• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH LUAS DAERAH PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH LUAS DAERAH PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikm"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH LUAS DAERAH PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Agus Maulana Muhamad NIM 1004072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2014

(2)

Masalat Luas Daerat Persegi dan

Persegi Panjang Melalui Pendekatan

Matematika Realistik

Oleh

Agus Maulana Muhamad

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Agus Maulana Muhamad 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

ii ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya permasalahan tentang pembelajaran matematika mengenai luas daerah persegi dan persegi panjang selama ini belum berorientasi pada pengembangan penguasaan konsep dan aktivitas siswa. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana perencanaan, proses, hasil belajar dan faktor kesulitan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik? Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui perencanaan, proses, hasil belajar dan faktor kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika pada materi luas daerah persegi dan persegi panjang dengan pendekatan matematika realistik di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng. Pendekatan matematika realistik merupakan suatu pendekatan yang menitik awalkan pembelajaran dari dunia nyata siswa. Dunia nyata siswa sebagai langkah awal pembelajaran, dengan memandang siswa bukan tempat memindahkan matematika dari guru, tetapi siswa belajar untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika dari dunia nyata siswa. Dalam pendekatan matematika realistik peranan alat peraga sangat penting salah satunya adalah untuk menjembatani konsep abstrak matematika dengan dunia nyata siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis-Taggart. Dengan pola pembelajaran reflektif dan bersiklus, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep, menyelesaikan masalah dan aktivitas siswa. Dalam penelitian ini subyek penelitiannya adalah guru dan siswa kelas III yang berjumlah 33 orang yang kinerjanya ditingkatkan dalam tiga siklus pembelajaran dengan masing-masing siklus terdiri dari empat langkah kegiatan yaitu: 1) perencanaan 2) pelaksanaan 3) observasi 4) analisis dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Peningkatan ini dinilai berdasarkan penilaian rencana pembelajaran sebesar 75,00% pada siklus I, menjadi 90,50% dan pada siklus II dan 97,75% pada siklus III. Penilaian kinerja guru pada siklus I sebesar 84,25%, siklus II 92,00% dan siklus III 98,25%. Penilaian pembelajaran dari siklus ke siklus meningkat karena terpenuhinya aspek-aspek yang diamati. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 71,64, siklus II 75,69 dan siklus III 86,80. Faktor kesulitan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik salah satunya adalah kemampuan dalam perkalian. Oleh karena itu, pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. Maka pendeketan matematika realistik dapat direkomendasikan untuk digunakan pada proses pembelajaran di kelas III Sekolah Dasar.

(5)

iii

INCREASING THE ABILITY OF SOLVE THE PROBLEM AREA SQUARE AND RECTANGLE THROUGH A REALISTIC MATHEMATICAL APPROACH

(Advisor 1 : Drs. Yusuf Suryana, M.Pd. Advisor 2 : Drs. H. Oyon Haki Pranata, M.Pd)

By : Agus Maulana Muhamad ABSTRACT

This research is motivated by the exixtence of the problem of learning math on a broad square and rectangle areas has nor been oriented to the development of students mastery of concepts and activities. Formulation of the problem in this study is how the planning, process, and the difficulty of learning outcomes obtained by students in learning mathematics using mathematical realistic approach? The goal is to determine the planning, process, and the difficulty of learning outcomes of student in mathematics on the material area of square and a rectangle with a realistic mathematics approach in grade III SD Negeri 2 Tawangbanteng. Realistic mathematics approach is an approach that focus on real-word early learning students. Real-world learning of students as a first step, with regard not the place to move students from the math teacher, but students learn to rediscover the ideas and concepts of rela-wolrd math students. In realistic mathematics approach very important role props one of which is to bridge the abstract mathematical concept with real-world students.The model used in study in this study is a model of classroom action research Kemmis-Taggart. With a cyclical pattern and reflective learning, this study aims to improve the mastery of concepts, problem solve and student activities. In this study the subjects of the study were grade III teachers and students numbering 33 men, whose perpormance is improved in three learning cycles with each cycle consisting of four steps, namely activities : 1) Planning 2) Implementation 3) Observation 4) Analysis and reflection.The resault of this study indicate that the use of realistic mathematics approach can improve student learning outcomes in mathematics. The increase was assessed based on the assessment of learning plan for 75,00% inthe first cycle, the cycle becomes 90,50% and 97,75% in the second and third cycle. Assessment of teacher performance in the first cycle of 84,25%, 92,00% and the second cycle the third cycle of 98,25%. Assessment of lerning from cycle to cycle increases due fulfilment aspects are observed. While the average value of student learning outcomes in the first cycle of 71,64, 75,69 second cycle and third cycle 86,80.Therefore, realistic mathematcal approach can improve the area’s ability to solve the problem square and rectangle in grade III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. So realistic mathematics approach can be recommended for use in the learning process in grade III Elementary School.

(6)

v

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Pembelajaran Matematika di SD ... 8

2. Pembelajaran Matematika Realistik ...10

3. Implementasi Pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik ...15

4. Materi Pembelajaran Persegi dan Persegi Panjang ...17

B. Kerangka Pemikiran ...19

C. Anggapan Dasar ...21

D. Hipotesis Tindakan ...21

BAB III METODE PENELITIAN...22

A. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ...22

(7)

vi

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian atau

Penjelasan Istilah ...25

D. Prosedur Penelitian ...26

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ...30

F. Kriteria Keberhasilan ...31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...32

A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah ...32

B. Hasil Tindakan Perbaikan Pembelajaran ...33

C. Pembahasan ...71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...75

A. Kesimpulan ...75

B. Saran ...76

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pengajaran matematika modern di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1973 ketika pemerintah mengganti pengajaran berhitung di Sekolah Dasar dengan matematika. Sejak saat itu matematika menjadi mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar, juga di Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas.

Pada kurikulum 1975, 1984, 1994, suplemen 1999, kurikulum 2004, dan kurikulum 2006 tercantum tujuan pendidikan matematika. Pada tiap kurikulum mempunyai tujuan yang sama mengenai pembelajaran matematika yaitu melatih dan menumbuhkan cara berpikir yang sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten, serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah. Selanjutnya lewat belajar matematika, siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan gagasan. Pada kenyataannya, pembelajaran matematika yang ada saat ini belum memenuhi harapan.

Menurut Zulkardi (dalam Agustini, 2010, hlm. 2)

Rendahnya prestasi siswa dalam matematika di sekolah diasumsikan karena beberapa faktor yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah yaitu materi pelajaran yang dirasakan oleh siswa terlalu abstrak dan kurang menarik karena kurangnya contoh yang diaplikasikan dalam kehidupan dunia mereka, metode pengajaran matematika yang berpusat pada guru sementara siswa cenderung pasif, lantaran waktu yang ada hanya untuk menyalin apa yang dikerjakan gurunya, serta metode penilaian yang berfokus pada sumatif kurang formatif yang seharusnya terintegrasi pada proses pembelajaran. Sejauh ini proses pembelajaran masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihapalkan. Kelas masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ekspositori menjadi pilihan utama strategi pembelajaran.

(9)

2

Bagaimana dengan pengelolaan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar? Data di lapangan bahwa kemampuan matematika beberapa siswa SD kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya menunjukan nilai dibawah rata-rata. Hal tersebut bisa terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: a) Siswa yang tidak pernah menguasai tujuan (kompetensi) secara memadai; khususnya bagi mereka yang berkemampuan rata-rata dan di bawah rata-rata, sehingga cenderung kehilangan kepercayaan diri terhadap kemampuannya; b) Guru umumnya tidak mempunyai waktu untuk memantau kemajuan belajar siswa dan membantu memperbaikinya; c) Guru tidak mampu mendiagnosa kesulitan belajar siswa karena terbatasnya waktu atau kemampuan.

Analisis data pada pemaparan di atas menunjukkan bahwa siswa terjebak dalam rutinitas, kurang mengoptimalkan media pembelajaran, rendahnya motivasi belajar, banyak menghafal, rendah dalam pemahaman belajar dan umumnya tidak tahu makna atau fungsi dari hal yang dipelajari dalam kehidupannya. Hal seperti ini dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran matematika yang ada pada kurikulum.

Pembelajaran matematika yang ada di sekolah menginginkan agar pembelajaran bisa lebih bermakna dan pengetahuan matematika yang dipelajarinya dapat diterapkan oleh siswa di sekolah dalam kehidupan sehari-hari dan bidang lain. Kegiatan belajar matematika diharapkan mampu membuat siswa terampil menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

(10)

kesempatan kepada siswa untuk memberikan kontribusi terhadap proses belajar mereka.

Matematika merupakan aktivitas kreatif manusia, dan belajar matematika terjadi apabila siswa dapat mengembangkan cara efektif dalam menyelesaikan masalah. Situasi masalah yang baik menurut pembelajaran berdasarkan masalah harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a) Masalah harus otentik, artinya masalah harus berakar pada pengalaman dunia nyata siswa; b) Permasalahan harusnya tidak terdefinisi secara ketat, sehingga jawaban tidak akan sederhana dan membuka kesempatan menjawab secara multi jawab antara siswa satu dengan siswa yang lainnya; c) Masalah itu harus bermakna bagi siswa dan sesuai dengan perkembangan intelektualnya; d) Masalah yang dimunculkan harus sesuai dengan alokasi waktu belajar, lingkungan, dan alat/bahan yang tersedia, sehingga tidak akan menghambat proses pemecahan masalah; e) Masalah yang dimunculkan diharapkan ada manfaatnya bagi pengembangan kedewasaan siswa.

Merujuk pada pernyataan tersebut maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan pembelajaran agar lebih bermakna bagi siswa dengan menggunakan strategi atau pendekatan belajar yang tepat. Dengan PMR yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat memahami konsep dan lebih meningkatkan keterampilan dalam pemecahan masalah terutama masalah matematika sebagai suatu tujuan pembelajaran matematika.

Melihat hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah luas persegi dan persegi panjang guna meningkatkan prestasi belajar. Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran matematika realistik.

(11)

4

Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya pada materi pokok luas daerah persegi dan persegi panjang yang diajarkan di kelas III, karena pada materi ini banyak permasalahan-permasalahan yang berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian : “Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Luas Daerah Persegi dan Persegi Panjang Melalui Pendekatan Matematika Realistik”. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya.

B.Rumusan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini masalah pokok yang akan dibahas adalah penggunaan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang di SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya.

Dari masalah pokok tersebut, selanjutnya dijabarkan ke dalam rumusan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dalam upaya meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang?

2. Bagaimana proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dalam menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang?

3. Bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik?

(12)

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara akurat tentang mengefektifkan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas III SDN 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya dalam menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:

a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dalam upaya meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang.

b. Mendeskripsikan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dalam menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang.

c. Mendeskripsikan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. d. Mendeskripsikan faktor kesulitan siswa menyelesaikan masalah pada

konsep luas daerah persegi dan persegi panjang dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.

D.Manfaat Penelitian

(13)

6

1. Bagi siswa

a. Memperoleh peningkatan penguasaan konsep matematika terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

b. Memperoleh pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan mandiri dikalangan siswa.

c. Siswa diharapkan terampil dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya, baik dalam bidang matematika maupun dalam bidang lain yang terkait.

d. Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap belajar matematika melalui pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.

e. Meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Bagi guru

a. Meningkatkan pengetahuan guru tentang strategi atau pendekatan realistik dalam pembelajaran.

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pelaksanaan belajar mengajar yang profesional.

c. Memberikan masukkan yang bermanfaat bagi tenaga pengajar tentang pendekatan realistik yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

3. Bagi sekolah

Dapat memberikan masukan pengetahuan dalam meningkatkan mutu dan efektifitas pembelajaran matematika khususnya tentang pendekatan matematika realistik.

4. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.

