PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA
LINGKUNGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS V
Ni Komang Seviani
1, Ni Wayan Arini
2, I Ketut Dibia
31,2,3
Jurusan PGSD,Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: viasevia296@yahoo.com
1, wayanarini@yahoo.co.id
2,
dibiabhs@yahoo.co.id
3Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan menulis karangan deskripsi antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V di SD Gugus V Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini tergolong jenis penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Gugus V Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 236 siswa. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling. Sekolah yang menjadi sampel yaitu SD No. 4 Panji sebanyak 22 orang sebagai kelompok eksperimen dan SD No. 6 Panji sebanyak 21 orang sebagai kelompok kontrol. Data keterampilan menulis karangan deskripsi dikumpulkan dengan instrument tes berbentuk esai kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh thit = 2,4 dan ttab. (pada taraf signifikansi 5%) = 2,021. Hal ini berarti bahwa thit > ttab sehingga dapat didinterpretasikan bahwa terdapat perbedan yang signifikan keterampilan menulis karangan deskripsi antara siswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Diketahui (X) kelompok eksperimen adalah 22,40 dan (X) kelompok kontrol adalah 18,28. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan deksripsi siswa kelas V di SD Gugus V Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2015/2016
Kata kunci: pendekatan saintifik, media lingkungan, dan keterampilan menulis karangan deskripsi
Abstract
This study was aimed to determine the difference between the descriptive essay writing skills of students that learned with the scientific approach aided environmental media and students that learned with conventional learning in class V group V of Sukasada District year 2015/2016. This study classified the type of quasi-experimental research. The study population was all students in the fifth grade elementary school of group V of Sukasada District year 2015/2016, amounting to 236 students. The research sample was determined by using random sampling techniques. Schools are being sampled, namely SD 4 Panji totaling 22 people as an experimental group and SD No. 6 Panji as many as 21 people as the control group. The data of descriptive essay writing skills collected by the instruments in the form of an essay test then it analyzed using descriptive statistical analysis techniques and inferential statistics (t-test). Based on the analysis of data, obtained thit = 2.4 and ttab (at significance level of 5%) = 2.021. This means that thit > ttab so that it can be interpreted that there are significant differences between the description of the essay writing skills of students who take the learning environment of media-assisted scientific approach to the students who take the conventional learning. 𝑥̅ known experimental group was 22.40
and 𝑥̅ control group was 19.28. It can be concluded that the scientific approach aided environmental media influence on essay writing skills description fifth grade students of the Group V of Sukasada District year 2015/2016.
Keywords : scientific approach, environment media, and writing skills description PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan hal yang sangat penting dalam setiap segi kehidupan manusia. Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai jenjang SD, SMP, SMA, bahkan sampai Perguruan Tinggi. Susanto (2013) menjelaskan bahwa, tujuan khusus dari pengajaran bahasa Indonesia yaitu agar siswa memiliki kegemaran membaca, meningkatkan karya sastra untuk meningkatkan kepribadian peserta didik, mempertajam kepekaan, perasaan, dan memperluas wawasan kehidupannya. Bahasa Indonesia memiliki ragam bahasa. Alwi (2003), mengatakan bahwa ragam bahasa menurut sarananya dibagi atas ragam bahasa lisan atau ujaran dan ragam bahasa tulis. Ragam bahasa tulis diperlukan ketika seorang ingin mengungkapkan suatu pesan kepada orang lain yang tidak dapat dijumpainya secara langsung pada saat itu. Pada jaman modern ini, ragam bahasa tulis sangat penting untuk dikuasai oleh seseorang.
Suatu informasi yang dalam
penyampaiannya menggunakan bahasa tulis, perlu memerhatikan beberapa aspek dalam tata tulis bahasa Indonesia agar pesan yang disampaikan oleh penulis dapat diterima dan dipahami oleh orang lain. Maka dari itu, sesorang harus menguasai teknik dalam menulis.
