• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat I Dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat I Dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi

Pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat I Dan II

Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

Relationship Between The Level Of Stress To The Menstrual

Cycle In Midwifery Students I And Ii Levels

Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

Francisca Endah Wahyuningrum Chusnul Chotimah ²

Prodi Kebidanan Poltekkes Bhakti Mulia

Franciscaendahw@gmail.com chsnlchotimah70@gmail.com

Abstract:

Keywords : Abstrak:

(2)

Kata kunci :

I. PENDAHULUAN

Kesehatan reproduksi merupakan bagian paling penting dalam program kesehatan, kesehatan reproduksi mempunyai pengaruh terhadap aspek kehidupan yaitu sejak dalam kandungan sampai dia berusia lanjut. Beberapa penyakit ginekologi dan gangguan kesehatan reproduksi merupakan masalah yang serius seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, kemandulan, keputihan, kanker rahim (Wiknjosastro, 2007).

Siklus mensturasi merupakan waktu sejak hari pertama mensturasi sampai datangnya mensturasi periode berikutnya. Siklus mensturasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-32 hari dengan lama mensturasi 3-7 hari, dengan jumlah darah selama menstruasi berlangsung tidak melebihi 80 ml, ganti pembalut 2-6 kali per hari (Prawiroharjo, 2011). Berdasarkan hasil studi terhadap 4000 wanita, hanya 3% diantaranya yang mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Hampir semua wanita mengalami siklus menstruasi yang kurang teratur dari bulan yang satu ke bulan yang lain, pasti ada perubahan sedikit (Beri-Beri, 2010). Siklus haid yang tidak teratur tidak memiliki pola tertentu seperti siklus menstruasi yang memanjang atau lebih dari 35 hari (oligomenore), siklus menstruasi yang pendek kurang dari 21 hari atau dalam sebulan mengalami menstruasi lebih dari sekali (polimenore), bahkan tidak menstruasi selama 3 bulan (amenore) (Hestiantoro, 2007).

Siklus pendek maupun panjang sama-sama menunjukkan ketidakberesan pada sistem metabolisme dan hormonal. Dampaknya yaitu jadi lebih sulit hamil (infertilitas). Siklus pendek yang terjadi pada

wanita dapat mengalami unovulasi karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit

untuk dibuahi. Siklus panjang pada wanita menandakan sel telur jarang sekali diproduksi atau wanita mengalami ketidaksuburan yang cukup panjang. Apabila sel telur jarang diproduksi berarti pembuahan akan sangat jarang terjadi. Ketidakteraturan siklus menstruasi juga membuat wanita sulit mencari kapan masa suburnya. Wanita yang memiliki siklus 28 hari hanya sekitar 10-15% (Hestiantoro, 2007).

Siklus menstruasi ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya adalah stress. Selain itu fungsi hormon terganggu, kelainan sistemik, kelenjar gondok, hormon proklatin dan hormon proklatin berlebih juga merupakan penyebab terjadinya gangguan siklus menstruasi (Hestiantoro,2007).

Wangsa (2010) menjelaskan bahwa stress adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Penyebab utama stress (ketegangan) dan masalah yang ada pada remaja berasal dari hubungan dengan teman dan keluarga, tekanan dan harapan dari diri mereka sendiri dan orang lain, tekanan di sekolah oleh guru dan pekerjaan rumah, tekanan ekonomi dan hal buruk yang terjadi dalam kehidupan mereka misalnya kematian, perceraian dan penyakit yang dideritanya atau anggota keluarganya (Nasution,2007).

Manusia mengalami stres dari tiga sumber Stres lingkungan mencakup kebisingan, kepadatan, tekanan waktu, standar prestasi, ancaman terhadap rasa aman dan harga diri serta penyesuaian diri dengan teman,pasangan (dari tubuh) antara lain perubahan kondisi tubuh seperti masa remaja, haid,proses menua,kecelakaan, kurang gizi, kurang tidur.

(3)

Stres pikiran merupakan pemaknaan diri dan lingkungan dimana pikiran menginterpretasidan menerjemahkan pengalaman perubahan (Gunarya, 2008).

Menurut Kusmiran (2011), faktor dari variasi siklus menstruasi yaitu pengaruh dari merupakan faktor penting yang berhubungan dengan ketidakteraturan siklus menstruasi dan nyeri pada saat menstruasi (dismenorhea).

Hasil wawancara terstruktur terhadap 10 mahasiswa kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo menunjukkan bahwa keluhan terbesar yaitu oligomenore 7 mahasiswa (70%) dan 2 mahasiswa (20%) mengalami polimenore 1 mahasiswa (10%) mengalami amenorea.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan tingkat Stress dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun 2016?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat Stress dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun 2016.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Prodi D III Kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan 46 mahasiswa. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total sampling. Variabel penelitian meliputi a) variabel bebas: tingkat stress. b) variabel terikat: siklus menstruasi.

Pengumpulan data dalam penelitian ini yang menggunakan kuesioner meliputi

variabel tingkat stress sedangkan variabel siklus menstruasi menggunakan pedoman wawancara.

Hubungan tingkat stress dengan siklus menstruasi dianalisis dengan Uji Chi Square. Kemaknaan statistik ditunjukan oleh nilai p.

III. HASIL PENELITIAN

Distribusi frekuensi untuk karakteristik responden berdasarkan semester tercantum pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan semester

Frekuensi Persen %

Semester II 15 32,6

Semester IV 31 67,4

Total 46 100,0

Sumber : data sekunder, 2016

Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa dari 46 responden sebagian besar adalah mahasiswa semester IV dengan jumlah mahasiswa 31 mahasiswa dengan presentase 67,4 %.

Distribusi frekuensi untuk tingkat stress tercantum pada tabel dibawah ini :

Tingkat stress Frekuensi (jiwa) Persentase (%) Normal 33 71,7 Ringan 7 15,2 Sedang 4 8,7 Berat 2 4,3 Sangat berat 0 0 Total 46 100,0

Sumber : data primer, 2016

Berdasarkan tabel 2, dari 46 responden sebagian besar mengalami stress normal sebanyak 33 mahasiswa (71,7%) dan sebagian kecil mengalami stress berat sebanyak 2 mahasiswa (4,3 %) dan tidak ada mahasiswa yang mengalami tingkat stress sangat berat.

(4)

Data keteraturan siklus menstruasi didapat melalui teknik wawancara. Distribusi frekuensi keteraturan siklus menstruasi tercantum pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan keteraturan siklus menstruasi

Siklus menstruasi Frekuensi (jiwa) Persentase (%) Teratur 33 71,7 Tidak teratur 13 28,3 Total 46 100,0

Sumber : data primer, 2016

Berdasarkan tabel 3, dari 46 responden sebagian besar mengalami siklus menstruasi yang teratur yaitu dengan persentase (71,7%), 33 mahasiswa.

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo Tabel 4. Hubungan tingkat stress dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo Siklus mens-truasi Tingkat stress Tidak teratur (jiwa) Teratur (jiwa) Total x2 p Value Normal 3 (6,5) 30 (65,2%) 33 (71,7%) 24, 092 0,000 Ringan 4 (8,7%) 3 (6,5%) 7 (15,2%) Sedang 4 (8,7%) 0 (0%) 4 (8,7%) Berat 2 (4,3%) 0 (0%) 2 (4,3%) Sangat berat 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) Total 13 (28,3%) 33 (71,7%) 46 (100,0%)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dari 46 responden dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai tingkat stress berat dengan siklus haid tidak teratur adalah 2 mahasiswa dengan persentasi 4,3 %. Sedangkan responden yang mengalami tingkat stress normal dengan siklus menstruasi teratur sebanyak 30 mahasiswa prosentasenya 65,2 %.

Untuk mengetahui hubungan tingkat stress sebagai variabel bebas dengan siklus menstruasi sebagai variabel terikat menggunakan uji statistik chi square yang diperoleh dari uji hipotesis dengan rumus chi square dan didapatkan nilai x2 hitung = 24,092 > x2 tabel = 7,81473 dan p value = 0,000 <0,05 dengan demikian disimpulkan bahwa ada dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun 2016.

IV. PEMBAHASAN

1. Tingkat stress pada mahasiswa kebidanan tingkat I Dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

Dari hasil penelitian diperoleh data seperti pada tabel 4.2 tentang tingkat stress yang dilakukan pada mahasiswa kebidanan tingkat I dan II di Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun 2016 dapat diketahui bahwa dari semua responden sebagian besar mahasiswa mengalami stress normal, disusul oleh mahasiswa yang mengalami stress ringan, selanjutnya oleh mahasiswa yang mengalami stress sedang, adapun sebagian kecil mahasiswa mengalami stress berat dan tidak ada yang mengalami stress sangat berat.

Ini sesuai dengan teori menurut Agolla dan Ongori dalam Purwati (2012) mengemukakan bahwa sumber stres akademik meliputi manajemen waktu, tuntutan akademik, dan lingkungan akademik. Sumber stres tersebut dijabarkan dan diperoleh berupa tugas- tugas akademik, penurunan motivasi, peran akademik, jadwal perkulihan yang padat dan tidak jelas, serta kecemasan tidak mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah. Adapun teori lain yang mendukung penelitian ini adalah teori Psychology Foundation of Australia (2010), yang mengatakan bahwa stress normal yang dihadapi secara teratur dan merupakan bagian alamiah dari kehidupan. Seperti dalam situasi

(5)

kelelahan setelah mengerjakan tugas, takut tidak lulus ujian, merasakan detak jantung berdetak lebih keras setelah aktivitas. Stress normal alamiah dan menjadi penting, karena setiap orang pasti pernah mengalami stress bahkan sejak dalam kandungan.

Stress adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stress yang dialami seseorang tidak saja yang bersangkutan mengeluh secara subyektif bagaimana diuraikan pada tahapan Stress. (Sriati, 2008).

Tingkatan stress, stress normal yang dihadapi secara teratur dan merupakan bagian alamiah dari kehidupan. Seperti dalam situasi: kelelahan setelah mengerjakan tugas, takut tidak lulus ujian, merasakan detak jantung Stress ringan adalah stressor yang dihadapi secara teratur yang dapat berlangsung beberapa menit atau jam. Situasi seperti banyak tidur, kemacetan atau dimarahi dosen.

Stress sedang adalah stressor yang dihadapi lebih lama, antara beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya masalah perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan teman atau pacar.

Stress berat adalah situasi kronis yang dapat terjadi dalam beberapa minggu sampai tahun, seperti perselisihan dengan dosen atau teman secara terus-menerus, kesulitan

Stress sangat berat adalah situasi kronis yang dapat terjadi dalam beberapa bulan dan dalam beberapa waktu yang tidak dapat ditentukan. Seseorang yang mengalami stress sangat berat tidak memeiliki motivasi untuk hidup dan cenderung pasrah (Psychology Foundation of Australia, 2010).

Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Susi Purwati 2012) yaitu Tingkat Stress Akademik Pada Mahasiswa Reguler Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas indonesia. Dengan hasil Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Indonesia

rentang sedang. Karakteristik mahasiswa reguler angkatan 2010 FIK UI rata-rata berusia 19,38 tahun, didominasi oleh perempuan, memiliki indeks prestasi cum laude, dan tidak pernah mengunjungi pusat pelayanan kesehatan dalam waktu satu bulan terakhir. 2. Siklus menstruasi pada mahasiswa

kebidanan Tingkat I Dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

Dari hasil penelitian diperoleh data seperti pada tabel 4.3 tentang siklus mestruasi yang dilakukan pada mahasiswa kebidanan tingkat I dan II di Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun 2016 dapat diketahui bahwa dari semua responden terdapat sebagian besar mahasiswa dengan siklus menstruasi teratur dan sebagian kecil mengalami siklus tidak teratur.

