• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIKUM ANALISIS KUANTITATIF MIKROORGA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PRAKTIKUM ANALISIS KUANTITATIF MIKROORGA (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM ANALISIS KUANTITATIF MIKROORGANISME FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN Bayu Rezaharsamto (240210140033)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor

Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844, 779570

Fax. (022) 7795780 Email: bayu.rezaharsamto@gmail.com

ABSTRAK

Perhitungan jumlah mikroorganisme diperlukan untuk mengetahui kualitas suatu bahan pangan. Perhitungan kuantitatif ini dapat dibagi menjadi secara langsung dan tidak langsung. Metode perhitungan secara langsung antara lain adalah menggunakan metode Petroff-Hauser dan secara tidak langsung menggunakan metode MPN dan pour plate. Analisis dengan metode pour plate yang dilakukan terhadap sampel tahu didapat rata-rata mikroorganisme yang terkandung sebesar 13.3 x104 CFU/gram, sementara sampel air sebanyak 2,0 x 103 CFU/gram. Analisis sampel susu segar dengan metode Petroff-Hauser didapat kandungan mikroorganisme sebanyak 18.35 x 106 jumlah bakteri/mL.

Key words: Mikroorganisme, MPN, Pour plate, Petroff Hauser.

PENDAHULUAN

Makanan dan minuman merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk senantiasa hidup yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun dari zat-zat kimia sintetik. Umumnya makanan dan minuman tersebut diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya sampai ke tangan konsumen. Selama proses tersebut, kemungkinan pertumbuhan mikroorganisme dapat terjadi.

Adanya mikroba di dalam bahan pangan yang tidak dikehendaki akan menyebabkan perubahan organoleptik bahan, selain itu dapat menyebabkan banyak penyakit berbahaya jika bakteri patogen dapat tumbuh di dalam bahan pangan. Pencemaran bisa ditimbulkan pada waktu pengolahan melalui tangan, atau peralatan yang kurang bersih, atau

dari bahan pangan itu sendiri. Oleh karena itu kualitas mikrobiologis dari bahan pangan merupakan masalah penting yang perlu diperhatikan.

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara, tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya.

Metode penghitungan sel mikroorganisme dibagi menjadi dua yaitu:

a. Secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja dengan menggunakan Total Plate Count.

(2)

keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup dengan alat Petroff-Hauser (Dwidjoseputro, 2005). Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menganalisis jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam berbagai bahan pangan menggunakan teknik pour plate, metode MPN, dan

Sampel yang digunakan untuk analisis kuantitatif mikroorganisme yaitu tahu, air keran dan susu segar. Bahan-bahan yang digunakan yaitu media PCA, LBDS, LBSS, dan minyak inersi.

Alat

Alat yang digunakan pada analisis kuantitatif mikroorganisme menggunakan metode cawan, metode MPN, dan metode Petroff Hauser yaitu tabung reaksi, tabung durham, pipet volume, bulb pipet, oven, cawan petri, bunsen, rak tabung, loop, Hemasitometer, object glass, cover glass dan mikroskop.

Pengenceran

Masukkan akuades kedalam 5 buah tabung reaksi, masing-masing sebanyak 9 ml. beri label pada tabung rekasi 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4. Masukkan 1 ml untuk sampel air dan 1 gram untuk sampel tahu kedalam tabung reaksi 10-1 dan kocok hingga homogen. Ambil 1 mL dari 10-1 dan masukkan ke dalam tabung reaksi 10-2 dan kocok hingga homogen. Lakukan yang sama terhadap tabung 10-3, 10-4, dan 10-5.

Metode Cawan (Pour Plate)

Masukkan 1 ml dari 10-3, 1 ml dari 10 -4, dan 1 ml dari 10-5 ke dalam tiga cawan petri yang berbeda. Masukkan media PCA

goyangkan membentuk angka “8”, tunggu hingga agar memadat. Bungkus cawan dan inkubasi pada suhu 35-37oC selama 48 jam.

Analisis Kuantitatif Mikroorganisme dengan Metode MPN (Most Probable Number)

Sampel yang digunakan pada uji MPN ini yaitu air keran di gedung 4 FTIP. Siapkan 9 buah tabung reaksi. Isi 6 buah tabung reaksi masing-masing dengan 10 mL LBSS dan isi 3 tabung reaksi lainnya masing-masing dengan 10 mL LBDS. Masukkan 0.1 mL sampel ke dalam 3 buah tabung reaksi yang berisi 10 mL LBSS. Masukkan 1 mL sampel ke dalam 3 buah tabung reaksi lain yang berisi 10 mL LBSS. Masukkan 10 mL sampel ke dalam 3 buah tabung reaksi yang berisi 10 mL LBDS. Inkubasi tabung reaksi tersebut pada suhu 37oC selama 48 jam. Amati perubahan warna dan gelembung. Catat jumlah tabung yang positif mengalami perubahan warna dan gelembung. Hitung Nilai MPN sampel.

Perhitungan Jumlah Bakteri dengan Petroff Hauser

Sampel yang digunakan pada uji Petroff Hauser ini yaitu susu segar. Ambil 1 loop kultur bakteri. Letakkan pada kotak Hemasitometer yang telah ditempatkan pada object glass. Tutup objek dengan cover glass. Amati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000 kali dengan minyak inersi. Hitung jumlah bakteri rata-rata dalam 25 kotak untuk menghitung jumlah bakteri setiap 1 mL bahan.

Rata

ratakoloni

=

Jumlah koloni

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode Pour Plate

Metode pour plate (cawan tuang) adalah suatu teknik untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri sehingga sel-sel tersebut tersebat merata dan diam baik di permukaan agar atau di dalam agar (Harley dan Presscot, 2002).

Metode ini memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan petri sehingga setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan dalam jumlah yang dapat dihitung. Metode ini dilakukan

dengan mengencerkan sumber isolat yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 mL garam fisiologis (NaCl 0,85%) atau larutan buffer fosfat. Larutan ini berperan sebagai penyangga pH agar sel bakteri tidak rusak akibat menurunnya pH lingkungan. Pengenceran dapat dilakukan beberapa kali agar biakan yang didapatkan tidak terlalu padat atau memenuhi cawan.

Sekitar 1 mL suspensi dituang ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur (PCA) steril hangat kemudian ditutup rapat dan diinkubasi selama 1-2 hari pada suhu 37oC. Penuangan dilakukan secara aseptik atau dalam kondisi steril agar tidak terjadi kontaminasi organisme yang tidak diinginkan (Berazandeh, 2008).

Tabel 1. Analisis Kuantitatif Mikroorganisme dengan Metode Cawan Tuang (Pour Plate)

Kelompok Sampel

Jumlah Koloni Mikroorganisme SPC

(CFU/gram)

10-3 10-4 10-5

1 Tahu

16 koloni 5 koloni 5 koloni 1,6 x104

6 Tahu

251 koloni bakteri 233 koloni bakteri

13 koloni bakteri 2,5 x 105

2 Air

2 koloni 1 koloni 0 koloni 2,0 x 103

3 Air

(4)

7 Air

1 koloni bakteri 1 koloni kapang

3 koloni bakteri 1 koloni bakteri 2,0 x 103

8 Air

0 (tidak

terdokumentasi)

1koloni Kapang (tidak

terdokumentasi)

4 koloni (3 koloni, 1 koloni kapang)

(tidak

terdokumentasi) 0

Hasil pengamatan jumlah bakteri pada tahu yang diperoleh kelompok 1 dan 6 yaitu 1,6 x104 CFU/gram dan 2,5 x 105 CFU/gram, dengan rata-rata sebesar 13.3 x104 CFU/gram. Menurut Badan Standar Nasional, Batas maksimum cemaran mikrobia pada yaitu sebesar 106 koloni/gram (Badan Standar Nasional, 1998). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah bakteri pada sampel tahu tidak melebihi batas cemaran yang sudah ditentukan, sehingga aman untuk dikonsumsi. Mikroba yang mungkin tumbuh dalam sampel tahu ini antara lain adalah bakteri koliform, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan kapang.

Jumlah bakteri yang tumbuh pada sampel air kran menunjukkan rata-rata sebanyak 2,0 x 103 CFU/gram bakteri tumbuh dalam sampel air kran. Batas maksimum mikroba yang tumbuh dalam air minum menurut Badan Standar Nasional adalah 1,0 x 102 CFU/gram sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel

air kran tidak dapat langsung diminum karena mengandung mikroorganisme diatas batas maksimum. Salah satu cara mengurangi jumlah cemaran mikroorganisme tersebut yaitu dengan merebusnya di suhu sekitar 100oC. Bakteri yang mungkin tumbuh dalam air antara lain adalah bakteri koliform Escherichia coli dimana batas maksimum cemaran bakteri ini adalah kurang dari 2//100 ml.

(5)

tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas dalam tabung durham (Lay, 1992).

Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth Double Stegth) yang memiliki komposisi Beef extract (3 gr), peptone (5 gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS (Lactose Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama tapi hanya kadar laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr (Lay, 1992). Berikut adalah hasil analisis dari metode MPN.

Tabel 2. Analisis Kuantitatif

Mikroorganisme dengan Metode MPN Kelompok A B C MPN Jumlah

m.o./ml 4 3 3 3 24.00 24000 5 3 3 3 24.00 24000 9 3 3 3 24.00 24000 10 3 3 2 11.00 11000 Sampel yang digunakan dalam metode MPN ini adalah air keran. Hasil analisis menunjukkan bahwa sampel air keran mengandung mikroorganisme sebanyak kurang dari 24000 m.o/ml. Hal ini menunjukkan bahwa sampel air keran tidak dapat diminum secara langsung karena kandungan mikroorganisme khususnya bakteri koliform yang terkandung di dalamnya melebihi batas maksimum untuk air minum sehingga diperlukan perlakuan tambahan sebelum air tersebut bisa diminum.

