• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara Pernikahan Shinto di Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tata Cara Pernikahan Shinto di Jepang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA

Multikonsep Budaya II

Per nikahan Shinto

Nor ma dan Nilai dalam Per nikahan Shinto

Ditulis oleh;

Inriani M ustika Yuliana

[2014年6月2日]

(2)

Kata Pengantar

Puji Syukur penulis hat urkan kepada Tuhan YM E karena oleh rahmat dan berkat -Nya penulis dapat menyelesaikan t ugas ini dengan baik. Pada kesempat an ini, penulis ingin mengucapkan t erima kasih kepada semua pihak yang t elah membant u penulis sehingga t ugas ini dapat diselesaikan. Terut ama kepada Ibu Ekayani L Tobing, selaku dosen mat a kuliah Pemahaman Lint as Budaya yang t elah memberikan t ugas ini, sehingga penulis dapat memahami norma sosial sert a nilai yang ada dalam upacara pernikahan ala Shint o.

Pada kesempat an ini penulis mencoba membahas mengenai norma dan nilai pada pernikahan Shint o di Jepang. Penulis ingin menjelaskan t erlebih dahulu norma dan nilai dalam pernikahan ala Shint o dan perbedaan dengan pernikahan yang ada di Indonesia.

Akhir kat a, penulis menyadari bahw a karya t ulis ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala kerendahan hat i penulis memohon agar diberikan masukan yang dapat membangun dan memberi hasil yang lebih baik di masa depan.

Jakart a, 24 M aret 2013 Penulis,

(3)

I. Pendahuluan

Penikahan menurut KBBI adalah 1. hal (perbuat an) nikah; 2. upacara nikah. Secara umum, pernikahan dapat diart ikan sebagai ikat an (akad) perkaw inan yg dilakukan sesuai dengan ket ent uan hukum dan ajaran agama. Umumnya, pernikahan adalah m omen sakral dan t erjadi sat u kali dalam hidup sehingga pernikahan diselenggarakan dengan persiapan yang rumit dan panjang. Penyat uan dua manusia yang dilambangkan dalam pernikahan menjadi hal yang perlu dikukuhkan bukan hanya secara agama, t et api juga secara budaya.

Belakangan ini pasangan di Jepang menikah ant ara usia rat a-rat a 26 (w anit a) hingga 28 t ahun (pria). Pernikahan di Jepang dapat diselenggarakan dengan sist em modern at au t radisional. Pernikahan m odern at au w est ern st yle diadapt asi dari pernikahan gaya Eropa at au krist iani, di mana pasangan mensahkan pernikahan mereka di gerej a at au gedung pert emuan dengan gaun ala barat . Sist em lainnya adalah pernikahan t radisional yang dapat dilakukan dalam prosesi pernikahan Shint o at au Budha. Sama halnya dengan prosesi pernikahan t radisional di Indonesia at au negara di Asia lainnya, pernikahan t radisional di Jepang merupakan prosesi paduan ant ara budaya lokal dan kepercayaan/ agama yang dianut .

Prosesi pernikahan t radisional di Jepang yang akan dibahas adalah pernikahan ala Shint o at au yang disebut Shinzen Kekkonshiki yang dilaksanakan di kuil Jinja (Kuil Shint o). Belakangan ini, Pernikahan ala Shint o dapat dilaksanakan di hot el at au gedung di Jepang yang menaw arkan paket pernikahan Shint o. Aw alnya pada 1900 pernikahan Shint o pert ama digelar dengan mew ah oleh keluarga kekaisaran Jepang yang menikahkan put ra mahkot a Yoshihit o dan put ri Sado. Pada era m odern meskipun pernikahan t radisional ala Shint o ini kurang begit u populer, masih ada pasangan yang ingin melakukan prosesi pernikahan ala Shint o. Adanya nilai dalam pernikahan ala Shint o yang diat ur dalam adat ist iadat adalah salah sat u alasan mengapa pasangan di era modern memilih pernikahan mereka diselenggarakan dengan prosesi ala Shint o. Sesuai dengan kepercayaan m asyarakat Jepang memrediksikan Tai An, at au hari baik unt uk pelaksanaan prosesi pernikahan, musim semi dan gugur seringkali menjadi w akt u unt uk menyelenggarakan pernikahan.

(4)

resepsi pernikahan. Umumnya prosesi dalam pernikahan Shint o dapat disimpulkan menjadi dua bagian besar yait u, prosesi pemberkat an pernikahan di Kuil Jinja dan prosesi resepsi. Kedua prosesi pernikahan t ersebut t idak harus selalu dilakukan keduanya. Terkadang ada pasangan yang melaksanakan prosesi pemberkat an pernikahan saja t anpa resepsi.

II. M ultikonsep Budaya II – Norma Sosial

Norma Sosial adalah kesepakat an umum yang berisi mengenai at uran -at uran yang berlaku dalam kelompok masyarakat at au komunit as. Norma sosial mengat ur anggot a masyarakat dalam berperilaku yang dianggap pant as dalam int eraksi sosial. M enurut Craig Calhoun, norma sosial adalah at uran at au pedoman yang menyat akan t ent ang bagaimana seseorang seharusnya bert indak dalam sit uasi t ert ent u. Norma inilah yang membent uk adanya nilai dan memuat nilai-nilai di dalam kehidupan bermasyarakat . Konsep abst rak dalam diri manusia mengenai hal yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah, at au berkenan dan t idak berkenan adalah nilai sosial. M enurut Kimball Young nilai sosial adalah asumsi-asumsi yang abst rak dan sering t idak disadari t ent ang apa yang benar dan apa yang pent ing

Norma sosial sendiri t erdiri at as Folksw ay, m ores, dan hukum. Folksw ay at au kebiasaan dibent uk oleh lingkungan dalam diri m anusia at as adanya kesepakat an bersama anggot a dalam kelompok masyarakat . Kebiasaan t ersebut diat ur dalam m ores at au t at a kelakuan, di mana adanya adat ist iadat / cust om yang merupakan kum pulan dari t at a kelakuan. Sement ara hukum adalah perat uran berupa norma yang dilengkapi dengan adanya sanksi unt uk pelanggaran at as norma yang bersifat memaksa.

(5)

III. Pernikahan Ala Shinto di Jepang

Busana Pengantin

Pernikahan ala Shint o yang dilangsungkan di kuil Jinja adalah salah sat u dari prosesi pernikahan t radisional yang memiliki banyak nilai budaya dan t at a cara yang diat ur dalam norma budaya maupun kepercayaan yang ada di Jepang. Pada Pernikahan ala Shint o, mempelai w anit a mengenakan kimono furisode yang disebut Shiromuku yang dilengkapi dengan penut up kepala put ih yang disebut w at aboshi. Wajah dan t ubuh mempelai w anit a dapat diput ihkan dengan oshiroi (semacam bedak put ih). Selain w at aboshi, mempelai w anit a dapat mengenakan riasan rambut yang disebut t suno Kakushi yang dihiasi dengan kanzashi (t usuk konde dengan hiasan bunga). Sement ara M empelai pria mengenakan kimono yang disebut M ont suki berw arna hit am dan dilapisi Haori berw arna gelap sert a mengenakan Hakama.

Dalam acara ini Kannushi (pendet a Shint o) dan asist en Kannushi mengenakan pakaian pendet a kuil yait u, kariginu yang dilengkapi dengan t opi eboshi. M iko mengenakan pakaian berupa hakama berw arna merah dan haori berw arna put ih. Sement ara it u, t amu yang diundang dalam pernikahan ala Shint o ini mengenakan pakaian resmi/ formal sebagai bent uk penghormat an bagi pengundang (kedua mempelai). Bagi t amu w anit a yang sudah menikah dapat memilih mengenakan kim ono jenis Tomesode at au Irom uji yang bagian belakangnya dilengkapi dengan sulaman lambang keluarga (Kam on) t ergant ung pada seberapa dekat hubungannya dengan mempelai.

(6)

t anduk memiliki nilai yang mengisyarat kan w anit a unt uk menyembunyikan rasa cemburu dan egoisme sert a menet apkan hat i unt uk menikah dan t unduk pada suami.

Nilai yang dapat dilihat dalam pakaian mempelai pria yang mengenakan kom binasi hakama, haori, dan mont suki yang dilengkapi dengan sulaman lambang keluarga (kamon) pada bagian punggung dan dada yang bersangkut an menegaskan pria yang akan menjadi kepala keluarga dari pernikahan yang diadakan. Selain it u pakaian mempelai pria yang juga t erbuat dari sut ra kelas t erbaik yang dit enun dengan sempurna ini dinilai resmi/ formal dan melambangkan st at us kesuksesan dari keluarga pria t ersebut .

Set elah pemberkat an pernikahan, M empelai w anit a akan menggant i kimono Shiromuku-nya dengan kim ono jenis furisode yang disebut uchikake. Kimono yang t erbuat dari bahan sut ra brokat ini biasanya berw arna t erang dengan sulaman benang emas berbent uk bunga krisan dan burung jenjang (sejenis bangau) yang menghiasinya. Kimono yang sepert i gaun pengant in panjang ini mem iliki bagian lengan yang panjang hingga menyent uh bagian kaki. Sim bol dalam pemakaian Uchikake ini adalah kebahagian mempelai w anit a yang sudah resmi menikah.

Prosesi Pernikahan ala Shinto

Upacara pemberkat an pernikahan dimulai dengan rit ual penyucian dan pembacaan doa unt uk kedua mempelai oleh Kannushi (pendet a Shint o) agar kedua mempelai diliput i keberunt ungan, kebahagiaan dan perlindungan dari Kami-Sama. Dalam upacara yang dilakukan di dalam kuil Jinja, kedua mempelai akan duduk menghadap alt ar yang t erdapat Kamidana (Semacam But sudan dalam prosesi Budha). Di depan Kam idana t erdapat meja yang berisi persembahan bagi Kami-Sama yang biasanya t erdiri at as; Shinsen1, Tamagushi2, Shio (garam ), Gohan (nasi), M ochi, dan M iki3.

1

Sesajen at au m akanan persem bahan yang t erdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan

2

Ranting pohon sasaki yang diikat dengan kert as w ashi berwarna put ih. Pohon sasaki dianggap sebagai pohon sakral dalam Shint o

3

(7)

Adapun persembahan sepert i Shinzen, Gohan, M ochi dan M iki yang dilet akan di depan Kam idana pada bagian bangunan heiden4 memiliki nilai penyembahan pada Kami-sama (dew a Shint o). Sement ara, Tamagushi dan Shio digunakan sebagai simbol penyucian kuil dan alat -alat yang digunakan dalam upacara pemberkat an pernikahan dilaksanakan.

Prosesi pemberkat an pernikahan Shint o bergant ung pada t iap kuil (lit urgi/ susunan acara) t api, pada umumnya ada beberapa prosesi berikut ;

1. Iring-iringan kedua mempelai yang diant ar nakodo5, keluarga dan, kerabat kedua mempelai dit erima/ disambut dua orang M iko w anit a berpakaian kim ono put ih dilapisi Haori put ih, dan Hakama merah di gerbang kuil/ t orii.

2. Kedua mempelai sekit ar 30 menit mempersiapkan diri sambil diberit ahukan langkah -langkah dalam prosesi pernikahan dit emani oleh M iko w anit a yang berpakaian put ih merah. Sement ara Keluarga dan kerabat kedua mempelai menunggu di ruang t erpisah unt uk menunggu jalanannya prosesi pernikahan dan mereka disuguhkan t eh. 3. Rit ual Sanshin Pengant in M emasuki gerbang dalam kuil diant ar oleh kerabat dan

keluarga dekat kedua mempelai dan didampingi dua M iko w anit a.

4. Kedua mempelai disambut Kannushi (pendet a Shint o) dan asist en Kannushi di depan jalan masuk bangunan kuil yang kemudian berjalan di depan kedua mempelai, diikut i dua M iko w anit a baru kedua mempelai.

5. Kedua mempelai memasuki ruangan upacara pemberkat an/ haiden di dalam kuil dengan posisi M empelai pria duduk di sebelah kanan dan mempelai w anit a duduk di sebelah kiri. Keduanya menghadap ke alt ar.

6. Tamu dipersilahkan memasuki ruang upacara pemberkat an dengan posisi duduk sebelah kanan diisi oleh keluarga dan kerabat mempelai pria dan sebelah kiri diisi oleh keluarga dan kerabat mempelai w anit a. Posisi kedekat an hubungan t amu dengan kedua mempelai menent ukan posisi duduk mereka. Semakin dekat hubungan mereka dengan kedua mempelai, semakin dekat posisi duduk mereka dengan mempelai. Pada saat it u, iringan musik t radisional mulai dimainkan.

7. Prosesi Kannushi mengibaskan Haraegushi sebagai simbol pengusiran roh jahat , dilanjut kan dengan memberi hormat di depan alt ar oleh mempelai dan seluruh t amu dipim pin oleh Kannushi. Set elah it u dipersilahkan unt uk duduk kembali.

8. Kannushi berdoa (norit o Shoujou) di depan alt ar dan memberkat i peralat an unt uk prosesi pernikahan t ermasuk t iga caw an unt uk prosesi san-san-ku-do. Prosesi ini disebut Shubat su no gi.

4

Ruangan dalam kuil Shint o t em pat Kam idana dan sesajian yang m enjadi tempat pem ujaan suci

5

(8)

9. Kannushi memberi hormat pada alt ar sekali lagi bersamaan dengan asist en Kannushi sebagai penghormat an pada Kami-sama.

10. Prosesi selanjut nya disebut Chikai no sakazuki yait u, M iko w anit a membaw akan arak/ sake simbol penyucian acara sakral t ersebut unt uk prosesi san-san-ku-do at au meminum arak sebanyak sembilan kali dengan urut an t uangan pada caw an dit eguk sebanyak t iga kali oleh mempelai pria. Selanjut nya t uangan kedua pada caw an yang sama dit eguk sebanyak t iga kali oleh mempelai w anit a. Berikut nya hal yang sama

13. Pemain musik dan pem bacaan ayat suci Shint o at au norit o mengiringi doa/ t arian dua M iko w anit a di depan alt ar dengan semacam lonceng dan rant ing daun sasaki (M iko Kagura) yang disebut kaguramai (t arian penyembahan yang dilakukan oleh M iko sebagai simbol pemanggilan Kam i/ dew a Shint o yang menjadi saksi penyat uan kedua mempelai dalam pernikahan).

14. Kedua M iko w anit a memberkat i kedua mempelai dengan bunyi lonceng di depan kepala kedua mempelai (dengan gerakan Kiri-Kanan-Kiri-Kanan-Kiri-At as). Sement ara, kedua mempelai menundukan kepala.

15. M iko w anit a membunyikan semacam lonceng di depan para t amu yang hadir baik di sisi kiri dan kanan secara bersamaan dan para t amu menundukan kepala (depan -belakang).

16.Set iap t amu menjalankan prosesi san-san-ku-do bersama kedua mempelai t anda merest ui pernikahan t ersebut .

17.Set elah prosesi diakhiri dengan mempersembahkan rant ing daun sasaki at au Tamagushi Hairei, kedua mempelai dinyat akan sah sebagai pasangan suami-ist ri, kedua mempelai dan t amu memberi hormat sekali lagi dihadapan alt ar.

18.Kedua mempelai dan para t amu keluar dari kuil diant ar oleh Kannushi dan seorang asist en Kannushi dipayungi dengan payung merah besar

19.Kedua mempelai besert a keluarga dan kerabat memberikan hormat sambil mengucapkan t erima kasih pada Kannushi dan asist en Kannushi.

20. Selanjut nya kedua mempelai dapat berfot o bersama keluarga dan kerabat .

(9)

Prosesi resepsi pernikahan biasa dilangsungkan set elah prosesi pem berkat an pernikahan selesai. Pengant in yang sudah resmi sebagai pasangan suami-ist ri dengan adanya prosesi san-san-ku-do, besert a keluarga dan kerabat makan siang bersama dalam prosesi resepsi. Resepsi um umnya dilakukan di hot el at au rest auran dengan ruangan pert emuan belakangan ini dan t amu yang akan dat ang diharapkan melakukan konfirmasi kehadirannya beberapa hari sebelum resepsi pernikahan dilangsungkan. Tamu yang dat ang dapat memberikan hadiah sebagai ungkapan selamat bagi pengant in baik berupa barang maupun uang (goshuugi).

Ada beberapa hadiah yang dianggap t abu unt uk diberikan pada pengant in, sebagai cont oh pisau, barang pecah belah sepert i guci, piring, at au mangkuk. Pada resepsi pernikahan ini ada beberapa pidat o yang dilakukan oleh Nakodo, pihak keluarga kedua mempelai, kerabat , dan t eman kedua mempelai. Isi dari pidat o pernikahan ini kurang lebih adalah ucapan syukur pada t amu yang menghadiri acara dan ucapan selamat unt uk pengant in. Ada beberapa at uran dalam penggunaan kat a yang dipakai dalam pidat o. Kat a-kat a yang mengandung makna “ pot ong” , “ pisah” , “ pecah” at au “ rusak” dianggap bisa berakibat buruk bagi pengant in yang baru menikah.

Hidangan yang ada pada resepsi pernikahan biasanya adalah Konbu6, komochi manju7, kazunoko8. Tat anan hidangan pada resepsi t idak boleh berjumlah empat karena angka empat yang memiliki art i kemat ian dianggap dapat membaw a sial. Hidangan yang dit at a menarik dalam perjam uan makan at au resepsi pernikahan t ersebut juga memiliki nilai t ersendiri yang melambangkan kebahagiaan dan harapan akan kesuburan bagi pengant in baru agar dapat memiliki ket urunan. Diakhir resepsi pernikahan ini, t amu akan mendapat kan souvenir yang biasanya berupa permen, peralat an makan, dan pernak-pernik pernikahan yang disat ukan dalam sebuat t as.

6

Hidangan berupa sayur yang t erbuat dari rum put laut . secara harafiah memiliki arti yorokobu at au kebahagiaan

7

Sejenis m ochi yang kenyal dan m anis

8

(10)

IV. Pernikahan Ala Shinto ditinjau dari sudut pandang Ethic

Sudut Pandang Et hic adalah sudut pandang dalam mempelajari budaya dari luar sist em budaya yang asing. Pernikahan t radisional Jepang yang memakai prosesi pernikahan Shint o t erlihat sangat sederhana. Di Indonesia, pernikahan ident ik dengan adanya prosesi sakral yang t idak menggunakan alat musik keras saat dilangsungkannya pemberkat an. Selain it u, jumlah undangan yang sedikit pada pernikahan ala Shint o berbeda t erkesan t ert ut up. Di Indonesia bukan hanya keluarga besar dan kerabat yang harus diundang, t et angga juga mendapat kan undangan.

Berbeda dengan di Indonesia yang memiliki banyak budaya dari masing-masing daerah dan agama yang dianut , di Jepang pernikahan dapat dipilih sesuai keinginan mempelai t anpa dipengaruhi kepercayaan at au agama apa yang mereka anut . Keseluruhan Prosesi pernikahan ala Shint o diat ur oleh Kuil t empat berlangsungnya pernikahan. Sement ara di Indonesia, umum nya pernikahan dapat disesuaikan dengan keinginan keluarga yang menent ukan pilihan mereka. Di Jepang pasangan dan keluarga mereka umumnya mengadakan omiai9 dan yuino10 yang dilangsungkan sebelum hari pernikahan. Pada pernikahan t radisional Indonesia, ada beberapa t ahapan sebelum hari pernikahan yang melibat kan banyak pihak diluar keluarga int i kedua mempelai.

Pada pernikahan t radisional ala Shint o t idak ada mas kaw in yang diberikan pada hari pernikahan sepert i yang ada di Indonesia. Prosesi pert ukaran cincin perkaw inan pun baru belakangan ini populer dan dilakukan karena t erpengaruh budaya Er opa. Sement ara di Indonesia, baik prosesi t ukan cincin perkaw inan dan mas kaw in, keduanya ada dan menjadi prosesi yang t idak kalah pent ing dari prosesi lainnya yang ada sepanjang pernikahan t ersebut berlangsung. Pada saat prosesi pernikahan berlangsung mem pelai w anit a memakai pakaian t radisional serba Put ih (shiromuku), akan t et api pada saat resepsi mempelai w anit a bergant i pakaian dan mengenakan pakaian t radisional berw arna cerah (Uchikake). Di Indonesia, Pakaian yang dikenakan mempelai disesuaikan dengan keinginan keluarga dan mempelai. Akan t et api, umum nya mempelai w anit a Indonesia mengenakan kebaya saat pernikahan berlangsung secara adat .

9

Pert em uan kedua m em pelai dengan sist em perjodohan yang diat ur oleh nakodo at au com blang

10

(11)

Sebagai bahan perbandingan penulis yang melihat dari sudut pandang et hic maka, penulis akan membahas sedikit mengenai prosesi pernikahan t radisional Indonesia. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak t radisi yang diw ariskan t urun t emurun dari masing-masing daerah hingga kini t erus melest arikan budaya t ersebut . Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar pernikahan di Indonesia diselenggarakan dalam prosesi perpaduan ant ara t radisi dan agama yang dianut . Sebagai cont oh sist em pernikahan adat Bat ak Toba.

Pernikahan adat Batak Toba

Sepert i yang sempat dibahas sebelumnya mengenai pakaian yang dikenakan mempelai w anit a pada pernikahan t radisional Indonesia, mempelai w anit a pada pernikahan adat Bat ak Toba pun berupa kebaya. Hanya saja ada beberapa at ribut lain yang juga dikenakan mempelai w anit a dan pria yang membedakannya dari pernikahan t radisional Indonesia lainnya. Adanya konsep t iga kelompok yang dianggap paling berkont ribusi dalam pernikahan adat Bat ak Toba yang disebut dengan ist ilah dalihan na t olu11 yang harus ada dalam prosesi adat . M ahar yang dikenal pada prosesi adat Bat ak Toba masa kini adalah dalam bent uk Uang. Pada Prosesi adat diperlukan adanya beberapa macam ulos12, dengke13, namargoar ni Juhut14.

Adanya t ahapan sebelum pernikahan yang dilakukan pada pernikahan adat Bat ak Toba baik unt uk Nasrani maupun M uslim yait u, m arhusip15, m art umpol16, mart onggo Raja/ m aria Raja17. Unt uk penganut agama Nasrani pernikahan akan dilangsungkan di gereja,

11

Dalihan na Tolu adalah ist ilah filosofi suku Bat ak yang menggam barkan hubungan kekerabat an yang berbunyi seperti berikut ; Som ba m arhula-hula, Elek m arboru, M anat m ardongan t ubu

12

Kain t enunan khas Bat ak

13

M asakan yang t erbuat dari Ikan M as

14

Sat u ekor hew an yang dijadikan hant aran keluarga pihak mem pelai pria bisa berupa babi, Sapi, at au Kerbau

15

Pert em uan kedua keluarga dekat dari m em pelai pria dan wanit a

16

Pengikat an janji unt uk m enikah at au sejenis pert unangan dihadapan keluarga besar dari m em pelai pria dan w anit a

17

(12)

dan bagi umat M uslim , pernikahan dapat dilakukan di masjid at aupun di rumah orangt ua mempelai w anit a. Pernikahan t radisional Indonesia dari adat Bat ak Toba mengharuskan keluarga besar dan kedua mempelai yang ingin melangsungkan pernikahan dengan adat Bat ak Toba melew at i prosesi sebelum hingga sesudah pernikahan secara penuh. Adapun di luar prosesi sebelum pernikahan t ersebut , pada hari pernikahan, keluarga dan kedua mempelai akan mengikut i beberapa prosesi sebagai berikut ; marsibuha-buhai 18 , pemberkat an pernikahan secara agama, pest a pernikahan adat Bat ak Toba

V. Simpulan

Prosesi pernikahan t radisional Jepang dan Indonesia banyak memiliki persamaan. Akan t et api, norma dan nilai yang t erkandung t ent u saja berbeda. Di Jepang unt uk pernikahan t radisional ala Shint o menggambarkan sebuah pemujaan yang t erkesan mist is. M eminum sake digunakan sebagai simbol penyat uan dua insan yang mengikat janji pernikahan. Pernikahan ala Shint o yang dikenal dengan Shinzen Kekkon Shiki umum nya dilakukan di kuil dimana adanya pendet a Shint o (Kannushi), asist en Kannushi, dua M iko dan dihadiri pula oleh keluarga dekat dan kerabat dekat . Selama prosesi pernikahan iringan musik t radisional Jepang dan pembacaan doa Shint o (norit o) t erus menerus t erdengar.

Prosesi pernikahan baik Shint o dan pernikahan t radisional yang ada di Indonesia kent al akan adat yang dianut jika dilihat dari penggunaan busana. Akan t et api, pernikahan t radisional Indonesia lebih memiliki ragam sesuai dengan adat ist iadat yang ada pada budaya masing-masing daerah. Bahkan agama dan kebiasaan t iap keluarga besar mempengaruhi t at a cara dan rit ual dalam pernikahan t radisionalnya. Pernikahan Indonesia pun t erkesan lebih meriah karena dihadiri banyak t am u.

Sebagai orang Indonesia, pernikahan Jepang yang t ert ut up dan bersifat pribadi t erlihat aneh. Unt uk orang Indonesia pernikahan seharusnya dihadiri banyak t amu. Semakin banyak t amu yang dat ang pada pernikahan dianggap sebagai banyak orang yang akan merest ui dan mendoakan pernikahan mereka.

18

(13)

Unt uk menyimpulkan pembahasan mengenai “ Norma dan Nilai dalam Pernikahan Shint o Dit injau dari Sudut Pandang Et hic” ini penulis berpendapat bahw a norma yang mengat ur t at a cara pernikahan di Jepang bersangkut an dengan alir an kepercayaan Shint o. Selain it u, nilai-nilai budaya yang t erlihat pada pernikahan t rad isional Jepang pun diadapt asi dari nilai-nilai aliran kepercayaan Shint o.

Daftar Pustaka

Picken, St uart D. B. 1994. Essent ials of Shint o: An Analyt ical Guide t o Principal Teaching. Greenw ood Publishing.Unit ed St at es of America.

Karmila, M ila. 2010. M odul Perkuliahan: Busana Pengant in Jepang. Universit as Pendidikan Indonesia. Jakart a.

The Shint o Wedding Ceremony Procedure. ht t p:/ / kyot o-w eddings.jp/ ceremony-guide.ht ml. diakses pada 28 April 2014, 21:42

Shint o Wedding. ht t p:/ / w w w .t surugaoka-hachim angu.jp/ shint o_is/ shint o_w edding.ht ml. diakses pada 28 April 2014, 20:50

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh aktivitas belajar dan kemandirian dalam mengerjakan tugas terhadap hasil belajar siswa ekonomi kelas XI di SMA Semen Padang.

Debt covenants may require a firm to maintain a minimum interest coverage ratio (EBIT / interest expense). Manipulating the financial statements to increase the interest coverage

Penelitian yang dilakukan di Kelurahan Pakuncen Wirobrajan Wogyakarta pada tahun 2012 juga menunjukkan hal yang serupa bahwa ada hubungan lemah antara indeks massa

Pada penelitian ini teknik symbol coding merupakan teknik yang digunakan untuk menghitung frekuensi kemunculan suatu aspek-aspek sinematografi yang ada pada film

Tingkat penyangraian yang semakin meningkat dari light menuju dark menyebabkan penurunan kadar air biji kopi sangrai yang setara pada biji kopi mentah (GB) dan biji kopi

Faktor ini karena mata pisau dengan ketajaman yang sudah mulai berkurang, kedudukan yang tidak tepat serta pekerja yang tidak ahli dalam melakukan pengirisan

6 (Dosen menggunakan alat bantu pengajaran yang sesuai dengan materi kuliah di dalam kelas) dengan nilai 3,55 sedangkan nilai terendah adalah butir pertanyaan

Penelitian yang berjudul “Peran Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jawa Timur dalam Membantu Pemerintah Tiongkok untuk Mempererat Hubungan Bilateral