• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

37

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian studi perilaku dan pakan Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Studi Satwa Primata IPB dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango : Penyiapan Pelepasliaran ini dilaksanakan di PSSP dan TN Gunung Gede Pangrango (Resort Bodogol-Hutan Rasamala) pada bulan Januari 2011 sampai Maret 2011. Lokasi penelitian di PSSP berada di lingkup area PSSP, tepatnya pada kandang Owa Jawa seperti disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Lokasi penelitian studi perilaku dan pakan Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Studi Satwa Primata IPB

4.2. Peralatan dan Bahan

Peralatan untuk pengolahan dan analisis data penggunaan waktu (time

budget) terdiri atas perangkat lunak SPSS ver 17, Microsoft Excell 2007, dan

MiniTab. Peralatan yang digunakan untuk melakukan pengamatan lapangan dalam penelitian ini antara lain: spektogram, binokuler Cannon, kamera Nikon

SLR D80, termometer, altimeter dan bentuk-bentuk enrichment serta lembar kerja

(2)

38

Objek penelitian ini terdiri dari satu keluarga Owa Jawa (5 individu Owa Jawa) yang terdiri atas satu pasang induk dewasa serta tiga anak.

Tabel 8. Nama, jenis kelamin dan umur Owa Jawa di Pusat Studi Satwa Primata (PSSP)

No. Nama Jenis kelamin Umur

1. Ari (Induk) Jantan ± 15 tahun

2. Mimis (induk) Betina ± 15 tahun

3. OJ (anak ke-1) Jantan 6 tahun

4. JLO (anak ke-2) Betina 5 tahun

5. OLA (anak ke-3) Betina -

6. OO (anak ke-4) Jantan 1,5 tahun

4.3. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Istilah data primer digunakan untuk data yang diperoleh secara langsung di lapangan dan berkaitan langsung dalam menunjang pencapaian tujuan dari penelitian. Data ini berupa data enrichment serta perilaku Owa Jawa dikandang dan habitat alaminya. Data sekunder digunakan untuk data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan publikasi yang terkait dengan penelitian ini melalui studi literatur.

4.3.1. Studi literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini. Data sekunder yang diperoleh tediri atas: sejarah Owa Jawa yang berada di Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), penelitian-penelitian lainnya terkait mengenai bio-ekologi Owa Jawa pada umumnya dan perilaku pada khususnya baik penelitian di berbagai habitat alaminya (insitu) maupun penelitian di luar habitat alaminya (eksitu), hal ini dimaksudkan sebagai bahan komparasi semua hal menyangkut bio-ekologi dan perilaku diantara kedua habitat tersebut.

4.3.2. Kondisi Fisik Lingkungan Kandang

Data komponen fisik disekitar kandang Owa Jawa terdiri dari aspek pengandangan (bahan, jenis, bentuk, ukuran dan penempatan kandang serta fasilitas pendukungnya), ketinggian tempat (elevasi), suhu dan kelembaban lingkungan di kandang dan sekitarnya pada pagi, siang dan malam hari dan jarak terdekat dari aktivitas manusia. Pengumpulan data suhu lingkungan ini dilakukan secara berulang selama penelitian dengan ulangan pada pagi, siang dan malam

(3)

39

hari. Ketinggian tempat dan jarak terdekat dari aktivitas manusia dilakukan pada awal pengamatan.

4.3.3. Komponen Biotik Lingkungan Kandang

Komponen biotik di sekitar kandang Owa Jawa yang diukur dan diamati meliputi struktur dan komposisi vegetasi serta jenis vegetasi pakan. Data tersebut dikumpulkan melalui pendataan langsung jenis-jenis dan jumlah tanaman yang berada di dalam dan diluar kandang. Pengambilan data vegetasi tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa kondisi vegetasi akan mempengaruhi komponen fisik disekitar kandang serta berpengaruh terhadap perilaku Owa Jawa.

Selain jenis vegetasi pakan, struktur dan komposisi vegetasi, juga dilakukan pengamatan terhadap strata tajuk untuk mengetahui kontinuitas kanopi pohon. Hal ini dikarenakan menurut Kappeler (1984), Owa Jawa di alam membutuhkan hutan dengan kanopi antar pohon yang berdekatan. Kanopi yang berdekatan dan bersambung (kontinyu) merupakan bagian dari pohon strata B–C. Pohon-pohon pada strata B memiliki tinggi antara 20–30 m dan pada stara C memiliki tinggi antara 4–20 m (Soerianegara & Indrawan 2005).

