• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization WHO pada tahun 2012 kira - kira 3% (3,6juta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization WHO pada tahun 2012 kira - kira 3% (3,6juta)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization WHO pada tahun 2012 kira - kira 3% (3,6juta)

dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Pada tahun 2012, jumlah angka kematian bayi baru lahir (neonatal) di negara-negara ASEAN di Indonesia mencapai 31 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand. Karena itu masalah ini harus menjadi perhatian serius. Adapun penyebab kematian bayi, yaitu: bayi berat lahir rendah, asfiksia, trauma jalan lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain dan kelainan konginetal. Banyak faktor yang mempengaruhi angka kematian tersebut diantaranya asfiksia 27% yang merupakan penyebab kedua kematian bayi baru lahir setelah bayi berat lahir rendah (WHO, 2012).

Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita di Indonesia masih cukup tinggi dan merupakan salah satu masalah utama kesehatan. Menurut Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) 2015, target Indonesia terkait penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian bayi (AKB) 23 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKABA) 32 per 100.000 kelahiran hidup. Informasi terakhir dari Survei Demografi Kesehatan

(2)

Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan AKI masih 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 100.000 kelahiran hidup dan AKABA 44 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) dan AKABA dalam 5 tahun terakhir menunjukkan tren penurunan, namun tren AKI diperkirakan tidak akan dapat mencapai target MDGs (MDG’s 2015).

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia, yang menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu Asfiksia, Bayi Berat Lahir Rendah, dan Infeksi. Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2012 menyatakan bahwa presentase AKB sebesar 32%. Capaian penanganan neonatal dengan komplikasi mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 51,47% menjadi 59,68% pada tahun 2014. Di provinsi Jawa Tengah capaian neonatal teringgi berada pada urutan ketiga sebesar 84,56%. Angka Kematian Bayi di Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 5,865 kasus. Capaian kasus tertinggi pada Kota Rembang sebesar 17,12 kasus, Banjarnegara 16,61 kasus, Salatiga 15,96 kasus, Temanggung 15,17 kasus, Magelang 15,02 kasus, dan dikota Semarang jumlah AKB sebesar 8,42 kasus. Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu Asfiksia, Berat Badan Lahir Rendah dan Infeksif (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013).

Dari penelitian yang didapatkan di Indonesia prevalensi bayi lahir prematur adalah 121 (8,56%) bayi dari 1413 bayi baru lahir, Prevalensi asfiksia dari bayi lahir prematur 35 (28,92%) bayi yang terdiri dari 30 (24,79%) bayi asfiksia ringan-sedang 5 (4,13%) bayi asfiksia berat. Berat badan bayi lahir prematur yang asfiksia berada diantara rentang 1500-2500

(3)

gram yaitu sebanyak 30 (85,57%) bayi, diantara rentang 1000-1449 gram sebanyak 3 (8,57%) bayi, dan <1000 gram sebanyak 2 (5,71%) bayi. Asfiksia lebih banyak terjadi pada bayi yang dilahirkan dengan seksio sesaria yaitu sebesar 19 (54,28%) bayi dari pada cara persalinan spontan sebesar 13 (37,11%) bayi dan cara persalinan dengan vakum ekstrasi sebesar 3 (8,57%) bayi.

Asfiksia itu sendiri merupakan keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara sepontan dan teratur setelah lahir. Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis. Kematian bayi terjadi mulai dari 0-6 hari. Penyebab Asfiksia tersebut adalah karena faktor ibu yang meliputi Preeklamsi dan Eklamsi, perdarahan abnormal yang disebabkan plasenta previa atau solusio plasenta, dan kelahiran premature (Marmi & Kukuh, 2012)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal terdapat hasil jumlah kelahiran di Kabupaten Kendal di tahun 2014 dengan angka 15.937 kelahiran. Dari total keseluruhan jumlah kelahiran bayi tersebut terdapat 6,84 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 109 bayi yang meninggal disebabkan karena asfiksia pada tahun yang sama. Apabila dibandingkan dengan tahun 2013, ada penurunan kematian bayi, yaitu 153 bayi yang meninggal pada tahun 2013 disebabkan karena asfiksia (Profil Dinkes Kabupaten Kendal, 2014).

