• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SI (1)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 1

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA

SISWA KELAS VII SMPN 1 ADONARA BARAT KABUPATEN FLORES TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Program Studi Pendidikan

Matematika – MIPA FKIP UVRI Makaasar

Oleh :

MARTINUS DAWAN WATOWUAN 1 0 2 4 0 0 5 3

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN iUNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA

(2)

Page | 2

PERSETUJUAN KONSULTAN

Diterangkan bahwa skripsi dari mahasiswa :

Nama : MARTINUS DAWAN WATOWUAN

No.Stb/Nim : 10240053

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program studi : Pendidikan Matematika

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa

Terhadap Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur

Telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan I dan Konsultan II untuk diajukan dalam ujian Skripsi.

Konsultan I, Konsultan II,

(3)

Page | 3

PERSETUJUAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN SKRIPSI

Diterangkan bahwa skripsi dari mahasiswa :

Nama : MARTINUS DAWAN WATOWUAN

No.Stb/Nim : 10240053

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program studi : Pendidikan Matematika

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pimpinanan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar untuk diajukan dalam ujian Skripsi.

Makassar, … … 2014

An. Dekan

Ub. Pembantu Dekan I Ketua Jurusan MIPA

(4)

Page | 4

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Panitia dan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar Menerangkan bahwa skripsi dari mahasiswa :

Nama : MARTINUS DAWAN WATOWUAN

No.Stb/Nim : 10240053

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program studi : Pendidikan Matematika

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa

Terhadap Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.

Telah mengikuti Ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar, Jurusan MIPA, Program Studi Matematika, Jenjang Program Strata Satu (S1). Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 18 Oktober 2014 dengan memperoleh nilai 3,62 (A) dan kepadanya dinyatakan berhak menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

PANITIA UJIAN

Ketua Sekretaris

Dr. H. Rivai Mana, M.Si Drs. H. Mustain Thahir, M.Pd TIM PENGUJI

1. Dr. Hj. Arwaty, M.Pd 1. ……….

2. Drs. H. Yoenirma Massalinring, M.Pd 2. …………..

3. M. Darwis, S.Sos, M.Si 3. ……….

(5)

Page | 5

MOTTO

“Orang berakal tidak akan bosan untuk meraih manfaat berfikir,

tidak putus asa dalam menghadapi keadaan dan tidak akan

pernah berhenti dari berfikir dan berusaha”

“Kerjakanlah apa yang bisa kamu kerjakan hari ini, jangan pernah

menundanya, karena waktu tidak akan pernah kembali”.

Waktu diibaratkan dengan pedang, ketika kita tidak

memanfaatkannya maka waktu akan menikam kita dengan

kesedihan dan penyesalan.

Karya sederhana ini ku persembahkan kepada orang yang

senantiasa melahirkan dan membesarkan serta memberikan kasih

sayang yang tulus untukku yakni Pangeran Kesatria dan Malaikat

(6)

Page | 6

ABSTRAK

MARTINUS DAWAN WATOWUAN, 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur. Dibimbing oleh Bapak Drs. Yoenirma M, M.Pd dan Ibu Astuti Muh. Amin,S.Pd,M.Pd.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa statistik dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana, dengan model regresi.

Hasil yang diperoleh dari analisis hasil pengolahan angket bahwa pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur, memiliki rata-rata 72,95 dengan standar deviasi 4,88, dan data distribusi frekuensi dengan kategori sedang. Skor sebagian besar siswa adalah antara 55 – 74 sebanyak 24 (64,9%) siswa.

Hasil yang diperoleh dari analisis deskriptif bahwa prestasi belajar siswa pada bidang studi matematika kelas VII SMPN 1 Adonara barat Kabupaten Flores Timur diperoleh rata-rata 78,65 dengan standar deviasi 8,90. Skor prestasi belajar pada bidang studi matematika kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur dengan kategori tinggi, yaitu sebanyak 15 (40,54%) siswa memiliki skor 75 – 89 yang berada pada kategori tinggi.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus regresi linear sederhana diketahui bahwa ada pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara barat Kabupaten Flores Timur .

(7)

Page | 7

KATA PENGANTAR

Ucapan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Sang Pencipta Semesta, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Walau pun dalam prosesnya mengalami berbagai macam kendala yang penulis hadapi, namun berkat bantuan moril maupun material dari berbagai pihak maka semua hambatan yang dialami dapat teratasi dengan baik. Untuk itu dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs.H. Yoenirma M, M.Pd,Selaku Konsultan I dan Ibu Astuti Muh. Amin, S.Pd Selaku Konsultan II, yang telah memberikan bimbingan serta support kepada penulis, selain itu penulis juga ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Hj. Andi Niniek F. Lantara, SE, M.Si, Rektor Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar.

2. BapakDr. H. Rivai Mana, M.si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar.

3. Bapak Drs. H. Mustahin Thahir, M.Pd, Pembantu Dekan I Faultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar.

4. Ibu Etty Rosmiati, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan MIPA dan Bapak Drs. Sukadi M.Pd Selaku Ketua Prodi Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar.

5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Republik Indonesia Makassar.

(8)

Page | 8

Kesatuan Bangsa dan Politik Kab, Flores Timur, Bapak Yosef Penana, BA

Camat Adonara Barat yang telah memberikan surat izin penelitian.

7. Bapak Yakobus Pehan Gelar, S.Pd, Kepala Sekolah SMPN 1 Adonara Barat yang dengan ikhlas dan penuh semangat memberi motivasi kepada peneliti dalam proses penelitian.

8. Teristimewa buat Ayahanda Fransiskus Toda, Ibunda Elisabet Kewa,penulis menghaturkan terima kasih serta penghargaan yang tiada taranya atas segala pengorbanan, kasih sayang serta keikhlasannya selama ini.

9. Ucapan terima kasih kepada Adik Lambertus Watowuan atas pengorbanannya selama ini, ucapan terima kasih juga kepada Kakak Natalia Watowuan, Adik Elen Watowuan, Adik Saniska Watowuan, yang tercinta Frederikani Siri,Amd,Keb,sertaKeluarga Besar Watowuan.

10. Seluruh rekan mahasiswa yang turut serta memberikan support selama proses penelitian dan penysunan skripsi.

Akhir kata penulis sampaikan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan serta bahan kajian ilmiah di FKIP UVRI Makassar. Amin.

Makasar,………2014

(9)

Page | 9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ...i

HALAMAN JUDUL ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN KONSULTAN ...iii

HALAMAN PERSETUJUAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN SKRIPSI ...iv

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...v

MOTTO ...vi

ABSTRAK ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penelitian ...4

D. Manfaat Penelitian ...4

BAB II KRANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka...6

B. Kerangka Pikir ... 31

(10)

Page | 10

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ... 34

B. Identifikasi Variabel... 34

C. Devenisi Operasional Variabel ... 35

D. Poulasi ... 35

E. Sampel ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Instrument Penelitian... 38

H. Teknik Analisa Data... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA

(11)

Page | 11

DAFTAR TABEL

NO TEKS HALAMAN

1 Tingkat pendidikan orang tua siswa 35

2 Populasi 36

3 Skor tingkat pendidikan orang tua siswa berdasarkan

pengolahan angket 42

4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pendidikan

Orang Tua Siswa 43

5 Statistik Prestasi Belajar Siswa 43

(12)

Page | 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diantara mahluk-mahluk hidup di dunia ini hanyalah manusia yang memiliki peradaban. Pada tumbuh-tumbuhan dan hewan masalah peradaban ini tidak dikemukakan. Hal ini disebabkan karena pada kedua mahluk ini tidak terdapat usaha untuk mengembangkan diri, yang ada hanya usaha untuk mempertahankan hidup.

