LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
ACARA 1 PERCOBAAN IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI
Oleh: Kelompok 2
Tety Heryanti A1M013021
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom dengan susunan tertentu yang menentukan struktur dan sifat – sifat suatu senyawa. Senyawa – senyawa ayng memiliki gugus fungsi yang sama dikelompokkan dalam golongan yang sama (Sutresna, 2007)
Karena di alam banyak sekali atom – atom yang memilik struktur dan sifat yang berbeda satu dengan lainya dan jika atom tersebut membentuk suatu ikatan dengan atom lain nya maka akan memiliki struktur dan sifat yang berebda dengan atom yang tidak berikatan. Oleh karena nya perlu dilakukan identifikasi gugus fungsi.
b. Tujuan
Menentukan gugus fungsi yang terdapat pada senyawa organik
Gugus fungsi adalah atom atau gugus atom yang khas terdapat pada suatu golongan senyawa yang pada umumnya menentukan sifat senyawa tersebut (Deliana, 2013).
Senyawa hidrokarbon memiliki sifat tertentu akibat adanya atom selain atom karbon dan hidrogen yang ada didalamnya. Atom – atom tersebut dinamakan gugus fungsional senyawa hidrokarbon. Gugus fungsional pada senyawa hidrokarbon berperan penting dalam kereaktifan terhadap senyawa atau atom lain. Atom karbon selain memiliki kemampuan untuk berikatan dengan atom karbon lain, juga berikatan dengan atom – atom lain.
Atom atau gugus atom yang terikat pada senyawa hidrokarbon dapat menentukan sifat – sifat senyawa karbon. Atom atau gugus atom tersebut lebih reaktif dari yang lain nya dinamakan gugus fungsi. Jika atom halogen (F, Cl, Br, I) terikat pada senyawa hidrokarbon maka senyawa yang terbentuk memiliki sifat – sifat fisika dan kimia yang ditentukan oleh gugus tersebut (Sunarya,2007).
Gugus Fungsi Rumus Umum Nama
—X R—X Haloalkana
jenis ikatan kovalen yang terdapat diantara atom – atom karbon dalam strukur kimia nya, senyawa – senyawa organik dibedakan atas senyawa jenuh dan tidak jenuh.
Senyawa – senyawa jenuh mempunyai ikatan tunggal di antara atom – atom karbon dalam struktur kimia nya. Senyawa – senyawa ini tidak dapat lagi mengikat atom hidrogen (sudah jenuh terhadap hidrogen).
Senyawa – senyawa tidak jenuh mempunyai ikatan rangkap antar karbo dalam struktur kimia nya.ikatan rangkap tersebut dapat berupa rankap dua atau rangkapa tiga yang jumlah nya bisa satu atau lebih (Sumardjo, 2009).
Kelompok senyawa hidrokarbon yang hanya berikatan tunggal dinamakan alkana, sendangkan senyawa hidrokarbon yang mempunya ikatan rangkapa dua dan ikatan rangkap tiga masing – masing diberi nama alkena dan alkuna (Muchtaridi, 2007).
a. Ikatan jenuh, jika semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal ( ).
Contoh
b. Ikatan tak jenuh, jika mengandung ikatan rangkap 2 ( ) maupun rangkap 3 ( ) pada ikatan karbon – karbon. Dikatakan tak jenuh karena ikatan rangkap, baik rangkap 2 maupun rangkap 3 ini masih dapat mengalami pemutusan ikatan (Utami, 2011).
Reaksi – reaksi senyawa hidrokarbon : 1. Reaksi oksidasi pada senyawa hidrokarbon
Suatu senyawa alkana yang beraksi dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida dan air disebut reaksi pembakaran.
2. Reaksi substitusi pada senyawa hidrokarbon
Merupakan reaksi penggantian gugus fungsi (atom atau molekul) yang terikat pada atom C pada suatu senyawa hidrokarbon.
3. Reaksi adisi pada senyawa hidrokarbon
Jika senyawa hidrokarbon memiliki ikatan rangkap dua (alkena) atau rangkap tiga (alkuna) dan pada atom – atom tersebut berkurang ikatan rangkapanya, kemudian digantikan dengan gugus fungsi (atom atau molekul) reaksi tersebut dinamakan rekasi adisi.
4. Reaksi eliminasi pada senyawa hidrokarbon
Merupakan reaksi kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi eliminasi melibatkan pelepasan atom atau gugus atom dari sebuah molekul membentuk molekul baru. Reaksi eliminasi terjadi pada senyawa jenuh (tidak memiliki ikatan rangkap) dan menghasilkan senyawa tak jenuh (memiliki ikatan rangkap) (Rahayu,2009).
III. METODE PRAKTIKUM
Alat:
- Tabung reaksi - Rak tabung reaksi - Gelas kimia - Pipet tetes - Pembakar
- Sumbat tabung reaksi Bahan:
- Minyak kelapa - Minyak tropical - Etanol
- KMnO4 0,1 M
- CCl4
- I2
b. Prosedur Kerja
2. Ikatan tak jenuh dengan KmnO4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Di amati perubahan yang terjadi dan dicatat
Ditambahkan setetes demi tetes larutan I2 dalam CCl4 sambil di kocok
Ditambahkan kedalamnya 10 tetes kloroform
Diambil minyak kelapa dan minyak tropical, dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda sebanyak 2 mL
Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat
Ditambahkan secara tetes demi tetes larutan KMnO
40,1 M sambil di kocok
Ditambahkan 20 tetes minyak kelapa dalam 10 tetes tertier butanol, lalu di
a. Hasil
1. Ikatan jenuh dengan I2
N
1. Tropical Kuning Kuning Merah
kecoklatan (++) +
2. Ikatan tak jenuh dengan KMnO4
Perlakuan Warna Endapan
×
= Tidak ada endapan = Ada endapan
Diperoleh data bahwa warna minyak tropical adalah kuning, sedangkan minyak kelapa berwarna bening. Setelah ditambahkan 10 tetes kloroform, warna minyak tropical dan minyak kelapa tidak berubah warna. Tetapi setelah ditambahkan 10 tetes I2 dalam CCl4 , warna dari minyak tropical berubah menjadi merah
kecoklatan. Hal yang sama juga terjadi pada minyak kelapa yang juga berubah warna menjadi merah kecoklatan. Pada minyak kelapa terdapat gelembung. Minyak kelapa asam lemak penyusun nya adalah asam laurat yang merupakan asam lemak jenuh, dan minyak tropical asam lemak penyusun nya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh.
Minyak tropical (minyak kelapa sawit) memiliki beberapa jenis lemak jenuhasam laurat (0.1%), asam miristat (1%), asam stearat (5%), dan asam palmitat (44%). Minyak sawit juga memiliki lemak tak jenuh dalam bentuk asam oleat (39%), asam linoleat (10%), dan asam alfa linoleat (0.3%) (Wikipedia, 2014).
Semakin banyak ikatan rangkap pada asam lemak nya, maka semakin tidak jenuh asam lemak tersebut. Semakin banyak ikatan rangkap, semakin banyak pula iodium yang bereaksi (Nettleton JA, 1995)
2. Ikatan tak jenuh dengan KMnO4
Diperoleh hasil bahwa campuran tertier butanol dan minyak kelapa yang merupakan senyawa jenuh karena memiliki ikatan rangkap. KMnO4 digunakan
karena merupakan indikator yang membentuk endapan merah bata pada larutan yang di uji ketika larutan mencapai keadaan jenuh. Dengan mencampurkan larutan dengan KMnO4 warna campuran menjadi merah dan pada keadaan jenuh
setelah ditetesi 5 tetes KMnO4 .
Reaksi :
(CH3(CH2)14COOH) + KMnO4 (CH2)n(OH)2
Minyak sawit Glikol (diol)
Reaksi antara minyak sawit dan KMnO4 menghasilkan warna coklat kehitaman
dan hilangnya warna khas dari KMnO4 yaitu warna ungu. Ini menunjukan bahwa
dalam minyak sawit terdapat ikatan rangkpa atau hidrokarbon tak jenuh. KMnO4
senyawa glikol dan ino MnO4- sendiri mengalami reduksi menjadi MnO2- yaitu