• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi kuantitatif dan kualitatif da (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metodologi kuantitatif dan kualitatif da (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Me to d o lo gi ku a n tita tif d a n ku a lita tif d a la m p e n e litia n ilm u p e rp u s ta ka a n d a n in fo rm a s i1

Sulistyo-Basuki

Departem en Ilm u Perpustakaan Fakultas Ilm u Pengetahuan

Un iversitas In don esia

Kam pus UI Depok, Depok 16424

e-m ail: sbasuki@in dosat.n et.id

1. Pen dahuluan

Dalam dunia Ilm u Perpustakaan dan In form asi (selan jutn ya disin gkat IPI m irip den gan LIS atau Library and In form ation Scien ce) pen elitian yan g ben ar-ben ar dian ggap pen elitian dim ulai sekitar tahun 1930 an tatakala Library School Un iversity of Chicago m em buka program doktor. Dari kan didat doktor in i diharapkan m un cul karya ilm iah dalam ben tuk disertasi.2 Dalam pen elitian yan g

dituan gkan dalam ben tuk disertasi,3 m ahasiswa berpijak pada paradigm a.4

Paradigm a artin ya pan dan gan dun ia atau keran gka kerja um um yan g m em an du pen eliti dalam pen yelidikan (inquiry ) ilm iah.

Un tuk In don esia, program pascasarjan a Ilm u Perpustakaan baru dibuka pada tahun 1990 di Un iversitas In don esia. H al serupa juga dilakukan di In don esia tem pat m ahasiswa m en yelesaikan tugas akhirn ya dalam ben tuk tesis. Dalam pen elitian , para pen eliti berpegan g pada paradigm a yan g dian ut dalam bidan g keilm uan m asin g-m asin g.

2. Paradigm a

Paradigm a juga m en gacu pada m odel pen yelidikan dan alat khusus, in strum en dan prosedur yan g diterim a secara un iversal yan g digun akan un tuk m en eliti dalam disiplin keilm uan .5 Paradigm a pen elitian m em iliki akar filosofis

yaitu pen eliti secara sadar atau tidak sadar m en gikuti paradigm a yan g m em ben tuk cara berpikirn ya kearah pen dekatan um um . Artin ya sebuah m asalah pen elitian dapat m en gam bil berbagai pen dekatan sebagaim an a diten tukan oleh pen eliti. Di dalam paradigm a itu sen diri ada pihak-pihak yan g berkeberatan terhadap m etode terten tu, n am un ada juga pihak yan g m en erim a

1 Tulisan ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari ceramah bulanan Departemen Ilmu

Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia tahun 2005.

2 Pada waktu itu untuk program Master masih diperlukan tesis (theses) namun dikritik sebagai

deskripsi kegiatan perpustakaan saja. Ironisnya, kini Library School University of Chicago justru ditutup pada tahun 1980an akhir.

3 Disertasi berbagai universitas di AS dapat diperiksa pada International Dissertation Abstracts. 4 Istilah ini dipopulerkan oleh Thomas Kuhn.

5 Peiling Wang, “Methodologies and methods for user behavioral research.” Annual Review of

(2)

m etode terten tu. Dewasa in i ada dua paradigm a dasar yan g m em ben tuk pen elitian dalam ilm u perpustakaan dan in form asi yaitu paradigm a positivism e tradision al dan paradigm a altern atif.

Paradigm a positivism e disebut juga em pirism e, objektivism e, kuan titatif atau paradigm a ilm iah berasal dari abad 19. Paradigm a ini m en dom in asi pen elitian dalam ilm u pen getahuan alam dan m en jalar ke ilm u pen getahuan sosial dan perilaku. Perkem ban gan dalam bidan g ilm u pen getahuan sosial m en im bulkan kritik atas positivism e. Kritik tersebut m en yan gkut teori yan g harus dikem ukakan sebelum observasi; teori direduksi m en jadi elem en term atakan; m aujud atau en titas diasingkan dari kon teksn ya; kom pleksitas perilaku m an usia dalam kehidupan sehari-hari diabaikan ; yang dikaji han ya hubun gan sebab dan akibat; tidak ada pen gam at n etral yan g m am pu m en gukur secara objektif akan objek yan g diam ati, dan statistik dapat dim an ipulasi un tuk m en dukun g setiap pen elitian . Kritik tersebut m en ghasilkan paradigm a alternatif atau baru, disebut sebagai paradigm a n aturalistik; pen dekatan pen yusun an akal (sen se-m akin g approach), m etodologi kualitatif dan paradigm a ilum in atif. Serin gkali digun akan n am a-n am a seperti etn ografi, herm en eutika, fen om en ologi, kon strukvism e, kon tekstualism e, posm odern ism e, postpositivism e dan lain -lain n ya; istilah itu m en cerm inkan perspektif disiplin ilm u atau asal ilm u. Misaln ya etn ografi berasal dari bidan g an tropologi, herm en eutika sem ua m erupakan teori dan m etode m en afsirkan Alkitab, kem udian dikem ban gkan ke in terpretasi perilaku m an usia. Fen om en ologi berasal dari filsafat dan kin i m erupakan pen dekatan riset yan g pen tin g dalam psikologis dan sosiologi.

Istilah lain ialah n aturalism e yan g berarti perilaku m an usia harus diam ati dalam setting n atural dan ditafsirkan dalam kon teks tersebut; m etode positivism e berdasarkan pada m etodologi ilm u pen getahuan alam tidak cocok un tuk kajian n aturalistik. Sebalikn ya filsuf ilm u pen getahuan sosial m en ggun akan istilah n aturalism e sebagai kuran g lebih iden tik atau diasosiasikan den gan positivism e, Karen an ya n aturalism e epistem ologis percaya bahwa kehidupan sosial m an usia dapat diketahui seperti kita m en getahui dun ia n atural; m etodologi n aturalism e m en erapkan m etodologi ilm u pen getahuan alam ke ilm u pen getahuan sosial (Ben ton 1998 ).

Di dun ia perpustakaan con toh m etodologi kuan titatif terdapat pada survei, operations research, m odel, sim ulasi, eksperim en sedan gkan kualitatif terdapat pada kajian pem akai, analisis isi, m etode Delphi. Beberapa topik seperti kepustakawan an ban din gan , pen didikan pem akai, kerjasam a perpustakaan , kajian profesi pustakawan dapat m en ggun akan salah satu dari kedua m etodologi.

3. Perban din gan m etodologi kuan titatif dengan kualitatif.

(3)

prin sip dan epistem ologi yan g didasarkan sebagai pijakan pen eliti dalam prosedur dan strategi pen elitian n ya. Maka m un gkin saja seoran g pen eliti m en ggun akan pen dekatan yan g predom in an dalam m asalah pen elitian n ya, n am un juga m en erim a m etode atau tekn ik dari an cangan lain .

Men gen ai defin isi ham pir tidak ada kesepakatan n am un ada kesepakatan m en yan gkut ciri. Misaln ya Fidel (1993) m en deskripsikan m etode kualitatif sebagai n on m an ipulatif dan n on kon trol, holistik dan berorien tasi pada kasus, m em usatkan diri pada proses, terbuka dan fleksibel tan pa keran gka pikir kon septual yan g apriori, m enggun akan m etode jam ak un tuk trian gulasi, m en gkode data ke kategori yan g berasal dari an alisis isi, pen gam at bersifat hum an istik dan yan g diam ati m em iliki rapor yan g baik, bersifat in duktif dalam an alisis data.

Un tuk m etode kuan titatif, m isaln ya Reaves (1992, 16) m en gatakan n ya sebagai pen elitian yan g m eliputi pen gukuran hal kuantitatif, lazim n ya kuan titas n um erik. Den gan kata lain kuan titatif m erupakan un gkapan sebuah ciri atau kualitas dalam istilah kuan titatif (Slater, 1992)

3.1. Alasan m em ilih sebuah paradigm a.

Pem ilihan paradigm a tergan tun g pada beberapa hal seperti pan dan gan pen eliti, pelatihan dan pen galam an n ya, atribut psikologisn ya, sifat m asalah serta sasaran yan g in gin dituju (Tabel 1)

Tabel 1 Alasan m em ilih sebuah paradigm a

Kriteria Paradigm a kuan titatif Paradigm a kualitatif

Pan dan gan asum si on tologi, epistem ologi, aksiologi , retoris dan m etodologis paradigm a kualitatif

Ketram pilan m en ulis literer; ketram pilan an alisis teks kom puter; ketram pilan pen elitian berdurasi pen dek

Pen eliti m erasa terbiasa den gan ketiadaan peraturan spesifik dan prosedur un tuk m elakukan pen elitian ; toleran si tin ggi terhadap am biguitas; tersedia waktu un tuk pen gkajian berwaktu pan jan g.

4. Sifat persoalan

Sebelum n ya telah dikaji oleh pen eliti lain sehin gga tersedia batan g tubuh

literatur; variabel diketahui; ada teori

Pen elitian eksploratif; variabel tidak dikenal; kon teks pen tin g; m un gkin kekuran gan teori un tuk dasar pen gkajian

5. Audien si un tuk hasil

Peroran gan yan g terbiasa den gan atau bersifat

(4)

kajian

Ban yak pen ulis telah m en gem ukakan perbedaan an tara kedua m etodologi. Bila digabun gkan m aka perbedaan an tara kedua m etodologi din yatakan pada hasiln ya n am pak pada tabel 2.

