• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paper PERAN KOMUNIKASI TERPADU DALAM P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paper PERAN KOMUNIKASI TERPADU DALAM P"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI TERPADU : PENENTU KEBERHASILAN INVESTASI SOSIAL PADA SEKTOR HULU MIGAS1

Oleh: Alfred Menayang dan Halida Hatta– Praktisi Kehumasan/CSR Sektor Migas

Pendahuluan

Keberadaan industri ekstraktif, seperti sektor migas dan sektor tambang, sering dilematis karena di satu pihak daerah memerlukan investasi untuk menunjang

percepatan pembangunan daerah, sementara di lain pihak pemerintah dan masyarakat di daerah operasi perusahaan kuatir akan dampak lingkungan dan dampak sosial dari industri.

Sektor hulu migas mempunyai peran yang sangat strategis, baik dari sisi pengelolaan aset negara, maupun dari sisi penerimaan negara dan penerimaan daerah. Dalam pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan produksi migas di Indonesia, ditunjuk BPMIGAS (Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas) untuk berkordinasi dengan

perusahan-perusahaan migas, mulai dari tahap eksplorasi sampai ke tahap produksi.

Agar Perusahaan yang mengoperasikan blok-blok migas dapat tumbuh secara berkelanjutan, maka perlu dijaga keseimbangan antara kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Sebelum menjalankan operasinya, bahakan mulai dari awal tahap eksplorasi, Perusahaan perlu mengusahakan social license to operate, yaitu ijin sosial yang melengkapi ijin-ijin formal yang menjadi kewajiban Perusahaan.

(2)

Usaha tersebut dikenal dengan kegiatan investasi sosial, yang pada akhirnya diharapkan menghasilkan modal sosial, yaitu berupa kepercayaan, penerimaan dan dukungan dari masyarakat di sekitar daerah operasi Perusahaan.

Salah satu aspek penting dalam kegiatan investasi sosial tersebut adalah upaya pemberdayaan masyarakat, yang perlu sejak awal dilakukan oleh Perusahaan secara terencana baik, sehingga masyarakat di daerah operasi dapat tumbuh dan berkembang sejalan dengan kemajuan Perusahaan di daerah mereka. Keberadaan Perusahaan dalam pemberdayaan masyarakat ini bukan untuk menggantikan peran Pemerintah, tetapi untuk melengkapi dan mendukung program-program pemberdayaan masyarakat yang dicanangkan oleh Pemerintah.

Peran komunikasi yang dilakukan oleh Perusahaan dalam melakukan kegiatan-kegiatan investasi sosial sangat krusial. Komunikasi memegang peranan penting dalam setiap tahapan, mulai dari pemetaaan sosial, pembinaan relasi dengan para stakeholders, sosialisasi keberadaaan dan kegiatan Perusahaan, penentuan program pemberdayaan masyarakat, kerjasama dengan para mitra strategis dalam pelaksanaan program, penggalangan partisipasi masyarakat, sampai pada pengembangan kapasitas dan pendirian institisi agar program-program investasi sosial ini dapat berkelanjutan dan berhasil membangun masyarakat yang mandiri.

Fokus pembahasan paper ini adalah peran komunikasi terpadu dalam investasi sosial pada sektor hulu migas di Indonesia. Sebelumnya dibahas tentang industri hulu migas di Indonesia, tanggung jawab sosial korporasi, pengembangan dan pemberdayaan

(3)

Industri Hulu Migas di Indonesia

Sampai saat ini, minyak dan gas bumi masih merupakan sumber energi utama dan kontributor penting untuk ekonomi Indonesia, walaupun kontribusi minyak dan gas bumi turun dari 21.65% pendapatan negara pada tahun 2008 menjadi hanya 13.4% pada tahun 2011, menurut data Kementerian Keuangan. Indonesia masih sangat tergantung dari hidrokarbon untuk memenuhi kebutuhan energi primernya, yaitu sebesar 95.6% dari total pada tahun 2010, menurut statistik dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dari prosentase tersebut, minyak bumi yang paling atas sebesar 43.9%, diikuti oleh batubara 30.7%, kemudian gas sebesar 21%. Sisanya berasal dari sumber-sumber daya energi dan energi terbarukan baru sebesar 4.4% (Oxford, 2012: 113).

