SUMBER DAYA MANUSIA
Indah Fatimah 20166120014
Marianne Henryta 20166120101
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Menu house caffee
225 Blissfull Black Cod with Shoyu
300 Breaded Shrimp with Dry Coconut 250 Chicken Curry in Puff Pastry
200 Crabmeat and Spinach Croquette 225 Crispy Crab and Rock Shrimp
Chips 180 Crispy Popcorn Shrimp
Salad 150 Deep-fried
Marinated Squid 175 Fried
calamari in Japanese Curry Tempura Batter 200
Grand Marnier Stir-fried Dory
TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB EKSEKUTIF CHEF
Tugas Dasar Executive Chef Berikut saya akan lampirkan beberapa
tugas yang paling menentukan bagi seorang Executive Chef dalam
kinerjanya menjaga agar penjualan restoran dan rasa makanan
tetap sesuai dengan standar menu yang telah ditetapkan oleh hotel
itu sendiri.
Executive chef adalah jawara tertinggi dalam kitchen departemen
yang mempunyai wewenang penuh dalam menjaga stabilitas
berjalannya pekerjaan dan tugas sesuai dengan standar operasional
yang sudah ditetapkan oleh perusahaan atau hotel itu sendiri.
Berikut uraian tugas, wewenang,
tanggung jawab, peran & karakteristik kepribadian dari the head
chef eksekutif chef yang menjabat selaku pimpinan teratas dari
institusi dapur yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap
segala sesuatu yagn berhubungan dengan dapur baik itu berupa
standar operasional, pemesanan barang, standar rasa, standar
penyajian, standar menu dan standar yang lainnya sehingga semua
operasional dapur dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Uraian Tugas :
1.
Mengecek daftar pesanan barang ke gudang, sebagai
kitchen requesation (Pengorderan barang untuk keperluan dapur)
3.
Membuat anggaran tahunan untuk mempersiapkan
bahan-bahan makanan yang akan dijual.
4.
Membuat rencana kerja tahunan sebagai work target atau
revenue tahunan untuk menjadi tatanan pencapain target dimasa
mendatang.
5.
Selalu menghadiri rapat antara kepala bagian lainnya, sesuai
yang telah ditentukan oleh General Manager.
6.
Mengatur & mengawasi seluruh tugas-tugas kitchen,
khususnya dalam proses pengadaan dan pengolahan makanan
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
7.
Mengawasi pelaksanaan tata kerja , keselamatan kerja, dan
memenuhi kelengkapan atau atribut kerja agar dapat
menciptakan lingkungan kerja yang aman.
8.
Mengawasi sepenuhnya tempat penyimpanan makanan dan
peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk kelancaran
operasional kerja.
9.
Menjaga food cost standart (standar harga) yang berbanding
lurus dengan standar porsi, sehingga harga yang tercantum
dimenu sudah mengalami perhitungan yang matang.
10.
Mengontrol dan melaksanakan sepenuhnya kegiatan food
production secara keseluruhan.
11.
Bekerja sama dengan F & B manager khususnya dalam hal
penyediaan makanan dan minuman dalam jamuan-jamuan atau
rapat-rapat yang diselenggarakan oleh hotel.
12.
Berkreasi menciptakan menu-menu baru, sebagai upaya
untuk menarik konsumen, tetapi hal ini sebagai tugas tambahan.
13.
Mengawasi tata urutan dalam penyiapan menu-menu buffet
sehingga berjalan dengan teratur dan baik.
14.
Menjaga hubungan baik dengan para staff dan rekan-rekan.
15.
Bersedia menjalankan tugas atau instruktur dari atasan.
16.
Dan dibutuhkan sebagi advisor dan ketua yang menjadi
pengajar, pengawas dan pengambil keputusan demi kelancaran
operasional kitchen dengan sebaik-baiknya
B. Wewenang :
2.
Berwenang atas pengambilan keputusan dalam
mengkoordinasikan semua kegiatan operasional Departement.
3.
Berwenang untuk menambah atau mengurangi staff yang
ada dengan memberikan rekomendasi lebih lanjut ke bagian HRD
( Human Resources Departement )
C. Tanggung Jawab :
1.
Bertanggung jawab atas terlaksana tugas-tugas dan
pekerjaan berdasarkan standar operasional kitchen itu sendiri,
sehingga bisa menopang keberhasilan sebuah departemen
kitchen menjadi team work yang solid.
2.
Bertanggung jawab atas pengadaan bahan-bahan makanan
yang menjadi bagian dalam penjualan produk kitchen itu sendiri.
D. Peranan :
1.
Memesan/mengawasi pemesanan barang serta bahan
makanan pada gudang dengan melakukan koordinasi dengan
store man dalam penataan pengadaan barang dan pengambilan
barang.
2.
Merencanakan dan menyusun menu berdasarkan tipe menu
yang disesuaikan dengan ikon dari restoran tersebut seperti
(western food, Indonesian food, mediterranian food dan lainnya )
3.
Memberikan saran-saran atau data tentang peralatan dapur
yang akan dibeli.
4.
Menjaga kestabilan food cost (biaya pokok pengolahan
makanan) sehingga tingkat keuntungan tertentu bisa dicapai dan
dipertahankan.
5.
Mengatur pekerjaan,menentukan uraian tugas-tugas
masing-masing jabatan dan menyusun jadwal kerja brigade dapur.
6.
Meningkatkan kemampuan bawahan dengan jalan
7.
Mengawasi pekerjaan dapur terutama pada waktu service,
kualitas makanan yang dijual dapat di pertanggung jawabkan.
Karakteristik kepribadian yang harus dimiliki oleh kepala
dapur adalah:
1.
Bertanggung jawab atas semua kegiatan di dapur.
2.
Jujur dalam semua kegiatan.
3.
Memiliki disiplin yang tinggi.
4.
Sabar dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
5.
Dibutuhkan ketegasan dalam pengambilan keputusan.
Test yang mau dipakai
#3. Jenis tes psikologi “
Analog Verbal Test
“
Tes ini biasanya terdiri dari 40 soal, dimana soal-soal tersebut berisi
antonim/sinonim/analog dari suatu kata. Fungsi dari tes ini yaitu untuk mengetahui
kemampuan seseorang dalam menghadapi suatu kondisi. Selain itu juga berfungsi
untuk penilaian seberapa jauh kamu menerka dan memahami sebab-akibat pada suatu
permasalahan.
Untuk cara pengerjaannya cukup mudah yakni selalu berkonsentrasi dan selalu
gunakan logika kamu. Namun apabila kamu memiliki masalah dengan dua hal tersebut,
ada cara lain untuk lulus dari tes yang satu ini. Yakni membypass dengan cara hafalkan
beberapa contoh soalnya. Karena sering sekali soal yang diberikan dalam tes ini relatif
sama.
oal Psikotes Analogi Verbal
Petunjuk Soal :
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat pada kata-kata yang disediakan. Kemudian, isi dengan huruf a, b, c, atau d sebagai pilihan jawaban sobat. Kerjakan dengan cepat dan teliti, karena waktu yang diberikan cukup terbatas, yaitu 15 menit. Bila waktunya sudah 15 menit, segera berhenti. Selanjutnya “Lihat Hasilnya (Kunci Jawaban)”, Selamat Berlatih
1. Mobil – Bensin = Pelari – …. a. Makanan b. Sepatu c. Kaos d. Lintasan 2. Dingin – Selimut = Hujan – …. a. Air b. Payung c. Dingin d. Basah 3. Semir – Sepatu = Sikat – …. a. Kuku b. Rambut c. Televisi d. Gigi 4. Kepala – Pusing = Perut – …. a. Batuk b. Pilek c. Mules d. Gemuk 5. Bugil – Pakaian = Gundul – …. a. Botak b. Kepala c. Cukur d. Rambut 6. Kayu – Pohon = Emas – …. a. Tambang b. Perhiasan c. Mahal d. Logam 7. Saya – Kami = Dia – …. a. Kamu b. Mereka c. Anda d. Kita 8. Kumis – Kucing = Belalai – …. a. Ular b. Harimau c. Gajah d. Hidung 9. Reguler – Senin = Karyawan – …. a. Selasa b. Rabu c. Minggu d. Jumat 10. Busur – Panah = Senapan – …. a. Peluru b. Senjata c. Berbahaya d. Tembakan
5. Edwards Personal Preference Schedule atau disingkat EPPS
test
Jenis tes yang kelima ini biasanya disebut
tes EPPS
, dimana fungsi dari tes ini yakni
menunjukkan jati diri dan kepribadian seseorang secara lebih detail. Tes ini terdiri dari
225 nomor soal, yang di dalam masing-masing soal hanya terdapat dua pilihan jawaban
seperti A atau B. Pilihan yang kamu pilih biasanya menunjukkan atau sesuai dengan
kepribadian kamu.
Perlu diingat, semua soal harus kamu jawab walaupun diantara pilihan itu tidak
menunjukkan diri kamu yang sebenarnya. Karena dalam tes ini tidak ada jawaban yang
benar atau salah, melainkan setiap jawaban akan menunjukkan kepribadian kamu yang
sebenarnya. Tujuannya sendiri, tes EPPS yakni untuk bisa menyaring orang-orang
yang memiliki kepribadian sesuai dan pastinya diharapkan perusahaan itu sendiri.
Kunci pengerjaannya pun hanya ada satu yakni, jangan pernah bohongi diri kamu
sendiri dalam kata lain bersikaplah jujur dan apa adanya walaupun itu menuntut kamu
menunjukkan kekurangan diri sendiri. Beberapa kali pilihan akan diulang pada nomer
yang di acak tentunya, dan disitulah ujian kejujuranmu akan terlihat.
A. Saya suka berbicara tentang diri saya dengan orang lain.
B. Saya suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah saya tentukan bagi diri
saya.
. Saya suka menolong teman-teman saya, bila mereka berada dalam
kesulitan.
B. Saya ingin melakukan pekerjaan apa saja sebaik mungkin.
A. Saya ingin mengetahui bagaimana pandangan orang-orang besar
mengenai berbagai masalah yang menarik perhatian saya.
B. Saya ingin menjadi seorang ahli yang diakui dalam salah satu pekerjaan
atau sedang khusus.
A. Saya ingin agar setiap pekerjaan tulisan saya teliti, rapi, dan tersusun
dengan baik.
B. Saya ingin menjadi seorang ahli yang diakui dalam salah satu pekerjaan,
jabatan atau bidang khusus.
Interview Yang Digunakan
1. Ceritakan tentang diri Anda?
2.
Mengapa Anda memilih jurusan tata boga ?3.
Selain pendidikan formal, apakah Anda memiliki keterampilan lain?4.
Apa makna pekerjaan buat Anda?5.
Apakah Anda memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja?6.
Apakah Anda lebih senang bekerja sorang diri atau dalam tim?7.
Bisakah Anda bekerja di bawah tekanan?8.
Bagaimana sikap Anda terhadap kritik yang ditujukan kepada Anda?9.
Apabila bawahan Anda melakukan kesalahan, apa yang Anda lakukan?11.
Mengapa Anda pindah kerja dari perusahaan sebelumnya?12.
Apa halangan tersulit yang Anda temukan pada pekerjaan sebelumnya?13.
Apakah Anda pernah bolos bekerja?14.
Apakah Anda bersedia bekerja lembur?15.
Apa yang membuat Anda tertarik bekerja di perusahaan kami?16.
Menurut Anda, apa yang membuat perusahaan kami berbeda dengan perusahaan sejenis lainnya?17.
Jelaskan rencana Anda untuk lima tahun ke depan?18.
Apakah Anda siap menerima tanggung jawab yang lebih besar?19.
Berapa gaji yang Anda harapkan untuk posisi ini?Traning yang digunakan
Four-Level Framework dari Kirkpatrick
Kerangka yang paling umum dalam training dan evaluasinya adalah yang
dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick pada akhir 1950-an. Kerangka ini menggambarkan 4 level evaluasi :
1. Level 1 : Reaction ( 1 minggu untuk umum)
2. Level 2 : Learning ( 1 bulan untuk profesional ) ( 3-6 untuk pemula )
3. Level 3 : Job Behavior ( 2 minggu untukumum )
4. Level 4 : Results ( 1 minggu untuk umum )
Banyak usaha yang berhasil dibangun pada konsep 4 level dari Kirkpatrick ini.
A. Level 1 – Reaction (Reaksi) Mengevaluasi reaksi adalah sama halnya dengan mengukur tingkat ketertarikan pelamar kerja, evaluasi di level satu biasa disebut dengan “happy face evaluation”, dimana dilevel ini diukur reaksi dan kepuasan pelamar kerja terhadap program pelatihan. Mengukur tingkat kepuasan pelamar kerja dalam kegiatan pelatihan merupakan hal yang penting, karena menyangkut motivasi mereka dalam berkerja nanti.. Evaluasi di level 1 tidak mengukur apa yang peserta telah pelajari, namun mengukur minat, motivasi, dan tingkat perhatian dari peserta pelatihan . Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi di level-1 adalah:
1. Tentukan hal-hal yang dapat menginformasikan kepuasan pelamar dalam mengikuti kegiatan pelatihan seperti fasilitas, jadwal, kualitas makanan,lngkungan kerja , kualitas Informasi-informasi tersebut kemudian dikemas dalam suatu format isian yang mudah dimengerti oleh subjek evaluasi, serta dapat mengkuantifikasikan informasi-informasi tersebut. Tambahkan juga kolom komentar dan saran sebagai informasi tambahan.
3. Lakukan tindakan yang tepat secara langsung dalam menyikapi hasil evaluasi.
B. Level 2 – Learning (Pembelajaran) Evaluasi di level-2 berhubungan dengan pengukuran peningkatan kompetensi peserta, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan tujuan diadakannya tranning . pelatihan didefinisikan sebagai prinsip, fakta-fakta, dan teknik yang dimengerti dan diserap oleh peserta pelatihan tujuan pelaksanaan evaluasi belajar di level-2 untuk mengukur seberapa baik peserta pelatihan dalam mempelajari pengetahuan atau keterampilan yang disampaikan dalam kegiatan tranning , mengukur pembelajaran berarti menentukan satu hal atau lebih yang berhubungan dengan tujuan pelatihan, seperti pengetahuan apa yang telah dipelajari, keterampilan apa yang telah dikembangkan atau ditingkatkan, dan sikap apa yang telah berubah. Langkah-langkah dalam melaksanakan evaluasi di level-2, adalah:
1. Lakukan evaluasi terkait peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap sebelum dan sesudah pelatihan.
2. Gunakan tes tertulis untuk mengukur pengetahuan dan sikap. 3. Gunakan tes performa dalam mengukur keterampilan
4. Gunakan hasil pengukuran tersebut untuk melakukan tidakan yang sesuai. Yang dimaksud tindakan yang sesuai dalam hal ini adalah melakukan tindakan konfirmatif dengan hasil evaluasi di level-1, apakah karena manager kurang komunikatif dalam menyampaikan mater, sehingga kekurangan evaluasi dalam level-1 dapat segera mendapat perhatian.
C. Level 3 – Behavior (Perilaku) Perilaku didefinisikan sebagai sejauh mana perubahan perilaku yang muncul karena pelamar kerja mengikuti program pelatihan. Evaluasi level-3 dilakukan untuk mengindikasikan sejauh mana materi dalam pelatihan diaplikasikan pada pekerjaan dan tempat kerja peserta , tujuan dilakukannya evaluasi di level 3 adalah untuk mengukur perubahan dalam perilaku kerja yang muncul karena pegawai tersebut mengikuti program pelatihan. Untuk dapat mengaplikasikan perubahan perilaku tersebut, menurut Kirkpatrick, D., L. & Kirkpatrick J., D. (2006) terdapat empat kondisi yang diperlukan,
yaitu:
seseorang harus tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukan hal tersebut;
seseorang harus bekerja dalam lingkungan kerja yang tepat;
serta seseorang harus mendapatkan penghargaan karena dia berubah. Program pelatihan dapat memberikan kondisi pertama dan kedua dengan program pelatihan yang mendukung perubahan sikap sesuai dengan tujuan pelatihan dengan memberikan materi terkait pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap
Tetapi untuk hal ketiga tentang lingkungan kondisi kerja yang tepat, berkaitan langsung dengan atasan dan lingkungan peserta. Terkait masalah tersebut Kirkpatrick, D., L. & Kirkpatrick J., D. (2006) mengemukakan lima jenis kondisi kerja yang disebabkan karena perilaku pimpinan di tempat kerja yang dapat mempengaruhi kondisi peserta
pelatihan dalam menerapkan perubahan perilaku, yaitu:
1. Menghalangi (preventing). Pimpinan melarang peserta pelatihan untuk mengerjakan apa yang telah diajarkan dalam kegiatan pelatihan. Pemimpin tersebut mungkin terpengaruh oleh budaya kerja organisasi yang telah ditetapkan, atau cara memimpin yang bertentangan dengan apa yang telah diajarkan pada peserta pelatihan.
2. Mengecilkan (discouraging). Dalam hal ini pimpinan peserta tidak secara langsung mengatakan bahwa peserta tidak akan bisa melakukan perubahan, namum secara tersirat pimpinan tersebut tidak ingin peserta melakukan perubahan perilaku karena pimpinan tersebut tidak suka, atau pimpinan tidak mencontohkan perilaku sesuai dengan yang peserta pelajari dipelatihan sehingga mengecilkan hati peserta sebagai bawahan untuk berubah.
3. Netral (neutral). Pimpinan mengindahkan kenyataan bahwa anak buahnya telah mengikuti program pelatihan. Pimpinan berpikir apa yang dengan kondisi yang sekarang terjadi di lingkungan kerja sudah cukup dalam menyelesaikan pekerjaan. Pimpinan tidak mau mengambil resiko, karena apabila peserta diklat melakukan perubahan akan beresiko merubah kondisi kerja yang sudah ada sehingga ada peluang pekerjaan menjadi tidak maksimal
4. Mendorong (encouraging). Pimpinan mendukung bawahan untuk belajar dan mengaplikasikan apa yang dipelajari dalam pelatihan di pekerjaan
5. Menuntut (requiring). Pimpinan mengetahui bahwa bawahannya telah belajar dan memastikan apa yang telah dipelajari oleh bawahannya diaplikasikan dalam pekerjaan.
melakukan evaluasi di level 1 dan 2 yang dapat dilakukan segera. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor. Faktor pertama, peserta tidak dapat merubah perilaku mereka dalam bekerja sampai mereka mendapatkan kesempatan dalam melaksanakan perubahan perilaku tersebut. Faktor yang kedua, tidak mungkin menentukan kapan perubahan tersebut terjadi. Faktor yang ketiga, perubahan perilaku merupakan hak peserta itu sendiri, dalam artian peserta dapat membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri dalam mengaplikasikan hasil pelatihan, seperti: “saya suka dengan apa terjadi, dan saya akan melanjutkan untuk meneruskan perilaku baru saya”; “saya tidak suka dengan apa yang terjadi, dan saya akan kembali kepada kebiasaan lama saya; atau “saya suka dengan apa yang terjadi, tetapi atasan saya tidak suka saya berubah”. Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi level-3 adalah:
1. Lakukan terlebih dahulu evaluasi di level-1 dan level-2
2. Berikan waktu untuk berlangsungnya perubahan perilaku, yang umumnya adalah 3 sampai dengan 6 bulan setelah pelatihan
3. Lakukan evaluasi perilaku baik sebelum dan sesudah program pelatihan apabila memungkinkan.
4. Lakukan metode survey menggunakan kuisioner atau/dan wawancara pada peserta pelatihan, atasan langsung peserta, bawahan peserta, dan pihak lain yang sering mengamati perilaku peserta.
5. Lakukan evaluasi pada semua peserta, atau apabila tidak memungkinkan gunakan metode sampling.
6. Lakukan evaluasi ulangan pada waktu yang sesuai, untuk memastikan peserta tetap pada perilaku yang sesuai dengan tujuan pelatihan.
7. Pertimbangkan faktor biaya pelaksanaan evaluasi perilaku dibandingkan dengan keuntungan yang dihasilkan dari evaluasi.
D. Level 4 – Result (Hasil) Pelaksanaan program pelatihan, tentunya bertujuan mendapatkan hasil yang baik, seperti peningkatan kualitas, produktivitas, atau tingkat keselamatan. Evaluasi hasil menurut Kirkpatrick, D., L. & Kirkpatrick J., D. (2006) dapat didefinisikan sebagai sebuah hasil akhir yang terjadi sebagai akibat peserta mengikuti program pelatihan, evaluasi di level-4 bertujuan apakah program pelatihan bermanfaat dalam mencapai tujuan organisasi. Hasil akhir dalam konteks evaluasi di level 4 mencakup hasil produksi yang meningkat, kepuasan pelanggan, peningkatan moral pegawai, dan peningkatan keuntungan perusahaan . Hubungan antara hasil positif yang diterima oleh Perusahaan dengan kegiatan pelatihan merupakan hal yang rumit, karena banyak aspek-aspek lain yang mempengaruhi hal tersebut dan pelatihan mungkin adalah salah satunya. Langkah langkah dalam melakukan evalausi di level- 4 adalah:
2. Berikan waktu dalam melihat dampak muncul atau tercapai. Tidak ada waktu yang spesifik dalam melakukan evaluasi hasil, sehingga dalam menentukan waktu pelaksanaan evaluasi harus mempertimbangkan berbagai faktor yang terlibat
3. Dapat dilakukan dengan metode survey menggunakan kuisionerataupun wawancara terhadap peserta pelatihan dan pimpinan perusahaan.
4. Lakukan pengukuran, baik sebelum dan sesudah program pelatihan apabila memungkinkan
5. Lakukan evaluasi ulangan pada waktu yang sesuai.