• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PRODUKTIVITAS BAGIAN PENGOLAHAN SUSU PASTEURISASI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI KOPERASI SAE PUJON)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PRODUKTIVITAS BAGIAN PENGOLAHAN SUSU PASTEURISASI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI KOPERASI SAE PUJON)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PRODUKTIVITAS BAGIAN PENGOLAHAN SUSU PASTEURISASI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

(STUDI KASUS DI KOPERASI SAE PUJON)

PRODUCTIVITY ANALYSIS PROCESSING OF PASTEURIZED MILK USING OBJECTIVE MATRIX METHOD (OMAX)

(A CASE STUDY ON THE PROCESSING UNIT SAE PUJON COOPERATIVE) Moch Ryan Insan Thaufiq1*, Retno Astuti2, Panji Deoranto2

1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UB 2) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UB

*email korespondensi: ryaninsan43@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produktivitas parsial dan kemudian memberikan usulan perbaikan produktivitas pada pengolahan susu pasteurisasi di Koperasi SAE Pujon. Penelitian dilakukan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX). Kriteria-kriteria yang digunakan adalah bahan baku, hari kerja, energi listrik. Untuk penentuan bobot kepentingan kriteria metode yang digunakan adalah Pairwise Comparison (Perbandingan Berpasangan), dengan menggunakan 4 responden. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa tingkat produktivitas parsial dari pencapaian skor masih di bawah rata-rata. Pencapaian skor tertinggi untuk kriteria bahan baku terjadi pada bulan Februari 2013 dengan skor 10. Untuk kriteria hari kerja pencapaian tertinggi didapatkan pada bulan Agustus dan Oktober dengan skor 8. Untuk kriteria energi listrik pencapaian tertinggi didapatkan pada bulan Januari dan Agustus dengan skor 8. Produktivitas total diperoleh dari indeks selama pengukuran periode 2013. Nilai indeks tertinggi terdapat pada bulan April 2013 sebesar +1,312 dan nilai indeks terendah dicapai pada bulan Maret sebesar -0,852.

Kata Kunci: Objective Matrix, Produktivitas,Susu.

ABSTRACT

The objctives of this research were to determine productivity partially and give suggestion of productivity improvement in processing of pasteurized milk in SAE Pujon cooperative. The research conducted using an Objective Matrix (OMAX). The criteria used in this research the raw materials, labor day, electric energy. Pairwise Comparison was used for weight the importance of criteria which was done by 4 respondents. The results of this research showed that the level of accomplishment of partial productivity score was still below average. The highest score of criteria of raw materials obtained in February 2013 with a score of 10. The highest score of labor day obtained in August and October with a score of 8. The highest score of electrical energy obtained in January and August with a score of 8. Total productivity was obtained from the index of productivity measurement in 2013. The highest index was 1.312 in April 2013 and lowest index was -0.852 in March.

Keyword : Milk, Objective Matrix, Productivity

PENDAHULUAN

Susu merupakan salah satu hasil ternak yang dikenal sebagai makanan bernilai gizi tinggi. Kandungan zat gizi susu dinilai lengkap dan dalam proporsi seimbang, sehingga susu bermanfaat menunjang pertumbuhan dan kesehatan tubuh, baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa (Mohamad, 2002). Proporsi kandungan yang ada pada susu yaitu berupa protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh

manusia. Nilai gizi yang tinggi juga menyebabkan air susu mudah rusak karena

merupakan media yang disukai

mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga dalam waktu yang sangat singkat air susu sangat tidak layak untuk dikonsumsi apabila tidak ditangani secara benar (Habibah, 2011).

Koperasi susu yang masih aktif di daerah Pujon adalah Koperasi Susu SAE. Koperasi Susu SAE menghasilkan beberapa produk, yaitu susu segar, susu pasteurisasi dan yoghurt.

(2)

Rata-rata susu pasteurisasi yang mampu dihasilkan tiap harinya adalah 3000 cup/hari.

Perusahaan selama ini belum mengetahui produktivitas pada beberapa sumber dayanya. Salah satu bagian yang perlu dilakukan pengukuran produktivitas adalah bagian pengolahan susu pasteurisasi. Hal ini dikarenakan pada bagian pengolahan susu pasteurisasi berpengaruh pada peningkatan keuntungan perusahaan dengan cara meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dalam memproduksi barang dan jasa. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu pengukuran produktivitas di perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui pencapaian produktivitas di perusahaan. Produktivitas merupakan pengukuran output berupa barang atau jasa dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal, materi atau bahan baku dan peralatan (Cascio, 1998 dalam Almigo, 2004).

Produktivitas pada bagian pengolahan susu pasteurisasi di Koperasi Susu SAE dipengaruhi oleh 3 kriteria yaitu produktivitas penggunaan bahan baku, produktivitas hari kerja, dan produktivitas pemakaian energi listrik. Kriteria tersebut merupakan beberapa input penting yang mempengaruhi produktivitas perusahaan. Metode Objective Matrix (OMAX) mengukur produktivitas dengan menilai kinerja pada tiap-tiap bagian perusahaan secara obyektif, sekaligus mencari faktor-faktor penyebab penurunan produktivitas apabila ditemukan. Dengan menggunakan metode OMAX, pihak manajemen dapat dengan mudah menentukan kriteria apa yang akan dijadikan ukuran produktivitas, sehingga pihak manajemen dapat mengetahui produktivitas unit organisasi yang menjadi tanggung jawab berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria (Henni, 2008).

Pada penelitian ini pembobotan dilakukan dengan cara metode perbandingan berpasangan (Pairwise Comparison) untuk membandingkan antar kriteria. Setelah hasil pengukuran produktivitas diketahui, hasil pengukuran dievaluasi dan diberikan usulan perbaikan produktivitas pada Koperasi Susu SAE Pujon.

Tujuan penelitian yang dilakukan di Koperasi SAE Pujon adalah untuk menentukan produktivitas parsial pada pengolahan susu pasteurisasi di Koperasi Susu SAE Pujon, serta memberikan usulan perbaikan produktivitas pada pengolahan susu pasteurisasi di Koperasi Susu SAE Pujon.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Koperasi Susu SAE Pujon yang berlokasi di Pujon. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai September 2014. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Manajemen Agroindustri, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawiijaya Malang.

Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Pengukuran produktivitas hanya dilakukan

di bagian pengolahan susu pasteurisasi saja.

2. Pengukuran produktivitas dilakukan pada bulan Januari – Desember 2013.

3. Kriteria pengukuran produktivitas yang digunakan adalah produktivitas pemakaian bahan baku, produktivitas hari kerja, dan produktivitas pemakaian energi listrik. Kriteria pengukuran yang digunakan telah sesuai dengan kondisi perusahaan.

4. Output yang dihasilkan berupa jumlah cup susu pasteurisasi

5. Responden untuk kuesioner berjumlah 4 orang.

6. Asumsi penggunaan listrik untuk pengolahan susu pasteurisasi 20% dari total keseluruhan.

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah sistematis yang ditempuh untuk mengungkapkan data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini secara singkat terdiri dari:

1. Survei pendahuluan untuk mengetahui kondisi umum Koperasi SAE Pujon.

2. Studi Literatur

3. Identifikasi masalah dan tujuan.

4. Pemilihan kriteria yang digunakan adalah pemakaian bahan baku, pemakaian hari kerja dan pemakaian energi listrik.

5. Pembuatan kuesioner untuk menentukan bobot (weight) dibuat berdasarkan kriteria produktivitas yang telah ditetapkan.

6. Uji Validitas yang digunakan validitas rupa. 7. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 4 orang yaitu kepala bagian dan asisten kepala bagian susu pasteurisasi, dan 2 tenaga kerja langsung.

8. Pengumpulan data yamg dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi dan kuesioner.

Data yang dibutuhkan dalam pengukuran produktivitas adalah :

(3)

a. Input, yang terdiri dari data jumlah pemakaian bahan baku (liter/bulan), data hari kerja yang terpakai (hari/bulan), data jumlah energi (kwh/bulan).

b. Output, yang terdiri dari jumlah produk yang dihasilkan adalah banyaknya kemasan susu pasteurisasi yang dihasilkan setiap bulan (Cup).

9. Perhitungan Consistency Ratio akan dianalisis menggunakan Microsoft Excel.. 10. Pengolahan dan analisis data dilakukan

dengan menggunakan metode (Objective Matrix) OMAX.

11. Evaluasi produktivitas dilakukan dengan menganalisa skor yang dicapai tiap kriteria.

12. Usulan perbaikan produktivitas. 13. Hasil dan pembahasan.

14. Kesimpulan dan saran

HASIL DAN PEMBAHASAN

Output dan Input Analisis Produktivitas Koperasi SAE Pujon

Periode pengukuran produktivitas dilakukan pada bulan Januari sampai Desember 2013. Output dan input pada analisis produktivitas di Koperasi SAE Pujon ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Output dan Input Produksi Koperasi SAE Pujon pada Tahun 2013

Bulan Output Produk (Cup) Bahan Baku (Liter) Hari Kerja (Hari) Energi Listrik (Kwh) Januari 47593 6160 25 788,405 Februari 44874 5760 23 861,168 Maret 24606 3440 18 857,315 April 29908 4160 17 719,086 Mei 40020 5520 21 911,799 Juni 41851 6000 22 961,129 Juli 36899 5000 20 901,347 Agustus 56846 8240 26 947,677 September 38901 5400 22 891,089 Oktober 52345 7120 24 924,553 November 45304 6280 23 883,532 Desember 43005 6080 21 1068,931

Sumber : Koperasi SAE Pujon (2014)

Analisis Produktivitas

Penentuan Performance tiap Kriteria

Performance kriteria diperoleh dengan menghitung rasio output (jumlah produk yang dihasilkan) dengan sumber daya atau kriteria produktivitas yang telah ditentukan (pemakaian bahan baku, hari kerja, pemakaian energi

listrik) yang digunakan. Nilai performance tiap kriteria dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, nilai performance berfluktuasi. Menurut Eeni (2009), bahwa fluktuasi nilai performance menunjukkan tingkat pencapaian produktivitas belum baik, sehingga perlu dilakukan perbaikan.

Tabel 2. Nilai Performance tiap Kriteria pada Tahun 2013. Bulan Performance Bahan Baku (Kriteria I) Hari Kerja (Kriteria II) Energi Listrik (Kriteria III) Januari 7,726 1903,720 60,366 Februari 7,791 1951,043 52,108 Maret 7,153 1367,000 28,701 April 7,189 1759,294 41,592 Mei 7,250 1905,714 43,891 Juni 6,975 1902,318 43,544 Juli 7,380 1844,950 40,938 Agustus 6,899 2186,385 59,985 September 7,204 1768,227 43,656 Oktober 7,352 2181,042 56,617 November 7,214 1969,739 51,276 Desember 7,073 2047,857 40,232 Jumlah 87,206 22787,290 562,904 Rata-rata 7,267 1898,941 46,909

Sumber: Data Primer, Diolah (2014)

Penentuan Nilai Rata-rata yang Dicapai Selama ini (Level 3)

Nilai-nilai pada level 3 diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai produktivitas yang telah dicapai oleh masing-masing kriteria setiap bulan pengukuran yang dilakukan pada bulan Januari - Desember 2013. Nilai yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Level 3 dari Masing-masing Kriteria

No. Kriteria Produktivitas Level 3 1 Pemakaian Bahan Baku 7,267 2 Pemakaian Hari Kerja 1898,941 3 Pemakaian Energi Listrik 46,909 Sumber: Data Primer, Diolah (2014)

Penentuan Sasaran Produktivitas (Level 10)

Sebelum menentukan sasaran

produktivitas perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Hasil uji normalitas dengan bantuan software SPSS 17, berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa data pengamatan telah berdistribusi normal karena nilai Asymptotic Significance > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semua data berdistribusi normal. Setelah semua data performance berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan penentuan sasaran produktivitas.

(4)

Setiap perusahaan mempunyai target yang ingin dicapai dalam waktu tertentu sesuai dengan kemampuan perusahaan. Target perusahaan tersebut digambarkan pada level 10. Level 10 diperoleh dengan menggunakan rumus Batas Kendali Atas (BKA). Adapun nilai level 10 terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Level 10 dari Masing-masing Kriteria

No Kriteria Produktivitas Level 10

1 Bahan Baku 7,780

2 Hari Kerja 2313,127 3 Energi Listrik 64,829

Sumber: Data Primer, Diolah (2014)

Penentuan Skor Terendah (Level 0)

Level 0 ini diperoleh dengan menggunakan Batas Kendali Bawah (BKB). Hasil perhitungan level 0 ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai level 0 dari masing-masing kriteria

No Kriteria produktivitas Level 0

1 Bahan Baku 6,754

2 Hari Kerja 1484,754 3 Energi Listrik 28,988

Sumber: Data Primer, Diolah (2014)

Penentuan Nilai Produktivitas Aktual (Level 1-2 dan 4-9)

Nilai produktivitas aktual merupakan nilai yang mungkin dicapai sebelum sasaran akhir. Nilai ini berfungsi untuk mengisi matriks yang belum terisi dan merupakan kisaran pencapaian dari nilai terjelek sampai nilai optimal, sehingga dapat diketahui level yang dicapai pada periode pengukuran.

Nilai level 1 dan 2 diperoleh dengan mengurangi level 3 dengan skala interval (0-3), sedangkan level 4-9 diperoleh dengan menambah level 3 dengan skala interval (3-10). Hasil perhitungan skala interval tersebut ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Level 1-10 setiap kriteria

Kriteria I Kriteria II Kriteria III Level

7,780 2313,127 64,829 10 7,705 2253,961 62,269 9 7,632 2194,791 59,709 8 7,559 2135,621 57,149 7 7,486 2076,451 54,589 6 7,413 2017,281 52,029 5 7,340 1958,111 49,469 4 7,267 1898,941 46,909 3 7,096 1760,879 40,935 2 6,925 1622,817 34,961 1 6,754 1484,754 28,988 0

Sumber: Data Primer, Diolah (2014)

Penentuan Skor, Weight, dan Value

Skor merupakan level yang menunjukkan nilai produktivitas (performance) saat pengukuran. Tiap kriteria memiliki tingkat kepentingan atau pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan produktivitas. Oleh karena itu, perlu diberi pembobotan (weight) pada tiap kriteria. Proses pembobotan berdasarkan data kuesioner yang telah diolah dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan (Pairwise Comparison). Dalam metode perbandingan berpasangan, kriteria dan alternatif disajikan dalam satu pasang atau lebih (misalnya ahli atau pengambil keputusan). Hal ini diperlukan untuk mengevaluasi individu alternatif, berasal bobot untuk kriteria, membangun nilai keseluruhan dari alternatif dan mengidentifikasi yang terbaik (Antonio, 2006). Data kuesioner diperoleh berdasarkan informasi responden dari pihak perusahaan, yaitu 2 tenaga kerja langsung dan kepala bagian dan asisten kepala bagian pasteurisasi yang berjumlah 4 responden. Berdasarkan perhitungan, diperoleh bobot untuk masing-masing kriteria seperti pada Tabel 7.

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa kriteria yang mempunyai tingkat kepentingan tertinggi yang berpengaruh terhadap produktivitas adalah kriteria pemakaian bahan baku dengan bobot 0,552. Menurut responden, bahan baku sangat berpengaruh dalam proses produksi untuk menghasilkan produk susu pasteurisasi, karena tanpa adanya bahan baku susu segar maka proses pengolahan tidak dapat berlangsung. Pengaruh yang ditimbulkan adalah jumlah produk dan kualitas yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sinaungan (2003) bahwa faktor pertumbuhan produktivitas yang sangat penting adalah material atau bahan baku. Penggunaan bahan baku terbuang rata-rata mencapai sekitar 40% dari biaya produksi keseluruhan karena perusahaan tidak dapat mengatur pemakaian bahan baku dengan baik.

Tabel 7. Hasil Pembobotan Tiap Kriteria Produktivitas

No Kriteria Produktivitas Bobot

1 Bahan Baku 0,552

2 Hari Kerja 0,3

3 Energi Listrik 0,148

Jumlah 1

Sumber: Data Primer, Diolah (2014)

Kriteria yang menunjukkan tingkat kepentingan kedua yang berpengaruh terhadap

(5)

produktivitas adalah hari kerja dengan bobot 0,3. Menurut responden, pennggunaan hari kerja berpengaruh terhadap hasil output yang dihasilkan.

Kriteria yang mempunyai tingkat kepentingan terendah tetapi juga sangat berpengaruh terhadap produktivitas adalah kriteria pemakaian energi listrik dengan bobot 0,148. Hal ini dikarenakan energi listrik yang digunakan selalu tersedia dan hampir tidak pernah mengalami gangguan pasokan energi, sehingga tingkat kepentingan lebih kecil dibandingkan dengan kriteria yang lain.

Tingkat Score Pencapaian Produktivitas Berdasarkan Tabel 8 tampak bahwa setiap kriteria mempunyai tingkat produktivitas masing-masing yang ditunjukkan dengan skor. Dalam penggunaan bahan baku pembuatan susu pasteurisasi mempunyai tingkat produktivitas tertinggi dengan skor 10 pada bulan Februari 2103. Pada bulan ini dikatakan Koperasi SAE Pujon sudah dapat dikatakan memiliki produktivitas yang baik karena sudah mencapai skor 10 yaitu skor yang diinginkan setiap perusahaan. Skor terburuk terjadi pada bulan Juni dan Agustus 2013 dengan nilai score 1.

Tingkat pencapaian score produktivitas terendah terdapat pada bulan Maret dengan nilai score bahan baku 2, hari kerja 0, energi listrik 0. Bulan itu merupakan bulan dimana sedang terjadi kerusakan mesin pada proses pengolahan susu pasteurisasi. Terjadinya kerusakan mesin berpengaruh terhadap penggunaan hari kerja.

Tabel 8. Hasil Skor produktivitas Tahun 2013.

Bulan Kriteria Bahan Baku Hari Kerja Energi Listrik Januari 9 3 8 Februari 10 4 5 Maret 2 0 0 April 3 2 2 Mei 3 3 2 Juni 1 3 2 Juli 4 3 2 Agustus 1 8 8 September 3 2 2 Oktober 4 8 7 November 3 4 5 Desember 2 5 2

Sumber: Data Primer, Diolah (2014)

Evaluasi Produktivitas Parsial

Kriteria Produktivitas Pemakaian Bahan Baku

Perubahan produktivitas dalam pemakaian bahan baku mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan produktivitas yang dicapai oleh Koperasi SAE Pujon karena tingkat kepentingan pemakaian bahan baku dalam mempengaruhi produktivitas sebesar 55,2%. Perubahan tersebut dapat dievaluasi melalui skor yang menunjukkan performansi produktivitas yang dicapai tiap periode pengukuran yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik skor produktivitas bahan

baku

Berdasarkan Gambar 1 skor yang dicapai oleh perusahaan pada kriteria ini berfluktuasi dengan nilai peningkatan tertinggi terdapat pada bulan Juli 2013 dengan peningkatan +3. Peningkatan ini dikarenakan input bahan baku yang diolah pada bulan tersebut mempunyai kadar lemak yang tinggi, yaitu 4%, kadar lemak pada susu yang dibutuhkan Koperasi SAE Pujon yaitu 3,5% sehingga perlu ada penambahan air untuk bisa mendapatkan kadar lemak tersebut. Menurut Brady (2000) proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.

Fluktuasi penurunan terendah terjadi pada bulan Maret 2013 dengan nilai penurunan -8 dari bulan Februari 2013. Penurunan ini dikarenakan kualitas bahan baku rendah seperti dengan kadar lemak yang didapatkan pada susu segar 3,6% maka akan dibutuhkan sedikitnya penambahan air yang digunakan untuk mencapai lemak yang dibutuhkan oleh Koperasi SAE Pujon. Seperti yang dijelaskan Halpern (2009), bahwa penggunaan bahan baku yang berkualitas dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya.

(6)

Kriteria Produktivitas Pemakaian Hari Kerja

Perubahan produktivitas dalam pemakaian hari kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar pula terhadap perubahan produktivitas yang dicapai oleh Koperasi SAE Pujon karena tingkat kepentingan pemakaian hari kerja mempengaruhi produktivitas sebesar 30%. Perubahan tersebut dapat dievaluasi melalui skor yang menunjukkan performansi produktivitas yang dicapai pada tiap periode pengukuran yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik skor produktivitas hari kerja

Skor kenaikan terbaik didapatkan pada bulan Oktober 2013 dengan peningkatan skor +6 dari nilai sebelumnya. Peningkatan ini dikarenakan permintaan susu pasteurisasi tinggi dari pada bulan sebelumnya. Pada bulan Oktober 2013 penggunaan hari kerja 24 hari kerja dan menghasilkan 52345 cup susu pasteurisasi, tetapi pada bulan September 2013 dengan penggunaan 22 hari kerja mampu menghasilkan output yang lebih sedikit yaitu 38901 cup susu pasteurisasi. Hal ini yang membuat peningkatan nilai skor produktivitas dari bulan sebelumnya.

Tetapi pada bulan September 2013 terjadi penurunan skor menjadi -6 dari bulan sebelumnya yaitu bulan Agustus 2013. Hal ini dikarenakan pada bulan Agustus 2013 dengan 26 hari kerja mempu menghasilkan 56846 cup susu pasteurisasi dan pada bulan September 2013 dengan 22 hari kerja dapat menghasilkan 38901 cup susu pasteurisasi. Hal ini bisa dilihat penurunannya dari nilai performance dari 2186,385 menurun menjadi 1768,227.

Kriteria Produktivitas Pemakaian Energi Listrik

Perubahan produktivitas dalam pemakaian energi listrik juga berpengaruh terhadap produktivitas yang dicapai oleh perusahaan meskipun tingkat kepentingan pemakaian energi listrik hanya sebesar 14,8%. Perubahan tersebut dapat dievaluasi melalui skor dan performance yang menunjukkan performansi produktivitas yang dicapai pada tiap periode pengukuran seperti yang ditunjukkan Gambar 3.

Gambar 3. Grafik skor produktivitas energi

listrik

Berdasarkan Gambar 3 skor yang dicapai perusahaan untuk kriteria pemakaian energi listrik mengalami fluktuasi. Perusahaan mencapai fluktuasi tertinggi yaitu pada bulan Agustus 2013 dengan peningkatan +6 dari bulan sebelumnya. Peningkatan ini dikarenakan pada bulan sebelumnya yaitu bulan Juli output yang dihasilkan adalah 36899 cup susu pasteurisasi dengan penggunaan listrik yang dibutuhkan adalah 901,347 kwh. Berbeda denga bulan Agustus dengan penggunaan listrik 947,677 Kwh mampu menghasilkan 56846 cup susu pasteurisasi.

Berbeda dengan bulan September terjadi penurunan yang drastis dari bulan Agustus 2013 ke bulan September 2013 turun menjadi -6. Terjadi pemborosan listrik yang digunakan untuk pengolahan susu pasteurisasi. Pemborosan ini diakibatkan pada bulan September terjadi kerusakan mesin dan untuk memperbaiki mesin juga membutuhkan listrik. Evaluasi Produktivitas Total

Evaluasi produktivitas total dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat produktivitas total yang dicapai perusahaan. Nilai-nilai yang telah dicapai masing-masing kriteria pada setiap periode pengukuran dijumlahkan untuk mengetahui produktivitas totalnya. Evaluasi dilakukan dengan melihat nilai indeks produktivitas pada performance indicator dalam matrix OMAX. Peningkatan dan penurunan indeks produktivitas total ditunjukkan pada Gambar 4.

(7)

Identifikasi Permasalahan Produktivitas Diagram sebab–akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Diagram ini dipergunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) penurunan (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab tersebut (Bintang, 2005).

Pada tahapan evaluasi produktivitas, dilakukan pula identifikasi permasalahan produktivitas untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab rendahnya pencapaian produktivitas perusahaan selama periode pengukuran saat ini. Menurut Pyzdek (2001), terdapat beberapa faktor permasalahan yang berpengaruh terhadap produktivitas bagian produksi, yaitu material, manusia, mesin, metode, manajemen, lingkungan. Hasil identifikasi permasalahan digambarkan dalam model fishbone diagram seperti Gambar 5 berikut.

