PENDAHULUAN
MRI adalah Suatu metode untuk
mendapatkan gambar dari gelombang
Resonansi yang ditimbulkan dari pancaran
gelombang elektromagnetik pada suatu
PRINSIP-PRINSIP MRI
Setiap atom terdiri dari inti yang dikelilingi
oleh elektron ,didalam inti terdapat proton
yang bermuatan positif dan netron yang
tak bermuatan (netral).
Proton selalu bergerak melingkari sumbu
yang akan menimbulkan aliran muatan
dalam tubuh manusia proton didapatkan
pada atom positif ganjil,seperti
Dalam tubuh manusia posisi momentum inti atom tersebut berserakan arahnya,bila atom tersebut
diletakkan dalam medan magnit, maka inti akan terarah sesuai medan magnit yaitu ke utara ( paralel) atau ke
selatan ( anti paralel) proton yang paralel ( kearah Utara ) lebih banyak dari yang anti
paralel ( ke selatan).Dalam medan magnit ini inti tidak diam tetapi berputar mengelilingi sumbu magnit pada posisi miring melingkar membentuk kerucut
terbalik,gerakan ini menyerupai gasing yang hendak
berhenti berputar.Gerakan ini disebut Prosesi, kecepatan perputaran gerakan proton ini dapat dinilai dengan
jumlah putaran perdetik (disebut Frequensi
Larmor).Yang tergantung dari kuatnya medan
magnit,semakin besar kekuatan medan magnit, maka semakin tinggi frequensi larmor tersebut.
Bila gerakan proton diproyeksikan pada bidang 3 dimensi ( sumbu x,y,z ),maka akan terbentuk proyeksi pada ketiga sumbu tersebut.Vektor
sumbu sumbu adalah yang terbesar disebut Magnetisasi Longitudinal yang searah dengan arah medan magnit.
Bila diberikan gelombang elektromagnietik ( RF ) secara hamburan pendek ( Short
Burst ) dengan frequensi yang sama dengan frequensi larmor, maka gerakan proton ini akan berubah arahnya.Keadaan ini disebut
RESONANSI .Gerakan proton yang bergerak
mendekati asal RF hingga proyeksi vektor pada sumbu Longitudinal berkurang sampai hilang
Bila RFdihentikan susunan proton bergerak kearah semula ( longitudinal ) dari ini disebut Relaxasi, hilangnya magnetisasi tranversal disebut Relaxasi tranversal dan kembalinya magnetisasi longitudinal disebut Relaxasi Longitudinal.
Selama proses ini proton melepaskan
energinya ke jaringan sekitarnya,lama proses relaxasi tranversal disebut T2 lama proses
relaxasi longitudinal disebut T1 lama T1 dalam jaringan tubuh sekitar 300-2000 ms lama T2 dalam jaringan tubuh 30-150 ms (milli detik ).
T1 dipengaruhi
- Komposisi dan Struktur jaringan
- Makin besar energy medan magnit,semakin panjang pula T1.
T2 dipengaruhi
- Perbedaan medan magnet dari jaringan. Dengan Demikian didalam tubuh manusia yang
terstruktur jaringannya berbeda-beda masing-masing akan mempunyai T1 dan T2 yang berbeda-beda pula dengan menggunakan alat penerima gelombang
elektromagnetik,maka proses magnetisasi tersebut
dapat dilihat berupa sinyal FID ( free induction decay ) yang berupa gelombang sinusoid yang semakin kecil yang kemudian dikonversi dalam bentuk
gambar.Semakin tinggi amplitudo semakin besar pula ke kontrasan gambar yang terbentuk.
PERSIAPAN PENDERITA
Pemeriksaan MRI dapat menyebabkan beberapa macam kerusakan. Kerusakan oleh karena medan magnet ini dapat berupa:
1. Gangguan terhadap benda-benda yang diproses dengan gelombang elektromagnetik, misalnya kartu kredit, pita magnetik, data disket, jam analog. Data-data pada benda-benda ini bila dekat dengan medan magnet akan terhapus. 2. Benda-benda yg bersifat feromagnetik disekitarnya akan
tertarik ke dalam medan magnet dgn kecepatan yg cukup
besar, sehingga orang yg mendekati medan magnet ini harus bebas dari benda-benda feromagnetik. Kejadian ini tergantung kuatnya medan magnet, bila kekuatan medan magnet <0,1
3. Implant feromagnetik yang ditanam pada
penderita seperti alat pacu jantung dapat
terpengaruh, karena itu tidak boleh mendekati medan magnet. Klip aneurisma pembuluh darah intrakranial yang bersifat feromagnetik dapat
lepas.
Benda benda implant lain seperti gigi palsu,
“resluiting”, perhiasan, uang logam selain dapat mempengaruhi kualitas gambar disekitar benda tersebut, juga dapat lepas dan menjadi proyektil yang berbahaya bagi penderita maupun alatnya. Karena itu sebaiknya penderita/orang yang masuk
kedalam
ruangan pemeriksaan MRI bebas dari benda2 feromagnetik.
Persiapan lain yang juga perlu diperhatikan adalah:
1. Persuasi sebaik-baiknya agar penderita tidak mengalami
klaustrofobia, yang dilakukan selama pemeriksaan. Bila tidak menolong dapat diberikan sedasi ringan.
