• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hak Cipta Terhadap Hasil Karya Lagu atau Musik Menurut UU No 28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Studi pada Beberapa Band di Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hak Cipta Terhadap Hasil Karya Lagu atau Musik Menurut UU No 28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Studi pada Beberapa Band di Kota Medan)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dan seni adalah dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain.

Dalam kehidupannya manusia tidak pernah terlepas dari seni. Seni adalah

ungkapan batin manusia berupa ide ataupun gagasan yang diwujudkan dalam

sebuah karya. Bentuk karya tersebut dapat berwujud rupa, suara maupun gerakan.

Seni juga dapat berwujud benda yang memiliki nilai keindahan di dalamya baik

penglihatan maupun pendengaran.

Menurut penjelasan pada alinea pertama Undang-Undang NO.19 Tahun

2002 tentang Hak Cipta, Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan memiliki

keanekaragaman seni dan budaya yang sangat kaya. Hal itu sejalan dengan

keanekaragaman etnik, suku bangsa, dan agama yang secara keseluruhan

merupakan potensi nasional yang perlu dilindungi. Kekayaan seni dan budaya itu

merupakan salah satu sumber dari karya intelektual yang dapat dan perlu

dilindungi oleh undang-undang. Kekayaan itu tidak semata-mata untuk seni dan

budaya itu sendiri, tetapi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan di

bidang perdagangan dan industri yang melibatkan para Penciptanya. Dengan

demikian, kekayaan seni dan budaya yang dilindungi itu dapat meningkatkan

kesejahteraan tidak hanya bagi para Penciptanya saja, tetapi juga bagi bangsa dan

Negara.

Perlindungan terhadap karya seni dan budaya lokal termasuk dalam aturan

(2)

atas sesuatu benda yang bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil

dari pekerjaan rasio manusia yang menalar. Hasil kerjanya itu berupa benda

immaterial. Benda tidak berwujud, misalnya karya cipta lagu. Untuk menciptakan

alunan nada (irama) diperlukan pekerjaan otak.2

Seorang pencipta berhak untuk mendapatkan penghargaan atas

kemampuan intelektualnya. Inilah yang menjadi dasar dari konsepsi Hak

Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Right). Hak Kekayaan Intelektual

yang selanjutnya disebut HKI merupakan hak yang lahir karena hasil kreativitas

intelektual manusia. Pada hasil kreativitas intelektual itu melekat dua hak, yaitu

hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi adalah hak eksklusif yang diberikan

kepada pencipta untuk memperoleh manfaat ekonomi dari karya ciptaannya, dan

hak moral adalah hak pengakuan terhadap hasil karya ciptaanya yang bersifat

abadi.

Zaman modern seperti sekarang ini perkembangan di bidang perdagangan,

industri, dan investasi telah sedemikian pesat, sehingga memerlukan peningkatan

perlindungan bagi Pencipta dan Pemilik Hak Terkait dengan tetap memperhatikan

kepentingan masyarakat luas. Pencipta dan Pemegang hak terkait memerlukan

perlindungan karena tidak semua orang dapat mampu melahirkan dan

mewujudkan suatu karya seni dari hasil pemikiranya dan perasaannya sendiri.

Hanya orang yang mampu menghasilkan ciptaan yang bersifat khas dan pribadilah

yang dapat memperoleh hak eksklusif oleh Hak Kekayaan Intelektual.

(3)

Secara historis, Hak Kekayaan Intelektual pertama kali

diUndang-Undangkan di Venice, Italia dimana terdapat masalah yang menyangkut tentang

paten pada tahun 1470. Caxton, Galileo dan Guttenberg tercatat sebagai

penemu-penemu yang muncul dimasa itu dan mempunyai hak monopoli atas penemu-penemuan

mereka. Awalnya, hak monopoli tersebut diberikan langsung kepada penerbit

untuk menjual karya cetak. Saat peraturan hukum tentang copyright mulai

diundangkan pada tahun 1710 dengan Statute of Anne di Inggris, hak monopoli

tersebut diberikan ke pengarang, bukan penerbit. Peraturan tersebut juga

mencakup perlindungan kepada konsumen yang menjamin bahwa penerbit tidak

dapat mengatur penggunaan karya cetak tersebut setelah transaksi jual beli

berlangsung. Selain itu, peraturan tersebut juga mengatur masa berlaku hak

eksklusif bagi pemegang copyright, yaitu selama 28 tahun, yang kemudian setelah

itu karya tersebut menjadi milik umum.3

Hak monopoli yang dimaksud di sini adalah hak eksklusif atas suatu

temuan atau hasil karya seseorang, sehingga haknya bisa dilindungi dari

penjiplakan atau pencurian ide oleh orang lain. Hukum-hukum tentang paten

tersebut kemudian diadopsi oleh kerajaan Inggris di jaman TUDOR tahun

1500-an d1500-an kemudi1500-an lahir hukum mengenai paten pertama di Inggris yaitu Statute of

Monopolies (1623). Amerika Serikat baru mempunyai Undang-Undang paten

tahun 1791. Upaya harmonisasi dalam bidang Hak Kekayaan Intelektual pertama

kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya Paris Convention untuk masalah paten,

(4)

merek dagang dan desain. Kemudian Berne Convention 1886 untuk masalah

copyright atau hak cipta.4

Dua konvensi ini menjadi tonggak awal penyelarasan dan pengaturan hak

kekayaan intelektual secara lebih terstruktur dan kompleks seperti masalah hak

paten, merek dagang dan desain industri sampai dengan masalah hak cipta suatu

ide dan sebuah karya yang sudah jadi. Untuk menangani dan mengurus hal hal

yang berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual dibentuklah lembaga

internasional yang diberi nama World Intellectual Property Organization

(WIPO).5

Permasalahan Hak Kekayaan Intelektual telah masuk kedalam Agreement

Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi

Perdagangan Dunia) yang salah satu bagiannya adalah perumusan mengenai

aspek-aspek perdagangan Hak Kekayaan Intelektual yang dikenal sebagai

Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan

tentang Aspek-Aspek Dagang dan Hak-hak Kekayaan Intelektual) atau TRIP‟s

Agreementtahun 1994. Perjanjian TRIP‟s di maksudkan untuk menyeragamkan

perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (asing) di suatu Negara.6

Hak Kekayaan Intelektual bukan merupakan suatu hal yang baru dalam

sistem hukum di Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, pengakuan

terhadap karya intelektual sudah ada, tetapi hanya berupa pengakuan secara

4 http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/135803-T%2027985-Tarik%20menarik-Metodologi.pdf , diakses pada tanggal 25 Mei 2015 Pukul 11.08

5 Ibid.

(5)

moral dan etika. Tidak ada peraturan dan norma secara tertulis terhadap suatu

karya intelektual.

Seiring dengan berkembangnya zaman, dunia semakin lama semakin

sempit. Teknologi komunikasi telah menciptakan kemudahan dalam berinteraksi

antarmanusia tanpa kendala jarak dan waktu. Melalui media radio, televisi, dan

kemudian internet, orang bisa menyaksikan kejadian yang terjadi dibelahan bumi

lain. Pertukaran tradisi, kebiasaan, dan adat istiadat antar Negara berlangsung

dengan cepat. Gaya hidup, fashion, perkawinan antara ras satu dengan ras yang

lain kemudian menciptakan kebudayaan baru yang disebut budaya modern.

Indonesia sebagai bagian dari dunia juga tidak bisa lepas dari adanya pengaruh

budaya modern. Budaya modern inilah yang mendorong lahirnya perlindungan

terhadap hak kekayaan intelektual di Indonesia.7

Perlindungan hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, diatur

dengan berbagai peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang NO. 28

Tahun 2014 tentang Hak Cipta menggantikan Undang-Undang No 19 Tahun

2002, Undang-Undang NO. 14 Tahun 2001 tentang Paten, Undang-Undang NO.

