• Tidak ada hasil yang ditemukan

matematika dan IAD.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "matematika dan IAD.docx "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : AGIST LIFTYANI SINANSARI

KELAS : 1PA09

NPM : 10516303

MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR

Berikut adalah macam – macam hipotesis pembentukan tata surya :

Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.

Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan

(2)

dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut oleh gayapasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.

Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.

Analisis dan Pendapat

(3)

Cincin yang terdapat pada Jupiter, Saturnus, dan Uranus

1. Jupiter

Planet luar angkasa terbesar dalam tata surya ini ternyata juga memiliki cincin bernama Jovian. Jovian berwarna gelap sehingga tidak begitu tampak jelas seperti cincin yang mengelilingi Saturnus. Cincin Jupiter ini terdiri dari empat lapisan yang dipisahkan menjadi bagian utama dan bagian lain yang disebut cincin halo. Cincin Jupiter berasal dari debu dan bulan yang mengorbitnya. Ukuran debu tersebut bervariasi, ada yang halus hingga menyentuh angka mikro dan ada pula yang besarnya mencapai 15 meter.

Bila melihat warna cincin Jupiter lebih dekat, Anda akan mengetahui bahwa warna cincin tersebut bukan berwarna hitam, melainkan berwarna merah dan biru. Bagian utama cincin berwarna kemerahan, sedangkan cincin halo yang partikelnya lebih lembut berwarna kebiruan. Selain warnanya, Anda juga akan tercengang dengan luas cincin ini bila melihat dari dekat. Jovian ternyata sangat lebar hingga berjarak 53 ribu kilometer. Sayangnya, lebar yang cukup fantastis ini tidak diimbangi dengan ketebalan yang hanya 2300 kilo meter. Suatu perbandingan yang cukup jauh yang mungkin penyebab cincin planet luar angkasa ini tidak terlihat dari jauh.

2. Saturnus

Persoalan cincin itu tidak dapat diselesaikan sehingga 1655 oleh Christian Huygens, yang menggunakan teleskop yang lebih kuat daripada teleskop yang digunakan Galileo. Pada tahun 1675 Giovanni Domenico Cassini menentukan bahwa cincin Saturnus sebenarnya terdiri dari berbagai cincin yang lebih kecil dengan ruang antara mereka, bagian terbesar dinamakan Divisi Cassini.

Pada tahun 1859, James Clerk Maxwell menunjukan bahwa cincin tersebut tidak padat, namun terbuat dari partikel-partikel kecil, yang mengorbit Saturnus sendiri-sendiri dan jika tidak, cincin itu akan tidak stabil atau terpisah. James Keeler mempelajari cincin itu menggunakan spektrometer tahun 1895 yang membuktikan bahwa teori Maxwell benar.

Cincin Saturnus tersebut dapat dilihat dengan menggunakan teleskop modern berkekuatan sederhana atau dengan teropong berkekuatan tinggi. Cincin ini menjulur 6.630 km hingga 120.700 km atas khatulistiwa Saturnus dan terdiri daripada bebatuan silikon dioksida, oksida besi dan partikel es dan batu.

(4)

Teori kedua adalah cincin tersebut bukanlah dari satelit Saturnus, tetapi ditinggalkan dari nebula asal yang membentuk Saturnus. Teori ini tidak diterima masa kini disebabkan cincin Saturnus dianggap tidak stabil melewati periode selama jutaan tahun dan dengan itu dianggap baru terbentuk.

3. Uranus

Planet yang memiliki cincin berikutnya yaitu Uranus. Planet luar angkasa yang bertahta di urutan ke-7 dalam tata surya tersebut juga memiliki cincin tipis berjumlah 13 lapis. Cincin yang dalam (dekat dengan planet) merupakan partikel halus berukuran 1 cm hingga 10 meter. Uniknya, cincin sebelah luar yang disebut epsilon tersusun dari balok-balok es yang berwarna abu-abu. Warna cincin Uranus ini sangat gelap, bahkan lebih gelap dari jovian, cincin Jupiter. Mungkin itulah alasan mengapa cincin Uranus tidak kasat mata bila dilihat dari bumi.

Ketika Uranus dekat dengan bumi pada tahun 2007 yang lalu, ditemukan warna asli dari cincin Uranus. Ternyata, warna bagian dalam cincin adalah kemerahan dan warna bagian luar adalah kebiruan sehingga sama dengan warna cincin pada planet Jupiter.

Dampak Perkembangan IPTEK terhadap anak – anak

Perkembangan teknologi dan pembangunan yang semakin pesat dari tahun ke tahun membuat para orang tua juga merasa harus menyesuaikan perkembangan anak nya agar tidak di cap ketinggalan trend oleh lingkungan. Sudah bukan hal yang baru lagi jika melihat anak sekolah dasar menenteng gadget mahal untuk menghabiskan waktu nya. Aktifitas di luar rumah pun semakin berkurang, sehingga anak akan mengalami ketergantungan terhadap teknologi dan kesadaran terhadap lingkungan semakin hilang. Perkembangan teknologi memang tidak bisa di cegah atau pun di hindari. Peralihan zaman sudah sewajar nya mengalami perkembangan, tetapi memberi keleluasaan pada anak akan kemudahan teknologi juga bisa berdampak buruk bagi pertumbuhan mereka. Masa kanak kanak adalah masa pencarian jati diri dan penyesuaian terhadap lingkungan. Banyak para orang tua yang merasa bangga apabila anak nya unggul dan piawai dalam mengoperasikan teknologi. Ini jelas pemahaman yang salah, orang tua berperan penting untuk masa depan mereka. Anak ibaratkan kertas putih yang kosong dan orang tua adalah pensil warna. Oleh sebab itu dibutuhkan kehati-hatian dalam mengolah kertas kosong tersebut agar tidak di kotori oleh gambar serta pemahaman yang salah. Dampak-dampak negatif teknologi bagi perkembangan anak, adalah :

1. Anti sosial

Kehadiran teknologi membuat mereka menjauhi pergaulan secara langsung dan hal ini akan memberi peluang terhadap gejala gangguan kepribadian "Anti sosial" untuk berkembang.

(5)

Teknologi membuat anak jarang mengolah perasaan nya terhadap kesulitan orang lain. Hal ini tentu akan melahirkan sebuah pribadi yang angkuh dan sombong

3. Antipati lingkungan/alam

Kurang berinteraksi dengan alam membuat anak tidak sadar lingkungan. Padahal mereka adalah generasi yang harus melestarikan alam dan lingkungan untuk kelangsungan hidup manusia, apalagi eksploitasi alam semakin merajalela.

4. Perilaku konsumtif

Teknologi yang berkembang pesat dengan tambahan fitur-fitur yang semakin canggih, membuat anak selalu menuntut pembaruan gadget dan tidak pernah puas akan gadget yang di milikinya.

5. Krisis akhlak & moral

Canggih nya teknologi membuat anak bisa mengakses apa saja termasuk pornografi dan berita kriminal yang akan menjadi acuan tindakan kriminal sebagai solusi pemecahan masalah. Ini di sebabkan proses 'meniru' pada anak sangat tinggi.

Memang dampak buruk nya tidak bisa di rasakan sekarang. Namun seiring perkembangan, mereka mulai membentuk pola tingkah laku negatif yang jika di telusuri bersumber dari masalah ini. Penting nya perhatian para orang tua ke arah ini untuk lebih bijaksana dalam menentukan batasan-batasan 'apa yang boleh', 'apa yang tidak boleh' dan 'diperbolehkan dengan syarat'. Masa depan generasi penerus bangsa ini bergantung pada para orang tua yang cerdas dan bijaksana serta peduli masa depan anak bangsa. Dampak Positif Terhadap Kemajuan Teknologi terhadap Anak :

1. Tidak bisa dipungkiri jika anak tidak bisa jauh dari kemajuan teknologi terutama pada teknologi informasi yang semakin hari semakin cepat. Dan ini dapat membuat anak mendapatkan kemudahan terhadap informasi serta kemudahan untuk menjalin komunikasi dengan jarak yang jauh.

2. Dengan kemajuan teknologi pada dunia internet, anak dapat mengenal serta menjalin komunikasi dengan banyak orang dari berbagai belahan di dunia.

3. Akibat kemajuan teknologi, banyak permainan-permainan kreatif dan menantang yang ternyata banyak disukai oleh anak-anak. Dan hal ini secara tidak langsung sangat menguntungkan untuk anak-anak karena sangat memberi pengaruh terhadap tingkat kreativitas anak.

Contoh kasus :

(6)

Sumber :

http://www.perpusku.com/2015/12/asal-usul-terbentuknya-tata-surya.html

http://www.konsepgeografi.net/2016/10/planet-yang-memiliki-cincin.html

http://digikidz.id/pengaruh-perkembangan-teknologi-pada-anak/

Referensi

Dokumen terkait

Saat spermatozoa masuk ke dalam membrane oosit, spermatozoa lain tidak akan bisa masuk lagi  aktifasi dari enzim oosit sendiri..

Berdasarkan identifikasi yang telah dipaparkan di atas telah terungkap beberapa masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan khususnya SMK, maka penelitian ini

Tujuan penelitian ini adalah (1) menemukan peningkatan hasil belajar dengan diterapkannya pendekatan Contextual Teaching and Learning berbasis inkuiri dalam

Ting%atan informasi database yang tida% dapat dihilang%an dari tampilan ECDIS dan terdiri dari ECDIS dan terdiri dari informasi yang dipersyarat%an setiap saat dalam seluruh

antara Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan lainnya di Kabupaten/ Kota serta Pembangunan Infrastruktur Berbasis Masyarakat untuk mempercepat penanganan kumuh perkotaan

Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan stakeholder dan kompetensi lulusan yang mempunyai daya saing di dunia kerja, maka FISIP Universitas Brawijaya akan

Buku ini merupakan buku inovasi pembuatan olahan daun katuk bagi Kelurahan Patemon, yang menyajikan berbagai macam informasi tentang olahan katuk seperti, Keripik KatuK,

Hasil analisis uji koefisien kolerasi untuk variabel efikasi diri (self- efficacy) dan kompetensi profesional memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan