• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN REVERSE OSMOSIS (RO)

Reverse Osmosis adalah kebalikan dari fenomena osmosis. Osmosis merupakan fenomena pencapaian kesetimbangan antara dua larutan yang memiliki perbedaan konsentrasi zat terlarut, dimana kedua larutan ini berada pada suatu bejana dan dipisahkan oleh lapisan semipermeable. Kesetimbangan terjadi akibat perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut tinggi. (D.Ariyanti, I N. Widiasa 2011).

Gambar 2.1 Reverse Osmosis (Sumber: Bisa Kimia, 2017)

(2)

Gambar 2.2 Skema dasar prinsip kerja mesin reverse osmosis (Sumber: Bisa Kimia, 2017)

Prinsip kerja mesin R.O ialah air baku atau air tanah yang akan di olah kemudian di saring dengan pasir silika, karbon aktif, mangan, dan kemudian di tampung ke tangki yang siap di olah. Tahap berikutnya ialah air yang setengah jadi pemurnian itu kemudian di hisap dengan pompa dan di alirkan ke membran. Disinilah air di saring dan di olah dimana air bersih yang layak di konsumsi dan di mana air kotor yang tidak layak di konsumsi di pisahkan.

2.2 SEJARAH REVERSE OSMOSIS

Proses osmosis melalui membran semipermeabel pertama kali diamati pada 1748 oleh Jean Antoine Nollet. Selama 200 tahun berikutnya, osmosis hanya sebuah fenomena yang diamati di laboratorium. In 1949 the University of California at Los Angeles (UCLA) Pada tahun 1949 di University of California di Los Angeles (UCLA) menyelidiki pertama

(3)

Desalinasi air laut dengan menggunakan membran semipermeabel. Para peneliti dari kedua UCLA dan University of Florida berhasil diproduksi air tawar dari air laut pada pertengahan 1950-an, tetapi fluks terlalu rendah untuk komersial. Pada akhir tahun 2001, sekitar 15.200 tanaman Desalinasi di operasi atau dalam tahap perencanaan di seluruh dunia.

Semipermeabel membran kumparan digunakan dalam desalinization. Secara formal, reverse osmosis adalah proses memaksa pelarut dari daerah konsentrasi zat terlarut tinggi melalui membran semipermeabel kepada daerah konsentrasi terlarut rendah dengan menerapkan tekanan yang melebihi tekanan osmotik. Selaput digunakan untuk reverse osmosis memiliki lapisan penghalang yang padat dalam matriks polimer di mana sebagian besar terjadi pemisahan. Dalam kebanyakan kasus, membran ini dirancang untuk hanya mengijinkan air melewati lapisan padat ini sementara mencegah bagian dari zat terlarut (misalnya garam ion).

Proses ini memerlukan tekanan yang tinggi akan diberikan pada konsentrasi tinggi sisi membran, biasanya 2-17 bar (30-250 psi) untuk air tawar dan payau, dan 40-70 bar (600-1000 psi) untuk air laut, yang memiliki sekitar 24 bar (350 psi) tekanan osmotik alam yang harus diatasi. Proses ini terkenal karena penggunaannya dalam Desalinasi (mengeluarkan garam dari air laut untuk mendapatkan air tawar), tapi sejak awal 1970-an ini juga telah digunakan untuk memurnikan air bersih untuk keperluan medis, industri, dan domestik aplikasi.

Osmosis menggambarkan bagaimana pelarut bergerak antara dua solusi yang dipisahkan oleh membran semipermeabel untuk mengurangi konsentrasi perbedaan antara solusi. Ketika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda terlarut dicampur, jumlah total zat terlarut dalam dua solusi akan terdistribusi secara merata di jumlah total pelarut dari kedua solusi. Alih-alih mencampur dua solusi bersama-sama, mereka dapat diletakkan dalam dua kompartemen di mana mereka dipisahkan dari satu sama lain dengan membran semi permeabel. Membran semipermeabel tidak membolehkan zat terlarut untuk berpindah dari satu kompartemen ke yang lain, tetapi memungkinkan pelarut untuk bergerak. Karena kesetimbangan tidak dapat dicapai oleh pergerakan zat terlarut dari kompartemen dengan konsentrasi terlarut tinggi kepada orang dengan

(4)

daerah konsentrasi terlarut rendah ke daerah-daerah konsentrasi zat terlarut tinggi. Ketika pelarut bergerak jauh dari daerah konsentrasi rendah, hal itu menyebabkan daerah ini menjadi lebih terkonsentrasi. Di sisi lain, ketika pelarut bergerak ke daerah-daerah konsentrasi tinggi, konsentrasi terlarut akan berkurang.

Dalam reverse osmosis, dalam setup yang sama seperti yang di osmosis, tekanan diberikan ke kompartemen dengan konsentrasi tinggi. Dalam kasus ini, ada dua gaya yang mempengaruhi gerakan air: tekanan yang disebabkan oleh perbedaan dalam konsentrasi zat terlarut antara dua kompartemen (tekanan osmotik) dan tekanan eksternal. (ionicshexa.2010).

2.3 KOMPONEN UTAMA SISTEM REVERSE OSMOSIS

2.3.1 Sedimen

Menurut (Alam,2008,p.36-38). berfungsi untuk penyaringan flock- flock melayang (halus) yang tersuspensi didalam air, karena tidak menutup kemungkinan air hasil penyaringan pada filter konvensional masih mengandung flock-flock halus. Pada sistem Reverse Osmosis air hasil penyaringan dari filter konvensional masih harus melalui proses penyaringan dengan media sediment, media ini berfungsi untuk pe 777 nyaringan flock-flock melayang yang tersuspensi didalam air, karena tidak menutup kemungkinan air hasil penyaringan pada filter konvensional masih mengandung flock-flock yang tersuspensi.

Gambar 2.2 Media Sediment (Sumber : Alam, 2008)

(5)

2.3.2 Karbon Aktif

Fungsi dari media ini tidak berbeda dengan media karbon aktif yang dipakai pada sistem konvensional, disini pun untuk penyerap gas, penyerap logam, menghilangkan polutan mikro misalnya zat organik, bau, phenol dan lain sebagainya. Yang membedakan hanyalah wadah dari carbon aktif in terbuat dari tabung yang dilapisi oleh penyaring.

Gambar 2.3 Media Karbon Aktif (Sumber : Alam, 2008)

2.3.3 Media Chlorin

Pada media ini fungsinya sebagai desinfektan, yang bertujuan untuk membunuh bakteri-bakteri pathogen yang terdapat dalam air. Sehingga air yang telah melalui media ini akan terbebas dari bakteri-bakteri pathogen dan juga mikro organisme penyebab penyakit. Setelah itu air akan diteruskan ke dalam membran Reverse Osmosis, dimana fungsi dan pengertiannya telah diuraikan diatas.

(6)

Gambar 2.4 Media Chlorin (Sumber: Alam, 2008) 2.3.4 High Pressure Pump

Fungsi utama High presure pump atau pompa air dorong adalah untuk memenuhi distribusi air pada lokasi dengan jarak atau ketinggian tertentu yang secara teknis sulit di jangkau dengan maksimal jika hanya menggunakan pompa air sumur dengan spek total head yang rendah dengan pompa bertekanan tinggi penggunaan pompa dorong sudah lazim digunakan sebagai penyuplai air agar memperoleh debit yang maksimal. Kondisi tertentu, pompa air high presure juga di fungsikan sebagai penambah tekanan air dari profil tank menuju pipa pipa distribusi jika area yang ingin di layani cukup banyak, dan berkemungkinan akan bekerja secara bersamaan ketika membuka kran air.

