• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN PREDIKSI UN KIMIA SMA 2018 PAKET 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBAHASAN PREDIKSI UN KIMIA SMA 2018 PAKET 1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHASAN PREDIKSI UN

KIMIA SMA 2018

PAKET 1

Oleh:

PAKGURUFISIKA

(2)

1. Jawaban: B Pembahasan:

Model atom Thomson terkenal dengan bentuk roti kismis). Pada percobaan, ada pelat logam dihubungkan dengan sumber listrik dimasukkan dengan tabung. Pelat bertindak sebagai katoda dan anoda (-) dengan diberi celah tekanan sangat rendah sumber listrik dinyalakan. Hasilnya terpancar sinar yg bersal dari katoda maka disebut de-ngan sinar katoda. Sinar katoda tidak berwarna hanya ketika menabrak par-tikel dapat memendarkan cahaya. Sifat sinar katoda:

 bergerak merambat lurus  memiliki massa

 jika diberi medan magnet dapat dibelokkan oleh medan magnet  dibelokkan oleh medan listrik

menuju kutub positif  bermuatan negatif

Oleh Thomson, sinar katoda ini dina-makan elektron, tapi Thomson belum bisa menghitung besar muatan elek-tron. Ilmuwan yang pertama kali dapat menghitung besar muatan suatu elek-tron adalah Milikan.

2. Jawaban: C Pembahasan:

Massa atom relatif suatu unsur meru-pakan perbandingan antara massa rata-rata 1 unsur dengan 1/12 massa 1 atom C-12.

massa rata-rata atom Q A Q =

Notasi unsur dirumuskan sebagai :

z

X

A

dengan:

Z: nomor atom (jumlah proton) A: nomor massa (jumlah proton +

Afinitas elektron: besarnya energi yang dilepaskan oleh suatu atom ketika me-nangkap elektron (membentuk ion negatif). Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar dalam membentuk ion negatif.

Berdasarkan keterangan di atas, unsur yang mempunyai afinitas elektron negatif adalah Y, bersifat:

 lebih mudah menangkap elektron  lebih stabil membentuk Y

- lebih bersifat nonlogam

5. Jawaban: C

Pembahasan:

Cara mudah untuk menentukan suatu senyawa memenuhi kaidah oktet atau biner adalah dengan menghafal nomor atom gas mulia berikut:

2, 10, 18, 36, 54, 86

Misal senyawa KL2, nomor atom unsur

(3)

mutlak sehingga menghasilkan nilai positif.

6K: 6 – 2 = 4 8L: |8- | = 2

Selanjutnya nilai tersebut kita jumlah-kan sesuai jumlah unsur. Jika hasilnya 8, maka memenuhi aturan oktet. KL2: 4 + 2 x 2 = 8 (oktet)

Senyawa lain:

6K: 6 – 2 = 4 17Q: | 7- 8| = 1

KQ4: 4 + 4 x 1 = 8 (oktet)

8L: 8 – 2 = 6 17Q: | 7- 8| = 1

Q2L: 2 x 1 + 6 = 8 (oktet)

15M: 15 – 10 = 5 17Q: | 7- 8| = 1

MQ5: 5 + 5 x 1 = 10 (bukan oktet)

6K: 6 – 2 = 4 8L: |8- | = 2

KL: 4 + 2 = 6 (bukan oktet)

15M:15 – 10 = 5 17Q: | 7- 8|=1

MQ3: 5+3x1=8 (oktet)

6K: 6 – 2 = 4 9R: |9- | = 1

KR4: 4 + 4 x 1 = 8 (oktet)

6K: 6 – 2 = 4 17Q: | 7- 8| = 1

KQ4: 4 + 4 x 1 = 8 (oktet)

Jadi pasangan yang tidak memenuhi aturan oktet adalah MQ5 dan KL.

6. Jawaban: C Pembahasan:

ion Kovalen polar

Kov. Non polar Titik leleh > 8000C < 8000C < 8000C

Dalam air larut larut Tak larut Padatan isolator isolator isolator Lelehan konduktor isolator isolator larutan konduktor konduktor isolator

Berdasarkan tabel di atas, dapat disim-pulkan bahwa zat V berikatan logam karena titik lelehnya di atas 8000C,

tidak larut dalam air, dan bersifat kon-duktor pada semua fase.