Pada faktor manusia, penyebab rendahnya produktivitas karena ketrampilan tenaga kerja kurang. Menurut Mathis (2000), bahwa peningkatan ketrampilan tenaga kerja dapat dilakukan dengan pelatihan tenaga kerja. Pada faktor mesin, penyebab rendahnya produktivitas karena mesin pengemas sering mengalami kerusakan. Seperti yang dijelaskan Pramudya (2006), bahwa kerusakan pada peralatan dapat menghambat pertumbuhan produktivitas dalam perusahaan, dan juga dengan adanya downtime yang terjadi pada salah satu mesin maka secara otomatis proses produksi akan terganggu sampai mesin beroperasi kembali. Kapasitas mesin pada proses pasteurisasi mengalami kendala. Mesin yang tersedia di Koperasi SAE Pujon mampu menghasilkan 3000 cup susu pasteurisasi. Apabila mesin sering dipaksakan untuk menghasilkan 3000 cup tiap hari akan membuat mesin mengalami kerusakan dan akan membuat biaya menjadi tinggi dikarenakan untuk perbaikan terhadap mesin tersebut. Oleh karena itu peningkatan kapasitas mesin harus bisa ditingkatkan tahap demi tahap, seperti yang dilakukan pada bulan April 2013 terjadi

penggantian mesin pengemas dari 2 line menjadi 4 line, sehingga mampu meningkatkan hasil output.

Pada faktor material, penyebab rendahnya produktivitas disebabkan kualitas susu yang kurang memenuhi standar untuk dijadikan susu pasteurisasi. Standar kulitas susu yang ditetapkan oleh Koperasi SAE Pujon untuk susu pasteurisasi adalah mempunyai kandungan protein 2,9%, lemak3,5%, karbohidrat 12,5%, mineral 0,5%. Menurut Astawan (2000) susu merupakan suatu bahan pangan yang kompleks karena mengandung unsur-unsur yang baik bagi pertumbuhan. Kandungan air dalam susu sangat tinggi yaitu sekitar 87,5%, kandungan gula sekitar 5%, protein 3,5%, dan lemak sekitar 3-4%.

Gambar 5. Diagram fishbone penyebab rendahnya produktivitas pada pengolahan susu pasteurisasi.

Usulan Perbaikan Produktivitas

Perbaikan produktivitas diusulkan setelah mengetahui produktivitas yang dicapai oleh perusahaan. Perbaikan dilakukan berdasarkan rata-rata pencapaian produktivitas periode Januari – Desember 2013 karena usulan perbaikan diajukan untuk memperbaiki produktivitas untuk periode berikutnya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan, oleh karena itu pengukuran produktivitas harus dilakukan secara kontinyu.

Tabel 9. Usulan Perbaikan Produktivitas

No Kriteria Rata-Rata Jumlah Usulan

Perbaikan Pemborosan

Performance Sebelum Perbaikan

Performance Setelah Perbaikan

1 Bahan Baku (Liter) 5763,333 5378,601 384,732 7,267 7,780 2 Hari Kerja (Hari) 21,833 18,091 3,742 1898,941 2313,127 3 Energi Listrik (Kwh) 893,003 645,478 247,525 46,909 64,829

(8)

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan analisis data, produktivitas parsial dari semua kriteria pencapaian skor masih di bawah rata-rata. Pencapaian skor tertinggi untuk kriteria bahan baku didapatkan pada bulan Februari 2013 yaitu dengan skor bahan baku 10, untuk kriteria hari kerja didapatkan pada bulan Agustus dan Oktober dengan skor hari kerja 8, untuk kriteria energi listrik didapatkan pada bulan Januari dan Agustus dengan 8.

Pencapaian skor terendah didapatkan pada kriteria pemakaian bahan baku terdapat pada bulan Juni dan Agustus 2013 dengan skor 1. Kriteria hari kerja dan energi listrik terendah pada bulan Maret 2013 dengan skor 0. Produktivitas total dilihat dari indeks selama pengukuran periode 2013. Nilai indeks tertinggi terdapat pada bulan April 2013 sebesar +1,312 dan nilai indeks terendah dicapai pada bulan Maret sebesar -0,852.

Untuk mencapai produktivitas optimal pada masing-masing kriteria berdasarkan pada kinerja perusahaan selama 2013, maka untuk menghasilkan output sebanyak 41846 cup susu pasteurisasi diperlukan bahan baku 5378,601 liter susu segar, pemakaian hari kerja 18,091 hari kerja dan pemakaian energi listrik sebesar 645,478 Kwh. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan memantau proses penerimaan bahan baku, proses pengolahan hingga bahan baku menjadi produk akhir, memberikan target perusahaan atau memberikan hasil minimal output yang dihasilkan perharinya, dan juga melakukan penghematan listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, J. A. 2006. Consistency in the Analytic Hierarchy Process: A New Approach. International Journal of Uncertainty, Fuzziness and Knowledge-Based Systems Vol. 14, No. 4.

Almigo, N. 2004. Hubungan Antara Kepuasan Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal Psyche Vol.1 No.1.

Bintang, M. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Performansi Karyawan. Jurnal Sistem teknik industri. Vol 6. (3).

Brady, J.E. 2000. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta.

Erni, N. 2009. Productivity Measurementusing Omax and Fuzzy Logic At PT AMD. Proceeding International Seminar on Industrial Engineering and Management. Inna Kuta Beach Hotel, Bali December 10th – 11th. ISSN: 1978-774X. Dilihat tanggal 1 Juni 2014.

Habibah. 2011. Pengaruh Lama Pasteurisasi dan Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Air Susu Sapi Perah Friesian Holstein. Jurnal Bioscientiae Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Vol 8 no. 1 hal 1-8. Kalimantan Selatan.

Halpern, L. Miklos K dan Adam S. 2009. Imported Inputs and Productivity. http://www.osun.org/WP3.pdf. Diakses tanggal 20 Juni 2014.

Mathis, R.L. dan John H.J. 2000. Human Resource Management 9th edition. South Western College Publishing. New York.

Mohamad, A. 2002. Sifat Kimia, Fisik dan Mikrobiologis Susu. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro Semarang.

Octavia, C. 2012. Analisis Proses Adopsi Teknologi dengan Metode Partial Least Square dan Penentuan Level of Use. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Pramudya, A. 2006. Analisis Hubungan Produktivitas dan Kualitas Terhadap Proses Bisnis Internal Dengan Metode SEM. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Malang.

Pyzdek, T. 2001. The Six Sigma handbook. McGraw-Hill. New York.Santoso, L.W. dan Setyawan, A. 2009. Pembuatan Aplikasi Sistem Seleksi Calon Pegawai Dengan Metode Analytic Network Process (ANP) di PT. X. Jurnal Teknik Informatika. Universitas Kristen Petra Surabaya.

Sinungan, M. 2005. Produktivitas Apa dan Bagaimana Edisi 2. Bumi Aksara. Jakarta.

Gambar

Gambar  3.  Grafik  skor  produktivitas  energi  listrik
Gambar  5.  Diagram    fishbone  penyebab  rendahnya  produktivitas  pada  pengolahan susu pasteurisasi

Referensi

Dokumen terkait

Konsep Pengembangan SDM Informasi Geospasial UNSUR KEPROFESIAN Pendidikan Akademik + Profesi Diklat/Pelatihan Profesi Memelihara Keahlian (CPD) Universitas Instansi Pemerintah BIG

Sehingga pada penelitian ini, peneliti akan menguji model UTAUT Modifikasi dengan Budaya ( Culture ) sebagai moderator untuk mengetahui niat dan perilaku nasabah didaerah

yang besar terhadap keseluruhan komunitas mangrove di TWAL Teluk Kupang, karena dari enam stasiun pengamatan jenis ini hanya ditemukan di Stasiun V (Desa Tesabela)

Ini berarti norma-norma di bidang Hak Atas Kekayaan Intelektual ditegakkan dengan hukum pidana yang bersanksi negatif khususnya dalam menanggulangi pelanggaran hak merek

bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Pendapatan Asli daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Alokasi.. Belanja Daerah.”

KESDM PLN, ESDM, & Pemprov Rencana terpadu pengembangan energi terbarukan di pedesaan yang sesuai dengan kemampuan 55. Implementasi kebijakan bidang kehutanan

3 Jika saya melanggar ketentuan perpajakan, saya akan mendapat sanksi sesuai dengan pelanggaran yang saya lakukan.. 4 Penerapan sanksi pajak sesuai ketentuan

Sebagai struktur hukum, peran-peran lembaga negara sangat urgen dalam memberikan perlindungan hukum bagi konsumen mengingat asas keselamatan konsumen tidak serta