55 3.1 Tipe Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan tipe penelitian
Eksplanatif. Format penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial tergantung pada
permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri. Ada dua format penelitian
kuantitatif, yaitu format deskriptif dan format eksplanatif.
Format eksplanatif ini digunakan bila peneliti ingin mengetahui mengapa
situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang memengaruhi terjadinya sesuatu.
Peneliti tidak sekedar menggambarkan terjadinya fenomena tapi telah mencoba
menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata
lain, peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel.
Penelitian dengan format eksplanatif ini dapat dilakukan melalui survey dan
eksperimen. Pada format eksplanatif survey, Peneliti dituntut membuat hipotesis
sebagai asumsi awal untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dari
variabel-variabel yang di teliti, dengan demikian statistic inferensial merupakan alat utama
dalam analisis data. Menggunakan alat analisis statistic untuk menemunkan
kesimpulan-kesimpulan, beberapa diantaranya adalah kesimpulan melalui
pengujian Hipotesis Ho.1
3.2 Metode Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka penelitian ini
menggunakan pendekatan metode kuantitatif dengan survey yaitu meneliti
populasi yang relative luas dengan cara menentukan sample yang mewakili dari
populasi yang diteliti. Metode survey ini dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner sehingga data yang digunakan berupa jawaban dari responden.
Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang
dianggap mewakili populasi tertentu.
3.3 Populasi dan Sample
Dalam penelitian, seorang peneliti tidak harus meneliti seluruh objek yang
dijadikan pengamatan. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimiliki periset, baik
biaya, waktu atau tenaga. Kenyataannya peneliti dapat mempelajari, memprediksi,
dan menjelaskan sifat-sifat suatu objek atau fenomena hanya dengan mempelajari
dan mengamati sebagian dari objek atau fenomena tersebut. Sebagian dari
keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati inilah yang disebut sampel.
Sedangkan keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti disebut populasi.2
3.3.1 Populasi
Dalam metode penelitian kata populasi amat populer, digunakan
untuk menyebutkan sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum)
dari objek penelitian yang dapat berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian.3
Unit analisa sebagai populasi dalam penelitian ini adalah jumlah
keseluruhan mahasiswa bidang studi Visual and Art Communication 2011
berjumlah 29 orang dan Visual and Art Communication 2012 berjumlah
19 orang dan total keseluruhannya adalah 48 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).4
Sampel dalam penelitian ini adalah semua jumlah mahasiswa
bidang studi Visual and Art Communication 2011 dan 2012, yaitu
sejumlah 48 orang.
3.3.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian terdapat dua
3
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik
Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. 2nd, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 97.
4 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009). hlm. 81.
jenis teknik sampling yang digunakan, yaitu: sample probabilitas dan
sampel nonprobabilitas.5
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah total sampling dimana peneliti mengambil seluruh anggota populasi
sebagai respondennya.6 Penggunaan total sampling ini berlaku jika
anggota populasi relatif kecil. Dalam penelitian ini, karena jumlah
populasi relatif kecil dan relatif mudah dijangkau, maka penulis
menggunakan metode total sampling.
Dengan metode pengambilan sampel ini memungkinkan peneliti
untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang objek yang
ditelitinya. Dan juga keuntungan dari metode total sampling ini adalah
memungkinkan data yang lengkap karena mencerminkan seluruh
sifat-sifat populasi.7
3.4 Definisi dan Operasionalisasi Konsep 3.4.1 Definisi Konsep
3.4.1.1Foto
Foto merupakan istilah lain dari potret. Secara pengertian
foto adalah gambar yang dibuat dengan kamera dan peralatan
fotografi lainnya. Selain itu foto dan potret juga sering digunakan
5
Ibid,.
6
Rachmat Kriyantono, op.cit.., hlm. 157.
sebagai kiasan. Foto adalah sebuah karya dengan proses kreatif
yang unik. Melibatkan semua unsur skill, emosi, dan kecerdikan.
