• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBSERVASI MANAJEMEN KURIKULUM DI SD TRID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "OBSERVASI MANAJEMEN KURIKULUM DI SD TRID"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

OBSERVASI MANAJEMEN KURIKULUM DI

SD TRIDAYA TUNAS BANGSA KOTA CIMAHI

MATA KULIAH

MANAJEMEN KURIKULUM

Dosen Pengampu:

Dr. Dinn Wahyudin, M.Pd Dr. Laksmi Dewi, M.Pd

Oleh:

NINA INDRIANI 1602648

JURUSAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)

BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada junjunan kita semua, Nabi Muhammad SAW.

Makalah yang berjudul “Observasi Manajemen Kurikulum di Sekolah Dasar Tridaya Tunas Bangsa di Kota Cimahi” di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Kurikulum.

Makalah ini terdiri dari 4 Bab. Bab I mengenai pendahuluan, di dalamnya dijelaskan mengenai latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, dan tujuan penelitian. Bab II kajian teori, Bab III pembahasan dan analisis hasil observasi dan bab terakhir yakni bab IV mengenai kesimpulan dan saran.

Kami menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih jauh daru kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk penelitian kedepannya. Kami berharap, makalah ini dapat berguna, khususnya bagi kami dan umumya bagi semua insan pendidikan.

Bandung, Maret 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1

DAFTAR ISI ... 2

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 3

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

BAB II : KAJIAN TEORI A. Manajemen ... 7

B. Kurikulum ... 8

C. Manajemen Kurikulum ... 11

D. Manajemen Berbasis Sekolah ... 12

BAB III : PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Instrumen Observasi dan Wawancara ………..14

B. Profil Sekolah ………..17

C. Struktur Organisasi ………...19

D. Job Deskripsi ……….20

E. Standar Operasional Non Akademik ………....21

F. Sarana dan Prasarana ………...25

G. Standar Operasional Akademik ………...26

H. Evaluasi ………32

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………..39

B. Saran ………39

DAFTAR PUSTAKA ...

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran dan strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehinggakurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas. Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap adlam memasuki era globalisasi dan informasi sekarang ini.

Pendidikan merupakan kegiatan seseorang atau kelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan bantuan dalam pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan, dan dapat pula berupa kegiatan pendidikan seperti bimbingan, pengajaran dan latihan (Dinn Wahyudin, 2008: 25).

(5)

Salah satu aspek yang dapat memengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan (Rusman, 2011: 2). Pengelolaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah perlu dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga dan pembantu pimpinan yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Konsep manajemen kurikulum secara umum merupakan bagian dari manajemen pendidikan. Menurut Prof Oemar Hamalik (2012: 78-79) manajemen pendidikan sebagai suatu proses ata system pengelolaan. Kegiatan-kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidikan bertujuan untuk keterlaksanaan proses belajar mengajar yang baik, yang mencakup:

1) Program kurikulum yang meliputi aspek administrasi kurikulum, metode penyampaian, sistem evaluasi, sistem bimbingan;

2) Program ketenaga ketenagaan;

3) Program pengadaan dan pemeliharaan fasilitas dan alat-alat pendidikan; 4) Program pembiayaan;

5) Program hubungan dengan masyarakat.

Lebih pesifiknya lagi manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum (Rusman, 2011: 3). Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam menegelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kenijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.

(6)

ide dan dokumen, pemberian bantuan professional kepada kepala sekolah, perencanaan sekolah dalam implemetasi, kualifikasi dan beban kerja guru, suasana dan fasilitas kerja guru, pemantauan proses, dan tindak lanjut program. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Prof Hamid Hasan (1994: 16) bahwa fokus manajemen sangat menentukan keberhasilan kurikulum mencapai tujuan yang telah dinyatakan dalam dokumen dan dilaksanakan dalam proses.

Nickels, McHugh, dan McHugh (1977) menulis bahwa “management” merupakan “the process used to accomplish organizational goals through planning, organizing, directing, and controlling people and other

organizational resources.” Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasiaan, pengarahan, dan pengendalian orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.

Manajemen kurikulum dalam era otonomi daerah menuntut upaya yang lebih berorientasi pada kebutuhan dengan terlebih dahulu menganalisis lingkungan ekternal dan internal (Wahyudin, 2014: 6). Analisis lingkungan internal organisasi tingkat mikro penyelenggara (pengelola) kurikulum maupun lingkungan eksternal (stakeholders) tenaga kependidikan diperlukan suatu perumusan yang mendalam. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan kurikulum menghasilkan suatu perubahan-perubahan yang strategis sebagai dampak implementasi kurikulum yang akhirnya evaluasi dan pengendalian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, maupun tindak lanjut kurikulum menghasilkan suatu outcome yang dapat diukur secara kuantitas maupun kualitas (degree of effectiveness).

(7)

Standar Pengelolaan, 7) Standar Pembiayaan Pendidikan, 8) Standar Penilaian Pendidikan.

Kedelapan standar tersebut merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh setiap lembaga pendidikan atau sekolah. Untuk mengetahui adanya kesesuaian kedelapan standar tersebut dalam ranah teoritis dengan proses implementasinya di suatu lembaga penididikan atau sekolah dalam ranah praktis, maka disini penulis melakukan observasi terhadap manajemen kedelapan standar tersebut kemudian melihat adakah kesesuaian antara teori dengan imlpementasinya di lapangan.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis merumuskan satu masalah. Secara umum masalah yang dikaji adalah masalah yang berkaitan dengan ke delapan standar pendidikan nasional yang telah ditetapkan, apakah proses pengimplementasiannya di lapangan secara praktis sampai kepada membandingkan antara teori ideal yang seharusnya dengan implementasi yang sebenarnya.

Namun dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan dikaji dan dianalisis, mengingat begitu luasnya delapan standar nasional tersebut dan waktu observasi yang sangat terbatas, maka penulis hanya mengkaji mengenai standar proses, standar isi, standar tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasana.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan masalah dari makalah ini adalah mengacu pada masalah yang dirumuskan sebelumnya. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari obeservasi ini adalah untuk mengetahui apakah delapan standar pendidikan nasional sudah terimplementasikan dengan baik sampai kepada prosedur apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki proses tersebut dan untuk menganalisis lebih mendalam kesesuaian antara teori yang seharusnya dengan proses pengimplementasiannya di lapangan.

(8)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. MANAJEMEN

Pengertian manajemen menurut Kathryn M Bartol dan David C Martin (1995: 121) adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisas dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama, yaitu merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan. Sementara itu menurut Stoner (1995: 64) manajemen adalah proses perencanaan, pengoragnisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Siagian dalam Atmodiwirio (2005: 5) manajemen adalah kemampuan atau keterampilan seseorang untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain. Manejemen kaitannya dengan kurikulum berarti suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian kurikulum.