Sejarah pengeboran minyak di dunia dimulai oleh Kolonel Edwin L Drake dan William Smith di Pennsylvania, Amerika Serika, pada tahun 1859. Hanya 12 tahun berselang, yaitu pada tahun 1871, dilakukan pengeboran minyak pertama di Indonesia oleh J. Reerink, orang kebangsaan Belanda yang menemukan kandungan minyak di daerah Majalengka, di lereng Gunung Ciremai. Jadi pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia tergolong cukup tua di dunia.

Di Indonesia, perusahaan yang memegang izin untuk mengelola suatu blok minyak dan gas bumi dikenal sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), sedangkan badan pemerintah yang ditugaskan untuk berkordinasi dengan KKKS dalam mengelola kegiatan hulu migas adalah BPMIGAS (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas).

(4)

rangkaian kegiatan, yaitu: (1) mendapat izin pemerintah untuk mengelola blok migas – disebut juga kegiatan akuisisi; (2) mencari kandungan migas – disebut juga kegiatan eksplorasi; (3) mengevaluasi data cadangan migas dan menghitung nilai

keekonomiannya; (4) mempersiapkan fasilitas untuk pengembangan proyek migas; dan akhirnya (5) memproduksi dan memasarkan produk migas.

Dalam industri migas, kegiatan pengusahaan minyak dan gas bumi dibagi dalam dua kategori, yaitu kegiatan hulu migas (upstream) dan kegiatan hilir migas (downstream). Kegiatan hulu migas mencakup kegiatan eksplorasi dan produksi migas, sedangkan kegiatan hilir migas mencakup kegiatan pengilangan, distribusi dan pemasaran produk-produk migas.

Dari rangkaian kegiatan KKKS, ada beberapa yang bersinggungan dengan pemerintah daerah dan masyarakat di daerah operasi, antara lain: kegiatan eksplorasi – yang mencakup kegiatan seismik dan pemboran sumur-sumur ekspoloasi; kegiatan pembangunan berbagai fasilitas produksi – mulai dari kepala sumur, jaringan pipa produksi, stasiun penugumpul sampai ke tangki pengapalan; kegiatan pemboran produksi; dan kegiatan operasional.

Secara umum, KKKS mendapatkan masa kontrak kerja sama selama 30 tahun, yang terdiri dari 10 tahun untuk eksplorasi dan 20 tahun untuk eksploitasi atau produksi. Masa kontrak ini dapat diperpanjang pemerintah dengan mempertimbangkan kinerja dari KKKS dalam menjalankan misinya sesuai dengan target-target yang diberikan Pemerintah.

(5)

Tanggung Jawab Sosial Korporasi

Banyak definisi dan konsep yang mencoba menjelaskan apakah Tanggung jawab sosial korporasi (Corporate social responsiblity/CSR) itu. The World Business Council fo Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, komunitas-komunitas setempat serta masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. (Zainal, 2006: 27).

Marsden (2001) mendefinisikan CSR sebagai suatu perilaku inti dari perusahaan dan tanggung jawab atas dampak menyeluruh terhadap masyarakat di daerah operasi mereka. CSR bukan suatu opsi atau tambahan, dan bukan juga aksi filantropis. Perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial menjalankan bisnis mereka yang menguntungkan dengan mempertimbangkan semua dampak lingkungan, sosial dan ekonomi yang positif dan negatif terhadap masyarakat.

(6)

Seiring dengan kemajuan dan pertumbuhan sebuah perusahaan, timbul harapan dari pemerintah dan masyarakat setempat yang semakin besar, bahkan terjadi tuntutan yang semakin tinggi dari pihak luar agar Perusahaan jangan sampai mengabaikan kinerja sosialnya. Dengan meningkatnya kinerja ekonomi perusahaan, semakin banyak sorotan melalui media massa, para pengamat, lembaga swadaya masyarakat, maupun wakil-wakil rakyat mengenai kinerja sosial dalam bentuk tanggung jawab sosial yang

dilakukan oleh Perusahaan. Setelah melakukan investasi yang besar, tujuan Perusahaan tidak hanya keuntungan (profitability) dan pertumbuhan (growth), tetapi juga

keberlangsungan usaha (sustainability). Sorotan negatif pada kinerja sosial perusahaan akan berdampak besar terhadap keberlangsungan usaha Perusahaan.