Kegiatan fotografi selalu berhubungan dengan foto. Foto
adalah gambar diam. Gambar ini dihasilkan oleh kamera yang
merekam suatu objek atau kegiatan pada suatu waktu tertentu.
Misalnya foto anggota keluarga, pemandangan alam, binatang,
peristiwa dan sebagainya.8
Pada pokoknya terdapat empat elemen terpenting dalam
menghasilkan foto yang indah yaitu Pencahayaan, Komposisi,
Sudut/Angle, dan Background.
3.4.1.2Majalah
Majalah dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetak
dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio dan dijilid dalam
bentuk buku, serta diterbitkan secara berkala, seperti seminggu
sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali.
Majalah merupakan salah satu bentuk ragam tulis, yang
dihiasi dengan hasil-hasil fotografi yang terlihat menarik dan dapat
memunculkan nilai keindahan serta juga adanya nilai artistik dapat
memuaskan mata dan hasrat pembaca dalam mencari suatu
informasi.
3.4.1.3Minat Belajar Fotografi
Foto di majalah dihasilkan semenarik mungkin agar dapat
menarik perhatian pembaca. Dari perhatian dan ketertarikan itu
akan timbul minat belajar dalam diri penikmat gambar untuk lebih
serius menekuni bidang fotografi. Belajar fotografi merupakan
kegiatan yang menyenangkan. Sebagai media pembelajaran, foto
termasuk ke dalam kategori media visual.
Dalam jurnal yang dikarang oleh Nancy J Tarulli berjudul using photography to enhance language and learning: A picture can encourage a thousand words, mengungkapkan bahwa fotografi juga sebagai wahana untuk pengembangan pembelajaran keterampilan komunikasi. Karena fotografi merupakan sebuah gambar yang dapat mendorong ribuan kata. Fotografi juga menciptakan suasana antusiasme dengan menghadirkan gambar visual yang telah menjadi bagian dari pengalaman. Dengan meninjau gambar-gambar ini, kemungkinan minat mahasiswa juga terlibat.9
Menurut hasil penelitian, media visual memiliki 20%
tingkat keefektifan yang lebih tinggi dibandingkan sekedar
membaca tulisan. Dengan kata lain, orang-orang akan mengingat
30% dari apa yang mereka lihat. Sementara jika hanya membaca,
materi yang dapat diingat hanya sekitar 10%.10 Oleh karena itu,
bila foto pada majalah dapat memberikan ketertarikan untuk
9 Nancy J Tarulli, “Using photography to enhance language and learning: A picture can
encourage a thousand words”, Jurnal Scholarly Journals, Volume 29, 1 (January 1998), hlm.
54. 10
mendalami fotografi bagi yang melihatnya, akan lebih memacu diri
dalam kualitas proses pembelajaran mengenai fotografi dan
mengembangkan minat belajar yang sudah ada pada diri
mahasiswa itu sendiri.
Didalam minat belajar ada empat dimensi yang dianggap
penting, yaitu: Kesukaan, Rasa Tertarik, Perhatian, dan
Keterlibatan.
3.4.2 Operasionalisasi Konsep
Definisi operasional yakni seperangkat prosedur yang
menggambarkan usaha atau aktivitas peneliti untuk secara empiris
menjawab apa yang digambarkan dalam konsep. Proses operasionalisasi
adalah kegiatan menurunkan dari asbtrak ke konkret.
Definisi Operasionalisasi konsep digunakan untuk menentukan
instrument pengambilan data yang akan digunakan. Untuk memberikan
kejelasan ukuran terhadap variabel penelitian ini,
Tabel 3.1
Operasionalisasi Konsep
Variabel Dimensi Indikator Skala
1. Pencahayaan a. Kekuatan intensitas cahaya
b. Arah datang cahaya terhadap subjek
(X) Foto Landscape
di Majalah
2. Komposisi a. Memfokuskan
keseluruhan objek foto b. Pengaturan warna yang
sesuai pada objek foto c. Mengatur pengambilan
tekstur sebuah foto yang
memiliki bentuk berdimensi. SS = SangatSetuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
3. Sudut/Angle a. Pengaturan teknik Eye View yang tepat
b. Pengambilan teknik
LowAngle yang dapat memperkuat objek foto
c. Teknik High Angle
memperluas sudut
pandang mata
4. Background a. Penataan latar
belakang/background yang sesuai dengan objek foto
b. Memiliki latar
depan/foreground sebagai frame pada objek foto
Variabel Dimensi Indikator Skala
1. Kesukaan a. Perasaan mahasiswa
terhadap pembelajaran fotografi
b.Melakukan kegiatan
fotografi dengan rela hati c. Suasana belajar yang baik
(Y) Minat Belajar
Fotografi
2. Rasa Tertarik a. Ketertarikan terhadap pembelajaran fotografi
b.Keingintahuan tentang belajar fotografi
c. Respon terhadap materi fotografi SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju 3. Perhatian a. Rangsangan rasa ingin tahu
belajar fotografi b. Berusaha memahami
materi yang disampaikan c. Perhatian mahasiswa dalam
belajar fotografi 4. Keterlibatan a. Kemauan belajar
b. Kesadaran untuk mengasah hobi fotografi
c. Berusaha untuk memahami materi yang disampaikan
Skala pengukuran yang digunakan peneliti untuk memberikan skor pada
indikator dalam instrument penelitian adalah Skala Likert, digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang terhadap
fenomena sosial. Fenomena sosial ini biasanya telah ditentukan secara spesifik
dan sistematik oleh periset, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Indikator-indikator dari variabel terhadap suatu fenomena merupakan titik tolak
dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi responden.11
3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer
Data primer ialah yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer untuk
penelitian ini didapatkan langsung melalui respon atas kuesioner mengenai
segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dan
kuesioner itu akan disebarkan kepada mahasiswa bidang studi Visual and
Art Communication 2011 dan 2012 Universitas Mercu Buana.
3.5.2 Data Sekunder
Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen atau data-data internal yaitu
data jumlah mahasiswa bidang studi Visual and Art Communication 2011
11 Sugiono, op.cit., hlm. 93.
dan 2012 serta data penelitian melalui pihak perantara secara tidak
langsung yang didapatkan berupa catatan, sejarah perusahaan, dan
artikel-artikel lainnya yang di publikasikan. Dan juga Library research dengan
mempelajari buku-buku wajib, buku-buku pelengkap atau referensi, dan
jurnal yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
3.6 Uji Validitas & Reliabilitas
Sebelum kuesioner dibagikan seluruhnya peneliti terlebih dahulu
melakukan pre sampling untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari kuesioner
yang telah disusun. Setelah dilakukan pre sampling maka peneliti dapat mengukur
validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut. Hal ini dilakukan karena di dalam
sebuah penelitian terdapat dua unsur syarat penting yang berlaku pada sebuah
kuesioner, yaitu keharusan sebuah kuesioner agar valid dan reliabel.
Sebuah kuesioner dikatakan valid (sah) apabila pertanyaan dalam
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.
Sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliabel (andal) apabila jawaban responden
terhadap pertanyaan dalam kesioner stabil atau konsisten dari waktu ke waktu.
3.6.1 Validitas
Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat
dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono
bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti.12
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item
tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono
yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid.
b. Jika r hitung ≤ r tabel, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid.13
Teknik analisis data juga menggunakan bantuan program SPSS
(statistical package for social science) versi 21 untuk menguji hubungan
antara variabel bebas dan variabel terkait.
Adapun pedoman interpretasi koefisien antar variabel akan
dijelaskan sebagai berikut.
Table 3.2
Tingkat Koefisien Korelasi
Internal Koefisien (r hitung) Tingkat Hubungan
0,00 s/d 0,20 Sangat Rendah
0,21 s/d 0,39 Rendah
0,40 s/d 0,70 Cukup Rendah
0,71 s/d 0,90 Kuat
0,91 s/d 1,00 Sangat Kuat
Sumber : Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 172.