(9)

mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”.

Menurut G.R Terry terdapat empat fungsi manajemen, yakni (1) planning (perencanaan); (2) organizing (pengorganisasian);(3) actuating (pelaksanaan) dan (4) controlling (pengawasan). Sedangkan menurut Henry Fayol menyebutkan lima fungsi manajemen itu meliputi, (1) planning (perencanaan); (2) organizing (pengorganisasian); (3) commanding (pengaturan); (4) coordinating (pengkoordinasian) dan (5) controlling (pengawasan). Sementara itu, Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen yang mencakup: (1) planning (perencanaan); (2) organizing (pengorganisasian); (3) staffing (penentuan staff); (4) directing (pengarahan); dan (5) controlling (pengawasan).

B. KURIKULUM

Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa (Hamalik, 2012: 10). Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, dengan program kurikuluer tersebut, sekolah/lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk berkembang. Itu sebabnya, kurikulum disusun sedemikian rupa yang memungkinkan siswa untuk melakukan beraneka ragam kegiatan belajar. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa.

Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses activities, and experiences which pupils have under the direction of school, whether in the classroom or not.

(10)

Semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman pendidikan kepada siswa tercakup dalam kurikulum. Kendatipun pandangan tersebut diterima, namun pada umumnya guru-guru tetap berpandangan, bahwa kegiatan-kegiatan dalam kelas saja yang termasuk kurikulum, sedangkan kegiatan-kegiatan di luar kelas dari segi nilai edukatif yang diberikan oleh kurikulum itu.

Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya (Sukmadinata, 2010: 4). Anggapan ini telah ada sejak zaman Yunani Kuno seperti yag telah dijelaskan di awal, dalam lingkungan atau hubungan tertentu pandangan ini masih dipakai sampai saat sekarang, yaitu kurikulum sebagai “… a racecourse of subject matter to be mastered(Robert S. Zais, 1976: 7). Banyak orang tua bahkan guru-guru, jikalau ditanya tentang kurikulum akan memberikan jawaban sekitar bidang studi atau mata pelajaran, lebih khusus mungkin kurikulum diartikan hanya sebagai isi pelajaran. Pendapat-pendapat yang muncul selanjutnya telah beralih dari yang pada awalnya menekankan pada isi menjadi lebih memberikan tekanan pada pengalaman belajar. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Caswel dan Champbel dalam buku mereka yang terkenal yaitu Curriculum Development (1935) menyebutkan bahwa kurikulum … to be composed of all the experiment children have under guidance of teacher (1935: 12). Demikian juga dengan Doris Lee dan Muray Lee (1940: 12) yang menyatakan kurkulum sebagai: “… those experiences of the child which the school in any way utilizes or attempts to influence”. Perubahan penekanan pada pengalaman ini jelas ditegaskan juga oleh Ronald C. Doll, yaitu

The commonly accepted definition of the curriculum has changed from content of courses of study and list of subjects and course to all the experience which are offered to learners under the auspices or direction of the school. (Doll, 1974: 22).

(11)

tersebut dapat berlangsung di sekolah, di rumah ataupun di masyarakat, bersama guru atau tanpa guru, berkenaan langsung dengan pelajaran ataupun tidak. Definisi tersebut juga mencakup berbagai upaya guru dalam mendorong terjadinya pengalaman tersebut serta sebagai fasilitas yang mendukungnya.

Berkaitan dengan konsep kurikulum yang dikemukakan oleh Doll,

Mauritz Johnson mengajukan keberatan terhadap terhadap konsep kurikulum

yang snagat luas yang dikatakan oleh Doll. Menurut Johnson, pengalaman hanya akan muncul apabila terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Interaksi seperti itu bukan kurikulum, tetapi pengajaran. Kurikulum hanya mengajarkan atau mengantisipasi hasil dari pengajaran. Jhonson membedakan dengan tegas antara kurikulum dengan pengajaran. Semua yang berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan, seperti perencanaan isi, kegiatan belajar-mengajar, evaluasi, termasuk ke dalam pengajaran, sedangkan kurikulum hanya berkenaan dengan hasil-hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa. Menurut Johnson kurikulum adalah … a structured series of intended learning outcomes (Jhonson, 1967: 130).

Namun demikian, terlepas dari pro dan kontra terhadap pendapat Mauritz Johnson, beberapa ahli memandang kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran. Salah seorang dari mereka adalah Mac Donald. Menurut Mac Donald (1965: 3), sistem persekolahan terdiri terbentuk atas 4 subsistem, yaitu mengajar, belajar, pembelajaran, dan kurikulum. Mengajar (teaching) merupakan kegiatan atau perlakuan professional yang diberikan oleh guru. Belajar (learning) merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan siswa sebagai respon terhadap kegiatan mengajar yang diberikan oleh guru. Keseluruhan pertautan k.egiatan yang menungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar-mengajar disebut pembelajaran (instruction). Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar-mengajar.

(12)

metode yang lebih luas atau lebih umum, sedangkan yang lebih sempit dan lebih khusus menjadi tugas pengajaran. Menurut Taba keduanya membentuk suatu kontinum, kurikulum terletak pada ujung tujuan umum atau tujuan jangka panjang, sedangkan pengajaran pada ujung lainnya yaitu lebih khusus atau tujuan dekat. Menurut pandangan Achais Kaber (1974: 22) yang memberikan penjelasan bahwa “kurikulum adalah suatu rencana atau program untuk semua pengalaman yang dialami anak di bawah pengarahan sekolah.”

C. MANAJEMEN KURIKULUM

Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaanya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan Konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan.

(13)

rancang sebagai ide kurikulum sudah valid sebagai jawaban terhadap masalah (Dinn Wahyudin, 2014).

Manajemen kurikulum merupakan substansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus-menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya (Rusman, 2011: 129). Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap: 1) perencanaan, 2) pengorganisasian dan koordinasi, 3) pelaksanaan, 4) pengendalian. Tita Lestari (2006: 128) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap sebagai berikut.

1) Tahap Perencanaan, meliputi langkah-langkah: (1) analisis kebutuhan; (2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis; (3) menentukan desain kurikulum; (4) membuat rencana induk (master plan); pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.

2) Tahap Pengembangan, meliputi langkah-langkah: (1) perumusan rasional atau dasar pemikiran, (2) perumusan visi, misi, dan tuuan, (3) penentuan struktur da nisi program; (4) pemilihan dan pengorganisasian materi; (5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan (7) penentuan cara mengukur hasil belajar.

