BAB I V
ANALI SA DAN PEMBAHASAN
A. Proses Dan Data Hasil Penelitian.
Embung kecil Oelomin terletak di Desa Oelomin, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten
Kupang. Embung tersebut dibangun pada tahun 1992 dengan dana APBD I dengan
tujuan pembangunannya adalah mendekatkan pelayanan air bersih kepada
masyarakat terutama pada musim kemarau. Hal ini dikarenakan masyarakat pada
Desa Oelomin yang terdiri dari dua Dusun yaitu Dusun Oelomin dan Dusun Nenup
pada saat musim kemarau sangat sulit mendapatkan air bersih dalam jumlah yang
memadai serta jarak pengambilan cukup jauh
±
7 km (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan).B. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat.
Masyarakat pada daerah ini memiliki mata pencaharian dari pertanian lahan
kering dengan tingkat pendidikan serta penghasilan dari masyarakat setempat cukup
minim. Jumlah penduduk pada awal pembanguan embung (Tahun 1992) Dusun
Oelomin 130 Orang (memperoleh Air dari jaringan pipa I , BM1, BK dan BH) dan Dusun
Nenup 355 Orang (memperoleh air dari jaringan pipa I I , BM2, BM3 Dan BM4) seperti
terlihat pada Tabel 4.1, (lampiran I I I .1).
Berdasarkan hasil perencanaan yang dilakukan perencanaan jaringan pipa
embung Oelomin tidak melayani ternak dan kebun pada Dusun Nenup, ternak dan
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Dan Usaha Pada Dusun Oelomin Dan Dusun
Nenup ( Tahun 1992) .
NO Dusun
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Kepala
Keluarga
Lahan Usaha
Ternak
Keterangan
1 Oelomin 130 Orang 26.00 KK 0.52 Ha 520 ekor BM1, BK, BH
2 Nenup 355 Orang 71.00 KK 1.42 Ha 1420 ekor BM2, BM3, BM4
JUMLAH
485 Orang 97.00 KK 1.94 Ha 1940 ekorSumber : Hasil Analisa ( 2004) .
Pembangunan embung kecil Oelomin, diharapkan dapat melayani masyarakat
pada dusun Oelomin dan dusun Nenup sampai pada tahun 1912 (Sumber : Laporan Akhir Perencanaan Embung Kecil Oelomin). Oleh karena itu prediksi pertumbuhan jumlah penduduk
±
9.90 % / tahun dan seperti terlihat pada Tabel 4.2, (lampiran I I I .2dan lampiran I I I .3.).
Tabel 4.2. Prediksi Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga Pada Tahun
2012.
JUMLAH PENDUDUK
( Jiw a)
JUMLAH KEPALA
KELUARGA
( KK)
NO DUSUN
1992 2012 1992 2012
Keterangan
1 Oelomin 130,00 859 26,0 172 BM1
2 Nenup 120,00 793 24,0 159 BM2
3 Nenup 115,00 760 23,0 152 BM3
4 Nenup 120,00 793 24,0 159 BM4
Tabel 4.3. Prediksi Jumlah Ternak Dan Kebun Pada Tahun 2012.
JUMLAH TERNAK
( Ekor)
JUMLAH KEBUN
( Ha)
NO DUSUN
1992 2012 1992 2012
Bak Layanan
1 Oelomin 520.00 3435.24 0.52 3.44 BH, BK, BM1
2 Nenup 342.86 3170.99 0.34 3.17 BM2
3 Nenup 328.57 3038.87 0.33 3.04 BM3
4 Nenup 342.86 3170.99 0.34 3.17 BM4
Sumber : Hasil Analisa ( 2004) .
C. Gambaran Umum Jaringan Pipa.
Jaringan pipa pada embung Oelomin terdiri dari dua jaringan pipa (gambar
4.3). Jaringan pipa 1 terdiri dari 1 (satu) bak Kebun, 1 (satu) bak hewan serta 1
(satu) bak manusia yang melayani ± 26 KK (± 130 orang), ternak sebanyak 520 ekor
serta kebun seluas 0,52 ha di dusun Oelomin, sedangkan jaringan pipa 2 terdiri dari 3
(tiga) bak manusia yang melayani 71 KK (± 355 orang) di dusun Nenup.
Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan masyarakat pengguna air
yang berada disekitar lokasi pada saat dilaksanakan survey terdapat beberapa bak
yang tidak berfungsi (bak kosong tidak terdapat aliran air), hal ini terdiri dari bak
manusia (BM1) dan bak hewan (BH1) pada jaringan pipa 1 dan bak manusia (BM2 dan
D. Analisa Kebutuhan Air
Kebutuhan air berdasarkan Pusat Penelitian Dan Pengembangan (Puslitbang
Pengairan) (Sumber : Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil Untuk Daerah Semi
Kering Di I ndonesia) untuk keperluan penduduk, ternak dan kebun (pekarangan)
pada suatu kelompok masyarakat pemakai air embung, adalah :
•
Kebutuhan air untuk penduduk Qp = 150.00 L/ hari/ KK•
Kebutuhan air untuk ternak Qt = 200.00 L/ hari/ KK•
Kebutuhan air untuk kebun Qk = 450.00 L/ hari/ KKBerdasarkan kebutuhan air tersebut diatas, maka kapasitas debit kebutuhan pada
Tahun 2012 untuk masing - masing jaringan pipa dapat dilihat pada Tabel 4.4.
(Lampiran I I I -4).
Tabel 4.4. Kapasitas Debit Kebutuhan Pada Tahun 2012
KAPASI TAS
( Liter/ Detik)
NO JARI NGAN/
BAK
Liter/ Detik m3/ Detik
Keterangan
I
JARI NGAN PI PA I
1 Bak Manusia (BM = Q5) 0.2982 0.000298 Pipa 5
2 Bak Kebun (BK = Q3) 0.8946 0.000895 Pipa 3
3 Bak Hewan (BH = Q4) 0.3976 0.000398 Pipa 4
4 Q2 = Q5 + Q4 0.6958 0.000696 Pipa 2
5 Q1 = Q2 + Q3 1.5904 0.001590 Pipa 1
I I
JARI NGAN PI PA I I
1 Bak Manusia (BM2 = Q7) 0.2753 0.000275 Pipa 7
2 Bak Manusia (BM3 = Q9) 0.2638 0.000264 Pipa 9
3 Bak Manusia (BM4 = Q10) 0.2753 0.000275 Pipa 10
4 Q8 = Q9 + Q10 0.5391 0.000539 Pipa 8
5 Q6 = Q7 + Q8 0.8143 0.000814 Pipa 6
E. Deskripsi Jaringan Pipa
Berdasarkan data yang digambarkan pada Bab I V bagian C, dapat dilakukan
analisis hidrolik terhadap jaringan pipa I dan Jaringan pipa I I . Data pendukung dalam
analisis ini adalah data primer dan data sekunder, dibawah ini dapat dilihat data –
data dari jaringan pipa 1 dan pipa I I .
1. Elevasi Muka Air Yang Ditinjau Pada Embung Oelomin.
a. Elevasi Muka Air Normal (MAN) = + 518.500 m
b. Elevasi Muka Rendah (MAR). = + 514.430 m
2. Jaringan Pipa I (Wilayah Layanan Dusun Oelomin).
a. Pipa 1 ; Panjang (L1) = 322.00 m ; Diameter (D1) = 1.25 '' = 0.03175 m
b. Pipa 2 ; Panjang (L2) = 216.00 m ; Diameter (D2) = 1.25 '' = 0.03175 m
c. Pipa 3 ; Panjang (L3) = 102.00 m ; Diameter (D3) = 1.25 '' = 0.03175 m
d. Pipa 4 ; Panjang (L4) = 30.00 m ; Diameter (D4) = 1.25 '' = 0.03175 m
e. Pipa 5 ; Panjang (L5) = 58.00 m ; Diameter (D5) = 1.25 '' = 0.03175 m
f. Bak Kebun (BK) Dengan Posisi Elevasi Kran = + 502.250 m
g. Bak Hewan (BH) Dengan Posisi Elevasi Kran = + 505.800 m
h. Bak Manusia (BM) Dengan Posisi Elevasi Kran = + 507.100 m
I . Elevasi Joint I I (Pipa 1, Pipa 2 Dan Pipa 3) = + 511.800 m
I . Elevasi Joint I V (Pipa 2, Pipa 4 Dan Pipa 5) = + 510.000 m
j. Percepatan Grafitasi (g) = 9.81 m/ Dtk2 h. Koefisien Gesekan Pipa (f) = 0.02
3. Jaringan Pipa I I (Wilayah Layanan Dusun Nenup)
a. Pipa 6 ; Panjang (L6) = 1006.00 m ; Diameter (D1) = 1.25 '' = 0.03175 m
b. Pipa 7 ; Panjang (L7) = 38.00 m ; Diameter (D2) = 1.25 '' = 0.03175 m
c. Pipa 8 ; Panjang (L8) = 135.00 m ; Diameter (D3) = 1.25 '' = 0.03175 m
d. Pipa 9 ; Panjang (L9) = 57.00 m ; Diameter (D4) = 1.25 '' = 0.03175 m
e. Pipa 10 ; Panjang (L10) = 209.00 m ; Diameter (D5) = 1.25 '' = 0.03175 m
f. Bak Manusia (BM2) Dengan Posisi Elevasi Kran = + 498.000 m
h. Bak Manusia (BM4) Dengan Posisi Elevasi Kran = + 485.690 m
Analisis jaringan pipa, baik pada jaringan pipa I maupun jaringan pipa I I
menggunakan data - data primer dan sekunder sesuai dengan kondisi yang ada di
lapangan. Analisis jaringan pipa ini dilakukan terhadap 2 (Dua) kondisi muka air di
embung yaitu kondisi Muka Air Normal (MAN) + 518.50, Kondisi Muka Air Rendah
(MAR) + 514.430
1. JARI NGAN PI PA I
a) . Kondisi Muka Air Rendah ( MAR) + 514.43 m
Untuk mendapatkan nilai - nilai kehilangan energi (hf) dan nilai - nilai kapasitas
(Q), digunakan sistem coba - coba yaitu dengan memasukan nilai P2/
γ
+ Z2.Dengan Gambar 4.4. I dealisasi Jaringan Pipa 1 Untuk Pipa 1, 2 Dan Pipa 3 Kondisi Muka Air RendahDan Muka Air Normal
menggunakan prinsip tiga kolam, dilakukan analisis terhadap pipa 1, pipa 2 dan pipa
3 pada tabel - tabel berikut ini.