Gambar 2.5 High Pressure Pump (Sumber: Alam, 2008)

(7)

2.3.5 Tabung Fiber

Tabung Fiber di gunakan untuk wadah tempat pasir silica, karbon aktif, serta tempat resin. Digunakan untuk filterisasi air yang menggunakan tabung sebagai wadah dari filter yang berupa media, mempunyai fungsi sebagai filter dari polutan yang dikandung oleh air. Air yang mengandung polutan dialirkan melalui dalam tabung yang terdapat media dalam tabung tersebut. Media itu akan memisahkan polutan dari air. yang melalui tabung filter akan menjadi bersih dari kandungan polutan yang tidak dikehendaki, meskipun tidak akan 100%. Air tersebut selanjutnya akan digunakan untuk proses.

Gambar 2.6 Tabung Fiber (Sumber: Alam, 2008)

2.3.6 Posh Carbon

Sebagai metode penyaringan yang menggunakan sepotong karbon aktif untuk menghilangkan kontaminan dan kotoran, memanfaatkan adsorpsi kimia. Setiap bagian dari karbon ini dirancang untuk memberikan bagian besar luas permukaan, untuk memungkinkan kontaminan eksposur yang paling mungkin untuk media filter. karbon ini umumnya diaktifkan dengan muatan positif dan dirancang untuk menarik kontaminan air bermuatan negatif.

(8)

Gambar 2.7 Posh Carbon (Sumber: Alam, 2008) 2.3.7 Membran

Membran RO atau biasa disebut Membran Reverse Osmosis adalah membran yang terbuat dari selaput semipermeable yang dapat diisi ulang yang berfungsi untuk menyaring atau memfilter air dari kandungan logam, virus atau bakteri sehingga menghasilkan air murni bebas dari pencemaran.

Membran ini dapat menurunkan tds (total dissolved solid) karena mempunyai ukuran pemfilteran yang sangat halus yaitu mencapai 1/10.000 mikron atau setara dengan sehelai rambut di bagi satu juta. Dengan ukuran sekecil ini maka virus, bakteri dan kandungan logam akan tersaring dimana ukuran membran ro jauh lebih kecil dari ukuran virus, bakteri dan kandungan logam.

Gambar 2.8 Membran Reverse Osmosis (Sumber: Alam, 2008)

(9)

Jenis-Jenis Membran Reverse Osmosis terbagi menjadi beberapa bagian berdasarkan keperluannya:

1. Berdasarkan TDS Input a. Tap Water Membran:

Sesuai namanya, membrane jenis ini diperuntukan untuk mengolah air keran menjadi air yang siap dikonsumsi. Biasanya membrane jenis ini digunakan pada instalasi rumah tangga. Batas maksimum TDS yang masuk untuk Tap Water Membrane adalah 500 mg/L. (PT.CHEMINUSA, 2016).

b. Brackish Water Membran :

Jenis membrane yang satu ini, banyak digunakan oleh Perusahaan Pembuat RO untuk instalasi water treatment pada dunia Industri. Hal ini dikarenakan range kekuatan pemisahan membrane ini memiliki tingkat yang cukup tinggi. Range Dari Brackish Water Membrane adalah diangka TDS Max. 5000 mg/L. Sehingga banyak orang yang menyebut membran ini sebagai membran RO untuk air payau.

c. Sea Water Membran :

Sea Water Membran (Membran SW). Sesuai namanya membrane jenis ini memiliki kekuatan untuk memisahkan air dengan kadar garam yang setingkat air laut ataupun senilai 20.000 mg/L. Bahkan beberapa produsen membrane mengklaim dapat memisahkan air murni dari cairan yang memiliki TDS hingga 40.000 mg/L.

Dalam aplikasinya membran jenis ini banyak digunakan untuk SW RO yang biasa diinstal oleh perusahaan Pembuat RO di kapal-kapal laut, maupun di pengeboran lepas pantai. Intinya ditempat dimana kadar garamnya tinggi lebih tepat jika menggunakan membrane jenis SW ini.

2. Berdasarkan Komponen Penyusun

Ada dua jenis membran Ro jika kita lihat berdasarkan jenis komponen penyusunnya, jenis membrane tersebur antara lain :

a. Membran CA

Membrane Jenis CA atau Cellulose Based membran, merupakan membran RO yang pertama kali digunakan. Membrane jenis ini dibuat dengan mereaksikan antara Cellulosa dengan Acetic Anhidrat. Sehingga menghasilkan Acetylated Cellulose. Membrane jenis

(10)

ini memiliki beberapa kelebihan jika kita bandingkan dengan Membran RO dari PA (Polyamide). Yakni membrane jenis ini memiliki permukaan separasi yang lebih luas, dan juga lebih kuat terhadap serangan Chlorine.

Kelemahan dari membrane CA ini adalah suhu pemisahan maksimum adalah 35oC, serta harus dijaga pada rentang pH 4-6. Selain itu membrane jenis ini juga dapat dengan mudah mengalami hidrolisis.

b. Membran PA

Polyamide membran atau membrane PA. adalah membran RO yang paling banyak digunakan secara luas. Membran jenis ini biasa disebut juga sebagai membran TFC (Thin Film Composite) membran, yang berarti membran dengan lapisan film yang tipis.

Kelebihan membran jenis ini adalah mampu memberikan salt rejection yang lebih tinggi dari jenis CA, yakni 95,5% membran jenis ini juga memiliki rentang pH pemisahan yang cukup lebar yakni 2-12.

3. Jenis Membran Berdasarkan Preassure Yang Digunakan :

Berdasarkan jenis pressure, ada dua jenis membrane yang dikenal. Yakni High Pressure Membran dan Low Pressure membran.

a. High Pressure Membran

Adalah membran yang memerlukan pressure yang cukup tinggi agar dapat menghasilkan permeate yang baik. Pressure yang diperlukan berkisar diatas 8-15 bar. Biasanya High pressure membran digunakan untuk air dengan TDS yang cukup tinggi, seperti Air laut maupun air payau.

Efek dari penggunaan High Pressure membran adalah konsumsi energi yang cukup tinggi.

b. Low Pressure Membran atau Low Cost Energy Membran

Adalah jenis membran yang mampu menghasilkan air dengan kemurnian tinggi, namun dengan konsumsi energi yang rendah. Seperti yang di-Install oleh Cheminusa pada beberapa project. Dengan menggunakan Low Pressure Membran, customer dapat tetap mendapatkan jumlah permeate yang cukup banyak namun konsumsi energi yang dibutuhkan tetap rendah. Hal ini terjadi karena dalam proses pemisahannya, tekanan yang digunakan cukup 4 bar atau kuran, sehingga tidak diperlukan energy yang banyak dalam menghasilkan permeate.

(11)

2.3.8 Pompa air

Pompa air adalah mesin untuk menyep dan menggerakan air/fluida . Pompa menggerakan fluida dari tempat satu ketempat lain yang akan di tuju karena untuk mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga (energi).

Gambar 2.9 Pompa Air (Sumber: Alam, 2008)

2.4 CIRI – CIRI AIR TANAH

Menurut (Ilmu Geografi, 2015). Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atmosfer tanah atau terletak diatasan batuan kedap air dibawah lapisan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, karena memiliki kualitas air yang layak untuk di konsumsi. Bahkan di beberapa tempat, ketergantungan masyarakat terhadap pasokan air tanah mencapai 70 persen.

Berikut adalah ciri-ciri air tanah yang baik bagi lingkungan : a) Air Harus Jernih atau Tidak Keruh

(12)

Ini menjadi indikator pertama yang paling mudah untuk dibedakan. Jika jenis-jenis air tanah yang keruh maka dapat dipastikan tidaklah bersih, yang sering terjadi adalah air tanah yang berwarna kecoklatan biasanya mengandung lumpur. Penyebabnya adalah air tanah yang sudah dangkal akibat musim kemarau ataupun sudah tercampur lumpur saat musim hujan, dan ini terjadi pada sumur bor. Perlu diketahui sebelumnya, air yang bening belum tentu bersih namun setidaknya benih atau tidaknya air bisa dijadikan langkah pertama untuk menilai kualitas air tanah sebelum langkah berikutnya.

b) Tidak Berwarna

Sebenarnya hampir sama dengan penjelasan diatas, hanya saja ini kualitas nya lebih parah, misalnya berwarna kuning sehingga jarum atau batu sekalipun ketika dimasukan kedalam air tersebut tidak akan terlihat lagi dari atas. Warna air tanah tergantung dari unsur yang terkandung didalamnya. Jadi jika kondisi air tanah berwarna maka sudah pasti tidak layak untuk digunakan.

c) Rasanya Tawar

Untuk menguji kualitas air tanah sebelum digunakan memang harus di lakukan pengujian secara manual yakni dengan mencicipi sampel air tanah tersebut. Air tanah yang baik tidak memiliki rasa apapun, ketika diminum terasa tawar. Penyebab tawarnya rasa air tanah tersebut dikarenakan tidak adanya unsur apapun didalamnya. Kondisi air seperti inilah yang disebut air tanah yang murni.

d) Derajat Keasaman(pH) Netral

Untuk mengukur tingkat keasaman suatu air tanah haruslah dilakukan karena air jernih dan tidak berwarna, namun jika memiliki pH diluar batas normal maka tidak cocok digunakan untuk konsumsi. Air tanah yang baik haruslah memiliki pH berkisar antara 6.8 hingga 7.2 untuk rentang sempit, atau 6.5 hingga 7.5 untuk rentang yang lebih lebar. Jika air tanah terlalu asam tidak hanya berbahaya jika diminum manusia bahkan tak cocok diberikan kepada ternak.

e) Tidak Mengandung Zat Kimia Berbahaya

Air tanah yang berasal dari ruang publik untuk kehidupan yang jauh dari industri atau daerah perkotaan tentu memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan air

(13)

tanah yang berada didekat pusat industri, karena hasil buangan limbah pabrik dapat saja mencemari air tanah, terlebih air tanah dangkal. Zat yang sering ditemukan pada air seperti Arsen, Timah, Merkuri, senyawa sulfida, amoniak dan lainnya.

f) Tingkat Kesadahan Rendah

Cara paling mudah untuk mengetahui air dengan kesadahan tinggi yaitu sabun atau deterjen ketika digunakan untuk mencuci sukar berbusa. Kesadahan air dikaitkan dengan kandungan ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg), selain itu terdapat pula kandungan unsur Mangan (Mn) dan Besi (Fe) sehingga menimbulkan bau anyir dan berbau kurang sedap. Air dengan kesadahan tinggi terutama yang kandungan Besi tinggi dapat menyebabkan timbulnya noda kecoklatan pada pakaian sehabis dicuci.

g) Tidak Mengandung Bakteri Bebahaya

Seperti E Coli yang sering ditemukan pada air yang berada didekat septic tank dan saluran pembuangan kotoran lainnya dengan adanya fungsi air hujan dapat mengkikis E coli yang biasanya berada di tempat lingkungan air. Jika air tanah mengandung banyak bakteri maka dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare dan penyakit yang berhubungan dengan limfa dan sistem percernaan. Tidak hanya itu, penyakit berat seperti Typus, Hepatitis dan Kolera pun akan mudah menyerang manusia.

2.5 SYARAT- SYARAT DASAR AIR MINUM

Diatas kita sudah dijelaskan ciri-ciri air tanah, akan tetapi kita juga harus mengetahui syarat-syarat dasar air minum, hal ini sangat penting dalam merecycle membran reverse osmosis, karena tujuan utama membran sebagai filter atau penjernih air sehingga air tersebut nantinya dapat layak untuk langsung dikonsumsi atau diminum oleh manusia. (Athena dkk, 2005).

Adapun syarat-syarat dasar air minum adalah:

(14)

2. Tidak mengandung senyawa yang mengandung efek berbahaya atau akut, dalam jangka panjang bagi kesehatan manusia.

3. Jernih atau bening ( tidak ada keruhan terlihat, tidak berwarna)

4. Tidak mengandung senyawa yang menyebabkan bau tertentu (berbau) dan tidak berasa

5. Tidak menyebabkan korosi atau timbunan kerak pada jaringan suplai air.

6. Menurut peraturan permenkes No. 492/MENKES/PES/IV/2010 pH dan TDS air layak konsumsi yaitu TDS = < 100 dan pH = 6.5 – 8.5.