Keterampilan menulis di sekolah dasar dalam hal ini sangat ditekankan karena untuk membangun pondasi konsep dasar yang kokoh. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam hal ini, peran guru atau pengajar sangatlah penting dalam mengajarkan keterampilan menulis untuk peserta didik. Keterampilan menulis merupakan urutan terakhir dalam proses belajar bahasa Indonesia setelah menyimak, berbicara, dan membaca. Keterampilan menulis biasanya dikaitkan dengan dengan pembelajaran mengarang. Latihan menulis dan mengarang dalam
pengajaran bahasa Indonesia khususnya untuk siswa sekolah dasar dapat membiasakan dan melatih siswa untuk menerapkan pengetahuan kebahasaan seperti tata bahasa, gaya bahasa, ejaan, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan menulis, mengajarkan kepada siswa mengenai berbagai macam karangan. Karangan tersebut meliputi narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi (Arini, dkk, 2006). Dari kelima bentuk karangan tersebut, karangan deskripsi merupakan salah satu karangan yang sering disampaikan pada tahap-tahap awal menulis lanjut. Karangan deskripsi sangat dekat dengan pengalaman siswa dan secara langsung menyentuh kebutuhan siswa, yaitu untuk menggambarkan berbagai hal yang dilihat, didengar,dicium, dicicipi, dirasakan perasaan mereka dalam kehisupan sehari-hari (Keraf, 2001).
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Gugus V Kecamatan Sukasada khususnya di kelas V, diketahui bahwa pembelajaran masih cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah dan latihan soal. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Selain itu, guru juga cenderung kurang memanfaatkan media dalam proses pembelajaran, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam membuat karangan. Sebagian besar siswa belum mampu menuangkan dan mengembangkan idenya ketika mendapat tugas tersebut.
Hasil wawancara awal yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia khususnya di kelas V diketahui bahwa siswa belum sepenuhnya mampu membuat karangan deksripsi. Selain itu, siswa juga cepat merasa bosan ketika diberikan pelajaran menulis, sehingga berdampak pada nilai yang diperoleh siswa. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pencatatan dokumen yang diperoleh dari guru bahasa Indonesia. Pencatatan dokumen berupa nilai ulangan harian siswa kelas IV semester II yang kini
sudah naik ke kelas V. Nilai rata-rata hasil ulangan harian menulis karangan
dijabarkan sebagai berikut
Tabel 1. KKM Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Gugus V Kecamatan Sukasada
SD di Gugus V Kecamatan
Sukasada
KKM Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Nilai Rata-rata
SD No. 1 Sambangan
70
68,64
SD No. 2 Sambangan
70
68,73
SD No. 3 Sambangan
72
70,48
SD No. 1 Panji
72
70,97
SD No. 2 Panji
72
70,58
SD No. 3 Panji
70
68,63
SD No. 4 Panji
70
68,95
SD No. 5 Panji
72
68,50
SD No. 6 Panji
70
67,90
(Sumber: Guru Bahasa Indonesia Gugus V Kecamatan Sukasada) Berdasarkan data nilai rata-rata
keterampilan menulis siswa dapat dinyatakan bahwa keterampilan menulis siswa perlu ditingkatkan. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa masih berada di bawah KKM. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pemahaman siswa terhadap keterampilan masih kurang selain itu disebabkan oleh terbatasnya
perbendaharaan kata, sehingga
menyebabkan siswa kurang lancar dalam
menyusun kalimat. Siswa juga
menganggap bahwa pembelajaran menulis karangan adalah hal yang membosankan.
