Tini Sumartini, 2014
Upaya Mengurangi Gerakan Flapping Pada Anak Autis Melalui Permainan Puzzle
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian dengan subjek tunggal
yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa permainan puzzle dapat
mengurangi perilaku flapping, dimana subjek mampu mengurangi frekuensi
perilaku flapping, hal ini dibuktikan dengan frekuensi rata-rata perilaku flapping
subjek MR mengalami penurunan dari kondisi baseline 1(A1) ke intervensi (B),
dan dari kondisi intervensi (B) ke baseline 2 (A2). Frekuensi rata-rata perilaku
flapping subjek MR sebelum diberikan intervensi berupa permainan puzzle dalam
kegiatan pembelajaran adalah sebanyak 13 kali. Sedangkan frekuensi perilaku
flapping subjek MR selama diberikan intervensi berupa pendekatan permainan
puzzle dalam kegiatan pembelajaran mengalami penurunan dari 13 kali menjadi 9
kali. Frekuensi perilaku flapping subjek MR setelah diberikan intervensi berupa
permainan puzzle dalam kegiatan pembelajaran mengalami penurunan dari 9 kali
menjadi 4 kali. Hal ini menunjukan bahwa pendekatan permainan puzzle dapat
mengurangi perilaku flapping. Hasil kesimpulan ini sekaligus menjawab
penelitian dalam penelitian ini.
dengan permainan puzzle dapat mengurangi perilaku flapping, maka
peneliti menyarankan permainan puzzle dapat dijadikan salah satu
alternatif dalam upaya mengurangi perilaku flapping pada anak autis,
guru lebih kreatif , bisa mengkreasikan inti dari pembelajaran dengan
55
Tini Sumartini, 2014
Upaya Mengurangi Gerakan Flapping Pada Anak Autis Melalui Permainan Puzzle
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan tema pelajaran yang akan diberikan, maka dengan permaianan
puzzle sekaligus guru memberikan penjelasan atau menyisipkan materi
yang akan diberikan kepada anak, secara tidak langsung dengan
permainan puzzle pun terjadi proses belajar mengajar.
2. Bagi Orangtua
Peneliti menyarankan pada saat guru melakukan tahapan-tahapan
intervensi kepada anak, sebaiknya orangtua melihat cara intervensi
yang dilakukan oleh guru dan mengulangnya di rumah.
3. Bagi Pihak Sekolah
Pihak sekolah bisa ikut berperan dengan memberikan pengarahan
atau pelatihan-pelatihan bagi guru, khususnya guru yang menangani
anak autis, lebih memahami cara memberikan pembelajaran yang sesuai
dengan anak, pihak sekolah juga dapat memberikan kontribusi dengan
menyediakan media yang sesuai untuk proses belajar anak autis.