• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Kemandirian Belajar Sert

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Faktor Kemandirian Belajar Sert"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR KEMANDIRIAN BELAJAR SERTA

IMPLIKASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Oleh:

Aih Ervanti Ayuningtyas

NIM: 942015018

Magister Manajemen Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(2)

PENDAHULUAN

Belajar merupakan kewajiban setiap siswa. Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah saja tetapi dapat dilakukan dimana pun, dan kapan pun tanpa mengenal waktu dan tempat. Selain itu belajar tidak harus dilakukan dengan pendampingan guru saja, tetapi alangkah baiknya siswa dapat belajar secara mandiri untuk bisa menguasai ilmu atau suatu kompetensi tertentu. Oleh karena itu perlu adanya kemandirian dari dalam diri siswa untuk belajar agar mendapat hasil belajar yang maksimal.

Menurut Mujiman (dalam Nurhayati: 2011), kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki, baik dalam menetapkan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar maupun evaluasi belajar yang dilakukan oleh pembelajar sendiri. Siswa yang memiliki kemandirian belajar bisa memutuskan sendiri seperti apakah proses belajarnya. Hal ini dikarenakan siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda antara siswa satu dan siswa lain. Untuk memperolah hasil belajar yang maksimal, siswa tidak bisa hanya bergantung pada guru saja tetapi juga harus menumbuhkan kemandirian belajar dari dalam dirinya.

Kemandirian belajar dipengaruhi oleh beberapa hal. Pengaruh tersebut dapat timbul dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Dalyono (2009) menyebutkan pengaruh dari dalam diri siswa terdiri dari kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, serta cara belajar siswa. Sedangkan pengaruh dari luar antara lain, berasal dari keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pada tulisan ini kemandirian belajar siswa hanya dibatasi pada tiga hal, yaitu motivasi, disiplin, dan kecerdasan. Pada makalah ini akan dikemukakan pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar. Selain itu akan dibahas faktor kemandirian belajar yang paling mempengaruhi hasil belajar siswa.

ACUAN TEORITIS

(3)

dalam mengembangkan kemampuan belajar dan kemauan sendiri, sikap-sikap tersebut perlu dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik karena hal tersebut merupakan ciri dari kedewasaan orang terpelajar. Hal senada juga diungkapkan Surya (2009), kemandirian siswa adalah kesediaan, kesiapan atau kecenderungan bereaksi siswa untuk mandiri atau berbuat sendiri dalam situasi belajar di bawah bimbingan dan pengarahan guru. Oleh karena itu kemandirian belajar aktivitas atau sikap mengenai kemauan, tanggung jawab dari pembelajaran yang muncul di dalam diri siswa, akan tetapi tetap memerlukan bimbingan dari guru.

Kemandirian belajar sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Lebih jelasnya Dalyono (2009) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1) Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri. Terdiri atas: a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.

b) Intelegensi dan Bakat

Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.

c) Minat dan Motivasi

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Dan kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.

d) Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. 2) Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Terdiri atas:

a) Keluarga (tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah).

b) Sekolah (kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanan tata tertib sekolah, dan sebagainya).

(4)

Untuk dapat mengukur tingkat kemandirian siswa maka diperlukan alat ukur atau indikator yang sesuai. Menurut Song and Hill (2007: 31-32) yang menyebutkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu : (a) Personal Attributes merupakan aspek yang berkenaan dengan motivasi dari pebelajar, penggunaan sumber belajar, dan strategi belajar. (b) Processes merupakan aspek yang berkenaan dengan otonomi proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa meliputi perencanaan, monitoring, serta evaluasi pembelajaran. (c) Learning Context, Fokus dari learning context adalah faktor lingkungan dan bagaimana faktor tersebut mempengaruhi tingkat kemandirian siswa. Sedangkan Menurut Fisher (2001), kemandirian belajar dapat dicermati dari tiga aspek yaitu: pengelolaan diri, keinginan untuk belajar dan pengendalian diri (4) Pengelolaan diri meliputi pengelolaan waktu, kedisiplinan, percaya diri.

Hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya Sudjana (2008). Menurut Sardiman (2007), “hasil belajar adalah hasil langsung berupa tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar-mengajar yang sesuai dengan materi yang dipelajarinya”. Sehingga hasil belajar dapat ditafsirkan sebagai output dari proses belajar-mengajar. Output tersebut menurut Slameto (2003), dipengaruhi oleh faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan yang dikelompokkan sebagai faktor intern. Sedangkan kelompok faktor ekstern-nya meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal senada juga diungkapkan Sugihartono, dkk. (2007), yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

b.

Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

RINCIAN OPERASIONAL

(5)

dengan cara menumbuhkan kemandirian belajar siswa. Variabel yang digunakan pada penulisan ini adalah kemandirian belajar sebagai variabel independent (X), dengan indikator (faktor-faktor) motivasi, disiplin dan kecerdasan. Sedangkan variabel dependentnya (Y) adalah hasil belajar siswa.

PEMBAHASAN

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa. Selain itu juga untuk mengetahui faktor determinan atau faktor yang paling mempengaruhi dari kemandirian belajar. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis korelasi dan analisis regresi dengan metode stepwise.

Sebelum memulai uji korelasi maka perlu diketahui distribusi data normal atau tidak. Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Uji normalitas yang digunakan adalah dengan uji Kolmogorov Smirnov. Data dinyatakan normal dengan uji Kolmogorov Smirnov jika probabilitas atau p>0.05. Hasil uji pada data didapat nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.549 dengan probabilitas (Asymp. Sig) 0.924. Oleh karena nilai probabilitas dari hasil uji Kolmogorov Smirnov tersebut lebih dari 0.05 maka data tersebut dinyatakan normal, atau memenuhi persyaratan uji normalitas.

Selanjutnya, karena data dinyatakan normal pada uji normalitas maka digunakan rumus korelasi Pearson. Hasil analisis korelasi Pearson diperoleh indeks korelasi antara nilai dengan kemandirian belajar 0.722 yang berarti memiliki korelasi yang kuat. Dari hasil analisis juga terdapat dua tanda bintang (**) yang artinya nilai dan kemandirian belajar memiliki korelasi positif signifikan pada aras 99%.

Dari hasil analisis regresi dengan metode Stepwise, diketahui faktor kemandirian belajar yang paling mempengaruhi nilai adalah disiplin. Untuk dapat meningkatkan nilai siswa maka guru harus meningkatkan kedisiplinan siswa. Kedisiplinan hendaknya dilakukan secara konsisten agar siswa menjadi terbiasa. Bentuk dari kedisiplinan belajar menurut Moenir (2010) antara lain:

a. Disiplin Waktu, meliputi :

1) Tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang sekolah tepat waktu, mulai dari selesai belajar di rumah dan di sekolah tepat waktu

(6)

3) Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan. b. Disiplin Perbuatan, meliputi :

1) Patuh dan tidak menentang peraturan yang berlaku 2) Tidak malas belajar

3) Tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya 4) Tidak suka berbohong

5)

Tingkah laku menyenangkan, mencakup tidak mencontek, tidak membuat keributan, dan tidak mengganggu orang lain yang sedang belajar.

Selanjutnya dilakukan uji korelasi pada setiap faktor kemandirian belajar, dalam hal ini motivasi, disiplin dan kecerdasan serta hubungannya terhadap nilai. Pada uji korelasi tiap faktor kemandirian didapatkan hasil bahwa motivasi dan disiplin masing-masing mempengaruhi nilai secara signifikan pada aras 99%. Sedangkan kecerdasan tidak berpengaruh terhadap nilai secara signifikan. Selain itu terdapat korelasi signifikan antara motivasi dan disiplin. Kecerdasan berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap disiplin.

Selanjutnya perlu dilakukan analisis jalur (path analysis) untuk mengetahui besarnya pengaruh langsung antara motivasi dan kedisiplinan terhadap nilai. Namun menurut Ghozali (2008) sebelum dilakukan analisis jalur, data harus memenuhi uji prasyarat berikut: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji linearitas, dan uji autokorelasi.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa rasio skewness adalah -0.209/0.285 = -0.733. Sedangkan untuk rasio kurtosis adalah -0.252/0.563 = -0.448. Karena rasio skewness dan rasio kurtosis berada diantara -2 hingga +2, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji adakah korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi korelasi antar variabel bebas atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas. Data dikatakan terbebas dari masalah multikoliearitas jika nilai VIF <10. Dari hasil uji multikolinearitas didapatkan bahwa nilai VIF seluruh variabel lebih kecil dari 10 (<10) yang artinya data terbebas dari masalah multikolinearitas.