Dari syarat diatas dapat kita simpulkan bahwa kualitas air minum yang baik bisa diartikan, air tersebut dalam keadaan jernih dan tanpa warna, suhu berkisar 20-26°C, tanpa cemaran kimiawi, tanpa cemaran organik dan non organik serta dengan komposisi mikro-biologis yang tidak membahayakan atau memadai untuk dikonsumsi manusia, tanpa harus melalui proses perebusan atau masak terlebih dahulu. Dianjurkan untuk mendisisinfektan bila perlu agar memperoleh perlindungan yang aman dalam sistem filtrasinya, dan kualitas mikro-biologis air harus memiliki standard, sehingga tidak ada resiko bahwa air tersebut terjangkit penyakit, artinya tidak ada mikro-organisme yang bersifat pathogen didalam air yang akan diminum atau dikonsumsi.

2.6 CAIRAN ASAM ASETAT

Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik yang dapat di produksi dalam berbagai konsentrasi. dalam bentuk murni asam asetat di kenal sebagai asam asetat glasial karena berubah menjadi kristal jika dalam suhu dingin. asam asetat atau asam cuka dapa juga digunakan untuk pemberi rasa asam dan aroma pada makanan, Asam asetat juga digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena teraflalat, selulosa asetat dan polivin asetat, maupun berbagai macap serat dan kain dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. dirumah tangga asam asetat encer juga digunakan sebagai pelunak air. (Resep Kimia Industri, 2015).

(15)

2.6.1 Sifat-Sifat Kimia Asam Asetat

Asam Asetat memiliki struktur kimia sebagai berikut: CH3COOH

Mempunyai nama lain etanoat, ,asam karboksilat, atau asam organic lemah yang merupakan zat cair yang tidak berwarna dan berbau khas, sifat-sifat kimia asam asetat meliputi:

1. Keasaman atom hydrogen pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam karboksilat seperti asam cuka dapat dilepas sebagai ion H (+), sehingga memberikan sifat asam.

2. Sebagai pelarut, asam cuka air adalah pelarut protik hidrofilik, (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam cuka memiliki konstanta dielektrik 6.2, sehingga dapat melarutkan senyawa polar dengan baik seperti garam anorganik, gula, dan senyawa nonpolar seperti minyak dan, unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. 3. Reaksi-reaksi kimia, asam cuka bersifat korosif terhadap banyak logam seperti

besi, magnesium, dan seng, membentuk gas hydrogen dan garam-garam asetat. (Sifat asam cuka,2011).

2.7 SEJARAH ASAM ASETAT

telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Cuka dihasilkan oleh berbagai bakteria penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil samping dari pembuatan bir atau anggur.

Penggunaan asam asetat sebagai pereaksi kimia juga sudah dimulai sejak lama. Pada abad ke-3 Sebelum Masehi, Filsuf Yunani kuno Theophrastos menjelaskan bahwa cuka bereaksi dengan logam-logam membentuk berbagai zat warna, misalnya timbal putih (timbal karbonat), dan verdigris, yaitu suatu zat hijau campuran dari garam-garam tembaga dan mengandung tembaga asetat. Bangsa Romawi menghasilkan sapa, sebuah sirup yang amat manis, dengan mendidihkan anggur yang sudah asam. Sapa mengandung timbal asetat, suatu zat manis yang disebut juga gula timbal dan gula Saturnus. Akhirnya

(16)

hal ini berlanjut kepada peracunan dengan timbal yang dilakukan oleh para pejabat Romawi.

Pada abad ke-8, ilmuwan Persia Jabir ibn Hayyan menghasilkan asam asetat pekat dari cuka melalui distilasi. Pada masa renaisans, asam asetat glasial dihasilkan dari distilasi kering logam asetat. Pada abad ke-16 ahli alkimia Jerman Andreas Libavius menjelaskan prosedur tersebut, dan membandingkan asam asetat glasial yang dihasilkan tetrakloroetilena dan klorinasi dalam air menjadi asam trikloroasetat, dan akhirnya reduksi melalui elektrolisis menjadi asam asetat (Ade Irma Suryani, 2012).

