BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di provinsi Aceh, dengan objek penelitian adalah dana otonomi khusus (otsus) serta pertumbuhan ekonomi yang ada di Provinsi Aceh. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berbentuk time series (berkala) yang dimulai dari tahun 2008 sampai dengan 2015.
3.2 Jenis Dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari lembaga dan instansi-instansi terkait seperti badan pusat statistik (BPS) dan dari Bappeda Provinsi Aceh. Adapun data yang digunakan adalah:
a. Data dana otonomi khusus di Provinsi Aceh tahun 2008-2015. b. Data pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh tahun 2008-2015.
3.3 Metode Analisis Data
Adapun model yang analisis dalam penelitian ini adalah: Y = a + b log(X) + e
Dimana :
Y = Pertumbuhan Ekonomi X = Dana Otonomi Khusus a = Konstanta
b = Koefisien Regresi e = Error Term
Untuk mengatasi besarnya angka Dana Otonomi Khusus dibandingkan Pertumbuhan Ekonomi maka perlu dilakukan data log untuk data Dana Otonomi Khusus. (http://bobby.hamenda.blogspot.com/2009/02/melinierkan.fungsi.html)
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 1997).
1. dana otonomi khusus (X) adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah. penelitian ini mengkhususkan dana otonomi khusus untuk Provinsi Aceh dan dihitung dengan rupiah.
3.5 Uji Asumsi Klasik 3.5.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik paramerik. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005:110).
Setiap variabel model regresi harus merupakan distribusi normal. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas variabel menggunakan Jaeque-Bera test. Jarque-Bera Test adalah uji statistik untuk mngetahui data terdistribusi normal. Caranya yaitu dengan membandingkan nilai J-B hitung dengan nilai C2 (chi-square) tabel. Apabila nilai J-B hitung > nilai C2 tabel, maka nilai residual terdistribusi dengan tidak normal dan apabila nilai J-B hitung < nilai C2 tabel, maka nilai residual terdistribusi dengan normal.
3.5.2 Uji Autokorelasi
yang artinya tidak terjadi autokorelasi. Sebaliknya, apabila prob. F hitung < alpha 0.05 (5%) maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi.
3.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas terjadi jika varian disturbance term (µi) kondisi nilai variabel eksplanatorinya tidak konstan. Adanya heteroskedastis menyebabkan estimasi koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas menggunakan White’s General Heteroscedasticity test dan Park Test (Gujarati, 2003; 388). Dikatakan tidak ada heteroskedastisitas
adalah jika nilai obs. R. Squared White’s General Heteroscedasticity test probabilitasnya > 5% (0,05).
3.6 Pengujian Hipotesis 3.6.1 Uji parsial (uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (HO) yang hendak diuji adalah apakah suatu
variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. (Ghozali, 2012).
1. Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya
variabel penjelas secara parsial atau satu-satu mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan
2. Apabila thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya
variabel penjelas secara parsial atau satu-satu tidak mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan.