• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu format deskriptif dan format eksplanatif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu format deskriptif dan format eksplanatif."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

55 3.1 Tipe Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan tipe penelitian

Eksplanatif. Format penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial tergantung pada

permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri. Ada dua format penelitian

kuantitatif, yaitu format deskriptif dan format eksplanatif.

Format eksplanatif ini digunakan bila peneliti ingin mengetahui mengapa

situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang memengaruhi terjadinya sesuatu.

Peneliti tidak sekedar menggambarkan terjadinya fenomena tapi telah mencoba

menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata

lain, peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel.

Penelitian dengan format eksplanatif ini dapat dilakukan melalui survey dan

eksperimen. Pada format eksplanatif survey, Peneliti dituntut membuat hipotesis

sebagai asumsi awal untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dari

variabel-variabel yang di teliti, dengan demikian statistic inferensial merupakan alat utama

dalam analisis data. Menggunakan alat analisis statistic untuk menemunkan

kesimpulan-kesimpulan, beberapa diantaranya adalah kesimpulan melalui

pengujian Hipotesis Ho.1

(2)

3.2 Metode Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka penelitian ini

menggunakan pendekatan metode kuantitatif dengan survey yaitu meneliti

populasi yang relative luas dengan cara menentukan sample yang mewakili dari

populasi yang diteliti. Metode survey ini dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner sehingga data yang digunakan berupa jawaban dari responden.

Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang

dianggap mewakili populasi tertentu.

3.3 Populasi dan Sample

Dalam penelitian, seorang peneliti tidak harus meneliti seluruh objek yang

dijadikan pengamatan. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimiliki periset, baik

biaya, waktu atau tenaga. Kenyataannya peneliti dapat mempelajari, memprediksi,

dan menjelaskan sifat-sifat suatu objek atau fenomena hanya dengan mempelajari

dan mengamati sebagian dari objek atau fenomena tersebut. Sebagian dari

keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati inilah yang disebut sampel.

Sedangkan keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti disebut populasi.2

3.3.1 Populasi

Dalam metode penelitian kata populasi amat populer, digunakan

untuk menyebutkan sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.

Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum)

dari objek penelitian yang dapat berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala,

(3)

nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek-objek ini

dapat menjadi sumber data penelitian.3

Unit analisa sebagai populasi dalam penelitian ini adalah jumlah

keseluruhan mahasiswa bidang studi Visual and Art Communication 2011

berjumlah 29 orang dan Visual and Art Communication 2012 berjumlah

19 orang dan total keseluruhannya adalah 48 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).4

Sampel dalam penelitian ini adalah semua jumlah mahasiswa

bidang studi Visual and Art Communication 2011 dan 2012, yaitu

sejumlah 48 orang.

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian terdapat dua

3

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik

Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. 2nd, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 97.

4 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009). hlm. 81.

(4)

jenis teknik sampling yang digunakan, yaitu: sample probabilitas dan

sampel nonprobabilitas.5

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah total sampling dimana peneliti mengambil seluruh anggota populasi

sebagai respondennya.6 Penggunaan total sampling ini berlaku jika

anggota populasi relatif kecil. Dalam penelitian ini, karena jumlah

populasi relatif kecil dan relatif mudah dijangkau, maka penulis

menggunakan metode total sampling.

Dengan metode pengambilan sampel ini memungkinkan peneliti

untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang objek yang

ditelitinya. Dan juga keuntungan dari metode total sampling ini adalah

memungkinkan data yang lengkap karena mencerminkan seluruh

sifat-sifat populasi.7

3.4 Definisi dan Operasionalisasi Konsep 3.4.1 Definisi Konsep

3.4.1.1Foto

Foto merupakan istilah lain dari potret. Secara pengertian

foto adalah gambar yang dibuat dengan kamera dan peralatan

fotografi lainnya. Selain itu foto dan potret juga sering digunakan

5

Ibid,.

6

Rachmat Kriyantono, op.cit.., hlm. 157.

(5)

sebagai kiasan. Foto adalah sebuah karya dengan proses kreatif

yang unik. Melibatkan semua unsur skill, emosi, dan kecerdikan.