Faktor lain yang disebutkan oleh guru pengajar bahasa Indonsia berdasarkan
wawancara adalah terbatasnya
kemampuan siswa dalam menyesuaikan antara judul dengan isi karangan, terbatasnya dalam berimajinasi dan memberi kesan hidup pada objek karangan, penggunaan kosa kata dan penggunaan tanda baca yang masih salah. Keadaan ini mengakibatkan tidak efektifnya pembelajaran menulis di kelas. Agar dapat menulis dengan baik siswa perlu dihadapkan dengan proses pembelajaran yang menarik. Untuk itu guru perlu mencari upaya agar dapat membuat siswa tertarik sehingga mampu menulis dengan baik.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh guru dengan melakukan
pembaharuan dan implementasi
pendekatan pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan menulis siswa. Guru harus mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan kondisi kelas dan karakteristik siswa. Semakin tepat guru memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, maka semakin aktif dan tinggi kemampuan menulis yang akan dicapai oleh siswa. Dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi terdapat beberapa alternatif. Alternatif yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran dirancang secara prosedural sesuai dengan langkah-langkah umum kegiatan ilmiah. Pada proses pembelajaran, pendekatan saintifik diimplementasikan dalam lima kegiatan pokok, yaitu
mengamati, menanya, mencoba,
mengaosiasi, dan mengomunikasikan. Melalui pendekatan saintifik, peserta didik akan dimudahkan untuk mendapatkan informasi sebagai bahan untuk mendeskripsikan suatu benda melalui tahap demi tahap dengan proses yang menyenangkan dan tidak membosankan. Pendekatan saintifik akan memudahkan siswa dalam menuangkan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan secara bertahap, mulai dari kegiatan megamati, suatu benda (hewan atau tumbuhan) kemudian menanyakan bagian-bagiannya, fungsi, bentuk fisik yang
selanjutnya peserta didik akan bernalar dengan menyebutkan sendiri deskripsi tentang benda yang dilihatnya, kemudian peserta didik mencoba mengasosiasikan dengan cara memperdalam pemahaman dengan mencoba membuat karangan berdasarkan informasi yang diperolehnya ke dalam sebuah paragraf deskripsi, dan yang terakhir adalah mengomunikasikan hasil tulisan peserta didik.
Pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran menulis di kelas tidak akan memberikan hasil yang optimal tanpa disertai dengan bantuan dari media pembelajaran. Media pembelajaran sangat penting karena memuat pesan, serta isi dari materi pembelajaran. Peserta didik dapat mengalami, menghayati, mengolah mengungkapkan, menyimpulkan, dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajari (Sujarwo, 2012). Media yang digunakan tidak harus mahal tetapi lingkungan yang ada di sekitar siswa juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Sujarwo (2012) juga menyatakan bahwa manfaat lingkungan sebagai media pembelajaran yaitu, menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari oleh peserta didik, kegiatan belajar akan lebih menarik
sehingga tidak membosankan,
memungkinkan terjadinya pembentukan pribadi peserta didik seperti cinta lingkungan, dan belajar lebih bermakna sebab peserta didik dihadapkan dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (2004) yang menyatakan bahwa lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di alam sekitar serta memiliki makna atau pengaruh kepada individu. Lingkungan di sekitar anak-anak merupakan salah satu sumber belajar yang bisa dimanfaatkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Tujuan penggunaan media
lingkungan dalam menulis karangan adalah
untuk memberikan peluang kepada siswa dalam mengembangkan imajinasinya dalam menulis karangan deskripsi. Dalam menulis karangan deskripsi diperlukan sebuah pengamatan objek secara cermat dan tepat, sehingga penulis harus dihadapkan dengan keadaan yang sebenarnya. Penulis harus menyajikan perincian-perincian dengan mempergunakan pengalaman-pengalaman faktualnya hingga tampak bahwa objek tadi benar-benar hidup dan ada. Dalam hal ini terlihat adanya hubungan yang erat antara kegiatan menulis deskripsi dengan pengamatan, yaitu terkait dengan keadaan, sifat, atau penampakan sesuatu di alam ini yang dapat diserap oleh pancaindra sebelum menulis deskripsi. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari siswa selalu berinteraksi dengan lingkungan, sehingga dengan digunakannya lingkungan sebagai media pembelajaran diharapkan dapat mempermudah siswa dalam menuangkan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan karena melihat secara langsung objek yang dideskripsikan.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan menulis karangan deskripsi antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V di SD Gugus V Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2015/2016.
METODE
Penelitian ini merupakan peneltian eksperimen semu (Quasi Eksperimental
Research) karena tidak semua variabel
muncul dalam kondisi eksperimen yang dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Desain penelitian ini Non Equivalent
Posttest-Only Control Group Design.
Desain ini dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Non Equivalent Post-Test Only Control Group Design
Kelas Treatment Post-test
Eksperimen X Te
Kontrol - Tp
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Gugus V Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 9 SD yaitu: SD No. 1 Sambangan, SD No. 2 Sambangan, SD No. 3 Sambangan, SD No. 1 Panji, SD No. 2 Panji, SD No. 3 Panji, SD No. 4 Panji, SD No. 5 Panji, dan SD No. 6 Panji. Sebelum menentukan sampel, terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan populasi. Uji kesetaraan populasi dilakukan dengan menganalisis nilai ulangan akhir semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV di SD Gugus V Kecamatan Sukasada pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang kini sudah naik ke kelas V dengan menggunakan uji anava satu jalur. Berdasarkan hasil analis hasil analisis pada taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai Fhitung= 0,29. sedangkan Ftabel
pada dbantar = 8 dan dbdalam = 227 adalah
1,98. Dengan demikian, terlihat bahwa nilai Fhitung < Ftabel (0,29 < 1,98), sehingga H0
diterima dan H1 ditolak. Jadi, tidak terdapat
perbedaan yang signifikan hasil ulangan akhir semester genap tahun pelajaran 2014/2015 kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Gugus V Kecamatan Sukasada. Dengan kata lain, kemampuan siswa kelas V di SD Gugus V Kecamatan Sukasada adalah setara.
Sampel penelitian ini diambil menggunakan teknik teknik simple random
sampling karena semua populasi setara.
Dari hasil random dua SD yang muncul yaitu SD No.6 Panji dan SD No. 4 Panji. Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, sampel diundi kembali. Dari hasil pengundian yang muncul yaitu SD No. 4 Panji yang berjumlah 22 orang sebagai kelas eksperimen dan SD No. 6 Panji yang
berjumlah 21 orang sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menerapkan pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan, sedangkan kelas kontrol menerapkan pembelajaran konvensional.
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan menulis karangan deskripsi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil menulis karangan deskripsi siswa kelas V. Instrumen yang digunakan adalah tes menulis karangan deskripsi berbentuk esai yang berjumlah 1 butir soal. Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu, instrumen diuji coba untuk mengetahui validitas kepada 2 pakar yang berkompeten dalam bidang bahasa Indonesia yaitu Dra. Ni Wayan Arini, M.Pd., dan Drs. I Ketut Dibia, S.Pd.,M.Pd. Teknik analisis data yang digunanakan adalah Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial (uji-t). Sebelum menguji hipotesis dengan uji-t, terlebih dahulu data diuji normalitasnya menggunakan rumus
chi-kuadrat dan uji homogenitas varians
dengan menggunakan uji F. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Analisis data dilakukan di tiap-tiap
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Rangkuman hasil menulis karangan deskripsi terhadap 22 siswa kelompok eksperimen dan 21 siswa kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 3.Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Keterampilan Eksperimen dan Kontrol
Statistik M Me Mo s2 S Skor maks Skor min Eksperimen 22,40 22,90 24,49 20,61 4,54 29 12 Kontrol 19,28 18,93 18,48 16,48 4,06 27 11
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa skor rata-rata hasil karangan deskripsi kelompok eksperimen yaitu 22,40 yang berada pada kategori tinggi setelah dikonversikan ke dalam PAP skala 5. Data di atas disajikan dalam bentuk grafik poligon sebagai berikut.
Gambar 1. Poligon Data Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Eksperimen
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa sebaran hasil keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen merupakan kurve juling negatif, karena hasil yang diperoleh yakni Mo > Me > M (24,49 > 22,90 > 22,40). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Sementara itu, rata-rata hasil menulis karangan deskripsi kelompok kontrol sebesar 18,28 yang berada pada kategori rendah. Data di atas disajikan dalam bentuk grafik poligon sebagai berikut.
Gambar 2. Poligon Data Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelompok Kontrol
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa sebaran hasil keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok kontrol merupakan kurve juling positif, karena hasil yang diperoleh yakni Mo < Me < M (18,48 < 18,93 < 19,28). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor siswa cenderung rendah.
Hasil Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians. Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa kedua sampel tersebut berdistribusi normal dan untuk menyelidiki bahwa fo (frekuensi
observasi) dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang dari fe (frekuensi harapan) dalam distribusi normal empirik. Ringkasan uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No Sampel Penelitian χ2
hitung Nilai Kritis dengan Taraf
Signifikansi 5%
Status
1 Kelompok eksperimen 0,836 7,815 Normal
2 Kelompok kontrol 3,197 7,815 Normal
Kriteria pengujian adalah jika χ2 hit < χ2
tab, maka data berdistribusi normal, sedangkan jika χ2 hit > χ2 tab, maka data
berdistribusi tidak normal. Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Chi-Kuadrat, hasil post-test kelompok
eksperimen menunjukkan 𝜒2hitung = 0,836.
Berdasarkan tabel distribusi 𝜒2 untuk taraf
signifikansi 5% dan dk = 3, nilai 𝜒2tabel yaitu
7,815. Ini berarti 𝜒2hitung < 𝜒2tabel, maka data
hasil post-test keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen
berdistribusi normal. Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan 𝜒2hitung =
3,197. Berdasarkan tabel distribusi 𝜒2 untuk
taraf signifikansi 5% dan dk = 3, nilai 𝜒2tabel
yaitu 7,815. Ini berarti 𝜒2hitung < 𝜒2tabel maka
data hasil post-test keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok kontrol juga berdistribusi normal.
Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya silakukan uji prasyarat yang kedua yaitu uji homogenitas. Uji ini dilakukan terhadap varians pasangan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dianalisis menggunakan uji F dengan kriteria data homogen jika Fhitung <
Ftabel. Rangkuman hasil uji homogenitas
varians antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Varians Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Sampel Varians (S2) F
hitung Ftabel Status
Kelompok eksperimen 20,61
1,25 2,00 Homogen
Kelompok kontrol 16,48
Dari hasil pengujian diperoleh Fhitung =
1,25. Dengan dkpembilang = 22 – 1 = 21,
dkpenyebut = 21 – 1 = 20, dan taraf signifikansi
5% diketahui Ftabel = 2,00, sehingga Fhit
lebih kecil daripada Ftab (Fhit = 1,25 < Ftab =
2,00). Hal ini berarti varians kedua kelompok data adalah homogen.
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis diketahui bahwa data keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan varians homogen. Selanjutnya, dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis uji-t sampel
independent (tidak berkorelasi) dengan
rumus polled varians karena n1 ≠ n2 dan
varians data homogen, dengan derajat kebebasan (n1 + n2) – 2, sesuai dengan
ketentuan menurut Sugiyono (dalam Koyan, 2012). Hasil uji-t disajikan dalam tabel 6. Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji-t
No Kelompok N X s2 t hitung ttabel (t.s. 5%) Keterangan 1 Eksperimen 22 22,40 20,61 2,4 2,021 H0 ditolak 2 Kontrol 21 19,82 16,48
Berdasarkan tabel 6, diperoleh thitung =
2,4, sedangkan ttabel =2,201 untuk db = 41
dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa thitung > ttabel, sehingga
H0 ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan kriteria pengujian yaitu H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis karangan deskripsi antara kelompok siswa
yang dibelajarkan menggunakan
Pendekatan Saintifik Berbantuan Media Lingkungan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pemebelajaran konvensional pada siswa kelas V di SD Gugus V Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2015/2016.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil statistik yang digambarkan melalui grafik poligon, tampak bahwa kurve sebaran data keterampilan menulis karangan deksripsi kelompok eksperimen menunjukkan bahwa mean 22,40, median 22,90, dan modus 24,49 (M < Me < Mo) berbentuk juling negatif yang artinya bahwa sebagian besar skor keterampilan menulis karangan deskripsi siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan cenderung tinggi. Sedangkan pada kelompok kontrol tampak bahwa kurve sebaran data skor keterampilan menulis karangan deskripsi siswa menunjukkan bahwa mean 19,28, median 18,93, dan modus 18,48 (M > Me > Mo) berbentuk
juling positif yang artinya sebagian besar skor keterampilan menulis karangan deskripsi siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional cenderung rendah.
Hasil pengujian hipotesis dengan uji-t sampel independent (tidak berkolerasi) menggunakan polled varians diperoleh thitung sebesar 2,4, sedangkan ttabel dengan
taraf signifikansi 5% adalah 2,021. Hal ini berarti thitung bernilai lebih besar daripada
ttabel (thitung= 2,4 > ttabel= 2,021). Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis karangan deskripsi antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Jadi dapat dikatakan bahwa dengan menerapkan pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V di SD gugus V Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2015/2016
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, perbedaan keterampilan menulis karangan deskripsi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama, yaitu penerapan pendekatan yang berbeda
sehingga menyebabkan kondisi
pembelajaran yang berbeda pula. Pada siswa kelompok eksperimen yang dilaksanakan di SD No.4 Panji, menggunakan pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan. Siswa dihadapkan langsung dengan objek lingkungan dalam menulis karangan deskripsi sesuai dengan tahapan-tahapan yang disampaikan guru terkait tema karangan yang akan dideskripsikan. Kegiatan menulis yang dilakukan tidak hanya di dalam kelas, melainkan di kebun sekolah atau lingkungan sekolah sekitarnya. Dengan demikian, secara tidak langsung siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan ide, berfikir secara kreatif, dan mampu mengembangkan imajinasinya ke dalam sebuah tulisan berdasarkan lingkungan sekitar yang
diamati secara langsung. Siswa diberikan kebebasan untuk melatih keterampilan menulisnya dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitarnya. Dengan menngunakan pendekatan saintifik, mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan dalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan (Daryanto, 2014). Dengan demikian, siswa menjadi lebih aktif, antusias, dan proses pembelajaran menjadi bermakna karena siswa aktif mencari dan mengumpulkan informasi sebagai bahan untuk membuat karangan yang ditempuh melalui kegiatan mengamati, menanya,
menalar, mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan hasil karangan yang sesuai dengan perkembangan kognitif anak-anak.
Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik ini sangat sesuai dengan karakteristik keterampilan menulis deskripsi yakni melukiskan atau menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil penyerapan pancaindra sesuai dengan keadaan sebenarnya (Rusyana, 1988). Untuk mendapatkan hasil karangan deksripsi yang mampu menggambarkan atau melukiskan suatu objek, tentunya ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh siswa mulai dari kegiatan mengamati
sampai mengomunikasikan hasil
karangannya. Pendekatan saintifik yang diterapkan mengikuti tahapan metode ilmiah yang sederhana dan sesuai dengan tahapan perkembangan siswa. Guru mengontruksi pengetahuan siswa dengan mengajak dan memberikan pengalaman secara langsung terkait kondisi dan situasi nyata di lingkungan sekitar untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam kegiatan menulis sehingga dapat berlangsung pembelajaran yang bermakna. Kegiatan menulis yang dirancang guru dengan mengajak siswa mengamati langsung objek di lingkungan sekitar mampu melibatkan siswa secara aktif dan mampu menimbulkan respon yang positif bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Faktor kedua, pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih dan mengembangkan keterampilan
menulisnya. Sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, menalar,
mengasosiasikan, dan mengomunikasikan (Kurniasih & Berlin Sani, 2014). Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, pada saat pembelajaran berlangsung kelima tahapan kegiatan dalam pendekatan saintifik mampu membuat siswa lebih aktif. Pembelajaran didominasi oleh siswa
(student centered) menjadikan siswa lebih
percaya diri dan berani mengembangkan ide dan imajinasinya dalam menulis. Siswa merasa senang dan antusias ketika pembelajaran berlangsung karena selain kegiatan pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik juga dibantu dengan
penggunaan media lingkungan.
Penggunaan media lingkungan mampu memberikan dampak positif dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Keberanian dan rasa percaya diri siswa untuk menuangkan pikiran berdasarkan yang dilihat dan dirasakan ke dalam sebuah tulisan mulai berkembang yang awalnya siswa merasa sulit dan kurang mampu menyusun kalimat menjadi sebuah karangan yang utuh kini dibantu dengan pendekatan yang inovatif mampu menjadikan siswa lebih terampil dalam menulis karangan deskripsi dengan mengunakan kalimat yang efektif.
Faktor ketiga, pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik
berbantuan media lingkungan,
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar yang dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung dan bermakna bagi siswa. Hal tersebut terjadi karena siswa dihadapkan dengan situasi nyata di luar kelas, siswa merasa melihat objek yang dideskripsikan lebih konkret, sehingga hasil penulisan karangan deskripsinya merupakan hasil penyerapan pancaindranya sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Memanfaatkan
lingkungan sekitar akan membuat suasana belajar lebih menyenangkan dan membuat siswa lebih bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (2004) yang menyatakan bahwa lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di alam sekitar dan memiliki makna atau pengaruh terhadap
kemampuan yang dimilikinya. Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan oleh guru untuk menuju pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Hal yang berbeda diberikan pada kelompok kontrol yang dilaksanakan di No.6 Panji, pembelajaran berlangsung sebagimana biasanya guru mengajar, yakni penyampaian informasi lebih banyak dilakukan oleh guru, baik berupa ceramah maupun tanya jawab. Pembelajaran yang seperti ini dapat dikatakan kurang melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitasnya.
Berdasarkan pemaparan di atas, hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan berpengaruh positif terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Temuan dari penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Heryana (2014) yang menunjukkan bahwa pendekatan saintifik berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi. Melalui penerapan pendekatan saintifik memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan menulis dan meningkatkan motivasi siswa dalam menulis sebuah karangan. Hal tersebut terlihat pada nilai akhir yang menunjukkan bahwa hasil menulis karangan deskripsi siswa yang mengikuti pembelajaran saintifik lebih besar dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Selanjutnya penelitian yang relevan adalah penelitian yang terkait dengan penggunaan media lingkungan sekitar yang telah dilakukan oleh Maner (2013), menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan media lingkungan dalam proses belajar mengajar mampu menciptakan suasana belajar yang lebih bermakna, karena dengan memanfaatkan media lingkungan, dapat mengajak siswa untuk berhadapan secara langsung dengan lingkungan yang aktual dipelajari dan diamati dalam hubungannya dengan kegiatan proses belajar mengajar khususnya dalam menulis karangan deskripsi. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, maka diketahui bahwa dengan pemanfaatan media lingkungan dalam pembelajaran, pada dasarnya mampu mempermudah pemahaman siswa dalam memvisualkan fakta dan kejadian yang sebenarnya ke dalam sebuah karangan yang nantinya akan dibahas di dalam kelas dan digunakan oleh guru dalam membantu proses pembelajaran sehingga mampu memberikan pengalaman belajar secara langsung dan bermakna bagi siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan menulis karangan deksripsi antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis diperoleh thit >ttab pada taraf signifikansi 5%
(2,4 > 2,021). Dari skor rata-rata keterampilan menulis karangan deskripsi, diketahui kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan lebih tinggi dari kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional (22,40 > 19,28). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V di SD gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng tahun ajaran 2015/2016. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. (1) Para guru hendaknya menggunakan pendekatan saintifik berbantuan lingkungan sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi, (2) Peserta didik hendaknya dapat menjadikan pembelajaran pendekatan saintifik berbantuan media lingkungan sebagai salah satu cara belajar untuk dapat meningkatkan ketrampilan menulis, (3) Kepala sekolah hendaknya menganjurkan para guru agar menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik berbantuan media
lingkungan untuk meningkatkan
keterampilan menulis karangan deskripsi, (4) Peneliti lain, khususnya di bidang pendidikan agar hasil penelitian inimenjadi informasi dan referensi untuk meneliti aspek atau variabel lain yang diduga memiliki kontribusi terhadap konsep dan teori tentang pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem
Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT
Refika Aditama.
Alwi, H. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Arini, Ni Wayan, dkk. 2006. Peningkatan
Keterampilan Berbahasa Indonesia Berbasis Kompetensi. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara
Heryana, Nanang. 2014. Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan
Deskripsi Melalui Pendekatan
Saintifik. Artikel Penelitian.
Pontianak: FKIP UNTAN
Kurniasih & Berlin Sani. 2014. Sukses
Mengimplementasikan Kurikulum
2013 (Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013). Surabaya:
Kata Pena.
Koyan. 2012. Statistik Pendidikan.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Maner, Fabianus. 2013. Peningkatan
Kemampuan Menulis Karangan
Deskripsi Dengan Memanfaatkan
Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar Di Sekolah Dasar. Artikel
Penelitian. Pontianak: Universitas Tanjungpura
Rusyana, Yus. 1988. Pengajaran Sastra
Indonesia di SMA. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan
(Jenis, Metode dan Prosedur).
Jakarta: Kencana.
Sujarwo. 2012. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan.
Tersedia pada
http://staff.uny.ac.id/sites/default/file
s/pengabdian/dr-sujarwo-mpd/media-lingkungan.pdf
(diakses pada tanggal 19 Februari 2015)
Sujarwo. 2012. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan.
Tersedia pada
http://staff.uny.ac.id/sites/default/file
s/pengabdian/dr-sujarwo-mpd/media-lingkungan.pdf
(diakses pada tanggal 19 Februari 2015)