• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III UPAYA WORLD WIDE FUND MENGGANDENG PEMERINTAH INDONESIA UNTUK KEPENTINGAN KONSERVASI BADAK JAWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III UPAYA WORLD WIDE FUND MENGGANDENG PEMERINTAH INDONESIA UNTUK KEPENTINGAN KONSERVASI BADAK JAWA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

UPAYA WORLD WIDE FUND MENGGANDENG PEMERINTAH INDONESIA UNTUK KEPENTINGAN KONSERVASI BADAK JAWA

Dalam bab ini peneliti akan memberikan pengaplikasian konsep Transnational

Advocacy Network untuk menjawab rumusan masalah pada skripsi ini dan dijelaskan

pada bab I, terkait dengan WWF yang berusaha mengadvokasi pemerintah Indonesia dengan 4 pendekatan, yaitu pendekatan melalui publikasi informasi terkait konservasi badak jawa. Menarik perhatian serta menyertakan publik untuk mnyuarakan isu terkait konservasi badak jawa. Memakai kekuatan aktivis maupun publik figur untuk bisa menginformasi publik lebih luas. WWF dalam memfasilitasi aktivis, para ranger WWF, maupun publik figur agar tetap menyuarakan isu terkait konservasi badak jawa.

3.1. WWF Dalam Publikasi Informasi Terkait Pelestarian Badak

WWF dalam menyuarakan isu terkait konservasi badak jawa termasuk massive, mereka menyebarluaskan isu terkait konservasi badak jawa ini melalui media cetak maupun media online ataupun secara verbal (mulut ke mulut), tidak sedikit jalur distribusi informasi WWF tersebut untuk sampai kepada publik.

Balai Taman Nasional Ujung Kulon sebagai pusat pelestarian badak jawa yang tersisa di dunia, WWF datang dan ikut serta dalam pelestarian badak jawa tersebut. Terkait data tentang pelestarian badak WWF selalu memonitor perkembangan badak tersebut, dikarenakan WWF memang concern terhadap binatang yang sudah masuk red

list oleh IUCN. Perkembangan badak di TNUK dalam kurung tahun 2017-2019,

(2)

dengan press release hasil monitoring badak jawa 2017, berdasarkan hasil perhitungan kumulatif maka dapat disimpulkan bahwa jumlah minimum badak jawa di TNUK hasil monitoring tahun 2017 adalah 67 individu, dengan komposisi jenis kelamin 37 individu jantan dan 30 individu betina serta kelas umur anak 13 individu dan remaja, dewasa 54 individu.24

WWF mengumpulkan seluruh informasi terkait pelestarian badak lalu menyebarluaskan di publik melalui situsnya dalam laman lembar fakta badak jawa, maupun lewat sosisalisasi kepada masyarakat melalui public figure yang dianggap berpotensi mensosialisasikan dengan sangat baik, dan informasi tersebut dapat tersebar ke seluruh penjuru Indonesia dengan kemajuan teknologi melelalui social media. Informasi politik terkait kebijkan tentang pelestarian hewan sangat dikawal dengan baik dan sangat hati-hati oleh pihak WWF, dengan contoh WWF mengawal pemetaan terkait kekayaan hayati Indoensia yang dikaitkan dengan keluarnya kebijakan sesuai dengan data yang ada. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada sepakat bekerjasama dengan Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) dan WWF Indonesia memetakan aneka ragam hayati di Indonesia. Peta keragaman hayati Indonesia ini akan menjadi pedoman dalam menyusun kebijakan pembangunan keberlanjutan di bidang konservasi kekayaan hayati. sebagai negara yang memiliki keunikan dan kekayaan alam atau megabiodiversity, Indonesia terkendala dalam mengelola aset keanekaragaman hayati.

WWF dengan sumber informasi keterkaitan pelestarian badak jawa tidak melulu menyebarkan informasi melalui internet yang memang sekarang sangat mudah diakses

24 2018. “Acara Hari Jadi TNUK ke 26 dan Press Release Hasil Monitoring Populasi Badak Jawa Tahun 2017”. Yayasan Badak Indonesia. Diakses dari http://badak.or.id/acara-hari-jadi-tnuk-ke-26-dan-press-release-hasil-monitoring-populasi-badak-jawa-tahun-2017/ , pada tanggal 8 Januari 2020 pukul 19.50

(3)

oleh masyarakat, WWF juga gencar menjalankan sosialisasi agar informasi terkait pelestarian badak itu sampai kepada ahli-ahli di kebanyakan daerah. WWF juga menarik media-media, baik media yang berpengaruh skala lokal maupun skala nasional. Dari segi media-media skala nasional WWF pernah bekerjasama dengan salah satu media online yaitu Republika, contoh berita yang diangkat oleh Republika adalah “Badak Jawa Mati, WWF Desak Pemerintah Bentuk Populasi Kedua”25, pemberitaan dengan headline seperti itu menandakan bahwa jalur advokasi WWF untuk menekan pemerintah itu melewati seluruh kanal yang ada, demi terciptanya sebuah kebijakan yang menguntungkan program konservasi badak tersebut. Republika memberitakan kematian badak pada tahun 2018 yang diakibatkan oleh penyakit yang berasal dari virus yang berbahaya dan dapat menular kepada badak lainnya.

Tidak hanya melulu menargetkan informasi kepada pakar hewan tetapi juga menarget pecinta hewan yang mempunyai masa atau lebih akrabnya disebut public figure. Indonesia mempunyai banyak sekali public figure yang berpengaruh dan mempunyai masa untuk digerakkan. Terkait seputar public figure WWF juga menggaet mereka yang berpotensial dan satu visi, seperti contoh mereka membuat sebuah kelompok untuk brand

ambassador WWF adalah WWF Warrior dan menarik public figure lokal Indonesia

seperti Joe Taslim, Ario Bayu, Nadine Chandrawinata, Nadya Hutagalung, dan masih banyak lagi. Terdapat kelompok lagi di bawah WWF Warrior yaitu adalah rhino warrior, orang utan warrior, tiger warrior, elephant warriror, dan masih banyak lagi.

25 Ani Nursalikah. 2018. “Badak Jawa Mati, WWF Desak Pemerintah Bentuk Populasi Kedua”.

Republika. Diakses di https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/27/p7ukrv366-badak-jawa-mati-wwf-desak-pemerintah-bentuk-populasi-kedua . Pada Tanggal 11 Februari 2020 pukul 14.50

(4)

Dapat dilihat dari beberapa sumber media online yang telah penulis cantumkan, WWF dapat mendistribusikan informasi terkait isu konservasi badak jawa melalui banyak jalan, dengan yang penulis contohkan diatas, disebutkan WWF menginformasi publik dengan cara masuk ke media online dan media sosial.

Gambar 3.1. Publikasi badak jawa WWF di website resmi mereka Sumber: https://www.wwf.or.id/program/spesies/badak_jawa/

Gambar 3.2. Edukasi tentang pangan badak jawa Sumber foto: Instagram @WWF_ID

Dengan menyebarnya informasi tersebut WWF dapat mengadvokasi pemerintah dengan dukungan publik yang mendukung program konservasi badak jawa, dengan contoh keluarnya statement dari Direktur Jendral konservasi SDA dan ekosistem yang

(5)

berada dibawah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Statement tersebut berisi tentang urgensi rumah kedua untuk badak jawa yang banyak mengalami maslah genetika dikarenakan perkawinan sedarah pada tahun 2018 di acara WRD 2018 di Banten. Dalam acara WRD tersebut juga ada timbal balik yang dilakukan golongan masyarakat seperti mahasiswa yang mengikuti lomba lintas alam, lomba lintas alam tersebut diadakan untuk kepentingan edukasi masyarakat agar lebih mengenal badak jawa.

Kesimpulan dari pembahasan yang penulis sebutkan diatas adalah WWF menerapkan strategi pertama dari strategi konsep pemikiran Trans National Advocacy yaitu strategi information politics, yang dimana strategi tersebut diperuntukkan menghasilkan sebuah perkembangan informasi isu terkait yaitu konservasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, WWF menggunakan strategi tersebut dengan maksud untuk lebih menyebar luaskan edukasi tentang badak jawa yang diambang kepunahan, penyebaran informasi bisa melakui media cetak maupun media online, berkat zaman yang sudah maju, maka dari itu strategi tersebut dapat dikelola dengan baik oleh WWF, dan menghasilkan feedback yang cukup baik seperti, masyarakat Indonesia selalu dilaporkan bagaimana perkembangan badak beserta program yan WWF maupun dari pihak lain jalankan untuk kepentingan konservasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon.

3.2. Medium WWF Dalam Menggerakan Elemen Masyarakat Sadar Akan Isu Konservasi Badak Jawa

Menggerakkan masa atau publik adalah salah satu media yang efektif dalam mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap isu konservasi badak, khusunya badak jawa sendiri, dalam menggerakan publik, WWF menyuarakan isu

(6)

konservasi badak jawa tersebut dengan cara memasuki atau membuat event-event yang berhubungan dengan badak jawa.

WWF dan program konservasi badak juga butuh support system seperti masyarakat yang turut andil mengambil peran dalam program pelestarian badak di TNUK. Tidak hanya masyarakat sekitar yang harus turut andil mengambil peran dalam konservasi badak di TNUK, bahkan masyarakat luas lokal maupun mancanegara bisa turut andil mengambil peran tersebut, tidak hanya dengan menarik orang-orag, tetapi WWF juga menyerukan betapa pentingnya konservasi badak jawa di TNUK ini, dengan menyerukan di media cetak, media televisi, maupun media online. WWF melakukan itu semua agar muncul rasa atau awareness terhadap populasi badak jawa yang kian menipis.

WWF dalam menjalankan kepentingan pelestarian badak jawa melakukan sebuah gerakan yang menyuarakan isu konservasi badak jawa, yang dimana mereka menyuarakan sebuah aksi dengan contoh menggelar hari badak sedunia di beberapa kota di Indonesia. Hari badak sedunia diadakan pada tanggal 22 September tiap tahunnya, peringatan hari badak sedunia juga digelar serentak disejumlah negara di dunia, contoh pada bulan September tanggal 22 tahun 2015 WWF mengadakan acara hari badak sedunia di Jakarta yang tepatnya di Loops Station. Program acara yang digelar di antaranya diskusi fotografi alam liar oleh Alain Compost sebagai expert di dunia fotografi dan videografi alam liar, pemutaran film tentang badak di Indonesia, serta aksi kampanye tentang isu konservasi badak ajwa melalui media sosial, penampilan musik dari Endah N Rhesa, diskusi tentang satwa liar khususnya badak yang di isi oleh narasumber langsung dari ahli satwa liar WWF dan juga dosen dari Universitas Nasional Tatang Mitra.

(7)

Tahun 2017 saat diadakannya hari badak nasional WWF membawa kabar buruk seputar pelestarian badak jawa, Kondisi badak jawa yang semakin kesini semakin berkurangnya lahan konservasi juga terjadi pada populasi pada badak jawa, meski jumlah spesies ini terbilang lebih baik daripada badak sumatera, tapi habitatnya terancam. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon Merupakan zona rawan tsunami dan juga gunung meletus yaitu gunung anak krakatau serta pergeseran lempeng selat sunda atau lempeng Samudera Hindia. Selain habitat, penyakit, juga mempengaruhi populasi badak jawa, sensus yang dilakukan terhadap ternak masyarakat menunjukkan 90% kerbau milik masyarakat positif mengidap bakteri trypanosoma. Aktivitas ternak yang terlalu dibiarkan bebas di Taman Nasional Ujung Kulon dikhawatirkan berdampak kepada badak jawa karena penyebaran bakteri. Arnold Sitompul selaku direktur konservasi WWF Indonesia mengatakan pemerintah Indonesia perlu bereaksi cepat agar badak tidak bernasib sama seperti harimau jawa yang sudah punah.26

Event WWF dalam kepentingan kelestarian badak banyak membawa dampak

positif bagi kelestarian badak itu sendiri, dimulai dengan sadarnya masyarakat bahwa ada satwa di Indonesia yang sedang dalam kondisi kritis atau di ujung kepunahan untuk spesies nya. Dengan contoh kasus WWF mengadakan sebuah acara diskusi bertempat di Bumi Panda tepatnya di Dago Bandung yang di senggelarakan pada tanggal 13 Agustus 2018. WWF menamakan acara tersebut “Ada Apa Dengan Badak Jawa?” yang di isi oleh Yuyun Kurniawan selaku Project Leader Ujung Kulon WWF-Indonesia. Dari acara tersebut WWF mensosialisasikan tentang kondisi badak jawa, Kegiatan diawali dengan

26 Tempo. 2017. “Hari Badak Nasional, WWF: Badak Indonesia Kritis”. Tempo. Diakses dari

https://tekno.tempo.co/read/911641/hari-badak-nasional-wwf-badak-indonesia-kritis/full&view=ok . Pada tanggal 11 Februari 2020 19.10

(8)

pemutaran film documenter dengan judul “Ekspedisi Cula Baja” dengan kisah tentang seorang mahasiswa yang melakukan ekspedisi ke Taman Nasional Ujung Kulon yang bertujuan melihat dengan mata kepala sendiri akan keberadaan badak jawa pada saat itu. Usai pemutaran film, Yuyun Kurniawan memberikan materi tentang badak jawa. Materi diskusi dibuka dengan memaparkan tiga masalah utama yang sangat mempengaruhi populasi badak jawa. Tiga permasalahan tersebut adalah dinamika populasi badak jawa, ancaman terhadap upaya pelestarian badak jawa, dan isu atau wacana mengenai habitat kedua.27

Gambar 3.3. Yuyun Kurniawan mensosialisasikan kondisi badak jawa Sumber: www.wwf.or.id

Reproduksi badak menjadi salah satu kendala dalam pertumbuhan populasi badak jawa, masa kehamilan badak yang terhitung panjang membuat badak hanya dapat bereproduksi dua atau tiga kali semasa hidupnya. Sisi lain sifat pemalu badak betina membuat intensitas bertemunya badak jantan dan betina menjadi sangat minim. Selain

27 Rosie Ferawati. 2018. “Diskusi di Bumi Panda Tentang Nasib Badak Jawa”. WWF. Diakses di

https://www.wwf.or.id/cara_anda_membantu/bumi_panda_/?50382/Diskusi-di-Bumi-Panda-Tentang-Nasib-Badak-Jawa . Pada tanggal 12 Februari 2020 pukul 19.05

(9)

itu, biasanya badak betina enggan untuk didekati oleh badak jantan selama anaknya belum dilepas oleh badak betina tersebut. Selain permasalahan populasi, terdapat ancaman lain terhadap upaya pelestarian badak Jawa, di antaranya lokasi yang rawan bencana, penurunan daya dukung habitat oleh masuknya spesies dari luar, persaingan ruang dan pakan dengan banteng, ancaman penyakit menular, potensi perburuan liar, dan populasi yang kecil dan tunggal yang mengakibatkan perkawinan sedarah yang dipercaya dapat menimbulkan permasalahan keturunan. “Badak Jawa perlu mendapatkan perhatian lebih karena pilihannya hanya bertahan atau punah. Kesadaran masyarakat dan pemerintah akan keberadaan badak Jawa di Ujung Kulon sangat diharapkan karena lestari terlahir dari hati,” tutur Yuyun Karniawan.28

Selain WWF menggerakkan kalangan masyarakat agar aware dengan kondisi badak dan segala kegiatan konservasinya, WWF juga menjalankan kerjasama dengan pihak korporasi besar, seperti perusahaan yang memproduksi kendaraan yaitu Hino juga bekerjasama dengan WWF di berbagai kesempatan, sejak tahun 2012 Hino telah memberikan kontribusi terhadap upaya konservasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, tidak hanya pada Taman Nasional Ujung Kulon, tetapi kepada lingkup perlautan, dan juga pendidikan di Indonesia, dan pastinya pemberdayaan masyarakat untuk kelestarian sumber daya alam. Hino memberikan komitmennya untuk lingkungan sekitar melalui program simulasi pemasangan camera trap sebagai alat pendukung konservasi badak jawa. Sebagai upaya menjaga kekayaan ekosistem dan khususnya untuk badak jawa.

(10)

Kerjasama ini dilakukan dalam bentuk penyerahan 15-unit camera trap pada tahun 2018 untuk kegiatan monitoring serta untuk kepentingan studi badak jawa serta ekosistem lainnya yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon. Camera trap yang diserahkan Hino kepada pengelola Taman Nasional Ujung Kulon dipasang di wilayah bagian barat pegunungan Honje yang belum pernah terdata sebelumnya untuk mengetahui kehadiran populasi dan sebaran badak di wilayah tersebut. Hino berharap dengan adanya pemasangan camera trap ini dapat memberikan dampak postifi bagi ekosistem di Taman Nasional Ujung Kulon khususnya badak jawa, mengingat saat ini badak jawa merupakan satwa yang sangat dilindungi oleh duniakarena jumlah nya yang kita sedikit dan tidak stabil, kegiatan tersebut dapat juga memberi dampak yang baik untuk masyarakat sekitar maupun secara luas untuk mensejahterakan salah satu aset kekayaan fauna yang dimilii oleh Indonesia dan turut serta meningkatkan ekowisata di Indonesia.29

WWF termasuk sukses dalam mendistribusikan informasi isu konservasi badak jawa dengan memasuki event-event yang di senggelarakan, mau event akbar atau event biasa, dengan contoh WRD (World Rhino Day) setiap tahunnya dapat menyebarluaskan isu konservasi badak jawa maupun sumatera, Tahun 2018 menjadi kesempatan kedua Taman Nasional Ujung Kulon mengadakan World Rhino Day, setelah pada tahun 2017 WWF serta pengelola Taman Nasional Ujung Kulon bersama elemen masyarakat mengadakannya juga di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon tepatnya di daerah Cilintang. Pada perayaan WRD di tahun 2018 tempatnya berbeda dari sebelumnya,

29 Deni. 2018. “Hino Gandeng WWF Indonesia Dukung Konservasi Badak Jawa”. Kabaroto. Diakses di

https://kabaroto.com/post/read/hino-gandeng-wwf-indonesia-dukung-konservasi-badak-jawa . Pada tanggal 13 Februari 2020 pukul 14.20

(11)

tepatnya di Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten. Rangkaian WRD kali ini di tahun 2018 berlangsung selama 3 hari, dengan isi konten acara antara lain Peringatan Simbolis, Penandatanganan deklarasi hari badak sedunia tahun 2018, lomba lintas alam, dan laskar ujung kulon.

Gambar 3.4. Mahasiswa peserta Lomba Lintas Alam (LLA) World Rhino Day

2018

Sumber: satubanten.com

Lomba lintas alam kali ini adlah yang kedua kalinya digelar, dan dilakukan oleh elemn pemuda masyarkat Indonesia, dengan contoh peserta lomba lintas alam ini seperti Mahasiswa, kelompok pecinta alam, SISPALA, dan kelompok pecinta alam SMA, dan lomba lintas alam ini mempunyai rute sekitaran Pandeglang, Serang, Cilegon, dan Bandung. Kelompok yang bertanding tersebut nantinya akan dilnilai melalui 3 aspek penelitian, yaitu yang pertama, pengetahuan umum mengenai materi konservasi badak jawa, yang kedua berkait materi dengan kegiatan-kegiatan pecinta alam, dan yang terakhir peniliannya terdapat di aspek kekompakan tim dan kebersihan. Penyelenggara

(12)

lomba kalo ini diharapkan nantinya ada bibit muda yang siap terjun menjadi pasukan ranger konservasi badak jawa.30

Dalam pembahasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa WWF menerapkan strategi kedua dari Transnational Advocacy Network yaitu symbolic politics, yang berarti WWF dalam pembahasan di atas melakukan sebuah gerakan untuk menyuarakan sebuah aksi, simbol, dan yang lainnya, untuk memberikan edukasi tentang isu terkait, yaitu konservasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Sebuah upaya dari WWF memasuki berbagai event atau membuat suatu event, adalah sebuah bentuk aksi menyuarakan isu konservasi badak jawa kepada khalayak, bisa banyak maupun sedikit. Dalam mengedukasi tentang konservasi badak jawa di dalam event-event yang penulis sebutkan diatas, WWF mencapai tujuan mereka untuk lebih mengedukasi masyarakat dan mendapatkan timbal balik yang dimana masyarakat perlahan mulai peduli kepada ekosistem sekitar mereka khususnya untuk masyarakat yang hidup di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon terdapat mamalia langka yang terancam punah.

3.3. WWF Menggandeng Aktivis Lingkungan dan Tokoh Masyarakat Dalam Menyuarakan Konservasi Badak Jawa

Aktivis lingkungan disini berperan sangat penting, karena mereka termasuk elemen masyarakat yang berpengaruh atau mampu menggerakkan masa. Peran yang penting dalam masyarakat ini dapat memberi kesadaran kepada masyarakat yang mengikuti tokoh masyarakat tersebut bahwa ada isu hampir punahnya badak jawa. Tidak hanya aktivis, tokoh masyarakat disini juga berperan penting, karena mereka mempunyai

30 Imam B. Carito. 2018. “Peringati World Rhino Day 2018, Balai TNUK Kembali Gelar LLA”. Satubanten.

Diakses di https://satubanten.com/peringati-world-rhino-day-2018-balai-tnuk-kembali-gelar-lla/ . Pada tanggal 25 Juni 2020 pukul 12.09

(13)

pasar sendiri dengan masa yang tidak sedikit. Para tokoh masyarakat tersebut bisa menggapai masyarakat lebih jauh lagi dari pada aktivis dikarenakan segment pasar, atau

audience para tokoh masyarakat tersebut lebih luas dari pada aktivis yang segment atau

pasar yang mengkonsumsi informasinya sangatlah sempit atau hanya diakses dan dikonsumsi kalangan tertentu. Pejabat negara, akademisi, dan publik figur juga menjadi elemen dari tokoh masyarakat, karena mereka seseorang yang ditokohkan oleh banyak masyarakat.

Pandeglang, Banten, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada hari Senin tanggal 25 September 2017, memperingati hari badak sedunia. Taman Nasional Ujung Kulom membuat serangkaian acara yang melibatkan pihak komunitas, LSM, hingga masyarakat langsung sekitar maupun dari daerah lain, untuk mendukung upaya konservasi badak jawa, kalini TNUK menyuarakan kampanye konservasi melalui lomba lintas alam, lomba kano, tracking serta penanaman tumbuhan pakan badak jawa dan mangrove yang berlangsung 22-24 September 2017.31

Meski begitu, masih ada tantangan dalam upaya konservasi badak jawa, yaitu pengelolaan habitat dan kondisi genetik dari individu badak jawa yang ada saat ini di Taman Nasional Ujung Kulon. Hasil monitoring dari pemasanga camera trap menunjukkan beberapa individu badaka jawa mengalami kecacatan, yang kemungkinan cacat tersebut terbawa dari lahir, seperti memiliki telinga yang terbelah, dan ekor yang bengkok, kelainan fisik ini diduga akibat menifestasi inbreeding atau perkawinan sedarah. Populasi kecil dan lokasi terisolasi, jumlah jantan yang lebih banyak dari betina

31 Djati Witjaksono Hadi. 2017. “Hari Badak Sedunia: Di Ujung Cula Badak Jawa”. Kementrian

Lingkungan Hidup. Diakses di http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/792 . Pada tanggal 13 April 2020 pukul 20.32.