(7)

> 0.05, maka hubungan antar variabel adalah linear. Hasil uji linearitas antara nilai dengan motivasi menunjukkan bahwa nilai sig = 0.840 lebih besar dari 0.05 sehingga antara variabel nilai dan motivasi terdapat hubungan yang linear. Pada hasil uji linearitas antara nilai dan disiplin diperoleh nilai sig = 0.067 dan lebih besar dari 0.05, maka antara variabel nilai dan disiplin terdapat hubungan yang linear. Sama halnya dengan variabel nilai dan kecerdasan diperoleh nilai sig = 0.432 dan lebih besar dari 0.05 sehingga antara variabel nilai dan kecerdasan terdapat hubungan lineritas.

Selanjutnya adalah uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi. Dasar pengambilan keputusan regresi yang bebas dari autokorelasi adalah jika nilai DW terletak antara du dan 4-du atau dengan kata lain lebih besar dari du dan lebih kecil dari 4-du. Pada hasil uji Durbin-Watson didapat nilai DW adalah 1.821. Jumlah sampel 71 (n) dan jumlah variabel independen 3 (K=3) = 3.71 sehingga pada tabel Durbin-Watson diperoleh nilai du 1.703 dan batas bawah du = 4 - du = 4 - 1.703 = 2.297. Nilai DW 1.821 lebih besar dari du (1.672) dan kurang dari 4-du (2.297), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

Setelah lolos dari uji prasyarat path analysis, maka selanjutnya dilakukan uji path analysis untuk mengetahui berapa besar motivasi, kecerdasan, dan disiplin mempengaruhi nilai. Pada hasil pengujian menggunakan Durbin-Watson didapat nilai R Square adalah 0.968. Hal ini berarti motivasi, disiplin, dan kecerdasan secara bersama-sama mempengaruhi variabel nilai sebesar 96,8%. Sedangkan pada tabel uji multikolinearitas didapat nilai Beta pada motivasi sebesar 0.033, disiplin 0.971, dan kecerdasan 0.004. Hal ini berarti pengaruh motivasi secara parsial terhadap nilai sebesar 3.3%, disiplin 97.1%, dan kecerdasan 0.4%.

KESIMPULAN

(8)

meningkatkan disiplin siswa. Kedisiplinan dapat ditanamkan kepada siswa secara konsisten agar siswa menjadi terbiasa. Kedisiplinan tersebut meliputi displin waktu dan disiplin perbuatan. Disiplin waktu antara lain datang dan pulang sekolah tepat waktu, mulai dari selesai belajar di rumah dan di sekolah tepat waktu, tidak meninggalkan kelas/membolos saat pelajaran, menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan. Sedangkan disiplin perbuatan antara lain patuh dan tidak menentang peraturan yang berlaku, tidak malas belajar, tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya, tidak suka berbohong, tidak mencontek, tidak membuat keributan, dan tidak mengganggu orang lain yang sedang belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Fisher, Murray, Jennifer King and Grace Tague. 2001. Development of a self-directed learning rediness scale for nursing education.

http://ccnmtl.columbia.edu/projects/pl3p/self-directed%20learning%20scale%20for %20nurses.pdf, diakses 26 November 2015

Ghozali, Imam, Fuad. 2008. Structural Equation Modeling. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Moenir, A.S. 2010. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara

Nurhayati, Eti. 2011. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Santoso, Singgih .2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grafindo Persada

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Song and Hill. 2007. “A Conceptual Model for Under Standing Self-Directed Learning in Online Environments”. Journal of Interactive Online Learning, Vol 6, (1)

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugihartono. Dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pres

(9)
(10)

LAMPIRAN

1. Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 71

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 6.76748911

Most Extreme Differences Absolute .065

Positive .065

Negative -.055

Kolmogorov-Smirnov Z .549

Asymp. Sig. (2-tailed) .924

a. Test distribution is Normal.