2. Pemeriksa harus mengawasi keadaan penderita selama
pemeriksaan, terutama bila keadaan penderita tidak stabil,
misalnya epilepsi, kelainan irama jantung, tidak sadar, sesak, dll.
3. Pada penderita dengan inkontinensia urinae sebaiknya disuruh
kencing dahulu atau dipasang kateter. Namun sebaiknya bila menggunakan media kontras, penderita sebaiknya tidak
mengosongkan kandung kencing sebelum pemeriksaan, karena dapat dipakai sebagai orientasi organ didalam pelvis.
4. Anestesi general kadang-kadang diperlukan terutama pada anak2
dan penderita yang gelisah. Namun harus diperhatikan bahwa benda-benda anestesi yang terbuat dari logam dapat
Beberapa Keuntungan MRI:
1. Mempunyai daya kontras yg besar pada jaringan, karena jaringan tersebut
berhubungan erat dengan amplitudo.
2. Informasi yang diberikan sangat khas, karena merupakan fungsi dari “Atomic density”.
3. Dapat dibuat gambar dengan irisan yang “multiple”, dimana bisa diputar secara
elektronik pada beberapa orientasi tanpa merubah posisi penderita.
Efek Biologis MRI:
Disamping keuntungan MRI terdapat pula efek biologis yang dapat merugikan penderita :
1. Gangguan pendengaran dapat terjadi
secara temporer oleh karena suara bising alat ini selama pemeriksaan.Penelitian
Brummet.Menunjukkan hilangnya pendengaran <15dB bila tidak memakai penutup telinga pada 43% penderita,sedangkan hanya 10% bila
digunakan penutup telinga dengan lama rata-rata terpapar dengan suara tersebut selama 42,1 menit.
2.
Dapat terjadi efek meningkatnya suhu
jaringan oleh karena sinyal RF yang
diabsorbsi < 1 watt / kg biasanya efek
pemanasan ini tidak terjadi
3. Fibrilasi vertrikel dapat terjadi karena
pengaruh medan magnet dilaporkan
pada percobaan binatang.Keadaan ini
dipengaruhi oleh panjang pulse ( RF
signal ) dan pengulangannya.dikatakan
bahwa >60Hz menurunkan nilai
Karena itu di Inggris,National Radiological
Protection Boned (NRPB) mengeluarkan
panduan untuk pelaksanaan MRI :
Kekuatan medan magnit statik < 2,5 Tesla.
Frekuensi sinyal RF < 15 MHz : batas
ditentukan atas dasar suhu tubuh tidak
boleh meningkat >1°C.Kekuatan medan
magnit dianamik : perubahan medan
magnit tak boleh > 20 Tesla per detik
untuk pulse > 10 milidetik (msec).
PENGGUNAAN MRI PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL
Penggunaan utama MRI adalah untuk pemeriksaan pada susunan syaraf pusat,tetapi dapat juga dipakai untuk pemeriksaan pada susunan sistim
muskuloskelental.Memang MRI tidak dapat
menggambarkan lapisan luar yang tipis dari korteks tulang,tetapi bisa menggambarkan komponen
“cancellous” dari tulang dengan baik.Struktur lain pada sistim mukuloskeletal yang dapat ditunjukkan oleh MRI adalah otot,ligamen,tendon dan pembuluh darah.seperti pada daerah lain,lokasi lesi dengan tepat dapat ditunjukkan dengan menggunakkan
fasilitas “Multiplanar”. Struktur lain yang memberikan sinyal kecil adalah ligamen,tetapi akan tampak bila beberapa sinyal dihasilkan oleh tulang rawan tersebut dengan menggunakan urutan pancaran yang tepat.
KETERBATASAN MRI UNTUK PEMERIKSAAN TULANG.
1. Tulang yang padat seperti adanya
lipping dan osteofit tidak tampak kecuali
sangat besar atau bila terdapat gangguan
pada spinal cord.
2. Tidak dapat menentukan lokasi bila ada
fragment tulang yang kecil.
3. Tidak dapat digunakan pada penderita
yang memakai implant terutama yang
RINGKASAN
Dari uraian singkat diatas telah dibicarakan tentang prisnsip dasar MRI, penggunaan klinik, keuntungan dan kekurangan, serta penggunaan MRI pada sistem
muskuloskeletal.
Metode MRI mempunyai banyak sekali kemungkinan pengukuran,sehingga
memungkinkan penggambaran jaringan lunak dengan perbedaan kerapatan yang kecil
terhadap jaringan sekitarnya.Hal ini
merupakan keunggulan dari sistem MRI ini tidak membebani penderita dengan radiasi pengion seperti halnya pada CT.
Namun demikian patut pula disebutkan, bahwa
penderita dalam hal ini dibebani medan magnit statik, medan magnit gradient yang berubah-ubah serta
medan magnit RF.
Meskipun penggunaan MRI diutamakan untuk
susunan saraf pusat,namun MRI bisa juga digunakan pada pemeriksaan sistim muskulokeletal.Struktur
pada sistim muskuloskeletal yang dapat tampak adalah otot,ligamen, tendon dan pembuluh
darah.Seperti pada daerah yang lain,lokasi lesi dengan tepat dapat ditunjukkan dengan
menggunakan fasilitas “mulitiplanar” tanpa merubah posisi dari penderita.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, jelaslah bahwa metode ini akan memainkan peranan yang penting dalam bidang diagnostik kedokteran kini dan di masa mendatang.