• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah penelitian tindakan kelas (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah penelitian tindakan kelas (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu cara yang digunakan untuk memperbaiki suatu proses pembelajaran, yaitu melakukan penelitian tindakan kelas. Menurut Sukardi (2006: 1) kelas pada prinsipnya adalah penegasan yang mencerminkan tempat penelitian berlangsung. Penelitian tindakan di bidang pendidikan dapat dilakukan dikelas, sekolah, atau tempat lain yang berkaitan dengan kegiatan sekolah. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian pendidikan yang penting untuk dipahami oleh para guru. Penelitian Tindakan Kelas secara langsung berkorelasi dengan upaya guru untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas kinerjanya, utamanya dalam proses pembelajaran dikelas.

Penelitian tindakan kelas (PTK) semakin lebih dikenal oleh para guru dan para pendidik, serta para pengambil kebijakan pendidikan karena penelitian tindakan kelas memang mempunyai kelebihan nyata, yaitu mampu memberikan ide, perlakuan atau treatment nyata yang berupa tindakan perbaikan praktis yang bisa dirasakan langsung oleh para responden yaitu guru atau siswa yang diteliti.

(2)

Tindakan Kelas. Dengan demikian, guru dapat menerapkan dan mengambil manfaatnya guna membantu masalah-masalah kependidikan.

Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru, siswa, kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor itu, guru dan siswa faktor terpenting. Pada kenyataanya pendidikan telah dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikatnya pendidikan merupakan serangkain peristiwa yang komplek yang melibatkan beberapa komponen antara lain: tujuan, peserta didik, pendidik, isi/bahan cara/metode dan situasi/lingkungan. Hubungan keenam faktor tersebut berkait satu sama lain dan saling berhubungan dalam suatu aktifitas satu pendidikan (Hadikusumo, 1995;36).

Salah satu kompetensi profesional yang dituntut dari guru adalah kemampuan melakukan penelitian sederhana dalam rangka meningkatkan kualitas profesional guru, khususnya kualitas pembelajaran (Arikunto, 2007:1-2). Penelitian sederhana itu dinamakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pentingnya PTK bagi guru, selain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, juga untuk kepentingan promosi kenaikan pangkat dan jabatan mulai dari golongan IV a ke atas dan terlebih untuk penilaian portofolio dalam rangka sertifikasi.

Mengapa PTK penting dan strategis bagi guru? Hopkins (dalam Wiriaatmadya, 2007: 11) menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlihat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Pernyataan Hopkins tersebut mengisyaratkan, bahwa guru adalah pihak yang sangat berkepentingan dengan pelaksanaan PTK.

(3)

memajukan produktivitas, rasionalitas, keadilan pada persoalan sosial, atau praktik pendidikan. Partisipannya adalah guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat. Dalam dunia pendidikan, PTK digunakan dalam pengembangan kurikulum, profesi, program sekolah, perencanaan, dan kebijakan sekolah.

Perlu dipahami bahwa sebuah penelitian tindakan kependidikan merupakan suatu proses pendidikan juga, sehingga guru melibatkan kompetensi personal dengan kompetensi profesional dalam pekerjaannya, karena kedua hal ini sangat diperlukan dalam melakukan penelitian yang melibatkan manusia. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa tanpa komitmen pribadi, mengajar tidak lebih dari sekedar menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik seperti menuangkan air kedalam gelas kosong. Untuk menghindari hal tersebut, sebagai seorang pendidik yang baik kita harus mau bertanggung jawab untuk mendidik diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum melakukan pendidikan kepada peserta didik dan masyarakat pada umumnya. Dalam kerangka inilah pentingnya calon guru dan guru dibekali oleh kemampuan untuk melakukan penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas, yang akan membekali guru tersebut dalam melakukan berbagai tindakan edukatif secara profesional, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan.

1.2. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian Penelitian Tindakan Kelas?

2) Apa tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas? 3) Apa saja karakteristik Penelitian Tindakan Kelas?

4) Apa saja masalah yang dapat dikaji dalam Penelitian Tindakan kelas? 5) Apa saja pengklasifikasian Penelitian Tindakan Kelas?

(4)

8) Bagaimana praktik pelaporan hasil PTK? 1.3. Tujuan

1) Mengetahui tentang pengertian Penelitian Tindakan Kelas 2) Mengetahui tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas 3) Mengetahui karakteristik Penelitian Tindakan Kelas 4) Mengetahui masalah yang dapat dikaji melalui PTK 5) Mengetahui pengklasifikasian Penelitian Tindakan Kelas 6) Mengetahui unsur-unsur Penelitian Tindakan Kelas 7) Mengetahui langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas 8) Mengetahui praktik pelaporan hasil PTK

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(5)

merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja sistem organisasi atau masyarakat agar lebih efektif dan efisien, termasuk untuk meningkatkan kinerja sistem pendidikan.

Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah upaya yang ditujukkan untuk memperbaiki keadaan (proses kerja) atau memecahkan masalah yang dihadapi. Disisi lain, penelitian tindakan juga mencari kebenaran secara praktis, menurut filsafat pragmatism. Dengan demikian, nilai kebenaran yang didukung oleh penelitian tindakan kelas adalah kebenaran praktis atau kebenaran menurut filsafat pragmatism. Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian tindakan kelas (PTK) dapat diartikan sebagai upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.

2.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Untuk dapat melakukan praktik penelitian tindakan kelas secara efektif dan tepat guna terlebih dahulu harus memahami tujuan dan manfaat PTK yang akan melandasi prosedur PTK selanjutnya. Pemahaman terhadap tujuan dan manfaat PTK akan mengarahkan guru dan peneliti dalam pelaksanaannya, serta memotivasi untuk mencari berbagai sumber yang mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Penelitian pendidikan pada umumnya ditujukan untuk memperoleh landasan dalam mempertimbangkan suatu prosedur kerja, khususnya prosedur pembelajaran; menjamin cara kerja dalam pendidikan yang efektif dan efisien, memperoleh fakta-fakta tentang berbagai masalah pendidikan, dan menghindarkan situasi yang dapat merusak, serta meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran. Berdasarkan pemahaman tersebut, secara umum penelitian tindakan kelas bertujuan untuk:

(6)

2. Meningkatkan layanan professional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

4. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

Melalui PTK, guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang praktik pembelajaran secara efektif, dan bukan ditujukan untuk memperoleh ilmu baru dari penelitian tindakan yang dilakukannya. Dengan kata lain, tujuan utama PTK adalah pengembangan keterampilan proses pembelajaran, bukan untuk mencapai pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Meskipun demikian, PTK sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap pembelajaran yang menjadi tugas utamanya. Berbagai manfaat penelitian tindakan kelas antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta didik.

2. Merupakan upaya pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan karakteristik pembelajaran, serta situasi dan kondisi kelas.

3. Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukannya, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik berkaitan dengan metode maupun isi pembelajaran.

(7)

2.3 Karakteristik PTK

Berbagai karakteristik PTK yang membedakannya dari penelitian formal yang lain dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Berawal dari kerisauan kinerja guru, situasional, praktis, dan secara langsung berkaitan dengan pembelajaran.

2. Bertujuan memperbaiki, meningkatkan, dan memberikan kerangka kerja yang teratur terhadap pemecahan masalah pembelajaran, 3. Fleksibel dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan mengabaikan pengontrolan karena lebih

menekankan sifat tanggap, pengujian dan pembaharuan dalam pembelajaran.

4. Kolaboratif dan partisipatif sehingga guru sebagai peneliti ambil bagian secara langsung dalam melaksanakan penelitian.

5. Self-evaluatif, yaitu modifikasi secara kontinu dievaluasi dalam situasi yang ada dengan tujuan akhirnya untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran.

6. Fokus penelitiannya pada pembelajaran sehingga proses dan pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh guru atau bersama peserta didik secara desentrasilsasi dan deregulasi.

7. Kooperatif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atas tindakan antara guru sebagai peneliti dan peserta didik.

8. Peneliti tindakan kelas mengembangkan pemberdayaan, demokrasi, keadilan, kebebasan, dan kesempatan partisipatif sebagai berikut:

a. Melibatkan peserta didik b. Mengajarkan keadilan c. Memberikan kebebasan

d. Mengembangkan potensi peserta didik

(8)

2.4 Masalah yang dapat dikaji melalui PTK

Tidak semua masalah pembelajaran dapat dikaji dan dipecahkan melalui PTK. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu guru harus memiliki perasaan ketidakpuasan terhadap praktik pembelajaran, berani dan jujur terhadap diri sendiri dan tindakannya dalam pembelajaran, serta memahami kelemahan dari pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut harus disadari, dipahami, dan menjadi kepedulian guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang berkesinambungan, karena tidak semua masalah yang dihadapi dalam pembelajaran dapat dijadikan topic PTK.

Masalah-Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut.

