• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS CAIRAN PERASAN BEBERAPA JENIS TANAMAN. TERHADAP HAMA PERUSAK DAUN MELATI ( Palpita unionalis Hubn. ) Oleh. Pasetriyani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIFITAS CAIRAN PERASAN BEBERAPA JENIS TANAMAN. TERHADAP HAMA PERUSAK DAUN MELATI ( Palpita unionalis Hubn. ) Oleh. Pasetriyani"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

EFEKTIFITAS CAIRAN PERASAN BEBERAPA JENIS TANAMAN TERHADAP HAMA PERUSAK DAUN MELATI ( Palpita unionalis Hubn. )

Oleh Pasetriyani ABSTRAK

Percobaan cairan perasan biji lada (Piper nigrum), biji jarak (Ricinus communis), Jaringao (Acarus calamus ), melinjo (Gnetum gnemon), kenikir ( Cosmos caudarus) terhadap hama perusak daun melati (Palpita unionalis) dilaksanakan di laboratorium Hama Penyakit Fakultas Pertanian Unbar dari bulan Mei sampai dengan Juli 2007. Semua jenis perasan berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva P. unionalis dibandingkan dengan control ( air). Pada 72 jam setelah perlakuan (JSP), larva yang diberi perlakuan P. nigrum memperlihatkan mortalitas tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Mortalitas larva yang diberi perlakuan G. gnemon lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi perlakuan C. caudatus, A.calamus, atau R.communis. Kerusakan daun melati terendah dijumpai pada perlakuan P. nigrum.

ABSTRACT

The experiment of crude water extract “lada” seed (Piper nigrum), :jarak” seed (Acarus calamus), “melinjo” (Gnetum gnemon), “kenikir”(Cosmos caudarus), to control Palpita unionalis, an important pest of Jasminum was conducted in Pest Laboratory Agriculture Faculty, Bandung Raya University starting on Mei untill July 2007. The result showed that all the treatment were effective in controlling the mortality Palpita unionalis compared to control (water). In 72 hour after aplications, crude water ectract “lada” seed (P.nigrum) was the most effective in mortality P.unionalis compared to other subatance. The treatment “melinjo”(G.gnemon) was the most effective in mortality P.unionalis compared C.caudatus, A.calamus, or R.communis. But the treatment P.nigrum was the lowest damage in leave Jasminum.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Melati ( Jasminum sambac ) adalah tanaman hias yang potensial untuk dikembangkan

(2)

2

untuk keperluan industri seperti pewangi teh dan bahan baku parfum. Dalam

pembudidayaannya dijumpai berbagai kendala antara lain serangan hama. Seperti yang

dinyatakan oleh Endah dan Novisan ( 2002), beberapa jenis hama pada tanaman melati

adalah ulat daun P. unionalis, Nausinoe geometralis, hama penggerek bunga Hendecasis

duplifascialis, hama Thrips, dan hama sisik Pseudococcus longispinus.

Hama ulat Palpita menyerang tanaman melati dengan cara memakan epidermis

permukaan daun bagian bawah. Pada serangan berat, daun melati hanya tinggal tulang

daun sehingga tanaman terhambat pertumbuhannya ( Endah dan Novisan, 2002 ). Hasil

pengamatan di beberapa sentra produksi melati menunjukkan bahwa cara pengendalian

yang dilakukan oleh petani dengan menggunakan insekitisida kimia dengan frekuensi dan

dosis yang umumnya berlebihan (Maryam, 1994). Penggunaan insektisida secara tidak

bijaksana akan menyebabkan hama resisten terhadap insektisida, membunuh

musuh-musuh alami, dan membahayakan lingkungan . Salah satu alternatif yang dapat dilakukan

untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penggunaan pestisida nabati (Sudarmo,

2005).

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan, bersifat

mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Lebih dari 2400 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam 235 famili dilaporkan

mengandung bahan pestisida ( Kardinan, 2002). Dalam percobaan ini akan digunakan

cairan perasan beberapa tanaman yaitu biji lada, biji jarak, jaringao, melinjo, dan kenikir

(3)

3 2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan masalah sebagai berikut :

1. Apakah cairan perasan biji lada, biji jarak, jaingao, melinjo, dan kenikir dapat

menyebabkan mortalitas hama Palpita menekan kerusakan pada daun melati?

2. Cairan perasan tanaman manakah yang paling efektif menyebabkan mortalitas

hamaPalpita dan dapat menekan tingkat kerusakan pada daun melati ?

3 . Maksud dan Tujuan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh lima jenis tanaman

sebagai bahan insektisida nabati terhadap hama Palpita pada tanaman melati. Sedangkan

tujuan percobaan adalah untuk mendapatkan cairan perasan dari lima tanaman yang

paling efektif terhadap hama Palpita pada tanaman melati.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Kardinan (2002), tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang

merupakan produk metabolit sekunder dan dapat digunakan sebagai alat pertahanan dari

serangan organisme pengganggu tanaman. Walaupun hanya sekitar 10.000 jenis produk

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi, tetapi sesungguhnya jumlah bahan kimia

pada tumbuhan melampaui 400.000. Lebih dari 2400 jenis tumbuhan yang termasuk

kedalam 235 famili dilaporkan mengandung bahan kimia sebagai pestisida. Seperti yang

(4)

4

pestisida nabati antara lain daun dan biji nimbi, biji sarikaya, daun papaya, biji sirsak,

bunga pyrethrum, biji jarak, ranting dan kulit pacar cina.

Pemanfaatan beberapa jenis insektisida botani untuk mengendalikan hama melati P.

unionalis telah diteliti di SubBalithor Segunung dengan hasil yang cukup memuaskan. Percobaan dilakukan di laboratorium dan hasilnya ternyata biji sarikaya, biji buah nona,

dan biji buah sirsak sangat efektif yaitu 24 jam setelah aplikasi, sedangkan biji nimba dan

biji mahoni baru terlihat efektif 72 jam setelah aplikasi. Kelima biji tanaman tersebut

memperlihatkan mortalitas yang tinggi. Tingkat konsentrasi 60% mampu menimbulkan

kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 20% dan 40%. Biji sirsak

paling efektif terhadap hama Palpita kemudian diikuti oleh biji sarikaya, biji buah nona,

biji nimba, dan biji mahoni (Maryam dan Purbadi, 1997).

Di Indonesia, sejak dahulu telah menggunakan biji jarak sebagai bahan pembasmi

hama di perkebunan kakao dan karet. Biji jarak ini (Ricinus communis) mengandung

alkaloid ricinin yang bersifat insektisidal ( Dalimartha, 2007). Tanaman Jeringao (Acorus

calamus) sering digunakan sebagai pagar kolam ikan untuk mencegah hama berang-berang. Bagian akarnya mengandung minyak yang dapat digunakan sebagai bahan

insektisida yang bekerja sebagai repellent, antifeedant, dan antifertilitas. Sebagai contoh

di Tiongkok dan India akar jeringao dimanfaatkan untuk membasmi beberapa jenis kutu,

di Malaysia untuk membasmi rayap, dan di Filipina untuk mengusir walang sangit

(Kardinan, 2002).

Secara tradisionil , bubuk lada (Piper nigrum) sudah lama digunakan untuk mengusir

(5)

5

berfungsi sebagai insektisida, fungisida, dan nematisida. Pada konsentrasi 0.25% - 0,5%

bubuk lada mampu menanggulangi serangan hama gudang Sitophilus dan dapat bersifat

sinergis dengan racun pirethrin ( Kardinan, 2002). Tanaman melinjo (Gnetum gnemon)

jarang sekali terserang hama, hal ini disebabkan daun melinjo mengandung aroma yang

menyengat dan tidak disukai serangga. (Heviandri, 1989) menyatakan ekstrak daun

melinjo mempunyai efek antifeedant terhadap hamaSpodoptera litura. Tanaman kenikir

(Cosmos caudatus) mengandung senyawa sesquiterpenelactones dan polyacetylenes yang mempunyai rasa pahit dapat menghambat pertumbuhan cendawan , bakteri dan bersifat

antifeedant bagi serangga ( Cahyaningsih, 1989).

Diduga dari lima tanaman yang akan dicoba dalam percobaan ini, akan didapatkan

salah satu cairan perasan tanaman yang efektif terhadap hama P. unionalis.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Penyakit Fakultas Pertanian Unbar

mulai bulan Mei sampai Juli 2007. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok

terdiri atas enam perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas : 1. Cairan perasan

biji jarak, 2. Cairan perasan daun jaringao, 3. Cairan perasan biji lada, 5. Cairan perasan

daun melinjo, 6. Cairan perasan daun kenikir, dan 6. Control (air suling).

Larva P. unionalis yang dikumpulkan dari pertanaman bunga melati di daerah

Cihideung Lembang dimasukkan kedalam kurungan yang didalamnya telah berisi

tanaman melati dalam pot . Setelah menjadi imago maka selama 2 hari imago berkopulasi

(6)

6

dan digantungkan pada salah satu dinding kurungan. Tanaman melati di dalam kurungan

yang telah mengandung telur dipindahkan kedalam kurungan lain dan dibiarkan sampai

telur menetas menjadi larva instar 2 siap digunakan untuk bahan percobaan.

Lima jenis bahan tanaman sebagai perlakuan masing-masing ditimbang dalam

keadaan segar seberat 100 gr. Bahan-bahan tersebut dihaluskan dengan menggunakan

blender sambil diberi pelarut aquadest 200 ml, kemudian disaring menggunakan saringan

kain kasa. Cairan perasan tanaman siap digunakan.

Perlakuan dilaksanakan dengan metode celup (metode residu). Daun melati yang

masih muda berukuran 3 x 2 cm dicelupkan kedalam cairan perasan tanaman selama 60

detik kemudian dianginkeringkan. Kemudian larva Palpita instar 2 sebanyak 10 ekor

yang telah dipuasakan selama 24 jam dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diolesi

kertas tissue. Selanjutnya daun melati yang sudah dikeringanginkan dimasukkan kedalam

cawan petri sebanyak 2 lembar. Pengamatan terhadap persentase mortalitas larva dan

persentase kerusakan daun melati dilakukan pada 24, 48, 72 jam setelah perlakuan.

Cara menghitung kerusakan daun melati menggunakan rumus:

𝑃 = 𝑛𝑥𝑣

𝑁 × 100%

P = Persentase serangan (%)

n = banyaknya tanaman atau bagian tanaman yang diamati

v = nilai skala dari setiap katagori serangan

(7)

7

N= banyaknya tanaman atau bagian tanaman yang diamati

Salah satu contoh mengenai nilai skala dari setiap katagori serangan :

0 = tidak ada serangan terhadap tanaman atau bagian tanaman yang diamati

1 = terdapat serangan dengan luas < 25% terhadap bagian tanaman yang diamati

2 = terdapat serangan dengan luas > 25% - 50% terhadap bagian tanaman yang diamati

3 = terdapat serangan dengan luas >50% - 75% terhadap bagian tanaman yang diamati

4 = terdapat serangan dengan luas > 75% terhadap bagian tanaman yang diamati

(Sumber: Natawigena ,H. 1993)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Mortalitas larva P. unionalis

Efektifitas cairan perasan beberapa jenis tanaman terhadap mortalitas larva Palpita

dapat dilihat pada Gambar 1. Semua jenis cairan perasan tanaman yang diuji berpengaruh

nyata terhadap mortalitas larva P. unionalis. Perlakuan dengan cairan perasan biji lada

mampu mematikan lebih dari 50% pada 24 jam setelah perlakuan (JSP). Perlakuan

lainnya belum mampu mencapai nilai tersebut sampai 72 JSP. Cairan perasandaun

melinjo memperlihatkan persentase mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

daun kenikir, daun jaringao, dan biji jarak.

Tingginya persentase mortalitas larva pada perlakuan dengan biji lada ternyata sesuai

dengan pendapat Kardinan (2002) yang menyatakan bahwa biji lada dapat bersifat

(8)

8

Gambar 1 : Mortalitas Larva Palpita unionalis yang diberi perlakuan cairan perasan

beberapa jenis tanaman.

2. Kerusakan Daun Melati

Efektifitas cairan perasan beberapa jenis tanaman terhadap kerusakan daun melati

dapat dilihat pada Gambar 2. Pada gambar ini terlihat bahwa semua jenis tanaman yang

diuji berpengaruh nyata terhadap kerusakan daun sejak pengamatan 24 JSP ,jadi hal ini

sejalan dengan terjadinya mortalitas larva. Berarti semua jenis tanaman perlakuan mampu

menekan tingkat kerusakan daun melati secara nyata. Sampai 48 JSP, empat jenis

tanaman (daun kenikir, daun melinjo, daun jaringao, dan biji jarak) memperlihatkan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 24 JSP 48 JSP 72 JSP

(9)

9

kemampuan yang relative sama dalam menekan tingkat kerusakan daun melati. Sampai

72 JSP cairan perasan biji lada menunjukkan kemampuan yang lebih tinggi menekan

kerusakan pada daun melati. Secara keseluruhan, selain biji lada, cairan perasan daun

melinjo juga memperlihatkan kemampuan yang lebih tinggi menekan tingkat kerusakan

daun melati dibandingkan dengan daun kenikir, daun jaringao, dan biji jarak.