Tabel 4.5. Coba P
2/
γ
+ Z
2= 513.00 m
( Coba I )
kekurangan kapasitas debit (Q) sebesar 1.661 l/ dtk, hal ini menunjukan bahwa
kapasitas debit (Q) pada pipa 1 yang harus didistribusikan pada pipa 2 dan pipa 3
tidak sebanding atau kapasitas debit pada pipa 1 lebih kecil dari pada kapasitas debit
pada pipa 2 dan pipa 3 dengan kata lainnya terjadi aliran atau tekanan negatif
Dari Tabel 4.6. Terlihat bahwa dengan mengambil P2/
γ
+ Z2 = + 511,80 m (kondisilapangan), terdapat kekurangan kapasitas debit (Q) sebesar 1.356 l/ dtk, hal ini
menunjukan bahwa kapasitas debit (Q) pada pipa 1 yang harus didistribusikan pada
pipa 2 dan pipa 3 terjadi tekanan negatif dalam pipa.
b) . Kondisi Muka Air Normal ( MAN) + 518.50 m
Tahapan analisis dilakukan dengan cara yang sama pada kondisi Muka Air
Rendah (MAR) yaitu dengan memasukan nilai P2/
γ
+ Z2 dengan menggunakan sistemcoba - coba untuk mendapatkan nilai kehilangan energi (hf) dan kapasitas debit (Q).
Analisis selanjutnya dapat dilihat pada tabel - tabel dibawah ini.
Tabel 4.7. Coba P
2/
γ
+ Z
2=
515.50
m
( Coba I )
LPI PA φPI PA Q V PERS. KONTI NUI TAS
PI PA hf
( m) ( I nchi) ( m) ( m3/ dtk) ( Ltr/ dtk) ( m/ dtk) PADA NODE 2 Q1 = Q2 + Q3
PI PA 1 3.00 m 322.00 1.25 '' 0.03175 4.26E-04 0.42650 0.54
Q1 = 0.426 Ltr/ Dtk
Q2 = 0.705 Ltr/ Dtk
PI PA 2 5.50 m 216.00 1.25 '' 0.03175 7.05E-04 0.70508 0.89
Q3 = 1.593 Ltr/ Dtk
ΔQ = -1.871 PI PA 3 13.25
m 102.00 1.25 '' 0.03175 1.59E-03 1.59254 2.01
TI DAK OKE
Tabel 4.8. Coba P
2/
γ
+ Z
2=
511.80
m
( Coba I I )
LPI PA fPI PA Q V PERS. KONTI NUI TAS PI PA hf
( m) ( I nchi) ( m) ( m3/ dtk) ( Ltr/ dtk) ( m/ dtk) PADA NODE 2
Q1 =
Q2 + Q3
PI PA 1 6.70 m 322.00 1.25 '' 0.03175 6.37E-04 0.63737 0.81
Q1 = 0.637 Ltr/ Dtk
Q2 = 0.403 Ltr/ Dtk
PI PA 2 1.80 m 216.00 1.25 '' 0.03175 4.03E-04 0.40336 0.51
Q3 = 1.352 Ltr/ Dtk
DQ = -1.118 PI PA 3 9.55 m 102.00 1.25 '' 0.03175 1.35E-03 1.35203 1.71
TI DAK OKE
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Dari Tabel 4.7. dan Tabel 4.8. Terlihat bahwa pada kondisi muka air normalpun selalu
terjadi tekanan negatif didalam pipa (pengaliran tidak seimbang) atau tidak
memenuhi persamaan kontinuitas, dimana terjadi kekurangan debit masing - masing
sebesar 1.871 Liter/ Detik dan 1.118 Liter/ Detik.
c. Solusi Pemecahan Untuk Jaringan Pipa I
Hasil analisis sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, terutama diameter
pipa yang terpasang mulai dari embung sampai pada bak - bak layanan mempunyai
diameter pipa yang seragam oleh karena itu untuk solusi pemecahan adalah dengan
merubah dimensi pipa.
Asumsi Awal untuk merubah dimensi pipa berdasarkan kehilangan energi yang
paling mungkin untuk setiap pipa diambil titik tinjauan pada beda elevasi atau energi
pada masing - masing joint (Gambar 4.4), yaitu Joint 2 Dan Joint 4 pada kondisi muka
Kehilangan - kehilangan energi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
hf1 = 514.43 m - 511.80 m
= 2.63 m
hf2 = 511.80 m - 510.00 m
= 1.80 m
hf3 = 511.80 m - 502.25 m
= 9.55 m
hf4 = 510.00 m - 505.80 m
= 4.20 m
hf5 = 510.00 m - 507.10 m
= 2.90 m
Syarat yang harus dipenuhi agar diameter pipa yang cocok untuk dapat mengalirkan
kapasitas debit (Q) pada setiap pipa adalah kehilangan energi yang diisyaratkan
tersebut harus lebih besar dari kehilangan energi hasil analisis atau sebaliknya dengan
persamaan yang digunakan adalah :
8.0 x f x L hf =
g x
π
2 xD5 Q2
•
PI PA 1
hf1 = 2.63 m
8 x f1 x L1
hf1 =
g x
π
2 x D15Q12
≤
2.638 x 0.02 x 322.00 2.63 =
9.81 x 9.8696 x D15
Q12
254.639 D15 = 51.52 Q12
D1
≥
0.20232584 Q12 ………..(4.1)•
PI PA 5
Berdasarkan persamaan - persamaan tersebut diatas dan debit kebutuhan pada tabel
4.3. Diperoleh diameter pipa seperti pada tabel 4.9 lihat juga lampiran I I I - 6.
Tabel 4.9. Diameter Pipa Yang Direncanakan.
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Dari diameter tersebut diatas (Tabel 4.9) dan debit kebutuhan, dilakukan kontrol
terhadap kehilangan energi dengan syarat bahwa kehilangan energi hasil perhitungan
harus lebih kecil dari kehilangan energi yang diisyaratkan ; hasil analisis dapat dilihat
pada tabel 4.10 dan tabel 4.11,.
Tabel 4.10. Kehilangan Energi ( hf) Hasil Analisis Untuk Joint I I
Q LPIPA φPIPA hf V
PERS. KONTINUITAS
PIPA
(m3/dtk) (Ltr/dtk) (m) (Inchi) (m) (m) (m/dtk) PADA NODE 2
Q1 = Q2 + Q3
PIPA 1 1.6E-03 1.5904 322.00 2.250 0.05715 2.21 m 0.62
Q1 = 1.590 Ltr/Dtk
Q2 = 0.696 Ltr/Dtk
PIPA 2 7.0E-04 0.6958 216.00 2.000 0.05080 0.51 m 0.34
Q3 = 0.895 Ltr/Dtk
Δ
Q = 0.000
PIPA 3 8.9E-04 0.8946 102.00 1.250 0.03175 4.18 m 1.13
OKE
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Kontrol :
hfHitung
≤
hfSyarathf1 Hitung
≤
Hf1 Syarat ; 2.21 m < 2.63 m OK ! Syarat Terpenuhihf2 Hitung
≤
Hf2 Syarat ; 0.51 m < 1.80 m OK ! Syarat Terpenuhihf3 Hitung
≤
Hf3 Syarat ; 4.18 m < 9.55 m OK ! Syarat TerpenuhiDengan nilai hf1 = 2.21 m
Maka diperoleh elevasi tekanan pada Joint 2 adalah = 512.22 m
Tabel 4.11. Kehilangan Energi ( hf) Hasil Analisis Untuk Joint I V
Q LPIPA φPIPA hf V
PERS. KONTINUITAS
PIPA
(m3/dtk) (Ltr/dtk) (m) (Inchi) (m) (m) (m/dtk) PADA NODE 2
Q1 = Q2 +Q3
PIPA 2 7.0E-04 0.6958 216.00 2.000 0.05080 0.51 m 0.34
Q1 = 0.696 Ltr/Dtk
Q2 = 0.398 Ltr/Dtk
PIPA 4 4.0E-04 0.3976 30.00 1.000 0.02540 0.74 m 0.78
Q3 = 0.298 Ltr/Dtk
ΔQ= 0.000
PIPA 5 3.0E-04 0.2982 58.00 1.000 0.02540 0.81 m 0.59
OKE
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Kontrol :
hfHitung
≤
hfSyarathf2 Hitung
≤
hf2 Syarat ; 0.51 m < 1.80 m OK ! Syarat Terpenuhihf4 Hitung
≤
hf4 Syarat ; 0.74 m < 4.20 m OK ! Syarat Terpenuhihf5 Hitung
≤
hf5 Syarat ; 0.81 m < 2.90 m OK ! Syarat TerpenuhiDengan nilai hf2 = 0.51 m
Maka diperoleh elevasi tekanan pada Joint 4 adalah = 511.71 m
2. Jaringan Pipa I I
a) .