4.3.4. Pengkayaan Lingkungan

Berbagai informasi bentuk pengkayaan lingkungan dikumpulkan melalui metode observasi langsung dilapangan. Pengukuran ukuran kandang, jenis bahan kandang, fasilitas di dalam kandang (pohon, tali temali sebagai media untuk bergelantungan/brakhiasi, sarang tidur, mainan), jenis pakan, jadwal pemberian pakan, cara pemberian pakan, jumlah dan kualitas pakan, percobaan perangkat auditory untuk merangsang vokalisasi dikandang dilakukan untuk melihat respon dan tingkah laku kelompok yang telah ada dengan adanya vokalisasi tersebut. 4.3.5. Perilaku, Pakan dan Kelompok Sosial

Aktivitas dan Perilaku Owa Jawa

Pengamatan aktivitas harian atau perilaku Owa Jawa di dalam kandang maupun di habitat alaminya dilakukan menggunakan metode time budget. Pengamatan dilakukan setiap hari mengikuti pola aktivitas Owa Jawa yang diurnal, yaitu pada saat Owa Jawa beraktivitas pada pagi hari (pukul 05.30-18.30), pengamatan pada tiap individu di kandang dilakukan dengan menggunakan

(4)

40

metode focal animal sampling dan scan sampling untuk kelompok, untuk kelompok Owa Jawa di TNGGP dilakukan dengan metode adh-libitum sampling (Martin dan Bateson 1993), sedangkan untuk melihat presentase perilaku makro dan mikro tertentu terhadap perilaku lainnya dilakukan dengan metode one zero

sampling.

Berbagai aktivitas dan perilaku Owa Jawa dikandang dan habitat alaminya diamati secara menyeluruh, perilaku dibagi dan dibatasi berdasarkan runtunan akitivitas yang meliputi :

a. Makan (ingestive), yaitu aktivitas yang dimulai ketika satwa mulai melihat makanan/minuman, memilih, mengambil, membawa, memasukkan makanan kedalam mulut, menggigit, mengunyah dan menelannya sampai ketika satwa berhenti makan/minum. Aktivitas ini didefinisikan sebagai satu perilaku utuh. Dalam aktivitas makan ini pun dicatat jenis pakan (alami dan buatan) yang di makan serta diukur nilai kandungan gizinya.

b. Berpindah/bergerak (locomotion), yaitu pergerakan satwa dari satu tempat ke tempat lain, meliputi :

i) Berjalan/berlari, yaitu posisi tubuh dengan cara berdiri diatas dua kaki (bipedal) dilanjutkan dengan melangkahkan kaki kanan dan kiri atau sebaliknya.Berlari dan berjalan merupakan aktivitas yang sama namun berbeda dalam hal kecepatan.

ii) Melompat, dilakukan dengan pijakan/tolakan awal yang diikuti dengan lompatan

iii) Memanjat/menuruni batang atau sarang, dilakukan dengan cara memegang batang/dahan dengan kedua tangan kemudian bergerak kearah vertikal

iv) Berayun/bergantung (brakhiasi), dilakukan dengan menggunakan keempat kakinya, yang dimulai dengan tangan kanan atau kiri secara bergantian dari satu batang/dahan pohon yang satu ke batang/dahan yang lainnya. Dalam kondisi berada dikandang dapat juga terjadi dari satu tali ke tali berikutnya

c. Istirahat, yaitu aktivitas diam yang meliputi duduk dan tidur. Posisi duduk dilakukan dengan menempelkan bagian belakang bawah tubuhnya (pantat)

(5)

41

pada dahan, lantai atau sarang dengan posisi kaki ditekuk atau diluruskan. Aktivitas tidur dapat dilakukan dengan berbagai variasi posisi tubuh, yaitu sambil duduk atau berbaring.

d. Membuang kotoran, meliputi defekasi (pembuangan feses) dan urinasi (pembuangan air seni).

e. Aktivitas sosial, meliputi :

i) Bermain (playing), yaitu aktivitas yang baisanya dilakukan oleh anak-anak sampai individu muda/remaja yang meliputi aktivitas berkejar-kejaran, tarik menarik dan berguling sambil bergulat,

ii) Berkelahi (aggressive/agonistic), yaitu aktivitas yang ditandai dengan ancaman mimik muka/gerak badan, memburu serta baku hantamdan diakhiri dengan kekalahan lawan. Ancaman mimik muka dilihat dari raut muka yang menunjukkan gigi. Memburu merupakan aktivitas mengejar lawan, sedangkan baku hantam ditandai dengan adanya kontak fisik dengan lawan, iii) Menelisik (grooming), yaitu aktivitas mencari kotoran atau ektoparasit dari

