• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODUL GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

Disusun Oleh: Tim Modul

Ketua

drg. Krista Veronica Siagian, MARS Sekretaris

Drg. Vonny NS. Wowor, Mkes

Tim Modul :

drg. Krista Veronica Siagian, MARS drg. Vonny NS. Wowor, Mkes

drg.Bertha Sp.Prost

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

(2)

PENDAHULUAN

Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas kedokteran Universitas sam Ratulangi (PSKG FK Unsrat) pada awalnya telah menerapkan Kurikulum yang mengacu pada Kurikulum Inti Pendidikan kedokteran Gigi Indonesia II (KIPDGI II) sejak berdirinya hingga tahun 2008. Dalam rangka memenuhi Konsil kedokteran Indonesia (KKI) maka PSKG FK Unsrat berusaha menyusun sistem perkuliahan Kurikulum berbasis Kompetensi KBK dan menerapkannya mulai tahun ajaran 2009/2010. Berangkat dari kebijakan tersebut maka perkuliahan dikelompokkan dan diintegrasikan ke dalam modul. Salah satu modul yang ada yaitu Modul Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, merupakan modul yang diberikan kepada mahasiswa semester 7 PSPDG FK Unsrat.

Modul ini merupakan salah satu bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik perhatian mahasiswa sebagai peserta didik yang terdiri materi kuliah, metode pembelajaran, daftar bahan dan alat yang digunakan dalam mempermudah pembelajaran baik kepada dosen pakar, tutor maupun mahasiswa, serta bahan tutorial dan instrumen evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran baik dalam kuliah bersama pakar, diskusi tutorial, dskusi kelompok maupun mandiri.

Modul ini merupakan modul tunggal yang merupakan integrasi dari beberapa disiplin ilmu Kedokteran Gigi dibidang Rehabilitatif yang membicarakan tentang pemahaman untuk merestorasi dan mempertahankan fungsi rongga mulut, kenyamanan, estetika dan kesehatan pasien dengan cara merestorasi gigi geligi asli dan atau mengganti gigi-gigi yang sudah tanggal dan jaringan rongga mulut serta maksilofasial yang sudah rusak dengan pengganti tiruan (Academy of Prosthodontics, 1995). Modul Gigi Tiruan Sebagian Lepasan ini merupakan modul wajib dalam Ilmu Rehabilitatif Kedokteran Gigi yang terdiri dari Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Ilmu Gigi Lengkap dan Ilmu Gigi Tiruan Cekat.. Pemahaman yang baik dapat dicapai dengan pengetahuan yang memadai tentang Materi Ilmu Teknologi dan Material Kedokteran Gigi yang ada dalam modul dasar Kedokteran Gigi.

(3)
(4)

LATAR BELAKANG

Modul Gigi Tiruan Sebagian Lepasan bertujuan membekali mahasiswa calon dokter gigi supaya mampu menjelaskan konsep dasar, persiapan pasien, faktor-faktor berhubungan dengan konstruksi, prosedur perawatan serta keluhan dan permasalahan GTSL agar dapat membuat desain GTSL dan melakukan perawatan dengan GTSL dengan prosedur benar. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan yaitu gigi tiruan yang mengganti satu atau lebih gigi, tetapi tidak seluruh gigi asli dan/atau struktur pendukungnya, didukung oleh gigi dan/atau mukosa yang dapat dilepas dari mulut dan dipasangkan kembali. (Glossary of Prosthodontic terms, 1987).

Modul ini akan mempelajari mengenai penatalaksanaan klinis dan laboratoris tindakan rehabilitasi pasien kehilangan sebagian gigi dengan gigi tiruan sebagian lepasan, baik pada pasien yang memiliki riwayat medis baik (non-medik kompromis) dan medik kompromis secara holistik dan komprehensif. Modul ini diberikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa. Modul ini diharapkan dapat membantu tutor dan mahasiswa dalam pemecahan masalah agar pelaksanaan pembelajaran dengan model Problem Base Learning (PBL) dapat berjalan dengan baik.

DESKRIPSI MODUL

(5)

Kompetensi utama

Kompetensi utama disusun berdasarkan dokumen Standar Kompetensi Dokter Gigi dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi oleh Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2006.

Domain I. Profesionalisme 1. Etik dan Jurisprudensi

1.3. Memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan hukum yang berkaitan dengan praktek kedokteran gigi.

1.3.2. Memahami peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan praktek kedokteran gigi di Indonesia (C2, P2, A2)

3. Komunikasi

3.1. Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi secara efektif dan bertanggung jawab baik secara lisan maupun tertulis dengan pasien, keluarga atau pendamping pasien serta masyarakat, teman sejawat dan profesi kesehatan lain yang terkait.

3.1.1. Berdialog dengan pasien dalam kedudukan yang setara (C3,P2,A3)

3.1.4. Berdialog dengan teman sejawat, praktisi kesehatan, dan praktisi lain yang terkait (C3, P2, A2).

4. Hubungan sosio kultural dalam bidang kesehatan gigi dan mulut (C2, P2, A2)

4.1. Mengelola dan menghargai pasien dengan keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, agama dan ras melalui kerjasama dengan pasien dan berbagai pihak yang terkait untuk menunjang pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu.

4.1.1. Memahami adanya keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, agama dan ras Berdasarkan asal usul pasien (C2, P2, A2)

4.1.2. Memperlakukan pasien secara manusiawi tanpa membeda-bedakan satu sama lainnya (C3, P2, A2).

(6)

DOMAIN II. PENGUASAAN ILMU PENGETAHUAN KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI

5. Ilmu Kedokteran Dasar (C3, P2, A3)

5.1. Mengintegrasikan ilmu pengetahuan biomedik yang relevan sebagai sumber keilmuan dan berbagai data penunjang untuk diagnosis dan tindakan medik kedokteran gigi

DOMAIN VI, IX & XI. PEMULIHAN FUNGSI SISTEM STOMATOGNATIK 6.1.2 Memahami kelainan/penyakit sistemik yang

ermanifestasi di rongga mulut pada pasien medik kompromis (C2P2A2).

6.1.3 Memahami cara pengelolaan pasien dengan kelainan/ penyakit sistemik yang bermanifestasi

di rongga mulut pada pasien medik terkompromis secara holistik dan komprehensif (C2P2A2).

6.1.4 Memahami cara merujuk pasien medik kompromis secara profesional (C3P2A2). 9.2.2 Menganalisis perilaku pasien yang memerlukan

perawatan khusus secara profesional (C3P2A2).

9.3.1 Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif (C1P3A3).

11.2.1 Membuat surat rujukan kepada spesialis bidanglain terkait dengan penyakit / kelainan pasien (C3P2A2).

11.2.2 Mampu merencanakan melakukan rujukan kepada yang lebih kompeten sesuai dengan bidang terkait (C3P2A2).

11.2.3 Mampu menjelaskan cara-cara melakukan penyesuaian oklusi (C2P2A2)

11.2.4Mampu menjelaskan persiapan gigi penyangga gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dan GTC (C2P2A2)

(7)

1. MATERI PEMBELAJARAN Nama Modul : Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Deskripsi Modul

1. Uraian Singkat Modul Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan/GTSL

Modul Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan adalah salah satu modul harus diberikan kepada semua mahasiswa tingkat sarjana kedokteran gigi. Mata kuliah ini berisi teori GTSL yaitu: konsep tentang perawatan rehabilitasi dengan GTL, terdiri dari pokok bahasan sebagai berikut: pendahuluan, persiapan pasien GTSL, faktor yang berhubungan dengan kontribusi GTSL, kontruksi GTSL, keluhan dan permasalahan GTSL

2. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti modul GTSL ini mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, persiapan pasien, faktor-faktor berhubungan dengan konstruksi, prosedur perawatan serta keluhan dan permasalahan GTSL agar dapat membuat desain GTSL dan melakukan perawatan dengan GTSL dengan prosedur benar.

(8)

A. MATERI KULIAH PAKAR

N o

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

memahami komponen-komponen

gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) akrilik (C3,

P3, A3)

1. Gunadi H.A. dkk 1991. Ilmu

Geligi Tiruan Sebagian utama, konektor tambahan

- Sandaran - Penahan langsung, intra, ekstra koronal

penahan tak langsung, fungsi bentuk

- Sadel, fungsi

2 Mampu

memahami komponen-komponen

gigitiruan sebagian kerangka logam (C3, P3, A3) terjadi pada GTSL

- Tipe

gerakan rotasi fulkrum

3 Mampu

memahami prinsip-prinsip dasar pada

(9)

teeth to

Mampu memahami prinsip-prinsip dasar pada

gigitiruan sebagian lepasan lanjutan. (C3, P3, A4)

5. Diagnosa rencana perawatan,

Mampu melakukan diagnosa, rencana ke Bedah Mulut

Mampu memahami perawatan pendahuluan pada

pasien sebelum pembuatan GTSL (C3, P3, A3)

1. Gunadi H.A. dkk 1991. Ilmu

Geligi Tiruan Sebagian

7. Pencetakan rahang 1. Tujuan pencetakan batas hasil cetakan

Mampu memahami pencetakan anatomi dan

fisiologis pada pasien untuk pembuatan GTSL

(C3, P3, A4)

1. Gunadi H.A. dkk 1991. Ilmu

Geligi Tiruan Sebagian

Lepasan.Jakarta , Hipokrat

(10)

4.

Mengetahui cara pembuatan sendok

8. Survei model 1. Mengetahui

daerah gerong &

bahan dan alat blocking out

Mampu memahami cara survei model pada

pembuatan GTSL (C3, P3, A4)

1. Gunadi H.A. dkk 1991. Ilmu

Geligi Tiruan Sebagian

- Faktor yang diperhatikan desain komponen GTSL

untuk mengendalikan tekanan

Mampu melakukan penentuan desain pada

pembuatan GTSL (C3,P3, A4)

1. Gunadi H.A. dkk 1991. Ilmu

Geligi Tiruan Sebagian komponen GTSL berujung

bebas untuk mengendalikan tekanan

Mampu mengetahui

dan memahami

permasalahan

pada GTSL

berujung bebas dan cara penanggulangganny a (C3,P3, A4)

1. Gunadi H.A. dkk 1991. Ilmu

Geligi Tiruan Sebagian

Lepasan.Jakarta , Hipokrat

(11)

dan metode penentuan hubungan

rahang 4. Memahami kelainan yang akan terjadi

Mampu memahami penentuan hubungan rahang

pada pembuatan GTSL (C3,P3, A4)

1. Gunadi H.A. dkk 1991. Ilmu

Geligi Tiruan Sebagian

. Pemilihan danpenyusunan gigi gigi depan, gigi1. Pemilihan belakang

2. Warna gigi 3.

Penyusunan gigi

depan, gigi

belakang

Mampu memahami

pemilihan dan

penyusunan

gigi pada pembuatan GTSL (C3,P3, A3)

1. Gunadi H.A. dkk 1991. Ilmu

Geligi Tiruan Sebagian

Memahami cara pemasangan GTSL

2.

Memahami cara pemeliharaan GTSL

3. Faktor yang diperhatikan pada tahap

persiapan pemasangan gigitiruan

Mampu memahami cara pemasangan dan

pemeliharaan GTSL (C3,P3, A4)

1. Gunadi H.A. dkk 1991. Ilmu

(12)

METODE BELAJAR :

- DISKUSI TUTORIAL/DISKUSI KELOMPOK - DISKUSI PANEL

- KULIAH INTERAKTIF OLEH PAKAR - BELAJAR MANDIRI DAN PENUGASAN - UJIAN MODUL

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Kuliah pakar dalam kelas besar

2. Diskusi kelompok yang difasilitasi oleh tutor 3. Diskusi kelompok tanpa tutor (mandiri)

4. Tugas perorangan untuk persiapan tugas kelompok 5. Praktikum yang dibimbing oleh instruktur

6. Konsultasi pada pakar/narasumber

7. Aktivitas pembelajaran individual dengan menggunakan buku teks, majalah artikel dari internet, video dll.

1. METODE PEMBELAJARAN

Kegiatan pembelajaran pada Problem Based Learning (PBL) sangat menuntut keaktifan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dari modul penulisan resep pada pengobatan gigi dan mulut. Proses pembelajaran melalui beberapa tahapan a. Mengikuti kuliah khusus dalam kelas

(13)

pertemuan, dan diharuskan selesai membuat laporan hasil diskusi yang akan dipresentasikan pada diskusi pleno.

c. Melakukan kegiatan pembelajaran individual, baik di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, jurnal, textbook, maupun melalui media elektronik seperti internet, slide, ataupun videa, dan mendiskusikan hasil temuan dengan sesame anggota kelompok.

d. Melakukan diskusi kelompok mandiri dalam rangka curah pendapat antyar anggota kelompok untuk menganalisis informasi dalam menyelesaikan masalah yang ada.

e. Melakukan konsiltasi pada pakar sesuai masalah yang ada.

Pada diskusi kelompok melalui metode curah pendapat dan diskusi, mahasiswa diharapkan dapat memecahkan masalah yang terdapat dalam scenario dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah :

1. Klarifikasi kata atau kalimat yang belum atau kurang jelas dalam skenario. 2. Menetapkan masalah/problem dasar pada skenario dan membuat pertanyaan

untuk membantu menentukan masalah yang ada

3. Menganalisis masalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. 4. Susun/klasifikasikan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara sistematik. 5. Tentukan masalah-masalah yang belum terjawab dengan baik dan jadikan hal

tersebut sebagai tujuan pembelajaran berikutnya.

6. Untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah tersebut, carilah informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya dari perpustakaan, pakar, dan lain-lain sumber informasi. Langkah 6 ini dilakukan dengan belajar mandiri. 7. Diskusikan dan lakukan sintesis dari semua informasi yang telah ditemukan .

langkah 7 ini dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.

Penjelasan :

Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka langkah 5 dan 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.

(14)

pleno dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.

Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 12-15 orang untuk setiap kelompok.

1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk penjelasan dan Tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara mengerjakan dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama ini, buku modul dibagikan. Dalam pertemuan pertama dilakukan kuliah pakar yang akan memberikan kuliah mengenai informasi-informasi penting yang bias dijadikan dasar dalam pemecahan masalah.

2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 yang dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih sebagai ketua dan sekertaris kelompok, yang difasilitasi oleh tutor. Tujuannya :

- Memilih ketua dan sekretaris kelompok

- Curah pendapat untuk proses pemecahan masalah 1-5 - Pembagian tugas masing-masing anggota kelompok

Belajar mandiri (sendiri-sendiri). Tujuan : untuk mencari informasi-informasi baru yang diperlukan sesuai tugas masing-masing yang telah diberikan.

3. Pertemuan ketiga : diskusi tutorial 2. Seperti pada tutorial 1. Tujuan :

o Melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan melakukan klarifikasi, analisis dan sintesis semua informasi.

o Diskusi mandiri : dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan tertulis. Diskusi mandiri bias dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.

4. Pertemuan keempat : diskusi pleno dan Tanya pakar. Tujuan : untuk melaporkan hasil analisis dan sintesis informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada scenario. Bila ada masalah yang belum jelas atau kesalahan persepsi, bias diselesaikan oleh para pakar yang hadir pada pertemuan ini. Masing-masing mahasiswa diberi tugas untuk menuliskan laporan tentang salah satu masalah yang memberikan gambaran seperti pada skenarion yang didiskusikan pada kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan penyajian dan laporan lengkap.

5. Pertemuan terakhir : laporan masalah dalam kelas besar oleh masing-masing mahasiswa yang ditunjuk.

Catatan :

o Laporan penyajian kelompok dan pertorangan masing-masing diserahkan satu rangkap ke penanggung jawab KBK melalui ketua kelompok.

(15)

SKENARIO 1:

Rina seorang guru umur 45 tahun datang ke PSKG Unsrat dengan keluhan gigi bagian depan atas sakit dan gigi bawah terasa menonjol dan goyang. Pasien sudah memakai gigi tiruan sebagian lepasan akrilik rahang atas untuk 4 gigi depan atasnya, dan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik rahang bawah namun tidak enak dipakai karena berbau, dan terasa longgar bila berbicara dan terlepas bila makan. Pasien ingin mencabut giginya dan membuat gigi palsu yang baru, terutama untuk gigi depan atasnya . Dari pemeriksaan klinis terlihat gigi 11,21 missing, 12,13, dan 25,26,27 radiks . Pada gigi depan bawah 31,32,41,42 banyak terdapat kalkulus supra maupun subgingiva, pada bagian lingual warna gingiva merah dan berdarah dan pada daerah 35,36,37,38 dan 45,46, 47,48 edentoulus

Materi Diskusi

1. Diagnosa rencana perawatan, prognosa 2. Perawatan Pendahuluan

3. Komponen-komponen GTSL akrilik 4. Prinsip-prinsip dasar GTSL

5.Penentuan desain pada GTSL 6. Immediate Denture

7. Permasalahan pada GTSL berujung bebas dan usaha penanggulangannya 8. Perawatan gigi tiruan

(16)
(17)

RUBRIK PENILAIAN TUTORIAL 1

Kriteria 1: Keaktifan dalam diskusi tutorial (25%)

DIMENSI Sangat

Sangat aktif Aktif Cukup

aktif

Sangat aktif Aktif Cukup

aktif ilmiah dari referensi yang diacu

- Menyampai

kan ide cukup jelas, tetapi sulit untuk ilmiah dari referensi yang diacu

Ide atau

Hasil tes formatif perorangan

(18)

SKENARIO 2:

Seorang pasien laki-laki berumur 57 tahun datang ke klinik gigi, Thomson Dental Clinic, ingin membuat gigi tiruan lepasan. Dari pemeriksaan ekstra oral yang dilakukan drg. Tari, gigi rahang atas posterior kiri dan kanan missing, gigi yang sisa 11,12,13,14 dan 21,22,23,24, Rahang bawah gigi 34,35, 36,37 dan 45, 46,47,48 missing. Untuk membuat rencana perawatan dari kasus ini,drg. Tari melakukan pencetakan rahang dengan bahan cetak hidrokoloid irreversible dan menawarkan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik. Setelah didapatkan model positifnya, gigi 14 dan 24 elongasi dan linggir rahang bawahnya datar.

Materi Diskusi: 1. Pencetakan rahang

2. Penentuan hubungan rahang 3. Dimensi vertical

(19)
(20)

RUBRIK PENILAIAN TUTORIAL 2

Kriteria 1: Keaktifan dalam diskusi tutorial (25%)

DIMENSI Sangat

Sangat aktif Aktif Cukup

aktif

Sangat aktif Aktif Cukup

aktif ilmiah dari referensi yang diacu

- Menyampai

kan ide cukup jelas, tetapi sulit untuk ilmiah dari referensi yang diacu

Ide atau

Hasil tes formatif perorangan

(21)
(22)
(23)

TATA TERTIB

TATA TERTIB UMUM

1. Mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti seluruh kegiatan yang tercantum dalam jadwal kegiatan.

2. Mahasiswa harus hadir tepat waktu. Jika mahasiswa terlambat lebih dari 15 menit, maka ia harus menghadap pada penanggung jawab modul sebelum mengikuti kegiatan.

3. Mashasiswa tidak diperkenankan mengaktifkan HP selama kegiatan pembelajaran

4. Mahasiswa harus berpakaian, berpenampilan dan bersikap sopan sesuai dengan etika sebagai calon dokter.

5. Mahasiswa tidak diperkenankan memakai sandal selama perkualiahan

6. Mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan pembelajaran harus memberikan surat keterangan yang sah kepada penanggung jawab.

ALASAN SAH UNTUK TIDAK HADIR PADA KEGIATAN PEMEBLAJARAN/ UJIAN : 1. Sakit yang dibuktikan dengan keterangan dokter yang merawat/Poliklinik FK Unsrat. 2. Kematian orang tua, suami, istri, saudara kandung atau anak kandung.

3. Melahirkan anak.

4. Tugas yang diberikan oleh pimpinan PS Kedokteran Gigi Unsrat 5. Mendapat ijin cuti yang disetujui oleh PS kedokteran Gigi FK Unsrat.

TATA TERTIB UJIAN :

1. Mahasiswa tidak diperkenankan ujian jika kehadirannya dengan alas an sah kurang dari 80% kegiatan.

2. Pada saat ujian MCQ, mahasiswa hanya diperkenankan membawa alat tulis saja.

3. Mahasiswa yang tidak hadir pada saat ujian berlangsung hanya boleh mengikuti ujian susulan jika alas an ketidak hadirannya sesuai dengan yang tertulis di atas.

EVALUASI

1. Formatif (65%)

a. Tutorial (dalam diskusi kelompok, 25%), yang terdiri atas Nilai Perorangan dan Nilai Kelompok

(24)

SUMBER BACAAN (REFERENSI)

Basker, R.M., Davenport J.C. and Tomlin H.R. , 1994 (Perawatan Prostodontic Bagi Pasien Tak Bergigi (Penterjemah Tati S.S. dan Hazmia A.)., Daroewati (ed), ed 1.., Penerbit buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Boucher, C.O., 1964, Swenson’s Complete Denture, 6th ed., The C.V. Mosby Co. St. Louis.

Gunadi H.A. dkk 1991. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan.Jakarta, Hipokrates, cetakan I dan Cetakan II.

Zarb, G.A. Bolender, C.L., Hickey, J.C. and Carlsson, 1994, Buku Ajar Prostodonti Untuk

Pasien Tak Bergigi Menurut Boucher (Penerj. Daroewati, dan Henni), Daroewati

(ed), ed. 10, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.

2. Anjuran

Journal Prosthodontic

DAFTAR NARA SUMBER (DOSEN PENGAMPUH)

o .

Nama Institusi No. HP

1

. MARS Drg. Krista Veronica Siagian, ProstodonsiaBagian 081397097145 3 Drg. Vonny NS. Wowor,

Mkes

Bagian Prostodonsia

085240599273

(25)

HARI/ TANGGAL

WAKTU Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

5 September 2017

10.00-12.00 Pengantar Modul

Kuliah Drg. Krista Veronica Siagian, MARS

12.00-14.00 Komponen-basis, perluasan basis

- Penahan, intra dan ekstra koronal, sadel

anasir gigitiruan

Kuliah Drg. Krista Veronica Siagian, MARS

Rabu

6 September 2017

08.00-10.00 Komponen komponen

GTKL

- Konektor utama, konektor tambahan

- Sandaran - Penahan langsung, intra, ekstra koronal

penahan tak langsung, fungsi bentuk Biomekanik dan

(26)

gtsl pengungkit

- Gaya yang terjadi pada GTSL

- Tipe

gerakan rotasi fulkrum

Kamis/

7 September 2017

Prinsip-prinsip dasar GTSL

-

Faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya

gaya GTSL

5. Diagnosa

rencana

perawatan, prognosa.

1. Anamnesis Pemeriksaan ekstra dan intra oral

3. Evaluasi data

4. Rujukan penyakit sistemik

6. Perawatan

pendahuluan

1. Rujukan ke Periodontologi

2. Rujukan ke Konservasi

3. Rujukan ke Bedah Mulut

7. Pencetakan

rahang

1. Tujuan pencetakan

2. Pemilihan sendok cetak sediaan

3.

(27)

batas-batas hasil cetakan 4.

Mengetahui cara pembuatan sendok cetak

fisiologis 5.

Mengetahui teknik pencetakan ganda

8. Survei model 1. Mengetahui

daerah gerong & letak

cangkolan

2. Mengetahui cara blocking out pada model kerja

3. Defenisi, cara mensurvei model, kemiringan model 2.Mengetahui

bahan dan alat blocking out 9.

Penentuan desain

pada GTSL

- Faktor yang diperhatikan sebelum

mendesain

- Tahap

(28)

-Pertimbangan desain komponen GTSL

untuk mengendalikan tekanan

10. Permasalahan

pada GTSL berujung bebas dan usaha penanggulangan n

ya

- Komponen-komponen GTSL berujung

bebas untuk mengendalikan tekanan

11. Penentuan

hubungan rahang

1. Pengertian

dan tujuan

penetapan hubungan rahang 2. Memahami pembuatan oklusal rim

3. Memahami metode penentuan hubungan

rahang 4. Memahami kelainan yang akan terjadi

12. Pemilihan dan

penyusunan gigi

1. Pemilihan gigi depan, gigi belakang

2. Warna gigi 3.

(29)

depan, gigi belakang

13. Pemasangan dan

pemeliharaan GTSL

1. Memahami cara pemasangan GTSL

2. Memahami cara pemeliharaan GTSL

3. Faktor yang diperhatikan pada tahap

Referensi

Dokumen terkait

Akibat penuaan pada pasien usia lanut dalam rongga mulut dapat meliputi : (1) perubahan. tulang rahang dan tulang alveolar, (2) Perubahan sendi temporomandibula,

Pemakaian gigi tiruan valplast maupun akrilik dapat menimbulkan masalahan bagi kesehatan rongga mulut jika perawatannya tidak benar, dapat terjadi penyakit gigi dan

dengan kondisi klinis rongga mulut pasien lansia pemakai gigi tiruan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan pasien yang melakukan pencabutan gigi di RSUD Kota Tasikmalaya terbanyak pada kategori pendapatan tinggi sebanyak 20

ini karena pasien kooperatif dan dapat menerima bahwa pencabutan gigi anteriornya tersebut adalah dikarenakan sudah tidak dapat dipertahankan akibat penyakit periodontitis

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengkaji perawatan gigi tiruan sebagian lepasan immediate pada pasien dengan periodontitis kronis untuk mengembalikan efektifitas pengunyahan

edentulus.Walaupun sulit, namun, pada pasien dengan non-vertical stop oklusi atau mereka dengan beberapagigi tersisa, di antaranya hasil pengobatan yang baik tidak

Tidak semua pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan berhasil atau berfungsi dengan baik, karena terdapat banyak ditemui keluhan–keluhan pasien antara lain protesa yang longgar,