Para investor, lending institution, mapun host government semakin mempertimbangkan kinerja sosial Perusahaan, bukan hanya kinerja ekonominya, dalam pengambilan keputusan mereka yang mempengaruhi keberlangsungan usaha dan eksistensi

Perusahaan. Terdapat banyak alasan mengapa para investor, lending institution, dan host government perlu mengetahui sejauh mana sebuah Perusahaan bertanggung jawab secara sosial (socially responsible) dan berposisi politik yang tepat (politically correct).

(7)

Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Secara umum pengembangan masyarakat (community development) adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses dan kapasitas masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya (Budimanta, Prasetijo, & Rudito, 2008: 125).

Inisiatif dari suatu program pengembangan masyarakat biasanya merupakan

konvergensi dari dua inisiatif, yaitu: (1) dari pihak luar misalnya pemerintah, tim ahli, atau pihak swasta; dan (2) dari masyarakat sendiri yang diwakili oleh pemuka

masyarakat, atau kelompok masyarakat. Selain itu selalu ada sistem dan administratif yang berlaku yang akan mempengaruihi proyek pengembangan masyarakat ini.

Program-program yang dirancang ini biasanya berkenaan dengan suatu komunitas lokal, karena masyarakat yang hidup bersama dalam suatu komunitas cenderung mempunyai minat dan keinginan yang sama. Beberapa dari keinginan ini dinyatakan melalui suatu kelompok fungsional, yang kadang-kadang mempunyai keinginan yang belum tentu sama dengan apa yang ditentukan oleh komunitas lokal.

(8)

(community empowerment program) yang dirancang untuk mencapai perbaikan yang spesifik dalam ruang lingkup yang luas.

Arif Budimanta dan kawan-kawan [ CITATION Bud08 \l 1057 ] mengembangkan suatu teori untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam suatu proses pemberdayaan (empowerment) yaitu dari tingkat paling rendah sampai tingkat paling tinggi sebagai berikut: (a) partisipasi pasif – tingkat partisipasi yang tidak menuntut repons partisipan untuk terlibat banyak; (b) partisipasi dalam memberikan respons, masyarakat

(9)

Investasi Sosial Perusahaan

Investasi sosial (social investment) adalah perspektif berbeda dari CSR (corporate social responsibility) yang terjemahannya adalah “tanggung jawab sosial perusahaan”. Seperti halnya investasi modal yang mengharapkan return on investment berupa profit, investasi sosial juga mengharapkan return on investment berupa penerimaan dan kepercayaan (trust & acceptance) dari masyarakat dimana Perusahaan beroperasi, yang pada prinsipnya sama dengan ijin sosial (social license) untuk operasi Perusahaan, melengkapi semua perijinan formal yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang. Program-program investasi sosial yang paling efektif adalah yang

berorientasi pada pemberdayaan masyarakat (community empowerment), peningkatan pendapatan (income generation), pembangunan kapasitas (capacity building) dan pembangunan institusi (institutional building). Perusahaan yang melakukan investasi sosial dan bisnis intinya di sektor lain, misalnya sektor hulu migas, biasanya

menggandeng mitra-mitra strategis untuk melakukan program investasi sosial, termasuk wirausahawan sosial.

Keterlibatan Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat

(10)

globalisasi, euforia otonomi daerah serta kemajuan teknologi informasi telekomunikasi saat ini telah mendorong dinamika dan pergerakan sosial budaya masyarakat yang sangat cepat dan bervariasi antar waktu dan ruang, karena anggota masyarakat semakin terbuka askes untuk memperoleh informasi dari berbagai media massa, terutama media elektronik dan internet. Berbagai isu dapat dengan cepat dan dengan mudah menyebar di kalangan masyarakat, karena semakin banyak yang mempunyai handphone untuk berkomunikasi. Hal ini dapat mempengaruhi bahkan menghambat jalannya operasi perusahaan, seperti munculnya kesenjangan sosial akibat pola hidup dan pendapatan yang sangat jauh berbeda antara berbagai komunitas: korporat, pendatang dan lokal.