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri koliform, semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan ialah bakteri Escherichia coli. Bakteri ini adalah mikroorganisme penyebab gejala diare, demam, kram perut, dan muntah-muntah (Entjang, 2003).

Perhitungan Jumlah Bakteri dengan Petroff Hauser

Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang bisa digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber. Jumlah cairan yang terdapat antara cover glass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu.

Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm2. Satu kotak besar dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Tinggi contoh yang terletak antara gelas objek dengan gelas penutup adalah 0,02 mm (Fardiaz, 1992). Sel bakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui. Hasil pengamatan analisis kuantitatif mikroorganisme metode Petroff-Hauser dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3. Perhitungan Jumlah Bakteri dengan Petroff Hauser

Kelompok Rata-Rata Koloni Jumlah Bakteri / ml Gambar

1 7,4 1,85 x 106

(6)

3 13.8 3.45 x 106

4 374,8 93,7 x 106

5 24,4 6,10 × 106

6 46,8 11,7 x 106

7 42,8 10,7 × 106

8 34,6 8,65 × 106

9 12,2 3,05 × 106

10 134,4 33,6 × 106

Hasil analisis kuantitatif perhitungan mikroorganisme metode Petroff-Hauser pada sampel susu segar didapatkan bahwa

(7)

Staphylococcus aureus sebanyak 102 CFU/mL. Enterobacteriaceae sebayak 103 dan Total Plate Count (TPC) sebanyak 106 (Badan Standar Nasional, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa kandungan mikroorganisme yang terdapat dalam sampel melebihi batas maksimum cemaran yang ditentukan. Faktor yang bisa menyebabkan hal ini adalah kontaminasi dari luar karena penyimpanan susu yang terlalu lama. Bakteri yang mungkin banyak terdapat pada produk susu adalah Lactobacillus bulgaricus (Sukarminah, 2010).

KESIMPULAN

Jumlah mikroorganisme yang terkandung pada sampel tahu setelah hasil analisis menggunakan metode pour plate adalah sebanyak 13.3 x104 CFU/gram. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan mikroba dalam sampel tahu masih dibawah batas maksimal yang ditentukan oleh Badan Nasional Indonesia. Jumlah mikroorganisme yang terkandung dalam sampel air keran dengan metode yang sama menunjukkan kandungan mikroorganisme sebanyak 2.0 x 103 CFU/gram. Hal ini menunjukkan bahwa sampel air keran ini tidak dapat diminum langsung karena melebihi batas maksimal cemaran mikroba untuk air minum. Hal ini diperkuat dengan pengujian metode MPN.

Pengujian dengan metode Petroff-Hauser pada sampel susu segar menunjukkan bahwa kandungan mikroorganisme dalam susu segar sebesar 18.35 x 106 jumlah bakteri/mL. Hal ini menunjukkan bahwa sampel susu segar mengandung mikroorganisme diatas batas maksimum yang ditentukan. Hal ini bisa diakibatkan karena kontaminasi dari luar akibat penyimpanan yang terlalu lama.

DAFTAR PUSTAKA

Arifah, Isti Noor. 2010. Analisis Mikrobiologi pada Makanan. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Solo.

Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 3141.1:2011. Syarat Mutu dan Uji Susu Segar Sapi. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 01-3142.1998. Syarat Mutu dan Uji Tahu. Jakarta.

Berazandeh, N. 2008. Micobiologi Titles. Jerman. Springer. Verlag Berlin Heidelberg Media. Pp 9 - 11

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

Entjang, L. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat. Citra Adtya Bakti. Bandung.

Fardiaz, Srikandi. 2002. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Analisis Kuantitatif Mikroorganisme dengan Metode Cawan Tuang  (Pour

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh religiusitas, kondisi ekonomi dan karakter terhadap tingkat kelancaran membayar angsuran

[r]

memberikan secercah harapan dalam mengatasi berbagai gejolak masyarakat yang terjadi akhir-akhir ini dan merupakan konsep pendidikan yang senantiasa menjungjung

pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penerimaan, biaya dan pendapatan pengusaha keripik cakar di Kabupaten Klaten pada bulan Mei, untuk mengetahui

Peneliti melakukan beberapa pra penelitian acak terhadap beberapa konsumen rokok (2 orang karyawan swasta, 7 orang mahasiswa strata 1, 2 orang mahasiswa strata 2 dan 1

Hasil dari penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa perubahan isi pesan pada kemasan rokok dapat menimbulkan berbagai dampak yang mempengaruhi persepsi konsumen

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pijat oksitosin dengan kelancaran produksi ASI pada ibu post par-