• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Kulit Kelapa Muda Cocos nuci

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Kulit Kelapa Muda Cocos nuci"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Rancangan Penelitian

Pemanfaatan Kulit Kelapa Muda (Cocos nucifera) sebagai Bahan Bakar

Alternatif Bioetanol

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bioteknologi Dosen Mata Kuliah : Dr. Hj. Mia Nurkanti, M.Kes. dan Mimi Halimah, M.Pd.

Biologi C 2013 Kelompok :

Ali Agustiana 135040117

Tika Nurfarida 135040128

Ulfah Husniyah 135040133

Poppy Indriani 135040134

Sindanita Yulianty 135040138

Siti Hajar 135040146

Erisa Novia Pahrosi 135040149

Pepa Apriyani 134050154

Eki Windia Faradiah 135040157

POGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

A. Judul : Pemanfaatan Kulit Kelapa Muda (Cocos nucifera) sebagai Bahan Bakar Alternatif Bioetanol

B. Kajian Pustaka

Kelapa muda (Cocos nucifera) merupakan tanaman dari suku arecaceae yang sangat akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Buah dari tanaman ini sering dimanfaatkan dalam bidang pangan untuk membuat makanan, minuman dan olahan lainnya seperti minyak. Daging buah kelapa berwarna putih, sering digunakan untuk membuat minuman es kelapa muda. Daging buah ini dilindungi tempurung keras dan kulit berupa serat-serat yang cukup keras dan kaku. Bagian kulit ini mengandung karbohidrat tinggi akan tetapi sering kali menjadi limbah yang belum banyak dimanfaatkan. Sehingga menjadi limbah yang perlu adanya penelitian untuk meningkatkan nilai guna dari limbah kulit kelapa muda segar tersebut.

Krisis energi di Indonesia sebagai akibat semakin menipisnya cadangan bahan bakar minyak khususnya dari bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui telah menuntut Indonesia untuk mencari sumber bahan bakar alternatif yang bersifat dapat diperbarui. Ketergantungan Indonesia terhadap minyak bumi dapat dikurangi dengan mengembangkan sumber energi alternatif berbahan baku minyak nabati. Penurunan cadangan minyak disebabkan oleh dua faktor utama yaitu eksploitasi minyak selama bertahun-tahun dan minimnya eksplorasi atau survey geologi untuk menemukan cadangan minyak terbaru. Keadaan ini menyebabkan cadangan bahan bakar fosil seperti minyak bumi untuk cadangan nasional diprediksi hanya tinggal tersedia untuk 23 tahun mendatang pada tahun 2007. Maka di tahun 2013 ini cadangan minyak bumi kita tinggal 17 tahun mendatang. (Prihandana, 2007: 17)

(3)

Menghadapi krisis BBM yang telah melanda Indonesia, maka para ahli mulai mencari alternatif baru sebagai sumber bahan bakar pengganti BBM dari minyak bumi dengan bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui (renewable) untuk diverifikasi ke dalam sumber energi masa depan. Pada saat ini para pakar teknologi yang tergabung dalam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengembangkan bahan bakar alternatif untuk menggantikan keberadaan BBM yang sumbernya semakin menipis. Salah satunya bahan bakar alternatif yang berasal dari alam yang di peruntukkan sebagai pengganti atau pencampur BBM jenis premium untuk sarana transportasi yang diberi nama bioethanol atau yang selanjutnya akan disebut biopremium.

Saat ini sedang diusahakan secara intensif pemanfaatan bahan-bahan yang mengandung serat kasar dengan karbohidrat yang tinggi, dimana semua bahan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi bioethanol. Misalnya umbi kayu, nanas, nangka, limbah kulit siwalan, batang jagung dan lainlain. Bioethanol dapat dihasilkan dari tanaman yang banyak mengandung senyawa selulosa dengan menggunakan bantuan dari aktivitas mikroba.

Sebelumnya tahun 2013 Rohmad Ali Mukti dalam jurnal JTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 57- 64 telah dilakukan penelitian mengenai “Bahan Bakar Alternatif Bioethanol Dari Limbah Kulit Kelapa Muda Segar Sebagai Extender Premium” penelitian ini menghasilkan perbandingan yang optimal antara komposisi air, ragi dan limbah kulit kelapa. Penelitian ini mencoba untuk mengolah limbah kulit kelapa menjadi bioetanol dengan komposisi air, ragi dan limbah kulit kelapa sesuai dengan takaran dari jurnal tersebut. Jika pada penelitian Rohmad menggunakan alat-alat dan teknik yang memadai, dalam penelitian ini kami ingin mencoba membuatnya dengan peralatan yang sederhana. Diharapkan dengan teknik yang sederhana juga dapat dihasilkan bioetanol.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah bioetanol dapat dihasilkan dari kulit kelapa muda?

(4)

D. Tujuan

1. Pemanfaatan sampah organik menjadai benda yang memiliki nilai guna 2. Sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan

E. Hipotesis

Bioetanol dari kulit kelapa muda dapat digunakan sebagai sebagai bahan bakar.

F. Variabel Bebas

Variabel bebas dari penelitian ini adalah lamanya waktu fermentasi limbah kulit kelapa.

G. Jumlah Ulangan

Jumlah pengulangan dalam penelitian ini adalah sebanyak 3x (tiga kali).

H. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kualitas nyala api hasil pembakaran bioetanol yang dihasilkan dan lamanya api yang dihasilkan dari 50 ml bioetanol.

I. Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan usaha untuk menghilangkan pengaruh variabel-variabel lain selain variabel-variabel bebas yang mempengaruhi hasil variabel-variabel terkait. Beberapa variabel kontrol dalam penelitian ini antara lain:

1. Air yang digunakan dalam tahap persiapan adalah 1000 ml 2. Ragi yang digunakan dalam proses fermentasi adalah ragi tape

(Saccharomyces cereviceae).

3. Berat limbah kulit kelapa muda segar tetap yaitu 250 gr.

(5)

G. Prosedur Penelitian a. Alat

1. Ember

2. Alat destilasi sederhana

3. Jerigen atau botol

4. Timbangan

5. Gelas ukur

6. Botol spirtus

7. Stopwatch

b. Bahan

1. Limbah kulit kelapa muda

2. Ragi tape (Saccharomyces cereviceae)

3. Air

4. Kain kasa

5. Kertas label

c. Langkah Kerja

c.1. Tahap persiapan

1. Mencari limbah kulit kelapa muda segar dari pengepul kelapa muda dan dari pedagang es kelapa muda.

2. Mengupas kulit kelapa muda segar untuk memisahkan dari tempurungnya.

3. Masukkan 250 gr limbah kulit kelapa muda segar ke dalam 1000ml air yang sudah mendidih. Buatlah sebanyak 3 kali.

4. Masukan masing masing air rebusan ke dalam 3 wadah berbeda, beri label A, B, dan C.

5. Dinginkan dalam suhu ruangan

c.2.Tahap fermentasi

(6)

2. Setelah limbah kulit kelapa muda segar sudah dingin (dari percobaan 1e), selanjutnya limbah kulit kelapa muda segar disaring dan diperas untuk memisahkan ampas dengan sarinya.

3. Kemudian dilakukan penambahan ragi saccharomyces (ragi tape) sebanyak 6 gram

4. Masukkan limbah kulit kelapa muda segar yang sudah disakarifikasi dan penambahan ragi pada botol/jirigen.

5. Tutup botol/jirigen dan pastikan tidak ada kebocoran udara.

6. Memvariasi lama fermentasi yaitu 3 hari untuk botol A, 4 hari untuk botol B, dan 5 hari untuk botol C.

c.3.Tahap penyulingan (destilasi)

Lakukan destilasi pada masing-masing air limbah tersebut dengan alat destilasi sederhana. Hasil destilasi ditampung dalam botol.

c.4.Pengujian

1. Ambil masing-masing 50ml bioetanol.

2. Masukkan ke dalam botol spirtus, beri label A, B dan C 3. Nyalakan api ke masing-masing botol.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menghitung struktur bangunan bertingkat ada 2 cara, yakni dengan Open Frame dan kombinasi Open Frame dengan shear wall.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Teman-teman Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi periode 2003-2004 / 2004-2005 yang telah ikut menulis kisah-kisah indah di

 Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang segala tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan..  Dokumen

Figur Shalahuddin yang tidak ditemukan atau masih sangat minim digambarkan dalam film ini adalah sikap ramah terhadap musuh, menepati janji, mengutamakan jalan

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat, anugerah dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa problem

Mengingat banyak tantangan akan dihadapi dalam masa pra-pembangunan PL TN seperti fase sebelum pelaksanaan proyek, desain, konstruksi dan commissioning PL TN maka keselamatan

Pengemis yang beroperasi di Pasar Pagi Kaliwungu memiliki etika yang beragam, ada beberapa pengemis yang beretika baik yaitu meminta-minta sedekah dengan sopan,