BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksplanatori, yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh iklim organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah : Variabel Bebas : Iklim Organisasi
Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior (OCB)
C. Definisi Operasional
1. Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Tingkat OCB pegawai akan diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi OCB yang meliputi altruism, civic virtue, conscientiousness, courtesy dan sportmanship. Tingkat OCB dapat dilihat berdasarkan hasil skor yang diperoleh subjek dalam skala yang diisi oleh subjek tersebut. Semakin tinggi skor subjek dalam skala, maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi pula tingkat OCBnya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor subjek dalam skala, maka dapat diartikan bahwa semakin rendah pula tingkat OCBnya.
2. Iklim Organisasi
Iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi terhadap lingkungan organisasinya yang akan berpengaruh pada motivasi dan perilakunya. Iklim organisasi akan di ukur menggunakan skala yang disusun berdasarkan dimensi – dimensi iklim organisasi yaitu structure, rensponsibility, reward, risks, warmth, support, standart, conflict, dan identity. Iklim organisasi dapat dilihat berdasarkan hasil skor yang diperoleh subjek dalam skala yang diisi oleh subjek tersebut. Semakin tinggi skor subjek dalam skala, maka dapat diartikan bahwa semakin positif iklim organisasinya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor subjek dalam skala, maka dapat diartikan bahwa semakin negatif iklim organisasinya.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
(Hardaningtyas, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai tetap pada PT. PP. London Sumatra Tbk, Medan yaitu sebanyak 226 orang. Namun pada saat penelitian dilaksanaan, jumlah subjek berkurang menjadi 145 orang. Sehingga diketahui bahwa response rates penelitian ini adalah sebanyak 64%. Hal ini dikarenakan sebagian responden pada saat penelitian dilaksanakan tidak berada di tempat.
E. Metode Dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala dalam bentuk pernyataan model Likert. Terdapat dua skala dalam penelitian ini, yaitu skala iklim organisasi dan skala Organizational Citizenship Behavior.
Skala terdiri dari sejumlah aitem yang diuraikan ke dalam bentuk favorable dan unfavorable dengan lima kategori jawaban yang terdiri dari : SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), N (Netral), TS (Tidak Sesuai), dan STS ( Sangat Tidak Sesuai). Skor terhadap aitem favorable jika memilih respon sangat sesuai adalah 4, sesuai adalah 3, netral adalah 2, tidak sesuai adalah 1, dan sangat tidak sesuai adalah 0. Sebaliknya, skor untuk subjek yang memilih jawaban unfavorable jika respon sangat sesuai adalah 0, sesuai adalah 1, netral adalah 2, tidak sesuai adalah 3, dan sangat tidak sesuai adalah 4.
1. Skala Organizational Citizenship Behavior
OCB merupakan pernyataan yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat sesuai), S ( Sesuai ), N (Netral), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai).
Tabel 3.1
Blueprint Skala Organizational Citizenship Behavior sebelum Try Out
Dimensi Aitem Jumlah aitem
Favorable Unfavorable
Altruism 1, 11, 21 6, 16, 26 6
Conscientiousness 2, 12, 22 7, 17, 27 6 Civic virtue 3, 13, 23 8, 18, 28 6 Sportmanship 4, 14, 24 9, 19, 29 6
Courtesy 5, 15, 25 10, 20, 30 6
Total 30
2. Skala Iklim Organisasi
Tabel 3.2
Blueprint skala iklim organisasi sebelum Try Out
Dimensi Aitem Jumlah
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi yang mengacu pada pembuatan aitem berdasarkan blueprint skala yang akan di ukur, yaitu skala organizational citizenship behavior (OCB) dan skala iklim organisasi. Azwar (2003) menyebutkan bahwa validitas isi adalah validitas yang diestimasi dengan menguji isi tes melalui metode professional judgment. Dalam penelitian ini, peneliti akan meminta bantuan professional judgment yaitu dosen pembimbing dalam penyeleksian aitem.
2. Uji daya beda aitem
tidak memiliki atribut yang hendak diukur. Uji daya beda aitem dilakukan bersamaan dengan uji reliabilitas. Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal pula dengan istilah parameter daya beda aitem (Azwar, 2009). Daya beda aitem tersebut dianggap memuaskan jika koefisien korelasi aitem total mencapai nilai minimal 0.3 (Azwar, 2003). 3. Reliabilitas Alat Ukur
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Sebelum dilaksanakan penelitian di lapangan maka peneliti perlu melakukan beberapa prosedur. Adapun prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah : tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap pengolahan data
1. Persiapan Penelitian a. Pembuatan Alat Ukur
Pada tahap ini peneliti merancang alat ukur penelitian yang terdiri dari skala organizational citizenship behavior dan skala iklim organisasi. Alat ukur dirancang sesuai dengan teori dimensi – dimensi dari kedua variabel. Peneliti membuat 30 aitem untuk skala organizational citizenship behavior dan 36 aitem untuk skala iklim organisasi.
Setelah alat ukur selesai dan diperiksa oleh peneliti, aitem – aitem tersebut dievaluasi oleh professional judgement yaitu dosen pembimbing untuk menilai apakah aitem – aitem tersebut sudah layak untuk digunakan.
Setelah diberikan feedback oleh professional judgement, Peneliti merevisi aitem-aitem yang menurut professional judgement masih memiliki makna yang ambigu dan memiliki pemilihan kata yang kurang baik dilanjutkan dengan merancang skala organizational citizenship behavior dan skala kepuasan kerja dengan model skala likert dalam bentuk booklet. b. Try out alat ukur
melakukan try out pada 176 pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk, yang berada di kebun. Kebun yang diberikan skala untuk try out sebanyak 3 kebun, yaitu Sungai Merah Estate (SME), Rambong Sialang Estate (RSE), dan Begerpang Estate (BGE).
Jumlah aitem yang terdapat pada skala organizational citizenship behavior adalah sebanyak 30 aitem. Dari hasil try out tersebut terdapat 14 aitem yang diterima karena memiliki nilai daya beda yang memuaskan yaitu lebih besar dari 0.3. Hasil try out pada skala organizational citizenship behavior (OCB) menunjukkan bahwa skala ini memiliki daya beda aitem yang bergerak dari 0.316 hingga 0.567.
Tabel 3.3
Blueprint skala organizational citizenship behavior (OCB) setelah try out
Dimensi Aitem Jumlah aitem
Favorable Unfavorable
Altruism 1, 11, 21 0 3
Conscientiousness 12, 22 0 2
Civic virtue 3, 23 8, 18 4
Sportmanship 4, 0 1
Courtesy 5, 15 20 3
Total 14
Hasil try out skala iklim organisasi menunjukkan bahwa skala ini memiliki daya beda aitem yang bergerak dari 0.303 hingga 0.587.
Tabel 3.4
Blueprint skala iklim organisasi setelah try out
Dimensi Aitem Jumlah
aitem Favorable Unfavorable
Structure 1, 19 0 2
Responsibility 0 11 1
Reward 3 0 1
Support 22 13 2
Conflict 5 0 1
Standart 6, 24 0 2
Identity 7, 25 0 2
Risk 8 0 1
Warmth 9, 27 0 2
Total 14
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
3. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan peneliti setelah semua data terkumpul. Peneliti menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS 22.0 for Mac Evaluation Version dalam mengolah data penelitian.
H. Metode Pengolahan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis regresi sederhana dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 22.0 for Mac Evaluation Version.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk membuktikan bahwa skor-skor yang diperoleh dari setiap variabel dapat tersebar secara normal sehingga dapat digeneralisasikan pada populasi. Pada penelitian ini, pengukuran uji normalitas dilakukan dengan teknik One- sample Kolmogorov-Smirnov. Data penelitian akan dikatakan tersebar secara normal apabila memiliki nilai p > 0,05 (Hadi, 2000).
2. Uji Lineritas
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai hasil penelitian secara keseluruhan sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran subjek penelitian, kemudian dilanjutkan dengan analisa pada hasil penelitian. A. ANALISA DATA
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk, Medan yang berjumlah 145 orang. Berikut ini deskripsi umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin.
Penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.1
Penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Jumlah Persentase ( %)
Pria 120 82.75 %
Wanita 25 17.25 %
Total 145 100 %
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa subjek pria sebanyak 82.75% dan subjek wanita 17.25%. Hal ini menunjukkan bahwa subjek pria lebih banyak daripada subjek wanita.
Penyebaran subjek berdasarkan level jabatan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.2
Penyebaran subjek berdasarkan level jabatan
Level Jabatan Jumlah Persentase (%)
Manager 9 6.20 %
Senior Staff 13 9.96 %
Staff 50 34.4 %
Karyawan 73 50.34 %
Total 145 100 %
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa subjek yang berada pada level jabatan manager sebanyak 6.20%, subjek yang berada pada level jabatan senior staff sebanyak 9.96 %, subjek pada level jabatan staff sebanyak 34.4%, dan subjek yang berada pada level jabatan karyawan sebanyak 50.34%.
2. Hasil Uji Asumsi Penelitian a. Uji Normalitas
Tabel 4.3
Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Berdasarkan hasil di atas, hasil uji normalitas terhadap variabel organizational citizenship behavior menunjukkan nilai p = 0.065. Hasil menunjukkan bahwa p = 0.065 > p = 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel organizational citizenship behavior terdistribusi secara normal. Selanjutnya adalah variabel iklim organisasi menunjukkan nilai p = 0.053. Hasil menunjukkan bahwa p = 0.053 > p = 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel iklim organisasi juga terdistribusi secara normal.
b. Uji Linearitas
menggunakan teknik uji F melalui bantuan program SPSS 22.0 for Windows.
Tabel 4.4
Uji Linearitas Organizational Citizenship Behavior dengan Iklim Organisasi
Sum of linearitas untuk kedua variabel yaitu 0.000 yang menunjukkan bahwa nilai linearitas lebih kecil daripada 0.05. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel organizational citizenship behavior dan iklim organisasi memiliki hubungan yang linear.
3. Hasil Utama Penelitian
Tabel 4.5
Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai R untuk korelasi antara OCB dan iklim organisasi sebesar 0.972. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi antara kedua variabel tergolong kuat dan mendekati sempurna karena mendekati nilai 1. Lalu, nilai Adjusted R Squarenya adalah 0.945, hal ini menunjukkan bahwa 94.5 % OCB dipengaruhi iklim organisasi, sedangkan 5.5 % lainnya dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 4.6
terhadap organizational citizenship behavior (OCB). Dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Selain itu, pada tabel di atas dapat diketahui persamaan garis regresi yang dihasilkan, yaitu Y = 6.071 + 0.909 X. Variabel iklim organisasi dilambangkan dengan (X) dan organizational citizenship behavior dilambangkan dengan (Y). Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat digunakan untuk melakukan prediksi (ramalan) bagaimana variabel dependen akan terjadi bila individu dalam variabel independen ditetapkan. Berdasarkan garis persamaan regresi dapat diartikan bahwa, bila nilai iklim organisasi bertambah satu satuan, maka nilai organizational citizenship behavior akan mengalami kenaikan sebesar 0.909.
4. Hasil Analisa Tambahan
a. Deskripsi Gambaran Umum Skor Iklim Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior
Deskripsi data penelitian dilampirkan untuk mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Deskripsi data pokok yang dilampirkan adalah perbandingan rerata empirik dan rerata hipotetik penelitian dan distribusi skor perolehan berdasarkan kategori tertentu.
diperoleh di lapangam, maka perbandingan data empirik dan hipotetik dari variable organizational citizenship behavior dan iklim organisasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.7
Perbandingan mean empirik dan mean hipotetik
Variabel Mean Empirik Mean Hipotetik
Mean SD Mean SD
Organizational Citizenship Behavior 41.56 6.403 28 9.3
Iklim Organisasi 39.02 6.843 28 9.3
b. Kategorisasi Data Penelitian
Kemudian untuk mengelompokkan subjek ke dalam tiap – tiap kelompok, maka dibuat kategorisasi skor berdasarkan norma pengkategorian. Azwar (2000) menyatakan bahwa kategorisasi ini dilakukan atas dasar asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Norma yang digunakan dalam kategorisasi untuk variabel organizational citizenship behavior adalah sebagai berikut
Tabel 4.8
Besar mean hipotetik organizational citizenship behavior adalah 28 dengan standar deviasi 9.3, sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut
Tabel 4.9
Komposisi Subjek Berdasarkan Pengkategorian Skor Organizational Citizenship Behavior
Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Persentase (%)
X < 18.7 Rendah 0 0
18.7 ≤ X ≤ 37.3 Sedang 34 23.4
X > 37.3 Tinggi 111 76.6
Total 145 100
orang dengan persentase 23.4 %. Dan subjek paling banyak berada pada kategori tinggi dengan persentase 76.6 % sebanyak 111 orang.