Kondisi Muka Air Rendah ( MAR) + 514.43 m
Untuk mendapatkan nilai - nilai kehilangan energi (hf) dan nilai - nilai kapasitas
(Q), digunakan sistem coba - coba yaitu dengan memasukan nilai P8/
γ
+ Z8. Denganmenggunakan prinsip tiga kolam, dilakukan analisis terhadap pipa 6, pipa 7 dan pipa
8 pada tabel - tabel berikut ini.
498,00
Tabel 4.12. Coba P
8/
γ
+ Z
8= 498.50 m
( Coba I )
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Dari Tabel 4.12. Terlihat bahwa dengan mengambil P8/
γ
+ Z8 = + 498.50 m,terdapat kekurangan kapasitas debit (Q) sebesar 0.7111 l/ dtk, hal ini menunjukan
bahwa kapasitas debit (Q) pada pipa 6 yang harus didistribusikan pada pipa 7 dan
pipa 8 tidak sebanding atau kapasitas debit pada pipa 6 lebih kecil dari pada kapasitas
debit pada pipa 7 dan pipa 8 dengan kata lainnya terjadi aliran balik atau tekanan
negatif didalam pipa.
Tabel 4.13. Coba P
8/
γ
+ Z
8= 497.20 m
( Coba I I )
Dari Tabel 4.13, terlihat bahwa dengan mengambil P8/
γ
+ Z8 = + 497,20 m(kondisi lapangan), ketidakpastian kapasitas debit (Q) dalam jaringan pipa terutama
pada pipa yang melayani Bak Manusia (BM2), hal ini menunjukan bahwa kapasitas
debit (Q) pada pipa 6 yang harus didistribusikan pada pipa 7 dan pipa 8 terjadi
tekanan negatif dalam pipa. Hal ini disebabkan karena kehilangan tekanan pada pipa
6 sangat besar sedangkan elevasi bak manusia (BM2) berada di atas elevasi node 8.
b) .
Kondisi Muka Air Normal ( MAN) + 518.50 m
Tahapan analisis dilakukan dengan cara yang sama pada kondisi Muka Air
Rendah (MAR) yaitu dengan memasukan nilai P8/
γ
+ Z8 dengan menggunakan sistemcoba - coba untuk mendapatkan nilai kehilangan energi (hf) dan kapasitas debit (Q).
Analisis selanjutnya dapat dilaihat pada tabel - tabel dibawah ini.
Tabel 4.14. Coba P
8/
γ
+ Z
8=
498.50
m
( Coba I )
LPI PA φPI PA Q V PERS. KONTI NUI TAS PI PA hf
( m) ( I nchi) ( m) ( m3/ dtk) ( Ltr/ dtk) ( m/ dtk) PADA NODE 2 Q6 = Q7 + Q8
PI PA 6 20.00 m 1006.0 1.25 '' 0.03175 6.23E-04 0.62302 0.79
Q6 = 0.623 Ltr/ Dtk
Q8 = 0.761 Ltr/ Dtk
PI PA 8 4.00 m 135.00 1.25 '' 0.03175 7.61E-04 0.76058 0.96
Q7 = 0.471 Ltr/ Dtk
ΔQ = -0.609 PI PA 7 0.50 m 44.00 1.25 '' 0.03175 4.71E-04 0.47102 0.59
TI DAK OKE
Tabel 4.15. Coba P
8/
γ
+ Z
8= 497.20 m
( Coba I I )
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Dari Tabel 4.13. dan Tabel 4.14’ terlihat bahwa pada kondisi muka air normal pun
selalu terjadi tekanan negatif didalam pipa (pengaliran tidak seimbang) atau tidak
memenuhi persamaan kontinuitas, dimana terjadi kekurangan debit masing - masing
sebesar 0,609 Liter/ detik dan pada Tabel 4.15 aliran air yang mengalir terjadi tekanan
aliran yang tidak beraturan dimana selisih debit air yang masuk dan aliran air yang
mengalir dalam pipa menuju ketitik tak berhingga.
c) . Solusi Pemecahan Untuk Jaringan Pipa I I
Hasil analisis sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, terutama diameter
pipa yang terpasang mulai dari embung sampai pada bak - bak layanan mempunyai
diameter pipa yang seragam oleh karena itu untuk solusi pemecahan adalah dengan
merubah dimensi pipa serta dengan sistem pengaliran gravitasi yang ada elevasi bak
manusia BM2 dan BM3 lebih tinggi dari elevasi joint sehingga kapasitas debit yang
diharapakn pada pipa 7 dan pipa 9 tidak mengalir hal ini diatasi dengan merubah
letak bak manusia BM2 Dan BM3 ke posisi yang lebih rendah dari elevasi joint yang
ada.
Asumsi Awal untuk merubah dimensi pipa berdasarkan kehilangan energi yang
pada masing - masing joint (Gambar 4.5), yaitu joint 8 dan joint 10 pada kondisi
muka air di embung paling rendah (MAR = + 514.430 m).
Kehilangan - kehilangan energi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
hf6 = 514.43 m - 497.20 m
= 17.23 m
hf8 = 497.20 m - 494.50 m
= 2.70 m
hf7 = 497.20 m - 498.00 m
= -0.80 m Elevasi BM2
dirubah ke elevasi = 495.00 m dengan panjang pipa = 80.00 m Maka ;
hf7 = 497.20 m - 495.00 m
= 2.20 m
hf9 = 494.50 m - 499.50 m
= -5.00 m Elevasi BM3
dirubah ke elevasi = 490.00 m dengan panjang pipa = 90.00 m Maka ;
hf9 = 494.50 m - 490.00 m
= 4.50 m
hf10 = 494.50 m - 485.69 m
= 8.81 m
Syarat yang harus dipenuhi agar diameter pipa yang cocok untuk dapat mengalirkan
kapasitas debit (Q) pada setiap pipa adalah kehilangan energi yang diisyaratkan
tersebut harus lebih besar dari kehilangan energi hasil analisis atau sebaliknya dengan
•
PI PA 6
•
PI PA 9
hf9 = 4.50 m
8.00 x f9 x L9
hf9 =
g x
π
2 x D95Q92
≤
4.508.00 x 0.02 x 90.00 4.50 =
9.81 x 9.8696 x D95
Q92
435.694 D95 = 14.4 Q92
D9
≥
( 0.033050743 Q92 )1/ 5 ………..………..(4.9)•
PI PA 10
hf10 = 8.81 m
8 x f10 x L10
hf10 =
g x
π
2 x D105Q102
≤
8.818.00 x 0.02 x 58.00 8.81 =
9.81 x 9.8696 x D105
Q102
852.991 D105 = 9.28 Q102
Berdasarkan persamaan - persamaan tersebut di atas dan debit kebutuhan pada
Tabel 4.3. Diperoleh diameter pipa seperti pada tabel 4.16.
Tabel 4.16. Diameter Pipa Yang Direncanakan.
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Dari diameter tersebut diatas (Tabel 4.16) dan debit kebutuhan, dilakukan kontrol
terhadap kehilangan energi dengan syarat bahwa kehilangan energi hasil perhitungan
harus lebih kecil dari kehilangan energi yang diisyaratkan ; hasil analisis dapat dilihat
pada Tabel 4.17 dan Tabel 4.18.
Tabel 4.17. Kehilangan Energi ( hf) Hasil Analisis Untuk Joint 8
Q LPIPA φPIPA hf V PERS. KONTINUITAS
Sumber : Hasil Analisa, 2004
P Q
PI PA Deskripsi Qkebutuhan Diameter Pipa Dibulatkan
m3/ Dtk Liter/ Detik (m) (I nchi) (I nchi)
PI PA 6 D6 0.09648592 0.00081431 0.8143 0.03641 1.43 '' 1.50 ''
PI PA 8 D8 0.08262686 0.00053905 0.5391 0.02993 1.18 '' 1.50 ''
PI PA 7 D7 0.07661763 0.00027526 0.2753 0.02253 0.89 '' 1.00 ''
PI PA 9 D
9 0.03305074 0.00026379 0.2638 0.01872 0.74 '' 1.00 ''
Kontrol :
hfHitung
≤
hfSyarathf6 Hitung
≤
hf6Syarat ; 13.73 m < 17.23 m OK ! Syarat Terpenuhihf8 Hitung
≤
hf8 Syarat ; 1.29 m < 2.70 m OK ! Syarat Terpenuhihf7 Hitung
≤
hf7Syarat ; 0.95 m < 2.20 m OK ! Syarat TerpenuhiDengan nilai hf6 = 13,73 m
Maka diperoleh elevasi tekanan pada Joint 8 adalah = 500.70 m
Dengan Tinggi Tekanan P8/
γ
= 3.50 mTabel 4.18. Kehilangan Energi ( hf) Hasil Analisis Untuk Joint 10
Q LPIPA φPIPA hf V PERS. KONTINUITAS
PIPA
(m3/dtk) (Ltr/dtk) (m) (Inchi) (m) (m) (m/dtk) PADA NODE 2
Q8 = Q9 + Q10
PIPA 8 5.4E-04 0.5391 216.00 1.500 0.03810 1.29 m 0.47
Q8 = 0.539 Ltr/Dtk
Q9 = 0.264 Ltr/Dtk
PIPA 9 2.6E-04 0.2638 90.00 1.000 0.02540 0.98 m 0.52
Q10 = 0.275 Ltr/Dtk
ΔQ = 0.000
PIPA 10 2.8E-04 0.2753 209.00 1.000 0.02540 2.48 m 0.54
OKE
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Kontrol :
hfHitung
≤
hfSyarat .hf8 Hitung
≤
hf8 Syarat ; 1.29 m < 2.70 m OK ! Syarat Terpenuhihf9 Hitung
≤
hf9 Syarat ; 0.52 m < 4.50 m OK ! Syarat Terpenuhihf10 Hitung
≤
hf10 Syarat ; 0.54 m < 8.81 m OK ! Syarat TerpenuhiDengan nilai hf8 = 1.29 m
Maka diperoleh elevasi tekanan pada Joint 10 adalah = 499.41 m
3. Perhitungan Nilai HGL Dan EGL Pada Jaringan Pipa I Dan Jaringan Pipa
I I .