Di Kabupaten Kendal terdapat tiga rumah sakit yakni diantaranya RSUD Soewendo, RSI Muhammadiyah Kendal, dan RS Baitul Hikmah. Dari data

(4)

tahun 2015 bulan November RSI Muhammadiyah Kendal terdapat 15 kasus asfiksia. (Rekamedik RSI Muhammadiyah Kendal, 2015).

Berdasarkan data di atas peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul "Asuhan kebidanan Neonatal Patologis dengan Asfiksia" di RSI Muhammadiyah Kendal, karena melihat dari data kunjungan pasien RSI Muhammadiyah Kendal tersebut dalam kurun waktu satu tahun terakhir lebih banyak dari RSUD Dr. H. Soewondo, rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit yang menjadi tempat rujukan rumah sakit lain, puskesmas dan bidan kendal, sehingga memungkinkan peneliti dapat menemukan pasien bayi baru lahir dengan Asfiksia.

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Patologis dengan Asfiksia di RSI Muhammadiyah Kendal?”

C. Tujuan Umum 1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Patologis dengan Asfiksia di RSI Muhammadiyah Kendal berdasarkan pendekatan manajemen Kebidanan Hellen Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian/pengumpulan data pada bayi baru lahir patologis dengan asfiksia.

b. Mahasiswa mampu menginterprestasikan data pada bayi baru lahir patologis dengan asfiksia.

c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa masalah potensial pada bayi baru lahir dengan asfiksia.

d. Mahasiswa mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera pada bayi baru lahir patologis dengan asfiksia.

e. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir patologis dengan asfiksia.

f. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir patologis dengan asfiksia.

(6)

g. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada bayi baru lahir patologis dengan asfiksia. h. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisa kesenjangan

yang ditemukan antara teori dengan kenyataan di lahan. D. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Pasien bayi baru lahir patologi dengan asfiksia 2. Tempat

Ruang Perinatologi di Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Kendal 3. Waktu

Dimulai sejak bulan Maret sampai bulan April E. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada asuhan kebidanan bayi baru lahir patologis dengan asfiksia.

2. Manfaat praktis

a. Bagi instansi kesehatan

Bidan dapat meningkatkan keterampilannya, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal sesuai dengan teori asuhan kebidanan bayi baru lahir patologis dengan asfiksia.

b. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dengan adanya asuhan kebidanan bayi baru lahir patologis dengan asfiksia dapat memberikan masukan dalam sistem

(7)

pendidikan, terutama untuk materi perkuliahan dan memberikan gambaran serta informasi bagi mahasiswa selanjutnya

c. Bagi pasien

Memberikan informasi kepada orang tua tentang pengetahuan bayi baru lahir patologis dengan asfiksia.

F. Metode Memperoleh Data

Dalam pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu :

1. Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab langsung terhadap orang tua pasien, keluarga dan semua tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam rangka pengumpulan data subyektif yang berhubungan dengan kesehatan pasien. 2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dengan melakukan pengamatan dan asuhan kebidanan pada klien dengan menggunakan panca indra.

3. Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan dengan memakai panca indra. Tujuannya untuk memastikan keadaan pasien Misalnya :melihat pasien apakah bernafas secara spontan, reflek, warna kulit, menangis atau merintih, dan lain-lain.

(8)

4. Studi Kepustakaan

Penulis mengambil sumber-sumber maupun artikel dari buku untuk acuan penulisan yang berhubungan dengan ibu hamil dengan Asfiksia.

