TUGAS KE VIII DAN IX MATAKULIAH SISTEM INFORMASI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN SISTEM
INFORMASI ENTERPRISE
D
I
S
U
S
U
N
KELOMPOK 7
SITI ZAHARA(1110000109)
SITI NAMIRA(1110000108)
CAROLIN AMELIA(1110000084)
KELAS:TI-C(PAGI)
S T M I K P O T E N S I U T A M A
A.SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN(Decision
Support System)
1. Pengertian
Pengertian sistem pendukung keputusan yang dikemukan oleh Michael S Scott Morton dan Peter G W Keen, dalam buku Sistem Informasi Manajemen (McLeod, 1998) menyatakan bahwa sistem pendukung keputusan merupakan sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah yang harus dibuat oleh manajer.
Menurut Raymond McLeod,Jr mendefinisikan system pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam memecahkan masalah yang dihadapinya (McLeod, 1998).
Definisi selengkapnya adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.
Definisi menurut Litlle mengemukakan bahwa system pendukung keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data atau model.
2.Jenis-jenis Keputusan
Menurut Herbert A. Simon, ahli manajemen pemenang Nobel dari Carnegie-Mellon University, keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan (continuum),
dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung yang lain. Keputusan terprogram bersifat “berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi”.
Keputusan tak terprogram bersifat “baru, tidak terstruktur, dan jarang konsekuen.
Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit, atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus”.
Simon menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah ujung-ujungnya hitam dan putih dari rangkaian kesatuan (continuum), dan bahwa di dunia nyata sebagian besar kelabu. Namun, konsep keputusan terprogram dan tak terprogram penting karena masing-masing memerlukan teknik yang berbeda.
3. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan yang dikemukakan oleh Keen dan Scott dalam buku Sistem Informasi Manajemen (McLeod, 1998) mempunyai tiga tujuan yang akan dicapai adalah :
semiterstruktur.
b.Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya
c.Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.
Tujuan-tujuan tsb mengacu pada tiga prinsip dasar dari system pendukung keputusan, yaitu :
1. Struktur masalah: untuk masalah terstruktur, penyelesaian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus2 yang sesuai, sedangkan untuk masalah tak terstruktur tidak dapat dikomputerisasi. Sementara system pendukung keputusan dikembangkan khususnya untuk masalah yang semi-terstruktur.
2. Dukungan keputusan: SPK tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer,
karena komputer berada di bagian terstruktur, sementara manajer berada di bagian tak terstruktur untuk memberi penilaian dan melakukan analisis. Manajer dan komputer bekerja sama sebagai sebuah tim pemecah masalah semi terstruktur
3. Evektifitas keputusan: tujuan utama dari SPK bukan mempersingkat waktu pengambilan keputusan, tapi agar keputusan yg dihasilkan dapat lebih baik.
4.KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
1. Interaktif: SPK memiliki user interface yang komunikatif sehingga pemakai dapat melakukan akses secara cepat ke data dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2. Fleksibel: SPK memiliki kemampuan sebnayak mungkin variable masukan, kemampuan
untuk mengolah dan memberikan keluaran yang menyajikan alternatif2 keputusan kepada pemakai
3. Data kualitas: SPK memiliki kemampuan untuk menerima data kualitas yang
dikuantitaskan yang sifatnya subyektif dari pemakainya, sebagai data masukan untuk pengolahan data. Misalnya: penilaian thd kecantikan yang bersifat kualitas, dapat dikuantitaskan dengan pemberian bobot nilai seperti 75 atau 90.
4. Prosedur pakar: SPK mengandung suatu prosedur yang dirancang berdasarkan rumusan
formal atau berupa prosedur kepakaran seseorang atau kelompok dlm menyelesaikan suatu bidang masalah dg fenomena tertentu
5.Karakteristik Dan Kemampuan Sistem Pendukung
Keputusan
Gambar 15.1 Karakteristik dan Kemampuan DSS Karakteristik dan kemampuan sebuah sistem pendukung keputusan sebagai berikut : 1. Sistem Pendukung Keputusan menyediakan dukungan untuk pengambil keputusan
utamanya pada keadaan-keadaan semistruktur dan tidak terstruktur dengan menggabungkan penilaian manusia dan informasi komputerisasi.
2. Menyedikan dukungan untuk tingkat manajerial mulai dari eksekutif sampai manajer. 3. Menyedikan dukungan untuk kelompok individu, problem- problem yang kurang
terstruktur memerlukan keterlibatan beberapa individu dari departemen-departemen yang lain dalam organisasi.
4. Sistem pendukung keputusan menyediakan dukungan kepada independen atau keputusan yang berlanjut.
5. Sistem pendukung keputusan memberikan dukungan kepada semua fase dalam proses pembuatan keputusan inteligence, design, choice dan impelementasi. 6. Sistem pendukung keputusan mendukung banyak proses dan gaya pengambilan
keputusan.
7. Sistem pendukung keputusan adaptive terhadap waktu, pembuat keputusan harus reaktifbias menghadapi perubahan-perubahan kondisi secara cepat dan merubah system pendukung keputusan harus fleksibel sehingga pengguna dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, merubah dan mengatur kembali terhadap elemen-elemen dasar.
8. Sistem pendukung keputusan mudah digunakan. Pengguna merasa berada dirumah saat bekerja dengan system, seperti user friendly, fleksibelitas, kemampuan penggunaan grafik yang tinggi dan bahasa untuk berinteraksi dengan mesin seperti menggunakan bahasa inggris maka akan menaikan efektifitas dari sistem pendukung keputusan.
9. Sistem pendukung keputusan menaikkan efektifitas pembuatan keputusan baik dalam hal ketepatan waktu dan kualitas bukan pada biaya pembuatan keputusan atau biaya pemakaian waktu komputer.
menggantikan posisinya.
11. Memungkinkan pengguna akhir dapat membangun sistem sendiri yang sederhana. Sistem yang besar dapat dibangun dengan bantuan dari spesialis sistem informasi. 12. Sistem pendukung keputusan menggunakan model-model standar atau buatan
pengguna untuk menganalisa keadaan- keadaan keputusan. Kemampuan modeling
memungkinkan bereksperimen dengan strategi yang berbeda-beda dibawah konfigurasi yang berbeda-beda pula.
13. Sistem pendukung keputusan mendukung akses dari bermacam-macam sumber data, format, dan tipe, jangkauan dari sistem informasi geografi pada orientasi obyek.
6.Tahapan Pengambilan Keputusan
Sistem pendukung keputusan secara garis besar seorang pengambil keputusan dalam melakukan pengambilan keputusan melewati beberapa alur/ proses seperti ditunjukkan pada gambar 15.2 untuk mendapatkan keputusan yang terbaik.
Gambar 15.2 Tahap pengambilan keputusan
Alur/ proses pemilihan alternatif tindakan/keputusan biasanya terdiri dari langkah-langkah berikut: 1.Tahap Inteligence
Suatu tahap proses seseorang dalam rangka pengambil keputusan untuk permasalahan yang dihadapi, terdiri dari aktivitas penelusuran, pendeteksian serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
Tahap proses pengambil keputusan setelah tahap intellegence meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. Aktivitas yang biasanya dilakukan seperti menemukan, mengembangkan dan menganalisa alternatif tindakan yang dapat dilakukan. 3. Tahap Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
4. Tahap Menelaah, menilai pilihan-pilihan yang lalu.
Empat tahap Simon ini berhubungan langsung dengan langkah-langkah dari pendekatan sistem. Kegiatan intelijennya berkaitan dengan langkah bergerak dari tingkat system ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian system secara berurutan. Kegiatan merancangnya berhubungan dengan langkah mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai alternatif, serta kegiatan memilihnya
berkaitan dengan bagaimana memilih solusi terbaik. Akhirnya kegiatan menelaahnya berkaitan dengan solusi yang telah dipilih tersebut dan membuat tindak lanjut. Tahap-tahap Simon, karena itu, merupakan suatu interpretasi lain pendekatan sistem. Para manajer mengikuti pola ini secara khusus atau umum ketika mereka memecahkan permasalahan yang menghadang unit
mereka. Para spesialis informasi juga mengikuti pola ini ketika mereka terlibat dalam pengembangan sistem.
7.KONSEP GDSS
Sistem Pendukung Keputusan Berkelompok (Group Decision Support System) merupakan
“Suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas (atau tujuan) bersama yang menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama”
Pada tiap keadaan para anggota bertemu pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan. Jika anggota bertemu pada waktu yang sama disebut Synchronus Exchange. Co.: rapat komite. Jika para anggota bertemu pada waktu yang berlainan disebut Asynchronus Exchange. Co.: komunikasi melalu e-mail.
1. Ruang Keputusan, merupakan pengaturan untuk rapat kelompok kecil secara tatap muka. 2. Jaringan Keputusan Setempat, jika kelompok kecil tidak mungkin bertemu secara tatap
muka, para anggota dapat berinteraksi melalui jaringan setempat atau LAN.
4. Konfrensi bermedia Komputer, beberapa aplikasi OA memungkinkan komunikasi antar kelompok-kelompok besar dengan anggota yang tersebar secara geografis, aplikasi ini dikenal dengan Teleconference.
8.Organizational Decision Support
System
Hackathorn dan Keen [1981], membedakan sistem berbasis komputer dalam 3 kategori: individual, group dan organisasi.
Organizational DSS adalah sistem pendukung keputusan yang difokuskan
pada tugas-tugas organisatoris atau kegiatan yang melibatkan banyak proses dan pelaku, misalnya:
1..Mengembangkan Rencana Pemasaran 2.Anggaran Biaya Negara,
dimana kegiatan individual harus berjalan harmonis dan saling mendukung dengan individu yang lain.
Komputer dipakai sebagai jembatan untuk komunikasi dan koordinasi disamping juga
untuk membantu memecahkan masalah.
Beberapa Definisi dari ODSS
Watson [1990]: Kombinasi dari komputer dan teknologi informasi, yang dirancang
untuk koordinasi dan mendistribusikan pengambilan keputusan melalui area fungsional dan layer-layer hirarkie sehingga pengambilan keputusan dapat sejalan dengan tujuan dari organisasi .
Carter [1992]: DSS yang dipakai oleh individu atau kelompok, dalam banyak work
station dalam lebih dari 1 unit organisasi yang membuat banyak keputusan yang otonom tapi saling terkait.
Sehingga secara umum, karakter dari ODSS adalah:
1. Fokus dari ODSS adalah tugas-tugas organisasi atau keputusan yang mempengaruhi banyak unit organisasi atau perusahaan
2. ODSS beroperasi dalam lintas layer hirarkie
3.ODSS melibatkan sistem berbasis komputer dan teknologi komunikasi. Ada beberapa perbedaan antara ODSS dengan DSS yang standar
1. Case management
2.DSS aksesibel untuk banyak user pada banyak lokasi melalui Lan atau WAN
Case Management
Case management digunakan untuk membantu user yang ingin menjalankan suatu model beberapa kali untuk pengambilan keputusan yang serupa.
Case didefinisikan sebagai skenario khusus dari suatu model. Case meliputi spesifikasi dari semua input data yang digunakan dalam skenario tsb. CMS (Case Management System) melakukan 3 hal utama:
1.Berperilaku seperti sistem akuntansi untuk skenario yang dibuat oleh user, menfasilitasi pembuatan, penugasan, penyalinan, dokumentasi dan katalog dari case model.
2. Meyediakan cara yang mudah untuk memodifikasi data input dari suatu model untuk suatu skenario. Dimana perbedaan penggunaan input akan menghasilkan output yang berbeda untuk skenario yang sama.
dijalankan,
Membangun Suatu ODSS
Ada 4 fase pembangunan ODSS
Fase permulaan. Fase ini merupakan fase yang terstruktur dan terorganisasi,
meliputi aktifitas2 seperti:
1. Need Assesment: Ada masalah apa dengan system yang lama dan bagaimana cara mengatasinya? Apakah tujuan dari ODSS yang akan dibangun? Apakah pembangunan ODSS masuk akal dan menguntungkan?
2. Mencari dukungan Management. 3. Membentuk tim pelaksana 4.Menentukan rencana kegiatan
Developing Conceptual Design. Fase ini merupakan fase perancangan,
menghasilkan “cetak biru” untuk sistem yang akan dibangun, yang akan memberikan gambaran sistem apa yang akan dibangun.
Developing the System. Fase ini meliputi 2 aktifitas:
Merancang system secara fisik: meliputi pemilihan software, pemilihan hardware dan perancangan database
Merancang model dan Database System
Implementing and Maintaining the System. Fase ini meliputi:
1.Menginsall System fisik
2.Pemrograman dan Update modul-modul System. 3.Membuat dan mengupdate Database
SISTEM INFORMASI
ENTERPRISE
Abstraksi
Sistem Informasi Manajemen dan DSS telah berhasil digunakan untuk membantu kegiatan individual maupun grup yang relatif homogen (salesman, akunting dll) untuk mendukung aspek-aspek tertentu dalam organisasi. Pada
perkembangan pendukung keputusan dapat meyediakan lebih banyak bantuan untuk bidang yang lebih kompleks, misalnya perusahaan atau universitas. Penerapan EIS merupakan pengembangan konsep CBIS dan DSS tetapi dioptimasi untuk menyelesaikan permasalahan perusahaan atau organisasi secara menyeluruh bukan
individual atau perbagian. EIS seringkali dikombinasikan dengan konsep DSS membentuk suatu ODSS (Organizational DSS), sebuah sistem pendukung keputusan yang digunakan untuk mendukung masalah-masalah organisasi atau perusahaan secara terintegrasi.
Enterprise Information System
Untuk menjawab tantangan kebutuhan informasi dan pengambilan keputusan yang semakin butuh kecepatan dan ketepatan, Sistem informasi konvensional tampaknya belum cukup. Orang berpikir bagaimana membuat sebuah sistem informasi dengan domain informasi seluruh bagian perusahaan, baik dalam 1 lokasi maupun di lokasi yang terpisah. Hal inilah yang melatarbelakangi konsep enterprise Information System. EIS sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang sudah ada yaitu Executive Information system dan DSS yang diperluas untuk domain seluruh perusahaan. EIS mempunyai batasan-batasan sebagai berikut:
Corporate wide system
Cakupan dari EIS adalah seluruh bagian dari perusahaan, sehingga dari satu sistem kita bisa mendapat informasi dari semua bagian, misalnya dari bagian keuangan, SDM, Pemasaran, Produksi dll dalam sistem yang terintegrasi.
Holistic Information
Informasi yang disajikan adalah informasi yang menyeluruh, tidak per bagian, informasi jenis ini sangat penting untuk pengambilan keputusan perusahaan secara umum.
Business Intelligence
Keseluruhan aktifitas dari sistem digunakan untuk mendukung kebijakan yang diambil dalam bisnis yang digeluti oleh perusahaan.Sehingga penggunaan EIS akan meningkatkan business intelligence dari pengguna sistem (eksekutif).
Sebelum lebih jauh membicarakan tentang EIS dan contohnya, ada baiknya kita melihat karakteristik aliran informasi yang dibutuhkan eksekutif untuk
Lingkuan luar Lingkungan dalam
Scanning scanning
Evaluasi Informasi
Analisa kualitatif Analisa Kuantitatif
Interpretasi ada masalah kesempatan No
yes
Keputusan apa yang diambil dengan adanya
masalah kesempatan
Dari hal diatas sebuah EIS yang baik harus mempunyai kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
1. Drill Down Path
EIS harus bisa mengakses informasi dari informasi paling puncak ke informasi- informasi pendukung di level bawahnya, untuk menjamin kelengkapan dari informasi yang akan dipakai.
2. Critical Success Factor
Informasi yang ditampilkan oleh EIS haruslah merupakan informasi-informasi yang berkaitan dengan "Critical Success Factor" antara lain:
o Informasi strategis,managerial dan operasional
o Sumber daya, meliputi sumber daya organisasi, industri dan lingkungan
o Informasi-informasi yang bisa dimonitor, berupa :
• deskripsi masalah-masalah kunci
• Problem-problem yang diprioritaskan untuk diselesaikan
• Top level financial
• Faktor-faktor Kunci penyelesaian masalah
3. Status
EIS harus dilengkapi dengan kemampuan-kemampuan analisis, dalam bentuk misalnya:
ƒ Fungsi analisis built in ƒ terintegrasi dng DSS
ƒ Analisis oleh Agent Intelligence
5. Navigasi
Penggunaan multimedia juga sangat diperlukan untuk lebih mendukung informasi yang diberikan.
7. Komunikasi
EIS harus dilengkapi dengan media komunikasi misanya, e-MAIL, News Group, voice mail dan sebagainya.
Secara umum karakteristik dan keuntungan dari EIS dapat diringkas sebagai berikut : Karakterisitik dari EIS :
Kualitas informasi ƒ flexible
ƒ menghasilkan informasi yang benar ƒ meghasilkan informasi berkala ƒ meghasilkan informasi relevant
ƒ menghasilkan informasi yang komplet ƒ menghasilkan informasi yang valid
User Interface
ƒ Mempunyai GUI yang bagus
ƒ User Interfacenya harus user friendly
ƒ Memungkinkan acces yang aman ke informasi ƒ dapat diakses dari banyak tempat
ƒ menyediakan cara pengaksesan informasi yang cepat dan mudah
Kemampuan Teknis
ƒ akses ke informasi global ƒ akses ke email
ƒ hypertext dan hypermedia ƒ analisis
ƒ informasi ditampilkan dalam bentuk hirarki ƒ Penggunaan grafik dan report
ƒ Pengorganisasian critical success factor
Keuntungan dari EIS:
ƒ memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi ƒ memfasilitasi akses ke seluruh informasi
ƒ meningkatkan kualitas dari pengambilan keputusan ƒ menyediakan keuntungan kompetitif
ƒ Mempercepat waktu pencarian informasi ƒ meningkatkan kemampuan komunikasi. ƒ meningkatkan kualitas komunikasi ƒ memungkinkan perencanaan ƒ memenuhi kebutuhan eksekutif
ƒ memungkinkan pencarian penyebab masalah ƒ memungkinkan antisipasi masalah dan kesempatan
dari kemampuan dan manfaat EIS diatas,EIS mempunyai banyak persamaan dengan DSS. Untuk mempertegas perbandingan di antara keduanya, perbedaan antara DSS dan EIS dapat diperlihatkan pada tabel berikut :