Gambar 2 : Persetase kerusakan oleh Larva Palpita unionalis pada daun melati yang

diberi cairan perasan beberapa jenis tanaman.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Biji Jarak Daun Jaringao

Biji Lada Daun

Malinjo Daun Kenikir Kontrol 24 JSP 48 JSP 72 JSP

(10)

10 KESIMPULAN

1. Semua jenis perasan tanaman berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva P.

unionalis dan dapat menekan tingkat kerusakan daun melati.

2. Perlakuan biji lada menunjukkan tingkat mortalitas larva P. unionalis lebih tinggi dan

memberikan tingkat kerusakan paling rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Sedangkan cairan perasan daun melinjo menunjukkan tingkat mortalitas lebih tinggi

dan tingkat kerusakan daun yang rendah dibandingkan dengan daun kenikir, daun

jaringao, dan daun jarak.

SARAN

Disarankan dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan perlakuan yang sama

tetapi menggunakan rumah kaca dan di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningsih, R.I. 1989. Pengaruh Ekstrak Daun Kenikir ( Cosmos caudatus) terhadap Repelensi, Penolakan Makanan, Kematian Siophillus zeamais dan Penetasan Telur Spodoptera exigua. Skripsi Fakultas Pertanian IPB , Bogor.

Dalimartha, S. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 5 Pustaka Bunda Jakarta

Endah, J. dan Novisan. 2002. Mengendalikan Hama Penyakit Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta.

(11)

11

Heviandri, R. 1989. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Melinjo ( Gnetum gnemon) pada Kangkung Terhadap Perkembangan Larva Spodoptera litura. Skripsi Fakultas Pertanian IPB Bogor,

Kardinan, A. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasinya. Penebar Swadaya Jakarta.

Maryam A., I. Djatnika, dan Samijan. 1994. Hama dan Penyakit Tanaman Melati serta Beberapa Aspek Bioekologinya. Bull.Penel.Tan.Hias. 2(2). 91-97.

Maryam A. dan Purbadi. 1997. Uji Kemangkusan Beberapa Bahan Insektisida Botani terhadap Hama Perusak Daun Melati Palpita unionalis. J. Hortikultura 7 (1). 550-556

Natawigena,H. 1993. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Penerbit TrigendraKarya, Bandung.

Sudarmo, S. 2005. Pestisida Nabati Pembuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit Kanisius Yogjakarta

Riwayat Penulis

Ir. Pasetriyani ET, MP. adalah Dosen Kopertis Wilayah IV dpk. Di Fakultas Pertanian

Universitas Bandung Raya

Gambar

Gambar  1  :  Mortalitas  Larva  Palpita  unionalis  yang  diberi  perlakuan  cairan  perasan  beberapa jenis tanaman
Gambar  2  :  Persetase  kerusakan  oleh  Larva  Palpita  unionalis  pada  daun  melati  yang  diberi cairan perasan beberapa jenis tanaman

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini mencakup pemaparan mengenai hal-hal berupa kebutuhan siswa dan guru terhadap bahan ajar menulis naskah drama melalui gambar seri pada siswa

9 tahun 2016, salah satu tim penulis yang artikelnya diajukan untuk usulan jabatan akademik Profesor mempublikasikan 6 artikel pada nomor issue yang sama...

Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada objek penelitian yang membawa nilai-nilai islami dalam peranya, sedangkan

Saya mengesahkan bahawa Jawatankuasa Pemeriksa bagi Norizan Binti Che Su telah mengadakan peperiksaan akhir pada 3 Mac 2006 untuk menilai tesis Master Sastera

Gangguan rantai globin tersebut dapat terjadi pada rantai alfa atau rantai beta dan muncul pada individu yang mempunyai sifat homozigot atau heterozigot.. Thalassemia

[r]

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan pada pembagian Laba Per Lembar Saham dan deviden Tunai terhadap harga saham pada perusahaan