(9)

G. Studi Keaslian

Tabel 1.1 Keaslian Studi Kasus

No. Judul, Nama, Tahun Penatalaksanaan Hasil 1. Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Baru Lahir Ny.K dengan Asfiksia Sedang di RB Restu Sragen (2011)

Membebaskan jalan nafas dari mulut hingga hidung, memberi rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi, memberikan oksigen 2 liter/menit, injeksi vit K 1 mg, secara IM, mengobservasi pernafasan tiap 4 jam.

Asfiksia teratasi, keadaan umum: bayi baik, bayi tidak hipotermi.

2. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. B Dengan Asfiksia Ringan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Diva Oktikasari (2013)

Mengeringkan dan membungkus bayi dengan kain, membersihkan jalan napas, membersihkan badan, memotong tali pusat, melakukan IMD selama 1 jam, memberikan injeksi vit K, memberikan salep mata, mengobservasi suhu tubuh, meletakan bayi dalam inkubator, memberitahu ibu tentang keadaan bayi.

Bayi sudah dapat menangis, bayi sudah bisa bernafas, bayi tidak hipotermi, bayi sudah diletakan kedalam inkubator, dan ibu sudah mengetahui keadaan bayi.

3. Asuhan Kebidanan Pada

Bayi Baru Lahir Ny. M Dengan Asfiksia Berat Di RSKDIA Pertiwi Makasar Desy Rustiwati R. (2014) Menghangatkan dan mengeringkan tubuh bayi, menilai frekuensi jantung, pernafasan dan warna kulit, memberikan oksigen 3 liter/menit, melakukan resusitasi, memberikan vit K 0,5 ml/IM dan salep mata oxytetracylin 1 %, merawat tali pusa.

Bayi sudah bernafas spontan, bayi dapat menangis, walaupun agak merintih, warna kulit kemerahan, jalan napas telah bersih, pergerakan dan tonus otot sudah aktif, tanda tanda vital nadi : 120x/menit

Suhu : 36,8ºC

Pernapasan : 36x/menit. 4 Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia di RSI Muhammadiyah Kendal Ristia Ana Wiyantia (2016)

Menghangatkan dan mengeringkan tubuh bayi, menilai frekuensi jantung, pernafasan dan warna kulit, memberikan oksigen, melakukan resusitasi, memberikan vit K, dan salep mata oxytetracylin, merawat tali pusat.

By. Ny. A dengan asfiksia ringan dan Kejang meninggal dunia pada tanggal 26 April 2016, keluarga meminta pulang paksa disebabkan ekonomi tidak mencukupi, sehingga kurangnya perawatan khusus.

(10)

Penelitian Ristia Ana Wijayanti tahun 2016 dengan judul asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu waktu dan tempat.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pendapat Smith dan Chaffey, “ internet marketing atau biasa di sebut juga sebagai digital marketing merupakan inti dari sebuah ebusiness, dengan semakin dekatnya

Difusi Inovasi Progam Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (Studi Deskriptif Kualitatif Difusi Inovasi Progam Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (BKMKS)

Skripsi yang berjudul: “ Collaborative Governance dalam Program Generasi Berencana di Kabupaten Karanganyar” adalah karya saya sendiri dan bebas dari plagiat, serta tidak

Menulis selain mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, juga dapat menumbuhkan keberanian dan percaya diri (Yunus dkk., 2013: 1.6). menganalogikan menulis seperti

Segenap Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama kuliah.i. Kedua orang tua,

Pada penelitian ini akan dibuat sebuah aplikasi konfigurasi Asterisk VoIP server berbasis web yang dapat digunakan untuk konfigurasi Asterisk dengan menggunakan teknik

Dalam kenyataan tidak sedikit orang berambisi untuk menduduki jabatan terhomat atau jabatan istimewa baik yang ada di pemerintahan, kantor, sekolah, dan Gereja. Orang yang

BP ( Broken Pekoe ) Berasal dari tangkai daun teh, tulang daun teh muda, memiliki ukuran yang besar, pendek, dan berwarna hitam.. BT ( Broken Tea ) Partikel serbuk agak