Sedangkan zat X berikatan kovalen nonpolar karena titik lelehnya kurang dari 8000C, tidak larut dalam air, dan bersifat isolator pada semua fase.

7. Jawaban: B Pembahasan:

Elektron terluar dari unsur S dan O adalah:

16S: 2 8 6

8O: 2 6

Unsur S dan O memiliki jumlah elek-tron terluar yang sama, yaitu 6. Berarti membutuhkan 2 elektron lagi agar ter-penuhi aturan oktet. Oleh karena itu, 2 elektron S melakukan kerjasama (kovalen) dengan 2 elektron O. dengan kerjasama ini elektron terluar S men-jadi 8, demikian juga dengan elektron terluar dari O sebelah kanan.

Sementara itu, untuk mengikat O se-belah kiri, unsur S hanya memberikan 2 elektronnya tanpa menarik elektron dari O (kovalen koordinasi). Hal ini karena elektron valensi S sudah me-menuhi kaidah oktet.

8. Jawaban: B Pembahasan:

Elektron valensi (elektron terluar) dari unsur D dan E adalah :

D= [He] 2s22p5 [7 elektron valensi] E= [Ne] 3s23p3 [5 elektron valensi] Agar terpenuhi kaidah oktet (jumlah valensi 8), maka unsur D membutuh-kan 1 elektron dari. Sedangmembutuh-kan unsur E membutuhkan 3 elektron dari D se-hingga terbentuk ikatan ED3.

Ternyata senyawa ED3 tidak terdapat

(4)

mem-bentuk molekul ED5. Karena semua

elektron valensi dari unsur E berikatan maka tidak terdapat elektron bebas sehingga mempunyai tipe molekul AX5

dengan bentuk molekul segitiga bipira-mida atau trigonal bipirabipira-mida.

Jadi, rumus kimia dari kedua unsur tersebut ED5 dengan bentuk molekul

bipiramida trigonal.

9. Jawaban:C Pembahasan:

1) MnO4 -

 MnO4

2-+7 -8=-1 +6 -8=-2 (reduksi) 2) SO2 SO3

+4 -4=-1 +6 -6=0 (oksidasi) 3) C2H4 C2H6

-4 +4=0 +6 -6=0 (reduksi) -2 -3

4) FeO Fe2O3

+2 -2=0 +6 -6=0 (oksidasi) +2 +3

5) Cl2+2e  2Cl

-0 -1 (reduksi)

Jadi kelompok persamaan reaksi yang mengalami reduksi ditunjukkan oleh nomor 1, 3, dan 5

10. Jawaban: D Pembahasan:

Sn + HNO3 SnO2 + NO2 +H2O

0 +1 +5 -6 +4 -4 +4 -4

Sn mengalami oksidasi menjadi SnO2

sehingga Sn disebut reduktor, sedang-kan SnO2 disebut hasil oksidasi.

Sementara itu, HNO3 mengalami

re-duksi menjadi NO2 sehingga HNO3

bertindak sebagai oksidator dan NO2

adalah hasil reduksi.

Jadi bilangan oksidasi dari zat oksida-tor adalah +5 dan hasil reduksinya ada-lah NO2.

11. Jawaban: D Pembahasan:

Semua senyawa di atas tersusun dari unsur logam dan nonlogam. Logam

yang hanya mempunyai satu bilangan oksidasi (semua logam golongan uta-ma +Hg, Zn), penauta-maannya cukup dengan menyebut nama logam diikuti nama nonlogam dengan akhiran –ida. Contoh:

Al(OH)3 : aluminium hidroksida Hg2Cl2 : raksa klorida

ZnO : seng oksida

Akan tetapi jika unsur logam mem-punyai lebih dari bilangan oksidasi, maka nama senyawa diberikan dengan menyebut nama logam + (huruf roma-wi biloks logam) + nama nonlogam dengan akhiran –ida. Contoh:

Cr(OH)3: krom (III) klorida

PbSO4: timbal (III) sulfat

12. Jawaban: D Pembahasan:

John Dalton (1766-1844) merumuskan Hukum Kelipatan Perbandingan (Hu-kum Dalton) sebagai berikut:

“jika dua jenis unsur bergabung mem -bentuk lebih dari satu macam senya-wa, maka perbandingan massa unsur dalam senyawa-senyawa tersebut me-rupakan bilangan bulat sederhana” Perhatikan perbandingan persentase unsur S dan O pada senyawa I dan II berikut:

Senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1 Senyawa II= 40 :40 =1: 3/2

Sehingga perbandingan massa unsur O dalam senyawa I dan II adalah:

1: 3/2 = 2:3

13. Jawaban: C Pembahasan:

Joseph Proust merumuskan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) yang berbunyi:

“Perbandingan massa unsur-unsur

dalam suatu senyawa adalah tetap”

(5)

massa PbS adalah nomor 1 dan 3. Misal nomor 1:

Pb : S : PbS 10 : 1,6 : 11,6 100 : 16 : 116 25 : 4 : 29

Jadi, jika massa Pb yang digunakan sebanyak 25 gram, massa S yang diper-lukan sebanyak 4 gram

14. Jawaban: A Pembahasan:

Hukum Perbandingan Volume (hukum Gay Lussac) berbunyi : “Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat sederhana”

Perbandingan volume tersebut setara dengan perbandingan koefisien masing-masing zat. Volume 2L meru-pakan volume campuran gas propane dan butena. Misal volume gas propane adalah x maka volume butena adalah 20-x.

C3H8(g)+5O2(g) 3CO2(g)+4H2O(l)

X 5x 3x 4x C4H8(g) + 6O2(g)  4CO2(g) + 4H2O(l)

20-x 6(20-x) 4(20-x) 4(20-x) 3x + 4(20-x) = 68

3x + 80 - 4x = 68 80 - 68 = 4x - 3x x = 12

Volume C3H8 = x = 12 = 20-12 = 8

Jadi, volume gas propane dan butena dalam campuran berturut-turut adalah 8 L dan 12 L.

15. Jawaban: E Pembahasan:

Senyawa C5H12 adalah pentana dan

isomernya, termasuk dalam golongan alkane. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai bercabang. Semakin banyak cabang, maka titik didih makin rendah. Rumus struktur ketiga senyawa

n-pentana : H3C –CH2 – CH2 – CH2 –

CH3

2- metil butane: H3C – CH – CH2– CH3

CH3

CH3

2,2 – dimetilpropana: H3C – C – CH3

CH3

Berdasarkan rumus struktur di atas da-pat disimpulkan bahwa:

 Senyawa P adalah 2,2-dimetilpro-pana karena cabangnya paling ba-nyak sehingga titik didihnya paling rendah

 Senyawa Q adalah 2-metilbutana karena cabangnya lebih sedikit sehingga titik diidhnya lebih tinggi  Senyawa R adalah n-pentana

kare-na rantainya lurus tak bercabang sehingga titik didihnya paling tinggi.

Jadi senyawa yang tepat adalah P, Q, dan R.

16. Jawaban: E Pembahasan:

 Bahan bakar mobil adalah bensin. Bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus mulai dari C7 (heptana) sampai C11. (nomor 1 salah karena C3 dan C4 berwujud gas)

 Bahan bakar pesawat jet adalah avtur (aviation turbine). Bahan ba-kar jet merupakan campuran dari beberapa senyawa hidrokarbon yang berbeda. Kisaran jumlah atom C adalah 8 – 16 (jenis kerosin) dan 5 – 15 (jenis nafta). (salah)

 Bahan bakar industri yang umum-nya menggunakan mesin diesel adalah solar. Solar memiliki kisaran jumlah atom C antara 16 – 20.

(benar)

(6)

(residu) dengan jumlah atom C di atas 20. (benar)

Jadi, pasangan data yang berhubungan dengan tepat adalah nomor 3 dan 4.

17. Jawaban: D

Pembahasan:

Dampak yang ditimbulkan oleh polu-tan udara:

Oksida nitrogen (NOx): Polutan ini dapat menyebabkan penyakit paru-paru, gejala pernapasan, serta in-feksi pernapasan.

Oksida belerang (SOx): Jika oksida belerang bereaksi dengan oksida nitrogen dan uap air maka dapat membentuk hujan asam.

Karbon monoksida (CO): Gas CO sangat reaktif terhadap haemoglo-bin sehingga dapat mengurangi kandungan O2 dalam darah.

Akibat-nya kepala terasa pusing dan dapat menimbulkan keracunan.

Karbon dioksida (CO2): Gas ini di

udara dapat melapisi bumi yang seolah-olah bertindak sebagai kaca (efek rumah kaca). Akibatnya di udara di permukaan bumi menjadi panas (global warming).

Jadi, pasangan yang berhubungan de-ngan tepat antara polutan dan akibat yang ditimbulkannya adalah nomor 2 dan 4.

18. Jawaban: B Pembahasan:

Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan, membebaskan, menge-luarkan, memberikan, atau menghasil-kan panas dari sistem ke lingkungan. Kebalikan dari reaksi ini adalah reaksi endoterm.

 pembakaran sampah menghasilkan panas  eksoterm

 es mencair karena menyerap panas  endoterm

 memasak air membutuhkan panas api kompor  endoterm

 pembuatan garam dari air laut membutuhkan panas sinar mataha-ri  endoterm

 respirasi menghasilkan panas atau kalor atau energi  eksoterm. Jadi, pasangan peristiwa yang terma-suk reaksi eksoterm adalah nomor 1 dan 5.

19. Jawaban: E Pembahasan:

Energi ikat adalah energi yang diperlu-kan untuk memutusdiperlu-kan ikatan antar atom dalam suatu molekul.

ΔHr = energi ruas kiri – energi ruas

kanan

= (4C– H + C ≡ C + C – C + 2H – H) – (8C–H + 2C – C)

= –4C – H + C ≡ C – C – C + 2H–H = –4 × 413 + 839 – 348 + 2×436 = –1652 + 839 – 348 + 872

= –289

Jadi, Nilai ∆H untuk reaksi tersebut

adalah –289 kJ.mol− .

20. Jawaban: C Pembahasan:

Jika volume sistem diperkecil, maka reaksi akan bergeser ke ruas yang mempunyai jumlah koefisien kecil.

Karena jumlah koefisien ruas kanan le-bih kecil, maka reaksi akan bergeser ke kanan sehingga:

 spesi ruas kiri (Cu2+ dan NH3)

ber-kurang

 spesi ruas kanan, [Cu(NH3)4] 2+

, ber-tambah sehingga warnanya yang semula biru muda menjadi semakin pudar.

Sedangkanharga Kcadalah

(7)

masing-masing. banding terbalik dengan konsentrasi ruas kiri, maka ketika konsentrasi ruas kanan bertambah dan konsentrasi ruas kiri berkurang, harga Kc akan

bertam-Reaksi yang terjadi adalah sebagai ber-ikut:

A2 + B2 ⇌ 2AB

mula-mula : 0,50 0,50 - reaksi : 0,15 0,15 0,3

setimbang : 0,35 0,35 0,3 Tekanan parsial tiap zat dapat ditentu-kan berdasarditentu-kan perbandingan kon-sentrasi masing-masing.

Jadi, nilai konstanta kesetimbangan te-kanan (Kp) adalah:

Jadi, nilai Kp untuk reaksi tersebut

ada-lah 0,7.

22. Jawaban: C Pembahasan:

NH3(g) + BF3(g → NH3BF3(g)

Atom N mempunyai 5 elektron valensi, 3 di antaranya digunakan untuk ber-ikatan dengan atom H sehingga tersisa 2 elektron. Kelebihan elektron ini digunakan untuk mengikat BF3.

NH3 bertindak sebagai basa karena

menyumbangkan elektron, sedangkan BF3 bertindak sebagai asam.

Jadi, urutan yang sesuai dengan kon-sep asam-basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis adalah nomor 2, 3,

Jadi, perkiraan pH untuk larutan X dan Y adalah 8,3 – 14,0 dan 3,2 – 4,2.

24. Jawaban: C Pembahasan:

Misalkan indeks (1) mewakili Ba(OH)2

dan indeks (2) mewakili CH3COOH.

V1 = 30 mL

(8)

Mr1 = 56 + 2(16 + 1) = 90

Pada titrasi asam dan basa berlaku hu-bungan: Ba(OH)2 dengan memanfaatkan rumus

molaritas.

Jadi, massa Ba(OH)2 yang bereaksi

ada-lah 0,27 gram.

25. Jawaban: D Pembahasan:

Reaksi hidrolisis yang menghasilkan ga-ram bersifat asam ditandai dengan ter-bentuknya ion H+ seperti pada reaksi nomor 3 dan 4. Adapun reaksi nomor 1, 2, dan 5 menghasilkan garam bersi-fat basa karena terbentuk ion OH-.

26. Jawaban: B Pembahasan:

Campuran di atas terdiri dari asam ku-at H2SO4 dan basa lemah larutan atas adalah sebagai berikut:

Karena kedua reaktan habis bereaksi maka terjadi hidrolisis garam. Molari-tas garam (NH4)2SO4 yang terhidrolisis basa lemah dan asam kuat dirumuskan sebagai:

Molaritas AgNO3 dalam campuran

adalah:

Reaksi yang terjadi pada campuran ter-sebut adalah:

2AgNO3 + H2SO4→ Ag2SO4 + 2HNO3

Ag2SO4 yang terbentuk mempunyai

harga Ksp = 3,2 × 10−5.

Sedangkan Qc adalah hasil perkalian

konsentrasi ion pembentuk Ag2SO4

(9)

Jadi, hubungan antara Ksp da-n Qc dari

Ag2SO4 adalah: Ksp > Qc

Karena harga Ksp lebih besar dari Qc maka Ag2SO4 larut (belum terbentuk

endapan).

28. Jawaban: E Pembahasan:

Koloid emulsi adalah jenis koloid de-ngan fase terdispersi cair. Koloid emul-si terdiri dari:

 Emulsi padat (gel)  keju, jelly  Emulsi cair  susu, mayonnaise  Emulsi gas (aerosol cair)  kabut,

awan

Jadi, zat yang apabila dicampur akan menghasilkan koloid emulsi adalah air dan susu.

29. Jawaban: B/D Pembahasan:

Berdasarkan fase terdispersinya, kolo-id dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu sol, emulsi, dan buih.

Sol (fase terdispersi padat)

 Sol padat (padat dalam padat): pa-duan logam, kaca berwarna, intan.  Sol cair (padat dalam cair): cat,

tin-ta, tepung dalam air, tanah liat, kanji.

 Sol gas atau aerosol padat (padat dalam gas): debu di udara, asap. Emulsi (fase terdispersi cair)

 Emulsi padat atau gel (cair dalam padat): keju, mentega, agar-agar, jelly

 Emulsi cair (cair dalam cair): susu, mayonaise, krim tangan

 Emulsi gas atau aerosol cair (cair dalam gas): kabut, awan, hairspray, obat nyamuk semprot

Buih (fase terdispersi gas)

 Buih padat (gas dalam padat): batu apung, karet busa, marshmallow (manisan kenyal), styrofoam,  Buih cair (gas dalam cair): busa

sabun

Jadi, pasangan koloid yang memiliki fasa terdispersi sama adalah nomor 1, 2, dan 5.

30. Jawaban: D Pembahasan:

Pasangan daya yang tepat sebagai berikut:

No Peristiwa sehari-hari

Sifat koloid

1. Proses cuci darah

dialisis

2. Kabut di pegunungan

Efek tyndall

3. Pembentukan delta di muara sungai

koagulasi

4. Pemutihan gula

adsorpsi

5. Obat diare adsorbsi

31. Jawaban: C Pembahasan:

Ilustrasi komposisi larutan di atas me-nunjukkan bahwa larutan A mem-punyai jumlah zat terlarut lebih sedikit dibandingkan dengan larutan B. Berarti konsentrasi larutan A lebih rendah da-ripada konsentrasi larutan B.

konsentrasi A < konsentrasi B

 Dalam kimia, konsentrasi bisa diwa-kili oleh jumlah mol (n), molalitas (m), molaritas (M), normalitas (N), atau fraksi mol zat terlarut (xz).

Te-kanan osmotik dirumuskan sebagai:

π MRTi

π ~ M

(10)

(salah)

 Kenaikan titik didih dirumuskan sebagai:

tb = Kb m i

tb ~ m

Karena mA < mB, maka kenaikan

ti-tik didih larutan A lebih rendah da-ripada larutan B sehingga

tbA < tbB (Salah)

 Penurunan titik beku dirumuskan sebagai:

∆tf = Kf m i

∆tf ~ m

Karena mA < mB maka penurunan

titik didih larutan A lebih rendah daripada larutan B sehingga: tfA > tfB (Benar)

Catatan: penurunan titik beku ting-gi berarti titik bekunya rendah.

32. Jawaban: C Pembahasan:

Kita tinjau dulu kenaikan titik didih un-tuk larutan nonelektrolit (i = 1).

∆t = Kb m i

,8 − Kb x 1 x 1

Kb = 1,80

Selanjutnya kita gunakan harga Kb di atas pada larutan elektrolit terner. La-rutan elektrolit terner adalah laLa-rutan yang dapat terion menjadi tiga partikel (n = 3).

∆tb = Kb m i

,68 − ,8 ∙ ∙ i 4,68 = 1,80i

i = 2,6

i adalah faktor an’t Hoff yang diru -muskan sebagai:

i = 1 + (n − α

dengan n adalah jumlah partikel dan α adalah derajat ionisasi. Sehingga di-peroleh:

,6 − α

,6 α

,6 α

α ,8

Jadi, derajat ionisasi larutan elektrolit terner tersebut adalah 0,8.

33. Jawaban: E Pembahasan:

Diagram sel dapat berlangsung bila memenuhi ketentuan berikut ini:

Berdasarkan ketentuan di atas, kita urutkan harga E0 di atas dari kecil ke besar.

Al3+ aq e → Al s E0 − ,66 volt Zn2+ aq e → Zn s E0 − ,7 volt Cr3+ aq e → r s E0 − ,7 volt Ag+(aq) + e → Ag s E0 = +0,80 volt Agar lebih mudah, kita urutkan secara mendatar.

Jadi, yang berlangsung spontan adalah: Zn/Zn2+//Ag+/Ag

34. Jawaban: A Pembahasan:

Reaksi yang terjadi di katoda bergan-tung pada fase zat dan jenis kation. Reaksi (1) dan (2) berfase larutan (me-ngandung air) dan kation merupakan logam golongan IA sehingga terjadi reduksi air.

Reaksi (1) dan (2): 2H2O e → OH− + H2

Sedangkan reaksi (3) dan (4) berfase leburan sehingga di katoda terjadi re-duksi kation (apapun jenis logamnya). Reaksi (3): Ca2+ e → a

Reaksi (4): Cu2+ e → u

Jadi, reaksi yang sama terjadi di katoda terdapat pada reaksi nomor 1 dan 2.

35. Jawaban: B Pembahasan:

 Pirit (FeS2) mengandung unsur besi

(11)

 Bauksit (Al2O3.xH2O) mengandung

unsur aluminium (Al). [salah]

 Kriolit (Na3AlF6) mengandung unsur

natrium (Na), aluminium (Al), dan fluorin (F). [benar]

 Kalkopirit (CuFeS2) mengandung

unsur tembaga (Cu), besi (Fe), dan belerang (S).

 Hematit (Fe2O3) mengandung unsur

besi (Fe). [salah]

Jadi, pasangan data yang tepat antara mineral dan unsurnya adalah nomor 1 dan 3.

36. Jawaban: A

Pembahasan:

Reaksi di atas adalah reaksi elektrolisis lelehan NaCl di mana pada katoda di-hasilkan endapan logam natrium. Re-aksi tersebut dikenal dengan nama Sel Downs. Kegunaan natrium di antara-nya digunakan sebagai lampu pene-rangan. Dalam hal ini, cairan natrium dicampurkan dengan gas neon dan argon.

Adapun nama proses yang lain adalah sebagai berikut:

 Wohler adalah proses pembuatan urea dan fosfor sebagai bahan baku pupuk.

 Tanur tinggi adalah proses pem-buatan besi.

 Frasch adalah proses pembuatan belerang sebagai bahan asam sulfat.

 Hall Heroult adalah proses alumi-nium.

37. Jawaban: B Pembahasan:

Senyawa karbon dengan rumus mole-kul C4H8O atau CnH2nO termasuk

golo-ngan alkanal (aldehid) atau alkanon (keton). Berdasarkan nama IUPAC yang disebutkan pada tabel di atas, kita da-pat dengan mudah menentukan golo-ngannya sebagai berikut:

 butanol  golongan alkanol  2-metilpropanalgolongan alkanal  2-metilpropanolgolongan alkanol  metil etil eter  golongan eter  asam butanoat  golongan asam alkanoat

Jadi, nama IUPAC dan rumus struktur dari C4H8O adalah 2-metilpropanol

38. Jawaban: C

Pembahasan:

Nama untuk senyawa (1) adalah:

 1-metil-2-nitrobenzena

 o-metilnitrobenzena

 2-nitrotoluena

 o-nitrotoluena

Sedangkan nama untuk senyawa (2) adalah:

 1-metil-2,4,6-trinitrobenzena  2,4,6-trinitrotoluena (TNT)

Jadi, sesuai dengan opsi jawaban yang ada, nama untuk kedua struktur ter-sebut berturut-turut adalah o-nitro-toluena dan 2,4,6 trinitroo-nitro-toluena.

39. Jawaban: A Pembahasan:

Senyawa karbon C2H4O termasuk

golo-ngan aldehid dan keton (CnH2nO).

(12)

membuktikan apakah senyawa terse-but termasuk aldehid atau keton. Berikut ini keterangan tentang aldehid dan keton.

 Aldehid dapat dioksidasi (direaksi-kan dengan KMnO4) menghasil(direaksi-kan asam karboksilat sedangkan keton tidak dapat dioksidasi.

 Aldehid dengan pereaksi Tollens menghasilkan endapan cermin pe-rak sedangkan keton tidak.

Berdasarkan hasil reaksi identifikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa senya-wa karbon tersebut adalah aldehid, tepatnya asetal dehida atau etanal. Gugus fungsi aldehid ditunjukkan oleh opsi A. Adapun opsi B adalah gugus alkohol, opsi C adalah gugus eter, opsi D adalah gugus asam karboksilat, dan opsi E adalah gugus keton. Jadi, gugus fungsi aldehid adalah opsi (A).

40. Jawaban: C Pembahasan:

Karena monomernya berbeda, maka polimer yang terbentuk pasti tidak berawalan poli, seperti polivinilklorida (PVC), politetrafluor-oetena (teflon), polietena (plastik). [opsi A, B, dan D salah]. Sedangkan protein terbentuk monomer yang berbeda, tetapi kedua-nya merupakan asam amino. Ciri asam amino adalah terdapat atom C yang mengikat 4 gugus yang berbeda, yaitu

gugus amina −NH2), gugus karboksil

− OOH , atom hidrogen H , dan

gugus samping (R). Gugus samping inilah yang membedakan asam amino yang satu dengan lainnya.

Berdasarkan keterangan di atas, kedua monomer tersebut bukanlah mono-mer dari protein. [opsi E salah]

Referensi

Dokumen terkait

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan melihat keadaan yang terjadi di sekitar Desa Banjarejo

regularization terbukti dapat menjadi salah satu metode alternatif dalam menyelesaikan permasalahan restorasi citra yang terdegradasi oleh blur dengan PSF yang tersedia dan noise

Halaman edit event error ini adalah tampilan layar ketika user belum memasukkan data pada field yang diwajibkan untuk diisi, salah memasukkan data, dan data yang dimasukkan

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut : Pengadaan obat yang dilakukan Instalasi Farmasi Dinas

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar ada- lah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam satu mata pelajaran tertentu dan dapat dijadikan acuan

Jika Bulan dan Bumi berputar dalam rotasi sinkron sempurna, artinya Bulan selalu berada di Jika Bulan dan Bumi berputar dalam rotasi sinkron sempurna, artinya Bulan selalu berada

Cara mudah untuk membedakannya adalah bila arsip tersebut bukan berkas perkara atau produk penelitian hukum, tidak tersimpan di dalam perpustakaan dan tidak berhubungan