(14)

memperbesar kemungkinan terjadinya perkawinan sedarah. Perkawinan sedarah yang berlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan penurunan kualitas genetik badak jawa pada satu populasi dalam kurun waktu tertentu akan mengarah pada extinction atau kepunahan.

Wiratno sebagai Direktur Jendrak Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem menghadiri World Rhino Day di Taman Nasional Ujung Kulon pada hari pertama acara tersebut 22 September 2017, menyinggung pentinganya secondary home atau rumah kedua bagi badak jawa di luar Taman Nasional Ujung Kulon terhindar dari perkawinan sedarah nantinya, hal ini juga sangat diupayakan agar ketika ada sesuatu hal yang membahayakan di Taman Nasional Ujung Kulon dengan contoh tsunami dan meletusnya gunung anak Krakatau. Kajian rumah kedua untuk badak jawa ini, telah dilakukan di beberapa lokasi, lokasi yang dilihat berpotensi untuk berkembang nya bada jawa ini adalah Cagar Alam Leuweung Sancang di Garut, Suaka Margasatwa Cikepuh di Sukabumi, Cagar Alam Rawa Danau di Serang, Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan Cikesik di Sukabumi, Cagar Alam Rawa Danau di Serang, Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan Cikesik di Pandeglang, dan Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan Malingping di Lebak Banten. Dikesempatan ini Wiratno berusaha untuk menyelamatkan badak jawa dengan bekerjasama dengan WWF untuk mewujudkan badak jawa yang jauh dari kepunahan dan juga diturunkannya kebijakan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membuat second home atau habitat kedua bagi badak jawa ini agar konservasi berjalan dengan lancar dan lebih termonitor.

Sebuah media online detikxpedition yaitu anak program dari media cetak Detik mengadakan sebuah ekspedisi untuk meliput konservasi badak jawa di TNUK,

(15)

detikxpedition di temani oleh salah satu pakar atau pawang badak Indonesia yang terkenal di kalangan para aktivis lingkungan. Hampir sebagian besar petugas di Taman Nasional Ujung Kulon itu adalah aktivis lingkungan hidup, mengenal sosok yang menemani teman-teman DetikXpedition adalah Iwan Podol sebagai aktivis lingkungan yang di tugaskan WWF untuk menemani DetikXpedition, oleh sejumlah komunitas dan aktivis lingkungan dan pemerhati satwa. Beliau dijuluki sebagai abah badak Indonesia, dalam perjalanan menuju kawasan hutan Taman Nasional Ujung Kulon diwilayah selatan. Tim detikXpedition ditemani beliau, dialah yang ditunjuk langsung dengan WWF-Indonesia dan pengelola Taman Nasional Ujung Kulon untuk mencari jejak 2 badak jawa, jantan dan betina. 2 badak jawa tersbut telah diduga keluar dari habitatnya di kampung Cegog, Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Pandeglang pada Mei tanggal 29 hingga Juni tanggal 2 tahun 2017.32

Selama perjalanan si abah badak, Iwan, sering melontarkan jokes dikarenakan beliau adalah seorang yang humoris dan sangat humble, Beliau sangat ahli soal badak, beliau sangat fasih dengan seluruh kawasan hutan Taman Nasional Ujung Kulon, serta badak jawa itu sendiri. Keahliannya dalam bidang menjelajah hutan dan faham akan badak jawa, Iwan kerap ditugasi keluar masuk hutan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon oleh WWF maupun dari instansi pemerintah setempat seperti dinas bahkan kementrian.33

Iwan diajak bergabung dengan WWF-Indonesia oleh project manager WWF Ujung Kulon, Nazir Fuad, pada tahun 1996. Nazir Fuad pada saat 2016 ditunjuk oleh

32 Tri Aljumanto. 2017. “Iwan ‘Podol’ Si Abah Badak Indonesia”. Detik X. Diakses di

https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20170725/Iwan-Podol-Si-Abah-Badak-Indonesia/ . Pada tanggal 21 April 2020 pukul 21.41

(16)

Presiden Joko Widodo pada periode pertamanya menjabat Presiden Republik Indonesia, Nazir Fuad ditunjuk menjadi kepala Badan Restorasi Gambut pada tahun 2016. Sejak itulah IWan mengikuti semua kegiatan WWF di Indonesia. Iwan juga menjadi ketua tim yang dibentuk untuk konservasi badak jawa dan beliau menamakan timnya tersebut “Tim Tai”, yang secara khusus meneliti kotoran badak jawa untuk meneliti DNA-nya. Iwan juga sering mendampingi sejumlah peneliti, baik peneliti internasional maupun domestik yang masuk ke kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, termasuk sering mendampingi mahasiswa pecinta alam yang datang ke TNUK untuk research tentang badak jawa maupun satwa lainnya sekitaran daerah konservasi badak jawa.34

Aktivis tidak hanya melihat dari sudut pandang kelayakan tempat tinggal badak jawa ini, tetapi mereka juga memerhatikan keadaan sekitar seperti potensi bencana yang akan membuat spesies satu ini punah. Aktivitas gunung vulkanik Anak Krakatau mulai meningkat sejak bulan Juni 2018, erupsi pun terjadi secara berkala hingga akhirnya menyebabkan tsunami di akhir bulan Desember 2018. Ancaman gunung vulkanik Anak Krakatau terhadap kelestarian badak jawa, sebenarnya hal tersebut sudah pernah dibahas para aktivis lingkungan dan pihak pemerintah setempat bahkan pusat. Terutama sejak pucuk gunung tersebut muncul ke perumkaan dari permukaan laut di tahun 2013. Staff pemantau badak jawa dari WWF Ridwan Setiawan memberi statement, sejak dulu sudah direncanakan dalam strategi rencana aksi konservasi badak jawa, salah satunya adalah masukan dari pemindahan beberapa ekor badak ke habitat baru atau rumah kedua untuk badak jawa yang tentunya lebih aman. Para pakar khawatir bila Gunung Anak Krakatau meletus keras dan menyebabkan gelombang tsunami akibat pergesaran lempeng selat

(17)

sunda ke wilayah Taman Nasional Ujung Kulon, itu mengakibatkan populasi badak jawa bisa musnah dalam sekejap.35

Rencana pemindahan badak jawa ke habitat kedua sudah molor dari rencana, harusnya penetuan lokasi habitat kedua sudah dipastikan pada tahun 2017, sehingga tahun 2018 dapat dimulai untuk proses pemindahan beberapa ekor badak jawa tersebut. Mamat Rahman selaku ketua Balai TNUK memberi statement, perencanaan kadang tidak sesuai dengan kenyataan, banyak kendala, faktor teknis maupun non teknis, dan permasalahan eksternal dan internal.Mamat Rahmat menyatakan pemerintah bersama sejumlah lembaga pelestarian lingkungan telah mensurvei 10 lokasi yang cukup potensial, dari 10 mereka menemukan satu wilayah yang mendekati kondisi sama seperti di Taman Nasional Ujung Kulon, namun beberapa kendala yang dialami adalah taman tersebut sedang dipakai oleh perangkat kemiliteran untuk berlatih tempur Komandan Cadangan Strategis Angkatan Darat atau Kostrad. Mencari habitat kedua juga memerlukan energi yang besar dan keterlibatan tenaga yang tidak sedikit, tidak hanya soal memindahkan badak jawa tetapi harus memastikan bahwa tempat itu sudah siap dari faktor makanan, predator badak, kompetitornya, perburuan liar, penyakit di daerah setempat, dan masih banyak lagi faktor yang harus diperhatikan.36

Peranan para publik figur salah satunya dibuktikan oleh kelompok WWF-Warrior yang dimana para publik figur tersebut langsung ditunjuk oleh WWF untuk menjadi

warrior dalam fokus masing-masing, fokus tersebut terbagi menjadi 3 kategori warrior,

yaitu forrest warrior, wild life warrior, ocean warrior, masing-masing peranannya adalah

35 Reporter Satuharapan. 2018. “Badak Jawa Bercula Satu Hadapi Ancaman Gunung Anak Krakatau”.

Satuharapan. Diakses di http://www.satuharapan.com/read-detail/read/badak-jawa-bercula-satu-hadapi-ancaman-gunung-anak-krakatau . Pada tanggal 24 April 2020 pukul 22.55

(18)

forrest warrior lebih fokus ke perlindungan hutan di Indonesia, sementara ocean warrior

lebih fokus dalam perlindungan biota laut, dan terakhir wild life warrior yang lebih fokus kepada fauna yang hidup di Indonesia. Wild life warrior beranggotakan Wulan Guritno, bersama dua sahabatnya, Janna Soekasah Joesoef dan Amanda Soekasah. Dengan adanya tokoh publik figur seperti yang disebutkan sebelumnya, itu dapat memberi edukasi tentang pentingnya menjaga ekosistem disekitar kita secara lebih luas lagi ke publik.37

Aktivis lingkungan maupun publik figur disini sangatlah berperan penting dalam menyebarluaskan isu konservasi badak jawa ini, dikarenakan mereka mempunyai masa yang cukup banyak untuk bisa digerakkan ataupun sekedar di edukasi. Dengan contoh publik figur mengunggah sebuah seruan untuk lebih menyadari bahwa disekeliling kita masih ada yang lebih butuh bantuan dikarenakan spesies mereka terancam punah, dan itu semua akan mendapat banyak respon yang berguna untuk konservasi badak jawa kedepannya. Dengan adanya dorongan dari aktivis dan publik figur WWF dapat mengadvokasi pemerintah untuk memberikan effort lebih terhadap konservasi badak jawa, dengan contoh gerakan “Lestarikan Satu-satunya Badak Jawa di Dunia” yang dibuat oleh pihak pemerintah melalui BTNUK untuk masyarakat Indonesia.

37 2019. “Tim Gelang Harapan (HOPE) Wildlife Warrior”. WWF. Diakses di

(19)

Gambar 3.5. Iwan Podol memeriksa jejak badak jawa saat ekspedisi Sumber: https://news.detik.com

WWF menjalankan strategi ketiga yang terdapat dalam konsep pemikiran

Transnational Advocacy Network, yaitu leverage politics, yang berarti terdapat peran

aktor-aktor yang menyuarakan isu terkait konservasi badak jawa atau pendukung terhadap konservasi badak jawa yang mempunyai pengaruh yang cukup untuk menarik lebih banyak masyarakat agar sadar akan ekosistem mereka yang terancam puna, di penjelasan di atas WWF menggandeng beberapa aktor seperti aktivis maupun publik figur, seperti aktivis lingkungan Iwan “Podol”, dan memeber dari proyek gelang “Harapan” atau Hope oleh Wulan Guritno, bersama dua sahabatnya, Janna Soekasah Joesoef dan Amanda Soekasah. Dengan menerapkan konsep strategi leverage politics ini, WWF secara tidak langsung menyuarakan isu konservasi badak jawa secara efisien dan lebih masuk ke khalayak banyak, dan dari berbagai segment pasar, ini semua berkat kerjasama WWF dengan aktor-aktor seperti aktivis lingkungan dan publik figur yang akhirnya dapat mengedukasi orang banyak.