Berikut adalah ringkasan dari uji validitas variabel (X) Foto di Majalah:
Tabel 3.3
Uji Validitas Variabel X (Foto di Majalah) No. Pertanyaan Hasil Uji Validitas
r Hitung Keterangan 1. Q1 0,552 Valid 2. Q2 0,506 Valid 3. Q3 0,787 Valid 4. Q4 0,409 Valid 5. Q5 0,786 Valid 6. Q6 0,786 Valid 7. Q7 0,778 Valid 8. Q8 0,786 Valid 9. Q9 0,787 Valid 10. Q10 0,610 Valid 11. Q11 0,787 Valid 12. Q12 0,671 Valid 13. Q13 0,787 Valid 14. Q14 0,333 Valid 15. Q15 0,351 Valid
Sumber: Uji Validitas SPSS 21
Berikut adalah ringkasan dari uji validitas variabel (Y) Minat Belajar Fotografi :
Tabel 3.4
Uji Validitas Variabel Y (Minat Belajar Fotografi) No. Pertanyaan Hasil Uji Validitas
r Hitung Keterangan 1. Q1 0,389 Valid 2. Q2 0,503 Valid 3. Q3 0,493 Valid 4. Q4 0,400 Valid 5. Q5 0,323 Valid 6. Q6 0,685 Valid 7. Q7 0,416 Valid 8. Q8 0,427 Valid 9. Q9 0,580 Valid 10. Q10 0,695 Valid 11. Q11 0,753 Valid 12. Q12 0,685 Valid
3.6.2 Reliabilitas
Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai
konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur
dikatakan memiliki reliabilitas apabila instrumen yang digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama, yang
berarti bahwa reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dan akurasi atau
ketepatan.
Uji reliabilitas instrumen penelitian ini akan menggunakan reliability
analysis dengan teknik Alpha Cronbach. Adapun syarat pengambilan keputusan
uji reliabilitas :
a. Bila suatu variabel nilai reliabilitasnya (Alpha Cronbach) > 0,60 dikatakan
reliable
b. Bila suatu variabel nilai reliabilitasnya (Alpha Cronbach) < 0,60 dikatakan tidak
reliable
Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan
skala alpha 0 sampai 1, apabila skala tersebut dikelompokan ke dalam lima kelas
range yang sama, maka ukuran kemampuan alpha dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
Tabel 3.5
Tingkat Reliabilitas Alpha Cronbach
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 >0,20 – 0,40 >0,40 – 0,60 >0,60 – 0,80 0,80 – 1,00 Kurang Reliabel Sedikit Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel
Tabel 3.6
Uji Reliabilitas Foto di Majalah (X) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .886 15
Sumber: Uji Reliabilitas – Output SPSS 21
Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel foto di majalah (X) sebesar 0,886. Nilai ini berarti bahwa data
variabel foto di majalah sangat reliabel. Dengan kata lain kuesioner yang
digunakan untuk mengukur variabel pelayanan foto di majalah ini bersifat stabil,
konsisten dan dapat diandalkan.
Tabel 3.7
Uji Reliabilitas Minat Belajar Fotografi (Y) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .750 12
Sumber: Uji Reliabilitas – Output SPSS 21
Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel minat belajar fotografi (Y) sebesar 0,750. Nilai ini berarti bahwa
data variabel minat belajar fotografi sangat reliabel. Dengan kata lain kuesioner
yang digunakan untuk mengukur variabel minat belajar fotografi ini bersifat
3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Skala Likert
Dalam penelitian ini peneliti memberikan skor atas
jawaban-jawaban yang diberikan oleh para responden terhadap pernyataan yang ada
dalam kuesioner, adapun alat yang digunakan yaitu dengan menggunakan
skala likert.