3) Tahap Implementasi, meliputi langkah-langkah: (1) penyusunan rencana dan program pembelajaran (silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran/RPP); (2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan materi); (3) penentuan strategi dan metode pembelajaran; (4) penyediaan sumber alat, dan sarana pembelajaran; (5) penentuan cara adan alat penilaian proses dan hasil belajar, dan (6) setting lingkungan pembelajaran.

(14)

Pokok kegiatan utama studi manjemen kurikulum adalah meliputi bidang perencanaan dan pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum:

a. Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum berdasarkan asumsi bahwa: telah tersedia informasi dan data tentang masalah-masalah dan kebutuhan yang mendasari disusunyan perencanaan yang tepat. Dinn Wahyudin mengatakan bahwa tahap perencanaan meliputi langkah-langkah sebagai berikut 1) Analisis kebutuhan 2) Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis 3) Menentukan desain kurikulum 4) Membuat rencana induk (master plan) 5) Penilaian (Dinn Wahyudin, 2014: 19).

Bentuk aplikasi perumusan filosofi manajemen kurikulum praktek di lapangan dapat dilihat dari hasil riset “A View on Teaching Philosophy in Curriculum Implementation at the Indonesia University of Education” sebagai berikut:

Pandangan tentang Falsafah Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum di Universitas Pendidikan Indonesia”. Pembenahan LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) di Indonesia terus dilakukan. UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), sebagai salah satu LPTK di Indonesia, tengah melakukan reformulasi pendidikan profesional guru, sebagai respon terhadap tuntutan kebutuhan guru yang lebih bermutu dan bermartabat. Studi ini memfokuskan pada kajian falsafah pembelajaran dalam implementasi kurikulum di UPI. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam implementasi kurikulum dan filosofi mengajar individu dosen sangat dipengaruhi dan terinspirasi oleh filosofi, sistem nilai, serta visi dan misi lembaga penaungnya.

b. Manajemen pelaksanaan kurikulum berdasarkan asumsi bahwa kurikulum telah direncanakan sebelumnya dan siap dioprasionalkan.

c. Manajemen perbaikan berdasarkan asumsi, bahwa perbaikan, kurikulum sekolah perlu diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan mutu pendidikan.

(15)

bergerak dalam suatu sistem dalam siklus yang berkesinambungan, dalam lingkungan proses sistem pendidikan menyeluruh.

Bentuk pengaplikasian fungsi manajemen kurikulum dapat dilihat dari hasil riset yang berjudul “Model Penyelenggaran Pendidikan Tenaga Pendidik dan Kependidikan” berikut:

Berdasarkan tahapan riset yang menggunakan metodologi Stratified Research and Development yang telah dilakukan, ternyata menunjukkan bahwa kondisi internal UPI dan penilaian dari para pengguna lulusan UPI ternyata cukup menjadikan dasar dalam mempersiapkan dan meperbaiki berbagai komponen manajemen penyelenggaraan pendidikan keguruan yang harus dilakukan UPI dikemudian hari. Beberapa aspek yang perlu diperbaiki ini diantaranya mencakup: Layanan kurikulum & akademik; kehamasiswaan, sarana, ketenagaan, pembiayaan, sistem kerjasama, dan pembekalan para lulusan untuk semua jenjang dan program studi. Walaupun disi lain dari temuan baik menurut sumber data internal UPI maupun eksternal UPI (lembaga pendidikan dan kependidikan) hingga dewasa ini UPI masih dipercaya dan diharapkan mampu menghasilkan kualits lulusannya dengan lebih baik lagi. Sebagaimana dari analisis data temuan dan pembahasan dapat dikonstruksi sebuah model generik dari suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang mampu mencetak tenaga pendidik dan kependidikan oleh UPI di masa yang akan dating (Dinn Wahyudin, 2016).

Selain itu, bentuk manajemen kurikulum di lapangan juga dapat ditelisik daru hasil penelitian “Manajemen Kurikulum dalam Pendidikan Profesi Guru (Studi Kasus Di Universitas Pendidikan Indonesia)” sebagai berikut:

Studi ini memfokuskan pada analisis aspek yang berkaitan dengan kesiapan organisasi Hasil yang dicapai adalah manajemen universitas/fakultas masih perlu redirecting dalam pendampingan kebijakan di tingkat fakultas dan prodi, sedangkan kesiapan manajemen prodi/jurusan masih perlu penguatan melalui formula komunikasi efektif. Studi ini menyimpulkan tidak ada korelasi antara kesiapan organisasi manajemen UPI dengan perilaku organisasi, namun demikian peran pimpinan jurusan harus lebih ditingkatkan (Dinn Wahyudin, 2016).

D. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

(16)

kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orangtua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dan sebagainya.),untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku (Wahyudin, 2014: 82). Dengan otonomi tersebut, sekolah diberikan kewenangan dan tanggungjawab untuk mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan tuntutan sekolah serta masyarakat atau stakeholder yang ada.

Otonomi dapat diartikan sebagai kemandirian yaitu kemandirian

dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri, kemandirian dalam program

dan pendanaan merupakan tolok ukur utama kemandirian sekolah. Pada gilirannya, kemandirian yang berlangsung secara terus menerus akan menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan sekolah (sustainabilitas). Istilah otonomi juga sama dengan istilah “swa”, misalnya swasembada, swakelola, swadana, swakarya, dan swalayan. Jadi otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku. Tentu saja kemandirian yang dimaksud harus didukung oleh sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan mengambil keputusan yang terbaik, kemampuan berdemokrasi/menghargai perbedaan pendapat, kemampuan memobilisasi sumberdaya, kemampuan memilih cara pelaksanaan yang terbaik, kemampuan berkomunikasi dengan cara yang efektif, kemampuan memecahkan persoalan-persoalan sekolah, kemampuan adaptif dan antisipatif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi, dan kemampuan memenuhi kebutuhannya sendiri.

(17)
(18)

BAB III

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Penulis melakukan observasi di sekolah swasta SD Tridaya Tunas Bangsa yang merupakan salah satu SD Swasta di Kota Cimahi. Alasan penulis tertarik untuk meneliti di sekolah dasar tersebut adalah dikarena sekolah tersebut mempunyai ciri khas dalam pengembangan kurikulumnya yaitu menggunakan sistem pendekatan individu. Sistem pendekatan individu tersebut merupakan sistem pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran dengan memperhatikan kebutuhan, kemampuan, dan karakter siswa. Lebih detailnya kembali penulis akan menjabarkan hasil observasi yang telah dilakukan sebagai berikut ini.

A. Instrumen Observasi dan Wawancara

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hasil observasi yang dilakukan, pada awalnya penulis menyusun terlebih dahulu kisi-kisi observasi dan wawancara guna menggali dan mengupulkan informasi terkait dengan hal-hal apa saja yang akan diobservasi dan dianalisis. Berikut adalah kisi-kisi observasi dan wawancara yang dijadikan acuan penulis dalam melakukan observasi.

KISI-KISI

OBSERVASI & WAWANCARA

MANAJEMEN KURIKULUM

(Penyusunan Kisi-Kisi Merujuk pada Buku Manajemen Kurikulum, Dr. Dinn Wahyudinn, M.Pd)

Sasaran Observasi

Penjelasan Sasaran Observasi

A. Tahap Perencananan 1. Analisis Kebutuhan

2. Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis

3. Menentukan desain kurikulum

4. Membuat rencana induk (master plan) B. Tahap Pengembangan 1. Perumusan rasional atau dasar pemikiran

(19)

5. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran 6. Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar 7. Penentuan cara mengukur hasil belajar C. Tahap Implementasi 1. Penyusunan rencana dan program

pembelajaran (silabus, RPP)

2. Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan) 3. Penentuan strategi dan metode pembelajaran 4. Penyediaan sumber, alat dan sarana

pembelajaran

5. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar

6. Setting lingkungan pembelajaran D. Tahap Penilaian 1. Penilaian konteks

a. Memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan

b. Kondisi actual c. Masalah-masalah d. Peluang

2. Penilaian Input

a. Memfokuskan pada kemampuan sistem b. Strategi pencapaian tujuan

c. Implementasi design

d. Cost benefeit dari rancangan 3. Penilaian Proses

a. Penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program 4. Penilaian Produk

a. Mengukur pencapaian proses

b. Mengukur pencapaian akhir program

PEDOMAN

OBSERVASI & WAWANCARA

MANAJEMEN KURIKULUM

A.1 Tahap Perencanaan

1. Bagaimana cara merumuskan kurikulum peserta didik yang sangat beragam?

2. Beragamnya kebutuhan peserta didik dikelompokkan atas dasar apa? 3. Bagaimana manajer lembaga pendidikan mendesain kurikulum yang

dirancang agar betul-betul mampu sampai pada ranah implementasi? 4. Apa yang menjadi latar belakang hadirnya lembaga pendidikan ini? 5. Bentuk desain kurikulum dirancang bertitik tolak dari hal apa? 6. Seperti apa master plan kurikulum lembaga pendidikan ini? 7. Master plan yang dikembangkan merujuk dari hal apa?

(20)

A.2 Tahap Pengembangan

1. Bagaimana visi dan misi lembaga pendidikan agar kurikulum yang didesain benar-benar dapat dilaksanakan?

2. Bagaimana cara lembaga pendidikan merumuskan struktur dan isi program merujuk dengan kurikulum yang telah dirancang?

3. Seperti apa struktur dan isi program yang dikembangkan?

4. Apakah lembaga pendidikan sering menjumpai kendala yang berarti dalam merumuskan struktur dan isi program merujuk pada kurikulum yang ada?

5. Kendala apa yang sering dijumpai dalam merumuskan struktur dan isi program lembaga pendidikan?

6. Apa yang dilakukan lembaga pendidikan dalam memilih dan mengorganisasi materi agar materi ajar dapat disampaikan secara efektif dan efisien?

7. Menurut lembaga pendidikan, seperti apa pengorganisasian materi ajar yang menarik?

8. Adakah kreatifitas yang dilakukan oleh lembaga pendidikan agar substansi materi yang disampaikan dengan cara yang berbeda (less formal)?

9. Kegiatan pembelajaran seperti apa yang dikembangkan lembaga pendidikan agar pembelajaran tidak dinilai peserta didik “membosankan”?

10.Bagaimana cara lembaga pendidikan mendayagunakan sumber, alat dan sarana belajar se-kreatif mungkin?

11.Apakah ada upaya khusus dari lembaga pendidikan agar cara mengukur hasil belajar yang dinilai runyam menjadi lebih mudah?

12.Seperti apa upaya yang dilakukan lembaga pendidikan dalam memadukan teknologi terhadap sarana, alat, dan sarana belajar yang kreatif?

13.Program apa yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi para pengajar (guru) dan semua staff yang ada di lembaga ini?

14.Bagaimana pengelolaan keuangan di lembaga pendidikan ini?

15.Bagaimana system pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran sampai kepada pengawasan manajemennya secara menyeluruh?

A.3 Tahap Implementasi

1. Silabus dan RPP yang dikembangkan apakah semua merujuk pada kurikulum yang telah digariskan pemerintah atau melakukan rekayasa kurikulum sebagai upaya kreatiftas pembelajaran?

(21)

3. Dalam menentukan keluasan materi, bagaimana upaya yang dilakukan lembaga pendidikan?

4. Bagaimana caranya lembaga menentukan strategi dan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi ajar dan karakteristik peserta didik?

5. Adakah upaya-upaya khusus yang dilakukan lembaga pendidikan agar lingkungan pembelajaran benar-benar kondusif dan menyenangkan sehingga kesan yang timbul “peserta didik betah berlama-lama belajar di lembaga pendidikan”?

A.4 Tahap Penilaian

1. Upaya menilai proses dan hasil belajar, apakah dilakukan seperti adanya saja atau memang diniatkan untuk mengukur sejauh mana progress kompetensi peserta didik?

2. Dalam rentang waktu berapa dilakukan penilaian proses dan hasil peserta didik oleh lembaga pendidikan?

3. Seperti apa tindak lanjut dari penilaian proses dan hasil peserta didik yang telah dilakukan?

4. Apakah penilaian yang dilakukan mampu menjawab masalah-masalah yang dialami peserta didik?

5. Seperti apa bentuk penilaian yang mampu mengukur kompetensi peserta didik?

6. Seperti apa bentuk upaya yang dilakukan lembaga pendidikan pada saat terdapat peserta didik yang pencapaian hasil belajar dibawah standar yang telah ditetapkan?

7. Apa yang telah dilakukan lembaga pendidikan untuk menghilangkan kesan bahwsanya evaluasi belajar adalah hal yang menakutkan bagi peserta didik?

8. Menurut lembaga pendidikan, apa yang harus dilakukan agar penilaian pembelajaran menjadi tepat sasaran dan mengandung unsur manfaat bagi peserta didik?

9. Menurut lembaga pendidikan, hal-hal apa yang penting yang harus dimiliki dalam melakukan penilaian pembelajaran?

B. Profil Sekolah

(22)

1. Visi

“Menjadi sekolah ramah anak, unggul dalam prestasi, berkarakter, cinta tanah air, dan berlandaskan akhlak mulia yang terdepan di Indonesia”. 2. Misi

 Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.  Memfasilitasi dan mengembangkan setiap potensi peserta didik.