2. Uji korelasi

Correlations

Nilai kemandirian

Nilai Pearson Correlation 1 .722**

Sig. (2-tailed) .000

N 71 71

kemandirian Pearson Correlation .722** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 71 71

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(11)

Regression

Disiplin .Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050, Probability-of-F-to-remove >= .100).

a. Dependent Variable: Nilai

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .984a .967 .967 1.779

a. Predictors: (Constant), Disiplin

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6470.663 1 6470.663 2.046E3 .000a

Residual 218.265 69 3.163

1 (Constant) 10.369 1.549 6.693 .000

Disiplin 1.987 .044 .984 45.228 .000

a. Dependent Variable: Nilai

Excluded Variablesb

Model Beta In t Sig. Partial

Correlation

(12)

Variables Entered/Removeda

Disiplin .Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050, Probability-of-F-to-remove >= .100).

a. Dependent Variable: Nilai

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .984a .967 .967 1.779

a. Predictors: (Constant), Disiplin

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6470.663 1 6470.663 2.046E3 .000a

Residual 218.265 69 3.163

1 (Constant) 10.369 1.549 6.693 .000

Disiplin 1.987 .044 .984 45.228 .000

a. Dependent Variable: Nilai

Tolerance

1 Motivasi_belajar .035a 1.533 .130 .183 .877

Kecerdasan .019a .876 .384 .106 .980

a. Predictors in the Model: (Constant), Disiplin

(13)

4. Prasyarat Uji Path Analysis

a) Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Unstandardized Residual 71 -.209 .285 -.252 .563

Valid N (listwise) 71

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8.619 2.233 3.860 .000

Motivasi_belajar .047 .038 .033 1.253 .214 .675 1.480

Disiplin 1.962 .047 .971 41.907 .000 .876 1.142

Kecerdasan .023 .134 .004 .171 .865 .754 1.325

a. Dependent Variable: Nilai

(Combined) 2480.757 25 99.230 1.061 .420

Linearity 944.062 1 944.062 10.095 .003

Deviation from

Linearity 1536.695 24 64.029 .685 .840

Within Groups 4208.171 45 93.515

(14)

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Nilai * Disiplin Between Groups

(Combined) 6545.920 17 385.054 142.705 .000

Linearity 6470.663 1 6470.663 2.398E3 .000

Deviation from

Linearity 75.257 16 4.704 1.743 .067

Within Groups 143.008 53 2.698

Total 6688.928 70

(Combined) 737.164 7 105.309 1.115 .365

Linearity 168.864 1 168.864 1.787 .186

Deviation from

Linearity 568.301 6 94.717 1.003 .432

Within Groups 5951.763 63 94.472

Total 6688.928 70

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan, Disiplin, Motivasi_belajar

b. Dependent Variable: Nilai

(15)

Correlations

Nilai

Motivasi_belaja

r Disiplin Kecerdasan

Kendall's tau_b Nilai Correlation Coefficient 1.000 .264** .920** .097

Sig. (2-tailed) . .002 .000 .278

N 71 71 71 71

Motivasi_belajar Correlation Coefficient .264** 1.000 .256** .338**

Sig. (2-tailed) .002 . .003 .000

N 71 71 71 71

Disiplin Correlation Coefficient .920** .256** 1.000 .081

Sig. (2-tailed) .000 .003 . .364

N 71 71 71 71

Kecerdasan Correlation Coefficient .097 .338** .081 1.000

Sig. (2-tailed) .278 .000 .364 .

N 71 71 71 71

Referensi

Dokumen terkait

Ketika sebuah perusahaan membutuhkan keahlian baru maupun untuk mengembangkan keahlian seorang karyawan, perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya training yang

Senduk, Bertha Lestari. Students’ Perception on the Teaching Learning Activities in Book Report Course. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Sanata

Berdasarkan uraian diatas maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan sari lapisan merah daging buah semangka dan sari lapisan putih daging buah semangka untuk

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Ferron Par Pharmaceuticals dilaksanakan dari tanggal 01 Agustus sampai 30 September 2016, dimana pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini untuk memenuhi salah satu

Perairan Indonesia sangat luas dengan aneka satwa air peng- huninya. Beraneka jenis kerang yang hidup di dalamnya dan ber aneka ragam pula bentuknya. Apakah kamu mengetahui

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga