan, berada di sebelah kiri masuk kapal pelabuhan dengan warna merah.

3) SBNP pengenal pelabuhan dengan warna putih. SBNP tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a). Menara Suar ( Mensu ) Lighthouse

Di dalam berlalu lintas, perlu diperhatikan Menara Suar merupakan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran tetap yang bersuar dan mempunyai jarak tampak sama atau lebih 20 (dua puluh) mil laut . Menara suar dapat membantu para navigator dalam menentukan posisi dan/atau haluan kapal, menunjukkan arah

daratan dan adanya pelabuhan serta dapat dipergunakan sebagai tanda batas wilayah negara55. Spesifikasi menara suar adalah56;

- Jarak tampak minimum :20 NM

- Jenis Konstruksi Atas Baja Galvanis dengan sifat bangunan; Beton Terbuka, Beton Tertutup, Steel Chub, Lampu Sesuai Standar IALA warna lampu putih.Tipe lampu revolving, rotating, dan flashing, serta mempunyai karakteristik lampu adalah sebagai berikut;

1). perairan aman: a) cerlang panjang dengan periode 10 detik,b) cahaya isophasa, c) cahaya tunggal terputus,d) cahaya kode morse dengan karakter tunggal “A”;

2) tanda khusus dengan sifat; a) kelompok terputus, b) cerlang tunggal, tetapi bukan cerlang panjang dengan periode 10 detik,c) kelompok cerlang dengan 1 kelompok terdiri dari empat, lima, atau (secara luar biasa) enam cerlang,d) kelompok cerlang campuran,e) cahaya kode morse tetapi bukan karakter tunggal “A” maupun “U”;

3) Luas Area 5000 M2, dan cara pengoperasian secara Manual dan Dijaga secara Otomatis .

Gambar 2.9 . Menara Suar

55 Peraturan Menteri Nomor PM.25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran, Pasal 1

Gambar 2.10. Contoh Menara Suar (Mensu) Lighthouse.

4).Rambu Suar (Ramsu) Light Beacon

Rambu Suar adalah sarana Bantu navigasi pelayaran tetap yang bersuar dan mempunyai jarak tampak sama atau lebih dari 10 (sepuluh) mil laut . Rambu Suar dapat membantu untuk menunjukkan kepada para navigator adanya bahaya/rintangan navigasi antara karang, air dangkal, gosong, dan bahaya terpencil serta menentukan posisi dan /atau haluan kapal 57. Spesifikasi Rambu Suar ( Ramsu ) Light Beacon adalah 58: Ciri-cirinya adalah sebagai berikut

- Jarak Tampak Minimum : 15 NM

- Tipe Lampu; Sesuai Standar IALA, tipe lampu revolving, rotating, dan flashing, serta mempunyai karakteristik lampu sebagai berikut:(1). bahaya terpencil, (2) kelompok cerlang dengan satu kelompok terdiri dari dua cerlang dalam satu periode 5 detik, (3) kelompok cerlang dengan satu kelompok terdiri dari dua cerlang dalam satu periode 10 detik, (2). perairan aman dengan karakteristik; (1) cerlang panjang dengan periode 10 detik, (2) cahaya isophasa; (3) cahaya tunggal terputus, (4) cahaya kode morse dengan karakter tunggal

“A”, (5) tanda khusus adalah :((a) kelompok terputus,(b) cerlang tunggal, tetapi bukan cerlang panjang dengan periode 10 detik, (c) kelompok cerlang dengan 1 kelompok terdiri dari empat atau lima, atau (secara luar biasa) enam cerlang.(d)

kelompok cerlang campuran, (e) cahaya kode morse tetapi bukan karakter tunggal “A” maupun “U”;

5) tanda khusus penandaan kapal tenggelam, a) cerlang tunggal, tetapi bukan cerlang

57Peraturan Menteri Nomor PM.25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran, Pasal 1

panjang dengan periode 3 detik, b) cahaya kode morse “D”,c) lateral, a) semua irama/karakter yang direkomendasikan, tetapi termasuk dalam kelompok cerlang campuran, dengan kelompok (2+1) cerlang, dan semata-mata digunakan untuk tanda lateral yang di modifikasi untuk menandai alur yang dianjurkan,b) modifikasi lateral; kelompok pancaran cahaya yang tersusun dengan satu kelompok (2+1) pancaran dalam satu periode tidak lebih dari 16 detik;

7) kardinal; kardinal terdiri : kardinal utara, kardinal timur dan kardinal selatan serta kardinal barat.