Kemudian, norma yang digunakan dalam kategori untuk variabel iklim organisasi adalah sebagai berikut. Pada variabel ini, subjek dikategorikan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu positif dan negatif.
Tabel 4.10
Namun, hasil pengolahan data dihasilkan tiga kelompok subjek, yaitu kelompok positif, negatif, dan tidak tergolongkan. Azwar (2009) menjelaskan bahwa dalam subjek yang masuk kedalam kelompok tidak tergolongkan tidak perlu diklasifikasikan karena tujuan awal dari penelitian hanya ingin membagi subjek ke dalam 2 (dua) kategori saja.
Besar mean hipotetik iklim organisasi adalah 28 dengan standar deviasi 9.3, sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut
Tabel 4.11
Komposisi Subjek Berdasarkan Pengkategorisasian Skor Iklim Organisasi Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Persentase
(%)
X < 18.7 Negatif 2 1.4
18.7 ≤ X ≤ 37.3 Tidak tergolongkan 57 39.3
X > 37.3 Positif 86 59.3
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa subjek yang berada dalam kategori negatif hanya berjumlah 2 orang dengan persentase 1.4%. Subjek dengan kategori tidak tergolongkan sebanyak 57 orang dengan persentase 39.3%, dan subjek yang berada dalam kategori positif sebanyak 86 orang dengan persentase 59.3%.
c. Deskripsi Data dimensi Organizational Citizenship Behavior
Berdasarkan data penelitian, maka data empirik dan hipotetik dimensi organizational citizenship behavior adalah sebagai berikut
Tabel 4.12
Deskripsi data dimensi – dimensi organizational citizenship behavior
Dimensi N
Kemudian untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing – masing dimensi, maka dibuat kategori skor berdasarkan norma kategorisasi organizational citizenship behavior sebagai berikut
Tabel 4.13
Norma kategorisasi dimensi – dimensi organizational citizenship behavior Rentang Nilai Kategorisasi
X < (µ-1.0 SD) Rendah
(µ-1.0SD) ≤ X ≤ (µ+1.0 SD) Sedang
1. Kategorisasi Data Dimensi Altruism
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek penelitian terhadap dimensi altruism.
Tabel 4.14
Kategorisasi Data Dimensi Altruism
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 4 Rendah 1 0.7
4 ≤ X ≤ 8 Sedang 45 31
X > 8 Tinggi 99 68.3
Total 145 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 68.3 % subjek memiliki altruism yang tinggi, 31% subjek yang memiliki altruism yang sedang, dan hanya 0.7 % subjek yang memiliki altruism yang rendah.
2. Kategorisasi Data Dimensi Conscientiousness
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek terhadap dimensi Conscientiousness.
Tabel 4.15
Kategorisasi Data Dimensi Conscientiousnes
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 4 Rendah 1 0.7
4 ≤ X ≤ 8 Sedang 49 33.8
X > 8 Tinggi 95 65.5
Total 145 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 65.5% subjek memiliki conscientiousness yang tinggi, kemudian 33.8% subjek memiliki conscientiousness yang sedang dan hanya 0.7 % subjek yang memiliki conscientiousness yang rendah.
3. Kategorisasi Data Dimensi Civic Virtue
Tabel 4.16
Kategorisasi Data Dimensi Civic Virtue
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 5.34 Rendah 0 0
5.34 ≤ X ≤ 10.66 Sedang 42 29
X > 10.66 Tinggi 103 71
Total 145 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak ada subjek yang memiliki civic virtue yang rendah, kemudian 29 % memiliki civic virtue yang sedang dan 71% subjek memiliki civic virtue yang tinggi.
4. Kategorisasi Data Dimensi Sportmanship
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek terhadap dimensi sportsmanship
Tabel 4.17
Kategorisasi Data Dimensi Sportmanship
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 1.34 Rendah 4 2.8
1.34 ≤ X ≤ 2.6 Sedang 24 16.6
X > 2.6 Tinggi 117 80.7
Total 145 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 80.7% subjek memiliki sportsmanship yang tinggi, sedangkan 16.6% subjek memiliki sportsmanship yang sedang. Dan 2.8 % subjek memiliki sportsmanship yang rendah.
5. Kategorisasi Data Dimensi Courtesy
Tabel 4.18
Kategorisasi Data Dimensi Courtesy
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 4 Rendah 1 0.7
4 ≤ X ≤ 8 Sedang 74 51.0
X > 8 Tinggi 70 48.3
Total 145 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 48.3% subjek memiliki courtesy yang tinggi, 51% subjek memiliki courtesy yang sedang, dan hanya 0.7% subjek yang memiliki courtesy yang rendah.
d. Deskripsi Data Dimensi Iklim Organisasi
Berdasarkan data penelitian dan pengolahan statistik, didapat skor mean, standar deviasi, serta nilai minimum dan maksimum dari skor dimensi - dimensi iklim organisasi subjek. Berikut merupakan tabel yang memuat skor tersebut
Tabel 4.19
Data Hipotetik dan Empirik Dimensi – Dimensi Iklim Organisasi
Kemudian untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing – masing aspek, maka dibuat kategori skor berdasarkan norma kategorisasi iklim organisasi sebagai berikut
Tabel 4.20
Norma kategorisasi dimensi – dimensi iklim organisasi Rentang Nilai Kategorisasi
X < (µ-1.0 SD) Negatif
(µ-1.0SD) ≤ X ≤ (µ+1.0 SD) Tidak tergolongkan
X > (µ+1.0 SD) Positif
1. Kategorisasi Dimensi structure
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan dimensi structure
Tabel 4.21
Kategorisasi Data Dimensi Structure
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 2.67 Negatif 4 2.8
2.67 ≤ X ≤ 5.33 Tidak tergolongkan 61 42.1
X > 5.33 Positif 80 55.2
Total 145 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 55.2 % subjek mempersepsikan secara positif dimensi structure, kemudian 42.1% tidak tergolongkan, dan 2.8% subjek mempersepsikan structure secara negatif.
2. Kategorisasi Dimensi Responsibility
Tabel 4.22
Kategorisasi Data Dimensi Responsibility
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 1.34 Negatif 7 4.8
1.34 ≤ X ≤ 2.66 Tidak tergolongkan 36 24.8
X > 2.66 Positif 102 70.3
Total 145 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 70.3% subjek mempersepsikan responsibility secara positif, 4.8% subjek mempersepsikan secara negatif dan 24.8% tidak tergolongkan.
3. Kategorisasi Dimensi Reward
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan dimensi reward
Tabel 4.23
Kategorisasi Data Dimensi Reward
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 1.34 Negatif 12 8.3
1.34 ≤ X ≤ 2.66 Tidak tergolongkan 38 26.2
X > 2.66 Positif 95 65.5
Total 145 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 65.5% subjek mempersepsikan reward secara positif. Kemudian 8.3% subjek mempersepsikan secara negatif, dan 26.2% tidak tergolongkan
4. Kategorisasi Dimensi Risk
Tabel 4.24
Kategorisasi Data Dimensi Risk
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 1.34 Negatif 17 11.7
1.34 ≤ X ≤ 2.66 Tidak tergolongkan 18 12.4
X > 2.66 Positif 110 75.9
Total 145 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 75.9% subjek mempersepsikan secara positif dimensi risk, 11.7% subjek mempersepsikan secara negatif. Dan 12.4% termasuk tidak tergolongkan.
5. Kategorisasi Dimensi Warmth
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan dimensi warmth.
Tabel 4.25
Kategorisasi Data Dimensi Warmth
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 2.67 Negatif 35 24.1
2.67 ≤ X ≤ 5.33 Tidak tergolongkan 110 75.9
X > 5.33 Positif 0 0
Total 145 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak ada subjek yang mempersepsikan secara positif dimensi warmth, 74.9% tidak tergolongkan, dan 24.1% yang mempersepsikan warmth secara negatif.
6. Kategorisasi Dimensi Support
Tabel 4.26
Kategorisasi Data Dimensi Support
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 2.67 Negatif 9 6.2
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 62.1% mempersepsikan support secara positif, 31.7% tidak tergolongkan, dan hanya 6.2% subjek yang mempersepsikan support secara negatif.
7. Kategorisasi Dimensi Standart
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan dimensi standart
Tabel 4.27
Kategorisasi Data Dimensi Standart
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 2.67 Negatif 10 6.9
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 58.6% subjek mempersepsikan standart secara positif, 34.5% tidak tergolongkan, dan 6.9% subjek mempersepsikan secara negatif dimensi standart.
8. Kategorisasi Dimensi Conflict
Tabel 4.28
Kategorisasi Data Dimensi Conflict
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 1.34 Negatif 2 1.4
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 86.9% subjek mempersepsikan dimensi conflict secara positif, 11.7% subjek tidak tergolongkan, dan hanya 1.4% subjek yang mempersepsikan secara negatif dimensi conflict.
9. Kategorisasi Dimensi Identity
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan dimensi identity.
Tabel 4.29
Kategorisasi Data Dimensi Identity
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
X < 2.67 Negatif 2 1.4
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 75.2% subjek mempersepsikan identity secara positif, 23.4% tidak tergolongkan, dan hanya 1.4% subjek mempersepsikan secara negatif dimensi identity.
B. PEMBAHASAN
banyak manfaat – manfaat organizational citizenship behavior bagi suatu perusahaan, yaitu OCB dapat meningkatkan produktivitas rekan kerja, meningkatkan produktivitas pimpinan, menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan perusahaan secara keseluruhan, meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menarik dan mempertahankan pegawai terbaik, dapat meningkatkan stabilitas kinerja perusahaan, dan menjadi sarana efektif untuk mengkoordinasi kegiatan – kegiatan kelompok kerja (Hardaningtyas, 2004). Selain manfaat – manfaat OCB, terdapat juga faktor – faktor yang mempengaruhi OCB, seperti budaya organisasi, iklim organisasi, kepribadian, suasana hati, persepsi terhadap dukungan organisasional, masa kerja, dan juga jenis kelamin (Soegandhi, 2013). Untuk itu sebuah perusahaan diharapkan dapat memperhatikan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi organizational citizenship behavior. Pada penelitian ini dilakukan analisa mengenai pengaruh iklim organisasi terhadap organizational citizenship behavior pada pegawai PT.PP. London Sumatra Tbk, Medan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji teori yang mengatakan bahwa iklim organisasi juga menjadi salah satu faktor dari terbentuknya organizational citizenship behavior. Hipotesis pada penelitian ini adalah ada pengaruh positif iklim organisasi terhadap organizational citizenship behavior pada pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk,.
semakin positif persepsi pegawai terhadap iklim organisasi maka semakin tinggi organizational citizenship behavior mereka.
Kemudian dari hasil perhitungan regresi diketahui nilai koefisien determinasi dari iklim organisasi terhadap organizational citizenship behavior sebesar 0.945, yang berarti 94.5% organizational citizenship behavior dipengaruhi oleh iklim organisasi. Sedangkan sisanya sebesar 5.5% dipengaruhi oleh hal lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kemudian dapat diketahui persamaan garis regresi yang dihasilkan, yaitu Y = 6.071 + 0.909 X. Berdasarkan garis persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa, bila nilai iklim organisasi bertambah satu satuan, maka nilai organizational citizenship behavior akan mengalami kenaikan sebesar 0.909.
Aisyia (2009) mengatakan bahwa iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang mempengaruhi perilaku anggota organisasi. Karena iklim organisasi mempengaruhi perilaku, maka perilaku tersebut diduga juga termasuk organizational citizenship behavior. Sejalan dengan itu, Dewi (2010) mengatakan bahwa iklim organisasi ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun, dan dihargai oleh organisasi sehingga membentuk pola perilaku positif, antara lain organizational citizenship behavior.
Pegawai yang mempersepsikan iklim organisasi secara positif tentu menunjukkan perilaku yang suka menolong rekan kerjanya, terlibat dalam kegiatan – kegiatan di perusahaan, tidak banyak mengeluh, berbicara positif mengenai perusahannya, dan sukarela membantu.
Kemudian kategorisasi iklim organisasi dan organizational citizenship behavior dapat dilihat melalui perbandingan mean hipotetik dan mean empirik. Untuk variabel organizational citizenship behavior, skor mean hipotetik dan mean empiriknya berada diatas rata – rata organizational citizenship behavior pada umumnya. Hal ini dilihat melalui skor empirik yang lebih besar daripada skor hipotetik ( 41.56 > 28).
Kategorisasi tingkat organizational citizenship behavior membuktikan hal tersebut. Dapat diketahui bahwa bahkan tidak ada pegawai yang memiliki organizational citizenship behavior yang rendah. Sedangkan lebih dari ¾ subjek memiliki tingkat organizational citizenship behavior yang tinggi yaitu sebanyak 111 orang (76.6%), sedangkan yang memiliki tingkat organizational citizenship behavior yang sedang sebanyak 34 orang (23.4%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat organizational citizenship behavior pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk, termasuk kedalam kategori yang tinggi.
yang suka mengutamakan kepentingan orang lain, seperti membantu mengerjakan tugas rekan kerja. Untuk dimensi conscientiousness, berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 95 orang. Hal ini berarti bahwa 95 orang pegawai memiliki perilaku sukarela yang bukan merupakan kewajiban mereka, seperti datang lebih awal. Kemudian dimensi civic virtue, berada pada kategori tinggi, yaitu sebanyak 103 orang. Hal ini berarti 103 pegawai suka terlibat kegiatan – kegiatan yang diadakan oleh perusahaan, misalnya kegiatan keagamaan. Kemudian dimensi sportsmanship, berada pada kategori tinggi, yaitu sebanyak 117 orang. Hal ini menunjukkan bahwa 117 pegawai suka menekankan aspek – aspek perilaku positif pada keadaan yang kurang ideal, seperti tidak suka protes dan tidak suka mengeluh walaupun banyak pekerjaan. Dan dimensi courtesy, skor tertinggi berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 74 orang. Hal ini berarti perilaku untuk menjaga hubungan baik dengan rekan kerja tidak terlalu dimiliki oleh banyak pegawai.
Untuk variabel iklim organisasi yang dipersepsikan subjek juga lebih tinggi daripada populasi pada umumnya. Hal ini dapat dilihat melalui skor empirik yang lebih besar daripada skor hipotetik (39.02 > 28).
Kemudian dimensi conflict, berada pada kategori positif, yaitu sebanyak 126 orang. Hal ini menunjukkan bahwa 126 orang memiliki perasaan bahwa atasan dan rekan kerja terbuka dengan pendapat yang berbeda, dan jika ada masalah cenderung terbuka bukan diabaikan. Dan kategori identity, berada pada kategori positif, yaitu sebanyak 109 orang. Hal ini menunjukkan bahwa 109 orang mempersepsikan secara positif dirinya sebagai anggota dan bagian yang berharga dalam perusahaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini, peneliti akan menjabarkan mengenai kesimpulan dan saran yang dapat diajukan. Saran yang diajukan adalah saran yang bersifat teoritis dan praktis. Saran yang dikemukakan adalah saran yang dapat berguna bagi organisasi ataupun peneliti yang akan meneliti dengan tema yang serupa.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1. Terdapat pengaruh positif iklim organisasi terhadap organizational citizenship behavior pada pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk,. Artinya semakin positif persepsi pegawai terhadap iklim organisasi di PT. PP. London Sumatra Tbk, maka semakin meningkat pula organizational citizenship behavior mereka.
2. Iklim organisasi di PT. PP. London Sumatra Tbk, memiliki pengaruh yang sebesar 94.5 % terhadap organizational citizenship behavior para pegawai, sedangkan sisanya sebesar 5.5% dipengaruhi oleh hal lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4. Berdasarkan nilai rata – rata, 76.6% memiliki tingkat organizational citizenship behavior yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk, memiliki tingkat OCB yang tinggi.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang telah dipaparkan berikut ini terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan oleh peneliti. Saran dibedakan menjadi dua bagian, yaitu saran metodologis dan saran praktis :
1. Saran Metodologis
Kontribusi iklim organisasi terhadap organizational citizenship behavior pegawai sebesar 94.5%, sedangkan sisanya yaitu 5.5 % organizational citizenship behavior dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Oleh karena itu, disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang dapat mempengaruhi organizational citizenship behavior pegawai.
2. Saran Praktis
a. Diharapkan perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan iklim organisasi yang positif di seluruh cabang perusahaan PT. PP. London Sumatra Tbk,. Organizational citizenship behavior dapat meningkat jika pegawai merasa iklim organisasi tempat mereka bekerja positif.