• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peradaban Islam Pada Masa Umar Utsman da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peradaban Islam Pada Masa Umar Utsman da"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II PEMBAHASAN

A. PERADABAN ISLAM DI MASA UMAR BIN KHATTAB 1. Biografi Umar bin Khattab

Dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasullah saw. beliau dibesarkan didalam lingkungan bani Adi, salah satu dari suku Quraisy. Beliau merupakan khalifah kedua didalam Islam setelah Abu Bakar As-Siddiq r.a.

Nasab Umar dari ayahnya, al-Khattab bin Nyfail bin Abdul-Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Razah bin Adi bin Ka’b. Adi ini saudara Murah, kakek Nabi Muhammad saw yang kedelapan. Ibunya, Hantamah binti Hasyim al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzumi, di mana Hantamah adalah saudara sepupu Abu Jahal.

Umar digelari Al-Faruq dikarenakan terang-terangannya dan pengumandangan secara terbuka terhadap keislamannya, ketika yang lain menyembunyikan keislaman mereka. Maka dia membedakan antara hak dan bathil. Sifat beliau yang sangat dominan di kalangan masyarakat pada masanya, yaitu keras di dalam membela sesuatu yang beliau yang beliau yakini bahwa itu benar, sehingga beliau sangat ditakuti dan disegani. Tentang ilmu yang dimiliki umar sangat luas sehingga Nabi sendiri yang menyatakan hal itu.

2. Pengangkatan Umar bin Khattab

Penunjukan Abu Bakar terhadap Umar yang dilakukan di saat ia mendadak jatuh sakit pada masa jabatannya merupakan suatu yang baru, tetapi harus dicatat bahwa penunjukan itu dilakukan dalam bentuk rekomendasi atau saran yang diserahkan pada persetujuan umat,1 ia mengumpulkan para sahabat besar dan menunjuk Umar sebagai Khalifah selanjutnya. Para sahabat setuju dan Abu Bakar meninggalkan surat wasiat yang menunjuk Umar sebagai Penggantinya. Sebagaimana Abu Bakar, Umar dibai’at dihadapan Umat Muslim. Bagian dari Pidatonya adalah:

“Aku telah dipilih jadi khalifah, Kerendahan hati Abu Bakar selaras dengan jiwanya yang terbaik diantara kamu dan lebih kuat diantara kamu dan juga lebih mampu memikul urusan kamu yang penting-penting. Aku diangkat dalam jabatan ini tidaklah sama seperti beliau, andaikata aku tau ada yan glebih kuat daripada aku untuk memikul jabatan ini, maka memberikan leherku untuk dipotong lebih aku sukai dari pada memikul jabatan ini.”

“Sesungguhnya Allah menguji kamu dengan aku dan mengujiku dengan kamu dan membiarkan aku memimpin kamu sesudah sahabatku. Maka demi Allah, bila ada sesuatu urusan itu diurus oleh seseorang, selain aku dan janganlah urusan itu menjauhkan diri dari

(2)

aku, sehingga aku tidak dapa memilih orang yang benar dan memegang amanah. Jika mereka berbuat baik, tentu aku akan berbuat baik kepada mereka dan jika mereka berbuat jahat, maka tentu aku akan menghukum mereka.”2

3.

3. Ahlul Hall Wal ‘AqdiAhlul Hall Wal ‘Aqdi Secara etimologi, ahlul

Secara etimologi, ahlul hall hall wal wal aqdi aqdi adalah lembaga penengah dan pemberi fatwa. adalah lembaga penengah dan pemberi fatwa. Sedangkan menurut terminologi, adalah wakil-wakil rakyat yang duduk sebagai anggota Sedangkan menurut terminologi, adalah wakil-wakil rakyat yang duduk sebagai anggota majelis syura, yang terdiri dari alim ulama dan kaum cerdik pandai (cendekiawan) yang majelis syura, yang terdiri dari alim ulama dan kaum cerdik pandai (cendekiawan) yang menjadi pemimpin-pemimpin rakyat dan dipilih atas mereka. saja, karena dalam pemerintahan Islam, badan ini belum dapat dilaksanakan.

saja, karena dalam pemerintahan Islam, badan ini belum dapat dilaksanakan. Anggota

Anggota dewan dewan ini ini terpilih terpilih karena karena dua dua hal hal yaitu: yaitu: pertama, pertama, mereka mereka yang yang telah mengabdi telah mengabdi dalam Dunia politik, militer, dan misi

dalam Dunia politik, militer, dan misi Islam, selama 8 sampai dengan 10 tahun. kedua, Islam, selama 8 sampai dengan 10 tahun. kedua, orang-orang yang terkemuka dalam hal keluasan wawasan dan dalamnya pengetahuan orang-orang yang terkemuka dalam hal keluasan wawasan dan dalamnya pengetahuan tentang yurisprudensi dan Quran.

tentang yurisprudensi dan Quran.33

Umar ibn al-Khattab yang dikenal sebagai negarawan, administrator terampil dan pandai, dan seorang pembaharu membuat berbagai kebijakan mengenai pengelolaan, dan seorang pembaharu membuat berbagai kebijakan mengenai pengelolaan wilayah kekuasaan dan administrasi pemerintahan negara Madinah berdasarkan semangat demokrasi.

Untuk menunjang kelancaran administrasi dan operasional tugas-tugas eksekutif, Umar

Sebagaimana Rasullah SAW. dan Abu Bakar r.a, Khalifah Umar juga sangat condong menanamkan semangat demokrasi secara intensif di kalangan rakyat, di kalangan para pemuka masyarakat, dan di kalangan para pejabat atau para Administrator pemerintahan. Ia

2 Dedi Supriyadi, M.Ag: Sejarah Kebudayaan Islam: Bandung: 2008: hlm.80

(3)

selalu mengadakan Musyawarah dengan rakyat untuk memecahkan masalah-masalah umum dan kenegaraan yang dihadapi.4

4. Ekspansi Islam masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Al-Khattab

Kepemimpinan Umar bin Khattab selama lebih dari sepuluh tahun pada tahun (13-23 H/634-644 M.) sebagai Amirulmukminin, sebagai pemimpin dan kepala pemerintahan dengan prestasi yang telah dicapainya. Umar sebagai Khalifah tidak sekadar kepala nrgara dan kepala pemerintahan, lebih-lebih dia sebagai pemimpin umat. Ia sangat dengan Rakyatnya, ia menempatkan diri sebagai salah seorang dari mereka, dan sangat prihatin terhadap kehidupan pribadi mereka. Sebagai murid dan sahabat Nabi, pergaulannya dengan Nabi dan dengan sahabat-sahabat yang lain, sampai peranannya sebagai kepala negara, wataknya keras dan yang lembut, dengan segala tanggung jawab dan kesederhanaan hidup pribadi dan keluarganya, merupakan teladan yang sukar dicari tolok bandingnya dalam sejarah.5

Di zaman Umar gelommbang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, ibu kota Syiria, Daasmaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syiria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai syiria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir dibawah pimpinan ‘Amr ibn ‘Ash dan ke Irak dibawah Sa’ad ibn Abi Waqqash. Iskandaria, ibu kota Mesir, ditaklukkan tahu 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadasiyah, sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, Al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Mosul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia dan Mesir.6

Semenjak penaklukan Persia dan Romawi, pemerintahan Islam menjadi adikuasa dunia yang memiliki wilayah kekuasaan luas, meliputi semenanjung Arabia, Palestina, Syria, Irak, Persia dan Mesir.

5. Akhir Riwayat Umar bin Khattab

Umar bin Khattab memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Sebelum matahari terbit hari rabu itu tanggal empat Zulhijjah tahun ke-23 Hijriyah Umar keluar dari rumahnya hendak mengimami solat Subuh.

4 Dedi Supriyadi, M.Ag: Sejarah Kebudayaan Islam: Bandung: 2008: hlm.80 5 Muhammad Husain Haekal; Umar bin Khattab (Bogor: tanpa tahun) hlm

(4)

Hingga akhirnya seorang maju berkebangsaan Persia yang dengki dengan Umar. Menikamnya(Umar) saat salat subuh di Masjid Nabawi.

Pada tahun 23 H, Umar bin Khattab menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah tiga hari bertahan dari tikaman Abu Lu’luah. Umar telah menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya menjadi Khalifah. Salah satunya Utsman bin Affan sebagai pengganti Umar.

B. PERADABAN ISLAM DI MASA UTSMAN BIN AFFAN 1. Biografi Utsman bin Affan

Nama lengkapnya ialah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdu Al-Manaf dari suku Quraisy. Lahir pada tahun 576 M., enam tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW. Ibu khalifah Utsman adalah Urwy binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdi As-Syams bin Abd Al-Manaf. Utsman bin Affan masuk Islam saat umur 30 tahun atas ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sesaat ia masuk Islam, ia sempat mendapatkan siksaan dari pamannya, Hakam bin Abil Ash. Ia dijuluki dzun nurain karena menikahi dua putri Rasulullah SAW. secara berurutan setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu Khulsum.7

2. Pengangkatan Khalifah Utsman bin Affan

Sebelum wafatnya Umar bin Khattab, ia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan Abdurrahman ibn ‘Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman sebagai Khalifah, melalui persaingan yang agak ketat dengan Ali bin Abi Thalib.8

3. Ekspansi Islam pada Masa Utsman bin Affan

Masa pemerintahan Utsman bin Affan termasuk yang paling lama apabila dibandingkan dengan khalifah lainnya, yaitu selama 12 Tahun: 24-36 H./644-656 M.

Perluasan pemerintahan Islam telah mencapai Asia dan Afrika, seperti daerah Herat, Kabul, Ghazni, dan Asia Tengah, juga Armenia, Tunisia Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, dan berhasil menumpas pemberontakan yang dilakukan orang Persia, dan dalam bidang sosial budaya, Utsman bin Affan telah membangun bendungan besar untuk

7 Dedi Supriyadi, M.Ag: Sejarah Kebudayaan Islam: Bandung: 2008 hlm.86

(5)

mencegah banjir dan mengatur pembagian air ke kota. Membangun jalan, jembatan, masjid, rumah penginapan para tamu dalam berbagai bentuk, serta memperluas Masjid Nabi di Madinah.

Peperangan yang terjadi pada masa ini adalah Perang Dzatis Sawari “Prang Tiang Kapal”, suatu peperangan di tengah lautan yang belum pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW., Khlaifah Abu Bakar, dan Umar. Disebut Dzatis Sawari, karena pada perang tersebut dilakukan di Laut Tengah dekat dengan kota Iskandariyah antara tentara Romawi di bawah pmpinan Kaisar Constatine, bangsa Romawi mengerahkan pasukan lebih kurang 800 kapal, dengan Laskar kaum muslimin di bawah pimpinan Abdullah bin Abi Sarah, umat islam ,mengerahkan pasukan lebih kurang 200 kapal.9

4. Penaskahan Kitab Suci Al-Qur’an

Jasa teramat besar dari Khalifah Utsman bin Affan, yakni bagi kepentingan Agama, ialah penaskahan kita suci Al-Qur’an,. Dengan begitu terhindarlah, untuk abad-abad selanjutnya, kemungkinan pemalsuan sesuatu Kata ataupun sesuatu Kalimat maupun sesuatu Ayat kitab suci Al-Qur’an itu.

Khalifah Utsman segera membentuk sebuah lembaga bagi penaskahan Kitab suci Al-Qur’an terdiri anggotanya atas: (1) Zaid ibn Tsabit; (2) Abdullah ibn Zubair; (3) Said ibn ‘Ash; (4) Abdurrahman ibn Harits ibn Hisyam. Satu persatunya mengepalai regu juru tulis (al-Kuttab).

Hafsah binti Umar, janda Nabi Besar Muhammad, menyerahkan kumpulan catatan itu kepada Khalifah Utsman. Lembaga Al-Kuttab itu lantas bekerja keras melakukan penaskahan Kitab Suci Al-Qur’an.

Pekerjaan itu Barulah selesai pada tahun 30 H/651 M. Penaskahan itu berjumlah 7 buah dan dikirimkan kepada pusat-pusat kedudukan kaum Muslimin. Naskah resmi yang dibubuhi cap-Khalifah itu menjadi dasar bagi pihak-pihak yang berkeinginkan melakukan penaskahan selanjutnya.10

5. Akhir Riwayat Utsman ibn Affan

Utsman bin Affan terbunuh di rumahnya sendiri pada saat penduduk mesir dan kuffah beranggapan bahwa Utsman telah melakukan nepotisme dan didukungnya golongan yang fanatik terhadap Ali bin Abi Thalib dan berharap Ali yang menjadi khalifah. Anggapan tersebut muncul dari seorang berdarah yahudi yang bernama Abdullah bin Saba’, hingga akhirnya mereka pergi ke Madinah untuk

(6)

meminta Utsaman memecat pejabat yang dianggap menyeleweng atau mengundurkan diri dari kekhalifahan, tetapi permintaan itu ditolak oleh Utsman.

Penolakan tersebut mengakibatkan konflik yang sangat besar. Mereka mengepung rumah Utsman dan menyusup kedalam. Utsman yang saat itu sedang membaca Al-Qur’an dan berpuasa dibunuh oleh Hamron bin Sudan As Syaqy yang kemudian membuka pintu perpecahan antara kaum muslimin.

Dari sejarah peradaban pada masa khalifah Utsman, kita melihat berbagai pengetahuan tentang bagaimana agama islam berkembang pada masa kekholifahan usman. Ada berbagai perkembangan yang ada pada saat itu, diantaranya perkembangan dari segi ekonomi, politik, pendidikan, dan lain sebagainya. Usman juga memiliki gaya kepemimpinan yang tersendiri, hal itu sesuai dengan karakter dan pendirian beliau.

Pada masa Utsman Bin Affan terjadi berbagai peristiwa yang menjadi sebuah sejarah penting bagi umat setelahnya sebagai pelajaran yang berharga. Dari berbagai peristiwa itu dia menyikapi dengan penuh ikhlas dan perjuangan. Walaupun hingga akhirnya dia terbunuh karena agama Allah.

(7)

Beliau adalah Ali bin Abi Thalib , putera dari paman Rasulullah SAW. dan suami dari puteri Rasulullah SAW. yang ada mempunyai keturunan. Dari pihak Fatimah inilah Rasulullah mempunyai keturunan sampai sekarang.

2. Pengangkatkan Ali bin Abi Tahlib

Setelah peristiwa pembunuhan Utsman ibnu Affan, kota Madinah dilanda ketegangan Setelah peristiwa pembunuhan Utsman ibnu Affan, kota Madinah dilanda ketegangan dan kericuhan. Walikota Madinah, Al-Ghafiqi ibnu Harb, mencari-cari orang yang pantas dan kericuhan. Walikota Madinah, Al-Ghafiqi ibnu Harb, mencari-cari orang yang pantas untuk dibaiat sebagai khalifah. Para penduduk Mesir meminta Ali untuk memangku untuk dibaiat sebagai khalifah. Para penduduk Mesir meminta Ali untuk memangku kekhalifahan namun ia enggan dan menghindar. Para penduduk Kuffah mencari-cari

kekhalifahan namun ia enggan dan menghindar. Para penduduk Kuffah mencari-cari ZubairZubair ibnu Al-Awwam, namun mereka tak menemukannya. Penduduk Bhasrah meminta Thalhah ibnu Al-Awwam, namun mereka tak menemukannya. Penduduk Bhasrah meminta Thalhah untuk menjadi khalifah namun ia tidak memenuhi permintaan mereka. Akhirnya, mereka untuk menjadi khalifah namun ia tidak memenuhi permintaan mereka. Akhirnya, mereka berkata, “kita tidak akan menyerahkan kekhalifahan kepada ketiga orang ini.” Setelah itu berkata, “kita tidak akan menyerahkan kekhalifahan kepada ketiga orang ini.” Setelah itu mereka mendatangi Sa’ad ibnu Abi Waqos dan berkata, “Kau termasuk diantara Dewan mereka mendatangi Sa’ad ibnu Abi Waqos dan berkata, “Kau termasuk diantara Dewan Syura,” namun ia menolak. Lalu ia mendatangi Ibnu Umar, yang juga menolaknya.

Syura,” namun ia menolak. Lalu ia mendatangi Ibnu Umar, yang juga menolaknya.

Akhirnya mereka menetapkan bahwa yang bertanggung jawab adalah penduduk Akhirnya mereka menetapkan bahwa yang bertanggung jawab adalah penduduk Madinah sehingga mereka berkata kepada penduduk Madinah, “ kalianlah yang bertanggung Madinah sehingga mereka berkata kepada penduduk Madinah, “ kalianlah yang bertanggung jawab. Kami akan memberi kalian waktu selama dua hari. Jika selama itu kalian tidak

Maka orang-orang mendatangi Ali dan berkata, “Kami membaiatmu, karena kau telah Maka orang-orang mendatangi Ali dan berkata, “Kami membaiatmu, karena kau telah menyaksikan rahmat yang diturunkan oleh Allah bersama islam dan karena saat ini kita menyaksikan rahmat yang diturunkan oleh Allah bersama islam dan karena saat ini kita menghadapi ujian yang sangat berat berupa konflik antara berbagai kota.”

menghadapi ujian yang sangat berat berupa konflik antara berbagai kota.”

Ali menjawab, “Tinggalkanlah aku, dan carilah orang lain yang lebih baik dariku, Ali menjawab, “Tinggalkanlah aku, dan carilah orang lain yang lebih baik dariku, karena aku akan menghadapi suatu masalah yang sangat rumit dan pelik, masalah yang tidak karena aku akan menghadapi suatu masalah yang sangat rumit dan pelik, masalah yang tidak akan mampu dihadapi oleh hati dan pikiran siapapun.

akan mampu dihadapi oleh hati dan pikiran siapapun.

Namun, mereka bersikukuh membaiat Ali bin Abi Tholib. Tindakan mereka itu Namun, mereka bersikukuh membaiat Ali bin Abi Tholib. Tindakan mereka itu didukung oleh kaum Muhajirin dan Anshar, serta kelompok-kelompok lainnya. Termasuk didukung oleh kaum Muhajirin dan Anshar, serta kelompok-kelompok lainnya. Termasuk diantara yang membaiat Ali ialah Thalhah, Zubair, Abdullah bin Umar, dan Sa’ad bin Abi diantara yang membaiat Ali ialah Thalhah, Zubair, Abdullah bin Umar, dan Sa’ad bin Abi Waqash.

(8)

Ali sendiri telah menyadari konsekuensi yang mesti ia tanggung ketika ia bersedia Ali sendiri telah menyadari konsekuensi yang mesti ia tanggung ketika ia bersedia dibaiat dan diangkat sebagai khalifah umat islam. Ia merasa harus maju dan mengorbankan dibaiat dan diangkat sebagai khalifah umat islam. Ia merasa harus maju dan mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan umat islam dari kehancuran yang lebih besar.

dirinya untuk menyelamatkan umat islam dari kehancuran yang lebih besar.1111 3.

3. Politik Ali Dalam PemerintahanPolitik Ali Dalam Pemerintahan

Politik yang dijalankan seseorang adalah gambaran pribadi orang itu, yang akan Politik yang dijalankan seseorang adalah gambaran pribadi orang itu, yang akan mencerminkan akhlak dan budi pekertinya. Ali mempunyai watak dan pribadi sendiri, suka mencerminkan akhlak dan budi pekertinya. Ali mempunyai watak dan pribadi sendiri, suka berterus terang, tegas bertindak dan tak suka berminyak air. Ia tak takut akan celaan siapapun berterus terang, tegas bertindak dan tak suka berminyak air. Ia tak takut akan celaan siapapun dalam menjalankan kebenaran. Disebabkan oleh kepribadian yang dimilikinya itu, maka dalam menjalankan kebenaran. Disebabkan oleh kepribadian yang dimilikinya itu, maka sesudah ia dibai’at menjadi khalifah, dikeluarkannya dua buah ketetapan :

sesudah ia dibai’at menjadi khalifah, dikeluarkannya dua buah ketetapan : 1.

1. Memecat kepala-kepala daerah angkatan Utsman. Dikirimnya kepala daerah baruMemecat kepala-kepala daerah angkatan Utsman. Dikirimnya kepala daerah baru yang akan menggantikan.

yang akan menggantikan. 2.

2. Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagi-bagikan Utsman kepada famili-familiMengambil kembali tanah-tanah yang dibagi-bagikan Utsman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. sedikitpun dalam pemerintahannya yang dikatakan stabil. Setelah menduduki Khalifah, Ali memecat Gubernur yang diangkat oleh Khalifah Ustman. Beliau yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan yang terjadi karena keteledoran mereka. Selain itu beliau juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan oleh Ustman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara. Dan memakai kembali sistem distrtibusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam. Sebagaimana pernah diterapkan oleh Khalifah Umar bin Khatthab.

Menyikapi berbagai kebijakan dan masalah-masalah yang dihadapi Ali, kemudian pemerintahannya digoncangkan oleh pemberontakan-pemberontakan. Diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang merupakan keluarga Usman sendiri dengan alasan:

1. Ali harus bertanggung jawab atas terbunuhnya Khalifah Ustman.

11 https://amrikhan.wordpress.com/2012/07/27/sejarah-peradaban-islam-di-masa-ali-bin-abi-thalib-2/

12 Prof. Dr. A. Syalabi: Sejarah & Kebudayaan Islam 1: (Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2007)

(9)

2. Wilayah Islam telah meluas dan timbul komunitas-komunitas Islam di daerah-daerah baru. Oleh karena itu hak untuk menentukan pengisian jabatan tidak lagi merupakan hak pemimpin yang berada di Madinah saja. .

Namun karena situasi politik yang gawat pada waktu itu sehingga permintaan mereka merupakan tuntutan yang tidak mungkin dipenuhi dalam waktu dekat. Seperti yang telah ditulis para sejarawan suasana politik pada saat itu memanas dikarenakan adanya rongrongan dari berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang tidak menyetujui dan mengakui Ali menjabat sebagai Khalifah keempat.

Melihat keadaan sedemikian rumit, maka hal pertama yang memerlukan penanganan serius yang dilakukan Ali adalah memulihkan, mengatur dan menguatkan kembali posisinya sebagai Khalifah dan berusaha mengatasi segala kekacauan yang terjadi. Setelah itu baru melakukan pengusutan atas pembunuhan Ustman. Namun sejak tahun 35 H/656 M, tahun pengangkatan Ali sebagai Khalifah sampai tahun 36 H/657 M, Ali tidak juga memperlihatkan sikap yang pasti untuk menegakkan hukum syariat Islam terhadap para pembunuh Ustman. Sehingga Siti Aisyah bergabung dengan Tolhah dan Zubair menggerakkan kabilah-kabilah Arab untuk menuntut balas atas kematian Ustman. Setelah dirasa mempunyai kekuatan yang besar Siti Aisyah dan pasukannya memutuskan menyerang pasukan Ali di Kufah, yang sebetulnya pasukan Ali dipersiapkan untuk menghadapi tantangan Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan di Syiria. Ali sebenarnya ingin menghindari peperangan. Beliau mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar mereka mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara damai. Namun ajakan tersebut ditolak.

Akhirnya pertempuran dahsyat antara keduanya pecah, yang selanjutnya dikenal dengan “Perang Jamal”. Pertempuran tersebut dipimpin oleh Aisyah, Thalhah dan Zubair. Pertempuran inilah yang terjadi pertama kali diantara kaum muslimin. Dan yang memperoleh kemenangan pada perang jamal adalah pasukan Ali, karena pasukan Ali lebih berpengalaman dibanding pasukan Aisyah. Walaupun pasukan Aisyah mengalami kekalahan, Aisyah tetap dihormati oleh Ali dan pengikutnya sebagai Ummul Mu’minin. Bahkan setelah pertempuran usai, Khalifah Ali mendirikan perkemahan khusus untuk Aisyah. Dan keesokan harinya Aisyah dipersilahkan pulang kembali ke Madinah yang dikawal oleh saudaranya sendiri, Muhammad bin Abi Bakar. Demikianlah sejarah terjadinya perang jamal yang merupakan perang pertama antara sesama umat Islam dalam sejarah Islam.1313

5.

5. Peperangan ShiffinPeperangan Shiffin

(10)

Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dilakukan Ali mengakibatkan perlawanan dari Gubernur di Damaskus, Mu’awiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Selain itu, Mu’awiyah, Gubernur Damaskus dan keluarga dekat Ustman, seperti halnya Aisyah, mereka menuntut agar Ali mengadili pembunuh Ustman. Bahkan mereka menuduh Ali turut campur dalam pembunuhan Ustman. Selain itu mereka tidak mengakui kekhalifahan Ali.

Hal ini bisa dilihat dari situasi kota Damaskus pada saat itu. Mereka menggantung jubah Ustman yang berlumuran darah bersama potongan jari janda almarhum dimimbar masjid. Sehingga hal itu menjadi tontonan bagi rombongan yang berkunjung. Dengan adanya peristiwa tersebut pihak umum berpendapat bahwa Khalifah Ali yang bertanggung jawab atas pembunuhan Ustman.

Pada akhir Dzulhijjah 36 H/657 M, Khalifah Ali dengan pasukan gabungan menuju ke Syiria utara. Dalam perjalanannya mereka menyusuri arus sungai Euprate, namun arus sungai tersebut telah dikuasai oleh pihak Mu’awiyyah dan pihak Muawiyyah tidak mengijinkan pihak Ali memakai air sungai tersebut. Awalnya Khalifah Ali mengirim utusan pada Mu’awiyah agar arus sungai bisa digunakan oleh kedua pihak, namun Mu’awiyah menolak. Akhirnya Khalifah Ali mengirim tentaranya dibawah pimpinan panglima Asytar al Nahki dan dia berhasil merebut arus sungai tersebut. Meskipun sungai tersebut dikuasai pihak Ali, mereka ini tetap mengijinkan tentara Mu’awiyah memenuhi kebutuhan airnya.

Setelah sengketa tersebut selesai maka pihak Ali mendirikan garis pertahanan didataran siffin, dan Khalifah Ali masih berharap dapat mencapai penyelesaian dengan cara damai. Beliau mengirim utusan dibawah pimpinan panglima Basyir Ibn Amru untuk melangsungkan perundingan dengan pihak Mu’awiyah. Pada bulan Muharram 37 H/658 M mereka mencapai persetujuan yakni menghentikan perundingan untuk sementara dan masing-masing pihak akan memberi jawaban pada akhir bulan Muharram.

(11)

ini membangkitklan semangat tempur yang tak terkirakan pada pihak pasukan Ali, sehingga banyak korban pada pihak Mu’awiyah dan panglima Asytar al Nahki berhasil menebas pemegang panji- panji perang pihak Mu’awiyah dan merebutnya. Bila panji perang jatuh pada pihak lawan maka akan melumpuhkan semangat tempur. Pada saat terdesak itulah pihak Mu’awiyah, Amru Ibn Ash memerintahkan mengangkat al-mushaf pada ujung tombak dan berserumarilah kita bertahkim kepada kitabullah. Namun pada saat itu Khalifah Ali memerintahkan untuk tetap berperang karena beliau tahu itu hanya tipu muslihat musuh. Tapi sebagian besar tentaranya berhenti berperang dan berkata jikalau mereka telah meminta bertahkim kepada kitabullah apakah pantas untuk tidak menerimanya, bahkan diantara panglima pasukannya Mus’ar Ibn Fuka al Tamimi mengancam: “Hai Ali , mari berserah kepada kitabullah jikalau anda menolak maka kami akan berbuat terhadap anda seperti apa yang kami perbuat pada Usman”

Akhirnya Khalifah Ali terpaksa tunduk karena beliau menghadapi orang-orang sendiri. Sejarah mencatat korban yang tewas dalam perang ini 35.000 orang dari pihak Ali dan 45.000 orang dari pihak Mu’awiyah.

Peperangan ini diakhiri dengan takhkim (arbitrase). Akan tetapi hal itu tidak dapat menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan terpecahnya umat Islam menjadi tiga golongan. Diantara ketiga golongan itu adalah golongan Ali, pengikut Mu’awiyah dan Khawarij (orang-orang yang keluar dari golongan Ali). Akibatnya, diujung masa pemerintahan Ali, Umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik.

6. Perang Nahrawan

Setelah terjadi tahkim sebagian tentara Ali tidak terima dengan sikap Khalifah yang menerima arbitrase karena itulah mereka keluar dari pihak Ali yang selanjutnya dikenal dengan nama Khawarij. Pihak Khawarij berkesimpulan bahwa:

1. Mu’awiyah dan Amru bin Ash beserta pengikutnya adalah kelompok kufur karena telah mempermainkan nama Allah dan kitab Allah dalam perang siffin, maka mereka wajib di basmi.

2. Ali dan pihak-pihak yang mendukung terbentuknya majlis tahkim adalah ragu terhadap kebenaran yang telah diperjuangkan , padahal banyak korban yang jatuh untuk membelanya. Untuk itu Ali telah melakukan dosa besar.

(12)

4. Pemuka kelompok ini adalah Abdullah Ibn Wahhab al Rasibi. Sebenarnya Khalifah Ali tidak ingin memerangi kelompok Khawarij tapi karena kelompok ini keterlaluan dalam bersikap diantaranya membunuh keluarga shahabat Abdullah Ibn Habbab dengan sadis sekali hanya karena menolak untuk menyatakan ke empat Khalifah sepeningggal nabi adalah kufur, selain itu mereka juga membunuh utusan yang diutus oleh Khalifah Ali.

5. Khalifah Ali menggerakkan pasukannya dan kedua pasukan bertemu pada suatu tempat bernama Nahrawan, terletak dipinggir sungai tigris (al dajlah).

Sebelum perang diumumkan, Khalifah Ali masih punya harapan untuk menyadarkan kaum Khawarij. Dan dia memberikan amnesti bersyarat yang berbunyi: barang siapa pulang kembakli ke Kufah, akan memperoleh jaminan keamanan. Sejarah mencatat setelah itu 500 orang diantara mereka ber-iktijal sebagian pulang ke Kufah dan sebagian lagi pindah ke pihak Ali sehingga kelompok Khawarij tinggal 1.800 orang.

Dengan begitu pecahlah perang Nahrawan, korban berjatuhan dari pihak Ali karena keberanian kelompok Khawarij sangatlah terkenal, walaupun demikian kemenangan berada dipihak Ali dan tokoh/pemuka Khawarij, Mus’ar al Tamimi, Abdullah Ibn Wahab tewas dalam peperangan ini.

Golongan Khawarij ( orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib) yang bermarkas di Nahrawain benar-benar merepotkan Ali sehingga memberikan kesempatan pada pihak Mu’awayah untuk memperkuat dan memperluas kekuasannya sampai mampu merebut Mesir. Akibatnya sangat fatal pada pihak Ali. Tentara Ali semakin lemah, sementara kekuatan Mua’wiyah bertambah besar, keberhasilan Mu’awiyah mengambil posisi Mesir berarti merampas sumber-sumber kemakmuran dan suplai ekonomi dari pihak Ali.14

7. Akhir Riwayat Ali ibn Thalib

Sebetulnya tidak pernah ada barang satu haripun, keadaan yang stabil selama pemerintahan Ali. Tak ubahnya beliau sebagai seorang menambal kain usang, jangankan menjadi baik malah bertambah sobek. Sudah demikianlah rupanya akhir nasib beliau.

Di waktu beliau bersiap-siap hendak mengirim balatentara sekali lagi untuk memerangi Mu’awiah, terjadilah suatu komplotan untuk mengakhiri hidup masing-masing dari Ali, Mu’awiah, dan ‘Amr ibn ‘Ash.

Komplotan ini terdiri dari tiga orang Khawarij, yang telah bersepakat hendak membunuh ketiga orang pemimpin itu pada malam yang sama. Seorang diantaranya bernama Abdurrahman ibn Muljam. Orang ini berangkat ke Kufah untuk membunuh Ali. Yang

(13)

seorang lagi bernama Barak ibn Abdillah at Tamimi, orang ini pergi ke Syam untuk membunuh Mu’awiah. Sedang yang ketiga yaitu ‘Amr bin Bakr at Tamimi berangkat ke mesir untuk membunuh ‘Amr bin ‘Ash.

Tetapi diantara ketiga orang itu hanyalah Ibnu Muljan yang dapat membunuh Ali. Ibnu Muljam menusuk Ali dengan pedang , waktu beliau sedang memanggil orang untuk solat. Orang-orang yang solat di Masjid itu dapat menangkap Ibnu Muljam, yang kemudian Ali berpulang kerahmatullah dia dibunuh.

Dengan demikian berakhirlah riwayat Ali, orang yang paling fasih, paling berani, dan yang paling dalam ilmu pengetahuannya diantara pengikut-pengikut Rasulullah SAW. dengan berpulangnya Ali Kerahmatullah habislah masa pemerintahan al-Khulafaur Rasyidin.15

(14)

BAB III KESIMPULAN

Kehidupan politik pada masa Khulafaur Rasyidin sistem pemerintahan sudah tertata rapi walaupun tidak langsung seperti sekarang, tetapi pada masa Khulafaur Rasyidin Dewan dan Departemen sudah bergerak di bidang masing-masing serta sistem pemerintahan yang dilaksanakan oleh para khalifah dari masa jabatan ke masa jabatan memiliki ciri-ciri dan tetap berpegang teguh kepada al-Quran dan Sunnah Rasul serta tetap menjalankan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan. Khilafah Rashidah berdiri tepat di hari wafatnya Rasululllah SAW. Terdiri dari 4 orang atau 5 orang shahabat nabi yang menjadi khalifah secara bergantian. Termasuk yang keempat itu adalah :

1.Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634 M) 2.‟Umar bin khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M) 3.‟Utsman bin „Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M) 4.Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M)

(15)

RIWAYAT HIDUP

NAMA : SITI HARTINAH

TEMPAT, TANGGAL & LAHIR : BANJARMASIN, 12 NOVEMBER 1996 PENDIDIKAN : 1. MI. NURUL FATA I BANJARMASIN

2. MTs. AL-ISTIQAMAH BANJARMASIN 3. MAS. AL-ISTIQAMAH BANJARMASIN ALAMAT SEKARANG : ASRAMA 4 IAIN ANTASARI BANJARMASIN ALAMAT LAMA : JL. P. ANTASARI GG. X HARAPAN RT. 002 NO.

10 BANJARMASIN

NAMA AYAH : ABDURRAHMAN, H

PEKERJAAN AYAH : JUALAN NASI (WIRASWASTA)

NAMA IBU : HAYANI, HJ

PEKERJAAN IBU : IBU RUMAH TANGGA NO. HANDPHONE : 082250555061

EMAIL : tinah.danu@gmail.com & tinah.same@gmail.com

(16)

RIWAYAT HIDUP

NAMA : AHMAD YUHDI

TEMPAT, TANGGAL & LAHIR : PULAU SARI, 27 SEPTEMBER 1996 PENDIDIKAN : 1. SMA NEGERI 2 BATI-BATI

ALAMAT SEKARANG : JL. MANGGA IV RT. 33 RW.02 ALAMAT LAMA : JL. MANGGA IV RT. 33 RW.02

NAMA AYAH : MUNAN

PEKERJAAN AYAH : PEDAGANG

NAMA IBU : FARIDAH

PEKERJAAN IBU : PEDAGANG

NO. HANDPHONE : 085754363164

(17)

-DAFTAR PUSTAKA Haekal, Muhammad Husain Ali, Umar bin Khattab,

Sou’yb, Joesoef. 1979. Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Bulan Bintang, Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia

Syalabi, Ahmad. 2007. Sejarah & Kebudayaan Islam, Jakarta, Pustaka Al-Husna Baru Yatim, Badri, M.A, 2014. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta, PT

RajaGrafindo Persada

https://agantuger.wordpress.com/2014/02/02/peradaban-islam-pada-masa-khulafaur-rasyidin/

Referensi

Dokumen terkait

(1) Sub Seksi Tata Penyuluhan mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan dan memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada para penyuluh pertanian dalam

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan pada penelitian ini dilakukan oleh Melmusi (2016) mengenai pengaruh pajak, mekanisme bonus, kepemilikan asing dan

kembali gambar berbasis konten menjadi dua kategori utama yaitu sistem generik dan sistem domain spesifik. Sistem domain spesifik berisi gambar hanya berhubungan erat

The lesson planned was for pupils to investigate key words in the text related to the theme of friendship as content and schema knowledge and to words that relate to aspects

Oleh karena itu, untuk menyiapkan calon guru yang profesional, maka sebagai mahasiswa perlu melakukan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sesuai dengan

latar belakang sejarah kearifan enclave Nyama Bali- Nyama Selam , terutama yang berkaitan dengan menumbuhkembangkan integrasi dan harmoni sosial di era otonomi daerah,

Pemberian ramuan hipertensi pada semua dosis selama 45 hari dan 90 hari, tidak menyebabkan kelaian fungsi darah, hati dan ginjal, keadaan tersebut sesuai dengan

Garcia merupakan ekstrak kulit manggis yang dikemas dalam bentuk serbuk ekstrak kapsul sehingga lebih praktis di konsumsi dan memiliki kandungan xanthone yang dapat mencegah