Kardinal utara memiliki kharakteristik sebagai berikut: (1) cahaya terus menerus secara sangat cepat, (2) cahaya terus menerus secara cepat.

Kardinal timur memiliki kharakteristik: (1) kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari tiga pancaran dalam 1 periode 5 detik, (2) kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari tiga pancaran dalam 1 periode 10 detik;

Kardinal selatan memiliki kharakteristik; (1) kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari enam pancaran yang diikuti oleh pancaran panjang dengan waktu tidak kurang dari 2 detik dalam satu periode 10 detik, (2) kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari enam pancaran yang diikuti oleh pancaran panjang dengan waktu tidak kurang dari 2 detik dalam satu periode 15 detik;

Kardinal barat memiliki kharakteristik sebagai berikut: (1) kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari sembilan cerlang dalam satu periode 10 detik, (2) kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari sembilan cerlang dalam satu periode 15 detik;

Warna Lampu; (1) bahaya terpencil, perairan aman, dan kardinal berwarna cahaya putih, (2) untuk tanda lateral menggunakan warna cahaya merah atau hijau (3) . untuk tanda khusus menggunakan cahaya warna kuning; dan (4) untuk tanda khusus penandaan kapal tenggelam menggunakan cahaya warna kuning dan biru; Tanda Puncak digunakan untuk: (1). bahaya terpencil, menggunakan tanda puncak berupa 2 (dua) buah bola hitam yang tersusun vertical (2) perairan aman, menggunakan tanda puncak berupa 1 (buah) bola merah, (3) kardinal menggunakan tanda puncak berupa 2 (dua) buah kerucut hitam, (4) tanda lateral menggunakan tanda puncak dengan bentuk silinder merah untuk sisi kiri alur dan kerucut hijau

untuk sisi kanan alur, (5) untuk perairan khusus menggunakan sebuah tanda puncak bentuk “X” berwarna kuning, (6) untuk tanda khusus penandaan kapal tenggelam menggunakan sebuah tanda puncak berbentuk “+” berwarna kuning;

- Jenis Sumber Tenaga : - Sistem Tenaga Surya

- Jenis Konstruksi Atas : (a) Baja Galvanis, (b) Beton Terbuka, (c) Beton Tertutup (d) Steel Chub, (e) Steel Pipe, (f) - Sigle Pipe

- Warna Konstruksi (a) bahaya terpencil menggunakan warna hitam dengan satu atau lebih lajur-lajur merah mendatar (b) perairan aman menggunakan warna merah putih melajur tegak (c) kardinal menggunakan warna, meliputi

Kardinal Utara: puncak keatas dengan karakteristik Lajur hitam diatas lajur Kuning; Sementara kardinal Selatan: puncak kebawah dengan karakteristik Lajur Hitam dibawah lajur Kuning dan Kardinal Barat: puncak ke dalam dengan karakteristik lajur hitam dibawah dan diatas lajur Kuning (Hitam ditengah lajur – lajur Kuning); Kardinal Timur: Puncak keluar dengan karakteristik Lajur Hitam diatas dan dibawah lajur Kuning (Kuning ditengah lajur-lajur Hitam);

Lateral menggunakan warna merah dan hijau, tanda khusus menggunakan warna kuning dan tanda khusus penandaan kapal tenggelam menggunakan warna Kuning biru Melajur tegak. Cara Pengoperasian adalah Otomatis Tanpa Dijaga dengan luas ramsu darat adalah 400 M2

