128
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Hubungan Bentuk dengan
Gerak Benda Melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas III SD Inpres
Maranatha
Siana
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Siana, 2015. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Hubungan Bentuk dengan Gerak Benda melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas III SD Inpres Maranatha
Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Muhammad Ali, Pembimbing (II) Yusuf Kendek Palui.
Tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi hubungan bentuk dengan gerak benda melalui metode eksperimen di kelas III SD Inpres Maranatha. Metode penelitian adalah metode penelitian tindakan kelas yaitu meliputi 4 tahap : (i) perencanaan, (ii) pelaksanaan tindakan, (iii) observasi, dan (iv) refleksi. Penggunaan model ini dikarenakan alur yang digunakan cukup sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan 2 yaitu 34,72% kriteria kurang, observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 2 diperoleh persentase rata-rata 41,67% kriteria kurang, rata-rata daya serap individu siswa kelas III SD Inpres Maranatha 45,92%, dan ketuntasan belajar 17,86%. Observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 2 yaitu 88,89% kriteria baik. Siklus II pertemuan 2 meningkat 93,33% kriteria baik, hasil belajar rata-rata eksperimen yang diperoleh pada siklus II yakni 80,87% tuntas belajar siswa dengan presentase 92,86% dari 28 siswa. Penggunaan metode eksperimen pada materi hubungan bentuk dengan gerak benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Inpres Maranatha.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Eksperimen
I. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan.
Sebagai sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mengetahui apakah penyelenggaraan
129 komponen dan proses yang menjadi sumber kegagalan (Purwanto, 2013).
Siswa adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah siswa dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam. Demikian juga halnya mengenai jenis kelamin mereka, ada berjenis kelamin laki-laki dan ada yang berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang, dan ada pula yang rendah. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan
untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan (Syaiful B. Djamarah. 1997).
Kondisi yang dialami siswa dari segi faktor kurangnya minat dan motivasi dari anak. Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu tidak terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu. Sebab kesulitan belajarnya disebabkan karena tidak adanya minat atau oleh sebab yang lain.
130 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah: “apakah dengan melalui metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi hubungan bentuk dengan gerak benda di kelas III SD Inpres Maranatha”?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi hubungan bentuk dengan gerak benda melalui metode eksperimen di kelas III SD Inpres Maranatha.
II. METODE PENELITIAN
Desan penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Depdiknas, 2004) yaitu meliputi 4 tahap : (i) perencanaan, (ii) pelaksanaan tindakan, (iii) observasi, dan (iv) refleksi. Penggunaan model ini dikarenakan alur yang digunakan cukup sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Adapun alur pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram Alur Desain Penelitian Model Kemmis dan Mc. Taggart
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Maranatha dengan subyek penelitian
adalah siswa kelas III dengan jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki, dan 15 siswa perempuan yang mengikuti mata pelajaran IPA tahun pelajaran 2014-2015.
Secara umum kegiatan ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu Siklus I dan Siklus
II. Pelaksanaka tindakan dilakukan dua kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama Keterangan :
0 = Pratindakan 1 = Rencana siklus 1 2 = Pelaksanaan siklus 1 3 = Observasi siklus 1 4 = Refleksi siklus 1 5 = Rencana siklus 2 6 = Pelaksanaan siklus 1 7 = Observasi 2
8 = Refleksi siklus 2 a = Siklus 1
131 dilakukan kegiatan belajar dan pertemuan kedua dilakukan ter hasil belajar.
Sumber data dalam penelitian ini adalah berasal dari guru mata pelajaran IPA kelas III SD Inpres Maranatha Tahun Pelajaran 2014-2015.
Jenis data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada siswa dan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan terhadap data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif dikumpulkan melalui lembar observasi yang dilakukan terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa, aktivitas siswa dan kinerja kelompok.
1. Observasi aktivitas guru bertujuan untuk mengukur kemampuan guru dalam
menerapkan skenario pembelajaran yang telah direncanaan.
2. Observasi aktivitas siswa bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
3. Afektivitas siswa bertujuan untuk mengukur sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. 4. Kinerja kelompok bertujuan untuk mengukur keterampilan siswa secara berkelompok.
Data kuantitatif dikumpulkan melalui cara pemberian tes, pemberian tes ini terdiri dari tes awal dan tes akhir.
1. Tes awal yaitu tes yang dilakukan untuk dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pembentukan kelompok belajar yang heterogen.
2. Tes akhir yaitu tes yang diberikan setiap akhir tindakan (pada akhir tindakan siklus I dan siklus II) dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe artikulasi.
132 penilaian akan diberikan skor 1 (kurang), 2 (sedang), 3 (baik) dan 4 (sangat baik).
Selanjutnya dihitung persentase rata-rata dengan menggunakan persamaan :
Presentase nilai rata-rata (NR) = Jumlah Skor
Skor Maksimal x 100% (Depdiknas, 2004).
Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut: 90% > NR < 100% : Sangat Baik
80% > NR < 90% : Baik 70% > NR < 80% : Cukup 60% > NR < 70% : Kurang
0% > NR < 60% : Sangat Kurang
Selain menggunakan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam data kualitatif juga digunakan lembar penilaian afektif siswa dan penilaian kelompok.
1. Penilaian Afektif Siswa
Penilaian afektif siswa menunjukkan aspek-aspek yang dinilai untuk tiap siswa, yang diamati dalam kegiatan belajar mengajar.
Tabel Penilaian Afektif Siswa
No Aspek yang Diamati Nilai
1 Kerajinan/Kehadiran 4
2 Perhatian mengikuti pelajaran 4
3 Keaktifan dalam KBM 4
4 Kerapian 4
Jumlah Nilai 16
2. Penilaian Kelompok
Penilaian kelompok menunjukkan aspek-aspek yang dinilai untuk masing-masing kelompok yang diamati dalam kegiatan belajar mengajar.
Tabel Penilaian Kelompok
No Aspek yang Diamati Nilai
1 Keseriusan saat berdiskusi sesama anggota kelompok
4
2 Saling menghargai 4
3 Kerjasama 4
Jumlah Nilai 12
133
1. Daya Serap Individu
Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus sebagai berikut :
DSI = X
Y x 100%
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu minimal.
2. Ketuntasan Belajar Klasikal
Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini, maka digunakan rumus sebagai berikut :
KBK = ∑ N
∑ S x 100%
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 85% siswa telah tuntas secara individual.
3. Daya Serap Klasikal
Analisa data untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut:
DSK = ∑ P
∑ I x 100%
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 60% siswa telah tuntas secara individual.
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini apabila persentase daya serap individual memperoleh nilai minimal 60% dan ketuntasan mencapai 85% (Depdiknas, 2004).
134 III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan 2 yaitu 34,72% kriteria kurang, observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 2 diperoleh persentase rata-rata 41,67% kriteria kurang, rata-rata daya serap individu siswa kelas III SD Inpres Maranatha 45,92%, dan ketuntasan belajar 17,86%. Observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 2 yaitu 88,89% kriteria baik. Siklus II pertemuan 2 meningkat 93,33% kriteria baik, hasil belajar rata-rata eksperimen yang diperoleh pada siklus II yakni 80,87% tuntas belajar siswa dengan presentase 92,86% dari 28 siswa. Penggunaan metode eksperimen pada materi hubungan bentuk dengan gerak benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Inpres Maranatha.
Pada awal kegiatan belajar siswa tampak bersemangat dan antusias walaupun masih bingung cara menggunakan metode eksperimen. Setelah peneliti menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajaran dan menggunakan metode eksperimen, siswa memahami dan pembelajaran IPA menyenangkan bagi siswa.
Penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dapat menciptakan kondisi belajar siswa menjadi lebih aktif. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran baik dalam menjawab pertanyaan, maupun mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, yang mana siswa selalu menunjukkan antusias yang tinggi dalam menerima pelajaran.
Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi merupakan langkah yang tepat. dengan metode ini siswa menjadi lebih mandiri dan paham, karena pembelajaran menjadi lebih konkret dan realistis.
Hasil observasi dan serangkaian pembelajaran tindakan dapat terlihat kemajuannya yaitu pada siklus 2. Ini dapat dilihat saat kegiatan belajar mengajar, yaitu : 1. Guru berupaya memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I. 2. Suasana belajar siswa lebih interaktif, siswa terlihat antusias dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru.
3. Interaktif yang terjadi multi arah, tidak hanya guru dengan siswa, tetapi juga antara siswa dengan siswa.
135 5. Guru telah berusaha agar siswa yang kurang pandai, berani bertanya dan
mengeluarkan pendapat.
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan eksperimen tindakan siklus I ternyata menunjukkan bahwa sebagai siswa masih kurang aktif dan masih terlihat bingung dalam kegiatan ini. Oleh karena itu siklus I penelitian belum mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu 80%.
Hasil kegiatan eksperimen pada siklus I belum mencapai target yang diharapkan, dimana aktivitas belajar mengajar antara guru dan siswa belum memperoleh hasil yang baik, begitulah hasil tes kegiatan eksperimen, dengan demikian peneliti melakukan tindakan siklus II yang diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil eksperimen tindakan siklus 2 sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai dengan rencana tindakan yang telah dirancang.
2. Penggunaan metode eksperimen dalam menyajikan materi pembelajaran tentang hubungan bentuk dengan gerak benda mengatasi kesulitan siswa dalam memahami
materi.
3. Selama kegiatan pembelajaran, siswa mengikuti secara aktif dan bersemangat. Hal ini dapat dilihat pada saat diskusi kelompok
Peningkatan hasil belajar dengan melakukan eksperimen tersebut dikarenakan guru mampu memberikan bimbingan belajar menggunakan metode eksperimen dan guru mampu mengarahkan siswa dalam menyimpulkan hasil eksperimen.
Peningkatan ini sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dan sesuai dengan prinsip belajar tuntas. Oleh karena itu, peneliti merasa tidak perlu untuk melakukan lagi penelitian ke siklus berikutnya. Penelitian hanya dapat dilakukan dalam dua siklus saja, karena penelitian ini dianggap telah berhasil dan perlu dipertahankan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
136 klasikal 92,86% dari 28 orang siswa dan rata-rata daya serap idividu 80,87%. Aktivitas guru meningkat 88,89% kriteria baik dan aktivitas siswa 93,33% kriteria baik.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dari hasil penelitian penggunaan metode
eksperimen, peneliti memberikan saran diantaranya :
1. Guru mata pelajaran IPA dapat menggunakan metode eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar IPA sehingga kegiatan belajar mengajar dapat lebih optimal.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keaktifan metode eksperimen sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan mengidentifikasikan aktivitas mental siswa, dengan memodifikasi desain atau rancangan penelitian, sehingga diperoleh perubahan yang lebih baik.
DAFTAR RUJUKAN
Departemen Pendidikan Nasional (2004). Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Revisi 1 April 2004), Jakarta: Depdiknas.
Purwanto. (2013). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.