Ary, dkk (2010:520) menyebutkan lima kategori masalah yang dapat diangkat dalam penelitian tindakan, yaitu:

1. Masalah yang timbul dari keinginan untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti bisa berputar di sekitar kebutuhan yang dirasakan perlu, seperti meningkatkan perbaikan lingkungan kelas untuk belajar, meningkatkan interaksi interpersonal di antara siswa, atau peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan refleksi diri.

(9)

3. Masalah yang muncul dari keinginan untuk mengadaptasi strategi-strategi pengajaran atau penilaian (asesmen). Pertanyan-pertanyaan yang ada seperti bagaimana mendorong pembelajaran aktif, membimbing siswa dalam mengevaluasi diri, atau mengimplementasikan sebuah pendekatan pembelajaran khusus.

4. Masalah yang muncul dari keinginan seseorang untuk mencari hubungan antara keyakinan dan praktik dalam kelas atau untuk menguji keterkaitan cara mengajar dengan apa atau siapa yang mempengaruhi cara mengajar terebut.

5. Masalah yang timbul dari isu-isu dalam konteks sekolah yang lebih besar atau masyarakat. Pertanyaan mungkin berurusan dengan program pengembangan sekolah, implementasi, atau evaluasi; cara untuk melibatkan keluarga dan anggota-anggota komunitas di sekolah; atau pendekatan untuk menyelesaikan ketegangan antara kelompok-kelompok di sekolah atau masyarakat yang mempengaruhi fungsi sekolah.

2.5 Pengklasifikasian Penelitian Tindakan Kelas

Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4) PTK eksperimental (Chein, 1990). Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut.

(10)

contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.

2. PTK Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.

3. PTK Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.

4. PTK Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.

(11)

1) Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/ laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di dalam hati, atau ketika mereka sedang mengikuti kerja bhakti di luar sekolah.

2) Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata., atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.

3) Unsur materi pelajaran, dapat dicermati urutan materi tersebut ketika disajikan kepada siswa, meliputi pengorganisasiannya, cara penyajiannya, atau pengaturannya.

4) Unsur peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas.

5) Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus di capai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain.

6) Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa dirumahnya. Informasi tentang lingkungan ini dikaji bukan untuk dilakukan camput tangan, tetapi digunakan sebagai pertimbangan dan bahan untuk pembahasan. 7) Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan, tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa dan sebagainya.

(12)

Secara garis besar dari beberapa model PTK yang telah dijelaskan di atas, terdapat 4 tahapan yang biasa dilalui pada PTK yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Adapun perincian dari tiap tahap adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti menentukan fokus permasalahan yang akan diteliti, kemudian membuat perangkat pembelajaran serta instrumen pengamatan untuk menjaring data dan fakta yang terjadi pada waktu proses tindakan berlangsung. Secara rinci tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

 Mengidentifikasi dan menganalisis masalah. Masalah tersebut harus diangkat dari permasalah di lapangan, masalahnya harus penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran.

 Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan menjadi latar belakang PTK Merumuskan masalah secara jelas, berupa kalimat pertanyaan.

 Menentukan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah dan memilih tindakan yang paling tepat.  Membuat intrumen pengumpul data dan menentukan indikator keberhasilan tindakan.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, strategi dan rencana pembelajaran yang telah disiapkan pada tahap perencanaan, dilaksanakan. Pada tahap ini guru harus ingat dan mentaati apa yang dirumuskan dalam rencana pembelajaran, berlaku wajar dan tidak dibuat-buat. 3) Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan pengamatan dan pencatatan semua hal yang diperlukan dan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data dilakukan dengan bantuan format observasi yang telah dipersiapkan, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis, prentasi, nilai tugas dll) atau data kualitatif (keaktifan siswa, antusiasme siswa, mutu diskusi yang dilakukan, kreatifitas siswa dll).

(13)

Tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

2.8 Praktik Pelaporan Hasil PTK

Praktik pelaporan atau peyusunan laporan PTK perlu mengikuti sistematika laporan pada umumnya yang dalam garis besarnya dapat di bagi kedalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian penutup.

a) Bagian Awal

Bagian awal laporan PTK berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar table.

 Halaman Judul

Singkat padat (maksimal 22 kata); spesifik; dan cukup jelas; dan cukup jelas menggambarkan masalah yang akan di teliti, tindakan untuk mengatasinya, hasil yang di harapkan dan tempat penelitian.

 Halaman Pengesahan

Ditanda tangani oleh ketua peneliti, kepala sekolah, dan pembimbing atau pendamping (jika ada), sebagai keterangan bahwa laporan PTK yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan.

 Abstrak

Abstrak merupakan kepadatan (sari) dari hasil penelitian yang memuat latar belakang, tujuan penelitian, metode, hasil penelitian, dan kesimpulan yang ditik satu spasi, dan di rumuskan dalam satu paragraf dengan jumlah kata kurang lebih 200 kata atau sebanyak satu halaman.

(14)

Menjelaskan asal-usul mengapa masalah PTK ini di angkat sebagai topik penelitian, faktor-faktor lingkungan yang memberi arti pentingnya penelitian, kedudukan PTK dalam pemecahan masalah pembelajaran, serta secerah harapan kepada pihak-pihak yang membaca laporan penelitian.

 Daftar Isi

 Daftar Gambar

 Daftar Lampiran

 Daftar Tabel

b) Bagian Isi

Bagian isi memuat lima bab penting, yakni pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta simpulan serta saran.

 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

(15)

2. Identifikasi dan pembatasan masalah

Asumsi kami, identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir masalah. Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan(observasi, survey, dsb). Dari berbagai masalah selanjutnya diadakan pembatasan masalah, mana saja yang menjadi perhatian dalam PTK.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai (umum dan khusus) dirumuskan dengan jelas sesuai masalah yang dikemukakan sehingga menunjukkan tingkat efektifitas (atau in-efektifitas) dari suatu perlakuan tertentu sehingga menjadi input atau informasiyang berharga untuk memperbaiki aturan atau praktik pembelajaran.

4. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas, Guru atau peneliti secara tidak langsung akan mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran (suplemen buku ajar, desain pembelajaran, perangkat keras dan atau perangkat lunak praktikum, alat evaluasi, dan lain-lain) yang koheren dengan teori yang mendasari tindakan. Rumuskan manfaat perangkat-perangkat pembelajaran tersebut kaitannya dengan upaya melakukan perbaikan pembelajaran. Di samping itu, Guru atau peneliti akan berhasil mengeksplorasi atau mengungkap temuan data atau fakta empiris. Lakukan prediksi terhadap data atau fakta empiris tersebut dan rumuskan manfaatnya. Semua manfaat yang dirumuskan tersebut dispesifikasi untuk siswa, Guru, peneliti, sekolah, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

(16)

Berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai dan sejalan dengan tujuan penelitian yang di cari jawabannya dalam penelitian

6. Hipotesis Tindakan

Berisi jawaban sementara dari masalah yang dihadapi, sebagi alternative tidakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dipilih melalui PTK.

7. Sistematika Penulisan

Berisi tentang penjelasan sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas, terutama yang berkaitan dengan isi bab I. pendahuluan sampai bab V. simpulan dan saran

 BAB II KAJIAN PUSTAKA

Membahas kajian teoritis dan empiris yang dilaporkan dalam jurnal, majalah, situs internet, buku teks atau laporan penelitian terdahulu, sejalan dengan rumusan dan hipotesis tindakan.

 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menguraikan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan secara rinci, mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi refleksi yang bersifat siklus.

 BAB IV HASIL PEMBAHASAN

Mengolah data lapangan sesuai dengan yang dituntut oleh penelitian, sehingga terbuka kesempatan untuk menarik pengertian dan penafsiran secara tepat dan signifikan. Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk siklus yang di laksanakan dalm PTK dan setiap siklus dilaporkan secara lengkap, mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan.

(17)

Merumuskan secara ringkas jawaban atas masalah dan hipotesis yang di teliti, seta tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah sesuai dengan siklus yang dikembangkan.

c) Bagian Penutup

Bagian penutup laporan PTK berisi tentang daftar rujukan dan lampiran-lampiran. 1. Daftar Pustaka

Yang dicantuman hanya buku teks, juranal, majalah, atau artikel yang benar-benar di jadikan rujukan, dan disusun secara alfabetis.

Semua pustaka yang dirujuk guna mendukung penelitian yang dilaksanakan harus dituliskan pada bagian ini. Daftar pustaka ditulis secara konsisten mengikuti urutan abjad dan mengikuti aturan tertentu, misalnya American Psychology Association (APA).

 Untuk buku teks :

a) Nama penulis (dibalik), judul buku (tulis miring), kota penerbit : Nama Penerbit.

b) Jika sumber bacaan (buku atau lainnya) tidak ada nama penulis, maka nama penulis diganti dengan “Anonim”.  untuk jurnal / majalah: nama Penulis, Tahun, Judul Tulisan, Nama jurnal / majalah (huruf miring), No., Volume.  Hasil Penilitian / Laporan Penelitian

(18)

2. Lampiran

Melampirkan biodata penulis dan data penunjang hasil penelitian.