8) Pelampung Suar ( Pelsu ) Light Buoy

Pelampung Suar (Pelsu) Light Buoy adalah sarana bantu navigasi pelayaran apung dan mempunyai jarak tampak lebih kurang dari 6 (enam) mil laut. Pelampung Suar (Pelsu) Light Buoy dapat membantu untuk menunjukkan kepada para navigator adanya bahaya/rintangan navigasi antara lain karang, air dangkal, gosong, kerangka kapal dan untuk menunjukkan perairan aman serta pemisah jalur59. Spesifikasi Pelampung Suar (Pelsu) Light Buoy adalah 60: Jarak Tampak adalah 2 s/d 6 NM, dan jenis lampu suar adalah

a) Jenis Lampu Suar Sesui standart IALA, tipe lampu flashing dengan

karakteristik lampu sebagai berikut : (1) bahaya terpencil yang terdiri dari kelompok cerlang dengan satu kelompok terdiri dari dua cerlang dalam satu periode 5 detik serta kelompok cerlang dengan satu kelompok terdiri dari dua cerlang dalam satu periode 10 detik;

b) perairan aman;(1) cerlang panjang dengan periode 10 detik, (2) cahaya isophas (3) cahaya tunggal terputus, (4) cahaya kode morse dengan karakter tunggal “A”;

c) tanda khusus; (1) kelompok terputus; (2) cerlang tunggal, tetapi bukan cerlang panjang dengan periode 10 detik (3) kelompok cerlang dengan 1 kelompok terdiri dari empat, lima, atau (secara luar biasa) enam cerlang, (4) kelompok cerlang campuran, (5) cahaya kode morse tetapi bukan karakter tunggal “A” maupun “U”;

d) tanda khusus penandaan kapal tenggelam dengan kharakteristik sebagai berikut: (1) cerlang tunggal, tetapi bukan cerlang panjang dengan periode 3 detik, (2) cahaya kode morse “D”, (3) Lateral, (4) semua irama/karakter yang direkomendasikan, tetapi termasuk dalam kelompok cerlang campuran, dengan kelompok (2+1) cerlang, dan semata – mata digunakan untuk tanda lateral yang di modifikasi untuk menandai alur yang dianjurkan, (5) modifikasi lateral; kelompok pancaran cahaya yang tersusun dengan satu kelompok (2+1) pancaran dalam satu periode tidak lebih dari 16 detik;

59Peraturan Menteri Nomor PM.25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran, Pasal 1

Kardinal utara memiliki kharakteristik; (1) cahaya terus menerus secara sangat cepat, (2) cahaya terus menerus secara cepat.

Sementara kardinal timur memiliki kelompok cahaya: (1) Kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari tiga pancaran dalam 1 periode 5 detik, (2) Kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari tiga pancaran dalam 1 periode 10 detik,

Kardinal selatan: kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari enam pancaran yang diikuti oleh pancaran panjang dengan waktu tidak kurang dari 2 detik dalam satu periode 10 detik, kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari enam pancaran yang diikuti oleh pancaran panjang dengan waktu tidak kurang dari 2 detik dalam satu periode 15 detik. Kardinal barat: (1) kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari sembilan cerlang dalam satu periode 10 detik, (2) kelompok cahaya sangat cepat dengan satu kelompok terdiri dari Sembilan cerlang dalam satu periode 15 detik;

Warna Lampu ; (1) bahaya terpencil, perairan aman, dan kardinal berwarna cahaya putih, (2) untuk tanda lateral menggunakan warna cahaya merah atau hijau, (3) untuk tanda khusus menggunakan cahaya warna kuning; dan (4). untuk tanda khusus penandaan kapal tenggelam menggunakan cahaya warna kuning dan biru;

Tanda Puncak memiliki kharakteristik : (1) bahaya terpencil, menggunakan tanda puncak berupa 2 (dua) buah bola hitam yang tersusun vertical, (2) . perairan aman, menggunakan tanda puncak berupa 1 (buah) bola merah, (3) kardinal menggunakan tanda puncak berupa 2 (dua) buah kerucut hitam, (3) tanda lateral menggunakan tanda puncak dengan bentuk silinder merah untuk sisi kiri alur dan kerucut hijau untuk sisi kanan alur, (4) untuk perairan khusus menggunakan sebuah tanda puncak bentuk “X” berwarna Kuning, (5) untuk tanda khusus penandaan kapal tenggelam menggunakan sebuah tanda Puncak berbentuk “+” berwarna kuning. Kharakteristik secara khusus adalah: (a) Diameter : 1 -3 M ( IALA Navigator ). Jenis s Sumber Tenaga :Sistem Tenaga Surya, dan jenis konstruksi adalah Baja Galvanis serta Steel Pipe.

Warna Konstruksi ; (1) bahaya terpencil menggunakan warna hitam dengan satu atau lebih lajur – lajur merah mendatar, (2) perairan aman menggunakan warna merah putih melajur tegak, (3) . kardinal menggunakan warna, meliputi, (a) Kardinal Utara: puncak keatas dengan karakteristik lajur hitam diatas lajur kuning,(b) kardinal Selatan: puncak kebawah dengan karakteristik lajur hitam dibawah lajur kuning, (c) kardinal Barat: puncak ke dalam dengan karakteristik lajur hitam dibawah dan diatas lajur kuning (hitam ditengah lajur – lajur kuning), (d) Kardinal Timur: puncak keluar dengan karakteristik Lajur Hitam diatas dan dibawah lajur Kuning (Kuning ditengah lajur-lajur Hitam)

Lateral menggunakan warna merah dan hijau, sementara rambu suar untuk tanda khusus menggunakan warna kuning.Rambu suar untuk tanda khusus penandaan kapal tenggelam menggunakan warna kuning biru melajur tegak.

Cara Pengoperasian adalah Otomatis Tanpa Dijaga, perlengkapan bahan pelampung dengan alat tambahan Radar Beacon - AIS

Gambar 2.12. Contoh Pelampung Suar (Pelsu) Light Buoy.

9) Tanda Siang (Day Mark)

Tanda Siang (Day Mark) adalah Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran berupa anak pelampung dan/atau rambu siang yang dapat membantu para navigator adanya bahaya/rintangan navigasi antara lain karang, air dangkal, gosong, kerangka kapal dan menunjukan perairan yang aman serta pemisah alur yang hanya dapat dipergunakan pada siang hari61. Spesifikasi bangunan tanda siang adalah Tinggi paling rendah 7,5 m. Sementara jenis konstruksi adalah: (a) baja galvanis, (b) beton terbuka, (c) beton tertutup, atau steel pipe.

Warna konstruksi adalah: (a) bahaya terpencil menggunakan warna , (b) hitam dengan satu atau lebih lajur– lajur merah mendatar, (c) perairan aman menggunakan warna merah putih melajur tegak, (d) kardinal menggunakan warna, meliputi; (1) Kardinal Utara: puncak keatas dengan karakteristik Lajur hitam diatas lajur Kuning, (2) Kardinal Selatan: puncak kebawah dengan karakteristik Lajur Hitam dibawah lajur Kuning, (3) Kardinal Barat: puncak ke dalam dengan karakteristik Lajur hitam dibawah dan diatas lajur Kuning (Hitam ditengah lajur – lajur Kuning), (4) kardinal Timur: Puncak keluar dengan karakteristik Lajur Hitam diatas dan dibawah lajur Kuning (Kuning ditengah lajur-lajur Hitam), (5) lateral menggunakan warna merah dan hijau, (6) tanda khusus menggunakan warna kuning, (7) tanda khusus penandaan kapal tenggelam menggunakan warna kuning biru melajur tegak.

Tanda puncak dengan kharakteristik sebagai berikut; (a) kardinal menggunakan tanda puncak berupa 2 (dua) buah kerucut hitam, (b) tanda lateral menggunakan tanda puncak dengan bentuk silinder merah untuk sisi kiri alur dan kerucut hijau untuk sisi kanan alur, (c) untuk perairan khusus menggunakan sebuah tanda puncak bentuk “X” berwarna kuning.

Untuk lebih jelasnya system lalu lintas kapal di Indonesia yang menggunakan sistem A dapat dilihat ( IALA ) dalam gambar berikut.

Selain itu, untuk kepentingan keamanan dan keselamatan SBNP tersebut dibuat zona keamanan dan keselamatan di sekitar bangunan atau instalasi Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran. Zona keamanan dan keselamatan berfungsi: a) sebagai batas pengaman konstruksi; dan b) melindungi Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran dari gangguan sarana lain. Zona keamanan dan keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:

a) zona terlarang pada area 500 (lima ratus) meter dihitung dari sisi terluar instalasi atau bangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran

b) zona terbatas pada area 1.250 (seribu dua ratus lima puluh) meter dihitung dari sisi terluar zona terlarang atau 1.750 (seribu tujuh ratus lima puluh) meter dari titik terluar instalasi atau bangunan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran.

Di luar zona keamanan dan keselamatan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran dapat dilalui oleh kapal dengan menjaga jarak aman. Sementara di dalam zona keamanan dan keselamatan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran tidak dapat dilalui oleh kapal dan berlabuh jangkar kecuali pada alur sempit, sungai, atau danau yang lebar alurnya kurang dari 500 (lima ratus) meter. Kapal yang berlabuh jangkar pada alur sempit, sungai, atau danau yang lebar alurnya kurang dari 500 (lima ratus) meter wajib menjaga jarak aman paling sedikit satu setengah kali panjang kapal. Begitu juga halnya, kapal negara yang melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan/atau perawatan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran dapat mendekati Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran .

Sesuai dengan Ketentuan IMO – SOLAS Chapter V, telah mengisyaratkan untuk menjamin keselamatan dan keamanan berlayar, perlu dibangun sarana bantu navigasi pelayaran. Berdasarkan statatemen tersebut, IALA - AIMS (The Internastional

Assosiation of Marine Aids to Navigation and Lighthouse Authorities ). Lembaga

tersebut menjelaskan beberapa spesifikasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran ( SBNP ) dengan ketentuan teknis 62:

e.

Ruang Bebas Alur Penyeberangan

Alur pelayaran penyeberangan, terdiri atas 63; a)alur-pelayaran masuk dan di dalam pelabuhan; dan b) alur-pelayaran umum dan perlintasan. Spesifikasi teknis alur pelayaran lintas penyeberangan dilakukan berdasarkan kriteria: a) kedalaman alur; b) lebar alur; dan c) tinggi ruang bebas di bawah bangunan yang melintas di atas alur. Dalam perencanaan spesifikasi teknis alur pelayaran lintas penyeberangan harus memperhatikan: a) karakteristik kapal (sarat, lebar, tinggi tiang, antena ragar, cerobong, dll) yang beroperasi atau direncanakan beroperasi pada alur yang bersangkutan; b) kondisi geografis (pasang surut, kedalaman, gelombang) lintas penyeberangan; c) kemampuan alur pelayaran dengan frekuensi serta beban lalu lintas dan angkutan melewatinya; d) penempatan konstruksi bangunan yang melintas di atas alur pelayaran; dan e) spesifikasi teknis terminal penyeberangan.

Kedalaman alur-pelayaran penyeberangan adalah jarak antara permukaan perairan penyeberangan pada saat air surut terendah dengan bagian dasar perairan. Kedalaman alur dipelabuhan yang dipergunakan untuk daerah olah gerak kapal, kedalamannya harus ditentukan dengan memperhatikan informasi yang diberikan mengenai under keel clearance64.

Gambar 2.15. Ilustrasi Perhitungan Kedalamam Alur Penyeberangan

63Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian pasal 7 ayat (2)

Lebar alur-pelayaran penyeberangan adalah jarak permukaan antara dua tepian perairan penyeberangan yang diukur pada saat air surut terendah yang dianggap aman dan selamat untuk dilayari. Pada alur satu arah lebar dari alur-alur satu arah tidak boleh kurang dari 5 (lima) kali lebar kapal yang terbesar. Pada lebar alur dua arah, lebarnya harus ditambah dengan 3 (tiga) atau sampai 5 (lima) kali lebar kapal yang terbesar ditambah dampak penyimpangan karena arus dan/atau angin. Sedangkan Iebar dalam belokan-belokan alur, lebar tambahan untuk lintasannya berdasarkan panjang P dari kapal, jadi 1/8 x P2/R, dengan R- radius belokan 65. Khusus untuk jalur-jalur pelayaran sempit garis mengemudi lurus yang ditandai, cukup dengan kepanjangan minimal 5 (lima) kali panjang kapal terbesar pada kedua ujung jalur66. Ruang bebas minimal bagi pergerakan atau maneuver sebuah kapal pada suatu alur pelayaran di dalam pelabuhan adalah dengan memperhitungkan jarak aman paling sedikit satu setengah kali panjang kapal, dapat dihitung dengan formula67:

Lbap ≥ 1,5 x Loa meter

Dimana:

Lbap : lebar ruang bebas alur di dalam pelabuhan

Loa : panjang kapal seluruhnya

65Ibid, Pasal 10, 11 dan 12.

