• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ion Nikel dan Kromium yang Terlepas dari Braket Ortodonti Stainless Steel Pada Perendaman Dalam Saliva Buatan (in Vitro)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ion Nikel dan Kromium yang Terlepas dari Braket Ortodonti Stainless Steel Pada Perendaman Dalam Saliva Buatan (in Vitro)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Braket ortodonti merupakan salah satu komponen utama dalam perawatan ortodonti cekat yang berfungsi untuk menghantarkan gaya yang diperlukan gigi. Kendala dalam perawatan ortodonti cekat adalah waktu perawatan yang relatif lama. Oleh karena itu braket yang digunakan harus diproduksi dengan akurat, baik dari segi bentuk, tingkat kekuatan maupun tingkat ketahanan korosi serta biokompabilitas. Berdasarkan bahan dasar braket ada bermacam-macam braket yang digunakan pada perawatan ortodonti yaitu braket plastik, seramik dan logam (O’Brien, 2002; Philips, 2009).

(2)

Kavitas mulut memiliki suatu kondisi lingkungan yang dipengaruhi oleh temperatur, kualitas dan kuantitas saliva, pH saliva, plak, jumlah protein pada saliva, sifat fisika dan kimia makanan maupun minuman, kondisi kesehatan umum maupun mulut, kadar klorida pada saliva dan frekuensi makan (Chung dkk., 2001). Kondisi di atas mempengaruhi kestabilan ion logam pada braket yaitu menyebabkan terjadinya pelepasan ion logam. Ion logam yang terlepas akan diabsorpsi oleh tubuh dan dapat menyebabkan efek lokal dan sistemik (Gursoy dan Acar, 2007; Graber dkk., 2004).

Pelepasan ion nikel dan kromium menjadi perhatian khusus, karena dapat berpotensi memberikan efek merugikan bagi kesehatan tubuh. Ion nikel dan kromium dapat menghasilkan reaksi alergi, toksik, asma dan karsinogenik. Sekitar 10% dari populasi umum menunjukkan adanya hipersensitif terhadap nikel. Nikel dikenal sebagai sensitizer imunologi yang kuat dan yang paling umum menyebabkan alergi dermatitis kontak, yang mana merupakan respon imun hipersensitif tipe IV delayed. Penelitian in-vitro pada fibroblas gingiva manusia yang dikultur menunjukkan bahwa ion-ion yang dilepaskan dari alloy nikel dan kromium merubah fungsi selular (Messer dan Lucas, cit Huang dkk., 2004).

Paparan yang paling signifikan terhadap nikel dan kromium pada manusia terjadi melalui makanan. Rata-rata intake harian untuk logam ini diperkirakan antara 200-300 µg/hari untuk nikel dan 280 µg/hari untuk kromium (Agaoglu dkk., 2001).

(3)

ortodonti cekat terdapat peningkatan nikel yang dapat merusak kerusakan DNA pada mukosa mulut. Penelitian Hafez dkk. (2011), menunjukkan adanya pelepasan ion nikel dan kromium oleh piranti ortodonti cekat yang mengakibatkan nilai viabilitas sel-sel mukosa bukal menurun dari 8.1 % pada pra-perawatan menjadi 6,4 % (bulan ke-3) dan 4,5 % (bulan ke-6). Kandungan nikel selular meningkat dari 0.52 menjadi 0.68 (bulan ke-3) dan 0.78 ng/ml (bulan ke-6), dan kandungan kromium meningkat dari 0.31 menjadi 0.41 (bulan ke-3) dan 0.78 ng/ml (bulan ke-6). Jika dibandingkan dengan grup kontrol, terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kerusakan DNA dan kandungan kromium hanya dalam waktu 3 bulan.

(4)

1.2 Permasalahan

Korosi dan pelepasan ion alat ortodonti pada lingkungan oral menjadi perhatian klinisi saat ini dimana perhatian ini mencakup dua hal. Pertama saat terjadi korosi dan pelepasan ion, produk korosi akan diabsorpsi oleh tubuh dan dapat menyebabkan efek lokal dan sistemik. Kedua, korosi pada metal tersebut dapat memberikan efek pada physical properties SS dan kemampuan klinis alat ortodonti (Luft dkk., 2008; Keun-Taek dkk., 2005).

Produk korosi utama dari stainless steel adalah besi, krom dan nikel. Walaupun ketiga elemen tersebut memiliki efek samping, namun nikel dan kromium mendapat perhatian utama karena telah dilaporkan berpotensi terhadap terjadinya alergi, toksik dan reaksi karsinogenik (Graber dkk., 2004). Ion nikel yang lepas diketahui paling sering menyebabkan alergi berupa dermatitis kontak terutama pada wanita. Penelitian Kerosuo dkk. (1998) menunjukkan prevalensi alergi nikel pada remaja Filandia sebesar 30 % pada wanita dan 3% pada pria. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh penindikan telinga sebagai penyebab utama sensitisasi terhadap nikel. Respon sistem imunitas terhadap nikel biasanya merupakan hipersensitifitas tertunda tipe IV (Nooble dkk., 2008).

(5)

(komposisi nikel < 2 %), yang merupakan pengembangan dari braket tipe duplek untuk perawatan ortodonti bagi pasien dengan potensi alergi yang rendah (Pazzini dkk., 2010).

Korosi yang terjadi pada permukaan metal juga dapat meningkatkan friksi pada dua permukaan metal yang berbeda. Hal ini menyebabkan pergerakan gigi pada perawatan ortodonti menjadi lambat dan adanya rasa tidak nyaman pada pasien, sehingga perawatan yang optimal tidak dapat dicapai (Keun-Teuk dkk., 2005; Kocadereli dkk., 2000; Masahiro, 2010; Ramadan, 2004).

Dari uraian di atas terlihat pentingnya mengetahui pelepasan nikel dan kromium dari braket ortodonti. Penulis termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai jumlah pelepasan ion nikel dan kromium dari braket SS bernikel dan braket SS nickel-free pada perendaman dalam saliva buatan serta jumlah ion nikel dan kromium yang terlepas dalam waktu berbeda.

(6)

1.3 Rumusan Masalah

Pada penelitian ini permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Berapakah jumlah ion nikel yang terlepas dari braket SS bernikel dan braket SS nickel-free pada waktu 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah direndam dalam saliva

buatan?

2. Berapakah jumlah ion kromium yang terlepas dari braket SS bernikel dan braket SS nickel-free pada waktu 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah dilakukan perendaman pada saliva buatan?

3. Berapakah perbedaan jumlah ion nikel yang terlepas antara braket SS bernikel dengan braket SS nickel-free pada waktu 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah dilakukan perendaman pada saliva buatan?

4. Berapakah perbedaan jumlah ion kromium yang terlepas antara braket SS bernikel dengan braket SS nickel-free pada waktu 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah dilakukan perendaman pada saliva buatan?

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk :

(7)

2. Mengetahui jumlah ion kromium yang terlepas dari braket SS bernikel dan braket SS nickel-free pada waktu 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah dilakukan perendaman pada saliva buatan.

3. Mengetahui perbedaan jumlah ion nikel yang terlepas antara braket SS bernikel dengan braket SS nickel-free pada waktu 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah dilakukan perendaman pada saliva buatan.

4. Mengetahui perbedaan jumlah ion kromium yang terlepas antara braket SS bernikel dengan braket SS nickel-free pada waktu 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah dilakukan perendaman pada saliva buatan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan tambahan mengenai perbedaan jumlah ion nikel dan kromium yang dilepaskan dari braket SS bernikel dengan braket SS nickel-free setelah perendaman dalam saliva buatan.

2. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk meneliti pelepasan ion nikel dan kromium secara in vivo.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi dokter gigi dalam pemilihan braket ortodonti terutama bagi pasien yang mengalami hipersensitivitas terhadap bahan nikel dan kromium.

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksudkan dengan Izin Usaha Pengangkutan dari Menteri adalah Izin Usaha yang diberikan Menteri kepada Badan Usaha untuk melakukan kegiatan pemindahan,

Based on the background and the result of needs analysis on the concept of global warming, the problem in this research is how is the development of

Algoritma Hebb-rule dan algoritma dapat digunakan pada pelatihan untuk menghasilkan bobot yang akan menentukan peranan dari masing-masing input variasi channel RGB

Bahwa telah terjadi tindakan melawan hukum yang dilakukan Termohon patut diduga bekerja sama dengan Pihak Terkait, yakni Pasangan Calon Nomor Urut 3 hingga Panwas Kabupaten

Dapat dilihat dari tahap pelaksanaan di atas, pencapaian pelaksanaan yaitu sebesar 77,8% dengan kriteria Baik (B), masih kurangnya dalam melaksanakan beberapa

pembelajaran secara proposional dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai. Siswa tidak terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Ketergantungan

wool, atau poliester. Kemudian tutup mesin dan tekan engkolnya sehingga interfacing akan menyatu dengan bahan pakaian dengan rapi.. Mahasiswa dapat melakukan teknik

OSHA Yang dikosongkan PELs: melamin: tidak ada OSHA Yang dikosongkan PELs yang terdaftar untuk bahan kimia ini.. Kulit: Gunakan sarung tangan pelindung yang sesuai untuk