Siklus menstruasi yaitu merupakan salah satu siklus menstruasi yang berlangsung selama 28 hari. Siklus normal berlangsung dalam rentang waktu 21-35 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat- saat yang berbeda dalam hidupnya, bahkan dari bulan kebulan tergantung pada berbagai wanita tersebut. Selama siklus menstruasi, ovarium menghasilkan hormone estrogen dan progesteron (Saryono, 2009).

Faktor – faktor penyebab gangguan siklus menstruasi adalah fungsi hormon yang terganggu ini dikarenakan menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur oleh sistemik yaitu wanita yang memiliki tubuh terlalu gemuk maupun terlalu kurus. Stress ini jangan dianggap enteng sebab akan mengganggu sistem metabolisme didalam tubuh. Kelenjar gondok jika terganggunya fungsi kelenjar gondok atau tiroid juga bisa menjadi penyebab tidak teraturnya siklus menstruasi. Jika kelenjar gondok terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mengganggu sistem hormonal tubuh. Hormon prolaktin berlebih pada ibu menyusui, ini dikarenakan hormon ini menekan tingkat kesuburan ibu, hormon prolaktin juga bisa tinggi biasanya disebabkan kelainan pada (Proverawati dan Misaroh, 2009).

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Desty Nur Isnaeni (2010), yaitu Hubungan tingkat stress dengan pola menstruasi pada mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas sebelas Maret

(6)

Surakarta. Dengan hasil ada hubungan antara stress dengan pola menstruasi dengan kekuatan korelasi lemah.

3. Hubungan tingkat stress dengan siklus mentruasi pada mahasiswa kebidanan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun 2016

Dari hasil penelitian diperoleh data seperti pada tabel 4.4 tentang hubungan tingkat stress dengan siklus mestruasi yang dilakukan pada mahasiswa kebidanan tingkat I dan II di Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun 2016 dapat dikatakan bahwa tingkat stress berpengaruh pada siklus menstruasi. Sebagian besar responden mengalami tingkat stress normal dengan siklus menstruasi normal, sedangkan sebagian kecil mengalami tingkat stress normal dengan siklus menstruasi tidak normal. Disusul oleh responden yang mengalami tingkat stress ringan dengan siklus menstruasi tidak teratur maupun responden yang mengalami tingkat stress ringan dengan siklus menstruasi teratur. Berikutnya ada responden yang mengalami tingkat stress sedang dengan siklus menstruasi tidak normal, untuk tingkat stress sedang dengan siklus menstruasi normal tidak ada responden yang mengalaminya. Bagian paling kecil responden mengalami tingkat stress berat dengan siklus menstruasi tidak teratur, dan tidak ada responden yang mengalami tingkat stress berat dengan siklus menstruasi teratur. Sedangkan untuk tingkat stress sangat berat dengan siklus menstruasi teratur ataupun tidak teratur tidak ada yang mengalaminya.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Mulastin (2010) yaitu Hubungan stress dengan siklus menstruasi pada wanita pekerja di desa Palemkerep kecamatan Mayong kabupaten Jepara. Dengan hasil penelitian sebagian besar responden mengalami stress dengan siklus normal, dan sebagian kecil mengalami stress dengan siklus tidak normal.

Stress seringkali membuat siklus mentruasi yang tidak teratur. Hal ini terjadi karena Stress sebagai rangsangan sistem saraf diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu limbic system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonom akan diteruskan ke kelenjar- kelenjar hormonal (endokrin) hingga mengeluarkan secret (cairan) neurohormonal menuju hipofhisis melalui sistem prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH (Folikell Stimulazing Hormone) dan

LH (Leutenizing Hormon), produksi kedua hormon tersebut adalah dipengaruhi oleh RH (Realizing Hormone) yang di salurkan dari sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus sehingga selanjutnya mempengaruhi proses menstuasi (Prawirohardjo, 2011).

V. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan tingkat stress dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun 2016 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat stress pada mahasiswa kebidanan

tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo sebagian besarnya mengalami tingkat stress normal, sebanyak 33 mahasiswa (71,7%).

2. Siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo sebagian besar siklusnya adalah teratur yaitu 33 mahasiswa (71,7%). 3. Dengan nilai p=0,000 < 0,05. Dan nilai

X2hitung =24,092 > X2tabel= 7,81473. Maka dapat disimpulkan Ada hubungan dengan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo.

DAFTAR PUSTAKA

Beri-beri. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus menstruasi pada mahasiswa tingkat program studi kebidanan. http://www. Beri- beri.com//Diakses tanggal 27 Mei 2016. Desti, N. 2010. Hubungan Stress dengan pola

menstruasi. Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta. Gunarya, A. 2008. Manajemen Stress.http://

www.unhas.ac.id//Manajemen. Diakses tanggal 30 Mei 2016

Hestiantoro, A. 2007. Mengapa Haid Tidak teratur? Penyebab dan solusinya.http:// www.gambarhidup.blogspot. com. Diakses tanggal 5 Juni

Kusmiran, E. 2011. Reproduksi Remaja dan Wanita.Jakarta:Salemba Medika

(7)

Mulastin. 2011. Hubungan Stress dengan Siklus Menstruasi pada Wanita Pekerja Di Desa Pelemkerep Kecaatan Mayong Kabupaten Jepara. Karya Tulis Ilmiah. Jepara.

Nasution, Indri Kemala. 2007. Stres pada Remaja. http://library.usu.ac.id//. Diakses tanggal 10 Juni 2016.

Prawirohardjo, S 2011. Ilmu kandungan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009. Menarche: mentruasi pertama penuh makna. Yogyakarta: Nuha Medika.

Psychology Foundamention of Australia. 2010. Depression anxiety Stress scale. British Journal of Clinical Psycology.[Diakses tanggal 3 April 2016]. Didapat dari : http:// www.academia.edu/

Purwati, S. 2012. Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Reguler Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Depok. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saryono. 2009. Sindrom Premenstruasi.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Sriati, A. 2008. Tinjauan tentang Stress. [Diakses pada tanggal 5 maret 2015]. Didapat dari http://resources.unpad. ac.id. Wangsa, T. 2010. Menghadapi Stress Dan

Depresi, Seni Menikmati Hidup agar Selalu Bahagia. Jakarta : Oryza

Wiknjsastro, H. 2007. Ilmu Kandungan dan Kebidanan. Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono

Gambar

Tabel 1.  Karakteristik  responden  berdasarkan semester

Referensi

Dokumen terkait

Asuransi Multi Artha Guna yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan banyak memberikan pengetahuan yang berharga dalam pembuatan skripsi ini..

Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (ekplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implisit).. Dapat mengetahui

jamur yang kemudian berubah menjadi hijau sesuai dengan spora yang menjadi. dewasa (Moslim,

c) Cuvet. Adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk

Gejala stroke non hemoragik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada berat ringanya gangguan pembuluh darah dan lokasi

Kegiatan keagamaan yang mengunakan methoda penerangan Agama Hindu yang disampaikan pada setiap kesempatan Umat Hindu yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan.yang

Kemudahan yang diberikan pemerintah sebagai bentuk perhatian pemerintah pada sektor UMKM adalah adanya penerbitan peraturan baru khusus bagi UMKM yang ada di Indonesia,

Definition of an instructional Picture ……… Types of instructional pictures in language learning …….. The supportive roles of instructional picture in learning … Picture and