• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan Geologi Daerah Bogangin dan Sekitarnya, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah - Repository Universitas Jenderal Soedirman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pemetaan Geologi Daerah Bogangin dan Sekitarnya, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah - Repository Universitas Jenderal Soedirman"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

80 BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada Daerah Bogangin dan Sekitarnya, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, dapat disimpulkan:

1. Kondisi geologi pada daerah penelitian sebagai berikut:

 Satuan geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi 3 satuan yaitu Satuan Punggungan Aliran Vulkaniklastik Banjarnegara, Satuan Kipas Aliran Vulkaniklastik Selanegara dan Satuan Endapan Aluvial Sumpiuh.

 Stratigrafi daerah penelitian dari yang tertua sampai yang termuda terdiri dari 4 satuan batuan yaitu satuan breksi vulkanik (Anggota Breksi Formasi Halang), satuan lava basal (Anggota Breksi Formasi Halang), satuan perselingan batulempung tufaan - batupasir tufaan (Formasi Halang) dan satuan aluvial (Endapan Aluvial). Satuan lava basal diendapkan secara selaras diatas satuan breksi vulkanik, satuan perselingan batulempung tufaan – batupasir tufaan diendapkan secara selaras diatas satuan breksi vulkanik dan satuan endapan aluvial diendapkan secara tidak selaras diatas satuan perselingan batulempung tufaan – batupasir tufaan.

 Satuan breksi vulkanik dan satuan lava basal yang merupakan bagian dari satuan breksi vulkanik berdasarkan karakteristik litologinya, satuan tersebut termasuk bagian dari Anggota Breksi Formasi Halang yang dihasilkan dari erupsi bawah laut pada kala Miosen Akhir yang diendapkan di lingkungan laut dalam (Asikin, 1992). Untuk lingkungan pengendapan diinterpretasikan pada satuan ini berada di Fasies Proksimal Gunung Api dengan melihat Klasifikasi fasies gunung api berdasarkan Bogie dan Maekenzie (1998), Satuan perselingan batulempung tufaan - batupasir tufaan diendapkan pada umur Pliosen awal-Pliosen tengah (N18-N19) yang ditandai dengan kemunculan awal dari foraminifera planktonik Globorotalia tumida dan tidak ditemukannya Sphaeroidinellopsis seminulina (J.A. Postuma, 1971) pada lingkungan paleobatimetri

(2)

81 Neritik Luar – Bathyal Atas. Hal ini dapat diketahui dari analisis mikrofosil foraminifera bentonik dengan ditemukannya spesies Eponedes margaritiferus di lingkungan neritik luar dan Bathysipon SP di lingkungan bathyal atas (Tipsword, 1966), Satuan endapan aluvial berumur Resen karena proses pengendapannya masih berlangsung hingga sekarang. Satuan ini diendapkan dilingkungan darat. Keterdapatan fragmen-fragmen batuan yang berukuran kerikil - bongkah merupakan hasil transportasi dari berbagai tempat.

 Struktur Geologi yang berada pada daerah penelitian adalah Lipatan Monoklin Bogangin dan Sesar Mendatar Kiri Selanegara berdasarkan data pengamatan dilapangan.

2. Sejarah geologi di daerah penelitian dimulai pada Kala Miosen Akhir dimana Satuan Breksi vulkanik diendapkan dan aktifitas vulkanisme sehingga lava tersingkap pada lingkungan laut dalam (Asikin 1992). Setelah itu pada Pliosen Awal - Pliosen Tengah (N18-N19), diendapkan Satuan Batulempung Tufaan – Batupasir Tufaan secara selaras diatas Satuan Breksi vulkanik. Satuan Batulempung Tufaan – Batupasir Tufaan ini diendapkan pada lingkungan paleobatimetri Neritik luar – Batial atas. Lalu pada kala Akhir Pliosen - Pleistosen terjadilah proses endogen berupa perlipatan antiklin dan pengangkatan. Kemudian diikuti pensesaaran dan terbentuk sesar mendatar kiri Selanegara. Pada Kala Pleistosen daerah penelitian berupa daratan, dan hingga sekarang masih berlangsung proses eksogen seperti erosi dan pelapukan hinggan membentuk endapan aluvial dan membentuk morfologi seperti sekarang.

3. Potensi sumberdaya geologi yang terdapat pada lokasi penelitian adalah wisata perbukitan Bogangin. Sedangkan potensi bencana geologi adalah rawan pergerakan tanah/longsor.

Referensi

Dokumen terkait

Stratigrafi daerah penelitian terbagi ke dalam enam satuan batuan yakni: Satuan Batulempung (Formasi Menuran, Miosen Akhir), berupa campuran antara produk

Hubungan stratigrafi antara Satuan Batuan Batulempung dengan satuan batuan yang ada di atasnya yaitu Satuan Batuan Batupasir Selang-seling Batulempung Sisipan

Penamaan satuan ini didasarkan atas ciri-ciri litologi, yaitu berupa batuan produk hasil erupsi gunung api, yang terdiri dari breksi vulkanik, tuff kristal, dan

Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi empat satuan stratigrafi yang tidak resmi dari tua ke muda, Satuan Batulempung berumur Miosen Tengah, Satuan

Stratigrafi pada daerah penelitian terbagi menjadi 4 satuan batuan yang tersusun secara berurutan dari umur tua ke umur yang lebih muda yaitu satuan breksi vulkanik,

Satuan batuan tersebut berurutan dari tua ke muda yaitu: Satuan Kalkarenit – Batulempung (Kalkarenit) yang disetarakan degan Formasi Rambatan, Satuan Batupasir –

Berdasarkan karakteristiknya batuan ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa satuan stratigrafi tidak resmi, yaitu; Satuan Batupasir yang berumur Miosen Awal (N7 - N9),

Stratigrafi daerah penelitian tersusun atas empat satuan batuan dan endapan alluvial, dengan urutan dari yang paling tua sampai termuda ialah Satuan batupasir karbonatan, di atasnya