15 Tahun 2001 tentang Merek, dan perundang-undangan HKI lainnya seperti

Undang-Undang NO. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman,

Undang-Undang NO. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, Undang-Undang

NO. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

Dalam Undang-Undang Hak Cipta pada alinea pertama penjelasan,

menyebutkan bahwa di tingkat Internasional, Indonesia telah ikut serta menjadi

(6)

anggota dalam Agreement Establishing the World Trade Organization

(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup Trade

Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan tentang Aspek-Aspek

Dagang Hak Kekayaan Intelektual) yang selanjutnya disebut TRIP‟s, melalui

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994. Selain itu, Indonesia juga telah

meratifikasi Berne Convention for the Protection of Artistic and Literary Works

(Konvensi Bern tentang Pelindungan Karya Seni dan Sastra) melalui Keputusan

Presiden Nomor 18 Tahun 1997 dan World Intellectual Property Organization

Copyright Treaty (Perjanjian Hak Cipta WIPO) yang selanjutnya disebut WCT,

melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1997, serta World Intellectual

Property Organization Performances and Phonograms Treaty (Perjanjian

Karya-Karya Pertunjukan dan Karya-Karya-Karya-Karya Fonogram WIPO) yang selanjutnya disebut

WPPT, melalui Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2004.

Secara garis besar, Hak Kekayaan Intelektual dibagi menjadi dua, hak

cipta dan hak kekayaan industri. Hak cipta terdiri dari ilmu pengetahuan, seni dan

sastra. Hak kekayaan industri terdiri dari paten, merek, desain industri, Desain

Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST), rahasia dagang dan perlindungan varietas

tanaman. Hak cipta, paten, merek, desain industri, Desain Tata Letak Sirkuit

Terpadu (DTLST) dan rahasia dagang berada dibawah Departemen Hukum dan

HAM (Depkumham) sedangkan varietas tanaman berada di bawah Departemen

Pertanian.8

8

(7)

Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang

memiliki ruang lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu

pengetahuan, seni dan sastra (art and literary) yang didalamnya mencakup pula

program komputer.

Perkembangan ekonomi kreatif adalah salah satu andalan Indonesia dan

Negara lain di dunia untuk meningkatkan perekonomian negara. Perkembangan

pesat teknologi informasi dan komunikasi mengharuskan adanya pembaruan

Undang-Undang Hak Cipta, mengingat Hak Cipta menjadi hal terpenting dari

ekonomi kreatif nasional. Melalui Undang-Undang Hak Cipta yang memenuhi

unsur perlindungan dan pengembangan ekonomi kreatif ini maka diharapkan

kontribusi sektor Hak Cipta dan Hak Terkait bagi perekonomian negara dapat

lebih optimal.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi salah

satu variabel dalam Undang-Undang tentang Hak Cipta mengingat teknologi

informasi dan komunikasi disatu sisi memiliki peran strategis dalam

pengembangan Hak Cipta. Di sisi lain dapat pula menjadi alat untuk melakukan

pelanggaran hukum di bidang Hak Cipta. Pengaturan yang proporsional sangat

diperlukan agar fungsi positif dapat dioptimalkan dan dampak negatifnya dapat

diminimalkan.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

dinyatakan bahwa “Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara

(8)

bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.”

Hak Cipta tidak hanya melindungi hak pencipta saja namun juga

memberikan perlindungan terhadap hak kepada Pelaku pertunjukan, Produser

rekaman dan juga lembaga penyiaran. Ide dasar sistem hak cipta adalah untuk

melindungi wujud hasil karya yamg lahir dari kemampuan intelektual manusia

yang merupakan endapan perasaannya. Hak cipta merupakan hak kebendaan yang

bersifat absolut dimana sebagai hak absolut maka hak itu pada dasarnya dapat

dipertahankan terhadap siapapun, dan yang memegang hak tersebut dapat

menuntut tiap pelanggaran yang dilakukan oleh pihak manapun juga9.

Ciptaan yang dilindungi dalam Hak Cipta meliputi ciptaan dalam bidang

ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Menurut Pasal 40 ayat 1 Undang-Undang Hak

Cipta, terdiri atas:

a. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim; f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase; g. Karya seni terapan;

h. Karya arsitektur; i. Peta;

j. Karya seni batik atau seni motif lain; k. Karya fotografi;

l. Potret;

m. Karya sinematografi;

(9)

n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;

p. Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan Program Komputer maupun media lainnya;

q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang asli;

r. Permainan video; dan s. Program Komputer.

Seluruh hasil karya diatas tidak dapat di lindungi oleh hak cipta apabila

belum ada wujud nyata dari hasil karya tersebut, serta setiap ide, metode, konsep,

prinsip walaupun telah dinyatakan ataupun juga alat, benda ataupun sebuah

produk yang diciptakan untuk kebutuhan manusia yang berdasarkan bentuknya

memiliki kegunaan dan fungsi tertentu.

Musik dan lagu adalah bagian dari suatu karya cipta yang termasuk ciptaan

yang dilindungi oleh hak cipta. Secara etimologi musik dan lagu memiliki

perbedaan arti.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia musik merupakan ilmu atau seni

menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal

untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan

kesinambungan sedangkan lagu merupakan ragam suara yang berirama (dalam

bercakap-cakap, bernyanyi, membaca, dan lain lain.), atau nyanyian.10

Pekembangan seni musik di Indonesia sudah tergolong tua. Pada waktu

orang Hindu datang ke Jawa pada abad ke-4, mereka telah menemukan

bermacam-macam alat musik. Pada relief candi Borobudur terdapat alat-alat

(10)

musik lokal maupun yang di import dari India. Bahwa seni musik di Jawa sejak

dulu telah mendapat suatu penghargaan tinggi dapat disimpulkan dari banyaknya

gambar alat musik dalam relief-relief dari zaman itu dan dari naskah-naskah kuno

yang tidak jarang bertuliskan nama alat musik.11

Industri musik atau lagu saat ini tengah mengalami perkembangan yang

sangat pesat. Karena didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, karya lagu atau musik telah menjadi komoditi inidustri yang bernilai

tinggi, baik secara estetis maupun ekonomis. Teknologi elektronik, di samping

mampu meningkatkan nilai estetika karya lagu atau musik melalui alat-alat musik

elektrik, juga mempermudah orang dalam menikmati lagu dan music melalui

kaset dan CD (Compact Disk). Melalui perkembangan teknologi komunikasi dan

informasi, seperti radio, televisi, internet, dan lain-lain, karya lagu dan musik telah

menyebar luas melampaui batas ruang dan waktu12

Pengaturan perlindungan Ciptaan musik di Indonesia adalah sejak

berlakunya Auteurswet 1912 (stb. 1912 NO.600) 23 September 1912 pada masa

pemerintahan Hindia-Belanda. Setelah Indonesia merdeka dan Undang-Undang

Hak Cipta bersifat nasional dibentuk pertama kali tahun 1982, yang mengalami

perubahan beberapa kali. Ciptaan musik tetap tercantum sebagai ciptaan yang

dilindungi oleh hak cipta.13

Dalam Konvensi Bern (Bern Convention for the Protection of Literary and

Artistic Works), diresmikan pada 9 September 1886 di Bern, ibukota Switzerland

11

http://sejarahmu5ik.blogspot.com/2012/11/sejarah-musik.html, di akses pada tanggal 30 Mei 2015 Pukul 20.06

12 Otto Hasibuan, Op. Cit, Hal. 14. 13

(11)

dan telah direvisi dan disempurnakan beberapa kali, telah dimasukkan karya

musik sebagai salah satu ciptaan yang dilindungi. Sesudah itu, Negara-negara

didunia, baik yang menjadi anggota konvensi Bern maupun yang bukan anggota

memberikan perlindungan kepada hak pencipta karya musik.14

Musik dan lagu dapat diciptakan oleh siapa saja tanpa memandang asal,

golongan, umur atau apapun juga. Seperti yang kita ketahui Medan sebagai salah

satu kota seni juga banyak menghasilkan grup-grup band lokal dengan berbagai

jenis musik baik itu musik klasik, musik tradisional, musik popular seperti musik

jazz, blues, gospel, pop, rock dan lain sebagainya.

Band-band lokal di kota Medan muncul dari berbagai kalangan baik itu

pelajar, mahasiswa bahkan orang dewasa. Namun tidak semua dari mereka

mengetahui tentang hak cipta dan hak hak yang melekat didalamnya. Pengetahuan

yang sedikit tentang hak cipta inilah yang dapat merugikan pencipta dan

pemegang hak terkait khususnya band lokal kota Medan.

Dalam Perkembangannya terdapat suatu fenomena dalam industri musik di

Indonesia yakni plagiat ataupun penjiplakan yang dapat merugikan pencipta dan

memberikan keuntungan bagi orang yang melakukan penjiplakan tersebut.

Penjiplakan ini hanyalah salah satu dari fenomena pelanggaran yang terjadi di

bidang hak cipta untuk itulah terhadap hak cipta yang telah memenuhi syarat

peaturan perundang undangan perlu dilakukan pendaftaran hak cipta baik itu

terhadap lagu atau musik maupun hasil karya cipta lainnya.

14

(12)

Pendaftaran adalah kegiatan pemeriksaan dan pencatatan setiap HKI oleh

pejabat pendaftaran dalam buku daftar berdasarkan permohonan pemilik untuk

tujuan memperoleh kepastian status kepemilikan dan perlindungan hukum. Bukti

dari pendaftaran adalah diberikannya sertifikat HKI. Melalui proses pendaftaran

HKI akan mendapatkan pengakuan. Namun demikian, untuk hak cipta tidak

diharuskan melakukan pendaftaran karena hak cipta dapat diperoleh melalui

pengakuan hak. Ciptaan yang didaftarkan akan memperoleh kepastian hukum dan

perlindungan hukum, tetapi ciptaan yang tidak didaftarkan tetap dilindungi

asalkan pencipta dapat membuktikan bahwa dialah pencipta yang sebenarnya bila

ada pihak lain yang mengakui ciptaan tersebut.15

Suatu ciptaan tidak bisa didaftarkan apabila ciptaan-ciptaan itu tidak

original, diluar dari ilmu pengetahuan, seni dan sastra dan ciptaan yang masih

berupa ide, dan ciptaan yang sudah merupakan milik umum. Undang-Undang Hak

cipta adalah dasar atau payung hukum bagi pencipta dan pemegang hak terkait

dalam melindungi hasil ciptaannya.

B. PERMASALAHAN

1. Bagaimana bentuk pelanggaran terhadap hak cipta di bidang lagu

atau musik?

15

(13)

2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak ekonomi pencipta

lagu dan pemegang hak terkait menurut hukum hak cipta di

Indonesia?

3. Bagaimana bentuk upaya hukum yang dapat dilakukan oleh

pencipta lagu dan pemegang hak terkait terhadap pelanggaran hak

cipta?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran terhadap hak

cipta di bidang lagu atau musik.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pelindungan hukum terhadap

hak ekonomi pencipta lagu dan pemegang hak terkait menurut

hukum hak cipta di Indonesia.

3. Untuk mengetahui upaya hukum apa yang dapat dilakukan oleh

Pencipta lagu dan pemegang hak terkait terhadap pelanggaran

hasil karya cipta musik atau lagu buatan mereka.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat teoritis, Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi bahan

pemikiran untuk menambah pengetahuan hukum tentang hak cipta

serta khususnya tentang hak cipta lagu atau musik

2. Manfaat Praktis, Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi sumber

(14)

perlindungan hak cipta terhadap hasil karya lagu atau musik serta

dapat menjadi sumber pengetahuan bagi pencipta musik atau lagu

untuk dapat memperoleh hak yang seharusnya diterima.

E. METODE PENELITIAN

Metode penelitian hukum adalah prosedur atau cara yang dilakukan

dalam melakukan penelitian hukum.16

Dalam penulisan skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1. Jenis Penelitian

Ada dua jenis penelitian hukum yaitu penelitian hukum normatif dan penelitian

hukum empiris. Hal tersebut sesuai dengan yang di kemukakan Soerjono

Soekanto bahwa:

“Penelitian hukum itu berdasarkan tujuannya terdiri atas yang pertama, Penelitian

hukum normative, yang mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum,

penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap taraf sinkronisasi

hukum, penelitian sejarah hukum, dan penelitian perbandingan hukum.Kedua,

Penelitian hukum sosiologis atau empiris, yang mencakup, penelitian terhadap

identifikasi hukum dan penelitian efektivitas hukum.”17

16

M. Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Jakarta, PT. RajaGrafindo

Persada, 2007, hal. 22

(15)

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis

penelitian hukum normatif yaitu sebuah bentuk atau jenis penelitian yang

dilakukan secara tidak langsung terhadap objek yang diteliti dengan

mengandalkan data dan informasi tentang hukum, baik bahan hukum pimer,

bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier.

Penulis juga melakukan penelitian hukum empiris yaitu penelitian yang

dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan mengandalkan data

khusus melalui pengumpulan fakta, gagasan atau pendapat dari sejumlah orang

atau masyarakat yang kemudian data ini dipergunakan untuk menguji kebenaran

dari suatu peraturan perundang-undangan, teori dan konsep melaui kenyataan di

dalam praktek.

2. Jenis data dan bahan hukum

Dalam penelitian hukum terdapat dua jenis data yang di perlukan.Jenis

data yang pertama adalah data primer dan data kedua yaitu data sekunder.18

Sepanjang yang hendak di teliti adalah perilaku hukum dari warga

masyarakat, maka warga masyarakat harus di teliti secara langsung, sehingga

yang di pergunakan adalah data primer atau data dasar. Dalam penelitian hukum,

di pergunakan pula data sekunder, dari sudut kekuatan mengikatnya di golongkan

dalam :

1. Bahan Hukum Primer :

a. Norma atau kaedah dasar

b. Peraturan dasar

18

(16)

c. Peraturan perundang-undangan

d. Traktat

2. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelesan mengenai

bahan hukum primer, misalnya rancangan Undang-Undang, hasil

penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya.

3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,

misalnya kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif dan seterusnya.19 Pada skripsi ini menggunakan bahan hukum baik primer, sekunder

maupun bahan tersier. Bahan hukum primer yang di gunakan antara lain peraturan

perundang-undangan yang mengenai perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dan

Hak Cipta misalnya Undang-Undang No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan

Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Bahan Hukum sekundernya meliputi

jurnal, makalah dan hasil penelitian dan karya dari kalangan hukum lainnya.

Bahan hukum tersier dari kamus serta ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting

dalam penulisan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

a. Dalam penelitian Hukum Normatif dilakukan dengan studi pustaka

terhadap bahan hukum primer, sekunder dan tersier, yaitu dapat

dilakukan dengan membaca, mendengar maupun penelurusan di

internet.

19

(17)

b. Dalam penelitian Hukum Empiris dapat di lakukan dengan 3 teknik

yaitu wawancara, kuesioner dan observasi.20

Penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan penelitian Hukum

normative dengan cara melakukan studi kepustakaan serta penelitian hukum

empiris dengan menggunakan kuesioner dan observasi pada 30 anak band di kota

Medan.

4. Analisa

Analisa pendekatan penelitian ini menggunakan jenis pendekatan

kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan oleh peneliti dengan mendasarkan

pada data-data yang dinyatakan responden secara lisan atau tulisan, dan juga

perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh21

Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan data

dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data22

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibuat secara teliti, sistematis, tegas dan jelas agar memberikan

kemudahan dalam membaca, memahami makna dan dapat pula memperoleh

manfaatnya serta dapat di jadikan bahan pemikiran dari yang membaca skripsi ini.

Keseluruhan penulisan skripsi ini merupakan satu kesatuan yang sangat

berhubungan antara satu dengan yang lainnya yang menjadi suatu bahan

pertimbangan keilmuan. Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah :

20

Fajar Mukti dan Achmad Yulianto, Op.Cit, Hal. 168-170. 21 Soerjono Soekanto , Op.Cit, Hal. 52

(18)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang

dipilihnya penulisan judul skripsi ini serta uraian permasalahan

yang akan diteliti berdasarkan latar belakang yang sudah penulis

uraikan dilanjutkan dengan tujuan penulisan, manfaat penulisan,

metode penulisan, sistematika penulisan serta keaslian penulisan

dari skripsi ini.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pada bab II penulis membahas pengertian hak kekayaan intelektual

menurut hukum dan menurut peraturan perundang-undangan,

selanjutnya menjelaskan mengenai ruang lingkup hak kekayaan

intelektual dan sistem pendaftaran hak kekayaan intelektual

menurut peraturan perundang undangan.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA

Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang pengertian hak cipta

dan filosofi hak cipta, pengaturan hak cipta di Indonesia dan hak

hak yang terkait dengan hak cipta. Pada bab ini penulis juga

membahas mengenai hak hak apa saja yang tercakup dalam hak

cipta, pembatasan hak cipta dan bagaimana pengaturan terhadap

(19)

BAB IV : TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN HAK CIPTA PADA HASIL KARYA LAGU ATAU MUSIK

Pada bab ini penulis membahas mengenai penelitian yang

dilakukan guna mendukung penulisan skripsi ini yaitu membahas

syarat musik dan lagu yang dapat dilindungi, bentuk-bentuk

pelanggaran dari karya cipta serta ganti rugi terhadap pelanggaran

tersebut dan perlindungan yang diberikan oleh hukum terhadap hak

ekonomi pencipta lagu serta pemegang hak terkait dan apa saja

upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pencipta dan pemegang

hak terkait apabila tejadi pelanggaran hak cipta menurut

Undang-Undang NO.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

a. Bab V : Penutup

Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan

diperoleh berdasarkan uraian dan penjelasan secara keseluruhan

dari bab-bab terdahulu. Sedangkan saran-saran merupakan usul dari

penulis terhadap topik yang dibahas

G. Keaslian Penulisan

Skripsi yang berjudul Perlindungan Hak Cipta Terhadap Hasil Karya Lagu

atau Musik Menurut Undang-Undang NO. 28 Tahun 2014 (studi pada Beberapa

Band di Kota Medan), merupakan hasil karya dan ide penulis sendiri tanpa ada

plagiat atau meniru bahkan merekayasa penulisan skripsi yang pernah ada. Penulis

menyusun skripsi ini dengan referensi buku-buku ilmiah tentang hukum, baik

(20)

dari berbagai pihak. Dalam penulisan skrispsi ini dituangkan segala pemikiran dan

pendapat penulis dengan kelayakan dan menjamin skripsi ini belum ada yang

menulis sebelumnya.Serta sesuai surat bebas pustaka yang sudah di keluarkan

Fakultas Hukum Univesitas Sumatera Utara yang menunjukan bahwa tidak ada

judul skripsi yang sama dengan skripsi penulis.

Adapun judul yang mirip dengan penulisan skripsi ini ialah:

Nama Penulis : Widya Tresna Sinambela

Judul Skripsi : Perlindungan Hukum atas Hak Cipta Karya Musik dan Lagu

(Putusan Pengadilan Niaga No. 02/Hak Cipta/2005/PN.Niaga/Mdn)

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa di Kabupaten Badung telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum, yang secara garis besar telah mengatur

Pada penelitian ini, jenis kualitas cabai digolongkan menjadi mepat yaitu kualitas A, B, C atau D dengan memperhatikan nilai persentase tangkai, nilai persentase

Program komputer merupakan salah satu bentuk hak cipta yang diberikan perlindungan secara hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Generally, it first generates a grid-based occupancy likelihood map based on all previous scans, and then applies the scan-to-map matching to find the optimal rigid-body

Sesuai ketentuan Pasal 12 ayat 9 Anggaran Dasar Perseroan, pemanggilan Rapat akan dilakukan dengan cara memasang iklan sedikitnya dalam 1 (satu) surat kabarharian berbahasa

This study analyses the underestimation of tree and shrub heights for different airborne laser scanner systems and point cloud distribution within the

Hasil dari wawancara dalam studi pendahulu- an yang dilakukan peneliti pada salah satu perawat IGD menjelaskan kurang terlibat dalam pengambilan keputusan terkait

1) Penataran dan pelatihan dengan tujuan memperluaskan wawasan profesi guru dan keilmuan para guru. 2) Program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang dilaksanakan seminggu