BAB III KESIMPULAN

(19)

1. Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat diartikan sebagai upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.

2. Secara umum penelitian tindakan kelas bertujuan untuk:

 Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

 Meningkatkan layanan professional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

 Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

 Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

 Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

3. Berbagai karakteristik PTK yang membedakannya dari penelitian formal yang lain dapat diidentifikasi sebagai berikut.  Berawal dari kerisauan kinerja guru, situasional, praktis, dan secara langsung berkaitan dengan pembelajaran.

 Bertujuan memperbaiki, meningkatkan, dan memberikan kerangka kerja yang teratur terhadap pemecahan masalah pembelajaran,

 Fleksibel dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan mengabaikan pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap, pengujian dan pembaharuan dalam pembelajaran.

 Kolaboratif dan partisipatif sehingga guru sebagai peneliti ambil bagian secara langsung dalam melaksanakan penelitian.  Self-evaluatif, yaitu modifikasi secara kontinu dievaluasi dalam situasi yang ada dengan tujuan akhirnya untuk memperbaiki

dan meningkatkan praktik pembelajaran.

 Fokus penelitiannya pada pembelajaran sehingga proses dan pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh guru atau bersama peserta didik secara desentrasilsasi dan deregulasi.

(20)

 Peneliti tindakan kelas mengembangkan pemberdayaan, demokrasi, keadilan, kebebasan, dan kesempatan partisipatif sebagai berikut:

o Melibatkan peserta didik o Mengajarkan keadilan o Memberikan kebebasan

o Mengembangkan potensi peserta didik

 Mengembangkan suatu model pembelajaran, baik sebagian maupun menyeluruh.

4. Tidak semua masalah pembelajaran dapat dikaji dan dipecahkan melalui PTK. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu guru harus memiliki perasaan ketidakpuasan terhadap praktik pembelajaran, berani dan jujur terhadap diri sendiri dan tindakannya dalam pembelajaran, serta memahami kelemahan dari pembelajaran yang dilakukannya.

5. Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4) PTK eksperimental (Chein, 1990).

6. Unsur-unsur PTK :

 Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/ laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di dalam hati, atau ketika mereka sedang mengikuti kerja bhakti di luar sekolah.

 Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata., atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.

(21)

 Unsur peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas.

 Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus di capai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain.

 Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa dirumahnya. Informasi tentang lingkungan ini dikaji bukan untuk dilakukan camput tangan, tetapi digunakan sebagai pertimbangan dan bahan untuk pembahasan.

 Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan, tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa dan sebagainya.

7. Secara garis besar dari beberapa model PTK yang telah dijelaskan di atas, terdapat 4 tahapan yang biasa dilalui pada PTK yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi.

8. Praktik pelaporan atau peyusunan laporan PTK perlu mengikuti sistematika laporan pada umumnya yang dalam garis besarnya dapat di bagi kedalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian penutup.

3.2 Saran

(22)

LAMPIRAN 1) Indriani sira

Apa yang dimaksud dengan filsafat pragmatisme? 2) Sukriadi

Apakah penelitian tindakan kelas dapat diterapkan di kurikulum 2013? 3) Yeni astuti

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian tersebut menggunakan model pembelajaran Discovery Learning untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep peserta didik, kemampuan analogi

Dribbling termasuk salah satu teknik dasar dalam bermain sepakbola yang harus dikuasai dan dimiliki oleh pemain sepakbola. Dengan menganalisa kegiatan latihan di SSB Pelangi,

e. Pemeriksa Tindak Pidana Khusus, Perdata dan Tata Usaha Negara; f. Kelompok Jabatan Fungsional. Pemeriksa tindak pidana umum sesuai dengan Pasal 571 Perpres 38 tahun 2010

Berapa luas lahan yang digunakan untuk mengelola bambu

Selain itu, manfaat daun sirsak lainnya adalah : mampu meningkatkan energi di dalam tubuh, mencegah radikal bebas, meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Sesuai dengan keputusan menteri kehutanan nomor 101/KPR-V/1996 hutan rakyat adalah hutan yang tumuh diatas tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya dengan ketentuan

Data yang telah di peroleh peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa dari jumlah 30 peserta didik yang tuntas terdapat 8 siswa dengan presentase 27% dan siswa yang belum tuntas