E.Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I PENDAHULUAN

(14)

B. Rumusan Masalah Penelitian C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Matematika di SD 2. Pembelajaran Matematika Realistik

3. Implementasi Pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik 4. Materi Pembelajaran Persegi dan Persegi Panjang

B. Kerangka Pemikiran C. Anggapan Dasar D. Hipotesis Tindakan

3. BAB III METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) B. Setting Penelitian

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian atau Penjelasan Istilah D. Prosedur Penelitian

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data F. Kriteria Keberhasilan

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah

B. Hasil Tindakan Perbaikan Pembelajaran C. Pembahasan

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

(15)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Kemmis (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 12) menjelaskan bahwa: Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari, a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka; b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan; c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Kemudian pemaparan mengenai makna dari Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Taniredja dkk. (2010, hlm. 16).

Penerapan penelitian tindakan di dalam dunia pendidikan terutama di kelas, memosisikan guru sebagai seorang guru yang berkolaborasi dan melakukan penelitian bersama rekan-rekannya, yaitu para siswa dan orang – orang yang terlibat disekitarnya, sehingga guru didorong untuk sadar terhadap apa yang dilakukannya, dan bersikap kritis terhadap tindakannya, serta siap melakukan perbaikan jika ia melakukan suatu kesalahan atau penyimpangan.

Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk menghasilkan pengetahuan. Hasil dan penggunaan pengetahuan ini berpangkal dan dikondisikan oleh tujuan utama tersebut. Peningkatan kualitas pembelajaran mancakup penyadaran akan nilai-nilai yang akhirnya dapat dilembagakan, misalnya peningkatan aktivitas dan kreativitas siswa

(16)

dalam pembelajaran. Meskipun demikian, hasil akhir dari peningkatan kualitas pembelajaran bukan merupakan jaminan proses awal yang benar. Menurut Kasbolah (1998, hlm. 36), manfaat PTK adalah sebagai berikut:

a) Akademis, PTK bermanfaat untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki pembelajaran jangka pendek; b) Praktis, PTK dapat dianggap sebagai bentuk: pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah, pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dasar, serta peningkatan profesionalisme guru melalui proses latihan sistematik secara berkelanjutan.

Dalam penelitian ini model yang penulis gunakan adalah model Kemmis dan Taggart. Berikut disajikan dalam bentuk gambar:

Gambar 3.1

Alur Pelaksanan Tindakan Kelas Model Kemmis & Taggart (Arikunto, Suhajono dan Supardi)

Model PTK yang digunakan peneliti adalah model PTK Kemmis dan Taggart. Fokus tindakan merupakan satu siklus tindakan terdiri dari satu langkah tindakan pembelajaran. Hal ini menjadi dasar pemikiran bahwa PTK dilakukan untuk meningkatkan satu aspek sikap ilmiah pada satu pokok bahasan atau satu materi pokok. Satu materi pokok terdiri dari beberapa materi

Rencana Kegiatan Penelitian

Refleksi I

Pembelajaran I dan Siklus I

Pembelajaran II dan Siklus II

Pembelajaran III dan Siklus III Refleksi II

Refleksi III

Perbaikan Rencana

Perbaikan Rencana

(17)

24

yang diselesaikan dalam beberapa kali tindakan. Sedangkan bentuk PTK yang dilaksanakan adalah PTK kolaboratif yang melibatkan beberapa pihak dengan jalinan bersifat kemitraan.

B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. Yang menjadi pertimbangan menggunakan sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian karena peneliti merupakan sukwan yang magang di Sekolah Dasar tersebut, sehingga mempermudah bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah siswa sebanyak 33 orang, terdiri dari 19 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Dalam penelitian ini dibantu oleh seorang guru sebagai peneliti mitra (observer) yaitu guru kelas III (Ibu Detari Sukmawati, S.Pd). Pemilihan guru kelas III sebagai peneliti mitra pada proses penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa yang bersangkutan sudah cukup berpengalaman dalam melaksanakan PTK karena beliau adalah lulusan S1.

3. Fokus Tindakan

Penelitian ini difokuskan pada penggunaan Pendekatan Matematika Realistik dalam menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang di kelas III untuk meningkatkan kinerja guru serta aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Dengan batasan sebagai berikut:

(18)

b. Peningkatan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran matematika melalui pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang. c. Peningkatan kompetensi guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa

melalui pendekatan matematika realistik dalam menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang.

C.Definisi Operasional Variabel Penelitian atau Penjelasan Istilah 1. Meningkatkan

Meningkatkan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan khususnya dalam belajar.

2. Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan. 3. Luas Daerah Persegi dan Persegi Panjang

Luas daerah adalah ukuran luas bangun datar.

Persegi adalah segi empat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku.

Persegi panjang adalah jajar genjang yang keempat sudutnya siku-siku. 4. Pendekatan Matematika Realistik

Pendekatan adalah suatu cara atau langkah untuk memudahkan pendidik atau fasilitator dalam proses pembelajaran yang berkaitan erat dengan bagaimana pengajaran itu diajarkan agar peserta didik ingin belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

(19)

26

D.Prosedur Penelitian

1. Orientasi dan Identifikasi Masalah

Orientasi disini adalah tahap studi pendahuluan dan diskusi yang dilakukan peneliti bersama dengan mitra peneliti berkaitan dengan konsep-konsep PTK yang akan dilaksanakan. Diantaranya adalah menyamakan persepsi anatara peneliti, mitra sejawat dan kepala sekolah tentang hakikat PTK dan tentang penggunaan Pendekatan Matematika Realistik dalam pembelajaran matematika tentang menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang di kelas III. Kemudian penetapan siklus yang akan dilaksanakan, fokus tindakan, materi pembelajaran, serta administrasi pembelajaran yang akan digunakan.

Observasi yang dilakukan di SD Negeri 2 Tawangbanteng difokuskan terhadap pembelajaran matematika di kelas III. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan permasalahan dalam pembelajaran luas daerah persegi dan persegi panjang.

2. Perencanaan Tindakan Perbaikan Pembelajaran a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan Pembelajaran

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran b) Menyiapkan alat peraga berupa karton titik c) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) d) Membuat alat evaluasi

2) Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran

(20)

3) Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Melakukan pengamatan dan menghimpun data terhadap jalannya proses belajar mengajar dan observer mencatat kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan fokus tindakan.

4) Refleksi

a) Menganalisis dan merefleksi rencana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang di kelas III dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR).

b) Menganalisis dan merefleksi penggunaan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dalam proses pembelajaran.

c) Menganalisis dan merefleksi hasil belajar siswa dalam mengalami konsep menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR).

d) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) sebagai upaya meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang.

e) Hasil analisis dan refleksi pelaksanaan tindakan siklus I digunakan sebagai bahan acuan dalam merancang dan melaksanakan tindakan siklus II.

b. Siklus II

1) Perencanaan Tindakan Pembelajaran

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

b) Menyiapkan alat peraga berupa benda di sekitar yang berbentuk persegi dan persegi panjang

c) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) d) Membuat alat evaluasi

2) Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran

(21)

28

Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan berdasarkan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti menganalisis dan merefleksi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Untuk keperluan analisis ini yang dilakukan antara lain: memeriksa catatan lapangan, mengkaji hasil kinerja guru dan aktivitas siswa.

3) Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Melakukan pengamatan dan menghimpun data terhadap jalannya proses belajar mengajar dan observer mencatat kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan fokus tindakan. Dan mengetahui sejauhmana pemahaman siswa pada penelitian siklus II.

4) Refleksi

a) Menganalisis dan merefleksi rencana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang di kelas III dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR).

b) Menganalisis dan merefleksi penggunaan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dalam proses pembelajaran.

c) Menganalisis dan merefleksi hasil belajar siswa dalam mengalami konsep menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR).

d) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) sebagai upaya meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang.

e) Hasil analisis dan refleksi pelaksanaan tindakan siklus II digunakan sebagai bahan acuan dalam merancang dan melaksanakan tindakan siklus III.

c. Siklus III

1) Perencanaan Tindakan Pembelajaran

(22)

b) Menyiapkan alat peraga berbentuk persegi dan persegi panjang dari potongan kertas

c) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) d) Membuat alat evaluasi

2) Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran

Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga berbentuk persegi dan persegi panjang dari potongan kertas. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan berdasarkan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti menganalisis dan merefleksi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Untuk keperluan analasis ini yang dilakukan anatara lain: memerikasa catatan lapangan, mengkaji hasil kinerja guru dan aktivitas siswa.

3) Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Melakukan pengamatan dan menghimpun data terhadap jalannya proses belajar mengajar selama proses pembelajaran berlangsung. Dan mengetahui sejauhmana pemahaman siswa pada penelitian siklus III

4) Refleksi

a) Menganalisis dan merefleksi rencana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang di kelas III dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR).

b) Menganalisis dan merefleksi penggunaan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dalam proses pembelajaran.

c) Menganalisis dan merefleksi hasil belajar siswa dalam mengalami konsep menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR).

d) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) sebagai upaya meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang.

(23)

30

E.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Teknik Observasi

Observasi kegiatan pembelajaran di kelas dibantu oleh mitra yang mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik, sementara penulis melakukan pengelolaan kelas dan pengamatan terhadap keterampilan proses siswa. Alat yang digunakan untuk menjaring data pada kegiatan tersebut yaitu lembar observasi untuk mengamati rencana pembelajaran, aktivitas guru, aktivitas siswa, dan catatan lapangan. Alat bantu tersebut digunakan untuk mebantu menganalisis dan merefleksi setiap tahapan tindakan pembelajaran yang dijadikan bahan perbaikan pada tindakan berikutnya, sehingga menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih meningkat.

2. Teknik Tes atau Penilaian

Tes yang digunakan untuk mengetahui data tentang hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam memecahkan menyelesaikan masalah tentang luas daerah persegi dan persegi panjang.

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan seluruh rangkaian penelitian mulai dari perencanaan sampai tahap refleksi, begitu juga dengan hasil penelitian.

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes pada tiap siklus dianalisis dengan mengacu kepada pola pengolahan data dari Hermawan (2007, hlm. 184), dengan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Teknik Triangulasi

Suatu cara untuk mendapatkan data dengan menggunakan berbagai cara/prosedur/metode, agar data yang diperoleh dapat dipercaya kebenarannya. Triangulasi yang dipilih adalah instrumental triangulation, yaitu menggunakan berbagai alat instrumen agar data yang terkumpul lebih akurat.

b. Teknik Saturasi (Kejenuhan)

(24)

c. Teknik Coding atau Labeling

Pengelompokkan jenis kinerja yang diobservasi dan direfleksi pada setiap siklus tindakan.

F. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

1. Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tentang menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang. Minimal memenuhi 75% dari aspek yang ditetapkan. 2. Peningkatan kemampuan guru dalam proses pembelajaran tentang

menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang. Minimal memenuhi 75% dari aspek yang ditetapkan.

(25)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang melalui pendekatan matematika realistik di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya, adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang melalui pendekatan matematika realistik di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya disusun sesuai dengan ketentuan dalam langkah-langkah pembelajaran (RPP) dalam pendekatan matematika realistik dan KTSP. Dalam penelitian ini RPP sebelum dilakukan tindakan masih menunjukkan adanya kekurangan, tapi setelah melakukan tindakan mengalami perubahan dan peningkatan. Diperoleh persentase perencanaan pada siklus I sebesar 75,00% (cukup baik), pada siklus II 90,50% (baik) dan pada siklus III 97,75% (sangat baik). Hasil tersebut menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran mengalami peningkatan.

2. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang melalui pendekatan matematika realistik di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya dilaksanakan sesuai ketentuan dan langkah-langkah pembelajaran (RPP) yang telah disusun pada siklus I sampai siklus III. Sebelum dilakukan tindakan proses pelaksanaan pembelajaran masih mengalami kekurangan, kemudian setelah melakukan tindakan dalam proses pelaksanaan pembelajaran ini berjalan lancar dan mengalami peningkatan sehingga diperoleh persentase kinerja guru pada siklus I sebesar 84,25%

(26)

(baik), siklus II 92,00% (sangat baik) dan siklus III 98,25% (sangat baik). Hasil tersebut menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran mengalami peningkatan begitu juga dengan aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dilihat dari hasil oservasi selama proses pembelajaran dan kegiatan diskusi walapun pada kegiatan diskusi ada penurunan disiklus II, tapi pada proses diskusi siklus III mengalami peningkatan kembali.

3. Hasil belajar siswa tentang “Luas Daerah Persegi dan Persegi Panjang” pada pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya sebelum dilakukan tindakan masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan rata-rata nilai 65,35, kemudian setelah dilakukan tindakkan pada siklus I diperoleh rata-rata sebesar 71,64 (71,64% ”cukup baik”), pada siklus II 75,69 (75,69% “cukup baik”) dan pada siklus III 86,80 (86,80% “baik”). Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus III.

4. Faktor kesulitan siswa menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang dengan menggunakan pendekatan matematika realistik yaitu kemampuan dalam perhitungan perkalian, bekerjasama dalam kelompok untuk menemukan suatu konsep dan mengukur dengan menggunakan penggaris.

Pembelajaran dengan PMR merupakan salah satu alternatif dalam menyelesaikan masalah luas daerah persegi dan persegi panjang guna meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika di kelas III SD Negeri 2 Tawangbanteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya.

B.Saran

(27)

77

1. Untuk Guru Sekolah Dasar

Agar mendapatkan hasil belajar yang baik dari proses pembelajaran dan lebih terarah dalam pelaksanaannya, maka guru harus mengoptimalkan penggunaan waktu dalam proses pembelajaran sesuai rencana yang telah ditetapkan. Kemudian guru harus memberikan motivasi agar siswa lebih aktif dan senang dalam mengikuti proses pembelajaran. Dan gunakan media pembelajaran yang dapat menarik belajar siswa.

2. Untuk Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan penanggung jawab terlaksananya keberlangsungan interaksi belajar mengajar maka diharapkan dapat memfasilitasi proses belajar mengajar di kelas dengan pengoptimalan media belajar, sehingga guru dapat melaksanakan kegiatan mengajar secara efektif dan menarik, serta tidak menimbulkan kejenuhan dalam belajar.

3. Bagi Siswa

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhajono dan Supardi. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Cahyanta, H. (2011). Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Matematika Realistik. [Online]. Tersedia di: http://dasar-teori.blogspot.com201110keunggulan-dan-kelemahan-pembelajaran.html. Diakses 23 Mei 2014.

Damayanti, E. (2012). Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Penjumlahan Bilangan di Kelas III Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) di SDN Talun. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Tasikmalaya.

Dheluestarini. (2012). Makalah Bangun Datar Segi Empat. [Online]. Tersedia di: http://dheluestarini.wordpress.com20121130makalah-bangun-datar-segi-empat.html. Diakses 02 Oktober 2013.

Fatimah, S. (2011). Desain Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia di: http://sitiakila.blogspot.com201110desain-pembelajaran-matematika.html. Diakses 23 Mei 2014.

Gustini, I. (2010). Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menentukan Luas Daerah Bangun Datar Melalui Pendekatan Matematika Realistik. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hadi, S. (2002). Effective Teacher Professional Development For The Implementation Of Realistic Mathematics Education In Indonesia. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, University of Twente.

Hadi, S. (2005). Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin: Tulip.

Hermawan, R. dkk. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud Proyek PGSD.

Nur, F dan Defi, T. (2008). Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

(29)

79

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukirman dan Jumhana. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Taniredja, T. dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Purwokerto: Alfabeta. Tarigan, D. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI.

Windayana, H. dkk. (2010). Geometri dan Pengukuran. Bandung: UPI Press. Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT

Gambar

Gambar 3.1 Alur Pelaksanan Tindakan Kelas Model Kemmis & Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan atau motif untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia mempunyai

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Mengumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Untuk Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2014, seperti tersebut di bawah ini

untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan.. kehilangan pemikiran yang

Sketsa tampilan untuk menu topik Pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia, Berisikan materi dari topik tersebut dan tombol back untuk kembali ke menu pokok bahasan, dan

pengenalan simbol rambu lalu lintas dengan menggunakan teknologi augmented reality. 1.5

Marker adalah real enviroment berbentuk objek nyata yang akan menghasilkan virtual reality, marker ini digunakan sebagai tempat augmented reality muncul, berikut ini

Metode transportasi merupakan metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat yang membutuhkan secara optimal. Untuk