tubuh sendiri atau tubuh individu lain. Aktivitas ini dimulai dengan mencari disela-sela rambut tubuh, menjilat dan kemudian mengunyahnya,

iv) Bersuara (calling), yaitu aktivitas mengeluarkan suara baik pada individu betina maupun jantan, namun lebih sering pada individu betina, merupakan bagian dari beberapa perilaku sosial baik yang bersifat agonistik (bertentangan), ingestif (meniru), maupun care solicting (meminta dipelihara). Aktifitas bersuara dilakukan Owa Jawa untuk memberitahukan keberadaannya kepada kelompok lain yang lokasinya berdekatan sekaligus sebagai upaya untuk memperingatkan kelompok lain agar menjauh, hal ini berkaitan dengan usaha untuk menghindari konflik atau kontak langsung antar kelompok. Aktivitas bersuara ini akan didokumentasikan/direkam dengan alat spektogram untuk melihat karakteristik suara antar individu dan maksudnya, adapun pada habitat alaminya berbagai tipe suara Owa Jawa dapat dilihat pada Tabel 9.

(6)

42

Tabel 9. Tipe variasi suara Owa Jawa (Hylobates moloch) No. Tipe suara Individu bersuara

1 Female song bout Betina dewasa, kadang betina pradewasa mengikuti

2 Scream bout Betina dewasa

3 Male song bout Jantan dewasa 4 Disturbance hoot

bout

Seluruh individu 5 Communal call bout Seluruh individu 6 Immature song bout Anakan

f. Kawin (copulation/seksual), yaitu aktivitas hubungan seksual antara satwa jantan dengan betina, dimulai dengan aktivitas untuk menarik perhatian lawan jenis dan kemudian dilanjutkan dengan kopulasi.

g. Perilaku abnormal, aktivitas yang bersifat abnormal diluar kebiasaan sebagai akibat stres pada individu akibat berbagai tekanan.

Berbagai aktivitas sebagai rangkaian perilaku Owa Jawa tersebut dicatat dalam hal lama Owa Jawa melakukan aktivitas (total waktu yang digunakan Owa Jawa untuk melakukan suatu aktivitas), frekuensi aktivitas (jumlah/banyaknya suatu aktivitas dilakukan dalam selang waktu tertentu), transisi/urutan dilakukannya aktivitas.

Pakan dan Pengkayaan Pakan

Dalam aktivitas makan dicatat jenis pakan (alami dan buatan) dan jumlah yang di makan serta diukur nilai kandungan gizinya. Pengamatan untuk melihat tingkat kesukaan terhadap pakan dilakukan saat pemberian pakan, beberapa komponen yang dicatat adalah a) jenis pakan, b) jumlah konsumsi bahan kering, c) urutan jenis pakan yang diambil, d) bagian yang dimakan, e) palatabilitas jenis pakan berdasarkan konsumsi jenis pakan terbanyak, f) konsumsi nutrien (protein, serat kasar, lemak) dan energi. Pengamatan dilakukan dengan metode ad libitum sampling. Bobot pakan yang diberikan pada satu hari ditimbang untuk setiap jenisnya dan sisa pakan keesokan harinya yang masih berada di dalam kandang dikumpulkan dan ditimbang perjenis pakan. Banyaknya pakan yang dikonsumsi dihitung dengan menimbang seluruh pakan yang diberikan dikurangi dengan pakan yang tersisa (gram).

(7)

43

Khusus untuk kelompok hutan rasamala konsumsi berat segar daun, bunga dan buah di estimasi dengan menghitung jumlah pakan yang diambil dan di makan oleh setiap individu. Tiap sampel bahan yang dikonsumsi diambil dan ditimbang sesuai jumlah yang dikonsumsi lalu di analisis proksimat. Pengukuran dilakukan sebanyak 15 kali ulangan, sebagian diambil untuk dianalisis di laboratorium, yang meliputi kandungan protein, serat kasar, lemak dan energi. Kelompok Sosial

Percobaan perangkat auditory dilakukan untuk melihat respon kelompok Owa Jawa di PSSP dan merangsang vokalisasi dan tingkah laku sosial kelompok yang telah ada dengan rangsangan vokalisasi tersebut.

4.4. Pengolahan dan Analisis Data

4.4.1. Durasi, Frekuensi dan Transisi Perilaku

Data yang diperoleh akan disajikan dan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk presentase dan grafik serta secara kualititatif. Penyajian secara deskriptif untuk menguraikan perilaku harian. Penyajian presentase dan grafik untuk menggambarkan proporsi aktivitas.

Metode One-Zero digunakan untuk mendapatkan presentase perilaku makro dan mikro yang diamati dengan menghitung jumlah perilaku sejenis yang dilakukan oleh setiap individu (X) dalam n jam berbanding jumlah seluruh perilaku yang diamati dalam n jam pada individu tersebut (Y)

Presentase perilaku = 100% Y X

x

Analisis kualititatif yang digunakan untuk menguji hipotesis dari bentuk-bentuk aktivitas harian Owa Jawa dilakukan dengan pendekatan uji chi-square (χ2

), uji ini dilakukan pada taraf nyata 0,05 dan 0,01 (Walpole 1995).

k i Ei Ei Oi 1 2 ) ( 2

(8)

44 dimana :

Oi adalah frekuensi pengamatan perilaku ke-i Ei adalah frekuensi harapan ke-i

dengan

Ei = Total baris x Total kolom

Total pengamatan Kriteria uji :

Jika χ2

hitung ≥ χ2tabel maka terima H1

Jika χ2

hitung < χ2tabel maka terima H0

dimana :

H0 = Tingkah laku Owa Jawa di PSSP dan Owa Jawa di habitat alaminya

sama

H1 = Tingkah laku Owa Jawa di PSSP dan Owa Jawa di habitat alaminya

berbeda nyata

4.4.2. Pakan, Aktivitas dan Perilaku Makan serta Pengkayaan Pakan

Untuk mengetahui jenis dan jumlah pakan yang dikonsumsi setiap hari data yang diperoleh ditabulasi dan ditampilkan secara deskriptif dalam bentuk presentase perbandingan dari masing-masing jenis makanan sehingga muncul grafik perbandingannya.

a. Seluruh jenis pakan yang diberikan dicatat dan ditimbang tiap jenisnya (gram), karena pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pagi dan siang hari maka seluruhnya dihitung sebagai pemberian pakan dalam satu hari, sampling dilakukan selama 15 kali ulangan.

b. Urutan jenis pakan yang disukai dan bagian pakan yang dimakan dicatat berdasarkan pakan yang pertama di ambil, yang kedua dan seterusnya, sedangkan jenis pakan yang kurang disukai adalah jenis pakan yang paling akhir diambil dan sudah diambil lalu dibuang

c. Banyaknya pakan yang dikonsumsi diperoleh dengan menimbang seluruh pakan yang diberikan dikurangi dengan pakan yang tersisa (gram) untuk melihat tingkat palatabilitas jenis pakan.

(9)

45

d. Jenis tumbuhan yang dijadikan pakan diambil contohnya kemudian dilakukan uji proksimat terhadap jenis pakan tersebut, senyawa yang dianalisis meliputi kandungan protein, lemak, serat kasar, energi.

4.4.3. Kelompok Sosial

Data yang diperoleh akan disajikan dan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk presentase dan grafik serta secara kualititatif untuk melihat pengaruh kehadiran kelompok yang berbeda terhadap respon individu atau kelompok. Penyajian secara deskriptif untuk menguraikan perilaku sosial yang ditunjukan akibat adanya kelompok lain. Penyajian presentase dan grafik untuk menggambarkan proporsi aktivitas sosial seluruh individu dalam kelompok.

Gambar

Gambar 7.  Lokasi penelitian studi perilaku dan pakan Owa Jawa (Hylobates moloch) di  Pusat Studi Satwa Primata IPB

Referensi

Dokumen terkait

KONSELING KEAGAMAAN BAGI LANJUT USIA

Mendorong keberlanjutan program BDMP melalui sinkronisasi dengan kegiatan SKPD Pemda Bima yang pelaksanaanya diintegrasikan dengan fasilitas yang tersedia di Kampus

Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar suami dari responden mempunyai peran yang baik dalam membantu ibu untuk pemilihan alat kontrasepsi pasca persalinan, yaitu

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif mngenai pengaruh kreativitas belajar IPA dan kerja keras menyelesaikan tugas terhadap prestasi belajar siswa di SD

Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan patch ekstrak etanol bawang merah ( Allium ascalonicum L.) dengan matriks metil selulosa dan penambahan

Dari menentukan latar belakang permasalahan yang akan diangkat menjadi objek penelitian, mengumpulkan data baik verbal maupun visual terkait objek penelitian,

dalam penelitian ini didapatkan konsentrasi aktivitas 90Sr dalam rumput gajah yaitu 24.8 ± 15.6 mBq/kg, nilai ini terlalu kecil untuk digunakan dalam remidiasi tanah, tetapi

Aplikasi perkantoran adalah kumpulan perangkat lunak aplikasi yang berfungsi menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan administrasi perkantoran. Administrasi perkantoran