Manusia eksistensinya disamping usahanya untuk mempertahankan hidupnya juga berusaha untuk mengembangkan dirinya yaitu dengan jalan mengadakan perubahan-perubahan. Terdorongnya manusia itu dalam mengadakan perubahan tidak lain adalah karena ada bermacam-macam kebutuhan hidupnya yang harus dipenuhi. Dalam garis besarnya kebutuhan hidup dari pada manusia itu dibagi atas dua macam yaitu kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila kedua macam kebutuhan itu telah terpenuhi, maka barulah ada kekuasaan pada diri manusia itu. Untuk dapat melaksanakan suatu kebutuhan, terlebih dahulu harus melalui proses belajar, dimana didalam proses belajar itulah yang belajar dapat mencontoh sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan perubahan.

(13)

Page | 13

pendidikan yaitu : (1)Lembaga pendidikan informal (keluarga), (2)Lembaga pendidikan formal (sekolah), (3)Lembaga pendidikan non-formal (masyarakat).

Ketiga lembaga-lembaga pendidikan tersebut inilah yang bertugas membekali manusia yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk dapat mengadakan perubahan dalam hidupnya. Untuk lebih jelasnya peranan ketiga lembaga pendidikan di atas, maka perlu dibahas masing-masing lembaga pendidikan itu dalam peranannya terhadap pendidikan anak.

Keluarga bertugas memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak itu sejak lahir sampai mencapai usia sekolah yang di Indonesia pada umur 7 tahun. Pada masa ini orang tualah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan anak-anaknya. Justru itulah maka keluarga tersebut lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Dikatakan demikian sebab orang tualah yang pertama kali memberikan bentuk dan warna terhadap kepribadian anak. Bagaimana kehendak orang tuanya kesalahan pendidikan anaknya diarahkan.

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang dipersiapkan untuk menggantikan fungsi mendidik orang tua mempunyai beberapa perangkap yang berfungsi untk mengendalikan pelaksanaan kegiatan di dalam sekolah tersebut. Semua rencana kegiatan yang dilaksanakan didalam suatu kurikulum yaitu semua kebijaksanaan yang akan ditempuh oleh sekolah dalam menjalankan misinya. Sekolah sebagai lembaga yang mendidik anak mempunyai tujuan- tujuan yang tertentu yang akan dituju dan dicapai dalam pelaksanaannya. Semua arah dari pada kegiatan yang akan dilaksanakan tertuju kepada pencapaian tujuan-tujuan sebagaimana tersebut di atas.

(14)

Page | 14

non formal untuk menampung anak yang putus sekolah. Pendidikan yang sifatnya non formal seperti kursus mengetik, kursus komputer, dan sebagainya. Pada dasarnya apa yang akan dituju pada lembaga pendidikan itu tidak berbeda dengan lembaga pendidikan formal yaitu mempersiapkan anak dalam segi pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal untuk hidup dalam masyarakat.

Keberhasilan pendidikan seorang anak dalam pendidikannya disuatu lembaga pendidikan formal ditunjang oleh banyak faktor. Salah satu diantaranya adalah faktor pendidikan orang tua siswa.

Pendidikan orang tua yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap pembentukan dasar kepribadian anak-anaknya, sehingga benar-benar dipikirkan karena pada dasarnya orang tua yang berpendidikan termasuk faktor yang utama untuk mendorong keberhasilan pendidikan anaknya juga sebagai suatu alternatif penyesuaian diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Dengan menyadari hal tersebut maka kemajuan belajar siswa tidak terlepas dari pencerminan tipe kepemimpinan orang tua yang berpendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonarabarat Kabupaten Flores Timur ?”.

C. Tujuan Penelitian

(15)

Page | 15

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi pendidikan atau calon pendidik tentang pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar siswa di sekolah dan juga dapat memberikan alternatif pemecahan baik teoritis maupun praktis dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Memberi sumbangan dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pada khususnya pendidikan matematika serta memperkaya khasanah pengetahuan untuk penilaian selanjutnya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pengambil kebijaksanaan pendidikan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional yang pada gilirannya akan tercipta generasi penerus bangsa yang berkualitas. 4. Bagi peneliti, dapat mengetahui besarnya pengaruh tingkat pendidikan orang tua

terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.

(16)

Page | 16

BAB II KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Prestasi Belajar

Untuk menguraikan tentang pengertian prestasi belajar, maka terlebih dahulu diuraikan pengertian prestasi.

a. Pengertian Prestasi

Prestasi diistilahkan terhadap sesuatu hasil kegiatan yang baik dicapai oleh seseorang atau kelompok dengan melalui suatu ketekunan dan keuletan maupun kegiatan bekerja guna mencapai hasil atau prestasi yang dimaksud. Untuk jelasnya pengertian prestasi, maka dibawah ini dikutip beberapa pengertian prestasi oleh beberapa penulis yang digunakan sebagai titik tolak teori ilmiahnya. Menurut Adi Negoro (1972:24) bahwa prestasi adalah segala pekerjaan berhasil, prestasi menunjang kecakapan tentang manusia dan bangsa. Agoes Soejanto, (1995:20) meyatakan bahwa “prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hasil yang diperoleh dengan keuletan kerja”. Burhanuddin Rauf (1997:19) mengemukakan bahwa prestasi adalah gambaran tingkat penguasaan siswa dalam belajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar. Nies Bahtiar (1989:32) mengemukakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jelas.

(17)

Page | 17

demikian tentu melalui perencanaan matang dan pelaksanaannya secara ulet dan tanpa menghiraukan hambatasn-hambatan yang merintanginya.

b. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut konsep tradisional adalah suatu usaha untuk menambah ilmu pengetahuan. Berdasarkan konsep ini ternyata pengertian belajar itu sangat sempit karena hanya berfokus pada pelajaran saja.

Menurut Ali Arianto (1978 : 23) bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut S. Nasution (1982 : 23) memberikan pengertian tentang belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan lama, sehingga seseorang lebih mampu menghadapi situasi-situasi dalam hidupnya. Abdurrahman (1999:97) mengemukakan “belajar adalah interaksi individu dengan lingkungan yang membawa perubahan sikap, tindakan, perbuatan dan perilakunya. Menurut Slameto (1995 : 02) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Penekanan Slameto terletak pada upaya individu untuk belajar secara mandiri dalam arti berupaya sendiri untuk memperoleh perubahan-perubahan tingkah laku melalui proses pengalaman. Oemar Hamalik (1983:21), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku baru berkat pengalaman latihan.

(18)

Page | 18

Dari beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat diketahui bahwa masing-masing ahli mempunyai batasan yang berbeda-beda. Walaupun demikian terdapat unsur kesamaan yaitu :

- Belajar yang dilakukan oleh setiap individu mengandung pengertian proses perubahan, bukan proses lahiriah tetapi juga proses batiniah. Perubahan itu harus bersifat positif adalah untuk perubahan kearah kemajuan yang lebih baik dan sempurna.

- Belajar itu mencerminkan perubahan sikap dan tingkah laku yang merupakan hasil dari pada latihan atau pengalaman.

- Seseorang dikatakan belajar atau sudah belajar apabila siswa yang bersangkutan sudah dapat memperlihatkan kemajuan jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pada latihan atau pengalaman.

c. Prestasi belajar

Semua kegiatan belajar yang dilakukan oleh para murid atau siswa agar mencapai kedewasaan dan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Masalah tanggung jawab bersama telah tercantum dalam GBHN ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 yang berbunyi sebagai berikut :

“Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat”.

(19)

Page | 19

penilaian antara lain; ulangan, ujian testing atau memberikan suatu tugas tertentu untuk memproduksi kembali mata pelajaran yang telah diterimahnya.

Prestasi belajar tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Pada kenyataannya untuk mendapatkan hasil belajar tidak semudah apa yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Oleh karena belajar itu sendiri, sangatlah kompleks dengan berbagai macam kegiatan seperti mendengar, mengingat, membaca, berdemonstrasi, berbuat sesuatu serta menggunakan pengalaman, maka dapatlah dikatakan bahwa proses yang menghasilkan suatu perubahan pada individu yang belajar dan dimanifestasikan dengan tingkah laku adalah hasil belajar.

