• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 5 1.3.1 Tujuan Umum ... 5 1.3.2 Tujuan Khusus ... 5 1.4 Manfaat Penelitian ... 5 1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5 1.4.2 Manfaat Praktis ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Anak Usia 6-24 Bulan ... 7

2.1.1 Pengertian Anak Usia 6-24 bulan ... 7

2.1.2 Kebutuhan Nutrisi Anak Usia 6-24 bulan ... 7

2.2 Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) ... 8

(2)

2.2.2 Tujuan Pemberian MP-ASI ... 8

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI ... 9

2.2.4 Pola Pemberian MP-ASI ... 10

2.2.5 Pemberian MP-ASI Dini ... 16

2.3 Pendidikan Kesehatan tentang Gizi pada Ibu... 17

2.3.1 Definisi Pendidikan Kesehatan tentang Gizi ... 17

2.3.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan tentang Gizi ... 18

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan tentang Gizi .. 18

2.3.4 Metode dan Media Pendidikan Kesehatan tentang Gizi ... 19

2.4 Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pola Pemberian MP-ASI ... 20

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 23

3.2 Variabel Penelitian ... 24

3.2.1 Variabel Terikat (Dependent) ... 24

3.2.2 Variabel Bebas (Independent) ... 24

3.3 Definisi Operasional ... 24

3.4 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 27

4.2 Kerangka Kerja ... 28

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

4.4 Populasi, Teknik Sampling Penelitian dan Sampel ... 29

4.4.1 Populasi ... 29

4.4.2 Teknik Sampling ... 29

4.4.3 Sampel ... 30

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 30

4.5.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ... 30

4.5.2 Cara Pengumpulan Data ... 30

4.5.3 Instrumen Pengumpulan Data ... 32

(3)

4.5.5 Etika Penelitian ... 34

4.6 Pengolahan Data dan Analisis Data ... 35

4.6.1 Teknik Pengolahan Data ... 35

4.6.2 Teknik Analisis Data ... 36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 38

5.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian ... 38

5.1.2 Karakteristik Responden Penelitian ... 39

5.1.3 Hasil Analisis Data Skor Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI ... 40

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 41

5.2.1 Gambaran Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Gizi ... 41

5.2.2 Gambaran Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Gizi ... 44

5.2.3 Analisis Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Gizi terhadap Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI ... 45

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 48 BAB VI PENUTUP 6.1 Simpulan ... 49 6.2 Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(4)

ABSTRAK

Pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko gizi kurang dan gangguan pencernaan pada bayi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan pola pemberian MP-ASI pada ibu yaitu dengan pendidikan kesehatan tentang gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang gizi terhadap pola pemberian MP-ASI pada ibu. Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental dengan desain penelitian one group pre-test and post-test design. Sampel penelitian ini yaitu 33 orang yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pola pemberian MP-ASI yang dimodifikasi dari formulir food recall 24 hour. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik Wilcoxon didapatkan nilai p=0,000 (α<0,05) yang artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang gizi terhadap pola pemberian MP-ASI pada ibu. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada Puskesmas agar dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi yang berkelanjutan untuk meningkatkan pola pemberian MP-ASI pada ibu.

Kata kunci : Gizi, Ibu, Pola Pemberian MP-ASI, Pendidikan Kesehatan. Refrensi (50:2000-2016)

(5)

ABSTRACT

Inappropriate of complementary food of breastfeeding (MP-ASI) could increase risk of malnutrition and gastrointestinal disease. One way that can be used to improve the pattern of MP-ASI is by giving health education about nutrition. The purpose of this study was to find out the effect of health education about nutrition on the pattern of MP-ASI on mother. This study is a pre-experimental research with one group pre-test and post-test design. The sample of this study were 33 people wich were selected by consecutive sampling technique. The data were collected using a MP-ASI pattern questionnaire that modified from the 24-hour food recall form. The results of this study based on Wilcoxon statistic test showed p value=0,000 (α<0,05) which means there was an influence of health education about nutrition toward the pattern of MP-ASI on mother. Based on the results of this study it is suggested to community clinic to provide a sustainable health education about nutrition to improve the pattern of MP-ASI on mother.

Keyword : Health Education, Mother, Nutrition, Pattern of MP-ASI. Refrence (50:2000-2016)

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan utama bayi yang mengandung zat gizi dan kekebalan untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan sampai bayi berumur 6 bulan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan atau minuman lain termasuk air putih (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Pasca enam bulan, pemberian ASI saja tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan makanan bayi. Pemberian ASI saja pada usia pasca enam bulan hanya akan memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan bayi, sedangkan yang 30-40% harus dipenuhi dari makanan pendamping atau makanan tambahan (Departemen Kesehatan, 2000).

Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) merupakan makanan yang mengandung zat gizi yang diberikan pada anak usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Pemberian MP-ASI harus sesuai dengan pola pemberian MP-ASI yang benar yaitu ketepatan usia pertama kali diberikan MP-ASI, frekuensi, jumlah dan jenis MP-ASI yang diberikan sesuai dengan usia anak. Optimalisasi MP-ASI tidak hanya tergantung pada jenis makanan yang dimakan, tapi juga tentang pola pemberian, waktu pemberian, tempat diberikannya MP-ASI, dan orang yang memberikan makanan (Pelto, Levitt, & Thairu, 2002).