2.8 pH METER

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Alat ukur keasaman pada air tersebut digunakan untuk mengukur kandungan pH atau kadar keasaman pada air mulai dari pH 0 sampai pH 14. Dimana pH normal memiliki nilai 6.5 hingga 7.5 sementara bila nilai pH < 6.5 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam sedangkan nilai pH > 7.5 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi (Zulfian Azmi dkk, 2016).

Gambar 2.10 pH Meter (Sumber: ilmubawang, 2012)

(17)

2.8.1 Asam

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain yang disebut basa, atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.

2.8.2 Sensor Derajat Keasaman (pH)

Sensor adalah komponen yang digunakan untuk mendeteksi suatu besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. pH adalah singkatan dari power of hydrogen yang memiliki arti ukuran kekuatan suatu asam. Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH.Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan.Ujung elektrode kaca adalah lapisan kaca setebal 0.1 mm yang berbentuk bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non konduktor atau plastik memanjang, yang selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam sebuah kawat elektrode panjang berbahan perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl.

Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil. Inti sensor pH terdapat pada permukaan bulb kaca yang memiliki kemampuan untuk bertukar ion positif (H+) dengan larutan terukur.

Pada sebuah sistem pH meter secara keseluruhan, selain terdapat elektrode kaca juga terdapat elektrode referensi. Kedua elektrode tersebut sama-sama terendam ke dalam media ukur yang sama. Elektrode referensi digunakan untuk menciptakan rangkaian listrik pH meter. Untuk menghasilkan pembacaan pH yang valid, elektrode referensi harus memiliki nilai potensial stabil dan tidak terpengaruh oleh jenis fluida yang diukur.

(18)

2.9 PERHITUNGAN MOLARITAS ASAM CUKA UNTUK PROSES RECYCLE MEMBRAN REVERSE OSMOSIS

Menurut (Ade Irma Suryani, 2012).

M= %.10.𝐵𝐽𝐵𝑀 (2.1)

M = molaritas

% = persentase asam cuka =% BJ = Berat Jenis = g/mL BM = Berar Molekul = g/mol

V1 M1 = V2 M2 (2.2)

V1 = Volume Cuka = mL V2 = Volume Total = mL M1 = Molaritas Asam cuka = M M2 = Konsentrasi Asam Cuka = M

Gambar

Gambar 2.1 Reverse Osmosis  (Sumber: Bisa Kimia, 2017)
Gambar 2.2 Skema dasar prinsip kerja mesin reverse osmosis  (Sumber: Bisa Kimia, 2017)
Gambar 2.2 Media Sediment  (Sumber : Alam, 2008)
Gambar 2.3 Media Karbon Aktif  (Sumber : Alam, 2008)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Sungai Raya mengalami kesulitan koneksi

Pemberian ekstrak daun Gigantochloa apus Kurz dengan konsentrasi sebesar 0.2 g/ml dapat menekan perkecambahan Cyperus iria L., konsentrasi ekstrak sebesar 0.4 g/ml dapat

Hasil pengujian model menggunakan GSCA menunjukkan bahwa hasil positif dan signifikan dengan nilai critical rasio sebesar 2.35 dan koefisien jalur sebesar 0.611,

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah variabel green product dalam lampu

b. 'eberasilan ndonesia dalam pembangunan c. 'onsekuen dengan pelaksanaan politik luar negeri c. 'onsekuen dengan pelaksanaan politik luar negeri d. &#34;idak terpengaru sama

NPV digunakan untuk menilai selisih nilai sekarang suatu investasi dengan nilai sekarang perolehan kas bersih di masa yang akan mendatang. Perhitungan net present

Menurut Munawir (2010:2) definisi laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

Pemberian suap kepada Polantas dapat di kenakan tindak pidana terhadap penguasa umum dengan sanksi yang lebih tinggi dari pada sanksi yang diterima atas pelanggaran lalu