66Ibid, Pasal 8.

a). 2 Arah

a). 1 Arah

Tinggi ruang bebas di bawah bangunan atau instalasi yang melintas di atas alur penyeberangan adalah jarak yang diukur dari bagian tertinggi konstruksi kapal dengan bagian bawah bangunan yang melintas di atas alur penyeberangan yang diukur pada saat surut terendah. Toleransi ketinggian bangunan (safety factor) yang melintas di atas alur pelayaran adalah ditentukan sebesar 2 sampai 5 meter dari titik tertinggi kapal (Marine Handbook), setelah memperhatikan:

(1) Data traffic kapal melintas di alur

(2) Kondisi kapal yang tertinggi digunakan sebagai referensi dengan kondisi tidak ada muatan

(3) Dimensi / ukuran kapal (tinggi tiang, antena ragar, cerobong, dll) (4) Kondisi perairan (pasang surut, kedalaman, gelombang)

(5) Penempatan konstruksi bangunan yang melintas di atas alur

Ruang bebas alur penyeberangan yang dilintasi jembatan, dihitung dengan memperhatikan 68: a).bentangan jembatan; b).kepadatan lalu lintas kapal (traffic), dan pesawat udara; c).dimensi kapal; d).kondisi alur; e). air pasang tertinggi; f). tinggi tiang utama kapal; g).gelombang; h).kedalaman perairan; dan i).pilar konstruksi jembatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut;

Gambar 2.17. Ilustrasi Perhitungan Ruang Bebas Atas Alur Penyeberangan

Dimana:

HHWL : Air Pasang Paling Tertinggi (High Highest Water Level) TM : tinggi maximum kapal (m)

SM : freeboard + draft (sarat maksimal) (m)

M : tinggi tiang mast (m)

TK : tinggi muatan (m) / tinggi crane

Fk : faktor keselamatan 10%

Dalam rangka penentuan spesifikasi teknis alur pelayaran lintas penyeberangan, Pemerintah melakukan koordinasi dengan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika untuk melakukan identifikasi dan kajian tinggi gelombang. Tinggi

gelombang pada semua lintas penyeberangan dikelompokkan pada tujuh (7) region

69, sebagai berikut;

a) Region A, dengan tinggi gelombang maksimum 1,25 meter; b) Region B, dengan tinggi gelombang maksimum 1,5 meter; c) Region C, dengan tinggi gelombang maksimum 2 meter; d) Region D, dengan tinggi gelombang maksimum 2,5 meter; e) Region E, dengan tinggi gelombang maksimum 3 meter; f) Region F, dengan tinggi gelombang maksimum 3,5 meter; g) Region G, dengan tinggi gelombang maksimum 4 meter;

Spesifikasi teknis alur pelayaran lintas penyeberangan, terdiri atas:

a) kedalaman alur-pelayaran masuk dan di dalam pelabuhan, dengan ketentuan

70;

d ≥ 1,1 x D Dimana:

d : kedalaman alur D : draft kapal

b) kedalaman alur-pelayaran umum dan perlintasan alur-pelayaran, dengan ketentuan71; h = D + t = D + (t1 + t2 + t3 + t4) dimana: h : kedalaman alur D : sarat/draft kapal

t1: angka keamanan navigasi di bawah lunas kapal dengan jenis tanah dasar alur penyeberangan, sebagaimana tabel berikut;

69Studi Kelaikan Kapal Sungai dan Penyeberangan dengan Daerah Operasi, Balitbang-Dephub, 2007.

70Lampiran SK Dirjen Perhubungan Darat No. HK.206/1/20/DRPD/93 tentang Pedoman Teknis Pemeliharaan dan Pengerukan Alur Pelayaran Perairan Daratan dan Penyeberangan.

71Lampiran SK Dirjen Perhubungan Darat No. HK.206/1/20/DRPD/93 tentang Pedoman Teknis Pemeliharaan dan Pengerukan Alur Pelayaran Perairan Daratan dan Penyeberangan.

Jenis tanah

Angka keamanan berdasar ukuran kapal LOA >185 meter 125<LOA<185 meter LOA < 86 meter Campuran pasir 0,20 0,20 0,20 Pasir 0,30 0,25 0,20 Padat 0,45 0,30 0,20 Keras 0,50 0,45 0,20

t2 : angka keamanan karena adanya gelombang