Agar aliran air dapat mengalir dengan baik kedalam bak – bak pelayanan
yang ada, letak garis tinggi energi dan letak garis tinggi tekanan harus berada
diatas garis tinggi elevasi yang ada. Perhitungan besarnya garis tinggi energi dan
tinggi tenaga dapat dilihat pada tabel – tabel di bawah ini.
Tabel 4.19 Perhitungan Nilai Energi Grade Line Dan Hidrolik Grade Line
Pipa Jaringan Pipa I Kondisi Muka Air Rendah.
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Q1 = Q2 + Q3
NODE Elevasi PIPA LPIPA V EGL HGL PERS. KONTINUITAS
PADA NODE (m) (m) (m3/dtk) (Ltr/dtk) (m/dtk) (m) (m)
JALUR PI PA 1 - 3
(m) (m)
NODE 2
NODE 1 514,43 514,43 514,41
PIPA 1 322,00 0,05715 0,62
1,13 0,696 Ltr/Dtk
0,895 Ltr/Dtk
NODE 2 511,80 512,22 512,16
2,21 1,59E-03 1,5904
502,25 502,25
1,590 Ltr/Dtk
PIPA 3 102,00 0,03175 4,18 8,95E-04 0,8946
0,000 JALUR PI PA 1 -2- 4
NODE 1 514,43 514,43 514,41
PIPA 1
NODE 3 502,25
0,62
NODE 2 511,80
322,00 0,05715 2,21 1,59E-03
512,22 512,22
PIPA 2 216,00 0,05080 0,51 6,96E-04 0,6958 0,34
1,5904
NODE 4 510,00 511,71 511,68
0,696 Ltr/Dtk
NODE 4
PIPA 4 30,00 0,02540 0,74 3,98E-04 0,3976 0,78
NODE 6 505,80 505,80 505,80
514,43 514,41
NODE 4 510,00 511,71
0,05080 0,51 6,96E-04 0,6958
NODE 2 511,80
PIPA 2
NODE 5 507,10 507,10 507,10
PIPA 5 58,00 0,02540 0,81 2,98E-04 0,2982 0,59
GRAFI K 4.1. HUBUNGAN ANTARA GARI S TI NGGI ENERGI , TI NGGI
Tabel 4.20 Perhitungan Nilai Energi Grade Line Dan Hidrolik Grade Line
Pipa Jaringan Pipa I Kondisi Muka Air Normal.
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Q1 = Q2 + Q3
NODE 5 507,10 507,10 507,10
515,76 5,78 m
PIPA 5 58,00 0,02540 0,81 2,98E-04 0,2982 0,59
0,34
OKE
PIPA 2 216,00
NODE 4 510,00 515,78
0,05080 0,51 6,96E-04 0,6958
NODE 2 511,80 516,29 516,29
518,48 0,298 Ltr/Dtk
PIPA 1 322,00 0,05715 2,21 1,59E-03 1,5904 0,62 0,000
NODE 1 518,50 518,50
0,696 Ltr/Dtk
NODE 1 518,50 518,50
PIPA 1 322,00 0,05715 2,21
511,80 NODE 2
0,895 Ltr/Dtk 0,000 JALUR PI PA 1 -2- 4 4,49 m
NODE 3 502,25 502,25 502,25
516,23 1,590 Ltr/Dtk
PIPA 3 102,00 0,03175 4,18 8,95E-04 0,8946 1,13 0,696 Ltr/Dtk
0,62
NODE 2 511,80 516,29
0,05715 2,21 1,59E-03 1,5904
PADA NODE
JALUR PI PA 1 - 3
NODE 2
NODE 1 518,50 518,50 518,48
PIPA 1 322,00
(Ltr/dtk) (m/dtk) (m) (m)
EGL HGL PERS. KONTINUITAS
(m) (m) (m) (m) (m3/dtk)
φPIPA hf Q V
GRAFI K 4.2. HUBUNGAN ANTARA GARI S TI NGGI ENERGI , TI NGGI
Tabel 4.21 Perhitungan Nilai Energi Grade Line Dan Hidrolik Grade Line
Pipa Jaringan Pipa I I Kondisi Muka Air Rendah.
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Q6 = Q7 + Q8
NODE 12 485,69 485,69 485,69
499,39 4,91 m
PIPA 10 209,00 0,02540 2,48 2,75E-04 0,2753 0,54 0,47
OKE PIPA 8 216,00
NODE 10 494,50 499,41
0,03810 1,29 5,39E-04 0,5391
NODE 8 497,20 500,70 500,69
514,40 0,275 Ltr/Dtk
PIPA 6 1006,00 0,03810 13,73 8,14E-04 0,8143 0,71 0,000
NODE 1 514,43 514,43
0,539 Ltr/Dtk
NODE 1 514,43 514,43
PIPA 6 1006,00 0,03810 13,73 497,20
NODE 8
0,275 Ltr/Dtk 0,000 JALUR PI PA 6 - 8 - 9 3,50 m
NODE 9 495,00 495,00 495,00
500,68 0,814 Ltr/Dtk
PIPA 7 80,00 0,02540 0,95 2,75E-04 0,2753 0,54 0,539 Ltr/Dtk
0,71
NODE 8 497,20 500,70
0,03810 13,73 8,14E-04 0,8143
PADA NODE JALUR PI PA 6 - 7
NODE 8
NODE 1 514,43 514,43 514,40
PIPA 6 1006,00
(Ltr/dtk) (m/dtk) (m) (m)
EGL HGL PERS. KONTINUITAS
(m) (m) (m) (m) (m3/dtk)
φPIPA hf Q V
GRAFI K 4.3. HUBUNGAN ANTARA GARI S TI NGGI ENERGI ,
TI NGGI TEKANAN DAN TI NGGI ELEVASI JARI NGAN PIPA II
ELEVASI MUKA AIR RENDAH
514.43 514.43
500.70
499.41
490.00 514.43
500.70
499.41
485.69 495.00
497.20
495.00
480.00 485.00 490.00 495.00 500.00 505.00 510.00 515.00 520.00
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
JARAK ( M)
E
L
E
V
A
S
I
(M
)
Tabel 4.22 Perhitungan Nilai Energi Grade Line Dan Hidrolik Grade Line
Pipa Jaringan Pipa I I Kondisi Muka Air Normal.
Sumber : Hasil Analisa, 2004
Q6 = Q7 + Q8
NODE 12 485,69 485,71 485,69
503,46 8,98 m
PIPA 10 209,00 0,02540 2,48 2,75E-04 0,2753 0,54
0,47
OKE
PIPA 8 216,00
NODE 10 494,50 503,48
0,03810 1,29 5,39E-04 0,5391
NODE 8 497,20 504,77 504,76
518,47 0,275 Ltr/Dtk
PIPA 6 1006,00 0,03810 13,73 8,14E-04 0,8143 0,71 0,000
NODE 1 518,50 518,50
0,539 Ltr/Dtk
NODE 1 518,50 518,50
PIPA 6 1006,00 0,03810 13,73
497,20 NODE 8
0,275 Ltr/Dtk 0,000 JALUR PI PA 6 - 8 - 9 7,57 m
NODE 9 495,00 495,00 495,00
504,75 0,814 Ltr/Dtk
PIPA 7 80,00 0,02540 0,95 2,75E-04 0,2753 0,54 0,539 Ltr/Dtk
0,71
NODE 8 497,20 504,77
0,03810 13,73 8,14E-04 0,8143
PADA NODE
JALUR PI PA 6 - 7
NODE 8
NODE 1 518,50 518,50 518,47
PIPA 6 1006,00
(Ltr/dtk) (m/dtk) (m) (m)
EGL HGL PERS. KONTINUITAS
(m) (m) (m) (m) (m3/dtk)
φPIPA hf Q V
GRAFI K 4.4. HUBUNGAN ANTARA GARI S TI NGGI ENERGI , TI NGGI TEKANAN DAN TI NGGI ELEVASI JARI NGAN PI PA I I ELEVASI MUKA
AI R NORMAL
497,20
495,00 494,50
490,00 494,50
485,69
518,47
504,76
503,46
480,00 485,00 490,00 495,00 500,00 505,00 510,00 515,00 520,00 525,00
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
JARAK (M)
EL
EV
A
S
I (M
)