D.4. ANALISIS HASIL KAJIAN
DESA TAMANTIRTO, KEC. KASIHAN, KAB. BANTUL
INDIKATOR
KEBERHASILAN KEKUATAN (STRENGTHS) (WEAKNESSES)KELEMAHAN REKOMENDASI
INSTANSI PENANGGUNG
JAWAB KETERANGAN
1. Meningkatnya ketersediaanpanga n yang beragam di tingkat rumah tangga dan wilayah
Luas wilayah : 672 Ha
dengan potensi pertanian padi yang cukup baik
Terdapat 77% kk miskin
yang memiliki persediaan pangan (SRT)
68% kk hasil DDRT memiliki persediaan pangan pokok
Memiliki kelompok tani, gapoktan dan pengusaha olahan pangan
Kepemilikan hewan
ternak rendah (DDRT) = 17%
Pemanfaatan lahan
pekarangan masih rendah
Penumbuhan / Pengembangan
Kelompok Lumbung Pangan
Pembangunan Fisik Lumbung Pangan
Pengembangan usaha usaha produktif
Pengembangan pemanfaatan lahan tidur dan lahan pekarangan
Pengembangan usaha ternak
Pengembangan usaha pertanian
BKPP
BKPP
BKPP
Dinas Peternakan
Dinas
pertanian
Faktor kualitas Sumber Daya Manusia
menyebabkan belum optimalnya
pengelolaan potensi desa.
2. Meningkatnya daya beli dan akses pangan rumah tangga dan di wilayah
Lebih dari 80% telah memiliki berbagai aset penting penunjang ekonomi
81% mampu membeli 1 stel pakaian dalam 1 tahun (DDRT)
Aspek distribusi pangan cukup baik
Pendapatan
ekononomi keluarga masih rendah (keluarga miskin)
Penguatan Permodalan usaha Produktif
Pelatihan motivasi usaha dan inovasi produk
Pelatihan usaha perdagangan untuk meningkatkan kontribusi terhadap akses pangan rumah tangga
BKPP
Dinas
Perindustrian Dan Koperasi
Akses pangan rumah tangga semakin meningkat namun rendahnya kemampuan daya beli akibat inflasi dan rendahnya
pendapatan keluarga
3. Meningkatnya pola konsumsi pangan beragam bergizi berimbang dan aman
Adanya kader gizi, PPL Memiliki potensi pangan
lokal
Konsumsi protein
hewani masih rendah (SRT)
73% tidak pernah mengkonsumsi pangan yang lengkap
Pelatihan B2SA pada para Kader
Gizi dan PKK.
Program Sosialisasi B2SA melalui pertemuan pertemuan tingkat desa hingga tingkat kelompok masyarakat serta memasang
BKPP Dinas
Kesehatan
(SRT)
Pengertian dan
kesadaran masyarakat mengenai B2SA masih rendah
spanduk gerakan B2SA
Mencanangkan Gerakan B2SA. Secara kontinyu melaksanakan
lomba olah pangan B2SA untuk memotivasi masyarakat.
4. Berkembangnya usaha produktif berbasis
sumberdaya lokal (pangan segar atau olahan) yang mampu
menjangkau pasar yang lebih luas
Terdapat sentra sentra usaha olahan lokal
69 % memiliki aset
kendaraan bermotor untuk meningkatkan akses distribusi
Jiwa wira usaha masih rendah <10%
Mayoritas pekerja
serabutan
Pengembangan Pasar Desa
Pelatihan manajemen usaha dan kewirausahaan
Pelatihan teknis usaha pertanian, peternakan, dan olahan
- Efisiensi proses produksi - Inovasi produk
- Sertifikasi - Pemasaran
Penguatan modal usaha
BKPP
Dinas Perindustrian Dan Koperasi
Motivasi usaha dan ketrampilan (khususnya keluarga tidak mampu) masih rendah dan sebagian besar memilih menjadi buruh daripada berwirausaha
5. Berkembangnya lembaga layanan permodalan lokal (LKM atau koperasi) yang melayani kebutuhan permodalan bagi masyarakat setempat
84% kk miskin memiliki
kebiasaan menabung
Masih terdapat
masyarakat yang meminjam uang di renten
Tidak mengenal perbankan 91% (SRT)
Kebiasaan meminjam
uang di saudara 49%
Kurangnya sosialisasi pemasaran
permodalan
KK Miskin tidak memiliki jaminan untuk mengakses permodalan
KK Miskin tidak memiliki usaha (sebagian besar pekerjaan utama buruh tani)
Penguatan Modal Usaha
LKM/LKD
Pengembangan LKM /LKD
Gerakan menabung
Pinjaman Lunak tanpa jaminan
Dinas
Perindustrian Dan Koperasi
BKPP
Keberanian
mengakses modal ke bank dan lembaga keuangan masih rendah yang disebabkan oleh : - Kurangnya
sosialisasi dari lembaga permodalan - KK miskin tidak
memiliki jaminan - KK Miskin
6. Desa (Lokasi) penerima manfaat sudah tidak lagi masuk kategori rawan pangan, tidak lagi dijumpai orang yang kelaparan /rawan pangan
68 % masyarakat memiliki persediaan pangan (DDRT)
Desa memiliki SDA yang potensial.
Semangat Kebersamaan dan gotong royong warga masih tinggi
Tingginya angka kemiskinan > 50%
Laju Pertumbuhan penduduk semakin meningkat
Seiring perkembangan
waktu lahan pertanian semakin berkurang.
Livelihood dan
mindset masyarakat masih rendah khususnya kk miskin
Pemantauan / Evaluasi secara intensif mengenai kondisi rawan pangan di desa ini.
Pengembangan Program program berbasis kemandirian
Penguatan Kelembagaan desa
(lembaga sosial dan ekonomi) berbasis kemandirian
Penguatan aspek ketersediaan,
distribusi dan konsumsi, serta sarana dan prasarana
BKPP
BPS PEMDA
PEMDES
BKKBN
Tingkat kemiskinan, Laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat,
ketersediaan lahan yang semakin berkurang, kualitas SDM yang rendah menjadi faktor kerawananpangan
7. Mantapnya organisasi / kelembagaan yang ada (TPD,
Gapoktan, LKM/Koperasi, Asosiasi Komoditas /olahan pangan)
Telah memiliki
kelembagaan Gapoktan, LKM, TPD (baru)
Belum ada kerjasama
antar lembaga atau organisasi di tingkat desa untuk
mewujudkan tujuan pembangunan desa
Masih lemahnya dinamika
kelembagaan yang ada (krisis SDM yang memiliki kemauan dan kemampuan mengelola)
Koordinasi antar lembaga desa
secara rutin
Pembinaan dinamika kelompok yang berkelanjutan
Pembentukan asosiasi komoditas
Pemerintah
Desa
Dinas Pertanian,
Dinas
Perindustrian Dan Koperasi
BKPP
Kurangnya kerjasama antar lembaga, terbatasnya SDM yang memiliki kemauan dan kemampuan dalam mengelola lembaga yang ada.
8. Pembentukan jaringan usaha / kemitraan dan pemupukan sumber permodalan masyarakat
68% kk miskin memiliki kebiasaan menabung
Tersedia berbagai jenis usaha produktif
Kerjasama antar pengusaha masih rendah
Pemupukan sumber permodalan belum dioptimalisasi
Program temu usaha antar desa
Pameran produk lokal Penguatan LKM
Pembentukan kelompok asosiasi
Gerakan menabung
Fasilitasi Badan Hukum Bagi
Lembaga Permodalan
BAPEDA
BKPP Dinas
Perindustrian Dan Koperasi
Jaringan usaha dan kemitraan belum kuat akibat
kurangnya kerjasama antar pengusaha.
9. Jajanan anak sekolah aman dari cemaran
mikrobiologi, kimia dan fisik
Adanya pengusaha olahan lokal yang masih mampu dibina dan dikembangkan untuk membuat produk lokal yang aman
Kemampuan pengusaha
memproduksi produk jajanan sekolah yang aman dan inovatif
Sosialisasi kepada anak didik serta pengusaha kantin sekolah melalui guru mengenai jajanan anak sekolah yang aman
Sosialisasi kepada masyarakat
BKPP
Dinas Perindustrian Dan Koperasi
Dinas
masih rendah
Kesulitan ekonomi
menyebabkan beberapa pengusaha produk pangan menggunakan bahan bahan yang tidak aman untuk meningkatkan pendapatan
Siswa tidak terbiasa membawa bekal makanan kesekolah
tentang produk pangan yang aman
Pembinaan kepada pengusaha agar menyediakan produk jajanan anak sekolah yang amab
Test sampel produk jajanan sekolah dan mensosialisasikan hasilnya kepada masing masing pengusaha
Penerapan sanksi tegas bagi pengusaha yang tidak menyediakan produk pangan yang aman
Kesehatan
Badan POM
namun kemampuan inovasi produk masih rendah dan dampak dari lemahnya ekonomi menyebabkan beberapa pengusaha menggunakan bahan bahan yang tidak aman untuk meningkatkan pendapatannya.
10. Menurunya prosentase jumlah keluarga miskin
Berkembangnya usaha usaha produktif
Akses ekonomi semakin berkembang
status rumah tangga miskin di cukup tinggi = 63%,
Pertumbuhan
penduduk dan keluarga baru yang terus berkembang
Peningkatan program – program pemberdayaan berbasis pengentasan kemiskinan dan singkronisasinya
Peningkatan berbagai akses ekonomi yang dibutuhkan masyarakat
Peningkatan Skill / ketrampilan berwirausaha
Penyediaan Kredit lunak untuk
usaha
Bantuan Perumahan Swadaya
Peningkatan sarana dan prasarana fisik penunjang ekonomi desa
Dinas Perindustrian Dan Koperasi
BAPEDA Kemenpera
Dinas PU
Usaha produktif dan berbagai akses ekonomi desa terus berkembang namun seiring
perkembangan ekonomi desa tersebut juga terdapat KK baru (hasil pernikahan) khususnya dari keluarga miskin yang belum memiliki kematangan ekonomi sehingga memunculkan kk miskin baru 11. Tingkat partisipasi
masyarakat bertambah
Semangat gotong royong masih tinggi
Masuknya budaya luar yang individualise
Program Peningkatan
Pemberdayaan masyarakat desa
Gerakan cinta produk lokal
Pemberdayaan partisipasi
masyarakat desa dari
perencanaan hingga pengawasan program
BAPEDA
BKPP
PEMERINTAH DESA
kebersamaan gotongroyong dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan 12. Prosentase tingkat
laju pertumbuhan penduduk tidak mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya
Kesadaran KB meningkat Adanya Pernikahan
dini
Tingkat pendidikan rendah
Jumlah anggota
rumah tangga yang lebih dari 4 lebih dari 10%
Pembinaan kepada para remaja
akan dampak pernikahan dini
Sosialisasi Program KB
BKKBN DINAS SOSIAL
Kesadaran KB terus meningkat namun adanya pernikahan dini dapat
menyebabkan laju pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan 13. Tersedianya air
bersih dan infrastruktur fisik memadai
Mayoritas telah memanfaatkan sumur terlindung untuk sarana air bersih
Lokasi wilayah cukup strategis
Adanya Semangat swadaya
dan gotong royong masyarakat
Kondisi drainase sebagian besar masih buruk
Kondisi jalan di bayanan mengalami kerusakan
Kondisi Jaringan irigasi
belum memadai
Pasar desa belum berkembang
Perbaikan akses jalan di banyanan
Perbaikan jaringan drainase jalan Perbaikan jaringan irigasi
Pembangunan pasar desa
DINAS PU
DINAS PMD
PEMDA
Terdapat beberapa potensi SDA, smangat swadaya dan gotongroyong yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan fasilitas infrastruktur fisik namun rusaknya fasilitas
membutuhkan dana yang cukup besar 14. Terfasilitasinya
kelompok – kelompok belajar untuk
meningkatkan SDM
Mayoritas Lulusan SMA secara umum (DDRT)
Anak drop out rendah
Tersedianya fasilitas pendidikan
Adanya pendidikan gratis SD hingga SMP
KK tidak tamat SD = 13%.
KK tamat SD = 21%
10% tidak mampu baca tulis
Bantuan Sarana Pendidikan SD dan SMP
Bantuan sarana Pendidikan PAUD dan TK
Bantuan Sarana Pendidikan
Non-Formal
Pembentukan Kelompok Belajar Masyarakat berbasis Usaha dan bantuan sarana pendidikannya
DINAS PENDIDIKAN
PEMDA
Kesadaran pendidikan tinggi (SMK, SMA, PT) masih rendah khususnya keluarga miskin yang