• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DAN KREATIVITAS SISWA MELALUI METODE PORTOFOLIO MULTISTAGE. Indriyati SMP Negeri 19 Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DAN KREATIVITAS SISWA MELALUI METODE PORTOFOLIO MULTISTAGE. Indriyati SMP Negeri 19 Semarang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika

Vol. 5, No. 1, Juli 2014 ISSN 0854-2172

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DAN KREATIVITAS SISWA MELALUI

METODE PORTOFOLIO MULTISTAGE

Indriyati

SMP Negeri 19 Semarang

Abstrak

Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, siklus satu terdiri dari 3 kegiatan, siklus dua 3 kegiatan, dan siklus tiga 6 kegiatan. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu metode portofolio multistage telah meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa. Hasil belajar siswa meningkat dari prasiklus dengan rata-rata 46,50 menjadi 67,60 pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 69,69, serta pada siklus tiga menjadi 73,52. Sedangkan kreativitas belajar siswa mengalami peningkatan dari nilai rata-rata prasiklus sebesar 66,97 menjadi 69,63 pada siklus I, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 72,84, serta siklus tiga menjadi 81,97. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode portofolio multistage dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa.

© 2014 Dinamika

Kata Kunci: Kreativitas belajar, Hasil Belajar, Metode Portofolio

PENDAHULUAN

Selama ini, dalam proses pembelajaran IPA terjadi kecenderungan guru dengan menggu-nakan metode ceramah, sehingga kondisi kelas menjadi pasif dan hasil belajar siswa kurang opti-mal. Hasil belajar peserta didik dapat dijadikan salah satu tolok ukur keberhasilan guru didalam memilih metode mengajar. Dari hasil awal pembelajaran kelas VIII E ditemukan nilai kognitif dibawah KKM, hanya sekitar 30% siswa berhasil mendapatkan nilai hasil belajar diatas KKM (75). Oleh karena itu peneliti sebagai guru sekaligus fasilitator memilih menggunakan metode mengajar berbasis portofolio multistage untuk menyampaikan materi Berbagai Sistem dalam Ke-hidupan Manusia pada semester I..

Metode portofolio multistage adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud ter-tentu dan terpadu yang di seleksi menurut panduan-panduan yang diter-tentukan secara bertahap dan bersinambungan. Paulson (1994: 60) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Metode portofolio multistage mengajak siswa untuk aktif berkreasi dalam memahami kon-sep IPA melalui tahapan-tahapan yang berjenjang sehingga diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa.

Berdasarakan latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1) apakah penerapan metode portofolio multistage dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII E SMP Negeri 19 Semarang dengan pokok bahasan Berbagai Sistem dalam Kehidupan Manusia?, 2) apakah penerapan metode portofolio multistage dapat meningkatkan kreativitas siswa. 3) pakah penerapan metode portofolio multistage dapat meningkatkan kreati-vitas dan hasil belajar IPA siswa dengan pokok bahasan Berbagai Sistem dalam Kehidupan Ma-nusia?

(2)

por-tofolio multistage yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan pokok bahasan Berbagai Sistem dalam Kehidupan Manusia, 2) untuk mengetahui hasil penerapan metode portofolio

mul-tistage yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dengan pokok bahasan Berbagai Sistem dalam

Kehidupan Manusia, 3) untuk mengetahui hasil penerapan metode portofolio multistage yang dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa dengan pokok bahasan Berbagai Sistem dalam Kehidupan Manusia.

Hasil belajar tersebut digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan pada pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA berdasarkan kuri-kulum 2013 lebih ditekankan pada penyelidikan ilmiah IPA. Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam individu maupun di dalam lingkun-gan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif (Munandar, 1995 : 12). Kreativitas belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan kemampuan formasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya. Menurut Glencoe (1999) portofolio adalah kumpulan dari pekerjaan siswa yang representative yang dikoleksi selama periode tertentu. Portofolio menggambarkan aktivitas siswa dalam sains, yang berfokus pada pemecahan masalah, bernalar dan berpikir kritis, komu-nikasi tertulis, dan pandangan siswa terhadap dirinya sendiri sebagai orang yang belajar sains.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai November 2013 dengan subjek penelitian ini adalah Kelas VIII E, dengan jumlah siswa 32 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada dua, yaitu teknik tes dan teknik proyek. Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan metode portofolio multista-ge. Proyek digunakan untuk mengumpulkan data kreativitas siswa.

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap pe-rencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi (pengamatan dan evaluasi) dan refleksi. Adapun proses per siklus adalah sebagai berikut:

(3)

Tindakan yang dilakukan pada prasiklus, siklus I, siklus II, dan siklus III, antara lain seba-gai berikut:

Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III

Tindakan:

Dalam pembelaja-ran IPA, guru belum menggunakan pem-belajaran dengan me-tode portofolio

mul-tistage

Dalam pembelaja-ran IPA, guru sudah menerapkan pem-belajaran melalui metode portofolio multistage dengan bimbingan pra ek-sperimen mandi-ri, yaitu 3 kegiatan (merangkum, dan 2 praktikum di ru-mah secara mandi-ri dengan LKS damandi-ri guru)

Dalam pembelaja-ran IPA, guru sudah menerapkan pem-belajaran melalui metode portofolio multistage dengan demonstrasi dan bimbingan penuh eksperimen, yaitu 3 kegiatan (meran-gkum, 2 kegiatan demontrasi dan praktikum cara kerja otot, serta pengerasan tulang di sekolah dengan bimbingan guru)

Dalam pembelaja-ran IPA, guru su-dah menerapkan pembelajaran mel-alui metode por-tofolio multistage dengan LKS man-diri dan bimbingan penuh eksperimen, yaitu 6 kegiatan (merangkum, 4 praktikum di seko-lah dengan bim-bingan guru serta siswa membuat LKS secara man-diri, dan membuat peta konsep)

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika; 70% dari seluruh siswa kelas VIII E SMP Negeri 19 Semarang sudah mencapai kreativitas dan hasil belajar dengan nilai > 75 (sama atau di atas nilai kriteria ketuntasan minimum/ KKM).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Ket

Nilai

Hasil belajar Kreativitas belajar

Nilai

terendah tertinggiNilai rata-rataNilai terendahNilai tertinggiNilai rata-rataNilai

Prasiklus 20 68 46,50 60 73 66,97

Siklus I 50 87 67,60 60 76 69,63

Siklus II 58 88 69,69 61 81 72,84

Siklus III 60 82,5 73,52 77 86 81,97

Berdasarkan hasil yang diperoleh, terjadi peningkatan hasil belajar dan nilai kreativitas, nilai rata-rata hasil belajar pada prasiklus 46,50 naik menjadi 67,60 pada siklus I, kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 69,69, dan meningkat pada siklus III menjadi 73,52. Se-jalan dengan nilai hasil belajar, rata-rata nilai kreativitas pun mengalami peningkatan dari 66,97 pada prasiklus meningkat menjadi 69,63 pada siklus I, dan meningkat pada siklus II menjadi 72,84, serta pada siklus III meningkat menjadi 81,97.

Pada kondisi awal siswa kelas VIII E SMP Negeri 19 Semarang pada tahun pelajaran 2013-2014 selama mengikuti pembelajaran IPA banyak yang berbicara sesama teman sehingga situ-asi pembelajaran di kelas menjadi ramai. Suasana kelas ramai bukan karena berdiskusi untuk mempelajari konsep IPA yang sedang dibahas (Metaforfosis Hewan dan Metagenesis Tumbuhan)

(4)

tetapi karena siswa cenderung bergurau sesama teman serta terlihat tidak memperhatikan pe-lajaran, bahkan sebagian siswa pasif dan mengantuk. Situasi kelas yang kurang kondusif untuk pembelajaran berakibat pada kurang baiknya hasil belajar dan kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga nilai rata-rata hasil belajar dan nilai kreativitas belum mencapai KKM, untuk itu dirancang penelitian yang terdiri dari tiga siklus yang berkaitan dengan hasil belajar dan kreativitas belajar. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriyadi, 1994 : 7). Sedangkan Tornace dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1987:34) berpendapat bahwa belajar kreatif adalah “menjadi peka atau sadar akan masalah, kekuarangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada, ketidakharmonisan dan sebagainya. Mengumpulkam informasi yang ada, mem-bataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak ada, mencari jawa-ban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya, menyempurnakan dan akhirmnya meng-komunikasikan hasil-hasilnya”.

Pada siklus I dengan metode portofolio multistage rangkuman, bimbingan pra eksperi-men mandiri, dan eksperi-menjawab soal, nilai hasil belajar eksperi-meningkat sebesar 45,38% dari nilai ha-sil belajar pada prasiklus 46,50 menjadi 67,60 pada siklus I, dan peningkatan nilai kreativitas sebesar 3,97% atau meningkat dari 66,97 menjadi 69,63. Metode portofolio dengan bimbingan pra eksperimen mandiri pada siklus I meliputi, penugasan merangkum materi mengenai faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan dan menjawab soal-soal yang ada di buku paket IPA BSE, membimbing siswa secara klasikal untuk melakukan praktikum secara mandiri di rumah, dan membimbing siswa dalam membuat laporan hasil praktikum. Meskipun terjadi peningkatan dibandingkan nilai prasiklus, nilai ini belum memenuhi kriteria indikator yang ditetapkan yaitu 70% siswa memperoleh nilai > 75, hanya 5 siswa (15,63%) yang mempunyai nilai hasil belajar > 75. Menurut Hamalik (2003), dalam belajar diperlukan pengalaman dasar. Pengalaman dasar berfungsi mempermudah siswa memperoleh pengalaman baru. Siswa merasa sulit memahami suatu generalisasi jika ia belum mempunyai suatu konsep sebagai pengalaman dasar. Pengalaman dasar ini dapat diperoleh melalui beberapa kegiatan seperti membaca, melihat dan mengama-ti langsung, mendengar cerita, observasi, radio, televisi dan sebagainya. Sedangkan portofolio menurut Paulson, F. L., Paulson, P. R., & Meyer, C. (1991), adalah kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan upaya siswa, perkembangan dan prestasi mereka dalam satu bidang atau lebih.

Pada siklus II mengalami peningkatan nilai hasil belajar sebesar 3,09% atau dari nilai hasil belajar pada siklus I 67,60 menjadi 69,69 pada siklus II, dan nilai kreativitas meningkat sebe-sar 4,6% yaitu dari 69,63 menjadi 72,84. Metode portofolio multistage dengan demonstrasi dan bimbingan penuh eksperimen pada siklus II, meliputi merangkum materi mengenai sistem ge-rak pada manusia dan menjawab soal-soal yang ada di buku paket IPA BSE, membimbing siswa secara klasikal untuk melakukan praktikum secara kelompok di sekolah melalui demonstrasi guru, kemudian guru berkeliling untuk membimbing secara langsung prosedur praktikum yang dilakukan siswa, dan merevisi jika terjadi kesalahan prosedur kerja, serta membimbing siswa dalam membuat laporan hasil praktikum. Meskipun mengalami peningkatan, nilai ini belum me-menuhi KKM karena terkendala waktu yang tidak mencukupi. Hal ini dikarenakan siswa belum memanfaatkan waktu yang sudah dirinci oleh guru. Selain itu, perhatian guru terhadap prosedur kerja praktikum siswa tiap kelompok berbeda-beda karena ada beberapa kelompok yang memer-lukan penjelasan lebih, sehingga kelompok lainnya hanya sebentar saat didampingi guru. Untuk itu, diperlukan siklus III dengan membuat peta konsep yang waktunya sudah diperhitungkan (dibuat rumah) dengan dibimbing guru pada pertemuan sebelumnya.

Pada siklus III hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 5,5% atau dari 69,69 menjadi 73,52 pada siklus III, dan nilai kraetivitas meningkat sebesar 12,53% atau dari 72,84 pada siklus II menjadi 81,97 pada siklus III. Metode portofolio multistage dengan LKS mandiri dan bimbing-an penuh eksperimen pada siklus III, meliputi merbimbing-angkum materi mengenai sistem pencerna-an pada mpencerna-anusia dpencerna-an menjawab soal-soal ypencerna-ang ada di buku paket IPA BSE, membimbing siswa

(5)

secara klasikal untuk membuat LKS dan membuat soal-soal yang sudah dijawab sendiri secara mandiri, membimbing siswa dalam membuat laporan hasil praktikum, dan membimbing siswa untuk membuat peta konsep terkait dengan materi sistem pencernaan pada manusia.

Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika 70% dari seluruh siswa las VIII-E sudah mencapai hasil belajar dengan nilai > 75 (sama atau di atas nilai kriteria ke-tuntasan minimum/ KKM). Dari data di atas, indikator keberhasilan kemampuan siswa dalam hasil belajar berbagai sistem dalam kehidupan manusia telah terpenuhi yaitu 75% atau 24 dari 32 anak memiliki nilai > 75. Nilai rata-rata hasil belajar siklus III sebesar 73,36 yang mengalami peningkatan dari siklus II sebesar 69,69. Hasil belajar siswa meningkat dengan adanya meto-de pembelajaran portofolio multistage. Melalui metometo-de pembelajaran portofolio multistage guru memberikan tugas bervariasi, sehingga pengalaman yang dimiliki siswa menjadi yang lebih luas, dan dapat meningkatkan keterampilan, serta percaya diri dalam menyelesaikan tugas (kreativitas siswa meningkat). Tugas yang diberikan pada siklus III diantaranya adalah, merangkum materi system pencernaan pada manusia serta menjawab soal-soal di buku Paket IPA BSE, melakukan kegiatan proyek, yaitu 4 praktikum dengan membuat laporan, membuat LKS secara mandiri dan membuat soal yang sudah dijawab, dan membuat peta konsep sebagai produk. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Mangkoesapoetra (2004), yaitu siswa dapat: 1) memperoleh pen-galaman yang lebih besar tentang masalah yang dikaji, 2) belajar bagaimana cara yang lebih ko-operatif dengan orang lain untuk memecahkan masalah, 3) meningkatkan keterampilan dalam meneliti, 4) memperoleh pemahaman yang lebih baik, 5) belajar bagaimana berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah dan 6) meningkatkan rasa percaya dirinya, karena merasa telah dapat memecahkan masalah. Dengan demikian, hasil belajar siswa semakin meningkat. Meningkatnya hasil belajar, dapat pula meningkatkan daya kreativitasnya.

Berdasarkan peningkatan hasil yang diperoleh, dapat dibuat grafik sebagai berikut:

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

prasiklus siklus I siklus II siklus III

Hasil belajar Kreativitas belajar

Gambar 3. Grafik peningkatan kemampuan hasil penelitian

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode portofo-lio multistage dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas belajar siswa yang dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam pembuatan kelengkapan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa semakin kreatif dalam menjawab soal-soal dan tugas-tugas yang diberikan, hal ini terlihat dari argumentasi siswa dalam memberikan penjabaran soal-soal uraian. Kekreativitasan siswa tidak semata-mata muncul dengan sendirinya, melainkan karena penanaman pendidikan melalui

(6)

ma-teri yang diberikan guru dengan metode portofolio multistage. Metode portofolio multistage ber-manfaat untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Hal senada juga dikemukakan oleh Mues, Fran and Sorcinelli, Mary Deane, Preparing a Teaching Portfolio, (2000) yaitu den-gan portofolio, siswa diberikan kesempatan secara individu untuk berkreativitas, sehingga siswa dapat mengembangkan potensi diri dan hasil belajar dapat meningkat dengan sendirinya.

SIMPULAN

Berdasarkan data hasil observasi dan pembahasan setiap siklus pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan metode portofolio multistage pada materi Berbagai Sistem dalam Kehidupan Manusia Kelas VIII E SMP Negeri 19 Semarang mampu men-ingkatkan,

1. hasil belajar IPA konsep Berbagai Sistem dalam Kehidupan Manusia melalui metode portofolio multistage di SMP 19 Semarang meningkat dari prasiklus dengan rata-rata 46,50 menjadi 67,60 pada siklus I atau mengalami peningkatan sebesar 45,38% dan meningkat pada siklus II menjadi 69,69 atau mengalami peningkatan sebesar 3,09%, serta pada siklus tiga menjadi 73,52 atau mengalami peningkatan sebesar 5,5%, 2. kreativitas belajar IPA konsep Berbagai Sistem dalam Kehidupan Manusia melalui

metode portofolio multistage di SMP 19 Semarang meningkat dari prasiklus dengan rata-rata sebesar 66,97 menjadi 69,63 pada siklus I atau mengalami peningkatan sebesar 3,97%, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 72,84 atau mengalami peningkatan sebesar 4,6%, serta siklus tiga menjadi 81,97 atau mengalami peningkatan sebesar 12,53%,

3. hasil dan kreativitas belajar IPA Berbagai Sistem dalam Kehidupan Manusia melalui metode portofolio multistage di SMP 19 Semarang dapat dilihat dari siswa kekreativitasan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam terangkup dalam tugas portofolio.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2008. Hakikat IPA. <http://masmint.blogspot.com>. Diunduh pada hari Kamis tanggal 30 Sep-tember 2010 pukul 10.23.36.

Departemen Pendidikan Nasional. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP SLTP Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdikbud Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP SLTP Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdikbud Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP SLTP Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdikbud Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP SLTP Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdikbud Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Glencoe (1999). Physics, Priciples and Problems. New york : Mc. Graw-Hill Companies.

Hamalik O. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Hamalik O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.

Indriyani, Yuni dkk “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Mata Pelajaran Ekonomi” Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013 SLTP Mata Pelajaran IPA. Jakarta:

Ke-mendikbud Jakarta

Makmun SA. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mangkoesapoetra, A 2004. Model Pembelajaran Portofolio: Sebuah Tinjauan Kritis. Artikel Pendidikan Network. http//artikel.us/art05-17.html

Munandar, 1995 : 12 Utami Munandar. 1995. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

(7)

Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Siswa Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Munawar I. 2009. Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi). <http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/ hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html>. Diunduh pada tanggal 1 Oktober 2014 pukul 14.23.45 Mues, Fran and Sorcinelli, Mary Deane. 2000. Preparing a Teaching Portfolio. The Center for Teaching

University of Massachusetts Amherst.

Palah A. 2011. Kontribusi Guru Terhadap Perkembangan Individu. <http://abdulpalah.blogspot.com/>. Diunduh pada tanggal 1 Oktober 2014 pukul 15.03.13

Paulson, F. L., Paulson, P. R., & Meyer, C. (1991). What makes a portfolio a portfolio? Educational Leader-ship,48 (5), 60-63

Pomham. 1984. Handbook of psychological and educational assessment of children. New york : Cecil R. Reynolds,Randy W. Kamphaus

Semiawan, Conny. 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta : PT Grasindo

Semiawan dkk (1987). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah : Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta.

Urip Mulyono pada makalah workshop tanggal 22-23 Oktober 2004 di Yogyakarta menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis portofolio adalah suatu inovasi model pembelajaran

Gambar

Gambar 2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 3. Grafik peningkatan kemampuan hasil penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia |

a. Manakah yang merupakan persamaan linier dengan dua variabel ?.. 1) Kemampuan untuk menolak informasi bila tidak benar atau tidak. relevan. Berdasarkan hasil obsevasi,

Likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah dikeluarkan

Dalam pendekatan sistem, pengembangan kinerja kepemimpinan kepala sekolah harus merupakan bagian dari manajemen kinerja SDM pendidikan dengan fokus pada tenaga pendidik, karena

Batuan Piroklastik atau pyroclastics (berasal dari bahasa Yunani πῦρ, yang berarti api; dan κλαστός, yang berarti rusak) adalah Batuan yang memiliki sifat klastik yang

Kategori Paritas * Kejadian Kanker

[r]

In this paper, we present an analysis for an upwind nite dierence solution of a singular perturbation problem on a grid that is generated adaptively by equidistributing a