• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi HbA1c dengan Profil Lipid pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi HbA1c dengan Profil Lipid pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP. H. Adam Malik Tahun 2014"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang dikategorikan berupa hiperglikemia yang disebabkan oleh rusaknya sekresi

insulin, penggunaan insulin, ataupun keduanya. Hiperglikemia kronik dengan diabetes berkorelasi kerusakan yang panjang, disfungsi, dan gagalnya organ

seperti mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (American Diabetes Association, 2012).

Berdasarkan data epidemiologi, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 miliar penduduk dunia yang berusia 20-79 tahun menderita DM pada tahun 2003 dan pada tahun 2025. Di Indonesia, WHO memperkirakan terjadi peningkatan penderita diabetes dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta penderita pada tahun 2030. Sementara itu, menurut data International Diabetes Federa tion (IDF) menjelaskan, bahwa prevalensi penyakit DM menempati penyakit ke-4 di dunia (PERKENI, 2011).

Berdasarkan survei yang telah dilakukan peneliti didapatkan jumlah pasien diabetes melitus tipe 2 yang dirawat inap 289 orang. Sedangkan jumlah pasien yang dirawat jalan 7696 orang (RSUPHAM, 2015).

Penelitian lain juga menyebutkan diabetes melitus tipe 2 (sekunder) dikaitkan dengan berbagai pola dislipidemia. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan HbA1c dan dislipidemia adalah faktor risiko terhadap penyakit jantung. DM tipe 2 berkorelasi dengan dislipidemia merupakan perkembangan dari premature atherosclerosis, macrovascular complications, dan tingginya angka kematian serta kecacatan penyakit jantung pembuluh darah dan saraf

(Nikitov, et al., 2014).

(2)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Kumar didapatkan bahwa pada pasien diabetes mellitus tipe 2 ditemukan peningkatan HbA1c dengan 59% mengalami hiperkolesterolemia, 53% mengalami hipertrigliserida, 98% abnormal kadar LDL dan 65% mengalami penurunan kadar HDL (Singh & Kumar, 2011).

Menurut Ram dkk, penelitian mereka pada penderita diabetes melitus tipe

2 dengan kontrol glikemik yang buruk didapati hiperkolesterolemia 27,89%, hipertrigliserida 63,26%, penurunan HDL-C 15,6%, dan peningkatan LDL-C

47,6%. Hal ini diperkuat dengan adanya korelasi bermakna antara HbA1c dengan TC (p=0,017), LDL-C (p=0,015), LDL-C/HDL-C ratio (p=0,011), Non-HDL-C (p=0,011). Tapi pada penelitian tidak didapatkan korelasi bermakna antara HbA1c dengan penurunan HDL-C (p=0,596) (Ram et al., 2011).

Menurut Meenu, Jayendrasinh, dan Neeta dengan sampel 150 pasien diabetes melitus tipe 2 dibagi dua kelompok berdasarkan kontrol glikemik (HbA1c). Kelompok pertama dengan kontrol glikemik yang baik (HbA1c <7%) berjumlah 70 orang kontrol glikemik yang buruk (HbA1c >7%) berjumlah 80 orang. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa HbA1c bisa digunakan untuk memprediksi kadar lipid pasien diabetes melitus tipe 2 (Meenu, Jayendrasingh, & Neeta, 2013).

Menurut Samatha, Prabodh, Chrowdary, dan Ravi pada 50 sampel dengan penderita DM tipe 2 didapatkan hiperkolesterolemia 52%, hipertrigliserida 48%, penurunan HDL-C 66% dan peningkatan LDL-C 60%. 72% sampel hanya mengalami satu parameter abnormal lipid, 22% mengalami dua atau lebih mengalami parameter abnormal lipid (Samatha, et al., 2012).

Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Sheikpour, Sadeghian, Porhoussein, dan Rajabi tidak didapatkan korelasi bermakna antara HbA1c

dengan profil lipid pada penderita DM tipe 2. Berikut adalah hasil yang didapatkan peneltian tersebut HbA1c dengan TC (r=0,2, p=0,06), HbA1c dengan TG (r=-0,14, p=0,2), HbA1c dengan HDL (r=-0,14, p=0,25), dan HbA1c dengan LDL (r=0,2, p=0,08) (Sheikpour, et al., 2013).

(3)

Oleh karena itu, jika kendali glikemik yang buruk bisa dilihat melalui pemantauan kadar HbA1c maka diperkirakan memiliki kontribusi terhadap perubahan profil lipid pada pasien diabetes melitus tipe 2. Sehingga, peneliti tertarik untuk meneliti korelasi antara HbA1c dengan profil lipid pada penderita DM tipe 2 di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana

korelasi antara HbA1c dengan profil lipid pada penderita DM tipe 2 di RSUP H. Adam Malik dari 1 Januari sampai 30 Desember 2014.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.3.1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara HbA1c dengan profil lipid pada penderita DM tipe 2 di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014.

1.3.2. Tujuan khusus

Yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Menganalisis korelasi kadar HbA1c dengan kadar kolesterol total pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014.

2. Menganalisis korelasi kadar HbA1c dengan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014.

3. Menganalisis korelasi kadar HbA1c dengan kadar kolesterol HDL pada

penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014.

4. Menganalisis korelasi kadar HbA1c dengan kadar kolesterol LDL pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014.

(4)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang korelasi antara HbA1c dengan profil lipid pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014.

2. Menjadi pedoman bagi petugas kesehatan dalam mengedukasi penderita diabetes melitus.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti.

4. Memberikan informasi dan masukan bagi peneliti selanjutnya yang

terkaittentang korelasi HbA1c dengan profil lipid pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Dalam rangka penyelesaian studi, maka kami memohon dengan hormat agar mahasiswa yang bersangkutan diberi izin untuk mengadakan penelitian skripsi di kantor/lembaga

Penulisan ini membahas tentang penggunaan Router sebagai alat yang igunakan untuk menghubungkan dan mengatur komunikasi antar jaringan dalam satu kesatuan jaringan yang berskala

AKTXYWG 9SVRKSKTYGYOL JOXZXZT HKWJGXGWQGT VGJG A@:=&gt; 999# AKTXYWG &lt;9@9 )'(,$ )'(0# JGT AKTXYWG ;UUWJOTGYOL ;K4KVZYOGT HOJGTM 9RSZ @KTMKYGNZGT CKQTOQ )'(,$ )'(0# ]GTM

Sasaran kegiatan yang akan dicapai pada tahun kedua yaitu tahun 2013 adalah (1) Dilakukan proses optimasi pembuatan NPI dari bahan baku bijih laterit(saprolit dan limonit) dalam

Namun seiring dengan perkembangan jaman dan semakin pentingnya komunikasi maka masyarakat pun menginginkan komunikasi yang lebih fleksibel, maka dikembangkanlah berbagai macam

Kegiatan penelitian UPT BPML - LIPI pada Tahun Anggaran 2015 dari berbagai sumber.. pendanaan disajikan pada