LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN GLAUKOMA
1. KONSEP DASAR GLAUKOMA A. Pengertian
Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor 2 di Indonesia setelah katarak, biasanya terjadi pada usia lanjut. Dibeberapa negara 2% penduduk usia diatas 40 tahun menderita Glaukoma, dan di Indonesia Glaukoma sebagai penyebab kebutaan yang tidak dapat dipulihkan.
Glaukoma salah satu penyakit mata yang diakibatkan karena kenaikan tekanan bola mata dan menimbulkan kerusakan saraf penglihatan, sedangkan fungsi saraf mata akan meneruskan bayangan yang dilihat ke otak. Diotak bayangan akan digabungkan dipusat penglihatan dan membentuk benda (vision).
Glaukoma adalah sekelompok gangguan yang melibatkan beberapa perubahan atau gejala patologis yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan segala akibatnya. Saat peningkatan TIO lebih besar daripada toleransi jaringan, kerusakan terjadi pada sel ganglion retina, merusak diskus optikus, mentebabkan atrofi saraf optik dan hilangnya pandangan perifer. Glaukoma dapat timbul secara perlahan dan menyebabkan hilangnya pandangan ireversibel tanpa timbulnya tanpa timbulnya gejala lain yang nyata atau dapat timbul secara tiba-tiba dan menyebabkan kebutaan dalam beberapa jam. Derajat peningkatan TIO yang mampu menyebabkan kerusakan organik bervariasi. Beberapa orang dapat menoleransi tekanan yang mungkin bagi orang lain dapat menyebabkan kebutaan.
Glaukoma terbagi menjadi tipe primer, sekunder, dan kongenital. Tipe primer terbagi lagi menjadi glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.
Sehingga dalam laporan ini,kami akan menjelaskan keseluruhan dari penyakit glaucoma itu sendiri beserta asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan glaucoma.
Beberapa pengertian menurut para ahli mengenai Glaukoma, yaitu : - Long Barbara, 1996
Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra okuler.
- Chandler & Grant (1977)
Glaukoma adalah suatu keadaan pada mata, dimana ditemukan kenaikan tekanan bola mata yang sudah menyebabkan kerusakan/kelainan pada diskus optikus dan lapang pandangan.
- Arif, 1999
Suatu keadaan tekanan intra oculer / tekanan dalam bola mata cukup besar untuk menyebabkan kerusakan pupil, saraf optik dan kelainan lapang pandang.
- Sidarta Ilyas,2000
B. Etiologi
Penyebab terjadinya Glaukoma itu adalah : Glaukoma prifer:
1. Akut : disebabkan karena trauma
2. Kronik : Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti : • Diabetes mellitus
• Hipertensi • Arterisklerosis
• Pemakaian kortikosteroid jangka panjang. • Miopia tinggi dan progresif.
Dari etiologi diatas dapat menyebabkan sudut bilik mata yang sempit. Skunder:
Disebabkan penyakit mata lain seperti : – Katarak
– Perubahan lensa – Kelainan uvea – Pembedahan
Faktor Resiko – Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2% dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan bertambah dengan bertambahnya usia.
– Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko terbesar adalah kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
– Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaucoma. Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan dirumah sakit mata dan/atau dokter spesialis mata. – Obat-obatan Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang mengandung
steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asthma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda pemakai obat-abatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan diri anda ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma
C. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang ditimbulkan Glaukoma adalah: 1. Glaukoma primer
a. Kerusakan visus yang serius Lapang pandang mengecil dengan macam – macam skotoma yang khas.
b. Perjalanan penyakit progresif lambat 2) Glaukoma sudut tertutup
a. Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
b. Timbulnya halo (lingkaran berwana/terang disekitar cahaya) c. Pandangan kabur
d. Sakit kepala e. Mual, muntah f. Kedinginan
g. Cemas bahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang dapat sedemikian kuatnya sehingga keluhan mata (gangguan penglihatan, fotofobia dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh klien.
3) Glaukoma sekunder a. Pembesaran bola mata b. Gangguan lapang pandang c. Nyeri di dalam mata 4) Glaukoma kongenital a. Gangguan penglihatan
5) Glaukoma absolut
Akhir dari semua glaukoma yang tidak terkontrol akan terjadi glaukoma absolut. ciri-ciri mata teraba keras
tajam penglihatan nol
dan seringkali disertai dengan nyeri mata hebat.
Keadaan ini dapat terjadi pada bentuk Glaukoma sudut terbuka maupun glaukoma suduttertutup.
Menurut Sidarta Ilyas(2004),glaukoma akan memperlihatkan gejala : 1. Tekanan bola mata yang tidak normal
2. Rusakanya selaput jala
3. Menciutnya lapang pengelihatan akibat rusaknya selaput jala 4. Berakhir dengan kebutaan
D. Klasifikasi 1. Primary
A. Open Angle Glaucoma (Glaukoma Sudut-Terbuka Primer).
Glaukoma Sudut-Terbuka Primer : tipe yang paling umum dijumpai. Terjadi karena humor aqueus mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular kelainannya terkesan lambat
pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen.
Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini. Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
B. Acute Angle-Closure Glaucoma (Glaukoma Sudut-Tertutup Akut)
Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Terjadi karena ruang anterior menyempit, sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqoeus mengalir ke saluran schlemm.
Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya
Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah.
Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat.
2. Secondary Glaukoma (Glaukoma Sekunder)
terjadi akibat penyakit mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut / peningkatan volume cairan dari dalam mata Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti :
a. Katarak b. Diabetes c. Trauma d. arthritis
e. maupun operasi mata sebelumnya.
f. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut.
3. Congenital Glaukoma (Glaukoma Kongenital)
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran Biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya.
Berdasarkan Lamanya,Glaukoma dapat dibagi menjadi: 1. Glaukoma Akut
Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi.Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat penyakit mata lain. Yang paling banyak dijumpai adalah bentuk primer, menyerang pasien usia 40 tahun atau lebih.
2. Glaukoma Kronik
Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.Keturunan dalam keluarga, diabetes melitus, arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif.Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. Penyakit berkembang secara lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak mempunyai keluhan pada stadium dini. Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak karena pandangan gelap, lebih kabur, lapang pandang sempit, hingga kebutaan permanen.
KONSEP ANATOMI DAN FISIOLOGI SENSORY PERCEPTION SYSTEM GLAUKOMA
A. Anatomi Glaukoma
Akueos humor adalah cairan jernih yang mengisi ruang anterior dan posterior mata. Komposisi serupa dengan plasma tetapi memiliki konsentrasi askorbat , piruvat dan laktat yang lebih tinggi sert protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah. Ruang anterior mata terbentang antara kornea dan iris. Ruang posterior terbentang antara iris dan lensa. Akueos humor diproduksi secara terus menerus oleh kapiler venosa di dalam prosesus siliaris, dikeluarkan melalui trabekula yang ada pada sudut iridokorneal, yang membuka ke dalam saluran vena sirkuler yang disebut kanal Schlemn. Kanal ini mengeluarkan akues humor dari mata ke sirkulasi sitemik sehingga tekanan intraokuler tetap dapat dipertahankan secara konstan.
B. Fisiologi Glaukoma
Fungsi aqueos humor antara lain:
a. Mempertahankan tekanan intraokular dan kantung dunia mata.
b. Menyediakan gizi (misalnya asam amino dan glukosa) untuk jaringan okular avaskular; posterior kornea , meshwork trabecular , lensa , dan vitreous anterior.
c. Membawa limbah produk dari metabolisme jaringan di atas mata avascular.
d. Dapat berfungsi untuk mengangkut askorbat di segmen anterior untuk bertindak sebagai agen anti-oksidan.
e. Hadirnya imunoglobulin menunjukkan peran dalam respon imun untuk membela melawan patogen.
f. Menjaga otak konsumsi energi yang tepat.
DRAINASE AQUEOS HUMOR
‒ produksi harus diimbangi dengan tingkat yang sama drainase aqueous humor. variasi kecil dalam produksi atau arus keluar aqueous humor akan memiliki pengaruh besar pada tekanan intraokular.
‒ Rute drainase untuk aliran aqueous humor adalah pertama melalui ruang posterior , maka ruang sempit di antara iris dan lensa posterior anterior (kontribusi untuk perlawanan kecil), melalui murid untuk memasuki bilik anterior . Dari sana, keluar aqueous humor mata melalui meshwork trabecular ke ‘s kanal Schlemm (saluran di limbus, yaitu, titik bergabung dari kornea dan sclera, yang mengelilingi kornea ) ini mengalir melalui 25 – 30 kanal kolektor ke dalam vena episcleral. Hambatan terbesar untuk aliran air disediakan oleh meshwork trabecular, dan ini adalah di mana sebagian besar keluar air terjadi. Dinding internal kanal ini sangat halus dan memungkinkan cairan untuk menyaring akibat tekanan tinggi cairan di dalam mata.
‒ Rute sekunder adalah drainase uveoscleral, dan independen dari tekanan intraokular, aliran air lewat sini, tetapi untuk tingkat yang lebih rendah daripada melalui meshwork trabecular.
‒ Cairan biasanya 15 mm (0,6 inci) Hg di atas tekanan atmosfir, jadi ketika jarum suntik disuntikkan arus fluida mudah. Jika cairan bocor, karena runtuh dan layu dari kornea, kekerasan mata normal karena itu dikuatkan.
SUDUT BILIK MATA DEPAN
Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Padabagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan pengalirankeluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehinga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schelmm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris.Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batasbelakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea.Pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan membran descement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan mata keluar ke salurannya.Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut tertutup hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perifer.
TEKANAN INTRAOKULI
‒ Tekanan intraokuli merupakan kesatuan biologis yang menunjukkan fluktuasi harian. Tekanan yang tepat adalah syarat untuk kelangsungan penglihatan yang normal yang menjamin kebeningan media mata dan jarak yang konstan antara kornea dengan lensa dan lensa dengan retina.
‒ Homeostasis tekanan intraokular terpelihara oleh mekanisme regulasi setempat atau sentral yang berlangsung dengan sendirinya (Hollwich, 1992).
‒ Tekanan intraokuli kedua mata biasanya sama dan menunjukkan variasi diurnal (Hollwich, 1992). Pada malam hari, karena perubahan posisi dari berdiri menjadi berbaring, terjadi peningkatan resistensi vena episklera sehingga tekanan intraokuli meningkat. Kemudian kondisi ini kembali normal pada siang hari sehingga tekanan intraokuli kembali turun (Doshi et al, 2010).
‒ Variasi nomal antara 2-6 mmHg dan mencapai tekanan tertinggi saat pagi hari, sekitar pukul 5-6 pagi (Simmons et al, 2007-2008).
‒ Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tekanan intraokuli, antara lain keseimbangan dinamis produksi dan ekskresi aqueous humor, resistensi permeabilitas kapiler, keseimbangan tekanan osmotik, posisi tubuh (Solomon, 2002), irama sirkadian tubuh, denyut jantung, frekuensi pernafasan, jumlah asupan air, dan obat-obatan (Simmons et al, 2007-2008).
2. PATOFISIOLOGI ATAU PERJALANAN PENYAKIT GLAUKOMA
TIO ditentukan oleh kecepatan produksi Aqueos humor dan aliran keluar Aqueos humor dari mata.TIO normal adalah 10- 21 mmHg dan dipertahankan selama terdapat keseimbangan antara produksi dan aliran Aqueos humor. Aqueos humor diproduksi didalam badan siliar dan mengalir keluar melalui kanal Schelmn kedalam sistem vena. Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat produksi berlebih badan siliar atau oleh peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran keluar Aqueos humor melalui kamera occuli anterior(COA). Peningkatan TIO > 23 mmHg memerlukan evaluasi yang seksama. Peningkatan TIO mengurangi aliran darah ke saraf optik dan retina. Iskemia menyebakan struktur ini kehilangan fungsinya secara bertahap.Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan kerusakan sarf optik serta retina adalah irreversible dan hal ini bersifat permanen. Tanpa penanganan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan.Hilangnya pengelihatan ditandai dengan adanya titik buta pada lapang pandang
3. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GLAUKOMA KASUS PEMICU
Ny.P 62 thn dengan keluhan kehilangan penglihatan, sakit kepala, tidak mampu melihat sumbar cahaya terang. Pada pemeriksaan didpat pupil yang lebar dan iregular, edem perifer corne, kongesti pembuluh darah episkleral dan konjungtiva, COA yang sempit. Pemeriksaan tonometri TIO diatas 20,6 mmHg, diduga faktor utama yang berperan dalam meningkatnya TIO, antara lain karena kecepatan produksi Aqueos humor oleh badan silia, resitensi aliran aqueos humor melalui jaringan trabekular dan kanal schlemna/ tekanan vena epislera. Obat tetes yang diberikan dari rumah sakit (timolol) yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.
A. Pengkajian I. Identitas
– Jenis kelamin : Perempuan – Umur : 62 Tahun – Status perkawinan : Sudah Menikah – Pendidikan : Sd
– Suku/Bangsa : Indonesia
– Alamat : Br. Susut Kaja, Desa Susut, Kec. Susut Bangli – Pekerjaan :
-– Sumber informasi :Pasien dan Keluarga II. Keluhan Utama :
Penglihatan sangat kabur, Sering sakit pada mata dan pusing III. Riwayat Keperawatan
Riwayat Penyakit Sekarang :
P : Ny.P mengalami kemunduran penglihatan sejak lima tahun terakhir dan sudah dilakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Q : penglihatan kabur di rasakan oleh Ny.P secara perlahan-lahan sampai akhirnya tidak bias melihat
R : di daerah matanya
S : penglihatan yang sangat kabur dirasakan sangat mengganggu aktivitas Ny.P, sampai-sampai beliau sering berpegangan saat berjalan karena takut jatuh
T : penglihatan Ny.P sudah sangat kabur sehingga tidak bias membedakan siang dan malam Riwayat Penyakit Dahulu :
Ny.P pernah mengalami penyakit mata sebelumnya yaitu Pterigium dan sudah dilakukan operasi di Rumah sakit.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Menurut keterangan klien tidak ada keluarga yang mmiliki penyakit mata dan DM serta HT.
IV. Observasi dan Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum :
- Mata Ny.P terlihat simetris dan tampak hiperemi pada sclera - Mata Ny.P terlihat merah
Vital Sign S : 37 celcius N : 80 x/menit TD : 120/80mmHg RR : 18 x/menit
V. Body System 1. B1 (Breathing)
- Ny.P tampak lelah - Bentuk dada normal
- Pola napas teratur dengan RR 18 x/mnt 2. B2 (Blood)
- Didapatkan tekanan darah yang normal (120/80 mmHg - Nadi normal (Nadi 80 x/mnt)
- Tidak ada sianosis 3. B3 (Brain)
- Terlihat cemas
- Kesadaran compos mentis dengan GCS 456 - Pupil yg melabar dan irregule
- Edema epitel kornea
- Congesti pemda episkleral & konjungtiva - COA sempit
- Pemeriksaan TIO > 20,6 mmHg
- Saat dirangsang cahaya pasien tidak melihat reflek cahay 4. B4 (Bladder)
- Produksi urin normal min 400 cc/hari - Tdk ada pemberian ciaran parenteral 5. B5 (Bowel)
- Mulut bersih
- Peristaltik meningkat 25 x/mnt 6. B6 (Bone)
- Mampu mggerakkan sendi dg bebas
V. Pemeriksaan penunjang
1. Tonometri : Alat ini berguna untuk menilai tekanan intraokular. Tekanan bola mata normal berkisar antara 10-21 mmHg.
2. Gonioskopi : Sudut bilik mata depan merupakan tempat penyaluran keluar humor akueus. Dengan gonioskopi kita berusaha menilai keadaan sudut tersebut, apakah terbuka, sempit atau tertutup ataukah terdapat abnormalitas pada sudut tersebut.
3. Penilaian diskus optikus : menggunakan opthalmoskop kita bisa mengukur rasio cekungan-diskus (cup per disc ratio-CDR). CDR yang perlu diperhatikan jika ternyata melebihi 0,5 karena hal itu menunjukkan peningkatan tekanan intraokular yang signifikan.
B. ANALISA DATA Analisa data 1
DATA ETIOLOGI PROBLEM
Ds :
Ny.P mengatakan penglihatannya sangat kabur, dan sering mengeluh pusing dan sakit pada mata
Do :
keadaan umum & pemfis
Mata Ny.P terlihat hiperemi pada sklera Ny.P tampak lelah
Mata Ny.P terlihat merah Pupil yg melabar dn irreguler Edema epitel kornea
Congesti pemda episkleral & konjungtiva COA sempit
Pemeriksaan tonometry : TIO > 20,6 mmHg
Peningkatan Tekanan Intra Okuli (TIO)
Penekanan bola mata oleh cairan aqueus
Tekanan pada syaraf optic retina
Kerusakan syaraf optic dan retina
Penipisan serat syaraf dan inti
bag.dalam retina
Atrofi discus opticus
Hilangnya pandangan perifer Gangguan persepsi sensori
Analisa data 2
Data Etiologi Problem
DS :
Klien mengatakan penglihatan kabur, sakit pada mata dan sering pusing.
DO :
keadaan Umum :
Pupil melebar dan terkadang irreguler
Edema epitel kornea
Lemah, Lelah, Pergerakan klien berkurang
TTV :
TD : 110/80 mmHg N : 80x/menit S : 36 C RR : 20x/menit
Irreversible (kebutaan)
Peningkatan TIO
Penekanan bola mata oleh cairan aqeus humor
Nyeri
Gangguan rasa nyaman nyeri Gangguan rasa nyaman nyeri
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Selasa, 20 maret 2018
2. Gangguan rasa nyaman nyeri
Tujuan :
Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan
perawatan 1x24 jam pasien mengatakan nyerinya berkurang.
1. Kaji tingkat nyeri
2. Pantau derajat nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut.
3. Siapkan pasien untuk pembedahan sesuai peranan. 4. Pertahankan tirah baring
ketat pada posisi semi fowler
5. berikan lingkungan gelap dan terang.
1. Mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan intervensi selanjutnya. 2. Untuk mengidentifikasi
kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan
3. Setelah TIO terkontrol pada glaucoma sudut terbuka, pembedahan harus dilakukan untuk secara permanen menghilangkan blok pupil.
4. Tekanan pada mata ditingkatkan bila tubuh datar
5. stress dan sinar
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI/TGL DIAGNOSA JAM Implementasi TTD
Rabu/ 21 maret 2018
Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d hilangnya pandangan perifer sekunder dr peningkatan TIO > 21 mmHg
07.00
1. Mengkaji derajat / tipe kehilangan penglihatan
2. Mendorong klien untuk
mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan
3. Melakukan tindakan untuk membantu pasien untuk menangani keterbatasan penglihatan, contoh, mengatur perabot, perbaiki sinar dan masalah penglihatan malam.
4. Memberikan obat tetes mata : beta bloker (timolol)
Rabu/21
maret 2018 Gangguan rasa nyaman nyeri
1. Mengkaji tingkat nyeri
2. Memantau derajat nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut.
3. Menyiapkan pasien untuk pembedahan sesuai peranan.
4. Mempertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler
F. EVALUASI KEPERAWATAN
HARI/TGL DIAGNOSA Evaluasi TTD
Kamis, 22 maret 2018
Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d hilangnya pandangan perifer sekunder dr peningkatan TIO > 21 mmHg
S : Diharapkan Ny.P bisa melihat bayangan cahaya terang sedikit
O :
Pemeriksaan tonometry TIO 17,5 mmHg Visus/ ketajaman HM
COA kembali luas
Pupil mengecil saat diberi cahaya
A : masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi
Kamis, 22 maret 2018
Gangguan rasa nyaman nyeri
S : - klien mengatakan nyeri berkurang dan klien mengatakan tidak menahan nyeri lagi
O :
- klien tampak sehat
- wajah klien tampak lebih rileks - keadaan umum klien kembali normal A : masalah teratasi sebagian