Untuk lebih jelasnya pengertian prestasi belajar, maka dibawah ini dikutip beberapa pengertian prestasi belajar oleh beberapa penulis yang digunakan sebagai titik tolak teori ilmiahnya.

Menurut W.J.S. Poerdarminto (1984:768) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai. Tinggi rendahnya suatu prestasi merupakan hasil usaha yang dicapai oleh seseorang dalam usaha meningkatkan prestasi belajar yang dimaksudkan adalah dari prestasi rendah diusahakan agar mencapai prestasi yang lebih tinggi. Selanjutnya mengenai pengertian prestasi belajar itu sendiri juga ikut dijelaskan oleh Adinegoro ( 1984:298) mengemukakan pula bahwa prestasi belajar adalah segala pekerjaan yang berhasil, prestasi itu menunjukkan kecakapan manusia.

(20)

Page | 20

langsung dengan menggunakan tes hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat pada daftar nilai dari mata pelajaran yang diperoleh siswa setelah mengikuti ujian atau ulangan misalnya nilai yang tercantum dalam rapor setiap semester.

Dalam hubungannya dengan nilai prestasi belajar dalam skripsi ini adalah nilai para siswa yang diperoleh pada hasil ujian simester mata pelajaran. Untuk mengetahui para prestasi siswa disekolah, maka setiap guru diharuskan membuat suatu test hasil belajar. Test semacam ini biasanya diikuti oleh semua siswa baik berbentuk essay maupun berbentuk objektif test. Test hasil belajar bertujuan untuk mengukur kemampuan para siswa dalam beberapa mata pelajaran.

Jadi kesimpulannya bahwa prestasi belajar itu adalah hasil atau nilai yang diperoleh siswa pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

2. Aspek – aspek prestasi belajar

Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik, karena kemampuan berprestasi itu dipengaruhi oleh beberapa aspek, dimana aspek-aspek tersebut antara lain : a. Penerimaan, dalam proses penerimaan ini bagaimana siswa-siswa itu bisa menerima atau menyerap materi-materi pelajaran yang diberikan oleh guru. b. Pengaktifan, dalam prsoes belajar mengajar biasanya kemampuan dari

(21)

Page | 21

c. Pra pengolahan, di sini sebelum guru itu memberikan materi, mereka sudah bisa memikirkan apakah materi tersebut bisa diterima atau diolah pemikiran peserat didik atau tidak.

d. Pengolahan, dalam proses ini sudah terlihat siswa itu bisa atau tidak dalam menerima atau mengolah materi-materi yang disampaikan, hal ini bisa dibuktikan dengan cara evaluasi yang akhirnya nanti akan terlihat apda prestasi peserta didik.

e. Penyimpulan, proses penyimpulan inilah kita bisa mengatakan mana siswa yang berprestasi dan mana yang tidak berprestasi.

3. Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Belajar sebagai proses perubahan atau sebagai bentuk aktifitas individu selalu dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor.

Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu dibedakan menjadi dua golongan: (a) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual, (b) Faktor yang ada di luar individu itu sendiri yang kita sebut faktor sosial. (Purwanto Ngalim, 2006: 02).

Sejalan dengan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini peneliti berkecendrungan pada pendapat yang menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa secara umum digolongkan dalam dua aspek yaitu aspek yang berasal dari dalam (faktor interen) dan aspek yang berasal dari luar (faktor eksteren). Kedua aspek tersebut akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:

1. Faktor interen

(22)

Page | 22

psikologis tersebut akan saling mempengaruhi dan menentukan prestasi dari siswa itu sendiri. Kedua faktor tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Faktor fisik

Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap belajar. Sukses tidaknya dalam belajar sangat ditentukan dari faktor fisik atau faktor jasmani anak. Faktor fisik ini secara khusus dapat digolongkan sebagai berikut yaitu kesehatan fisik pada umumnya, alat indera dan anggota badan tertentu. Dibawah ini akan dibahas secara tersendiri agar lebih jelas untuk dipahami :

a) Kesehatan fisik pada umumnya

Anak dalam belajar sering kali dipengaruhi oleh keadaan fisik mereka bahkan fisik secara umum telah kita ketahui bahwa keadaan fisik dapat menyebabkan siswa sulit menerima pelajaran atau belajar. Karena diusahakan agar selalu terjadi analisa kondisi fisik terhadap anak agar dapat belajar secara normal. Keadaan fisik anal akan sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya anak dalam belajarnya. Seorang anak yang sedang sakit akan sulit memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Karena sakit bagian sarafnya, baik saraf sensoris, pusat atau motoris menjadi lemah, tidak mampu memproses rangsangan yang diterima melalui indera. Jika sakit itu lama maka secara tidak langsung akan membuat anak ketinggalan dalam belajarnya.

b) Alat indera

Alat indera dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, misalnya alat inderanya yang kurang berfungsi atau salah satu indera yang tidak berfungsi.

(23)

Page | 23

Mereka yang mengalami kesulitan seperti ini harus dikelola dengan baik jika tidak mereka jelaskan akan mengalami kesulitan-kesulitan belajar.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang mengalami kesulitan belajar karena pendengarannya rusak sebelah dapat dikelola dengan baik dan menempatkan pada tempat yang semestinya. Lain halnya dengan anak yang kurang terang penglihatannya dapat diberikan tempat yang mendekati papan tulis dengan demikian kekurangan tersebut dapat ditutupi tanpa menghambat belajar dan prestasi belajarnya. Dan kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik.

c) Anggota badan tertentu

Anak yang memiliki anggota badan yang kurang sempurna dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Perasaan minder dan kurang percaya diri sering dialami oleh anak yang tidak sempurna, dalam hal ini guru harus memberikabn nasehat agar segera menyadari dan dapat belajar seperti teman-teman lainnya tanpa harus merasa terkucil. Gangguan pada sebahagian kecil dari anggota badan tertentu seperti jari-jari tangan atau jari-jari kaki dapat mempengaruhi proses belajar siswa sehingga memungkinkan terjadinya kesulitan belajar. Bagi anak yang mengalami hal demikian atau dengan kata lain mengalami gangguan kesehatan perlu mendapatkan perawatan agar dapat kembali belajar tanpa harus merasa terganggu dalam sakit yang dideritanya. Bagi anak yang sakitnya dapat berlangsung seperti biasa. Lain halnya dengan anak yang sakit parah yang memerlukan perawatan khusus dari dokter, maka kegiatan belajarnya dapat terhenti untuk sementara menunggu kesembuhan yang dengan demikian sangat merugikan belajar anak. 2. Faktor psikologis atau mental

(24)

Page | 24

1) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi -situasi baru dalam kehidupan. Oleh karena itu intelegensi seseorang dapat dipengaruhi beberapa kemungkinan yakni padas proses perkembangan manusia khususnya pada masa kanak-kanak, seperti gizi makanan, pengalaman dan kesempatan belajar. Intelegensi abstrak, intelegensi konkrit dan intelegensi sosial. intelegensi abstrak seperti kata-kata, konsep-konsep dan bentuk simbol lain dan intelegensi konkrit seperti perbuatan-perbuatan atau keterampilan-keterampilan dan intelegensi sosial adalah kecakapan individu yang dinyatakan dalam bentuk penyesuaian terhadap lingkungansekitarnya. Manusia lahir telah membawa sejumlah potensi-potensi yang akan dikembangkan sejalan dengan perkembangan tubuhnya. Salah satu potensi itu ialah intelegensi yang menentukan tingkat kecerdasan seseorang.

Faktor intelegensi ini sangat menentukan terhadap perkembangan atau keberhasilan seseorang dalam belajar. Makin tinggi ukuran intelegensi seseorang dalam belajar makin tinggi pula tingkat kecerdasannya, hal ini dapat dilihat pada pengklasifikasian yang dikemukakan oleh crow and crow sebagai berikut :

Yang mempunyai lebih dari 140 cerdik/pandai, 120–140 sangat pandai, 110–20 pandai, 90–110 biasa, 80–90 sedang, 70–80 bodoh, 50–70 moron, 25–50 embicille, Kurang dari 12 idiot.