Kegiatan fotografi selalu berhubungan dengan foto. Foto

adalah gambar diam. Gambar ini dihasilkan oleh kamera yang

merekam suatu objek atau kegiatan pada suatu waktu tertentu.

Misalnya foto anggota keluarga, pemandangan alam, binatang,

peristiwa dan sebagainya.8

Pada pokoknya terdapat empat elemen terpenting dalam

menghasilkan foto yang indah yaitu Pencahayaan, Komposisi,

Sudut/Angle, dan Background.

3.4.1.2Majalah

Majalah dalam penelitian ini didefinisikan sebagai

kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetak

dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio dan dijilid dalam

bentuk buku, serta diterbitkan secara berkala, seperti seminggu

sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali.

Majalah merupakan salah satu bentuk ragam tulis, yang

dihiasi dengan hasil-hasil fotografi yang terlihat menarik dan dapat

memunculkan nilai keindahan serta juga adanya nilai artistik dapat

memuaskan mata dan hasrat pembaca dalam mencari suatu

informasi.

(6)

3.4.1.3Minat Belajar Fotografi

Foto di majalah dihasilkan semenarik mungkin agar dapat

menarik perhatian pembaca. Dari perhatian dan ketertarikan itu

akan timbul minat belajar dalam diri penikmat gambar untuk lebih

serius menekuni bidang fotografi. Belajar fotografi merupakan

kegiatan yang menyenangkan. Sebagai media pembelajaran, foto

termasuk ke dalam kategori media visual.

Dalam jurnal yang dikarang oleh Nancy J Tarulli berjudul using photography to enhance language and learning: A picture can encourage a thousand words, mengungkapkan bahwa fotografi juga sebagai wahana untuk pengembangan pembelajaran keterampilan komunikasi. Karena fotografi merupakan sebuah gambar yang dapat mendorong ribuan kata. Fotografi juga menciptakan suasana antusiasme dengan menghadirkan gambar visual yang telah menjadi bagian dari pengalaman. Dengan meninjau gambar-gambar ini, kemungkinan minat mahasiswa juga terlibat.9

Menurut hasil penelitian, media visual memiliki 20%

tingkat keefektifan yang lebih tinggi dibandingkan sekedar

membaca tulisan. Dengan kata lain, orang-orang akan mengingat

30% dari apa yang mereka lihat. Sementara jika hanya membaca,

materi yang dapat diingat hanya sekitar 10%.10 Oleh karena itu,

bila foto pada majalah dapat memberikan ketertarikan untuk

9 Nancy J Tarulli, “Using photography to enhance language and learning: A picture can

encourage a thousand words”, Jurnal Scholarly Journals, Volume 29, 1 (January 1998), hlm.

54. 10

(7)

mendalami fotografi bagi yang melihatnya, akan lebih memacu diri

dalam kualitas proses pembelajaran mengenai fotografi dan

mengembangkan minat belajar yang sudah ada pada diri

mahasiswa itu sendiri.

Didalam minat belajar ada empat dimensi yang dianggap

penting, yaitu: Kesukaan, Rasa Tertarik, Perhatian, dan

Keterlibatan.

3.4.2 Operasionalisasi Konsep

Definisi operasional yakni seperangkat prosedur yang

menggambarkan usaha atau aktivitas peneliti untuk secara empiris

menjawab apa yang digambarkan dalam konsep. Proses operasionalisasi

adalah kegiatan menurunkan dari asbtrak ke konkret.

Definisi Operasionalisasi konsep digunakan untuk menentukan

instrument pengambilan data yang akan digunakan. Untuk memberikan

kejelasan ukuran terhadap variabel penelitian ini,

(8)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Indikator Skala

1. Pencahayaan a. Kekuatan intensitas cahaya

b. Arah datang cahaya terhadap subjek

(X) Foto Landscape

di Majalah

2. Komposisi a. Memfokuskan

keseluruhan objek foto b. Pengaturan warna yang

sesuai pada objek foto c. Mengatur pengambilan

tekstur sebuah foto yang

memiliki bentuk berdimensi. SS = SangatSetuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

3. Sudut/Angle a. Pengaturan teknik Eye View yang tepat

b. Pengambilan teknik

LowAngle yang dapat memperkuat objek foto

c. Teknik High Angle

memperluas sudut

pandang mata

4. Background a. Penataan latar

belakang/background yang sesuai dengan objek foto

b. Memiliki latar

depan/foreground sebagai frame pada objek foto

(9)

