• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geologi Daerah Candi dan Sekitarnya, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Geologi Daerah Candi dan Sekitarnya, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAKSI

Rinaldi Yudha P., 2008, Laporan KKL, Geologi Daerah Candi dan Sekitarnya, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah, Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.

Daerah pemetaan terletak di Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah. Luas daerah pemetaan kurang lebih 25 km2. Posisi daerah pemetaan merupakan bagian dari lembar peta 50/XXXIX –i (90-i) (Bakosurtanal, 2004).

Geomorfologi daerah pemetaan termasuk pada antiklinorium Rembang – Madura. Daerah pemetaan sendiri dapat dibagi menjadi 2 macam satuan morfologi, yaitu satuan perbukitan landai denudasional, dan satuan perbukitan terjal structural antiklin.

Stratigrafi daerah pemetaan sendiri tersusun atas 4 macam satuan batuan, dari yang tertua hingga yang termuda, yaitu satuan batugamping masif, satuan batupasir kwarsa, satuan batugamping organik, serta batugamping pasiran dengan sisipan batupasir glaukonit.

Struktur geologi daerah pemetaan berupa kekar dijumpai pada batugamping, struktur sesar regional yang melintasi Desa Bedingin serta struktur antiklin Candi yang berarah poros timur-barat.

Sejarah geologi daerah pemetaan dimulai pada Miosen Tengah dan berakhir pada Miosen Akhir, dimulai dari pengendapan batugamping (Formasi Tawun), diikuti pengendapan batupasir kwarsa (Formasi Ngrayong), batugamping organik (Formasi Bulu), terakhir batugamping pasiran (Formasi Ledok).

Potensi daerah pemetaan sendiri secara umum digunakan sebagai kawasan pertambangan Batugamping dan daerah kelimpahan mata air. Sedangkan bencana geologi yang dapat terjadi yaitu gerakan massa yang berupa creep dan longsoran akibat dari penambangan.

Referensi

Dokumen terkait

Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari lima satuan batuan, dari tua ke muda adalah Satuan Batugamping Tawun berumur Miosen Bawah - Miosen Tengah (N.8- N.9)

Secara stratigrafi, daerah penelitian dapat dibagi menjadi empat satuan tidak resmi, yaitu berturut-turut dari satuan batuan paling tua: Satuan Batugamping, Satuan

Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari lima satuan tidak resmi, dimulai dari Satuan Batupasir kemudian diendapkan juga Satuan Batugamping 1 dengan hubungan

Hubungan stratigrafi Satuan Batulempung Selang- seling Batupasir Sisipan Batugamping dan Breksi dengan satuan batuan yang berada di bawahnya yaitu Satuan Batupasir

Proses sedimentasi yang terjadi pada kala Miosen Tengah, menyebabkan terendapkan satuan batupasir yang merupakan pengendapan melalui mekanisme longsoran bawah laut berupa

Satuan batuan tidak resmi di daerah penelitian dari tua ke muda yaitu Satuan Batugamping-Batulempung yang disetarakan dengan Formasi Rambatan,

Satuan batuan tersebut berurutan dari tua ke muda yaitu: Satuan Kalkarenit – Batulempung (Kalkarenit) yang disetarakan degan Formasi Rambatan, Satuan Batupasir –

Stratigrafi daerah penelitian terbagi ke dalam lima satuan batuan, yaitu dimulai dari yang tertua hingga ke termuda yaitu Satuan Lava Andesit Pangamunamun, Satuan Lava