(20)

WWF dalam konservasi badak jawa sudah dimulai sejak lama, mereka memulai program konservasi pada tahun 1962. Aktivitas konservasi di mulai setelah tim peneliti dari WWF internasional mengabiskan waktu bertahun-tahun meneliti kehidupan badak jawa tersebut, yang dimana isu kala itu oleh IUCN sudah dianggap satwa yang berada di garis merah atau akan punah. WWF dalam lingkaran aktivis dan pelaku konservasi badak jawa itu sendiri dan tokoh publik juga memberikan mereka fasilitas selama mereka mendukung kegiatan atau terjun langsung dalam program konservasi badak jawa. Seperti halnya perusahaan, NGO juga membutuhkan dana dalam aktivitasnya. Khusus pada NGO karena merupakan organisasi nirlaba yang tidak bertujuan mencari keuntungan, operasional pendanaan sering bergantung pada donatur, seperti pemerintah, dermawan, badan-badan sosial, perusahaan dan sumber lainnya. WWF-Indonesia tidak menerima dana dari APBN atau APBD, tetapi memperoleh dukungan dana lebih dari 40 lembaga donor, aid agencies, serta dukungan lebih dari total 64.000 supporter kami di seluruh Indonesia. Sumber dana & laporan keuangan WWF-Indonesia diaudit oleh auditor terpercaya, dan dipublikasikan secara terbuka setiap tahunnya di website mereka.

(21)

Gambar 3.6. Surat pernyataan WWF telah melakukan audit keuangan Sumber: https://www.wwf.or.id

WWF membantu ranger mereka dengan memberi fasilitas yang memadai untuk kepentingan konservasi, memberikan fasilitas berarti membutuhakan dana, dana di cari dengan cara crowd funding atau donasi, WWF memberi edukasi kepada masyarakat yang akan berdonasi dan juga perusahaan maupun organisasi nasional dan internasional, edukasi WWF tersebut memberi informasi kepada donatur sebelum mendonasikan uangnya untuk kepentingan konservasi badak jawa, contoh, dengan uang 5 juta rupiah mereka dapat membeli satu telepon satelit yang dimana di fungsikan untuk koordinasi antara pekerja lapangan dan rhino rangers, dengan uang 250 ribu rupiah WWF dapat

(22)

membelikan 1 set peralatan ranger termasuk seragam, sepatu bot, jas hujan, topi, ransel,

sleeping bag, dan tenda dan itu masing-masing pcs dan diakumulasikan untuk 1 bulannya.

Dengan uang 50 juta rupiah WWF dapat membeli 2 buah motor beserta helm yang akan digunakan untuk kepentingan ranger dalam menjelajah Taman Nasional dan memonitor badak lebih efisien. Dengan 2 juta rupiah mereka dapat membeli 1 buah camera trap, yang dimana satu benda ini sangat penting dalam program konservasi badak jawa, dikarenakan dasar sifat badak adalah hewan yang pemalu, saat para ranger sedang bekerja mereka akan lebih memilih untuk bersembunyi saat mereka menyadari keberadaan manusia. Disitulah letak kegunaan camera trap yang dimana dapat memonitor badak lebih gampang dari pada melacaknya secara terjun lansung ke lapangan. Dengan uang 200 ribu rupiah perbulan, WWF dapat membuat program sosialisasi dalam rangka membangun kesadaran akan pentingnnya konservasi badak jawa. Dengan uang 50 ribu perbulan, WWF dapat memfasilitasi pekerja lapangan dan para ranger dengan jas hujan dan sepasang sarung tangan untuk kebutuhan konservasi.

WWF memiliki cabang di hampir di semua pulau besar Indonesia, dengan jangkauannya yang luas ini, WWF memiliki akses untuk dapat menggalakkan kegiatan preservasinya di wilayah-wilayah strategis Indonesia. Penggalangan dana merupakan salah satu agenda penting WWF dan karenanya, WWF bukan hanya bekerjasama dengan pemerintah lokal, namun juga menarik perhatian masyarakat dengan selebriti-selebriti yang dijadikan duta WWF. Keterlibatan selebritis menjadi keuntungan sendiri, selain karena perhatian atau atensi yang diberikan oleh media menjadi lebih besar, kegiatan penggalangan dana menjadi lebih menarik. Hampir semua duta WWF merupakan selebriti yang dikenal masyarakat, seperti Nugie adik dari Katon Bagaskara (Vokalis KLa

(23)

Project) yang menjadi duta WWF Indonesia mampu menarik perhatian masyarakat di

setiap konser-konsernya di setiap performnya di panggung Nugie selalu menyelipkan suara pergerakan dan edukasi tentang pentingnya konservasi satwa Indonesia yang di ambang kepunahan.

Menjadikan seseorang yang berpengaruh sebagai duta suatu program adalah salah satu jalan yang paling ampuh dalam menyuarakan suatu kampanye agar lebih di dengar oleh banyak masyarakat, Miranda Kerr yang merupakan model sekaligus mantan istri dari aktor Orlando Bloom menjadi duta Earth Hour mulai dari tahun 2011 event yang diselenggarakan WWF dalam lingkup dunia ini mendapat respon yang bagus dari semua masyarakat dunia. Fauzi Bowo selaku Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012 mendukung kegiatan WWF dalam konteks menjaga lingkungan, dengan sokongan dari pemerintah dan dukungan dari selebriti-selebriti Indonesia program-program yang dijalankan oleh WWF dapat berjalan dengan lancar. Meski tidak terdapat angka pasti, kehadiran selebriti yang mendukung program WWF dapat meningkatkan popularitas baik pencitraan WWF maupun program mereka. Seperti yang dicontohkan pada kampanye

Save Tigers Now oleh WWF dengan aktor ternama Leonardo Dicaprio yang menjadi duta

dan kepopulerannya menjadi nilai tambah bagi WWF untuk mempromosikan program

Save Tigers Now.

Dalam mengawal aktivis lingkungan dan para tokoh publik agar tetap menyuarakan kepentingan konservasi, khususnya badak jawa, WWF melakukan

recruitment kepada tokoh yang berpengearuh yang menyuarakan pentingnya menjaga

lingkungan seperti contohnya menjadikan tokoh tersebut menjadi duta badak jawa, Desy Ratnasari seorang selebriti tanah air yang di nobatkan sebagai duta badak jawa untuk

(24)

periode 2013-2014, dia berharap dengan menjadinya Desy sebagai duta badak jawa tersebut, Desy dapat mendukung program Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam upaya konservasi badak jawa. Sebagai publik figur, perannya akan sangat strategis dalam menyosialisasikan, memotivasi, dan menjadi motor konservasi badak jawa.38

WWF dalam mempromosikan para ranger, publik figur, dan memfasilitasi mereka dengan kepentingan konservasi badak jawa, membawa hasil yang baik dikarenakan

crowd funding yang terus berjalan tanpa henti, dikarenakan dedikasi mereka untuk

merawat para ranger dan publik figur yang pro terhadap satwa liar dilindungi khususnya badak jawa, sangatlah ideal. Dalam hal ini WWF dapat mendorong pemerintah untuk lebih memfasilitasi pekerja sipil maupun publik figur yang bekerja untuk mendorong tumbuh kembang populasi badak jawa, demi terwujudnya hal tersebut pemerintah di dorong untuk memberikan upah yang sepadan serta fasilitas yang efisien.

WWF dalam penerapan strategi Transnational Advocacy Network yang ke empat ini adalah accountability politics yang dimana, akuntabilitas politik merupakan sebuah upaya untuk menjalin hubungan kepada aktor-aktor yang berpengaruh tersebut agar tetap menyuarakan isu-isu tertentu dan tetap memegang kebijakan atau prinsip yang telah di teguhkan, yang dimana WWF melakukan pendekatan atau menjalin hubungan terhadapap aktor-aktor seperti aktivis lingkungan, maupun publik figur yang sangat berpotensi membawa kesadaran masyarakat yang lebih luas lagi untuk segmentasi pasarnya. WWF memberi mereka fasilitas untuk menyuarakan isu terkait konservasi badak jawa, maupun

38 Dewi Mardiani. 2013. “Desy Ratnasari Didaulat Jadi Duta Badak Jawa”. Leisure. Diakses di

https://republika.co.id/berita/mks2r6/desy-ratnasari-didaulat-jadi-duta-badak-jawa . Pada tanggal 5 Mei 2020 pukul 00.17

(25)

untuk konservasi lainnya juga atau agar aktor-aktor tersebut tetap menyuarakan walau mereka secara kontrak telah selesai.

Demikian analisa upaya WWF dalam konservasi badak jawa menurut konsep pemikiran Transnational Advocacy Network, WWF melakukan 4 poin strategi yang terkandung didalam konsep pemikiran TAN. Dengan menjalankan strategi tersebut upaya WWF dalam bidang konservasi fauna di Indonesia khussnya mendapatkan feedback cukup baik, dan juga dapat berjalan se-efisien mungkin dalam menyuarakan isu konservasi badak jawa. WWF dalam menjalankan strategi yang terkandung dalam konsep pemikiran TAN tersebut, telah mencapai beberapa tujuan mereka yang dimana utamanya adalah ter-edukasinya masyarkat Indonesia dalam isu konservasi fauna, khususnya badak jawa yang kini populasinya tidak lebih dari 70 ekor menurut WWF dan juga oleh IUCN. WWF mengharapkan dari upaya tersebut dapat menciptakan penigkatan populasi dari badak jawa itu sendiri dan dapat mentranslokasi badak jawa, agar meningkatkan keberagaman gen badak jawa itu sendiri.

Gambar

Gambar 3.1. Publikasi badak jawa WWF di website resmi mereka  Sumber: https://www.wwf.or.id/program/spesies/badak_jawa/
Gambar 3.3. Yuyun Kurniawan mensosialisasikan kondisi badak jawa  Sumber: www.wwf.or.id
Gambar 3.4. Mahasiswa peserta Lomba Lintas Alam (LLA) World Rhino Day  2018
Gambar 3.5. Iwan Podol memeriksa jejak badak jawa saat ekspedisi  Sumber: https://news.detik.com
+2

Referensi

Dokumen terkait

Rendemen ekstrak etanol daun tembakau Temanggung varietas Genjah Kemloko campuran bagian atas dan tengah yang diperoleh pada penelitian ini lebih tinggi (22.20% b/b)

Mata kuliah Pengelolaan Lingkungan salah satu bentuk kajian yang memberikan pemahaman tentang konsep konsep secara komprehensip dan membekali pengetahuan dalam merealisasikan

Rangkaian ekivalen tahanan isolasi dibuat untuk memonitor arus pada isolasi motor dari hasil pengujian, yaitu pada kondisi normal memonitor arus absorpsi,

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk memberikan bukti khasiat dari biji kacang hijau (Phaseolus Radiatus) dan daun adas (Foenicumum vulgar L.) sebagai laktagogum

Kondisi ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan yang menunjukkan bahwa kepemimpinan, komunikasi organisasi dan motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan

Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan.Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh

Abstrak — Beberapa penelitian di bidang desain afektif atau dikenal dengan Kansei engineering for affective design dihadapkan pada tantangan dan peluang untuk mendapatkan

Penelitian ini meliputi seluruh judul orasi ilmiah yang tercantum pada kumpulan Naskah Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama 1995 – 2007. Dari setiap naskah orasi