Variabel Dimensi Indikator Skala

1. Kesukaan a. Perasaan mahasiswa

terhadap pembelajaran fotografi

b.Melakukan kegiatan

fotografi dengan rela hati c. Suasana belajar yang baik

(Y) Minat Belajar

Fotografi

2. Rasa Tertarik a. Ketertarikan terhadap pembelajaran fotografi

b.Keingintahuan tentang belajar fotografi

c. Respon terhadap materi fotografi SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju 3. Perhatian a. Rangsangan rasa ingin tahu

belajar fotografi b. Berusaha memahami

materi yang disampaikan c. Perhatian mahasiswa dalam

belajar fotografi 4. Keterlibatan a. Kemauan belajar

b. Kesadaran untuk mengasah hobi fotografi

c. Berusaha untuk memahami materi yang disampaikan

(10)

Skala pengukuran yang digunakan peneliti untuk memberikan skor pada

indikator dalam instrument penelitian adalah Skala Likert, digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang terhadap

fenomena sosial. Fenomena sosial ini biasanya telah ditentukan secara spesifik

dan sistematik oleh periset, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Indikator-indikator dari variabel terhadap suatu fenomena merupakan titik tolak

dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi responden.11

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer

Data primer ialah yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer untuk

penelitian ini didapatkan langsung melalui respon atas kuesioner mengenai

segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dan

kuesioner itu akan disebarkan kepada mahasiswa bidang studi Visual and

Art Communication 2011 dan 2012 Universitas Mercu Buana.

3.5.2 Data Sekunder

Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen atau data-data internal yaitu

data jumlah mahasiswa bidang studi Visual and Art Communication 2011

11 Sugiono, op.cit., hlm. 93.

(11)

dan 2012 serta data penelitian melalui pihak perantara secara tidak

langsung yang didapatkan berupa catatan, sejarah perusahaan, dan

artikel-artikel lainnya yang di publikasikan. Dan juga Library research dengan

mempelajari buku-buku wajib, buku-buku pelengkap atau referensi, dan

jurnal yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

3.6 Uji Validitas & Reliabilitas

Sebelum kuesioner dibagikan seluruhnya peneliti terlebih dahulu

melakukan pre sampling untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari kuesioner

yang telah disusun. Setelah dilakukan pre sampling maka peneliti dapat mengukur

validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut. Hal ini dilakukan karena di dalam

sebuah penelitian terdapat dua unsur syarat penting yang berlaku pada sebuah

kuesioner, yaitu keharusan sebuah kuesioner agar valid dan reliabel.

Sebuah kuesioner dikatakan valid (sah) apabila pertanyaan dalam

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.

Sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliabel (andal) apabila jawaban responden

terhadap pertanyaan dalam kesioner stabil atau konsisten dari waktu ke waktu.

3.6.1 Validitas

Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat

dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono

bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

(12)

data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat

dikumpulkan oleh peneliti.12

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah

dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item

tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono

yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid.

b. Jika r hitung ≤ r tabel, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid.13

Teknik analisis data juga menggunakan bantuan program SPSS

(statistical package for social science) versi 21 untuk menguji hubungan

antara variabel bebas dan variabel terkait.

Adapun pedoman interpretasi koefisien antar variabel akan

dijelaskan sebagai berikut.

Table 3.2

Tingkat Koefisien Korelasi

Internal Koefisien (r hitung) Tingkat Hubungan

0,00 s/d 0,20 Sangat Rendah

0,21 s/d 0,39 Rendah

0,40 s/d 0,70 Cukup Rendah

0,71 s/d 0,90 Kuat

0,91 s/d 1,00 Sangat Kuat

Sumber : Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi

12

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 172.