Angka cakupan ASI eksklusif masih di bawah target nasional yaitu 52,3% karena pemberian makanan tambahan pada usia di bawah 6 bulan. Hal tersebut dapat dilihat pada data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2010), bayi berumur 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif sebesar 28,3%, menyusui predominan 3,76%, dan menyusui parsial 67,95%. Rata-rata pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir pada anak umur 0-6 bulan sebesar 42,6%, artinya sebesar 57,4% anak di bawah 6 bulan sudah diberikan makanan tambahan selain ASI (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan) dapat menurunkan konsumsi ASI, gangguan pencernaan, infeksi,

(7)

makanan tidak cukup, atau kombinasi dari masalah tersebut karena sistem pencernaan anak belum siap menerima makanan selain ASI (Singh, Nair, Grubesic, & Connell, 2009).

Makanan pendamping ASI yang diberikan tidak sesuai dengan pola pemberian MP-ASI yang tepat akan menyebabkan penurunan status gizi bahkan dapat mengakibatkan kondisi yang lebih berat yakni gizi buruk (Atmawikarta, Nikmawati, Kusharto, Khomsan, & Sukandar, 2009). Masalah gizi kurang di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mendekati prevalensi tinggi. Hal tersebut didukung oleh peningkatan prevalensi gizi kurang pada balita dari tahun 2010 hingga tahun 2013 yaitu dari 17,9% menjadi 19,6%. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu meningkat 0,8% dari 2010 hingga tahun 2013, sedangkan prevalensi gizi kurang meningkat sebesar 0,9% dari 2007 hingga 2013 (Riset Kesehatan Dasar, 2013).

Secara teoritis banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya masalah pemberian MP-ASI. Faktor-faktor tersebut seperti, tingkat pendidikan ibu, status ekonomi keluarga, umur ibu, pekerjaan ibu, jumlah anggota keluarga, peran dalam keluarga, tingkat pengetahuan, dan adanya penyuluhan tentang gizi dari petugas kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2000; Kusumasari & Zulaica, 2012). Salah satu faktor yang mempengaruhi praktik pemberian MP-ASI yaitu kurangnya pengetahuan gizi ibu. Hasil penelitian yang dilakukan Kusumasari dan Zulaica (2012) menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu mengenai MP-ASI berdampak pada status gizi balita yang semakin baik, hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan melandasi perilaku seseorang. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu mengenai MP-ASI maka akan semakin baik perilaku ibu dalam menyajikan makanan untuk anaknya meliputi waktu yang tepat dalam memberikan MP-ASI, jenis MP-ASI, dan pola pemberian MP-ASI. Penelitian menunjukkan prevalensi dimulainya pemberian makanan pendamping ASI dini (<6bulan) atau antara umur 4-6 bulan yaitu sebesar 35% dari 203 sampel karena kurangnya pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI (Semahegn, Tesfaye, & Bogale, 2014). Penelitian Kristianto dan Sulistyarini (2013) mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam

(8)

pemberian MP-ASI didapatkan hasil 90% ibu yang berpengetahuan kurang memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini (<6 bulan).

Meningkatkan pengetahuan ibu terhadap pemberian MP-ASI dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku (Notoatmodjo, 2012). Penelitian Saleem, Mahmud, Ansari, dan Zaidi, (2014) mengenai pendidikan tentang menyusui yang benar dan ketepatan peberian MP-ASI menunjukkan dampak positif dalam pertumbuhan bayi. Humairah, Khusnal, dan Purwati (2015) menyebutkan bahwa penyuluhan tentang makanan pendamping ASI memberikan pengetahuan tambahan kepada responden sehingga responden mengetahui lebih banyak tentang pemberian MP-ASI pada bayinya. Penyuluhan gizi dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan sikap ibu. Peningkatan pengetahuan tersebut seperti pengertian MP-ASI, tujuan pemberian MP-ASI, jenis, frekuensi, bentuk, dan jumlah MP-ASI serta dampak pemberian MP-ASI terlalu cepat. Sikap ibu tentang pola pemberian MP-ASI mengalami peningkatan menjadi kategori baik setelah diberikan penyuluhan (Suraya, 2015). Berdasarkan penelitian Zulaekah (2012) mengenai pemberian pendidikan gizi dengan media booklet dikatakan efektif dalam meningkatkan pengetahuan gizi anak SD yang anemia. Booklet berisi informasi yang jelas, tegas dan mudah dimengerti selain itu juga berisi tulisan dan gambar (Suiraoka & Supariasa, 2012). Pemberian pendidikan kesehatan menggunakan booklet dan poster dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi (Mintarsih, 2007). Pemberian pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif pada ibu dengan anak usia 0-6 bulan dapat mempengaruhi perilaku ibu yang sudah memberikan MP-ASI pada anak. Ibu yang masih memberikan MP-ASI pada anak usia 0-6 bulan disebabkan oleh pengetahuan ibu yang kurang (Utami, 2014). Penelitian Pradhana (2012) menyebutkan penilaian praktik pemberian MP-ASI meningkat setelah diberikan pendidikan kesehatan. Peningkatan hasil penilaian tersebut disebabkan karena ibu mendapatkan pengetahuan yang benar dari pendidikan kesehatan yang telah diikuti. Tambahan pengetahuan pada ibu dapat meningkatkan perilaku dalam memberikan makanan pendamping ASI (Humairah dkk., 2015).

(9)

Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan (2015) dalam Profil Kesehatan Kabupaten Tabanan tahun 2014, cakupan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan Tahun 2014 sebesar 67,34%. Prevalensi status gizi di Kabupaten Tabanan berdasarkan BB/Umur yaitu, status gizi buruk 1,9%, status gizi kurang 9,4%, status gizi baik 82%, dan status gizi lebih 6,6% (Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali, 2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI adalah tingkat pendidikan orang tua. Rata-rata tingkat pendidikan penduduk dewasa yang melek huruf di Tabanan masih sangat rendah, diantaranya penduduk yang tidak bersekolah sebesar 11,93%, penduduk dengan pendidikan dasar sebesar 23,73%, penduduk dengan pendidikan menengah sebesar 13,75%, penduduk dengan pendidikan tinggi sebesar 4,13% (Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, 2015). Upaya dalam peningkatan status gizi di Kabupaten Tabanan salah satunya adalah dengan pengadaan program pemberian MP-ASI. Dari beberapa puskesmas di Kabupaten Tabanan salah satu puskesmas dengan penerapan program MP-ASI yang baru berjalan tahun 2015 yaitu Puskesmas Kerambitan II.

Berdasarkan data di Puskesmas Kerambitan II, pada Bulan Oktober 2016 didapatkan jumlah anak usia 6-24 bulan adalah 263 anak. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Kerambitan II, didapatkan bahwa di puskesmas tersebut telah menerapkan program MP-ASI kepada keluarga miskin yang terdapat di wilayah kerja puskesmas tersebut. MP-ASI yang diberikan berupa bantuan susu formula dan biskuit selama 3 bulan. Walaupun telah menerapkan program MP-ASI, data di wilayah kerja puskesmas tersebut pada bulan Oktober 2016 masih terdapat 1 anak dengan status gizi sangat kurang, 21 anak dengan gizi kurang bahkan terdapat anak dengan status gizi lebih sebanyak 20 anak. Selama ini pihak puskesmas belum memberikan pendidikan kesehatan yang spesifik tentang pemberian MP-ASI. Pihak puskesmas hanya memberikan anjuran untuk melihat cara pemberian MP-ASI di buku KIA yang dibawa oleh masing-masing ibu. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Pengaruh pendidikan kesehatan gizi terhadap pola pemberian makanan pendamping ASI pada ibu dengan anak usia 6–24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kerambitan II”.

(10)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas didapatkan rumusan masalah: “Adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang gizi terhadap pola pemberian makanan pendamping ASI pada Ibu dengan anak usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kerambitan II?”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang gizi terhadap pola pemberian makanan pendamping ASI pada Ibu dengan anak usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kerambitan II.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui pola pemberian makanan pendamping ASI sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Kerambitan II.

b. Untuk mengetahui pola pemberian makanan pendamping ASI setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Kerambitan II. c. Untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang gizi terhadap pola pemberian makanan pendamping ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Kerambitan II.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan anak dalam penatalaksanaan pemberian pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai gizi dalam pemberian makanan pendamping ASI.

(11)

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan di komunitas antara lain: a. Memberikan tambahan pemahaman dalam pemberian pendidikan kesehatan

tentang pola pemberian makanan pendamping ASI yang benar dalam menjaga status gizi bayi.

b. Sebagai bahan pertimbangan oleh Puskesmas dalam membuat program kegiatan kepada masyarakat khususnya masyarakat yang mempunyai bayi yang sedang mendapatkan makanan pendamping ASI.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait hubungan motivasi kerja terhadap kinerja pengurus pada lembaga keuangan mikro agribisnis di kota

Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin yang khusus disediakan dan atau diberikan

Hasil penelitian untuk faktor permintaan secara simultan ada pengaruh nyata antara tingkat pendapatan, selera, jumlah tanggungan dan harapan masa yang akan datang

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa media internal kurang memberikan kesempatan untuk karyawan memberikan pendapat maupun memberikan informasi kepada sesama

Pada pasal 4-8 disebutkan setiap orang berhak atas kesehatan, akses atas sumber daya, pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau, menentukan sendiri pelayanan kesehatan

− Tanggal terakhir penyelesaian transaksi saham dengan Nilai 15 Juli 2010 Nominal Lama di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi. − Tanggal Penentuan Rekening Efek yang Berhak