BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan seseorang atau
kelompok orang melalui berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah
tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran dapat dipandang sebagai
kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat
siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar
(Majid, A. 2013). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No. 20
tahun 2003).
2. Pengertian matematika
Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang
mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Secara informal
matematika disebut sebagai ilmu tentang bilangan dan angka. (Hariwijaya,
2009)
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara guru dan siswa
pada pelajaran matematika. Pembelajaran matematika melibatkan pola
berfikir dan logika pada suatu lingkungan belajar yang diciptakan guru
dengan suatu metode agar program belajar matematika dapat diserap siswa
B. Kurikulum 2013
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter.
Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum
2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman,
skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan
santun dan sikap disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan
sejak 2006 lalu.
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi
untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik
tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat
diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi :
a. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah;
b. Manusia terdidik dan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;
c. Warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
C. Karakteristik kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik.
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pen ngalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar.
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti.
g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisai horizontal dan vertical)
(Permendikbud No 58, 2014).
D. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman,
prodektif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia
(Permendikbud No 58, 2014).
E. Standar Pendidikan Nasional
Kurikulum 2013 mengandung delapan standar pendidikan nasional yang
ditetapkan pemerintah.
1)
S
tandar kompetensi lulusan 2)S
tandar isi3)
S
tandar proses 4)S
tandar penilaian5)
S
tandar pendidik dan tenaga kependidikan 6) Standar sarana dan prasarana7) Standar pembiayaan
8) Standar pengelolaan
Fokus dalam penelitian ini pada Standar isi dan Standar proses yang
tercantum dalam permendikbud no 64 dan no 65 tahun 2013. Fokus standar
dalam proses pembelajaran dan fokus standar proses ada pada RPP,
persyaratan pembelajaran, model pembelajaran dan saintifik dan evaluasi.
a. Standar Isi
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 2013,
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Tabel 2.1. Kompetensi inti kelas VIII SMP
KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap spiritual Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya Sikap sosial Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
Pengetahuan Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Ketrampilan Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Tabel 2.2. Muatan matematika Tingkat Kompetensi Tingkat Kelas Kompetensi Ruang lingkup materi 4 VII-VIII
- menunjukan sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti, bertanggung jawab, responsif dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
- memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan kepada matematika
- memiliki rasa percaya diri pada daya dan kegunaan matematika, yang yang terbentuk melalui pengalaman belajar - memiliki sikap terbuka, santun, objektif dalam berinteraksi kelompok maupun aktivitas sehari – hari
- memiliki kemampuan
mengkomunikasikan gagasan matematika dengan jelas
- mengidentifikasi pola dan menggunakanya untuk menduga
pengumuman/aturan umum dan
memberikan prediksi
- memahami konsep bilangan rasional dilengkapi operasi dan urutan
- mengenal bentuk aljabar
sederhana(liniear, kuadrat)
- memanfaatkan interpretasi geometri fungsi kuadrat dalam menyelesaikan masalah
- memahami konsep himpunan dan operasinya serta fungsi dan menyajikan (diagram, tabeel, grafik)
- memahami bangun datar berdasarkan sifat-sifat atau fitur-fitur(banyak sisi, keteraturan, ukuran,) dan transformasi yang menghubungkanya
- memberi estimasi penyelesaian masalah dan membandingkanya dengan hasil
-bilangan rasional -aljabar (pengenalan) -Geometri (termasuk transformasi) - Statistika dan peluang -Himpunan
perhitungan
- menjelaskan dan memvisualisasikan pecahan yang ekuivalen
- membandingkan, memberi interpretasi berbagai metoda penyajian data
- memahami konsep peluang empirik - menggunakan simbol dalam pemodelan, mengidentifikasi informasi, menggunakan strategi lain bila tidak berhasil
b. Standar Proses
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar
Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi. Adapun Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan standar proses
pendidikan dasar dan menengah sebagai berikut :
A. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran dalam Permendikbud No 65 1. Alokasi waktu jam Tatap muka Pembelajaran di SMP/MTS adalah 40
menit
2. Buku Teks Pelajaran
Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
3. Pengelolaan Kelas
a. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan karakteristik dan proses pembelajaran.
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
c. Guru wajib menggunakan kata – kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta didik.
d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.
e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
g. Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.
h. Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapih.
i. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata pelajaran.
j. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
B. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan, guru :
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai dengan manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari – hari,
dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional.
c. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan – pengetahuan sebelumnya dengan materi yang telah dipelajari.
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik
dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan
(discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang
dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan yang mendorong siswa untuk
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik
aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan
kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain ketrampilan. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat
disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiri learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Ketrampilan
Ketrampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan
subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari ketrampilan harus
mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.
Untuk mewujudkan ketrampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran
yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiri learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
3. Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup, guru harus bersama siswa baik secara individual
a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil – hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas individual maupun kelompok
d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
C. Penilaian Hasil Dan Proses Pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment)yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan
mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak
pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan
konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakansebagai bahan
untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran
F. Pendekatan Saintifik dalam Permendikbud No. 81 A tahun 2013
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah,
karena itu kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah atau
pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah atau pendekatan
saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, ketrampilan dan pengatahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau
proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan penelaran induktif (inductive reasoning) dibandingkn dengan
penalaran deduktif (deductive reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik
simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena
atau situasi spesifik untuk kemudian menaik kesimpulan secara keseluruahan.
Sejatinya penalaran induktif menempatkan bukti – bukti spesifik kedalam
relasi idea yang lebih luas.
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik – teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gajala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya.Untuk dapat disebut ilmiah, metode
pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti – bukti dari obyek
yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip – prinsip
penlaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat
mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulsi, dan
menguji hipotesis.
Menurut Permendikbud no. 81 A Tahun 2013 lampiran IV tentang
pedoman umum pembelajaran dinyatakan bahwa proses pembelajaran terdiri
atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. Mengamati
b. Menanya
c. Mengumpulkan informasi.
d. Menalar
e. Mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan
belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 2.3. Deskripsi Langkah Pembelajaran
LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR BENTUK HASIL BELAJAR KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN Mengamati (observing) Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendenga r suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk
Melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi
LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR BENTUK HASIL BELAJAR KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN mengamati Menanya (quetioning) Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik) Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat Mengumpulkan informasi (eksperimenting) - melakukan eksperimen - membaca sumber lain selain buku teks - mengamati objek/ kejadian/ - aktivitas - wawancara dengan narasumber Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengasosiasikan/ mengolah informasi (associating) - mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik mengembangkan interpretasi, argumentasi dan Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR BENTUK HASIL BELAJAR KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN terbatas dari hasil
kegiatan
mengumpulkan/eks perimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. - Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang
memiliki pendapat
yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan.
kesimpulan mengenai keterkaitan
informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori , mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis Fakta-fakta/konsep/teori /pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru,argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .
LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR BENTUK HASIL BELAJAR KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN kesimpulan dari konsep/teori/pend apat yang berbeda dari berbagai jenis sumber. Mengkomunikasikan (communicating) Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik. a. Mengamati(observing)
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah:
membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).
Kompetensi yang dikembangkan adalah: melatih kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi.
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang
dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati
dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang
lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali
b. Menanya(questioning)
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.
1. Kriteria pertanyaan yang baik sebagai berikut : a) Singkat dan jelas
Contoh : (1) Seberapa jauhkah pemahaman anda mengenai segitiga siku -
siku? (2) Sebutkan ciri-ciri segitiga siku - siku? Pertanyaan kedua lebih singkat dan lebih jelas dibandingkan dengan pertanyaan pertama.
b) Menginspirasi Jawaban
Contoh : Segitiga adalah bangun datar yang di batasi 3 sisi dan 3 sudut
yang jumlahnya 180 derajat. Ada macam- macam jenis segitiga, coba jelaskan ciri – ciri segitiga siku siku? Kalimat yang mengawali pertanyaan di muka merupakan contoh yang diberikan guru untuk menginspirasi
jawaban peserta menjawab pertanyaan.
Contoh : Bagaimana cara mencari sisi miring segitiga siku – siku jika
diketahui panjang alas dan tingginya? Untuk pertanyaan seperti ini sebaiknya masing-masing peserta didik diminta memunculkan satu jawaban.
d) Bersifat Probing atau Divergen
Contoh : (1) Apakah jumlah sudut pada segitiga sebesar 180 derajat? (2) Mengapa jumlah sudut pada segitiga sebesar 180 derajat? Pertanyaan pertama cukup dijawab oleh peserta didik dengan Ya atau Tidak.
Sebaliknya, pertanyaan kedua menuntut jawaban yang bervariasi urutan
jawaban dan penjelasannya, yang kemungkinan memiliki bobot kebenaran
yang sama
e) Bersifat Validatif atau Penguatan
Pertanyaan dapat diajukan dengan cara meminta kepada peserta didik yang
berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama. Jawaban atas pertanyaan
itu dimaksudkan untuk memvalidasi atau melakukan penguatan atas
jawaban peserta didik sebelumnya. Ketika beberapa orang peserta didik
telah memberikan jawaban yang sama, sebaiknya guru menghentikan
pertanyaan itu atau meminta mereka memunculkan jawaban yang lain yang
berbeda, namun sifatnya menguatkan, Contoh :
A B C E F D
Guru : manakah yang segitiga siku – siku? Siswa I : segitiga ABC
Guru : yang lain ? Siswa II : segitiga ABC
Guru : mengapa segitiga ABC dikatakan siku – siku ?
Siswa III : karena salah satu sudutnya ada tanda sudut siku - siku Guru : kenapa segitiga DEF buka segitiga siku – siku?
Siswa IV : karena tidak ada tanda sudut siku – siku pada semua sudutnya yang menunjukan 90 derajat.
c. Mengumpulkan informasi/ mencoba(Eksperimenting)
Mengumpulkan informasi/ eksperimen kegiatan pembelajarannya antara
lain:
1) melakukan eksperimen;
2) membaca sumber lain selain buku teks;
3) mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan wawancara dengan narasumber d. Menalar/ Mengolah informasi(associating)
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi / mengolah
informasi sebagai berikut:
1) Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
2) Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
e. Mengomunikasikan(communicating)
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya. Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan
mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat
dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
G. Media Pembelajaran
Menurut Permendikbud no 58 Tahun 2014, media pembelajaran
merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.
Media sebagai alat komunikasi merupakan segala sesuatu yang membawa
informasi (pesan) dari sumber informasi kepada penerima informasi. Oleh
sebab itu media pembelajaran merupakan segala wujud yang tepat dipakai
sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikirian, perasaan, perhatian,
kemauan peserta didik, sehingga dapat mendorong terjadinya proses
H. Model – model Pembelajaran yang di perbolehkan dalam Kurikulum 2013 dalam Permendikbud no 58 tahun 2014
Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kurikulum 2013 adalah
Model Pembelajaran langsung (Direct Instruction), Model Pembelajaran
Koperatif (Coperative Learning), Model Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning), Pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning), Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning), Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based learning).