(13)

Berikut adalah ringkasan dari uji validitas variabel (X) Foto di Majalah:

Tabel 3.3

Uji Validitas Variabel X (Foto di Majalah) No. Pertanyaan Hasil Uji Validitas

r Hitung Keterangan 1. Q1 0,552 Valid 2. Q2 0,506 Valid 3. Q3 0,787 Valid 4. Q4 0,409 Valid 5. Q5 0,786 Valid 6. Q6 0,786 Valid 7. Q7 0,778 Valid 8. Q8 0,786 Valid 9. Q9 0,787 Valid 10. Q10 0,610 Valid 11. Q11 0,787 Valid 12. Q12 0,671 Valid 13. Q13 0,787 Valid 14. Q14 0,333 Valid 15. Q15 0,351 Valid

Sumber: Uji Validitas SPSS 21

Berikut adalah ringkasan dari uji validitas variabel (Y) Minat Belajar Fotografi :

Tabel 3.4

Uji Validitas Variabel Y (Minat Belajar Fotografi) No. Pertanyaan Hasil Uji Validitas

r Hitung Keterangan 1. Q1 0,389 Valid 2. Q2 0,503 Valid 3. Q3 0,493 Valid 4. Q4 0,400 Valid 5. Q5 0,323 Valid 6. Q6 0,685 Valid 7. Q7 0,416 Valid 8. Q8 0,427 Valid 9. Q9 0,580 Valid 10. Q10 0,695 Valid 11. Q11 0,753 Valid 12. Q12 0,685 Valid

(14)

3.6.2 Reliabilitas

Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai

konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur

dikatakan memiliki reliabilitas apabila instrumen yang digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama, yang

berarti bahwa reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dan akurasi atau

ketepatan.

Uji reliabilitas instrumen penelitian ini akan menggunakan reliability

analysis dengan teknik Alpha Cronbach. Adapun syarat pengambilan keputusan

uji reliabilitas :

a. Bila suatu variabel nilai reliabilitasnya (Alpha Cronbach) > 0,60 dikatakan

reliable

b. Bila suatu variabel nilai reliabilitasnya (Alpha Cronbach) < 0,60 dikatakan tidak

reliable

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan

skala alpha 0 sampai 1, apabila skala tersebut dikelompokan ke dalam lima kelas

range yang sama, maka ukuran kemampuan alpha dapat diinterpretasikan sebagai

berikut :

Tabel 3.5

Tingkat Reliabilitas Alpha Cronbach

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 – 0,20 >0,20 – 0,40 >0,40 – 0,60 >0,60 – 0,80 0,80 – 1,00 Kurang Reliabel Sedikit Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel

(15)

Tabel 3.6

Uji Reliabilitas Foto di Majalah (X) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .886 15

Sumber: Uji Reliabilitas – Output SPSS 21

Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel foto di majalah (X) sebesar 0,886. Nilai ini berarti bahwa data

variabel foto di majalah sangat reliabel. Dengan kata lain kuesioner yang

digunakan untuk mengukur variabel pelayanan foto di majalah ini bersifat stabil,

konsisten dan dapat diandalkan.

Tabel 3.7

Uji Reliabilitas Minat Belajar Fotografi (Y) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .750 12

Sumber: Uji Reliabilitas – Output SPSS 21

Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel minat belajar fotografi (Y) sebesar 0,750. Nilai ini berarti bahwa

data variabel minat belajar fotografi sangat reliabel. Dengan kata lain kuesioner

yang digunakan untuk mengukur variabel minat belajar fotografi ini bersifat

(16)

3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Skala Likert

Dalam penelitian ini peneliti memberikan skor atas

jawaban-jawaban yang diberikan oleh para responden terhadap pernyataan yang ada

dalam kuesioner, adapun alat yang digunakan yaitu dengan menggunakan

skala likert.

Skala likert yang berarti setiap jawaban atau tanggapan itu

dijumlahkan sehingga mencapai nilai total, skala ini secara umum

menggunakan peringkat angka penilaian, yaitu:

Tabel 3.8

Pengukuran Kuesioner

Jawaban Kode Bobot

Sangat Tidak Setuju STS 1

Tidak Setuju TS 2

Netral N 3

Setuju S 4

Sangat Setuju SS 5

3.7.2 Uji Regresi

Dalam pembahasan skripsi ini peneliti menggunakan analisis data

statistic dengan menggunakan Regresi Linier Sederhana.

Jika terdapat data dari dua variabel riset yang sudah diketahui yang

mana variabel bebas X dan yang mana variabel terikat Y sedangkan

nilai-nilai Y lainnya dapat dihitung atau diprediksi berdasarkan suatu nilai-nilai X

(17)

Rumus umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :14

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Variabel tidak bebas atau nilai yang diprediksi

X = Variabel Bebas yang mempunyai nilai tertentu

a = Nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0

b = Koefisiensi regresi

Untuk mengetahui nilai a dan nilai b, dapat dihitung dengan

menggunakan rumus : 15 ( ) ( ) ( ) 3.7.3 Analisis Korelasi

Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui keeratan

hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang

terjadi , dengan menggunakan data berskala interval untuk rasio. Nilai

korelasi ( r ) bekisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 0 berarti

hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan

hubungan searah (X naik, maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan

hubungan terbalik (X naik, maka Y turun). Pedoman untuk memberikan

interpetasi koefisien korelasi sebagai berikut:

14 Rachmat Kriyantono. Op.cit., hlm. 180.

(18)

Table 3.9 Koefisien Korelasi

Internal Koefisien (r hitung) Tingkat Hubungan

0,00 s/d 0,20 Sangat Rendah

0,21 s/d 0,39 Rendah

0,40 s/d 0,70 Cukup Rendah

0,71 s/d 0,90 Kuat

0,91 s/d 1,00 Sangat Kuat

Sumber : Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi

Uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan korelasi Pearson

atau Product Moment dengan rumus sebagai berikut:16

√ ( ) √ ( )

Keterangan:

r = Koefisien korelasi ∑X = Jumlah Skor dalam distribusi X

n = Jumlah populasi ∑Y = Jumlah Skor dalam distribusi Y

X = Skor item ∑X² = Jumlah kuadrat masing-masing X

Y = Skor total ∑Y² = Jumlah kuadrat masing-masing Y

3.7.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut :

16 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis: Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 171.

(19)

a. Ho : tidak ada pengaruh antara foto landscape di majalah Chip

Foto Video edisi 5/2013 terhadap minat belajar fotografi

mahasiswa bidang studi Visual and Art Communication

2011 dan 2012.

b. Ha : ada pengaruh antara foto landscape di majalah Chip Foto

Video edisi 5/2013 terhadap minat belajar fotografi

mahasiswa bidang studi Visual and Art Communication

2011 dan 2012.

3.7.5 Uji - t

Uji-t dipergunakan untuk menguji pengaruh signifikan variabel

independen terhadap variabel dependen dalam persamaan. Bila signifikan

berarti secara statistic hal ini menunjukan bahwa variabel independen

mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujiannya, jika t hitung > t table maka Ho ditolak,

artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap

variabel terikat. Sedangkan jika t hitung < t table maka Ho diterima,

artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap

variabel terikat.

3.7.6 Uji F

Uji F merupakan pengujian secara bersama-sama pengaruh

(20)

membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel, apabila nilai F hitung

lebih besar dari F tabel, maka variabel bebas secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikansi terhadap variabel tidak bebas.

Kesimpulan ini juga dapat dilihat dari nilai signifikansi F hitung,

bila signifikansinya lebih tinggi daripada tingkat keyakinan (alpha = 0,05)

maka seluruh variabel independen tidak punya pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama terhadap variabel dependen begitupun sebaliknya

bila signifikansi lebih kecil daripada tingkat keyakinan (alpha = 0,05)

maka seluruh variabel independen mempengaruhi signifikansi secara

bersama-sama terhadap variabel dependen.

Ho diterima apabila F hitung ≤ F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama bukan merupakan variabel penjelas yang

signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan Ho ditolak apabila F

hitung ≥ F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

Gambar

Table 3.9   Koefisien Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Uji F atau sering diartikan sebagai uji serempak bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat

Pengujian t statistik bertujuan untuk menguji tingkat signifikansi dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. 2) Jika t hitung berada diantara

Dan sebaliknya, apabila nilai probabilitas lebih dari 0.05 atau 0.1 maka variabel bebas tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat tersebut..

Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas atau

Uji F digunakan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang digunakan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini

Pengujian ini untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.. H1: b1 ≠b 2 ≠0,

Variabel penelitian dibagi menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah pendekatan pembelajaran pada implementasi bahan ajar matematika spesifik

Untuk menguji secara bersama-sama (simultan) antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan melihat nilai F hitung pada tingkat signifikansi yang