Skala likert yang berarti setiap jawaban atau tanggapan itu
dijumlahkan sehingga mencapai nilai total, skala ini secara umum
menggunakan peringkat angka penilaian, yaitu:
Tabel 3.8
Pengukuran Kuesioner
Jawaban Kode Bobot
Sangat Tidak Setuju STS 1
Tidak Setuju TS 2
Netral N 3
Setuju S 4
Sangat Setuju SS 5
3.7.2 Uji Regresi
Dalam pembahasan skripsi ini peneliti menggunakan analisis data
statistic dengan menggunakan Regresi Linier Sederhana.
Jika terdapat data dari dua variabel riset yang sudah diketahui yang
mana variabel bebas X dan yang mana variabel terikat Y sedangkan
nilai-nilai Y lainnya dapat dihitung atau diprediksi berdasarkan suatu nilai-nilai X
Rumus umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :14
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Variabel tidak bebas atau nilai yang diprediksi
X = Variabel Bebas yang mempunyai nilai tertentu
a = Nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0
b = Koefisiensi regresi
Untuk mengetahui nilai a dan nilai b, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus : 15 ( ) ( ) ( ) 3.7.3 Analisis Korelasi
Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui keeratan
hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang
terjadi , dengan menggunakan data berskala interval untuk rasio. Nilai
korelasi ( r ) bekisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 0 berarti
hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan
hubungan searah (X naik, maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan
hubungan terbalik (X naik, maka Y turun). Pedoman untuk memberikan
interpetasi koefisien korelasi sebagai berikut:
14 Rachmat Kriyantono. Op.cit., hlm. 180.
Table 3.9 Koefisien Korelasi
Internal Koefisien (r hitung) Tingkat Hubungan
0,00 s/d 0,20 Sangat Rendah
0,21 s/d 0,39 Rendah
0,40 s/d 0,70 Cukup Rendah
0,71 s/d 0,90 Kuat
0,91 s/d 1,00 Sangat Kuat
Sumber : Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi
Uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan korelasi Pearson
atau Product Moment dengan rumus sebagai berikut:16
√ ( ) √ ( )
Keterangan:
r = Koefisien korelasi ∑X = Jumlah Skor dalam distribusi X
n = Jumlah populasi ∑Y = Jumlah Skor dalam distribusi Y
X = Skor item ∑X² = Jumlah kuadrat masing-masing X
Y = Skor total ∑Y² = Jumlah kuadrat masing-masing Y
3.7.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
16 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis: Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 171.
a. Ho : tidak ada pengaruh antara foto landscape di majalah Chip
Foto Video edisi 5/2013 terhadap minat belajar fotografi
mahasiswa bidang studi Visual and Art Communication
2011 dan 2012.
b. Ha : ada pengaruh antara foto landscape di majalah Chip Foto
Video edisi 5/2013 terhadap minat belajar fotografi
mahasiswa bidang studi Visual and Art Communication
2011 dan 2012.
3.7.5 Uji - t
Uji-t dipergunakan untuk menguji pengaruh signifikan variabel
independen terhadap variabel dependen dalam persamaan. Bila signifikan
berarti secara statistic hal ini menunjukan bahwa variabel independen
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujiannya, jika t hitung > t table maka Ho ditolak,
artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat. Sedangkan jika t hitung < t table maka Ho diterima,
artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
3.7.6 Uji F
Uji F merupakan pengujian secara bersama-sama pengaruh
membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel, apabila nilai F hitung
lebih besar dari F tabel, maka variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikansi terhadap variabel tidak bebas.
Kesimpulan ini juga dapat dilihat dari nilai signifikansi F hitung,
bila signifikansinya lebih tinggi daripada tingkat keyakinan (alpha = 0,05)
maka seluruh variabel independen tidak punya pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama terhadap variabel dependen begitupun sebaliknya
bila signifikansi lebih kecil daripada tingkat keyakinan (alpha = 0,05)
maka seluruh variabel independen mempengaruhi signifikansi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
Ho diterima apabila F hitung ≤ F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama bukan merupakan variabel penjelas yang
signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan Ho ditolak apabila F
hitung ≥ F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.