Tabel 2. Perban din gan m etodologi kuan titatif dan kualitatif # Butir ban din gan Kuan titatif Kualitatif

1. On tologi Realitas adalah objektif dan sin gular

Pen eliti berin teraksi den gan apa yan g diteliti

3 Aksiologi Pertan yaan (in quiry )

bebas dari pertim ban gan n ilai dan

bias

Pertan yaan terikat n ilai

4. Retorika Form al dan suara

Deskripsi yan g kaya serta pan jan g dan pen gem ban gan

Faktor sim ultan tim abl balik

10 . Ukuran Kean dalan

Kesahihan in tern al

(5)

Kesahihan ekstern al

Man usia, jadi m ahluk hidup

15. An alisis data An alisis statistik yan g

Ontologi, epistemologi dan aksiologis lazim dibicarakan dalam filsafat pengetahuan. Ontologi adalah sebuah arahan dalam filsafat yang berhubungan dengan sifat dan eksistensi Yang Ada (being).

Objek apa yang ditelaah? Bagaimana ujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tersebut dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, m erasa, m engindera) yang m em buahkan pengetahuan? Pada penelitian kuantitatif realitas yang diperoleh bersifat objektif nam un terbatas sedangkan pada metode kualitatif bersifat subjektif.

Objektivitas m erupakan kem am puan seoran g pen eliti un tuk m elihat dun ia em piris sebagaim an a adan ya (selam a hal in i m em un gkin kan ), bebas dari distorsi. Distorsi in i serin gkali disebabkan oleh perasaan pribadi, em osi atau in terpretasi yan g terlalu bersifat pribadi. Sebalikn ya subjektivitas m erupakan sifat observasi pen elitian , data atau tem uan yan g m en cerm in kan faktor pribadi dan psikologis.

4. 2. Epistemologis

Bagaimana proses yang m em ungkinkan ditim banya pengetahuan yang berupa ilm u? Bagaim ana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriteria kebenaran? Cara/ teknik/ sarana apa yang membantu kita dalam m endapatklan pengetahuan yang berupa ilmu?

(6)

4.3. Aksiologis

Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu digunakan? Bagaim ana kaitan antara cara penggunaan pengetahuan daln ilmu itu sendiri dilihat dari segi moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma moral/ profesional?

Pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok pertama disebut landasan ontologis; kelompok kedua adalah epistemologis dan kelompok ketiga adalah aksiologis. Semua pengetahuan pada dasarnya memiliki ketiga landasan itu, yang berbeda adalah materia perwujudan serta sejauh mana landasan dari ketiga aspek itu dikembangkan dan dilaksanakan.

4.4. Retorika

Pada riset kuan titatif, retorika yan g dihasilkan cen derun g form al serta bersifat im person al. Perhatikan kalim at di bawah in i:

“Maka disim pulkan tidak ada korelasi an tara jam buka perpustakaan den gan pen ggun aan ruan g baca.”

Pada riset kualitatif kalim at yan g digun akan san gat in form al dan m en gem ukakan pen dapat person al. Perhatikan kalim at di bawah in i:

“Gue n ggak suka kalau an ak m em baca sam bil tidur” 4.5. Tujuan

Riset kuan titatif bertujuan m em peroleh pem aham an um um dan dari pem aham an um um atau gen eralisasi in i dapat dibuat perkiraan atau prediksi. Con toh:

Tujuan kedua ialah m en ghasilkan dalil yan g bersifat un iversal. H al in i n am pak m isaln ya pada ilm u pen getahuan alam yan g m en ghasilkan dalil yan g berlaku di m an a-m an a. H al itu tidak n am pak pada m etodologi kualitatif yan g cen derun g m en ghasilkan sebuah pem aham an yan g terikat pada kon teks. Misaln ya pem aham an siri atau carok di Madura harus dilihat dalam kon teks kultur Madura, tidak dapat diram padkan sebagai m isaln ya oran g n gam uk atau pem bun uhan .

Pada riset kualitatif, pen uh den gan deskripsi serta bertujuan ke pen gem ban gan teori. Bila m etode kuan titatif bertujuan m en ghasilkan dalil yan g un iversal m aka pada kualitatif bertujuan m em peroleh pem aham an yan g dikaitkan den gan kon teks. Misaln ya pem aham an bahwa kepala perpustakaan di In don esia harus m em ikirkan kesejahteraan bawahan n ya dikaitkan den gan kon teks bahwa gaji pustakawan , terutam a pustakawan pegawai n egeri, sangat ren dah sehin gga pim pin an harus m em ikirkan kesejahteraan an ak buahn ya.

Con toh pen dekatan kualitatif:

(a)Pen eliti m em fokuskan pada kehidupan sehari oran g-oran g dalam lin gkun gan n ya;

(7)

m erupakan produk tin dakan pen elitian . Data itu sen diri m en ghasilkan ide teoritis baru atau m em ban tu m odifikasi teori yan g sudah ada.

(c) Pen elitian kualitatif terikat pada kon teks6

(d) Pen eliti kualitatif m em usatkan diri pada perspektif em ic7, pan dan gan

oran g-orang yan g terlibat dalam pen elitian serta persepsi m ereka, m akn a dan in terpretasi;

(e) Pen eliti kualitatif m en deskripsi secara rin ci; m ereka m en gan alisis dan m en afsirkan ;

(f) H ubun gan an tara pen eliti dengan yan g diteliti erat dan berdasarkan kesam aan posisi sebagai um at m an usia;

(g)Pen gum pulan dan an alisis data dilakukan bersam a serta salin g berin teraksi. Maka pada pen elitian kualitatif, pen gum pulan data dapat dilakukan berulan g-ulan g walaupun sudah sam pai tahap an alisis; hal in i berbeda den gan kuan titatif Bila sudah m en capai tahap an alisis, m aka pen eliti kuan titatif tidak dapat m en gum pulkan data lagi. Misaln ya tatkala an alisis kuesion er, pen eliti tidak dapat m en gulan g lagi pen yebaran kuesion er.

4.6. Perm ulaan

Metodologi kuan titatif dim ulai den gan an ggapan bahwa pen eliti itu tahu

bahw a dia tidak tahu. Karen a dia tidak tahu m aka m en gadakan pen elitian .

Sebalikn ya pada m etodologi kualitatif, ketika pen elitian m ulai si pen eliti itu tidak tahu bahwa dia itu tahu atau tidak tahu.

4.7. Fen om en a

Pada kuan titatif fen om en a yan g dituju berfokus pada bagian -bagian sehin gga disebut atom istik sedan gkan pada kualitatif berfokus pada keseluruhan , jadi sifatn ya holistik.

4.8 . Logika

Pada m etodologi kuan titatif, logika yan g digun akan berpijak pafa deduksi hipotetis. Deduksi artin ya pen eliti m ulai dari um um ke spesifik artin ya pen eliti m ulai den gan teori um um dan dari teori tersebut ditarik sebuah kesim pulan . Pen eliti kem udian m en cari bukti em piris den gan m en guji hipotesis m elalui pen gum pulan data dam kem udian m en gan alisisn ya. Deduksi um um n ya digun akan dalam ilm u pen getahuan alam .

Metode kualitiatif m elakukan in duksi an alitik. Pen alaran in duktif artin ya m ulai dari spesifik m en uju ke um um , artin ya m ulai dari observasi atau kajian sejum lah kasus dan kem udian m en yusun gen eralitas yan g m en gaitkan hal-hal tersebut. Pen eliti m engum pulkan data (tan pa asum si apriori), an alisis data dan m en ghasilkan teori.

4.9. Teori

Metodologi kuan titatif bebas dari waktu dan kon teks artin ya waktu serta kon teks tidak m em pen garuhi kajian n ya. H al in i berbeda den gan kualitatif yan g terikat pada waktu dan kon teks. Con tohn ya percobaan obat baru pada m en cit

6 Lihat juga pada butir 4.9 Tentang teori metodologi kualitatif yang bersifat terikat pada waktu

dan konteks.

7 Diciptakan oleh K.L. Pike, linguis, tahun 1954. Perspektif emic artinya perspektif orang dalam

(8)

tidak terikat waktu, apakah dilakukan pada pagi hari atau petan g serta tidak ada kaitan n ya den gan kon teks m isaln ya di lab In don esia atau luar n egeri.

Pada kualitatif kajian san gat terikat pada waktu dan kon teks. Perilaku oran g Aceh terhadap im igran J awa berbeda kon teksn ya bila dilakukan sebelum In don esia m erdeka dan sesudah In don esia m erdeka. Migran J awa di Aceh juga tidak dapat lepas dari kon teks bahwa m ajoritas ten tara adalah suku J awa.

Metodologi kuan titatif m en coba m en gkaji hubun gan sebab akibat m isaln ya bila jum lah kucin g ditin gkatkan apakah berakibat pada pen urun an populasi tikus padi atau tidak. Pada kualitatif, yan g dikaji ialah faktor sim ultan bersam a yan g m em pen garuhi m isaln ya perilaku. Misaln ya di perpustakaan dalam penggun aan bahan bacaan , apakah sikap m ahasiswa berubah bila ada dosen yan g m en cari literatur yan g sam a.

4.10 . Ukuran

Pada m etodologi kuan titatif diken al istilah kean dalan (reliability ), validitas in tern al dan ekstern al serta objektivitas. Istilah kean dalan digun akan un tuk m en jelaskan sifat yan g stabil, kon sisten dari m etode pen elitian , in strum en , data atau hasil yan g dapat dipercayai (depen dable). Bila disain sebuah pen elitian bersifat an dal m aka pen em uan pen elitian dapat diulan g atau ditiru dan dapat digen eralisasikan di luar sebuah pen elitian . Replika yan g eksak dari sebuah kajian , term asuk prosedurn ya, dapat digun akan un tuk m en ilai kean dalan disain . Un tuk replika kon septual han ya ide atau kon sepn ya yan g dapat digun akan un tuk m en ilai kesahihan (v alidity ) ekstern dari sebuah disain .

Pen elitian m en syaratkan bahwa orang lain dapat m en gukur kon sep dan m em ban gun n ya. Kean dalan terbagi atas beberapa jen is sebagaim an a diuraikan di bawah in i.

4.10 .1. Kean dalan dalam pen gukuran

Pen elitian m en syaratkan bahwa pen eliti harus dapat m en gukur kon sep dan gagasan sebagaim an a diwakili oleh variabel dan variabel in i diwujudkan m en jadi atau diberi defin isi operasion al sebagai him pun an kategori atau skala. Sayan gn ya ham pir sem ua ukuran tidak sem purn a. Karen a itu ukuran atau skor yan g diam ati terdiri dari skor yan g ben ar dan galat ukuran atau kesen jan gan an tara skor yan g diam ati den gan skor yan g ben ar. Sebuah ukuran dian ggap an dal bilam an a kom pon en galat berjum lah kecil dan tidak berfluktuasi dari satu observasi ke observasi lain n ya. J adi keandalan dapat diberi defin isi sebagai tin gkat sebuah in strum en m am pu m en gukur secara tepat dan kon sisten , apapun yan g diukurn ya. In strum en tersebut harus cocok den gan tin ukur (yan g diukur), m isaln ya pen ggaris harus digun akan un tuk m en gukur pan jan g atau lebar atau tin ggi n am un tidak dapat digun akan un tuk m en gukur berat. H al itu tidak sahih. Sebalikn ya sebuah tim ban gan yan g digun akan un tuk m en gukur berat akan dikatakan bahwa alat ukur tim ban gan itu sahih. Adapun kean dalan alat tim ban g dikaitkan dalam pen ggun aan n ya un tuk m en gukur apakah tepat dan kon sisten . Bila alat tim ban gan itu digun akan un tuk m en gukur beras dari berbagai tem pat m en un jukkan hasil yan g cerm at dan kon sisten m aka alat tim ban g itu dikatakan sebagai an dal.

(9)

Pen eliti m en ggun akan tekn ik in i (in strum en pen gum pulan data) yan g sam a un tuk m en gam ati atau m en gum pulkan skor dua kali un tuk kelom pok subjek yan g sam a. In strum en digun akan pada waktu yan g berlain an , m isaln ya hari Sen in – Rabu – Min ggu atau pagi, sore dan petan g n am un dalam kon disi yan g sam a. Kedua him pun an skor itu kem udian dikorelasikan un tuk m en getahui seberapa jauh kon sisten si atau andaln ya in strum en itu dalam m engukur variabel. Sem akin kecil galat ukuran sem akin tin ggi korelasin ya

Kesahihan atau validitas (v alidity ) m erupakan karakteristik esen sial dari m aujud ("entity ", en titas), prosedur atau gawai (dev ice) yan g secara aktual digun akan un tuk m en gukur dim en si. Den gan kata lain sebuah pen elitian dian ggap sahih bilam an a kesim pulan n ya ben ar serta dian ggap an dal (reliable) bilam an a tem uan pen elitian dapat diulan g. Nam un dem ikian sesun gguhn ya kean dalan dan kesahihan m erupakan persyaratan disain dan ukuran pen elitian . Men yan gkut disain , pen eliti akan m en an yakan apakah kesim pulan n ya ben ar (sahih), andal (reliable) dan terulan gkan . Pen gukuran m erupakan proses un tuk m en getahui den gan pasti akan dim en si, kuan titas atau kapasitas sesuatu. Pen gukuran m erupakan prosedur, di dalam n ya seseoran g m em bubuhkan n um eral, n om or atau sim bol lain pada variabel em piris sesuai den gan keten tuan .

Istilah objektivitas dan subjektivitas digun akan un tuk m em beri label data pen elitian , terpulan g pada tin gkat observasi yan g bebas dari bias pribadi. Objektivitas m erupakan kem am puan seoran g pen eliti un tuk m elihat dun ia em piris sebagaim an a adan ya (selam a hal in i m em un gkin kan ), bebas dari distorsi. Distorsi in i serin gkali disebabkan oleh perasaan pribadi, em osi atau in terpretasi yan g terlalu bersifat pribadi. Sebalikn ya subjektivitas m erupakan sifat observasi pen elitian , data atau tem uan yan g m en cerm in kan faktor pribadi dan psikologis.

Pada kualitatif, diken al istilah dependability ¸ kredibilitas, tran sferability ,

confirm ability .

4.11. Pen arikan sam pel

Pada m etodologi kuan titatif, pen arikan dilakukan secara acak. Untuk memperoleh contoh dari populasi, pem baca harus melakukan sebuah proses yang disebut penarikan contoh atau "sampling". Agar contoh yang diambil dianggap representatif maka contoh tersebut harus memenuhi ketiga syarat seperti di bawah ini :

(a) Populasi bersifat hom ogen artinya ciri subjek penelitian harus tercakup. (b) J umlah contoh cukup memadai

(c) Teknik pemilihan contoh cukup dan benar.

Secara umum proses penarikan contoh dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu (1) Penarikan contoh peluang (probability sam pling). Ada yang menyebutnya sebagai penarikan contoh sebanding dan (2) penarikan contoh nonpeluang atau ada yang menyebutnya sebagai nonsebanding (nonprobability sam pling)

4.11.1. Penarikan contoh peluang

(10)

con toh.Den gan kata lain m erupakan m etode pen en tuan ukuran con toh sehin gga setiap lapisan banyaknya anggota yang dipilih sebanding dengan besarnya

lapisan itu sendiri. Misalnya di J akarta terdapat 10 0 0 pustakawan, sedangkan untuk penelitian memerlukan katakanlah 40 pustakawan, m aka setiap pustakawan memperoleh peluang untuk terpilih sebagai contoh 40 / 10 0 0 atau 1/ 25 artinya setiap 40 orang terpilih 1 contoh pustakawan.

Penarikan contoh sebanding digunakan dalam hal: (a) Data mengenai besarnya populasi diketahui.

(b) Penelitian tersebut akan mengarah pada generalisasi (ram patan) pada populasi.

(c) Menggunakan analisis inferensial.

(d)Pembaca memperhitungkan galat (errors) dalam penarikan contoh. Tingkat galat ini ditentukan oleh peneliti serta berkaitan dengan seberapa jauh galat tersebut mempengaruhi parameter.

Rancang bangun penarikan contoh sebanding (probability sampling design) ini dapat dibagi lagi menjadi:

(1) Penarikan contoh acak sederhana (simple random sam pling) (2) Penarikan contoh acak berstrata (Stratified random

sam pling), dibagi lagi menjadi:

(a) proporsional

(b) nonproporsional

(3) Penarikan contoh kawasan atau gerom bol (area/ cluster

sam pling)

Penarikan contoh acak memiliki keuntungan ialah teorinya mudah dipakai. Adapun kerugiannya sebagai berikut:

(a) Apabila variasi dalam populasi bersifat tidak teratur, maka mungkin terpilih contoh yang justru tidak mewakili populasi.

(b) Pemberian nomor kepada anggota populasi merupakan pekerjaan membosankan.

(c) Dengan cara penarikan contoh acak, penarikan contoh harus dilakukan pada banyak anggota populasi yang tersebar.

Pada m etodologi kualitatif, pen arikan sam pel dilakukan den gan m etode bertujuan selektif (selectiv e purpose sam plin g). Penarikan contoh bertujuan

Pemilihan contoh dilakukan oleh peneliti berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Kalau pada pemilihan contoh berdasarkan kuota yang dipilih sebagai contoh adalah m ahasiswa yang memiliki karakteristik tertentu, maka pada penarikan contoh bertujuan dilakukan terhadap mahasiswa yang memiliki karakteristik tersebut. Misalkan peneliti ingin mengetahui mahasiswa yang aktif dalam Kuliah Kerja Nyata. Peneliti m engam bil asum si bahwa mahasiswa yang aktif dalam KKN adalah mahasiswa yang m enerim a beasiswa dan orangtuanya adalah pegawai negeri. Maka atas asumsi tersebut, peneliti akan mengambil contoh sebahagian besar dari kedua golongan mahasiswa (penerim a beasiswa dan orangtuanya pegawai negeri) tersebut di atas. Penarikan contoh bertujuan banyak dipakai dalam penelitian kualitatif.

(11)

Pada kuan titatif, setting atau lin gkun gan dilakukan dalam lab atau

eskperim en sehin gga lin gkun gan dapat diken dalikan. Misaln ya di perpustakaan , dapat dilakukan eksperim en m isaln ya den da din aikkan , apakah keterlam batan pen gem balian akan turun atau tetap. Di lab lebih jelas lagi, m isaln ya m en cit diberi m akan an bervitam in kem udian diperiksa apakah ada perubahan atau tidak. J adi lin gkun gan diken dalikan oleh pen eliti.

Pada m etodologi kualitatif, penelitian dilakukan di lapan gan sehin gga lin gkun gan m erupakan lin gkun gan alam i tan pa dapat diken dalikan oleh pen eliti. Misaln ya pen elitian m en gen ai kebiasaan m em baca petan i, lin gkun gan sekitar petan i tidak dapat diubah-ubah atau diken dalikan oleh pen eliti.

4.13. Data

Data kuan titatif lazim n ya data n um erik, dapat diukur. Atribut yan g diukur serta un it ukuran m isaln ya

Pan jan g m eter

Massa kilogram

Waktu detik

Arus listrik am per

Tem peratur 0K (suhu Kelvin )

Keberserian kan dela

(lum in ositas)

Data kualitatif diukur dalam skala ordin al m isaln ya bahasa, agam a, warn a, 4.14. Pen gum pulan data

Metodologi kuan titatif m en ggun akan kuesion er, tes atau percobaan gun a pen gum pulan data. In strum en yan g digun akan m erupakan in strum en ben da m ati seperti skala, kom puter, perekam . H al tersebut berbeda dengan kualitatif yan g m en ggun akan wawan cara, observasi lapan gan dan wacan a sebagai saran a pen gum pulan data.

4.15. An alisis data

Metodologi kuan titatif m en ggun akan an alisis statistika objektif gun a m en guji hipotesis. Maka serin g dijum pai hipotesis n ditolak atau diterim a pada tin gkat kepercayaan 0 .95.

Pada kualitatif, an alisis data dilakukan den gan cara an alisis isi, deskripsi, in terpretasi gun a m en dapatkan wawasan dan pem aham an . Misaln ya pen olakan m asyarakat desa pada perpustakaan desa yan g ditem patkan di kelurahan dipaham i sebagai pen olakan warga terhadap kegiatan lurah yan g m en gaitkan perpustakaan den gan kewajiban m em bayar pajak.

4.16. Form at

Form at pada kajian kuan titatif sesuai den gan stan dar yan g dapat ditem ukan pada artikel jurn al dan laporan pen elitian . Form atn ya lazim n ya m en cakup pen dahuluan , tin jauan literatur, m etode, hasil dan pem bahasan . Con toh form at kuan titatif

Pen dahuluan

Pern yataan m asalah (Kon teks)

Tujuan pen elitian

Pern yataan kajian n atau tujuan kajian atau hipotesis

Perspektif teori

(12)

Keun ggulan dan keterbatasan pen elitian

Sign ifikan si kajian

Tin jauan literatur

Metode

Disain penelitian

Sam pel, populasi atau subjek pen elitian

In strum en tasi dan m aterial

Variabel dalam kajian

An alisis Lam piran : In strum en

Form at kualitatif kuran g baku diban din gkan den gan kuan titatif. Nam un dem ikian ada karakteristik m en dasar yaitu disain kon sisten den gan asum si paradigm a kualitatif. Berikut in i con toh form at kualitatif:

Pen dahuluan

Pern yataan m asalah

Tujuan kajian

Pertan yaan utam a

Definisi

Kelebihan dan kekuran gan

Sign ifikan si kajian

Prosedur

Asum si dan alasan disain kualitatif J en is disain yan g digun akan

Peran an pen eliti

Prosedur pen gum pulan data

Prosedur an alisis data

Metode verifikasi

H asil kajian dan hubun gan n ya den gan teori dan literatur Lam piran

5. Kom bin asi disain kuan titatif den gan kualitatif

Den gan adan ya perbedaan yan g tajam an tara kuan titatif den gan kualitatif tim bul pertan yaan apakah tidak m un gkin kedua m etodologi digabun g, m en ghubun gkan paradigm a ke m etode serta m en gkom bin asikan disain pen elitian dalam sem ua fase kajian . Gagasan pen ggabun gan kedua m etode diajukan den gan alasan (a) m en gun tun gkan bagi pen eliti untuk lebih baik m em aham i sebuah kon sep yan g sedan g diuji atau dijelajah;(b) m em pertim ban gkan m en gin tegrasikan paradigm a pada beberapa tahap proses pen elitian , dan (c) m en ggun akan disain dua fase (phase) yaitu disain dom in an kuran g dom in an atau m en cam purkan disain m etodologi gun a m en gkom bin asikan pen dekatan kualitatif dan kuan titatif dalam satu kajian tun ggal.

Creswell (1994) m en yebutkan tiga m odel yaitu pen dekatan disain dua fase, disain dom in an kuran g dom in an dan disain m etodologi cam puran .

(13)

Disin i pen eliti m en ggun akan fase kualitatif dan m em isahkan fase kuan titatif. Keun tun gan pen dekatan in i ialah kedua paradigm a terpisah jelas serta m em un gkin kan pen eliti asum si paradigm a pada m asing-m asin g fase. Kerugian nya ialah pem baca tidak m erasa berkepen tingan den gan kaitan an tara dua fase.

5.2. Disain dom in an kuran g dom in an

Pada pen dekatan in i pen eliti m en gajukan kajian dengan berdasar pada satu paradigm a dom in an den gan satu bagian kecil kom pon en dari paradigm a yan g kuran g dom in an . Con toh kajian kuan titatif berdasarkan pen gujian sebuah teori dalam sebuah eksperim en den gan kom pon en wawan cara kualitatif pada fase pen gum pulan data. Pilihan lain m ulai den gan observasi kualitatif terbatas pada sejum lah in form an , diikuti den gan survei kuan titatif sebuah sam pel dari sebuah populasi. Keun tun gan pen dekatan in i ialah m en gem ukakan gam baran paradigm a yan g kon sisten dalam pen gkajian dan m asih m en gum pulkan in form asi terbatas untuk m en jelajah rin cian sebuah aspek. Kerugian n ya ialah pen dukun g kualitatif m em an dan g pen dekatan in i sebagai pen yalahgun aan paradigm a kualitatif karen a asum si dasar tidak m en ghubun gkan atau m en yam ai prosedur pen gum pulan data kualitatif. Pendukun g kuan titatif juga m em an dan g tidak ada kesetaraan an tara data kuan titatif den gan kualitatif.

5.3. Disain m etodologi cam puran

Pen eliti m en cam purkan aspek paradigm a kuan titatif dan kualitatif pada sem ua lan gkah m etodologis dalam disain . Paradigm a akan bercam pur pada pen dahuluan , tin jauan literatur dan pen ggun aan teori, pern yataan tujuan pen elitian dan pertan yaan pen elitian . An can gan in i m en am bah kerum itan pada pem buatan disain pen elitian serta m en dayagun akan keun ggulan paradigm a kuan titatif dan kualitatif. Disain tersebut m en cerm inkan proses pen elitian ke belakan g dan ke depan an tara m odel pem ikiran deduktif dan in duktif. Kerugian nya ialah m em butuhkan pen getahuan yan g m en dalam m en gen ai kedua paradigm a, m elan jutkan pen gaitan paradigm a yan g tidak dapat diterim a oleh beberapa pen eliti serta m en syaratkan bahwa pen eliti m en guraikan kom bin asi paradigm a yan g dirasakan tidak lazim bagi pen eliti lain .

6. Pen utup

(14)

Ada upaya m en ggabun gkan kedua m etodologi itu yan g diwujudkan dalam tiga m odel den gan kekuran gan dan keun ggulan m asin g-m asin g m odel. Pem ilihan m etodologi tergan tun g sepen uhn ya pada pen eliti yan g dipen garuhi oleh pan dan gan hidup, pen didikan dan pelatihan , sifat perm asalahan serta sasaran yan g dituju.

B ib lio gra fi

Ben ton , Ted.

“Naturalism in social, scien ce.” Dalam Ency clopedia of philosophy vol 6:717-721. New York: Routledge, 1998 .

Boyce, Bert R.; Meadow, Charles T. An d Kraft, Don ald H .

M easurem ent in inform ation science. New York: Academ ic Press, 1994.

Busha, Charles H . An d H arter, Stephen P.

R esearch m ethods in librarianship: techniques and interpretation. New

York: Academ ic Press, 198 0 . Creswell, J ohn W.

R esearch design: qualitativ e & quantitativ e approaches. Thousan d

Oaks,CA: Sage Publication s, 1994.

Diao, Ai Lien . “Metode pen elitian kualitatif dalam pen elitian ten tan g

kebutuhan dan perilaku pem akai in form asi.” Dalam Prosiding Sem inar

Sehari Lay an an Pusdokin fo Berorien tasi Pem akai di Era In form asi: pan dangan akadem isi dan praktisi, Depok 16 M aret 1996. H al:17-28

J akarta: Program Studi Ilm u Perpustakaan Program Pascasarjan a Un iversitas In don esia, 1996.

Fidel, Raya. “Qualitative m ethods in in form ation retrieval research,” Library &

Inform ation Science R esearch, 15 (3) Sum m er 1993:219-47

Gorm an n , G.E. an d Clayton , Peter

Qualitativ e research for the inform ation profession al: a practical han dbook. Lon don : library Asssociation Publishin g, 1997.

H olloway, In n y.

Basic con cepts for qualitativ e research. Oxford: Lon don , 1997.

Reaves, Celia C.

Quantitativ e research for the behav ioral sciences. New York: J ohn

Wiley, 1992.

“Rin gkasan pokok-pokok pikiran ten tan g ilm u perpustakaan ”. Perpustakaan &

In form asi, 1 (2) 1991:5-7

Slater, Margaret

R esearch m ethods in library and in form ation studies. Lon don : The

Library Association , 1990 . Sulistyo-Basuki

(15)

pen catatan sum ber dari in tern et. Dalam proses pen erbitan oleh pen erbit

Wedatam a Widya Satra. Wan g, Peilin g

“Methodological an d m ethods for user behavioral research.” Ann ual

Gambar

Tabel 1 Alasan memilih sebuah paradigma Paradigma kualitatif Peneliti merasa lazim dengan
Tabel 2.  Perbandingan metodologi kuantitatif dan kualitatif Kuantitatif Realitas adalah objektif

Referensi

Dokumen terkait

Differences in protein profiles in chicken livers treated with the transport of livestock to slaughterhouses showed an increase in protein expression levels in

The current work was aimed to study the recovery of low le vel of microbial contamination from the selected raw materials that are commonly used in the

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan aspek struktural dari kesepuluh geguritan Suwardi Endraswara yang meliputi struktur fisik dan struktur batinnya, (2)

Pendekatan eksklusi sosial yang lebih menekankan upaya mengatasi ketidaksetaraan hubungan antara kelompok dominan yang menguasai berbagai sumberdaya dengan kelompok-kelompok lainnya

Pembelajaran PAI terpadu dapat diartikan juga sebagai pembelajaran yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan pendidikan dengan memadukan pendidikan agama Islam dengan

Munawar, (2005), Pemodelan Visual dengan UML , Graha Ilmu: Yogyakarta.. Kartini dan Suprapto, Subandi, Untung.2005, ” Matematika IPA XI ”,

[r]

[r]