Dengan melihat klasifikasi ukuran intelegensi sebagaimana tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa makin tinggi ukuran intelegensi seseorang itu makin tnggi pula tingkat kecerdasannya.

(25)

Page | 25

Dengan demikian maka tiap-tiap orang berbeda tingkat kecerdasannya sebab ukuran intelegensinya berbeda-beda. Perbedaan intelegensi pada tiap orang akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajarnya.

2) Bakat

Tidak dapat dipungkiri bahwa selain intelegensi tentu pula potensi bawaan yang lain dan akan berkembang setelah anak itu mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Hal itu tidak lain adalah bakat dimana bakat itu adalah potensi kecakapan yang dibawa sejak lahir.

Menurut Soeganda Poerbawaktja Harahap (1981 : 38) dalam buku ensiklopedia pendidikan memberikan pengertian bakat yaitu bahwa bakat adalah benih dari suatu sifat yang baru dan tampak nyata jika ia mendapatkan kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang.

Jadi bakat itu berkembang apabila apabila menemukan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk berkembangnya dan apabila bakat itu tidak menemukan lingkungan yang tepat untuk perkembangannya maka ia akan tetap tersembunyi.

Dapat diketahui bahwa bakat pada tiap-tiap pribadi berbeda-beda, ada yang berbakat dalam seni, ilmu pasti dan lain sebagainya. Dengan berbakat dalam disiplin ilmu tertentu sudah pasti seseorang anak akan mudah mempelajarinya, sehingga ia akan mencapai prestasi belajar yang baik.

Dengan dasar itulah maka bakat dikategorikan sebagai faktor yang sangat mempengaruhi prestasi belajar seseorang.

3) Minat

(26)

Page | 26

belajar. Perasaan tidak senang atau tidak berminat terhadap pelajaran, terjadi jika siswa tidak menghayati akan keistimewaaan pada mata pelajaran tertentu.

Minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan pemusatan pikiran, juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Keinginan hati akan memperbesar kemampuan belajar seseorang dan juga membantunya tidak melupakan apa yang telah dipelajarinya. Jika hal yang sebaliknya terjadi yaitu tidak adanya atau kurangnya minat terhadap mata pelajaran di tambah dengan kurangnya perhatian terhadap sekolah dan guru akan menyebabkan kesulitan belajar, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar minat maka semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai seseorang.

Walau ukuran intelegensi tidak terlalu tinggi dan bakat kurang terhadap suatu mata pelajaran, tetapi kalau seseorang itu tekun dalam belajarnya niscaya ia akan dapat mengetahui dan memahami dengan baik apa yang dipelajarinya tidak tertutup kemungkinan bahwa seseorang yang ukuran intelegensinya lebih rendah dari yang lebih tinggi sebab bagaimana pun tingginya intelegensi itu tetapi kalau hanya sekali ini apat kita berpegang pada pepatah yang menyatakan kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempu. Bagaimanapun tumpulnya sebilah parang, tetapi kalau setiap hari diasah maka ia akan tajam juga.

Demikian halnya pelajaran itu walaupun orangnya kurang pintar tetapi tekun dalam belajar maka ia dapat mencapai prestasi belajar yang baik.

2. Faktor Eksteren

(27)

Page | 27

a. Faktor keluarga

Faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan seseorang anak disuatu lembaga pendidikan formal pada dasarnya dipengaruhi oleh cara orang tua mendidik dalam lingkungan keluarga.

Cara mendidik yang keras yang menghendaki agar anaknya sepenuhnya menuruti kehendak orang tua dapat mengakibatkan kejiwaan seseorang anak selalu tertekan yang pada akhirnya anak tidak dapat menentukan suatu sikap yang terbaik bagi dirinya. Cara mendidik yang terlalu memanjakan anak juga kurang baik sebab sifat yang manja dapat mengakibatkan anak kehilangan kemampuan untuk mandiri. Dengan demikian cara yang paling baik diterapkan adalah yang demokratis sifatnya.

b. Bimbingan belajar

Anak dalam perkembangannya dan pertumbuhannya menuju kedewasaan selalu memerlukan bimbingan dari orang tua begitu halnya dalam menanamkan sikap dan tanggung jawab dalam belajar, anak memerlukan bimbingan dan pengarahan dari orang tua.

Kalau orang tua tidak dapat melaksanakan tugas memberikan bimbingan belajar kepada anak, yang mungkin disebabkan karena orang tua terlalu sibuk, terlalu banyak anak yang harus diawasi dan lain sebagainya maka hal ini dalam dapat mengakibatkan kesulitan belajar bagi anak.

c. Sarana yang disedikan orang tua

Keberhasilan belajar seseorang anak banyak ditunjang oleh banyak faktor, lengkapnya sarana belajar bagi anak dirumah. Kelengkapan sarana atau alat akan membantu lancarnya kegiatan belajar anak.

(28)

Page | 28

lengkapnya alat-alat ini sudah barang tentu akan mempengaruhi keberhasilan seseorang anak dalam belajar.

d. Biaya

Sebagaimana diketahui bahwa didalam belajar diperlukan banyak biaya untuk memenuhi kebutuhan belajar. Jika orang tua tidak mampu menyediakan segala biaya yang dibutuhkan oleh anak dalam belajar maka secara otomatis pula anak akan mengalami kesulitan sebab dengan adanya biaya yang cukup berarti akan dapat mengadakan segala fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar.

Dalam hubungan ini Rahayu Hadinoto (1973 : 3) menyatakan bahwa ekonomi keluarga menentukan juga apakah kebutuhan-kebutuhan pelajarannya maupun yang lain-lainnya. Dalam keluarga yang miskin anak-anak tidak dapat membeli alat-alat perlengkapan belajar yang dibutuhkannya. Mungkin tidak ada hingga tempat belajar anak seadanya.

Dengan demikian maka faktor biaya dapat disebutkan sebagai faktor yang sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.

e. Sekolah

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak yang berasal dari: a) Guru

Seorang guru yang mengajar dalam kelas dapat mendorong anak didiknya mencapai prestasi belajar yang baik harus :

 Menguasai metode pengajaran.

 Dapat menarik minat dan perhatian anak dalam belajar.  Memiliki minat dan perhatian anak dalam mengajar.

(29)

Page | 29

Bilamana kadar yang disebutkan diatas tidak dimiliki oleh seseorang guru niscaya ia tidak dapat menjalankan tugas dengan baik sehingga akibatnya tugas murid yang diajarkan akan mengalami kesulitan dalam belajar.

b) Alat Pelajaran

Alat-alat pelajaran yang dipergunaan oleh guru dalam belajar mengajar ada dasarnya berfungsi sebagai alat bantu untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Dengan mempergunakan alat bantu niscaya akan mudah dipahami oleh murid.

Alat-alat pelajaran yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar disekolah cukup banyak antara lain seperti buku-buku pelajaran, sarana perpustakaan, alat peraga dan sebagainya.

Tanpa alat pelajaran ini maka pelajaran tidak dapat mempengaruhi prestasi belajar murid.

c) Standar Pelajaran

Kadang-kadang seorang guru didalam mengajar memberikan pelajaran yang terlalu tinggi dibandingkan dengan taraf kematangan anak dalam berpikir. Hal demikian ini jelas dapat menyebabkan anak tidak dapat menerima pelajaran itu dengan baik karena tidak sesuai dengan kematangan anak dalam berpikir. Dalam hubungan ini, Umar Tirtaraharja dalam diktak paedagogiek mengemukakan bahwa pendidikan itu harus sesuai dengan kematangan dan taraf perkembangan anak didik.

Dengan dasar ini maka walaupun seorang guru berusaha mengembangkan pelajaran yang diberikan kepada anak didiknya tetapi harus diingat bahwa pelajaran itu tidak boleh terlalu jauh dari jangkauan pemikiran anak didik sebab hal yang demikian ini dapat menyulitkan anak dalam menerimanya.

(30)

Page | 30

Gedung sekolah yang dipergunakan sebagai tempat proses belajar mengajar juga mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Hal-hal yang dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi anak dapat disebutkan sebagai berikut :

(1) Jumlah murid dalam satu kelas terlalu padat. (2) Berdekatan dengan jalan raya yang ramai.

(3) Ventilasi sebagai alat sirkulasi udara yang kurang baik. (4) Keadaan kelas yang kacau.

Dari sekian aspek yang disebutkan diatas pada dasarnya merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kemampuan anak dalam menerima pelajaran.

g. Masyarakat

Masyarakat sebagai lingkungan sekitar anak turut pula mempengaruhi keberhasilan belajar seorang anak. Bila mana anak berdiam pada lingkungan masyarakat yang terpelajar maka dapat menjadi pendorong bagi anak untuk rajin belajar. Tetapi sebaliknya apabila anak itu berdiasm pada lingkungan masyarakat yang kurang memperhatikan masalah pendidikan itu niscaya akan terpengaruh olehnya.

Hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar anak dari lingkungan masyarakat itu dapat disebut sebagai berikut :

(a) Pergaulan

Pergaulan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak. Dari pergaulan itu anak akan melihat berbagai ragam tingkah laku watak dan perangai.

(31)

Page | 31

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pergaulan dapat mempengaruhi prestasi belajar seorang anak didik.

(b) Masyarakat Media

Banyak bacaan yang dapat membantu dalam meningkatkan prestasi belajar anak disekolah, seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Pada majalah itu terdapat berbagai informasi yang berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat memberikan tambahan atau perbendaharaan terhadap ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki anak.

Suatu hal yang perlu diperhatikan dengan masyarakat media ini sebab banyaknya buku-buku yang belum semestinya dibaca oleh anak-anak. Justru itu maka untuk membina anak dalam membaca maka perlu orang tua mengontrol bacaan yang dibaca oleh anak-anaknya. Dengan bantuan masyarakat media seperti surat kabar dan majalah anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Pengertian dan Tujuan Pendidikan a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses yang mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan manusia. Kalau dilihat sepintas lalu maka itu adalah biasa, tetapi sebenarnya adalah rahasia hidup karena manusia tumbuh dan berkembang yang didalam perkembangan dan pertumbuhan itulah manusia memerlukan tuntunan dan bimbingan orang lain.

(32)

Page | 32

generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniahnya maupun rohaniahnya”.

Kemudian ada juga beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh beberapa sarjana lain.

Pengertian pendidikan dikemukakan oleh Bahtiar Rivai yang tertuang dalam diktak dasar-dasar pendidikan yang disusun oleh Sahabuddin dkk (1985:22) mengatakan bahwa pendidikan adalah segala usaha pembinaaankepribadian dan pengembangan kemampuan manusia Indonesia seumur hidup baik jasmani maupun rohani dalam rangka pembinaan perwujudan masyarakat pancasila.

Sedangkan pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh Kihajar Dewantoro adalah upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak dalam pengertian tidak boleh dipindah-pindahkan bagian-bagian itu agar supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup yakni kehidupan penghidupananak-anak yang kita didik sejalan dengan dunianya.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan itu adalah usaha sadar untuk mengarahkan anak yang sedang dalam pertumbuhan dan perkembangannya supaya mampu berdiri sendiri serta mempunyai kemampuan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dari semua uraian diatas tentang pengertian pendidikan sebagaimana yang telah dikemukakan diatas dapat diambil persamaannya ialah bahwa pendidikan itu berlangsung atau terlaksana dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik. Suatu pergaulan dapat disebut pergaulan pendidikan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan. Langevel mengemukakan 2 macam persyaratannya untuk pergaulan pendidikan itu :

(33)

Page | 33

2. Pergaulan itu dilandasi oleh gesak atau wibawa batin.

Mengenai pergaulan tidak semua pergaulan dapat dikategorikan sebagai pergaulan pendidikan. Ada beberapa pergaulan yang tidak dikategorikan sebagai pergaulan pendidikan. Pergaulan itu seperti pergaulan antara orang dewasa dengan dewasa, pergaulan anak-anak dengan anak-anak. Maka dengan demikian sebagai pendidik adalah orang dewasa normal dan bertanggung jawab, sedangkan anak didik ialah anak yang baru tumbuh dan memerlukan bimbingan dan arahan dari si pendidik untuk mencapai kedewasaan.

b. Tujuan Pendidikan

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa segenap aktivitas manusia itu pada dasarnya ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai didalamnya. Demikian halnya aktivitas pendidikan itu dimana didalamnya terdapat tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dari segenap tujuan pendidikan yang kita kenal maka tujuan akhirlah yang menjadi sasaran utama dalam setiap proses pendidikan. Tujuan akhir pendidikan itu pada umumnya adalah merupakan rumusan tujuan pendidikan nasional suatu negara atau suatu bangsa.

Tujuan-tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang pernah kita ketahui adalah sebagai berkut :

 Tujuan pendidikan nasional sesuai dengan UU No. 12 Thn 1954 berbunyi: membentuk manusia pancasila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

(34)

Page | 34

 Tujuan pendidikan nasional sesuai dengan ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1973 yang berbunyi : Tujuan pendidikan nasional di Indonesia atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangunan yang berpancasila dan membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat menyuburkan sifat demokratis yang penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945.

 Tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan ketetapan MPR RI No. II/MPR/1983 dalam GBHN yang berbunyi : pendidikan berdasarkan atas pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia – manusia pembangunan yang mampu membangun dirinya sendiri serta bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional sebagai mana tersebut diatas, dapat di simpulkan bahwa tujuan akhir pendidikan nasional ialah membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Didalam usaha mencapai tujuan pendidikan nasional itu maka ia dijabarkan kedalam tujuan institusional yaitu tujuan – tujuan yang ingin dicapai oleh masing – masing lembaga pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK sampai kepada jenjang perguruan tinggi.

(35)

Page | 35

 Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik.  Sehat jasmani dan rohani.

 Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan : 1. Melanjutkan pelajaran.

2. Mengabdi dilingkungan masyrakat.

3. Mengembangkan diri sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup.

Inilah yang merupakan tujuan institsional yang secara umum harus dicapai oleh sekolah dasar dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatannya Sedangkan tujuan khusus pendidikan sekolah dasar adalah agar lulusan :

 Di bidang pengetahuan

1. Memiliki pengetahuan dasar yang fungsionalnya tentang :

a. Dasar – dasar kewargaan negara dan pemerintahan sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.

b. Agama yang dianutnya.

c. Bahasa Indonesia dan penggunaannya sebagai alat komunikasi. d. Gejala dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

e. Gejala dan peristiwa sosial baik dimasa lampau maupun dimasa sekarang. 2. Memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai unsur kebudayaan dan

tradisional.

3. Memiliki pengetahuan dasar tentang pekerjaan yang terdapat di masyarakat sekitarnya.

4. Memiliki pengetahuan dasar tentang kesejahteraan keluarga, kependudukan dan kesehatan.

 Di bidang keterampilan

(36)

Page | 36

2. Terampil menggunakan bahasa Indonesia lisan maupun tulisan.

3. Mampu bekerja sama dengan orang lain dan beradaptasi dalam kegiatan masyarakat.

4. Mampu memecahkan masalah sederhana secara sistematis dengan mempergunakan prinsip – prinsip pengetahuan yang telah diketahuinya. 5. Memiliki keterampilan berolah raga.

6. Memiliki keterampilan dasar dalam segi kesejahteraan khusus yang sesuai dengan minat dan kebutuhan lingkungannya sebagai bekal mencari nafkah.  Di bidang nilai dan sikap

1. Menerima dan melaksanakan pancasila dan UUD 1945.

2. Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME yang dianutnya serta menghomati ajaran agama an kepercayaan terhadap Tuhan YME yang dianut orang lain.

3. Mencintai sesama manusia, bangsa dan lingkungan sekiar. 4. Memiliki sikap demokratis dan tenggang rasa.

5. Memiliki rasa tanggung jawab.

6. Percaya pada diri sendiri dan bersikap makarya.

7. Percaya minat dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan.

8. Memiliki kesadaran akan disiplin dan patuh pada peraturan yang berlaku, bebas dan jujur.

9. Memiliki sikap hemat dan produktif.

(37)

Page | 37

Agar lebih memudahkan pencapaian tujuan – tujuan tersebut, maka tujuan itu dijabarkan lagi pada setiap bidang studi yang diajarkan di sekolah.

Hasil pengajaran tersebut dinamakan tujuan kurikulum yaitu suatu tujuan yang ingin dicapai pada pengajaran suatu mata pelajaran tertentu, misalnya pada pengajaran matematika, IPS dan sebagainya.

Berdasarkan tujuan-tujuan kurikulum itulah tujuan instruksional dirumuskan dimana tujuan instruksional ini adalah tujuan yang ingin dicapai dalam setiap terjadi interaksi belajar mengajar.

Menurut M.J. Labgevel (1989) membedakan enam macam tujuan pendidikan dengan urutan sebagai berikut : (1) Tujuan umum, (2) Tujuan khusus. (3) Tujuan insiensial, (4) Tujuan sementara, (5) Tujuan sebagian (belum sempurna), (6) Tujuan intermedier.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir pendidikan itu dapat dicapai melalui beberapa jenjang tujuan sebelumnya.

B. Kerangka Pikir

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi setiap orang, dimana masyarakat sudah semakin sadar akan pentingnya pendidikan, tidak tanggung lagi mempersoalkan biaya asalkan anak-anak mereka sekolah. Telah kita pahami bersama bahwa kebutuhan pendidikan kalau tidak terpenuhi secara merata akan menimbulkan keresahan sosial, oleh karena itu pendidikan orang tua sangat penting.

(38)

Page | 38

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang dipersiapkan untuk menggantikan fungsi mendidik orang tua mempunyai beberapa perangkap yang berfungsi untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan didalam sekolah tersebut. Semua rencana kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah itu tertuang didalam suatu kurikulum yaitu semua kebijaksanaan yang akan ditempuh oleh sekolah dalam menjalankan misinya.

Sekolah sebagai lembaga yang mendidik anak mempunyai tujuan-tujuan yang tertentu yang akan dituju dan dicapai dalam pelaksanaannya. Semua arah daripada kegiatan akan dilaksanakan tertuju kepada pencapaian tujuan pendidikan.

Tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi prestasi belajar siswa, peran orang tua ketika berada di rumah menjadi pendidik yang membentuk karakter siswa yang merupakan pondasi awal.

Alur pikir penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAGAN KERANGKA PIKIR

Gambar 2.1. Bagan Kerangka pikir.

Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa

Siswa

(39)

Page | 39

C. Hipotesis

Timbulnya suatu hipotesis banyak ditentukan oleh faktor kreasi manusia, apakah manusia mempunyai mempunyai daya kreasi yang tinggi akan lebih muda menemukan hipotesis itu.

Menurut Sutrisno Hadi, dalam bukunya yang berjudul “ Metodologi Research “ (1997 : 43) bahwa hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin juga salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya “. Sedangkan menurut E. Agus Salim Makadompit, bahwa “Hipotesis merupakan hubungan yang harus ada antara teori dan penelitian yang membawa kearah penemuan pengetahuan”.

(40)

Page | 40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini diadakan di SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur. Dengan dasar pertimbangan bahwa penulis merupakan salah satu alumni pada sekolah tersebut sehingga lebih memudahkan untuk memperoleh data dan informasi. Selain dari pada itu penulis berpikir untuk dapat memberikan konstribusi pemikiran dalam rangka meningkatkan prestasi siswa dan pengembangan sekolah tersebut.

B. Identifikasi Variabel

1. Variabel Bebas(Independent Variabel)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan orang tua siswa yang disimbol (x)

2. Variabel Terikat(Dependent Variabel)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada bidang studi matematika yang disimbol (y)

Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas (Independent variabel) dan satu variabel terikat (Dependent variabel). Dengan paradigma penelitiannya yaitu :

(41)

Page | 41

C. Defenisi Operasional Variabel

1. Tingkat pendidikan orang tua siswa ( x ) adalah jenjang pendidikan orang tua siswa yang ditempuh baik sampai tamat atau pun tidak sampai tamat mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan Perguruan Tinggi/Sarjana.

Tabel 1. Tingkat pendidikan orang tua dan indikator No Pendidikan Orang Tua Indikator

1 SD Tamat/tidak tamat SD

2 SMP Tamat/tidak tamat SMP

3 SMA Tamat/tidak tamat SMA

4 Sarjana Tamat/tidak tamat Sarjana

2. Prestasi belajar adalah hasil atau nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran yang diajarkan disekolah.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Skor 0 – 7,9 atau 0% - 39% dikategorikan sangat rendah Skor 8 – 10,9 atau 40% - 54% dikategorikan rendah Skor 11 – 14,9 atau 55% - 74% dikategorikan sedang Skor 15 – 17,9 atau 75% - 89% dikategorikan tinggi Skor 18 – 20 atau 90% - 100% dikategorikan sangat tinggi

D. Populasi.

(42)

Page | 42

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur tahun ajaran 2013/2014. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2. Populasi

NO KELAS VII JUMLAH

1 A 37

2 B 27

3 C 26

4 D 29

5 E 25

7 Total 144

Sumber : Papan profil sekolah tahun 2013

E. Sampel.

Sampel adalah bagian dari pada jumlah keseluruhan populasi atau dengan kata lain yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yang ada yakni sebahagian dari populasi.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Sampel yang diambil secara sengaja yakni siswa yang orang tuanya yang memiliki latar belakang pendidikan atau tingkat pendidikannya mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi/sarjana.

(43)

Page | 43

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam suatu peneltian dapat dilakukan dengan mengunakan lebih dari satu metode, hal ini dapat terjadi bagi seorang peneliti bilamana data yang dibutuhkan sulit diperoleh secara total dengan hanya melibatkan satu metode.

Bilamana suatu penelitian menggunakan lebih dari satu metode pengumpulan data, maka dari sekian metode yang dimaksud ada yang berfungsi primer dan ada yang berfungsi sekunder atau pembantu. Metode yang paling dominan digunakan dalam memperoleh data yang dibutuhkan adalah metode primer, sedangkan metode sekunder difungsikan sebagai pelengkap data yang sulit diperoleh dengan menggunakan metode utama.

Untuk lebih jelasnya tentang uraian di atas, maka penulis mengemukakan dan menguraikan jenis-jenis metode yang dilibatkan dalam penelitian ini yakni:  Wawancara

Teknik ini merupakan suatu bentuk teknik komunikasi langsung untuk mendapatkan fakta - fakta dari data yang sifatnya lisan. Teknik ini digunakan juga dapat berfungsi untuk memperoleh informasi langsung melalui guru-guru untuk mengetahui lebih jelas tentang segala aktivitas dalam proses pembelajaran di saat penulis mengadakan penelitian pada guru yang bersangkutan, apakah sesuai pada saat itu dengan hari-hari atau saat-saat proses pembelajaran sebelumnya.

 Angket

(44)

Page | 44

 Dokumentasi

Peneliti lansung mencatat nilai - nilai atau perestasi belajar siswa melalui buku rapor siswa semester sebelumnya.

F. Instrument Penelitian.

 Instrument wawancara yaitu melakukan diskusi langsung dengan guru-guru untuk mengetahui lebih jelas tentang segala aktivitas dalam proses pembelajaran di saat penulis mengadakan penelitian pada guru yang bersangkutan, apakah sesuai pada saat itu dengan hari-hari atau saat-saat proses pembelajaran sebelumnya.

 Instrument Angket yakni Angket tingkat pendidikan orang tua siswa dalam bentuk pertanyaan dengan jumlah 20 item yang terdiri dari 4 alternatif pilihan yaitu selalu, sering, kadang – kadang, tidak pernah. Skor masing-masing pilihan jawaban adalah selalu skornya 5, sering skornya 4, kadang – kadang skornya 3, tidak pernah skornya 2 dan tidak menjawab skornya 1.

 Melakukan dokumentasi atau pendataan nilai berdasarkan buku nilai atau rapor siswa semester sebelumnya. Dengan metode dokumentasi penulis menganggap bahwa data yang diperoleh cukup obyektif dalam pengolahan data yang berkaitan dengan rumusan masalah dan pembuktian hipotesis.

G. Teknik Analisis Data

(45)

Page | 45

Untuk keperluan statistika, kriteria yang dipergunakan untuk skor prestasi belajar matematika dalam penelitian ini adalah skala lima.

Menurut Tiro (2000:12), skala lima adalah suatu pembagian tingkatan yang terbagi atas lima kategori yaitu:

0% - 39% dikategorikan sangat rendah 40% - 54% dikategorikan rendah 55% - 74% dikategorikan sedang 75% - 89% dikategorikan tinggi

90% - 100% dikategorikan sangat tinggi

Berdasarkan pedoman tersebut kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori prestasi belajar adalah sebagai berikut:

Skor 0 – 7,9 atau 0% - 39% dikategorikan sangat rendah Skor 8 – 10,9 atau 40% - 54% dikategorikan rendah Skor 11 – 14,9 atau 55% - 74% dikategorikan sedang Skor 15 – 17,9 atau 75% - 89% dikategorikan tinggi Skor 18 – 20 atau 90% - 100% dikategorikan sangat tinggi

Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur, maka dalam peneliti ini dipergunakan analisis statistika atau untuk menguji hipotesis penelitian yaitu dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana, dengan model regresi:

(46)

Page | 46

Dengan fungsi taksirannya :

(Sudjana, 1992 : 14) Keterangan :

X : Tingkat pendidikan orang tua siswa

: Hasil belajar/prestasi belajar matematika

 : Error (diasumsikan berdistribusi normal dengan mean = 0 a : Penaksiran parameter0

b : Penaksiran parameter1

(47)

Page | 47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur berdiri sejak tahun 1983 yang letaknya di ibu kota kecamatan Adonara Barat Kabupaten Flores Timur yakni di sebelah barat desa Waiwadan. Kecamatan Adonara Barat merupakan wilayah yang potensial sebagai salah satu wilayah yang menyimpan banyak potensi, daerah ini memerlukan tenaga profesional, terampil dan terdidik untuk mengembangkannya agar dapat berhasil dan berdaya guna. Salah satu bidang yang diperlukan adalah pendidikan formal untuk menunjang kelangsungan pembangunan di daerah ini.

Keberadaan SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur merupakan usaha konkrit masyarakat melalui pemerintah untuk menciptakan tenaga profesional, terampil dan terdidik. Keberadaan sekolah tersebut terwujud karena kondisi daerah dan keinginan masyarakat terhadap pendidikan profesional, terampil dan ahli dalam bidangnya. SMPN 1 Adnara Barat Kabupaten Flores Timur ini menjadi tempat belajar menununtut ilmu bagi warga desa Waiwadan maupun desa tetangga lainnya. Sekolah ini sejak didirikan sudah mengalami beberapa kepemimpinan pertanda terjadinya sebuah dinamika.

Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Paulus Riberu ( 1983 – 1992 ) b. Simon Senari ( 1992 – 2002 )

(48)

Page | 48

2. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Data hasil penelitian tingkat pendidikan orang tua siswa(x) dan prestasi belajar siswa (y) dapat dilihat pada lampiran. Dengan menggunakan data tersebut akan disajikan analisis statistik, disajikan dalam bentuk antara lain jumlah sampel, rata-rata, standar deviasi, variasi skor, skor tertinggi, skor terendah, frekuensi dan persentase.

Analisis statistik untuk data tingkat pendidikan orang tua siswa dan prestasi belajar siswa dapat dihasilkan sebagai berikut:

a. Variabel tingkat pendidikan orang tua siswa (x)

Hasil analisis data tingkat pendidikan oramg tua berdasarkan hasil pengolahan angket disajikan sebagai berikut:

Tabel 3. Skor tingkat pendidikan orang tua siswa berdasarkan pengolahan angket

Jenis Statistik Nilai

Tabel 3 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil pengolahan angket tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur adalah 72,95 atau 72,95% dan standar deviasi sebesar 4,88 dari skor ideal 100.

(49)

Page | 49

Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa

b. Variabel Prestasi Belajar Siswa (y)

Hasil analisis deskriptif skor prestasi belajar siswa (y) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Statistik Prestasi Belajar Siswa Jenis Statistik Nilai

Skor prestasi belajar siswa dikelompokkan ke dalam 5 kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti ditunjukkan pada tabel di bawa ini :

(50)

Page | 50

Berdasarkan tabel 6 di atas, diperoleh skor prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur adalah tidak terdapat siswa dengan kategori sangat rendah, dan kategori rendah, 12 (32,43%) yang termasuk kategori sedang, 15 (40,54%) siswa yang termasuk kategori tinggi dan 10 (27,03%) siswa yang termasuk kategori sangat tinggi. Jika diperhatikan kecenderungan skor prestasi belajar siswa, yaitu 15 (40,54%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi belajar pada bidang stusi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur termasuk kategori tinggi.

Dengan menggunakan analisis statistik regresi linear sederhana dengan rumus ˆY = a + bx ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis dengan pembahasan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hasil analisis regresi sederhana dengan rumus Fhit S TCS C22 menunjukkan bahwa Fhit = 17,14, sementara untuk nilai r2 = 0,33, berarti 33% variasi total

tingkat pendidikan orang tua siswa dapat menjelaskan prestasi belajar siswa berdasarkan kriteria sebagai berikut:

- H0ditolak dan H1diterima jika Fhit> Ftab

- H0ditolak dan H1diterima jika Fhit< Ftab

Dari penelitian dapat dilihat bahwa nilai Fhit> dari Ftabberarti H1diterima

dalam artian bahwa terdapat pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.

Melihat hasil dari perhitungan r dapat diketahui kekuatan pengaruh antara variabel x dan y. Nilai r dapat menggambarkan kekuatan terdapat pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur. Kriteria r adalah sebagai berikut:

(51)

Page | 51

Hasil perhitungan r menunjukkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur dikategorikan sedang yaitu 0,57.

B. Pembahasan

Tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam sebuah lembaga pendidikan. Kegiatan penelitian ini juga dinilai penting untuk mengukur atau menegtahui seberapa tinggi atau seberapa besar pengaruhnya terhadap tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar. Mengingat kembali tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan arti dan makna dari hasil penelitian.

Hasil prestasi belajar siswa yang diteliti dalam penelitian ini yaitu hasil prestasi belajar siswa pada bidang studi matematika melihat kondisi daya dorong atau peran dari orang tua, masih perlu ditingkatkan lagi.

Penelitian tentang pengaruh tingkat pendidikan orang terhadap prestasi belajar melibatkan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah tingkat pendidikan orang tua siswa (x) yang dinilai dengan menggunakan angket. Variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa berdasarkan nilai yang diberikan pada buku rapor siswa.

Hasil yang diperoleh dari analisis hasil pengolahan angket bahwa pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa kelas VII SMPN 1 Adonara barat Kabupaten Flores Timur, memiliki rata-rata 72,95 dengan standar deviasi 4,88, dan data distribusi frekuensi dengan kategori sedang. Skor sebagian besar siswa adalah antara 55 – 74 sebanyak 24 (64,9%) siswa.

(52)

Page | 52

Flores Timur dengan kategori tinggi, yaitu sebanyak 15 (40,54%) siswa memiliki skor 75 – 89 yang berada pada kategori tinggi.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus regresi linear sederhana diketahui bahwa ada pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur . Penelitian ini membuktikan bahwa adanya pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar disamping faktor-faktor lain yang berpengaruh tepi tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa dibuktikan dengan melihat besarnya Fhityang lebih besar dibanding Ftab..

Perhitungan nilai r mengungkapkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur tergolong sedang. Nilai r sebesar 0,57. Kriteria kekuatan pengaruh menyatakan bahwa jika nilai r 0,2 berarti tingkat pengaruhnya lemah, jika 0,2 – 0,8 digolongkan sedang, jika r 0,8 tingkat pengaruhnya tinggi.

(53)

Page | 53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian skripsi yang berjudul pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur dan berdasarkan hasil penelitian yang diolah dengan menggunakan rumus analisis regresi sederhana dengan model regresi yakni nilai r sebesar 0,57 yang artinya bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur. Maka dengan demikian penulis mencoba memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pendidikan orang tua siswa mempunyai pengaruh terhadap prestasi atau keberhasilan belajar siswa di sekolah.

2. Pembentukan dasar kepribadian siswa sangat dipengaruhi dari sikap dan bimbingan orang tuanya di rumah.

(54)

Page | 54

B. Saran

Agar prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan maka dibawah ini penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :

(55)

Page | 55

maka orang tua dan guru perlu bekerja sama dalam memberikan motivasi kepada siswa melalui pendekatan secara individu atau secara kelompok. 2. Kepada pihak sekolah agar senantiasa dapat menciptakan dan mewujudkan

lingkungan sekolah yang akrab dan tentram serta nyaman untuk melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa menjadi baik dan optimal, karena lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor keberhasilan belajar siswa/ prestasi belajar siswa.

(56)

Page | 56

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, 1999.Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar,Reneka cipta. Jakarta. Arianto Ali, 1978.Proses Belajar Mengajar,Bina Aksara, Jakarta.

Bahtiar Nies, 1989. Laporan Penelitian Study Komparasi Prestasi Belajar Mawasiswa.IKIP Bandung.

Crow and Crow, 1962.Indtroduction Education,Penerbit Usaha Mahasiswa Usman, yogyakarta.

DEPDIKBUD RI, 1981. Kurikulum Sekolah Dasar 1975 Buku I Ketentuan-Ketentuan Pokok,Jakarta.

Habiyeb 1987.Kamus Populer,Centra, Jakarta.

Hadi Sutrisno, 1997.Metodologi research I,psikologi UGM, Yogyakarta.

Hadinoto Rahayu, 1973.Kesukaran- kesukaran Dalam Belajar,UGM. Yogyakarta.

Hamalik Oemar. 1992.Psikologi Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung.

Labgevel M.J, 1989.Benopte teoritische paedagogik,Penerbit Batu putih. Nasution S, 1982.Azas-azas Kurikulum, Jemmars, Bandung.

Negoro Adi, 1972.Pengantar ilmu pendidikan, yogyakarta.

Ngalim Purwanto. 2006. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Edisi Kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Poerdarminto W.J.S, 1987, Kamus Umum Bahasa Indonesia; balai Pustaka, Jakarta.

Poerbakawatja Soeganda, 1981.Ensiklopedia Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta. Rauf Burhanuddin, 1997.Evaluasi Hasil Belajar Mengajar,FPIPS-IKIP. Ujung Pandang. Rasak Sanjaya, 2000. Membina Hasrat Belajar di Sekolah, Remaja Rosda,

Bandung.

(57)

Page | 57

Soewondo, Soetina, 1987.Ilmu Pendidikan Perilaku, Batu putih. Ujung pandang. Sugiyono, 2013.Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Sudjana, 1992.Metode Statistika.Tamsito: Bandung.

TAP MPR RI No/IV/1999.Garis-garis Besar Haluan Negara 1999.

TAP MPRS No.XXVII/MPRS/1966. UUD 1945.

TAP MPR RI No. II/MPR/1983Garis-garis Besar Haluan Negara1984.

(58)

Page | 58

Lampiran 1 : Staf SMPN 1 Adonara Barat Kab. Flores Timur

NO NAMA PANGKAT/GOL JABATAN

1 Yakobus Pehan Gelar,S.Pd Pembina,IV/a Kasek- Pengajar

2 Kamilus Koban Pembina,IV/a Wakasek Pengajar

3 Abdul Gani Thahir Penata TK 1 III/d Pengajar

4 Halima Mucdhar Pembina,IV/a Pengajar

5 Rahayu Efendi Pembina,IV/a Pengajar-Wali Kelas

6 Vinsensius W. Tukan,A.Md Pembina,IV/a Pengajar-Wali Kelas 7 Nikolaus Nulan,S.Pd Penata TK 1 III/d Pengajar-Wali Kelas 8 Bibiana B. Dalo,S.Pd Penata TK 1 III/d Pengajar-Wali Kelas 9 Benedikta E. Kleden,S.Pd Penata TK 1 III/d Pengajar-Wali Kelas 10 Dra. Elisabeth Hayon Penata TK 1 III/d Pengajar-Wali Kelas 11 Thomas S. Werang,S.Pd Penata TK 1 III/d Pengajar-Wali Kelas 12 Kristina K. Eban,S.Pd Pembina IV / a Pengajar

13 Alexander Sabon Penata III / c Pengajar-Wali Kelas 14 Muhammad Haji Penata III / c Pengajar-Wali Kelas 15 Romanus P. Mangu Penata III / c Pengajar-Wali Kelas 16 Kristina S. Uran,S.Ag Penata Muda III/a Pengajar

17 Rasyid Zakaria,S.Ag Penata Muda III/a Pengajar-Wali Kelas 18 Mardiana O. Kurman,S.Pd Penata Muda III/a Pengajar-Wali Kelas 19 Elisabeth M. Letor,S.Pd Penata Muda III/a Pengajar-Wali Kelas

20 Monika Jepa Penata Muda III/a TU

21 Klemens M. Helan Juru / c TU

22 Paulus Daton - Pengajar

23 Johar Usman,S.Ag - Pengajar

24 Kasmirus S. kopong,SE - Pengajar-Wali Kelas

25 Karolus B. B. Balela,ST - Pengajar

26 Sofia Kenahin Pati - TU

27 Tobias T. Nama,SE - Pengajar-Wali Kelas

28 Saverius L. Angi,S.Pd - Pengajar

29 Viktorianus Odi,S.Pd - Pengajar-Wali Kelas

30 Marianus B. Kabelen,S.Pd - Pengajar-Wali Kelas

31 Mikhael O. Doni,S.pd - Pengajar

32 Irma S. Patiraja,S.Pd - Pengajar

33 Bernadus K. Helan - TU

34 Gabriel Diaz Veira - TU

Referensi

Dokumen terkait

Ada pengaruh orientasi orang tua terhadap pendidikan dan tingkat pendidikan orang tua secara bersama-sama terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA

Dengan penjelasan tersebut, maka penulis memilih judul pengaruh disiplin dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas I SMK Veteran Klaten

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG GURU MATEMATIKA.. TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu: (1) mengetahui hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada obyek penelitian yaitu 6 siswa yang telah dikategorikan berdasarkan prestasi, didapatkan data bahwa bagi orang tua yang memiliki

KESIMPULAN Penelitian ini melakukan pengujian terhadap Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua, Pemberian reward, dan Lingkungan sekolah Terhadap Motivasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI

Hipotesis 2, Pada tabel dapat dilihat variabel tingkat pendapatan orang tua diperoleh nilai thitung sebesar 2,252 > ttabel sebesar 1,689 dengan nilai signifikan 0,031 < α = 0,05,

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua dan motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VIII SMP IT Darul