Masyarakat sekitar daerah operasi merupakan salah satu pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan yang penting, apabila mereka merasa dilibatkan dalam pembangunan dan kegiatan yang dilakukan perusahaan, maka terjadilah kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat yang akan berpengaruh positif pada operasi perusahaan yang berkelanjutan dan tumbuh bersama masyarakat sekitar (Budimanta, Prasetijo, & Rudito, 2008: 118-119). Perlu dikembangkan suatu program yang berbasis pada masyarakat untuk menciptakan kemandirian komunitas lokal untuk menata sosial ekonomi mereka sendiri, dalam konteks perusahaan berpartisipasi maka kegiatan ini dikenal dengan program pemberdayaan masyarakat.

(11)

berkelanjutan. Hanya berusaha mencapai satu sistem saja untuk berkelanjutan, misalnya sistem ekonomi, tetapi mengabaikan keberlanjutan sistem sosial dan sistem lingkungan hidup, tidak akan cukup. Walaupun ketiga sistem ini harus diperhatikan dengan seksama secara terpisah tapi satu sama lain saling berkaitan. Gagasan sustainable development

diperkenalkan oleh World Commission on Environment and Development (WCED) pada tahun 1987 dengan definisi sebagai berikut: ‘meeting the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs’.

Pertanian yang berkelanjutan, misalnya, adalah sistem budi daya pertanian yang dapat dilanjutkan terus tanpa terjadinya kerusakan sistem untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan saat ini dan untuk generasi mendatang (Sptiz, Bastaman, & Trudinger, 2010:12)

Ijin Sosial diperlukan pada Sektor Hulu Migas

Seperti halnya industri lain, maka tujuan utama dari usaha hulu migas adalah pertumbuhan dan operasi berkelanjutan serta mendatangkan keuntungan bagi para pemegang saham Perusahaan. Hal ini dapat tercapai apabila berbagai proyek

Perusahaan dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengananggaran yang direncanakan. Selain memerlukan berbagai perijinan formal dari berbagai instansi yang berwenang, proyek-proyek pada sektor hulu migas juga memerlukan ijin sosial dari masyarakat agar kegiatan pembangunan dan operasi proyek dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana.

Ijin sosial (social license to build and operate) adalah berupa kepercayaan, penerimaan dan dukungan dari masyarakat terhadap proyek Perusahaan, yang merupakan

(12)

tingkatpengembalian investasi sebagaimana telah dibahas pada bagian terdahulu dari Paper ini. Juga telah dibahas tentang perlunya Perusahaan mempertahankan

keseimbangan antara kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosialnya.

Terdapat empat elemen penunjang yang harus dilakukan oleh Perusahaan secara terpadu dalam rangka memperoleh ijin sosial terserbut dimana semuanya memerlukan

kompetensi komunikasi yang handal serta harus dilakukan secara terpadu, yaitu:

 Pembinaan hubungan baik dengan masyarakat

 Penanganan dan penyelesaian isu-isu sosial dalam masyarakat  Pelaksanaan program investasi sosial

 Pengembangan citra korporasi dan menjagareputasi proyek

Pembinaan hubungan baik dengan masyarakat

Keberadaan perusahaan migas dengan proyek-proyek yang akan dilakukan pada suatu daerah akan mendapat dukungan dari masyarakat apabila terjalin hubungan yang baik antara Perusahaan dengan masyarakat sekitar.

(13)

Walaupun berbeda tahapan operasi, berbeda daerah operasi, bahkan berbeda asal Perusahaan induk, namun dalam membina relasi dengan masyarakat dilakukan langkah-langkah yang relatif sama. Pertama, dilakukan pemetaan dan analisa para pemangku kepentingan di daerah operasi (stakeholders mapping and analysis), yang biasanya bersamaan dengan kegiatan perjumpaan dengan pada pemangku kepentingan (stakeholders engagement). Dalam hal ini peribahasa “tak kenal maka tak sayang” sangat berlaku, karena tanpa perjumpaan langsung dengan para pemangku kepentingan (stakeholder), tanpa diskusi mendalam tentang berbagai isu, dan tanpa keterbukaan serta pengenalan yang mendalam, akan banyak terjadi ketidakpahaman bahkan

kesalahpahaman antara Perusahaan dengan para stakeholder yang dapat menghambat usaha memperoleh ijin sosial dari masyarakat.

Penulis baru saja kembali dari Ambon pada minggu ketiga bulan September 2012 dalam rangka membangun dan membina hubungan baik antara Perusahaan dengan berbagai

stakeholder di Ambon, yang merupakan ibukota Propinsi Maluku, dimana terdapat wilayah kerja dimana Perusahaan beroperasi. Salah satu yang secara proaktif Penulis temui di Ambon adalah seorang pengacara yang juga merupakan pemimpin redaksi sebuah media lokal di Maluku, dimana selama ini sudah terjalin komunikasi melalui sms dan telefon tapi belum pernah bertatap muka dan berdiskusi mendalam. Ternyata setelah bertemu langsung dan berbincang tentang berbagai isu, banyak hal positif yang penulis dapatkan dari stakeholder yang ditemui langsung, dan sebaliknya dia juga banyak mendapat klarifikasi atas berbagai isu yang berhubungan dengan Perusahaan. Selain itu, dari perjumpaan tersebut, penulis dapat memperkaya dan meng-update

(14)

Penanganan dan penyelesaian isu-isu sosial dalam masyarakat

Hasil pemetaan dan analisa pemangku kepentingan merupakan referensi yang sangat berguna untuk dipakai Perusahaan apabila berhadapan dengan isu-isu bahkan konflik-konflik yang berhubungan dengan aspirasi masyarakat terhadap keberadaaan

Perusahaan di daerah mereka. Selain itu, Perusahaan melalui para pegawainya yang ditugaskan di lini depan dan berhadapan dengan masyarakat, harus mengembangkan pengetahuan mereka akan aspek-aspek sosial budaya dari masyarakat sekitar daerah operasi. Dari berbagai pengalaman penulis menyimpulkan bahwa Perusahaan sebaiknya tidak bergantung sepenuhnya kepada penelitian sosial yang dilakukan oleh pihak ketiga, tetapi selalu berupaya mendapatkan informasi dari tangan pertama, bahkan dari

(15)

Penulis dalam melakukan tugas sebagai humas Perusahaan yang beroperasi di NAD, tepatnya di daerah Peureulak, pernah menghadapi konflik yang serius, yaitu ancaman terhadap keamanan para personil dan fasilitas Perusahaan di lapangan, dari para anggota KPA (mantan GAM) yang merasa tidak puas atas keputusan tender yang diambil oleh Perusahaan. Suasana di lapangan sudah tidak kondusif untuk melanjutkan operasi Perusaaan, sehingga manajemen Perusahaan memutuskan untuk menarik semua

personil dari lapangan dan menutup untuk sementara kegiatan operasional di Peureulak. Syukurlah, kondisi yang tidak menguntungkan semua pihak tidak berlanjut, dengan melakukan pendekatan dan komunikasi untuk resolusi konflik, akhirnya sekitar sebulan setelah insiden tersebut Perusahaan mengadakan acara “tepung tawar” yang merupakan suatu simbol masyarakat Aceh bahwa telah terjadi perdamaian dan pengertian antara pihak-pihak yang bertikai atau berselisih paham. Selain penanganan konflik,

komunikasi yang dilakukan Perusahaan dapat berguna untuk penanganan isu-isu yang berkembang di masyarakat.

Pengalaman penulis membuktikan bahwa apabila Perusahaan secara intens melakukan komunikasi dengan masyarakat, terutama dalam format townhall meeting (rapat terbuka di balai desa misalnya), maka akan banyak meredam isu-isu negatif yang dapat

merugikan keberadaan dan operasi Perusahaan. Namun, apabila Perusahaan memilih untuk bersikap tertutup dan menjaga jarak dengan masyarakat, maka semakin besar peluang untuk berkembangnya isu-isu negatif tentang keberadaan Perusahaan di masyarakat. Akhirnya karena tidak pernah di-monitor, diketahui apalagi dibantah Perusahaan, maka isu-isu tersebut diterima sebagai sebuah kebenaran oleh masyarakat.

(16)

becomes reality, at least for those who share these opinions and cling to the resulting

perceptions”. Jadi adalah suatu keharusan bagi Perusahaan untuk terus melakukan komunikasi menjelaskan dan mengklarifikasikan berbagai isu-isu sosial yang

berkembang di masyarakat, jangan sampai opini negatif tentang Perusahaan diterima oleh masyarakat sebagai fakta, dan persepsi masyarakat jangan dibiarkan menjadi realitas.

Pelaksanaan Program Investasi Sosial

Komunikasi dan relasi yang dilakukan antara Perusahaan dengan masyarakat sebaik apapun tetap akan menyisakan harapan dari masyarakat terhadap keberadaan

Perusahaan di daerah mereka, yaitu bahwa Perusahaan diharapkan melakukan sesuatu untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat. Program-program investasi sosial

merupakan tindakan proaktif dari perusahaan dalam rangka memperoleh ijin sosial, yaitu berupa kepercayaan, penerimaan dan dukungan masyarakat sekitar. Program investasi sosial berorientasi pada pembangunan kapasitas (capacity building), peningkatan pendapatan (income generation), dan pemberdayaan masyarakat (community empowerment).

Perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor hulu migas biasanya mempunyai prinsip-prinsip utama (core principles) yang hampir sama dalam melakukan program sosial mereka, antara lain: program yang dilakukan Perusahaan bukan untuk

(17)

fasilitasi, penyuluhan, pendampingan, edukasi; serta mengikuti pedoman tata kerja dari BPMIGAS dan dari Perusahaan.

Sebelum suatu program investasi sosial dilakukan, Perusahaan melakukan survey pendahuluan untuk mendapatkan pengetahuan tentang kebutuhan dan potensi masyarakat. Selanjutnya, Perusahaan juga perlu berkordinasi dengan pemerintah setempat sehingga dapat melakukan sinkronisasi program Perusahaan dengan program Pemerintah untuk pengembangan masyarakat.

Beberapa pengalaman penulis dalam hal ini, antara lain: bersama Universitas setempat melakukan survey identifikasi usaha budidaya rumput laut, yang dipertajam dengan

(18)

Pengembangan Citra Korporasi dan MenjagaReputasi Proyek

Agar masyarakat dapat mengenal Perusahaan dan rencana-rencana kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya migas di daerah mereka, maka peran komunikasi sangat penting dalam pengembangan citra positif Perusahaan maupun untuk menjaga reputasi Proyek yang dilaksanakan oleh Perusahaan.

Pengalaman penulis, sebelum melakukan kampanye citra korporasi (corporate image campaign), Perusahaan terlebih dahulu melakukan survey atau audit persepsi, antara lain tentang: sejauh mana masyarakat mengenal keberadaan Perusahaan; apa persepsi mereka tentang Perusahaan dan tentang Proyek yang akan atau sedang dilakukan di daerah mereka; apa saja harapan-harapan masyarakat serta apa saja

kekuatiran-kekuatiran mereka dengan hadirnya Perusahaan di daerah mereka. Survey ini dilakukan Perusahaan melalui jasa para konsultan komunikasi.

Dari hasil survey tersebut, selain melakukan usaha publikasi melalui media massa, Perusahaan juga melakukan usaha pendekatan dengan berbagai stakeholder khusus, seperti media massa, perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga swadaya

masyarakat (NGO dan NPO), tokoh-tokoh masyarakat. Komunikasi dan relasi dengan kelompok stakeholder ini merupakan hal strategis yang perlu dilakukan oleh Perusahaan guna membangun modal sosialnya.

(19)

Perusahaan dapat lebih mengenal lingkungan usahanya, serta sebaliknya para redaksi dan wartawan dapat lebih mengenal Perusahaan dan rencana-rencana kegiatannya sehingga dapat meliput secara lebih objektif dan uptodate.

Kontribusi Ilmu dan Akademisi Komunikasi

Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa diperlukan komunikasi yang intens dan terpadu agar Perusahaan dapat membangun modal sosialnya, yaitu kepercayaan, penerimaan dan dukungan dari masyarakat sekitar. Walaupun komunikasi terpadu merupakan faktor penentu keberhasilan investasi sosial pada sektor hulu migas, namun sampai saat ini penelitian-penelitian komunikasi belum banyak dilakukan untuk meningkatkan efektifitas kegiatan investasi sosial Perusahaan.

Ilmu komunikasi yang diterapkan oleh para akademisi komunikasi dapat memberikan kontribusi bagi kegiatan investasi sosial yang dilakukan oleh Perusahaan-Perusahaan di sektor hulu migas, yang pada akhirnya juga mendukung pembangunan daerah. Secara khusus, pedoman tata kerja yang diterapkan pada sektor hulu migas untuk pengadaan konsultan memberikan keleluasaan lebih besar pada perguruan tinggi melalui

mekanisme swakelola. Hal ini memungkinkan lembaga-lembaga perguruan tinggi memberikan kontribusi nyata melalui kemitraan mereka dengan Perusahaan-Perusahaan di sektor hulu migas, yang diawasi dan dikendalikan oleh BPMIGAS.

(20)

stakeholders mapping and analysis

media placement: publication & publicity

media relations

 partisipasi masyarakat dalam program sosial  hubungan kelembagaan

 program-program spesialuntukmasyarakat  exhibitions and seminars

Daftar di atas dapat bertambah panjang tergantung dari kebutuhan Perusahaan serta kreatifitas para akademisi komunikasi untuk menyadarkan dan mengoptimalkan peran komunikasi terpadu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program investasi sosial Perusahaan yang bergerak di sektor hulu migas.

Lebih banyak proyek-proyek di sektor hulu migas di Indonesia yang terkendala karena aspek non teknis ketimbang karena faktor teknis. Berbagai masalah harus dihadapi oleh Perusahaan-Perusahaan migas di daerah operasi mereka, terutama yang berhubungan dengan aspirasi dan harapan masyarakat dan pemerintah daerah akan keterlibatan mereka dalam proyek Perusahaan, baik itu kesempatan kerja maupun peluang bisnis. Kehadiran Perusahaan diharapkan memberi nilai tambah bagi kesejahteraan mereka.

Beberapa Kesimpulan

(21)

menjalankan: Pembinaan hubungan baik dengan masyarakat; Penanganan dan penyelesaian isu-isu sosial dalam masyarakat; Pelaksanaan program investasi sosial; dan Pengembangan citra korporasi dan menjaga reputasi proyek.

 Peluang akademisi komunikasi, lembaga-lembaga penelitian komunikasi serta para alumni bidang studi ilmu komunikasi terbuka lebar dalam berbagai peran untuk memberikan kontribusi bagi keberlangsungan operasi Perusahaan-Perusahaan migas, yang memerlukan kepercayaan, penerimaan dan dukungan masyarakat (trust, acceptance, support = social capital) terhadap proyek-proyek mereka.

(22)

Daftar Pustaka

 Budimanta, A., Prasetijo, A., & Rudito, B. (2008). Corporate Social Responsibility – Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta: Indonesia Center for Sustainable Development (ICSD).

 Zainal, Rabin Ibnu (2006). Best Practices: Corporate Social Responsibility. Sebuah pengalaman membangun multistakeholder engagement bagi penerapan CSR di

Kabupaten MUBA, Sumatera Selatan. Palembang: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Unsri.

 Spitz, K., Bastaman, S., & Trudinger, J. (2010). Investment, Communities, and Development - Doing Business in Asia, Volume 03 December 2010. Jakarta: ENV.  Oxford Business Group (2012). The Report: Indonesia 2012.

www.oxfordbusinessgroup.com/country/Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengamatan hari ke-2, terong yang disimpan pada suhu ruang tetap memiliki tekstur keras namun warna terong tersebut berubah menjadi hijau pucat, dan kenampakannya

Berdasarkan prakiraan beban Sistem dan Kesiapan pembangkit, dalam 1 Minggu kedepan pada Waktu Beban Puncak Malam di Sistem Khatulistiwa diperkirakan mengalami 0

Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air dengan “pembawa” cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat campur dengan

Pada penelitian ini dilakukan kajian estimasi jumlah tangkapan yang aman secara biologis untuk dimanfaatkan dengan menggunakan dua strategi penangkapan yaitu feedback HCR

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti telah terbukti bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengembangan karir dan kepuasan kerja terhadap

Untuk membangkitkan papan permainan yang memiliki ular dan tangga yang tidak saling bertabrakan, maka perlu dibuat perangkat lunak yang berbeda dari perangkat lunak yang telah

Penelitian Mohammad Adhim yang berjudul Islam Lokal; Studi tentang Upacara Rokat Pekarangan di Desa Bragung Kecamatan Guluk Guluk Kabupaten Sumenep Madura menghasilkan

Empat komponen dasar pada bauran pemasaran adalah formulasi produk yang sesuai dengan perubahan kebutuhan target pelanggan, harga yang sesuai digunakan untuk