 Menyelenggarakan pendidikan karakter dengan menerapkan suti tauladan Rasulullah.

 Menerapkan pembelajran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan bagi peserta didik.

 Menumbuhkembangkan nilai kebangsaan dan cinta tanah air.  Mewujudkan prestasi akademik dan non akademik peserta didik. 3. Ramah

 Memfasilitasi semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik.  Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.

 Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.  Menciptakan lingkungan yang ramah dan sesuai untuk membangun

kecerdasan emosi setiap anak. 4. Unggul

 Mengembangkan setiap potensi peserta didik.

 Menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif bagi peserta didik.

 Mewujudkan prestasi akademik dan non akademik peserta didik.  Meningkatkan kecerdasan spiritual dan majemuk anak.

 Memberikan suplementasi pembelajaran yangberorientasi global, seperti penguasaan bahasa asing lain, teknologi informasi, olahraga, seni, dan kreativitas lainnya.

5. Berkarakter

(23)

 Menyelenggarakan nilai kebangsaan dan cinta tanah air.

Gambar 1. Logo Sekolah Dasar Tridaya Tunas Bangsa

C. Struktur Organisasi

Staff Pelaksana/Umu

m Guru Bidang

Studi

Ketua Yayasan

Koordinator Kepala sekolah

Kepala Sekolah

Wakasek non Akademik

Administrasi &Keuangan Wakasek

Akademik

Guru Kelas Orthopedagogog

(24)

D. Job Deskripsi

1. Koordinator kepala sekolah

Tugas Utama Jabatan

Mengkoordinir perencanaan, pelaksanaan, serta pengevaluasian yang dilakukan di tiap jenjang sekolah mulai dari sistem, pengembangan kompetensi guru dan staff, serta hal-hal lain yang bersifat non akademik untuk memastikan pengelolaan sekolah berjalan sesuai dengan visi dan misi sekolah Tridaya Tunas Bangsa.

Tanggung Jawab Utama

1) Melakukan supervisi program dan layanan akademik untuk mencapai standar yang telah direncanakan dan sesuai dengan visi dan misi sekolah. 2) Melakukan supervisi pengembangan kompetensi kepala sekolah, guru, dan

staff untuk mencapai standar yang telah direncanakan sesuai dengan visi dan misi sekolah.

3) Melakukan supervisi hal-hal yag bersifat non akademik untuk mencapai standar yang telah direncanakan dan sesuai dengan visi dan misi sekolah. 4) Mengembangkan kemampuan diri dengan selalu belajar dan mengikuti

perkembangan dunia pendidikan yang dinamis untuk meningkatkan kualitas diri dan sekolah.

5) Melakukan kerjasama dan membina hubungan baik dengan konsumen internal dan eksternal untuk mendukung keberhasilan kegiatan akademik dan non akademik yang sesuai dengan visi dan misi sekolah.

2. Kepala Sekolah

Tugas Utama Jabatan

Merencanakan,melaksanakan, dan mengevaluasi, sistem dan proses kegiatan belajar dan mengajar (KBM) semua siswa, pengembangan komptensi guru dan staff, serta hal-hal lain yang bersifat non akademik untuk memastikan penegloalaan sekolah berjalan sesua dengan visi dan misi sekolah Tridaya Tunas Bangsa.

(25)

1) Melakukan supervisi kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa untuk mencapai standar yan telah direncanakan dan sesaui dengan visi dan misi sekolah.

2) Melakukan supervisi pengembangan kompetensi guru dan staff untuk mencapai standar yang telah ditetapkan dan sesuai dengan visi dan misi sekolah.

3) Melakukan supervisi hal-hal yang bersifat non akademik untuk mencapai standar yang telah direncanakan sesuai dengan visi dan misi sekolah. 4) Mengembangkan kemampuan diri dan selalu belajar dan mengikuti

perkembangan dunia pendidikan yang dinamis untuk meningkatkan kualitas diri dan sekolah.

5) Melakukan kerjasama dan membina hubungan baik dengan konsumen internal dan eksternal untuk mendukung keberhasilan kegiatan akademik dan non akademik yang sesuai dengan visi dan misi sekolah.

3. Guru Kelas

Tugas Utama Jabatan

Melakukan pengelolaan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) semua siswa di kelas serta memastikan proses KBM berjalan sesuai dengan visi dan misi sekolah Tridaya Tunas Bangsa.

Tanggung Jawab Utama

1) Melakukan pengelolaan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) untuk mencapai standar yang telah direncanakan sesuai dengan visi dan misi sekolah.

2) Melakukan pengelolaan kelas dan siswa untuk mendukung keberhasilan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) yang sesuai dengan visi misi sekolah

4. Asisten Guru I

Tugas Utama Jabatan

(26)

memastikan proses KBM berjalan sesuai dengan visi misi sekolah Tridaya Tunas Bangsa.

Tanggung Jawab

1) Melakukan Pengelolaan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) untuk mencapai standar yang telah direncanakan sesuai dengan visi misi sekolah. 2) Membantu guru kelas melakukan dan mengevaluasi pengelolaan kelas dan siswa untuk mendukung keberhasilan KBM yang sesuai dengan vsi misi sekolah.

3) Mengembangkan kemampuan diri dengan selalu belajar dan mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang dinamis untuk meningkatkan kualitas diri dan sekolah.

4) Melakukan kerja sama dan membina hubungan baik dengan konsumen internal dan ekternal untuk mendukung keberhasilan kegiatan akademik dan akademik sesuai dengan visi misi sekkolah Trdaya Tunas Bangsa. 5. Asisten Guru II

Tujuan Utama Jabatan

Membantu guru kelas dan/atau asisten guru I melaksanakan dan mengevaluasi Program Pengajaran Individu (PPI) siswa berkebutuhan khusus sesuai dengan visi dan misi sekolah Tridaya Tunas Bangsa.

Tanggung Jawab Utama

1) Melakukan pelaksanaan dan pengevaluasian PPI siswa berkebutuhan khusus untuk mencapai standar yang telah ditetapkan dan sesuai dengan visi misi sekolah Trdaya Tunas Bangsa.

2) Membantu tim kelas melakukan dan mengevaluasi pengelolaan kelas dan ssiwa untuk mendukung keberhasilan KBM yang sesuai dengan visi misi sekolah.

3) Mengembangkan kemampuan diri dengan selalu belajar dan mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang dinamis untuk meningkatkan kualitas diri dan sekolah.

(27)

6. Guru Bidang Studi

Tugas Utama Jabatan

Melakukan pengelolaan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) semua siswa (Reguler dan PPI) untuk bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya serta memastikan proses KBM berjalan lancear sesuai dengan visi misi sekolah.

Tanggung Jawab Utama

1) Melakukan Pengelolaan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) untuk mencapai standar yang telah direncanakan sesuai dengan visi misi sekolah. 2) Melakukan dan mengevaluasi pengelolaan kelas dan siswa untuk

mendukung keberhasilan KBM yang sesuai dengan visi misi sekolah. 3) Mengembangkan kemampuan diri dengan selalu belajar dan mengikuti

perkembangan dunia pendidikan yang dinamis untuk meningkatkan kualitas diri dan sekolah.

4) Melakukan kerja sama dan membina hubungan baik dengan konsumen internal dan ekternal untuk mendukung keberhasilan kegiatan akademik dan akademik sesuai dengan visi misi sekkolah Trdaya Tunas Bangsa. 7. Orthopedagog

Tujuan Utama Jabatan

Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar (KBM) berjalan sesuai dengan visi dan misi sekolah.

Tanggung Jawab

1) Melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk mencapai standar yang telah direncanakan dan sesuai dengan visi misi sekolah.

2) Melakukan dan mengevaluasi pengelolaan kelas dan siswa untuk mendukung keberhasilan KBM yang sesuai dengan visi dan misi sekolah. 3) Mengembangkan kemampuan diri dengan selalu belajar dan mengikuti

(28)

4) Melakukan kerja sama dan membina hubungan baik dengan konsumen internal dan ekternal untuk mendukung keberhasilan kegiatan akademik dan akademik sesuai dengan visi misi sekkolah Trdaya Tunas Bangsa. 8. Administrasi dan Keuangan

Tujuan Utama Jabatan

Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sistem surat-menyurat dan keuangan serta hal-hal yang berkaitan dengan administrasi sekolah yang sesuai dengan visi misi sekolah.

Tanggung Jawab Utama

1) Melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian sistem surat-menyurat dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi sekolah yang sesuai dengan visi misi sekolah.

2) Melakukan perencanaan, pengevaluasian, keuangan sekolah sesuai dengan visi misi sekolah.

3) Mengembangkan kemampuan diri dengan selalu belajar dan mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang dinamis untuk meningkatkan kualitas diri dan sekolah.

4) Melakukan kerja sama dan membina hubungan baik dengan konsumen internal dan ekternal untuk mendukung keberhasilan kegiatan akademik dan akademik sesuai dengan visi misi sekkolah Trdaya Tunas Bangsa.

E. Standar Operasional Non Akademik

1. Kehadiran

 Guru dan staff diwajibkan mengisi daftar hadir setiap harinya di tempat yang telah disediakan

 Guru/staff yang hadir di atas pukul 07.30 wajib mengisi buku keterlambatan dan disetujui oleh kepala sekolah.

 Guru yang tidak hadir menginformasikan tugas yang diberikan kepada siswa kepaa kepala sekolah dan rekan kerja di kelas masing-masing. 2. Aturan Berpakaian

(29)

 Sosialisasi dari kepala sekolah atau pihak yayasan berkaitan dengan mengenai aturan berpakaian, terutama untuk guru baru dilakukan secaa rutin.

F. Sarana dan Prasarana

Sekolah Dasar Tridaya Tunas Bangsa menyediakan sarana dan prasarana sebagai berikut.

1) Ruang Kelas

2) Toilet Laki-laki dan Perempuan 3) Kamar Mandi

4) Area bermain (indoor dan outdoor) 5) Dapur

6) Laboratorium Sains 7) Laboratorium Komputer 8) Perpustakaan

9) Mushola 10)Gymnasium 11)Improvement Room 12)UKS

13)Kantin 14)Ruang Guru

15)Ruang Kepala Sekolah 16)Ruang Administrasi 17)Ruang Konsultasi

18)Storage Room (Ruang Penyimpanan) 19)Telepon

20)Transportasi sekolah (mini bus) 21)Jaringan Internet

22)Alat Dokumentasi (kamera dan Handycam)

(30)

G. Standar Operasional Prosedur Akademik

1. Nilai-nilai Islami dan Karakter

Untuk menerapkan nilai-nilai islami dan memunculkan karakter yang baik maka dibutuhkan beberapa aspek sebagai berikut.

 Adanya penanggung jawab program agama untuk penyeragaman fiqih, pembiasaan beribadah, dan hafala-hafalan doa/surat/hadist.

 Adanya pelatihan guru agama yang dilaksanakan oleh pihak sekolah.  Adanya konsultan ahli di bidang agama yang dapat memberi masukan

seputar pembiasaan, hafalan, dan hal lainnnya.

 Adanya program pembiasaan yang menjadi rutinitas sehingga memunculkan karekater yang diinginkan tiap siswa secara bertahap sesuai dengan jenjang/kelasnya.

2. Prosedur Pengajaran

1) Kalender Kademik

Kalender akademik adalah jadwa kegiatan selama satu tahun yang telah ditetapkan. Kalender akademik dibuat oleh sekolah di awal tahun pelajaran dan diberikan kepada guru-guru. Kalender akademik digunakan sebagai acuan untuk membuat program pengajaran.

2) Program Pengajaran

Program pengajaran adalah rencana pembelajaran selama satu tahun berdasarkan kurikulum Diknas (Pemerintah) yang disesuaikan dengan nilai-nilai sekolah Tridaya. Program pengajaran dibuat oleh guru kelas dan guru bidang studi setelah membedah kurikulum Tema ditentukan berdasarkan materi yang dpelajari dan ditetapkan secara sepakat oleh guru kelas dan guru bidang studi. Pembuatan program pengajaran atau lesson program dilakukan setelah pembagian raport dan sebelum dimulainya libur akhir tahun ajaran, atau pada H-14 sebelum hari pertama tahun ajaran

Kurikulum Lesson

Program(PP)

Unit Plan (Silabus)

(31)

dimulai. Penyusunan program Pengajaran disesuaikan dengan hasil bedah kurikulum.

3) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

KKM adalah angka minimum yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan keberhasilan mencapai indicator. KKM ditentukan berdasarkan intake siswa, saana dan prasarana, serta kemampuan guru. KKM dibuat bersamaan dengan pembuatan Program Pengajaran.

4) Silabus/Unit Plan

Silabus/Unit plan adalah rencana kegiatan pembelajaran jangka menengah per unit materi ata standar kompetensi, sebagai acuan guru untuk melihat kemampuan yang harus dicapai oleh siswa dari sudut kognitif, afeksi/perilaku, and keterampilan/psikomotor. Unit plan yang dibuat bersifat informative, aolikatif, dan dapat dicapai serta terukur. Dalam pembuatannya unit plan ini mengacu pada Program Pengajaran dan dapat ditambah pengayaan yang berasl dari sumber-sumber lain. Unit plan yang dibuat harus mencantumkan garis besar kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan siswa pada setiap pertemuan. Menjadi acuan untuk pembuatan RPP/lesson plan. Silabus atau unit plan secara lebih rincinya lagi bias diihat di bagian lampiran.

5) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)/Lesson Plan

RPP atau lesson plan merupakan rincian teknis kegiatan pembelajaran di setiap pertemuan. RPP harus sesuai dengan silabus yang telah disusun. Setiap akhir pertemuan/pembelajaran, guru mengevaluasi kesesuaian kegiatan pembelajaran tersebut dengan rencana yang telah dibuat serta ketercapaian rencana kemudian menuliskannya pada kolom catatan guru. Untuk contoh lesson plan secara lebih mendetail dapat dilihat pada bagian lampiran.

(32)

3. Kurikulum Pembelajaran

Adapun kegiatan-kegiatan yang diprogramkan di Sekolah Dasar Tridaya Bangun Tunas Bangsa, antara lain adalah sebagai berikut:

1) Upacara Bendera, dilaksanakan setiap senin pagi untuk memupuk rasa

nasionalisme, patriotisme, dan disiplin.

2) Morning Activities, setiap pagi anak-anak akan melakukan kegiatan pembukaan yang bertujuan memberi semangat awal serta penanaman karakter untuk memlai serangkaian aktivitas di sekolah. Kegiatan pagi ini berupa brain gym, story telling, games, role play, morning sport, music and movement.

3) Tahfidz Qur’an, setelah melakukan kegiatan pembuka anak-anak di kelas akan diingatkan dan dibimbing oleh guru kelas untuk mengulang hafalan Quran masing-masing dari pelajaran Quranic. Sehingga hafalan Quran mereka senantiasa terjaga.

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Belajar Per

Minggu

Kelompok A I II III IV V VI

1. Pendidikan Agama 5 5 5 5 5 5

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Integrasi dengan Proud to be Indonesian)

(33)

4) Class Activities, setiap hari anak-anak akan mengikuti class activities yang berupa kegiatan inti atau pembelajaran tiap subjek.

5) Snack Time dan Shalat Dhuha, setelah melakukan kegiatan pembelajaran anak-anak diberi waktu untuk snack time agar anak-anak dapat mengisi kembali semangat mereka dengan bakal makanan dari rumah. Setelah snack time anak-anak diarahkan untuk melakukan shalat dhuha.

6) Lunch Time, Pada siang hari anak-anak diberikan waktu untuk makan siang. Pada saat makan siang siswa diarahkan dan dibimbing untuk mandiri dan melakukan adzab makan dan minum yang benar.

7) Library Time, waktu khusus peserta didik untuk ke perpustakaan. Pada

saat itu anak-anak dapat mengikuti kegiatan beragam seperti story telling atau role play berdasarkan isi buku cerita dan ilmu pengetahuan lainnya.

8) Swimming, kegiatan berenang akan diikuti oleh peserta didik secara

berkala. Tujuan ini adalah untuk menstimulasi kepercayaan diri serta melatih keseimbangan, koordinasi, dan motorik kasar anak.

9) F ieldtrip, bertujuan agar peserta didi mendapatkan kesempatan belajar di

luar kelas melalui kegiatan fieldtrip.

10)Native Speaker, pada beberapa tema pembelajaran, sekolah akan

mendatangkan seorang narasumber/native speaker dari berbagai kalangan dan profesi untuk berbagi pengalaman serta berdiskusi dengan anak-anak sesuai dengan tema/materi yang sedang dipelajari.

11)Cookery, kegiatan cookery dilakukan secara berkala, terintegrasi dengan beberapa mata pelajaran sekaligus.

12)Assembly/”Unjuk Kabisa”, kegiatan pertunjukkan kecil yang

dilaksanakan secara rutin. Setiap kelas akan mendapat jawwal yang berbeda untuk tampil di depan kelas lainnya dan berkesempatan untuk menunjukan pertunjukkan terbaiknya.

13)Special Project, setiap semester anak-anak akan membuat proyek tertentu

sesuai dengan materi yang telah mereka pelajari.

(34)

15)Welcoming Day, dilaksanakan pada awal tahun ajaran. Kegiatan ini

ditujukan untuk anak-anak dan juga orang tua. Anak-anak diajak keliling sekolah dan mengenal lingkungan baru mereka.

16)Proud To be Indonesian, program yang dibuat agar anak-anak lebih

mencintai bangsa Indonesia dan bangga terhadapnya.

17)Character Building, karakter adalah hal yang paling penting dalam

bersosialisasi dan bermasyarakat kelas. Tanpa pembiasaan baik yang dilakukan secara dini maka akan sulit untuk membangun karakter yang baik untuk anak. Anak-anak dibiasakan secara konsisten untuk mengaplikasikan nilai-nilai agama Islam dan meneladani sikap Nabi Muhammad s.a.w untuk membangun karakter yang baik dan kuat.

Gambar 2. Kegiatan Esktrakurikuler Pramuka

(35)

Gambar 4. Kegiatan Pembelajaran IPA Mengenal Tumbuhan Sekitar

Gambar 5. Kegiatan Penampilan Pentas Seni

(36)

4. Evaluasi/Assesment

Assesment adalah alat untuk mengukur kemampuan siswa dala mencapai indikator yang telah ditentukan. Assesment yang dilakukan dapat berupa tertulis maupun tidak tertulis. Hasil assessment disini berupa angka, kategori, eksposisi, portofolio, atau kombinasi dari angka, kategori, dan eksposisi. Alat evaluasi yang telah dibuat terlebih dahulu diperiksakan ke koordinator akademik atau kepala sekolah untuk diperiksa. Setelah diperiksa dan diedit dengan permintaan koordinator akademik, alat evaluasi lainnya dapat diperbanyak kemudian diberikan kepada siswa.

H. Analisis Hasil Observasi

Setelah penulis melakukan proses observasi dan wawancara terhadap seluruh kegiatan yang ada disekolah, mengobservasi dokumen-dokumen kurikulum sekolah, pendidik dan dan tenaga kependidikan, sampai kepada bagaimana manajemen sekolahnya, maka penulis melakukan analisis antara implementasi manajemen di lapangan dengan teori yang seharusnya sebagai berikut.

1) Standar Kompetensi Lulusan

(37)

2) Standar Isi

SD Tridaya Tunas Bangsa menggunakan kurikulum 2013 yang telah disempurnakan, sehingga seluruh standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan kurikulum 2013 yang telah direvisi. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang digunakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

3) Standar Proses

Standar proses pendidikan, baik tingkatan nasional, maupun tingkatan kelas dianggap sukses apabila kompetensi lulusan yang ditargetkan dapat dicapai dengan sempurna. Oleh sebab itu, pada dasarnya diperlukan beberapa tahapan-tahapan dan serangkaian strategi yang nantinya dijadikan pedoman untuk mencapai target tersebut. Berdasarkan Permendikbud No 65 Tahun 2013 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyeneangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

SD Tridaya menggunakan metode pembelajaran yang benar-benar berpusat pada siswa untuk belajar aktif (active learning) dan strategi belajar inkuiri (inquiry based learning) serta berbasis Sistem Pendekatan Individu. Anak-anak belajar akan belajar melalui berbagai macam aktivitas termasuk diantaranya meneliti, bereksperimen, diskusi, persentasi, dan lain sebagainya. Strategi inkuiri yang digunakana dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan sikap disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atsa dasar rasa ingin tahu setiap anak. Hal ini sangat sesuai dengan yang diamanatkan oleh permen diatas.

4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(38)

Kualifikasi akademik yang dimaksudkan diatas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifkat keahlian yang relevan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang skolah dasar harus memilki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD Tridaya Tunas Bangsa semuanya berijazah lulusan pendidikan yang melalui serangkaian seleksi yang cukup ketat (psikotes, microteaching, forum group discussion) sehingga secara mereka merupakan hasil seleksi dari yang terbaik. Yang paling membedakan sekolah dasar ini dengan sekolah yang lainnya adalah sekolah ini memiliki seorang ahli otrhopedagog yang secara khusus dapat mengatasi permasalahan dan tingkah laku yang dialami oleh setiap peserta didik.

5) Standar Sarana dan Prasarana

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Kemudian, setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratrium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang menunjang proses pembejaran yang teratur dan berkelanjutan.

(39)

6) Standar Pengelolaan

Standar Pengelolaan terdiri dari tiga bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan oleh Pemerintah. Standar pengelolaan di SD Tridaya Tunas bangsa dikelola dibawah Yayasan Tridaya Bangun Tunas Bangsa. Karena sekolah dasar tersebut didirikan oleh Yayasan Tridaya Bangun Tunas Bangsa yang telah beoperasi selama 25 tahun, sehingga pengelolaan terhadap kurikulum, kualitas pembelajaran, serta penanganan permasalahan belajar setiap peserta didik sudah tidak diragukan lagi.

7) Standar Pembiayaan Pendidikan

Biaya pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya operasional. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksudkan di atas meliputi biaya penyediaan sarana dan prasana pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Sedangkan biaya personal sebagaimana yang disebutkan di atas meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bias mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Sekolah Dasar Tridaya Tunas Bangsa merupakan sekolah swasta di bawah Yayasan Tridaya Bangun Tunas Bangsa, sehingga sekolah ini tidak mendapatkan bantuan dana Biaya Operasional Sekolah dari Pemerintah. Adapun sumber pembiayaan berasal sepenuhnya dari pihak Yayasan dan iuran setiap peserta didik.

8) Standar Penilaian Pendidikan

(40)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Selama empat hari penulis melakukan proses observasi di SD Tridaya Tunas Bangsa, penulis mengobservasi implementasi manajemen sekolah tersebut dengan melihat kedelapan standar nasional yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, Sekolah Dasar Tridaya Tunas Bangsa ini dikatakan dapat melaksanakan ke delapan standar nasional ini dengan baik dan menyeluruh. Dilihat dari latar belakang sekolah yang sangat memahami bahwa setiap anak adalah unik dan sekolah berusaha mengembangkan seluruh potensi setiap anak sesuai dengan bakat dan minat mereka. Manajemen Berbasis Sekolah yang mereka kembangkan juga sudah cukup menyeluruh bahkan manajemen terhadap pengelolaan kurikulumnya pun sangat baik dan memenuhi standar. Hal tersebut terlihat dari adanya forum diskusi dan komunikasi antar guru dalam mengevaluasi pembelajaran setiap minggunya.

B. Saran

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Atmodiwiryo, Soebagio. (2005). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Ardadizya Jaya.

Beauchamp, George A. (1981) Curriculum Theory. Wilmette Illinois: F.E Peacock Publisher.

Hamalik, Oemar. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

McNeil, John D., (1990). Curriculum: A Comprehensive introduction, Fourth Edition,Boston London England: Little Brown and Corporation., Inc.

Oliva, Peter F. (1992). Developing The Curriculum. New York: Harper Collins Publisher.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Taba, Hilda. (1962). Curriculum Development: Theory and Practices. New York:

Harcourt, Brace and World, Inc.

Wahyudin, Dinn. (2014). Manajemen Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

---. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. ---. (2016). Manajemen Kurikulum dalam Pendidikan Profesi Guru

(Studi Kasus Di Universitas Pendidikan Indonesia). JURNAL KEPENDIDIKAN.

---. (2013). Model Penyelenggaran Pendidikan Tenaga Pendidik Dan Kependidikan. EDUTECH.

---. (2016). A View on Teaching Philosophy in Curriculum Implementation at the Indonesia University of

Education. SOSIOHUMANIKA

(42)

Gambar

Gambar 1. Logo Sekolah Dasar Tridaya Tunas Bangsa
Gambar 2. Kegiatan Esktrakurikuler Pramuka
Gambar 4. Kegiatan Pembelajaran IPA Mengenal Tumbuhan Sekitar

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) manajemen sekolah dalam perencanaan program sudah terlaksana adalah membuat visi, misi, tujuan, serta rencana sekolah,

Pengelolaan yayasan adalah menggerakkan staf yayasan, para kepala sekolah, para guru di sekolah-sekolah dalam mencapai tujuan yayasan dengan menanamkan visi, misi yayasan,

Untuk mencapai visi, misi dan tujuan Fakultas Ilmu Komputer maka diperlukan standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat agar perencanaan, pelaksanaan,

Penyusunan visi dan misi sekolah merupakan langkah awal transformasi sekolah menjadi sekolah rujukan. Berdasarkan temuan tersebut, maka visi dan misi SMP Negeri 1

Adapun indikator yang dijadikan acuan tercapainya standar pengelolaan dan pemahaman guru adalah sebagai berikut: 16 Sekolah/madrasah memiliki visi, misi, dan tujuan yang

Hal ini ditanggapi Kepala sekolah : dalam menyusun visi misi sekolah, kepala sekolah , guru dan komite sudah melakukan evaluasi diri bersama-sama sehingga visi sekolah

proses belajar mengajar. Mendorong murid mengenal potensi yang dimiliki. Visi dan misi sekolah tersebut dijadikan acuan untuk dilakukan pengembangan kurikulum di SD Negeri

Otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi