27
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Bab V menjelaskan tentang konsep proyek, tapak, dan Bangunan secara rinci dari berbagai macam elemen perancangan.
5.1 Konsep pengolahan Tapak
Rancangan pada tapak merupakan hasil dari analisis lingkungan, di mana massa ditempatkan dengan melihat potensi terbaik pada tapak dan mengurangi kekurangan Sehingga penempatan massa dibuat se ideal mungkin bagi pengguna dan lingkungan sekitar. Berikut gubahan massa yang dibuat secara tapak:
1. Luas lahan sebesar 18.800 m2
Gambar 5.1 Luas Lahan
2. Penyesuaian penggunaan lahan berdasarkan peraturan GSB
28 3. Penyesuaian penggunaan lahan berdasarkan peraturan KDB, KDH dan KLB
Gambar 5.3 KDB, KDH dan KLB
4. Pendekatan arah mata angin utara dan selatan sebagai penempatan bidang bangunan terluas
Gambar 5.4 arah mata angin pada tapak 5. Menentukan akses pada tapak
29 6. Menentukan kawasan privasi pada tapak
Gambar 5.6 menentukan privasi pada tapak 7. Menentukan besaran massa bangunan dengan rasio kebutuhan
Gambar 5.7 menentukan besaran massa bangunan 8. Klasifikasi massa bangunan
30 9. Penempatan kawasan pedestrian dan kawasan hijau
Gambar 5.9 kawasan pedestrian dan kawasan hijau 10. Bangunan pada tapak
Gambar 5.10 bangunan pada Tapak 11. Siteplan kawasan
31 5.2 Konsep Tiap elemen perancangan
Konsep adalah penjabaran lebih luas dari tema yang telah dibahas di point sebelumnya, konsep dijelaskan berdasarkan konteks dan yang berbeda-beda tetapi tetap mengarah pada tema yang guna memecahkan masalah yang telah diutarakan, di antaranya:
1. Material
Konsep Material menggunakan bahan yang mudah dalam perawatannya, bersinergi dengan warna-warna hangat yang mampu memperbaiki mood penghuni. Material yang dipakai pada bangunan seperti batu andesit untuk per kerasan, besi dengan efek korosi dan kayu sintetis untuk kisi-kisi fasad.
Gambar 5.12 kayu dan besi efek korosi dengan finishing coating
Gambar 5.13 batu andesit sebagai per kerasan 2. Ekonomi
Konsep ekonomi melalui pendekatan sistem uang sewa yang di asumsikan di subsidi oleh pemerintah, aplikasi dalam bentuk fisik berupa disediakannya ruang sosial (shift point dan ruang komersial) di mana penghuni bisa memanfaatkan ruang tersebut untuk menambah penghasilan dengan berdagang.
32 Gambar 5.14 shift point dan ruang komersial
Gambar 5.15 suasana shift point dan ruang komersial Fasilitas
Fasilitas untuk mengurangi masalah perilaku penghuni di antaranya disediakannya ruang terbuka hijau, ruang sosial dan masjid juga diartikan sebagai ruang komunal tempat orang berbagi dengan orang lain [5] secara hierarki komunitas untuk mewadahi interaksi sosial pada setiap jenjang dan fasilitas berkebun sebagai sarana kegiatan yang bisa mengurangi stres pekerjaan.
33 Gambar 5.16 fasilitas berkebun
3. Komposisi Massa
Konsep komposisi masa dibedakan berdasarkan kategori yang ada yaitu komunitas buruh perempuan, buruh laki-laki, dan buruh berkeluarga, hal tersebut dibuat supaya penghuni lebih mengenal dahulu satu komunitas nya sebelum ke komunitas yang lain, selain itu disesuaikan dengan analisis site yang telah didapat, seperti bidang bangunan yang dominan menghadap utara-selatan, menghalau polusi dan kebisingan (Gambar 5.8).
4. Vegetasi
Mengurangi faktor stress dan menghadirkan wangi seperti akar wangi, lidah buaya dan lavender. Juga tanaman penangkal polusi seperti sansevieria sebagai penangkal polusi udara pada lingkungan industri tekstil (Gambar 5.15).
5. Warna
Konsep warna yang dipilih merupakan warna yang bisa memperbaiki mood, hangat dan bisa menimbulkan optimisme seperti warna merah, oranye, kuning, dan hijau. Yang diaplikasikan pada elemen tertentu (Gambar 5.11).
6. Sirkulasi
Konsep Sirkulasi merujuk pada kata movement Selain itu pada kawasan tapak sebagian besar pencapaian menggunakan berjalan kaki, Jika jalur pejalan kaki dibuat nyaman dan aman, tentunya akan meningkatkan volume pejalan kaki dan mengurangi volume kendaraan yang banyak menyebabkan kemacetan dan polusi udara. [2] Diharapkan dengan tingginya kepuasan pejalan kaki, akan meningkatkan minat orang untuk berjalan kaki [1]
34 Gambar 5.17 Sirkulasi
7. Ruang sosial
Konsep ruang sosial tidak hanya dibuat untuk keseluruhan, tetapi untuk lebih mendekatkan interaksi sosial dibuat dengan berbagai jenis komunitas diantaranya ruang sosial di tiap lantai bangunan, di blok bangunan, hingga di keseluruhan blok kawasan dimana ruang sosial seluruh komunitas tersebut dibuat membaur tidak hanya antara penghuni melainkan juga dengan masyarakat sekitar. karakter fleksibel adalah karakter ruang publik yang memungkinkan generasi Z untuk melakukan lebih dari satu kegiatan. [3]
35 8. Perasaan
Perasaan yang harus didapat oleh penghuni adalah bisa mengurangi stres pekerjaan dengan cara disediakannya wadah interaksi, ruang terbuka hijau, dan fasilitas yang menunjang selain itu konsep
movement di aplikasikan sehingga perasaan penghuni merasakan
pergerakan dan meningkatkan kemampuan fisik. 9. Ruang luar dan dalam
Konsep ruang luar dan dalam terbuka dan setiap komunitasnya terdapat jenjang keterbukaan sehingga menimbulkan ruang interaksi tidak hanya antar komunitas tetapi dengan kawasan.
Gambar 5.19 hubungan ruang luar dan dalam 10. Akustik ruang
Akustik ruang karena berada di kawasan padat dan kawasan industri maka akustik ruang perlu dijaga supaya kebisingan tidak masuk kawasan site dan tidak mengganggu penghuni yang dapat mengakibatkan mengganggu ketenangan konsepnya dengan cara sekeliling site ditanami tumbuhan sebagai buffer dan bangunan juga dibuat untuk menghalau kebisingan dari luar.
36 11. Keterhubungan
Keterhubungan tidak hanya bagi penghuni saja, tetapi dapat dilalui oleh masyarakat sekitar sehingga dapat membaur dan bisa menggunakan fasilitas pada tapak secara bersama.
Gambar 5.21 Keterhubungan 12. Penglihatan dan Pendengaran
Konsep penglihatan dan pendengaran difokuskan ke kawasan site, karena lingkungan tidak memiliki potensi pada orientasi dengan adanya begitu penghuni bisa rehat sejenak dari penglihatan dan pendengaran di luar kawasan dengan cara memfokuskan penglihatan dan pendengaran ke kawasan site.
37 13. Konsep Fasad
Fasad bangunan diaplikasikan dengan penggunaan material yang perawatannya mudah dengan pemilihan warna hangat. Selain itu fungsi fasad adalah untuk menghalau visibilitas secara langsung untuk menghindarkan pemandangan servis seperti jemuran, mengurangi panas cahaya matahari, dan memberi ruang untuk pergerakan sirkulasi udara.
Gambar 5.23 Konsep fasad 14. Konsep Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan huni memiliki bentuk persegi yang memiliki inner
court yang tujuannya adalah hierarki interaksi yang dapat dicapai dari
unit, lantai dan bangunan sehingga ada ruang intim untuk berkomunikasi dengan komunitas terdekatnya sebelum mencapai ruang komunal yang lebih besar. Selain itu bentukan persegi ini dapat memaksimalkan jumlah hunian dan karena single loaded corridor hunian menjadi lebih sehat dan manusiawi bagi penghuni.
Gambar 5.24 Bentuk bangunan
Bangunan dibuat memiliki ruang tersendiri dengan akses yang dipersempit sehingga menunjukkan batas hierarki [4].
38 15. Konsep unit
Unit pada Bangunan memiliki 4 tipe unit, yaitu untuk tipe satu tempat tidur, dua tempat tidur, empat tempat tidur, delapan tempat tidur dan unit keluarga dengan 2 kamar tidur. Unit-unit tersebut tidak tetap dan bisa dibongkar pasang disesuaikan berdasarkan kebutuhan penghuni tetapi tidak merusak struktur beton dan shaft yang ada pada bangunan.
Gambar 5.25 unit single delapan tempat tidur
39 Gambar 5.27 unit single satu tempat tidur
Gambar 5.28 unit keluarga dua kamar tidur 16. Konsep Interior
Interior dibuat dengan meminimalkan ruang sirkulasi tetapi tetap ideal sehingga dari sisi ekonomi unit bisa dibuat sebanyak mungkin berdasarkan modul yang telah dirancang.
40 Gambar 5.29 unit interior
17. Konsep Utilitas
Utilitas bangunan dibedakan menjadi dua bagian, mekanikal dan elektrikal di mana mekanikal pada bangunan disediakan sistem air bersih, air kotor, sprinkler, hydrant box, dan pillar hydrant. Sementara untuk elektrikal disediakan penangkal petir, cctv, speaker, titik lampu, dan
smoke detector. Hal ini disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan
memaksimalkan kemudahan perawatan dan penggunaan.
41 Gambar 5.31 sistem elektrikal
18. Konsep Struktur
Struktur bangunan dominan menggunakan beton dengan sistem konstruksi beton bertulang terutama di bagian slof, kolom, balok dan ring balk. Sementara untuk bagian struktur atap menggunakan bahan baja WF 250 dan 150, alasan pemilihan struktur beton dan baja karena struktur tersebut mudah dan lazim digunakan dan cukup tahan lama dan mudah dalam perawatannya.
42 19. Detail bangunan
Detail bangunan memperlihatkan struktur atap baja, dan fasad dan koneksi antara unit dengan kawasan luar.
43 20. Maket bangunan
Maket bangunan dibuat dengan skala 1:300 dengan bahan PVC tebal 1 mm dan untuk wajahnya seperti fasad, tapak, atap dan lain-lain menggunakan kertas vinyl yang di print. Sementara untuk pohon pada kawasan tapak menggunakan bahan tusuk gigi untuk batang pohon dan bahan dakron untuk daun pohon.
Gambar 5.34 Maket tampak atas